Anda di halaman 1dari 69

EFEKTIVITAS BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN

(BOK) PADA MASA PANDEMI COVID-19


DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG

Usulan Penelitian

Diajukan oleh :
M Hardiansyah
NIM. 07011381621155

Konsentrasi Administrasi Keuangan Negara dan Fiskal

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
Maret 2021

i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

EFEKTIVITAS ANGGARAN BANTUAN OPERASIONAL


KESEHATAN (BOK) PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI
PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG

Skripsi

Diajukan Oleh :

M Hardiansyah
NIM. 07011381621155

Telah Disetujui oleh Dosen Pembimbing, Juni 2021

Pembimbing I

Dr. Hj. Lili Erina, M.Si __________________


NIP. 196612301992032001

Pembimbing II

Dwi Mirani, S.IP., M.Si ________________


NIP. 198106082008122002

ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

”Hidup didunia hanyalah persinggahan sementara, Akhiratlah kehidupan

sesungguhnya yang kekal dan abadi”

Atas Ridho Allah Subhanawata’ala serta

dengan mengucap rasa syukur

kepadaNya, Skripsi ini saya

persembahkan kepada :

1. Kedua orang tua saya, Bapak

Almarhum Abidin dan Ibu Farida,Amg.

yang telah memberikan pengorbanan

besar untuk hidup saya sampai saat ini.

2. Dosen-dosenku serta para pegawai

di lingkungan FISIP UNSRI.

iii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Subhanawata’ala,

berkat rahmat dan karuniaNya penulis diberikan kekuatan serta kemampuan untuk

dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat untuk mencapai gelar Derajat Sarjana

Strata 1 Ilmu Administrasi Publik. Skripsi ini berjudul “Efektivitas Bantuan

Operasional Kesehatan (BOK) di Puskesmas 7 Ulu Palembang pada Masa Pandemi

Covid19”.

Dalam proses untuk menyelesaikan kepenulisan Skripsi ini, tentu penulis

menyadari akan bantuan serta kemudahan yang telah diberikan oleh berbagai pihak. Maka

perkenankan penulis untuk memberikan ucapan terima kasih serta penghargaan kepada :

1. Allah Subhanawa’ala Tuhanku yang maha Esa yang telah memberikanku

kekuatan serta kemampuan dalam menyusun Skripsi ini.

2. Kedua Orang Tua penulis yang telah memberikan pengorbanan, sabar, dan

kasih yang tak terhingga.

3. Bapak Prof. DR. Ir. H. Anis Saggaf, MSCE. Selaku Rektor Universitas

Sriwijaya

4. Bapak Prof. Dr. Alfitri, M.Si. Selaku Dekan Fakultas ilmu sosial dan ilmu

politik Universitas Sriwijaya.

5. Bapak Zailani Surya Marpaung, S.Sos., MPA. Selaku Kepala Jurusan Ilmu

Administrasi Publik.

6. Ibu Dr. Hj. Lili Erina, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I penulis yang telah

memberikan banyak sekali arahan, bimbingan, dan pelecut semangat sehingga

penulis mampu menyelesaikan penulisan Skripsi.

iv
7. Ibu Dwi Mirani, S.IP., M.Si. selaku dosen Pembimbing II penulis yang juga

telah banyak memberikan arahan maupun bimbingan dalam penulisan skripsi.

8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program Studi

Ilmu Administrasi Publik yang telah memberi ilmu pengetahuan dan para

staf akademik yang telah membantu segala kepentingan perihal administrasi

dan akademik selama masa pendidikan.

9. Ibu dr. Rustina selaku Pimpinan Puskesmas 7 Ulu Palembang.

10. Bapak Dr. Andries Lionardo, S.IP., M.Si. selaku salah satu Dosen di

Fakulta5s ilmu sosial dan ilmu politik, bersama Punggawa Kandis rekan satu

organisasi saya yang banyak memberikan motivasi dan saran.

11. Semua pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun

tidak langsung selama penyelesaian skripsi ini

Semoga Allah senantiasa memberikan karunia, limpahan rahmat dan

hidayahNya atas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Apabila masih ada

kekeliruan dalam penulisannya, penulis menerima kritik yang membangun. Atas segala

perhatian dan kerjasamanya penulis mengucapkan terima kasih.

Palembang, November 2021

Penulis

v
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur Efektivitas Dana Bantuan


Opersional Kesehatan (BOK) di Puskesmas 7 Ulu Palembang pada masa
pandemi Covid19. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya angka
Realisasi dana Bantuan Opersional kesehatan Puskesmas 7 Ulu pada tahun
2020 dan pembatasan waktu jam kerja pegawai Puskesmas. Konsep yang
digunakan untuk mengukur Efektivitas Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode penelitian Kuantitatif. Teknik yang
digunakan dalam pengumpulan data yaitu Dokumentasi dan Wawancara.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa . Adapun saran dalam penelitian
ini, diharapkan
Kata Kunci : Efektivitas, Pengukuran Efektivitas, Bantuan Operasional Kesehatan.

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Hj. Lili Erina, M.Si. Dwi Mirani, S.IP., M.Si.


NIP. 19661230 199203 2001 NIP. 19810608 200812 2002

Palembang, November 2021


Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Srwiajaya

Zailani Surya Marpaung, S.Sos., MPA


NIP. 19810827 200912 1002

vi
ABSTRACT

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Hj. Lili Erina, M.Si. Dwi Mirani, S.IP., M.Si.


NIP. 19661230 199203 2001 NIP. 19810608 200812 2002

Palembang, November 2021


Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Srwiajaya

Zailani Surya Marpaung, S.Sos., MPA


NIP. 19810827 200912 1002

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR LAMPIRAN v
DAFTAR SINGKATAN vi
BAB I PENDAHULUAN 1
1. Latar Belakang 1
2. Rumusan Masalah 12
3. Tujuan Penelitian 12
4. Manfaat Penelitian 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 13
A. Landasan Teori
1. Efektivitas 13
2. Pengukuran Efektivitas 15
3. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) 17
a. Pengertian Bantuan Operasional Kesehatan 17
b. Tujuan Bantuan Operasional Kesehatan 17
c. Manajemen Pengelolaan dan Distribusi Dana BOK 22
d. Indikator Kualitas Keberhasilan Bantuan Operasional Kesehatan 23
B. Kerangka Teori 24
C. Penelitian Terdahulu 25
D. Kerangka Pemikiran 27
BAB III METODE PENELITIAN 29
A. Jenis Penelitian 29
B. Definisi Konsep 29
C. Definisi Operasional 30
D. Populasi dan Sampel Penelitian 31
E. Jenis dan Sumber Data 31
F. Teknik Pengumpulan Data 33
1. Wawancara 33
2. Dokumentasi 33
G. Teknik Analisis Data 33
1. Input 34
2. Output 34
3. Outcome 34
H. Sistematika Penulisan 35
BAB IV PEMBAHASAN 38
DAFTAR PUSTAKA 53

viii
DAFTAR TABEL

TABEL Halaman
1. Tiga Kecamatan yang menyumbang jumlah penduduk terbanyak di
kota Palembang pada tahun 2015 8
2. Jumlah pasien yang berobat di Puskesmas 7 ulu kota Palembang
Tahun 2015-2019 9
3. Jumlah angka target dan realisasi anggaran BOK Puskesmas 7 Ulu
kota Palembang pada setiap bulan di tahun 2020 10
4. Kriteria Efektivitas 16
5. Penelitian Terdahulu 25
6. Definisi Operaional 31
7. Kriteria Efektivitas 35

8. Profil Layanan Puskesmas 7 Ulu Palembang 40

9. Input Alokasi Perencanaan Dana BOK Puskesmas 7 Ulu Palembang 49

10. Matrix Hasil dari Pembahasan 52

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Alur distribusi dan alokasi anggaran BOK Puskesmas 4
2. Jumlah kasus positif Covid-19 di indonesia sejak bulan Maret 2020 6
3. Alur Distribusi dan Monitoring Dana 23

4. Skema Kerangka Pemikiran 28

5. Sertifikat Akreditasi Puskesmas 7 Ulu Palembang 38

6. Gedung Puskesmas 7 Ulu Palembang tampak depan dan samping 39

7. Struktur dan Susunan Organisasi Puskesmas 7 Ulu Palembang 42

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran
Halaman
1. Pedoman Wawancara Penelitian 54
2. Surat Tugas Pembimbing Usulan Skripsi 55
3. Surat Izin Penelitian KESBANGPOL Kota Palembang 56
4. Surat Izin Penelitian Dinas Kesehatan Kota Palembang 57

xi
DAFTAR SINGKATAN

WHO : World Health Organization


Covid-19 : Coronavirus Disease 2019
BOK : Bantuan Operasional Kesehatan
KESBANGPOL : Kesatuan Bangsa dan Politik
DAK : Dana Alokasi Khusus
JUKNIS : Petunjuk Teknis
UKM : Upaya Kesehatan Masyarakat

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2006 tentang tata cara pengendalian dan

pelaksanaan rencana pembangunan, Mengemukakan bahwa Efektivitas adalah ukuran yang

menunjukkan seberapa jauh program/kegiatan mencapai hasil dan manfaat yang

diharapkan. Efektivitas adalah pencapaian hasil program dengan target yang telah

ditetapkan, yaitu dengan cara membandingkan keluaran dengan hasil. Efektivitas program

dapat dijalankan dengan kemampuan operasional dalam melaksanakan program-program

kerja yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, efektivitas dapat

diartikan sebagai tingkat kemampuan suatu lembaga atau organisasi untuk dapat

melaksanakan semua tugas-tugas pokoknya atau untuk mencapai sasaran yang telah

ditentukan sebelumnya.

Dalam ilmu administrasi publik, tujuan Efektivitas adalah untuk mengukur sebuah

proses yang telah dilaksanakan atau diimplementasikan tepat sasaran atau mencapai target

yang telah ditetapkan sebelumnya. Salah satu pengukuran Efektivitas dalam sebuah

organisasi adalah Efektivitas anggaran (budgeting). Pengukuran Efektivitas anggaran dapat

dilakukan untuk mengevaluasi ketepatan daya guna anggaran sesuai target dan sasaran

anggaran atau dengan cara membandingkan Output dengan Outcome yang dihasilkan

(Mardiasmo, 2018:5).

Puskesmas atau Pusat kesehatan masyarakat adalah organisasi publik milik pemerintah

yang dibentuk untuk melaksanakan program pelayanan kesehatan terdepan oleh

pemerintah. Selain itu tugasnya adalah menyelenggarakan sebagian tugas teknis Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dalam Pembangunan Kesehatan. Puskesmas menjadi salah satu

indikator kemajuan pembangunan pada bidang kesehatan suatu daerah oleh pemerintah.

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya

kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih

mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Sebagai fasilitas pelayanan yang

dimiliki dan dikelola pemerintah, Puskesmas mendapatkan penerimaan melalui beberapa

sumber seperti jasa layanan, hibah, hasil kerjasama dengan pihak lain, Bantuan operasional

kesehatan Puskesmas, dan penerimaan Dana alokasi khusus kesehatan lainnya. Peraturan

Menteri Kesehatan Nomor 86 Tahun 2019 tentang Juknis Dana alokasi khusus kesehatan,

menjelaskan Pelaksanaan dan pengelolaan penerimaan BOK harus menerapkan prinsip-

prinsip tata kelola yang baik (good governance) yakni transparan, efektif, efisien, dan

akuntabel dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, dan manfaat.

BOK adalah bantuan operasional kesehatan yang merupakan subsidi pemerintah dalam

bidang kesehatan. Bantuan ini selain ditujukan untuk membiayai pelayanan kesehatan yang

selama ini masih dirasa kurang memadai, BOK juga diperuntukkan untuk meningkatkan

pelayanan kesehatan termasuk Puskesmas agar kesenjangan pelayanan kesehatan antara

puskesmas dan rumah sakit terutama pelayanan preventif kesehatan semakin tipis. Anggaran

BOK sebagai upaya peningkatan pelayanan kesehatan melalui Puskesmas. Anggaran

BOK merupakan suatu cara pemerintah untuk meyakinkan masyarakat bahwa pemerintah

juga fokus memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi masyarakatnya

melalui memberikan bantuan untuk masyarakat dengan adanya anggaran dana BOK bagi

Puskesmas.

2
BOK merupakan bantuan dalam bentuk dana yang dikeluarkan pemerintah pusat

melalui Anggaran pengeluaran belanja negara (APBN) dan bukan termasuk anggaran yang

dialokasikan untuk Kementerian kesehatan. Tetapi BOK merupakan Dana alokasi khusus

Non fisik yang dikeluarkan pemerintah untuk meningkatkan pelayanan dan program

bidang kesehatan. Dana Alokasi Khusus Nonfisik Bidang Kesehatan yang selanjutnya

disebut DAK Nonfisik Bidang Kesehatan adalah dana yang dialokasikan ke daerah untuk

membiayai operasional kegiatan program prioritas nasional di bidang kesehatan yang

menjadi urusan daerah guna meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan di daerah.

BOK dianggarkan pemerintah untuk jangka waktu satu tahun sekali dari bulan Januari

hingga Desember. Penggunaan dana BOK mengacu pada PERMENKES Nomor 86 Tahun

2019 tentang JUKNIS DAK Tahun 2020.

Berdasarkan PERMENKES Nomor 86 Tahun 2019 tentang JUKNIS DAK Tahun

2020 bahwa selain untuk Puskesmas, Dana program BOK juga memiliki ruang lingkup

untuk :

1. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Provinsi;

2. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Kabupaten/Kota;

3. Akreditasi Puskesmas;

4. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Stunting;

5. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Kefarmasian;

6. Jaminan persalinan (jampersal);

7. Pengawasan obat dan makanan sesuai dengan Petunjuk Operasional

Penggunaan Dana Alokasi Khusus Nonfisik yang dikeluarkan oleh Badan

Pengawasan Obat dan Makanan.

3
Gambar 1. Alur distribusi dan alokasi anggaran BOK Puskesmas

Sumber : PERMENKES Nomor 86 Tahun 2019 tentang JUKNIS DAK

Dalam PERMENKES tersebut juga disebutkan mekanisme Dana BOK untuk

Puskesmas di dialokasikan dan didistribusikan oleh Dinas Kesehatan atau DINKES

Kota/Kabupaten. Dimana terlebih dahulu DINKES Kota/Kabupaten mendapatkan alokasi

dan distribusi dari Kementerian kesehatan sebelum di distribusikan ke Puskesmas yang

ada di wilayah kerja. Besaran alokasi dana BOK untuk setiap Puskesmas ditetapkan oleh

dinas kesehatan melalui surat keputusan kepala dinas kesehatan kabupaten/kota, dengan

langkah-langkah perhitungan tertentu. perhitungan tersebut dengan mempertimbangan

kriteria sebagai berikut :

1. Jumlah penduduk di wilayah kerja;

2. Luas wilayah kerja;

3. Kondisi sarana transportasi;

4. Kondisi geografi;

5. Jumlah tenaga kesehatan masyarakat tersedia;


4
6. Dana kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional yang diperoleh Puskesmas;

7. Kriteria lain sesuai kearifan lokal.

Dana BOK yang telah dialokasikan di setiap Puskesmas dapat digunakan untuk

operasional pelaksanaan kegiatan promotif dan preventif upaya kesehatan masyarakat oleh

Puskesmas dan jaringannya. Penggunaan BOK di Puskesmas tersebut meliputi kegiatan

penyelenggaran program indonesia sehat oleh UKM atau Unit kesehatan masyarakat,

Upaya kesehatan masyarakat secara Primer, Esensial, Lingkungan, Promosi kesehatan,

Deteksi dini atau penemuan kasus kesehatan, Pencegahan penyakit penularan risiko,

Surveilans, dan Manajemen Puskesmas.

Pembiayaan pada bidang kesehatan sebenarnya telah menjadi perhatian besar

Pemerintah pusat terhadap operasional pelayanan kesehatan di daerah sampai unit terkecil

yang bersentuhan memberikan pelayanan langsung terhadap masyarakat. Bentuk perhatian

serius pemerintah tersebut tercermin dengan menerbitkan kebijakan khusus pengalokasian

anggaran Bantuan operasional kesehatan (BOK) sejak tahun 2010. Dalam surat Keputusan

menteri kesehatan republik Indonesia nomor 494/Menkes/SK/IV/2010 tentang petunjuk

teknis Bantuan Operasional Kesehatan.

WHO (World Health Organization) telah menyatakan wabah penyakit yang disebut

Virus corona 2019 atau Covid-19 sebagai pandemi global. Ditetapkannya status ini pada

tanggal 11 Maret 2020 diakibatkan karena telah menyebarnya virus tersebut ke 114 negara

di berbagai benua. Total kematian pada saat itu telah mencapai 4,291 orang atau lebih dari

total keseluruhan kasus kematian Covid-19 di China.

5
Gambar 2. Jumlah kasus positif Covid-19 di indonesia sejak bulan Maret 2020

Sumber : Kompas.com, diolah penulis 2021

Surat Keputusan Presiden nomor 11 tahun 2020 tentang Penetapan kedaruratan

kesehatan nasional oleh pemerintah membuat bidang kesehatan menjadi bidang yang

dituntut memberikan pelayan publik lebih maksimal dan intens untuk mengatasi

kedaruratan kesehatan pandemi Covid-19. Kualitas pelayanan kesehatan menghadapi

pandemi Covid-19 adalah standar yang harus diupayakan apabila pemerintah ingin

memberikan kontribusi yang maksimal penanganan wabah ini. Pelayanan publik yang

maksimal akan memperoleh meningkatnya stabilitas negara dan meningkatnya

kepercayaan masyarakat terhadap negara, Edvarsen (2013 : 24).

Pengupayaan standar pelayanan publik yang maksimal pada penanganan pandemi

Covid-19 membuat pemerintah harus begitu konsen dan fokus dalam memberikan fasilitas

pelayanan publik di bidang kesehatan. Seperti dengan memberikan dukungan anggaran

yang cukup untuk menunjang pembiayaan penambahan fasilitas kesehatan. Seiring dengan

bertambahnya kasus pasien positif pada setiap bulan. Standar pelayanan publik masyarakat
6
pada masa pandemi Covid-19 sangat penting untuk dikedepankan terutama dibidang

kesehatan. Bidang kesehatan merupakan ujung tombak pemerintah dalam menangani

masyarakat yang terkena Covid-19, serta pencegahannya. Dukungan penambahan

anggaran, permasalahan seperti kurangnya alat kesehatan, alat pelindung diri (APD), serta

fasilitas pendukung dalam penanganan pandemi Covid-19 yang memicu kebutuhan yang

sifatnya mendesak Urgent emergency dapat dicegah.

Instruksi presiden nomor 4 tahun 2020, tentang refocusing kegiatan dan alokasi

anggaran dalam rangka percepatan penanganan pandemi Covid-19, Sebagai bentuk

kesiapan menghadapi pandemi ini, Kemudian pemerintah sebagai langkah kebijakan

pembiayaan penanganan Covid-19, melalui menteri kesehatan RI mengeluarkan Keputusan

tentang pemanfaatan dana alokasi khusus bidang kesehatan untuk dukungan dalam

pencegahan dan penanganan pandemi Covid-19.

Sejak pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia, termasuk Indonesia, Puskesmas

sebagai garda terdepan dalam memberikan pelayanan kesehatan primer di tingkat

masyarakat dengan menyesuaikan protokol kesehatan. Dalam Keputusan menteri

kesehatan RI nomor HK.O1.07l MENKES/21s/ 2O2O tentang Dana alokasi khusus bidang

kesehatan penanganan Covid-19 bahwa dana BOK pada Puskesmas dapat digunakan untuk

kegiatan surveilans Covid-19. Tujuan utama surveilans Covid-19 adalah memutus rantai

penularan, menghentikan penyebaran kasus Covid-19 dan mengelola risiko pandemi di

wilayah kerjanya, dengan melaksanakan :

a. Pemetaan Tingkat Penularan, Strategi Pengendalian dan Indikator Pengendalian

b. Surveilans Epidemiologi

c. Penyelidikan Epidemiologi dan Penelusuran Kontak

d. Melakukan Response melalui Tindakan Isolasi dan Karantina

e. Surveilans kasus di populasi tertutup


7
f. Langkah-langkah Kesehatan Publik dan Komunikasi Risiko

g. Pelayanan Kesehatan Esensial dan Perlindungan Keselamatan Petugas

Surveilans

Dalam pandemi Covid-19, Puskesmas mempunyai peran yang sangat penting mulai

dari promotif, preventif, kuratif sampai rehabilitatif. Menteri kesehatan Terawan agus

putranto menjelaskan peran penting tersebut adalah :

1. Promotif, melakukan berbagai pendekatan ke masyarakat agar masyarakat

mengerti tanda, gejala serta bahaya dari Covid-19.

2. Preventif, menskrining Covid-19 di wilayah kerjanya dengan bekerja sama

melalui dokter praktek/klinik/bidan praktek. Mereka juga perlu memantau

orang-orang tanpa gejala (OTG), orang dalam pemantauan (ODP) atau pasien

dalam pengawasan (PDP) dengan gejala ringan.

3. Kuratif, mengobati pasien OTG, ODP dan PDP dengan gejala ringan sehingga

mereka dapat sembuh tanpa harus ke rumah sakit.

4. Rehabilitatif, memberikan konseling ke keluarga dan lingkungan di dekat

penderita agar tidak mengucilkan pasien Covid-19, sebaliknya memberi

dukungan pada pasien Covid-19 dan keluarganya. (Sumber: Kompas)

Tabel 1. Tiga Kecamatan yang menyumbang jumlah penduduk terbanyak di kota

Palembang pada tahun 2015

No Kecamatan Jumlah Penduduk

1 Seberang Ulu I 176,749

2 Ilir Timur II 165,238

3 Ilir Barat I 135,385

Sumber : Website BPS Kota Palembang, diolah penulis 2021

8
Kecamatan seberang ulu I merupakan kecamatan yang memiliki penduduk terbanyak

di kota Palembang. Berdasarkan tabel 1, saat tahun 2015 ada 176,749 penduduk yang

berada di kecamatan tersebut. Semakin padat penduduk dalam suatu wilayah maka tingkat

resiko penularan virus Covid-19 akan semakin besar, dan kontak masyarakat akan semakin

mudah, Sehingga membutuhkan tindakan pencegahan maupun pengawasan harus

diimplementasikan dengan efektif. Semakin banyaknya penduduk tentu membutuhkan

akses fasilitas kesehatan yang mencukupi untuk melayani masyarakat. Kecamatan

Seberang ulu I hanya memiliki dua Puskesmas, yaitu Puskesmas 7 ulu dan Puskesmas 4

ulu. Fakta ini mengharuskan kedua pusat pelayanan kesehatan tersebut harus

mengedepankan Efektivitas sehingga masyarakat yang berada di kecamatan Seberang ulu I

dapat mendapatkan pelayanan kesehatan yang maksimal.

Puskesmas 7 ulu Palembang merupakan salah satu unit pelayanan kesehatan yang

berada di wilayah Kecamatan seberang ulu I, dan telah mendapatkan Akreditasi sebagai

UPT Puskesmas tingkat provinsi. Sebagai Puskesmas yang telah terakreditasi, tentu

puskesmas 7 ulu juga telah mendapatkan anggaran BOK yang cukup besar. Besarnya

anggaran tersebut tentu akan menjadi tantangan sekaligus tanggung jawab yang tidak

sedikit pula. Masa pandemi Covid-19 menjadi realita tantangan yang harus dihadapi dari

segi pengelolaan anggaran tersebut agar dapat terealisasi dengan efektif.

Tabel 2. Jumlah pasien yang berobat di Puskesmas 7 ulu kota Palembang

Tahun 2015-2019

Jumlah Pasien berobat Puskesmas 7 Ulu Kota Palembang

Tahun 2015 2016 2017 2018 2019

Pasien 8,987 8,994 9,765 13,913 14,163

Sumber : LRA Puskesmas 7 Ulu Palembang 2020, diolah penulis 2021

9
Sebagai Puskesmas yang telah terakreditasi, Puskesmas 7 ulu palembang, telah

menjadi rujukan masyarakat untuk berobat bukan hanya bagi Kecamatan seberang ulu I

saja. Berbagai latar masyarakat juga yang berada di kecamatan lain seiring

dengan semakin lengkap dan meningkatnya fasilitas pendukung pengobatan. Data pada

tabel 2 menunjukkan peningkatan pasien di Puskesmas 7 ulu palembang setiap tahunnya.

Sehingga Efektivitas pada Puskesmas tersebut pada masa pandemi Covid-19 menjadi

alasan menarik untuk dicari tahu oleh penulis.

Tabel 3. Jumlah angka target dan realisasi anggaran BOK Puskesmas 7 Ulu

kota Palembang pada setiap bulan di tahun 2020

No Bulan Target Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran

1 Januari Rp. 3,250,000 Rp. 3,250,000

2 Februari RP. 10,000,000 Rp. 9,900,000

3 Maret Rp. 29,300,000 Rp. 20,150,000

4 April Rp, 70,000,000 Rp. 39,970,000

5 Mei Rp. 89,010,000 Rp. 54,090,000

6 Juni Rp. 101,140,000 Rp. 77,790,000

7 Juli Rp. 189,800,000 Rp. 98,560,000

8 Agustus Rp. 238,750,000 Rp. 156,789,000

9 September Rp. 272,530,000 Rp. 187,140,000

10 Oktober Rp. 317,890,000 Rp. 219,890,000

11 November Rp. 339,800,000 Rp. 226,850,000

12 Desember Rp. 345,500,000 Rp. 271,360,000 (78,54%)

Sumber : LRA Puskesmas 7 Ulu Palembang 2020, diolah penulis 2021

10
Target realisasi anggaran yang hendak dicapai oleh Puskesmas 7 ulu palembang dalam

tabel 3 menunjukan tidak terealisasi yang sangat signifikan di tahun 2020. Menariknya

pada triwulan pertama tahun 2020, target realisasi dapat tercapai. Tidak tercapainya target

tersebut bersamaan dengan datangnya pandemi Covid-19 ditetapkan pemerintah sebagai

kedaruratan dan bencana nasional atau saat menjelang berakhirnya triwulan pertama.

Bahkan pada bulan april angka realisasi yang tercapai hanya lebih sedikit dari setengah

angka target realisasi.

Pemerintah pada pertengahan bulan maret mengeluarkan kebijakan bekerja dari rumah

selama 14 hari pertama dan dilanjutkan dengan pembatasan-pembatasan kerja bagi instansi

pemerintah yang tetap harus beroperasi. Seperti yang terjadi pada puskesmas 7 ulu

Palembang, dimana pembatasan tersebut adalah salah satunya pegawai bekerja hanya 3

hari dalam seminggu. Berikut adalah wawancara penulis kepada kepala pimpinan

puskesmas 7 ulu palembang, Ibu dr.Rustina :

“Sejak pemerintah menetapkan WFH, kami masih tetap harus beroperasi tentu
dengan upaya perlindungan dan pencegahan diri untuk keamanan petugas kami.
kalau biasanya kami bekerja full, nah sekarang setiap petugas hanya bekerja 3 hari
saja dalam seminggu untuk meminimalisir atau pengurangan 50 % kapasitas kantor
dari biasanya. kerugian pasti ada karena tentu saja menghambat produktifitas kami
di puskesmas, sehingga Efektifitas terganggu karena harus menyesuaikan diri.
termasuk program-program yang harus digulirkan perlu ditiadakan dan ditinjau
kembali”

Berdasarkan Wawancara tersebut, mengungkapkan keefektifan dalam bekerja para

pegawai puskesmas 7 ulu Palembang terganggu dan tidak berjalan seperti normal. Upaya

penyerapan anggaran BOK yang telah direncanakan turut mengalami kendala-kendala

seiring dengan pembatasan bekerja yang menyebabkan keterlambatan pencairan anggaran

BOK oleh Dinas kesehatan kota palembang. Kendala-kendala yang dimaksud adalah

kegiatan promotif dan preventif Puskesmas.

11
Berdasarkan yang telah diuraikan diatas, sehingga penulis tertarik untuk melakukan

penelitian lebih lanjut “Efektivitas Bantuan operasional kesehatan (BOK) pada masa

pandemi Covid-19 di Puskesmas 7 ulu Kota palembang”.

B. Rumusan Masalah

Setelah membaca Latar belakang yang telah diuraikan diatas, kajian permasalahan

yang akan diteliti adalah “Bagaimana Efektivitas Bantuan operasional kesehatan

(BOK) di Puskesmas 7 Ulu Kota palembang pada masa pandemi Covid-19”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah : “Mengetahui “Efektivitas

Bantuan operasional kesehatan (BOK) di Puskesmas 7 Ulu Kota palembang pada

masa pandemi Covid-19”.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bacaan, atau bahan bacaan dan bahan

kajian yang bermanfaat untuk menambah wawasan dalam kajian studi ilmu administrasi

publik khususnya keuangan negara dan fiskal.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran

dan informasi khususnya bagi pihak Puskesmas 7 Ulu kota palembang serta pihak-pihak

lain yang umumnya membutuhkan informasi yang berkaitan dengan penelitian ini.

12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Landasan teori adalah bab yang menjelaskan teori-teori yang relevan berkaitan dengan

variabel yang akan diteliti. Serta sebagai dasar dalam memberi jawaban terhadap rumusan

masalah.

1. Efektivitas

Efektivitas menurut Mardiasmo (2009:132) pada dasarnya berhubungan dengan

pencapaian tujuan atau target kebijakan atau hasil guna. Efektivitas merupakan hubungan

antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapai. Kegiatan operasional

dikatakan efektif apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan

(spending wisely).

Efektivitas menurut Mahmudi (2016:21-22) merupakan perbandingan antara hasil

yang diharapkan (target) dengan hasil yang sesungguhnya dicapai. Hasil atau target yang

diharapkan merupakan outcome sedangkan hasil yang dicapai merupakan output.

Efektivitas membandingkan antara outcome dengan output untuk berfokus pada outcome

(hasil). Suatu organisasi, program, atau kegiatan dinilai efektif apabila output yang

dihasilkan bisa memenuhi tujuan yang diharapkan, atau dengan kata lain anggaran

digunakan secara tepat.

Dalam Ihyaul (2009: 26) efektivitas merupakan hubungan antara keluaran dengan

tujuan atau sasaran yang harus dicapai. Kegiatan operasional dikatakan efektif apabila

proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan. Indikator efektivitas

menggambarkan jangkauan akibat dan dampak (outcome) dari keluaran atau output

13
program dalam mencapai tujuan program. Semakin besar kontribusi output pada

pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program, atau kegiatan.

Efektivitas disebut juga efektif, apabila tercapainya tujuan atau sasaran yang telah

ditentukan sebelumnya. Hal ini sesuai pendapat Soewarno (2014) yang mengatakan bahwa

efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah ditentukan

sebelumnya.

Pada dasarnya dalam memaknai efektivitas setiap orang dapat memberi arti yang

berbeda sesuai sudut pandangan dan kepentingan masing-masing. Sesuai dengan

Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, Efektivitas adalah pencapaian hasil program dengan

target yang telah ditetapkan, yaitu dengan cara membandingkan keluaran dengan hasil.

Efektivitas program dapat dijalankan dengan kemampuan operasional dalam melaksanakan

program-program kerja yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Efektivitas dapat diartikan sebagai tingkat kemampuan suatu lembaga atau organisasi

untuk dapat melaksanakan semua tugas-tugas pokoknya atau untuk mencapai sasaran yang

telah ditentukan sebelumnya.

Dari beberapa pengertian efektivitas diatas dapat disimpulkan bahwa efektivitas

adalah keberhasilan atau kesuksesan antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yang harus

dicapai. Dapat dikatakan juga efektivitas adalah perbandingan antara output dengan tujuan,

sehingga untuk mengetahui efektivitas anggaran yaitu dengan membandingkan antara

realisasi belanja dengan target belanja. Efektivitas berkaitan dengan dampak suatu Output

bagi pengguna jasa (Konsumen). Untuk mengukur Efektivitas suatu kegiatan harus

didasarkan pada kriteria yang telah ditetapkan atau disetujui sebelumnya.

14
2. Pengukuran Efektivitas

Indikator efektivitas menggambarkan jangkauan akibat dan dampak (outcome) dari

keluaran (output) program dalam mencapai tujuan program. Sedangkan Indikator dalam

Efektvitas anggaran adalah Semakin besar kontribusi output yang dihasilkan terhadap

pencapaian tujuan atau sasaran alokasi anggaran yang ditentukan, maka semakin efektif

proses kerja dan anggaran suatu unit organisasi.

Pengukuran efektivitas menurut teori Mardiasmo, Efektivitas adalah ukuran berhasil

tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuannya. Apabila suatu organisasi berhasil

mencapai tujuan, maka organisasi tersebut telah berjalan dengan efektif. Hal terpenting

yang perlu dicatat adalah bahwa efektivitas tidak menyatakan tentang berapa besar biaya

yang telah dikeluarkan untuk mencapai tujuan. Efektivitas hanya melihat apakah suatu

program atau kegiatan telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Secara lebih rinci

menurut Mardiasmo dalam buku Akuntansi sektor publik terdapat tiga hal yang perlu

dilihat untuk mengukur Efektivitas anggaran yaitu dengan melihat Input, dan Output.

Input, merupakan sumber daya atau masukan yang digunakan dalam pelaksanaan

suatu kebijakan, program, dan aktivitas. Terdapat Input primer adalah kas atau dana

anggaran, kemudian Input sekunder adalah bahan baku, orang, infrastruktur dan masukan

lainnya yang digunakan untuk proses menghasilkan keluaran atau Output.

Output, merupakan hasil yang dicapai dari suatu program, aktivitas, dan kebijakan

atau reealisasi dari suatu anggaran. Secara ringkas, Artinya ukuran Output menunjukan

hasil implementasi kebijakan, program, atau aktivitas. Sementara itu untuk Mengukur

Efektifitas adalah dengan menghitung rasion anggaran yang direalisasikan.

𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝐷𝑎𝑛𝑎
Efektivitas Dana BOK = 𝑋 100%
𝐴𝑙𝑜𝑘𝑎𝑠𝑖 𝐷𝑎𝑛𝑎

Sumber : Mahmudi (2013:41)

15
Nilai tingkat efektivitas menurut Kepmendagri No. 690.900-327 tahun 1996 yakni dengan:

Tabel 1.4 Kriteria Efektivitas

Rasio Efektivitas Kriteria Efektivitas

100 % Sangat Efektif

90 – 99 % Efektif

80 – 90 % Cukup Efektif

60 – 80 % Kurang Efektif

< 60 % Tidak Efektif

Sumber : Kepmendagri No. 690.900-327 tahun 1996

3. Bantuan Operasional Kesehatan

a. Pengertian Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)

Pengertian Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) adalah Anggaran dan Pendapatan

Belanja Negara (APBN) Kementerian Kesehatan dan merupakan bantuan pemerintah pusat

kepada pemerintah daerah yang disalurkan melalui mekanisme tugas pembantuan untuk

percepatan pencapaian target program kesehatan prioritas nasional, melalui peningkatan

kinerja puskesmas dan jaringannya, serta UKBM atau Unit kesehatan berbasis masyarakat

khususnya Poskesdes/Polindes, Posyandu, UKS atau Usaha Kesehatan Sekolah dalam

menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif (Kemenkes,

2019). Apabila kita simpulkan secara singkat Bantuan Operasional Kesehatan adalah

bantuan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mendukung operasional

Puskesmas dalam upaya kesehatan yang bersifat promotif dan preventif serta Surveilans.

16
b. Tujuan dan Manfaat Bantuan Operasional Kesehatan

Dalam petunjuk Teknis BOK 2019 tujuan Bantuan Operasional Kesehatan adalah

meningkatnya upaya kesehatan yang bersifat promotif dan preventif dalam mencapai target

kesehatan nasional :

a. Tujuan Umum, Mendukung peningkatan upaya kesehatan masyarakat yang

bersifat promotif dan preventif dalam mencapai target program kesehatan prioritas

nasional khususnya kesehatan.

b. Tujuan Khusus

1. Menyediakan dukungan dana operasional program bagi Puskesmas, untuk

pencapaian program kesehatan prioritas nasional.

2. Menyediakan dukungan dana bagi penyelenggaraan manajemen Puskesmas,

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Provinsi dalam pelaksanaan program

kesehatan prioritas nasional.

3. Mengaktifkan penyelenggaraan manajemen Puskesmas mulai dari

perencanaan, penggerakan/pelaksanaan lokakarya mini sampai dengan

evaluasi.

BOK merupakan bantuan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk

mendukung operasional Puskesmas. Pada periode Rencana Strategis Kementerian

Kesehatan (Renstra Kemenkes) tahun 2010–2014, BOK telah banyak membantu dan

sangat dirasakan manfaatnya oleh Puskesmas dan kader kesehatan di dalam pencapaian

program kesehatan prioritas nasional, khususnya kegiatan promotif preventif sebagai

bagian dari upaya kesehatan masyarakat (Kemenkes, 2019).

Berikut adalah ruang lingkup kegiatan dan pemanfaatan dana BOK Puskesmas menurut

petunjuk teknis BOK 2020 :

17
a. Minimal 60% dari total alokasi dana BOK Puskesmas digunakan untuk Program

Kesehatan Prioritas melalui berbagai kegiatan yang berdaya ungkit tinggi untuk

pencapaian bidang kesehatan.

1. Promosi Kesehatan, yaitu program pelayanan kesehatan puskesmas yang

diarahkan untuk membantu masyarakat agar hidup sehat secara optimal.

2. Pelayanan KIA dan KB, yaitu program pelayanan kesehatan KIA dan KB di

Puskesmas yang ditujukan untuk memberikan pelayanan kepada PUS atau

Pasangan Usia Subur untuk ber KB, pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas

serta pelayanan bayi dan balita. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

menular dan tidak menular yaitu program pelayanan kesehatan Puskesmas

untuk mencegah dan mengendalikan penular penyakit menular/infeksi

(misalnya TB dan DBD).

3. Kesehatan Lingkungan, yaitu program pelayanan kesehatan lingkungan di

puskesmas untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui

upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum

termasuk pengendalian lingkungan dengan peningkatan peran serta

masyarakat.

4. Perbaikan Gizi Masyarakat, yaitu program kegiatan pelayanan kesehatan,

perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas yang meliputi peningkatan

pendidikan dan perbaikan gizi, penanggulangan gizi kurang dan gizi buruk,

peningkatan surveilans gizi.

b. Maksimal 40% dari total alokasi dana BOK Puskesmas digunakan untuk Program

Kesehatan lainnya seperti Manajemen Puskesmas dan operasional keperluan

lainnya.

Kegiatan Manajemen Puskesmas adalah :

18
1. Penyelenggaraan rapat lokakarya mini untuk menyusun Rencana Pelaksanaan

Kegiatan (RPK) atau Plan of Action (POA) Tahunan setelah Puskesmas menerima

alokasi dana BOK dari kabupaten/kota.

2. Penyelenggaraan rapat lokakarya mini bulanan atau triwulanan untuk membahas

evaluasi kegiatan bulan sebelumnya dan menyusun rencana kegiatan bulan yang

akan datang. Penyelenggaraan lokakarya mini bulanan melibatkan seluruh jajaran

Puskesmas dan jaringannya, sedangkan penyelenggaraan lokakarya mini

tribulanan yang membahas dukungan lintas sektoral untuk mengatasi berbagai

masalah dan pemecahan masalah yang dihadapi, melibatkan kepala desa, anggota

Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan lintas sektor kecamatan.

3. Penyelenggaraan rapat-rapat yang diperlukan di tingkat desa untuk membahas

pelaksanaan program kesehatan di tingkat desa.

4. Pelaksanaan pembinaan/supervisi kegiatan ke lapangan oleh kepala Puskesmas

dan koordinator program/kegiatan.

5. Pelaksanaan konsultasi, pengiriman laporan, menghadiri undangan dan keperluan

lainnya terkait dengan BOK ke kabupaten/kota.

Sedangkan bentuk kegiatan operasional lain adalah :

1. Pembelian ATK untuk kegiatan pendukung BOK.

2. Biaya administrasi perbankan, apabila sesuai ketentuan bank setempat

memerlukan biaya administrasi dalam rangka membuka dan menutup rekening

bank Puskesmas.

3. Pembelian materai, Penggandaan laporan, Pengiriman surat atau laporan.

4. Pembelian konsumsi rapat.

19
5. Perjalanan dinas sampai dengan delapan jam digunakan untuk membiayai

transport bagi petugas kesehatan dan kader kesehatan, tokoh masyarakat dan

tokoh agama dalam bentuk kegiatan.

6. Pembelian barang Bahan Makanan Tambahan (PTM) dan penyuluhan, Pembelian

konsumsi rapat.

7. Pengadaan pedoman dan media/bahan penyuluhan pada masyarakat.

Dalam Petunjuk Teknis BOK 2019, Pengelolaan BOK di Puskesmas berdasarkan

Surat Keputusan KPA atau Kuasa pengguna anggaran. Terdiri dari Penanggung jawab dan

Pengelola keuangan BOK yaitu, Penanggung Jawab BOK di Puskesmas adalah Kepala

Puskesmas dan Pengelola keuangan BOK Puskesmas adalah Bendahara penanggung jawab

anggaran. Dalam Permenkes Nomor 86 tahun 2019, manajemen pengelolaan dana BOK

Puskesmas sendiri meliputi:

a. penyusunan rencana kegiatan

b. penganggaran; Puskesmas menerima besaran alokasi anggaran dari Dinas

Kesehatan Kota/Kabupaten, dan segera menetapkan rincian dana .

c. pelaksanaan kegiatan;

d. pelaporan; dan

e. monitoring dan evaluasi

Adapun prinsip-prinsip yang harus ditaati dalam pengelolaan BOK adalah :

1. Keterpaduan. Kegiatan BOK direncanakan dan dilaksanakan secara terpadu, lintas

bidang, untuk mencapai beberapa tujuan kegiatan prioritas dengan melibatkan

para pelaksana program setiap tingkatan (Dinas kesehatan provinsi, Dinas

kesehatan kabupaten/kota, dan Puskesmas).

20
2. Efisien. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan dengan memanfaatkan sumber daya

yang ada secara tepat, cermat dan seminimal mungkin untuk mencapai tujuan

seoptimal mungkin dan tidak duplikasi dengan sumber pembiayaan lain.

3. Efektif. Kegiatan yang dilaksanakan berdaya ungkit tinggi terhadap pencapaian

prioritas nasional. Penetapan kegiatan dilakukan berdasarkan prioritas

penyelesaian masalah.

4. Akuntabel. Pengelolaan dan pemanfaatan Anggaran BOK harus dapat

dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.

c. Manajemen Pengelolaan dan Distribusi Dana Bantuan Operasional Kesehatan

1. Perencanaan

Puskesmas menyusun RKA atau Rencana kerja anggaran berdasarkan alokasi

yang diterima dari Kabupaten/Kota dan hasil RKA dikompilasi oleh dinas

kesehatan kabupaten/kota menjadi RKA dinas kesehatan atau dapat berupa RKA

tersendiri sesuai aturan yang berlaku;

2. Pengelolaan

Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas disalurkan melalui dinas

kesehatan kabupaten/kota dan dikelola oleh Puskesmas.

3. Distribusi (Pencairan Dana)

Pencairan dana akan dilakukan secara bertahap dengan terlebih dahulu

mengajukan draft rencana kegiatan kepada KPA atau bendahara Puskesmas.

4. Pelaporan

a. Pemerintah Daerah menyampaikan laporan realisasi kepada Kementerian

Kesehatan c.q. Sekretaris Jenderal melalui e-renggar setiap triwulan, meliputi:

21
1) realisasi penyerapan anggaran;

2) realisasi kegiatan;

3) permasalahan dalam pelaksanaan

b. laporan realisasi penyerapan anggaran dihitung berdasarkan pagu alokasi.

c. laporan realisasi kegiatan dihitung berdasarkan pencapaian realisasi kegiatan

yang sudah direncanakan.

d. Kepatuhan Pelaporan

Kepatuhan daerah dalam menyampaikan laporan realisasi penyerapan

anggaran dan realisasi kegiatan akan dijadikan pertimbangan dalam besaran

pengalokasian Dana BOK pada tahun berikutnya sesuai peraturan perundang-

undangan.

5. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi DAK Nonfisik dilakukan oleh Kementerian

Kesehatan dan atau bersama-sama dengan Kementerian/Lembaga terkait

22
Gambar 3. Alur Distribusi dan Monitoring Dana BOK

APBN - Dana Alokasi


Khusus Bantuan
Operasional Kesehatan

Menteri Kesehatan - Permenkes 86


Tahun 2019

APBD Provinsi - Dinas


Kesehatan Provinsi
APBD
Kota/Kabupaten -
Dinas Kesehatan
Kota/Kabupaten

PUSKESMAS

d. Indikator Kualitas Keberhasilan Bantuan Operasional Kesehatan

Indikator dalam keberhasilan dan kualitas yang pada anggaran BOK ditentukan dengan

Ketercapaian target SPM atau standar pelayanan minimum bidang kesehatan yang dibuat

oleh pemerintah daerah tempat puskesmas tersebut beroperasi sebagai sasaran dan target

kegiatan atau program yang harus dicapai dan berdampak pada masyarakat. Standar

Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar

minimal yang merupakan urusan pemerintahan wajib yang berhak diperoleh setiap warga

negara pada hakikatnya merupakan bentuk-bentuk pelayanan kesehatan. SPM adalah

berupa target-target kinerja yang ingin dicapai dalam bidang kesehatan. Puskesmas sebagai

Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta

ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia sehingga mempunyai tugas dan

tanggung jawab untuk melaksanakan SPM bidang kesehatan (Sulaeman, 2014).

23
B. Kerangka Teori

Menganalisis permasalahan dibutuhkan penggunaan teori yang tepat sesuai dengan

permasalahan penelitian sehingga permasalahan dapat terjawab dengan tepat. Pada

penelitian ini, penulis memanfaatkan teori Mardiasmo sebagai alat untuk menganalisa

permasalahan. Alasan memilih teori Mardiasmo adalah :

1. Mengukur ketepatan guna dan memiliki dampak akibatnya terhadap masyarakat.

Sesuai dengan tujuan dihadirkannya BOK adalah untuk pelayanan kesehatan

kepada masyarakat.

2. Mengukur hubungan jangkauan Output terhadap tujuan dan sasaran yang hendak

dicapai. Seperti yang diuraikan pada latar belakang bahwa anggaran BOK di

Puskesmas 7 ulu palembang tidak mencapai target waktu yang ditetapkan setiap

bulannya sehingga untuk memastikan rasio efektivitas anggaran BOK yang telah

dialokasikan.

24
C. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan acuan penulis dalam melakukan suatu penelitian yang

pernah dilakukan oleh pihak lain, upaya untuk mencari perbandingan dan selanjutnya

untuk menemukan inspirasi baru untuk penelitian selanjutnya. Penelitian terdahulu

digunakan sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis.

Berikut merupakan penelitian terdahulu yang terkait menjadi bahan pertimbangan dalam

penelitian ini diantaranya :

Tabel 5. Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti dan Judul Hasil Penelitian Posisi Penelitian


Penelitian Perbedaan Hal Baru
1 Fahrianata dan Carolina Penelitian yang Perbedaan Efektivitas
dengan Analisis efektivitas dihasilkan menggunakan dalam masa
anggaran belanja Dinas menghasilkan metode situasi
pendidikan kabupaten kesimpulan, yaitu penelitian kedaruratan
kapuas efektivitas Kuantitatif nasional
anggaran Dinas
pendidikan
kabupaten kapuas
sangat efektif
2 Dwi Nofita sari, Dwi Efektivitas Mengukur Mengukur
minarti, dan Salwah anggaran yang efektivitas efektifitas dalam
pattusiwa dengan Analisis diteliti masuk anggaran dan situasi
efektivitas anggaran dalam kriteria menggunakan kedaruratan
belanja Pemkot samarinda cukup efektif penelitian
Kuantitatif
3 Dzaki nanda paritta Hasil dari Mengukur Mengukur
dengan Analisis efektivitas penelitian ini efektivitas efektifitas dalam
dan efisiensi penerimaan menunjukkan anggaran dan situasi
dan pengeluaran Pemprov bahwa tingkat menggunakan kedaruratan
Sumatera selatan efektivitas dan penelitian
efisiensi Kuantitatif
penerimaan dan
pengeluaran
Pemerintah
Provinsi Sumatera

25
Lanjutan Tabel 5. Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti dan Judul Hasil Penelitian Posisi Penelitian


Penelitian Perbedaan Hal Baru
3 tahun 2014 – 2018
sudah cukup
efektif, tetapi
kurang efisien.

4 Josi Eka Ariyani, dkk Hasil penelitian ini Penelitian yang Hal yang baru
“Efektivitas Biaya Untuk menunjukan bahwa dilakukan Joshi penelitian ini,
Penetapan Tarif Kelas Rawat terdapat selisih dkk yaitu peneliti
Inap Pada Rumah Sakit antara tarif rumah menggunakan menggunakan
Swasta” sakit panti nirmala metode jenis data
malang dengan tarif deskriptif kualitatif dan
dari hasil analisis kuantitatif. kuantitatif
yang telah
dilakukan.

5 Manahati Zebua, dkk Rumah Sakit Penelitian yang Hal yang baru
“Efektivitas Penyusunan Bethesda yang dilakukan oleh penelitian ini,
Anggaran di Rumah Sakit sudah memiliki Zebua dkk, tidak yaitu peneliti
Bethesda Yogyakarta” perencanaan menganalisis menggunakan
strategis faktor yang indikator
namun perlu menjadi Efektivitas
dijabarkan sasaran penghambat dana
anggaran dan Efektivitas pada operasional
kebijakan pokok penelitian. rumah sakit
rumah sakit dalam
tahunan sehingga
memudahkan para
manajer
menyiapkan
anggaran dengan
baik dan terdapat
perbedaan yang
signifikan antara
penyusunan
anggaran de facto
(fakta) dengan
penyusunan
anggaran ideal
(standar).

26
D. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan uraian teori utama yang telah dijabarkan maka dapat disusun skema

kerangka pemikiran Sebagai berikut :

1. Input. Sumber daya atau masukan pada anggaran BOK di penelitian ini adalah

Pertama, Alokasi anggaran yang ditentukan serta sasaran dan targetnya.

Maksudnya adalah kemana saja anggaran BOK dialirkan dalam bentuk program

dan aktivitas di Puskesmas 7 ulu Palembang.

2. Output. Hasil atau keluaran adalah realisasi anggaran yang telah terlaksana

berdasarkan anggaran yang yang telah dialokasikan pada Input beserta dengan

pengukuran Efektivitas realisasi dana tersebut.

27
Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran

Efektivitas Anggaran Bantuan Operasional


Kesehatan (BOK)

Input Output

- Alokasi Rencana - Realisasi Anggaran


Anggaran Bantuan Bantuan Operasioal
Operasioal kesehatan kesehatan (BOK)
(BOK)
yang telah
- Pengukuran
Efektivitas

Efektivitas Anggaran Bantuan Operasional


Kesehatan (BOK)

Sumber : Diolah penulis 2021, Berdasarkan teori Mardiasmo (2018) dalam Buku
Akuntansi Sektor Publik

28
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode penelitian pada penelitian yang penulis pergunakan ini adalah menggunakan

metode penelitian deskriptif dan dengan pendekatan kuantitatif. Pengertian dari penelitian

deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan suatu hal atau fenomena

dengan menggambarkan fakta-fakta yang terdapat di lapangan, kemudian dianalisis dan

akhirnya ditarik kesimpulan.

Pendekatan penelitian dalam skripsi ini menggunakan pendekatan penelitian

kuantitatif, seperti yang dikemukakan (Sugiyono 2017:8) bahwa metode penelitian

kuantitatif diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data

menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan

untuk mengacu hipotesis yang telah ditetapkan. Pendekatan kuantitatif ini digunakan oleh

peneliti untuk mengukur tingkat Efektivitas Bantuan operasional kesehatan pada masa

pandemi Covid-19 di Puskesmas 7 ulu Palembang.

B. Definisi Konsep

Pengertian konsep adalah istilah definisi untuk menggambarkan secara tepat atas

fenomena yang akan diteliti, kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi

pusat perhatian. Untuk memahami konsep Efektivitas Bantuan Operasional Kesehatan

(BOK) pada Masa Pandemi Covid-19 di Puskesmas 7 ulu Palembang, maka penulis

mengajukan beberapa konsep yang dapat diuraikan sebagai berikut :

29
1. Efektivitas adalah kesuksesan atau kegagalan antara keluaran dengan tujuan atau

sasaran yang harus dicapai

2. Bantuan Operasional Kesehatan adalah Dana bantuan pemerintah pusat kepada

pemerintah daerah untuk mendukung operasional Puskesmas dalam upaya

kesehatan yang bersifat promotif dan preventif serta Surveilans.

3. Pandemi Covid-19 adalah wabah penyakit yang disebabkan virus corona 2019 dan

telah menyebar secara global di seluruh benua di dunia.

4. Efektivitas Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) pada Masa Pandemi Covid-19

di Puskesmas 7 Ulu Palembang adalah Ukuran kesuksesan atau kegagalan antara

keluaran dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapai dalam Dana Bantuan

operasional kesehatan (BOK) di Puskesmas 7 ulu Palembang pada masa wabah

penyakit virus corona 2019.

C. Definisi Operasional

1. Efektivitas

Efektivitas adalah keberhasilan mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya . Efektivitas hanya berbicara masalah Output saja. Apabila organisasi telah

berhasil mencapai tujuannya, maka organisasi tersebut berjalan dengan efektif. Atau

dengan kata lain Efektivitas adalah kesuksesan atau kegagalan antara keluaran dengan

tujuan atau sasaran yang harus dicapai (Indra 2006 : 78). Terdapat tiga hal yang perlu

dilihat untuk mengukur Efektivitas yaitu dengan melihat Input, Output. Pada Output dapat

kita ukur tingkat Efektivitas, Berikut formula untuk mengukur tingkat efektivitas anggaran.

𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝐷𝑎𝑛𝑎 𝐵𝑂𝐾


Efektivitas Dana BOK =
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖
x 100%

30
Apabila persentase kurang dari 60% kriteria tidak efektif, 60%- 80% Kriteria kurang

efektif, 80%-90% kriteria cukup efektif, 90%-100% kriteria efektif, dan lebih dari 100%

kriteria sangat efektif.

Tabel 6. Definisi Operasional

Variabel Dimensi Indikator

Efektivitas Input - Alokasi Rencana Anggaran Bantuan


Operasioal kesehatan (BOK)

Output - Realisasi Anggaran Bantuan


Operasioal kesehatan (BOK) yang telah

- Pengukuran Efektivitas
𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝐷𝑎𝑛𝑎 (𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡)
𝑋 100%
𝐴𝑙𝑜𝑘𝑎𝑠𝑖 𝐷𝑎𝑛𝑎 (𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡)

Apabila persentase kurang dari 60%


kriteria tidak efektif, 60%- 80% Kriteria
kurang efektif, 80%-90% kriteria cukup
efektif, 90%-99% kriteria efektif, dan
lebih dari 100% kriteria sangat efektif.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono 2018:80). Pada penelitian

31
yang menjadi Unit analisisnya adalah anggaran Dana Bantuan operasional kesehatan

Puskesmas 7 Ulu Palembang pada tahun 2020.

2. Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2014:120) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang memiliki populasi tersebut. Sampel yang diambil harus

benar-benar merepresentasikan Populasi.

Teknik Sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan

sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Teknik sampling yang digunakan pada

penelitian ini adalah Sampling total sehingga Keseluruhan Laporan Dana Bantuan

Operasional Kesehatan Puskesmas 7 Ulu Palembang yang dialokasikan pada tahun 2020

menurut berdasarkan Ruang lingkup pemanfaatan dana BOK sesuai dengan Surat

Keputusan Presiden RI Nomor 12 Tahun 2020 Petunjuk Teknis Operasional Puskesmas.

E. Jenis dan Sumber Data

Data adalah representasi dari hal-hal yang bersifat nyata dan dapat diartikan sebagai

fakta-fakta, serangkaian bukti-bukti, sesuatu yang secara pasti diketahui atau secara pasti

diketahui atau serangkaian yang ada terjadi disekitar kita. Adapun data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Berdasarkan perolehan data

yang diambil, sumber data dari :

a. Data Kualitatif, merupakan data yang berupa kata, frasa dan kalimat. Data

kualitatif dalam penelitian ini yaitu gambaran umum obyek penelitian, meliputi:

Sejarah singkat berdirinya, letak geografis obyek, Visi dan Misi, struktur

organisasi, keadaan kegiatan pelayanan, keadaan sarana dan prasarana, serta

peraturan-peraturan petunjuk penggunaan anggaran.

32
b. Data Kuantitatif, merupakan data yang berbentuk angka. pada penelitian ini

data kuantitatif yang digunakan berupa Laporan anggaran dana Bantuan

operasional kesehatan (BOK) Puskesmas 7 Ulu Palembang 2020.

Pada penelitian ini, lebih didasarkan pada penelitian deskriptif kuantitatif dimana data

dan sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan data sekunder.

1. Sumber Data Primer

Sumber data yang secara langsung memberikan data kepada pengumpul data

disebut sebagai sumber data primer (Sugiyono, 2015:225). Sumber data primer ini

berupa Wawancara singkat mengenai permasalahan Efektivitas yang terdapat di

Puskesmas 7 ulu Palembang.

2. Sumber Data Sekunder

Data Sekunder menurut Sugiyono (2016: 225) data sekunder merupakan sumber

data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui

orang lain atau lewat dokumen. Sumber data sekunder merupakan sumber data

pelengkap yang berfungsi melengkapi data yang diperlukan data primer.

Data sekunder yang digunakan disini yaitu berupa Peraturan pemerintah terkait

petunjuk penggunaan anggaran BOK, laporan yang memuat informasi penting lainnya

terkait Dana BOK seperti Sarana dan Prasarana yang mendukung, alokasi, target, realisasi

anggaran yang dicapai selama tahun 2020.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan penulis untuk

mengumpulkan data yang benar-benar menggambarkan keadaan atau fenomena

33
sebenarnya, metode yang digunakan untuk mengumpulkan data sesuai dengan proses

pengumpulan data pada penelitian ini adalah :

1. Wawancara, yakni teknik yang digunakan dengan melakukan proses percakapan

atau tanya jawab langsung untuk memperoleh data objek penelitian.

2. Dokumentasi, yakni cara pengumpulan data sekunder dengan mengambil data

melalui dokumen, laporan, buku, peraturan-peraturan yang diperoleh melalui Tata

usaha Puskesmas 7 Ulu Palembang dan berbagai literatur review yang

berhubungan dengan masalah penelitian.

G. Teknik Analisis Data

Keseluruhan data yang diperoleh baik sekunder maupun primer, perlu akan diolah lalu

dianalisis dengan Teknik analisis data yang digunakan mengolah data serta

menginterpretasikan data secara kuantitatif melalui alat bantu statistik kemudian

disajikan secara deskriptif. Maksudnya adalah dengan menjelaskan, menguraikan, dan

menggambarkan permasalahan yang berkaitan dengan penelitian ini.

Menurut Arikunto (2006:27) menyebutkan bahwa analisis data mengarahkan untuk

menjawab permasalahan atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam proposal.

Pada tahap ini dilakukan pengolahan dan analisis data. Analisa data adalah proses

penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dipahami untuk diinterpretasikan.

Analisis deskriptif dimaksudkan untuk memberikan informasi mengenai data yang diamati

agar bermakna dan komunikatif.

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dibuat, Analisis Data dengan deskriptif

kuantitatif maka analisis penelitian ini terdiri ;

34
1. Input. Menganalisis Alokasi anggaran yang telah ditentukan serta sasaran dan

targetnya. Maksudnya adalah kemana saja anggaran BOK akan dialirkan dalam

bentuk program dan aktivitas di Puskesmas 7 ulu Palembang.

2. Output. Hasil atau keluaran adalah realisasi anggaran yang telah terlaksana

berdasarkan anggaran yang yang telah dialokasikan pada Input beserta Pengukuran

Efektivitas. Pengukuran efektivitas adalah mengukur ketercapaian realisasi

anggaran yang telah ditetapkan sehingga didapatkan tingkat Efektifitas dana BOK..

Pengukuran Efektivitas untuk mengukur ketercapaian realisasi dana BOK terhadap

target yang harus dicapai. Halim 2014 mendefinisikan efektivitas sebagai gambaran

kemampuan pemerintah dalam merealisasikan anggaran belanja yang direncanakan

dibandingkan dengan target yang ditetapkan berdasarkan potensi real pemerintah.

berdasarkan Kepmendagri nomor 690.900.327 tahun 1996. Tentang pedoman penilaian

kinerja keuangan perhitungan efektif semakin efektivitas mendekati angka 100% maka

akan semakin efektif. Berikut kriteria efektivitas :

𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝐷𝑎𝑛𝑎 𝐵𝑂𝐾


Efektivitas Dana BOK =
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖
x 100%

Kriteria efektivitas menurut Kepmendagri No. 690.900-327 tahun 1996 :

Tabel 7. Kriteria Efektivitas

Rasio Efektivitas Kriteria Efektivitas

100 % Sangat Efektif

90 – 99 % Efektif

80 – 90 % Cukup Efektif

35
60 – 80 % Kurang Efektif

< 60 % Tidak Efektif

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa apabila persentase kurang dari 60% kriteria tidak

efektif, 60%- 80% Kriteria kurang efektif, 80%-90% kriteria cukup efektif, 90%-100%

kriteria efektif, dan lebih dari 100% kriteria sangat efektif.

H. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah, sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Bab ini merupakan bagian skripsi yang ditujukan untuk memahami pokok

permasalahan dari tema penelitian secara garis besar yang terdiri dari latar belakang,

rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab ini merupakan bagian materi-materi ilmu pengetahuan yang relevan dengan

pokok permasalahan dari tema penelitian yang terdiri dari landasan teori, dan kerangka

pemikiran.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini merupakan bagian yang menguraikan metode penelitian yang terdiri dari jenis

penelitian, definisi konsep, fokus penelitian, jenis dan sumber data, unit analisis, informan

penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, teknik keabsahan data, dan

sistematika penulisan.

36
Bab IV Pembahasan

Bab ini merupakan bagian inti dari skripsi yang terdiri dari gambaran umum lokasi

penelitian, hasil penelitian, analisis dan interpretasi untuk memberikan gambaran hasil dari

rumusan masalah.

Bab V Penutup

Bab ini merupakan bagian akhir dari skripsi terdiri dari kesimpulan dan saran.

37
BAB 4

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas 7 Ulu Palembang adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kota

Palembang yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di

wilayah kerja kecamatan Seberang ulu I dan mencakup wilayah kelurahan 7 ulu

Palembang. Sebagai fasilitas pelayanan kesehatan, Puskesmas 7 Ulu Palembang

menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan pada

tingkat pertama. Pelayanan Kesehatan Puskesmas yang selanjutnya disebut dengan

Pelayanan Kesehatan adalah upaya yang diberikan oleh Puskesmas kepada masyarakat,

mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan, dan pelaporan yang dituangkan

dalam suatu sistem.

Gambar 5. Sertifikat Akreditasi Puskesmas 7 Ulu Palembang

38
Puskesmas 7 Ulu Palembang merupakan fasilitas kesehatan tingkat pertama yang telah

Terakreditasi sejak tahun 2017. Akreditasi Puskesmas yang selanjutnya disebut Akreditasi

adalah pengakuan terhadap mutu pelayanan Puskesmas, setelah dilakukan penilaian

bahwa Puskesmas telah memenuhi standar akreditasi. Karena telah telah memenuhi

standar akreditasi, maka artinya Puskesmas 7 Ulu Palembang telah memenuhi

persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, peralatan, ketenagaan, kefarmasian, dan

laboratorium klinik.

Gambar 6. Gedung Puskesmas 7 Ulu Palembang tampak depan dan samping

39
Permenkes nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat kesehatan masyarakat, Berdasarkan

karakteristik wilayah kerja Puskesmas, maka Puskesmas 7 ulu Palembang adalah

Puskesmas kawasan perkotaan. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas

kawasan perkotaan memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. memprioritaskan pelayanan UKM;

b. pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat;

c. pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan Fasilitas Pelayanan

Kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat;

d. optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas dan

jejaring Puskesmas; dan

e. pendekatan pelayanan yang diberikan berdasarkan kebutuhan dan

permasalahan yang sesuai dengan pola kehidupan masyarakat perkotaan.

Berdasarkan Permenkes nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat kesehatan masyarakat,

Puskesmas 7 Ulu Palembang berada pada kategori pelayanan Nonrawat inap, yaitu

Puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, perawatan di rumah (home

care), dan pelayanan gawat darurat.

Tabel 8. Profil Layanan Puskesmas 7 Ulu Palembang

Nama Kategori Pelayanan Wilayah Kerja Akreditasi


Puskesmas
Puskesmas 7 Ulu Puskesmas Puskesmas Kelurahan 7 Ulu Terakreditasi
Palembang Perkotaan Nonrawat Inap Palembang,
Seberang Ulu I

40
1. Visi dan Misi Puskesmas

Puskesmas 7 Ulu Palembang memiliki Visi: Mewujudkan Puskesmas 7 Ulu

Palembang sebagai pusat pelayanan kesehatan yang profesional dan berkualitas dalam

menunjang kecamatan Seberang Ulu I sehat. Sedangkan agar dapat mencapai Visi tersebut,

Puskesmas 7 Ulu Palembang melakukan Misi, Yaitu :

1. Meningkatkan kemitraan pada semua pihak

2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan pemberdayaan masyarakat

3. Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan yang bermutu prima

4. Meningkatkan standar pelayanan kesehatan

Berdasarkan kemampuan pelayanan sebagaimana Setiap Puskesmas harus memiliki

organisasi yang efektif, efisien, dan akuntabel, Puskesmas 7 ulu Palembang untuk

mendorong pelayanan kepada masyarakat memiliki Tata nilai, yaitu : T U J U H U L U

(Tulus, Unggul, Jujur, Universal, Harmonis, Upayakan, Layanan, Untuk masyarakat) serta

Motto pelayanan : Sehati Melayani.

2. Struktur dan Susunan Organisasi

Adapun gambar struktur organisasi dari Puskesmas 7 Ulu Palembang dapat dilihat pada

gambar sebagai berikut : Berdasarkan Surat keputusan walikota Palembang Nomor

061.1/272 tahun 2014, maka susunan organisasi Puskesmas 7 Ulu Palembang terdiri dari :

1. Kepala Puskesmas : dr. Rustina

2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha

3. Penanggung jawab UKM Essensial

4. Penanggung jawab UKM Perkembangan

5. Penanggung jawab UKP Kefarmasian dan Laboratorium

41
6. Penanggung jawab jaringan pelayanan Puskesmas dan Jejaring fasilitas pelayanan

7. Penanggung jawab bangunan prasarana dan peralatan

8. Penanggung jawab Mutu

Gambar 7. Struktur dan Susunan Organisasi Puskesmas 7 Ulu Palembang

42
B. Hasil dan Pembahasan

Pada subbab ini akan dijelaskan mengenai hasil dan pembahasan dari penelitian

tentang Efektivitas Bantuan operasional kesehatan atau BOK di Puskesmas 7 Ulu

Palembang pada masa pandemi Covid19 tahun 2020. Hasil dan pembahasan dalam

penelitian ini diperoleh dari menganalisis dan mengukur dokumen Laporan realisasi

anggaran BOK Puskesmas 7 Ulu Palembang tahun 2020.

Hasil dan pembahasan memiliki tujuan untuk dapat menjelaskan Efektivitas dari dana

BOK Puskesmas 7 Ulu Palembang. Penelitian mengenai Data dalam penelitian ini

didapatkan dari sumber data Primer. Selanjutnya, hasil analasis yang telah dilakukan akan

dibahas sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian dan diharapkan dapat

menjawab masalah dari penelitian ini.

1. Input

. Bagian ini berisi analisis alokasi dana Bantuan operasional kesehatan (BOK) dari

data yang bersumber Dokumentasi Laporan realisasi anggaran BOK Puskesmas 7 Ulu

Palembang Tahun 2020. Berdasarkan PERMENKES Nomor 86 Tahun 2019 tentang

JUKNIS Bantuan operasional kesehatan bahwa Alokasi Penggunaan BOK di Puskesmas

meliputi kegiatan penyelenggaran program indonesia sehat oleh UKM atau Unit kesehatan

masyarakat, Upaya kesehatan masyarakat secara Primer, Esensial, Lingkungan, Promosi

kesehatan, Deteksi dini atau penemuan kasus kesehatan, Pencegahan penyakit penularan

risiko, Surveilans, dan Manajemen Puskesmas. Dana BOK yang dialokasikan Puskesmas 7

Ulu Palembang dalam bentuk kegiatan, program, atau UKM dan UKP Total dana BOK

yang dikelola atau diterima oleh Puskesmas 7 Ulu Palembang pada tahun 2020 sebesar

Rp.345,500,000 (Tiga ratus empat puluh lima juta lima ratus ribu rupiah). Dimana

43
dana tersebut harus direalisasikan sepenuhnya, karena akan menentukan besaran

penerimaan alokasi yang akan diberikan pada tahun selanjutnya.

Berikut adalah penjabaran dari alokasi Dana Bantuan operasional kesehatan (BOK)

Puskesmas 7 Ulu Palembang

1. Program indonesia sehat melalui pendekatan keluarga

Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari Agenda ke-5 Nawa

Cita, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program ini didukung

oleh program sektoral lainnya yaitu Program Indonesia Pintar, Program Indonesia

Kerja, dan Program Indonesia Sejahtera. Program Indonesia Sehat selanjutnya menjadi

program utama Pembangunan Kesehatan yang kemudian direncanakan pencapaiannya

melalui Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019, yang ditetapkan

melalui Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015.

Latar Belakang Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari

Agenda ke-5 Nawa Cita, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia.

Sasaran dari Program Indonesia Sehat adalah meningkatnya derajat kesehatan dan

status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang

didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan. Sasaran

ini sesuai dengan sasaran pokok RPJMN 2015-2019, yaitu:

1. Meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak

2. Meningkatnya pengendalian penyakit

3. Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan

terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan

44
4. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu

Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN kesehatan

5. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin, serta

6. Meningkatnya responsivitas sistem kesehatan.

Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar utama, yaitu :

1. Penerapan paradigma sehat,

2. Penguatan pelayanan kesehatan, dan

3. Pelaksanaan jaminan kesehatan nasional (JKN).

Penerapan paradigma sehat dilakukan dengan strategi pengarus utamaan

kesehatan dalam pembangunan, penguatan upaya promotif dan preventif, serta

pemberdayaan masyarakat. Penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi

peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan, dan peningkatan

mutu menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko

kesehatan. Sedangkan pelaksanaan JKN dilakukan dengan strategi perluasan sasaran

dan manfaat (benefit), serta kendali mutu dan biaya. Kesemuanya itu ditujukan kepada

tercapainya keluarga-keluarga sehat.

Puskesmas 7 Ulu Palembang mengalokasikan Dana BOK mereka kedalam

program Indonesia sehat melalui pendekatan Keluarga adalah sebesar Rp. 24.400.000

(Dua puluh empat juta empat ratus ribu rupiah)

2. UKM Essential

Upaya Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat UKM adalah setiap

kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan

menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan

45
masyarakat Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Esensial merupakan upaya

kesehatan yang wajib atau harus dilaksanakan oleh suatu puskesmas demi mencapai

Standar Pelayanan Minimal yang ditetapkan oleh Pemerintah daerah Kabupaten/Kota

tempat wilayah kerja Puskesmas tersebut. UKM Esensial ini terdiri dari :

1. pelayanan promosi kesehatan;

2. pelayanan kesehatan lingkungan;

3. pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;

4. pelayanan gizi; dan

5. pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.

Upaya kesehatan masyarakat (UKM) Pada Puskesmas 7 Ulu palembang yang

dibuat berdasarkan oleh program Pemerintah kota palembang dibidang kesehatan

pada tahun 2020, Berikut adalah rinciannya :

i. Upaya Kesehatan Ibu

ii. Upaya Kesehatan neonatus dan bayi

iii. Upaya kesehatan anak balita dan Pra sekolah

iv. Upaya kesehatan anak usia sekolah dan remaja

v. Imunisasi

vi. Upaya kesehatan reproduksi

vii. Upaya kesehatan lanjut usia

viii. Upaya kesehatan lingkungan

ix. Upaya Promosi kesehatan

x. Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit menular langsung

xi. Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular

xii. Surveilans dan respon KLB

46
Puskesmas 7 Ulu Palembang mengalokasikan Dana BOK mereka kedalam program

Upaya Kesehatan masyarakat (UKM) Essensial adalah sebesar Rp. 251.100.000 (Dua

ratus lima puluh satu seratus ribu rupiah)

3. UKM Pengembangan lainnya

Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Pengembangan merupakan upaya kesehatan

masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan/atau

bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas

masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia

di masing-masing Puskesmas. Beberapa contoh UKM Pengembangan yang dapat

dilaksanakan di Puskesmas adalah sebagai berikut:

1. pelayanan kesehatan jiwa

2. pelayanan kesehatan gigi masyarakat

3. pelayanan kesehatan tradisional komplementer

4. pelayanan kesehatan olahraga

5. pelayanan kesehatan indera

6. pelayanan kesehatan lansia

7. pelayanan kesehatan kerja

8. pelayanan kesehatan lainnya

Puskesmas 7 Ulu Palembang mengalokasikan Dana BOK mereka kedalam

program Upaya Kesehatan masyarakat (UKM) Pengembangan adalah sebesar Rp.

10.300.000 (Sepuluh juta tiga ratus ribu rupiah)

4. Pelaksanaan Fungsi Manajemen

47
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 86 tahun 2019 tentang Jukni Bantuan

operasional kesehatan RI tahun 2020, berikut adalah penggunaan dana BOK untuk

pelaksanaan fungsi manajemen Puskesmas :

a. Penyelenggaraan rapat lokakarya mini untuk menyusun Rencana

Pelaksanaan Kegiatan (RPK) atau Plan of Action (POA) Tahunan setelah

Puskesmas menerima alokasi dana BOK dari kabupaten/kota. Proses penyusunan RPK

melibatkan seluruh jajaran Puskesmas dan jaringannya; contoh RPK/POA

Tahunan Puskesmas dapat dilihat pada lampiran 1

b) Penyelenggaraan rapat loka karya mini bulanan atau tribulanan untuk

membahas evaluasi kegiatan bulan sebelumnya dan menyusun rencana kegiatan bulan

yang akan datang. Penyelenggaraan lokakarya mini bulanan melibatkan seluruh

jajaran Puskesmas dan jaringannya, sedangan penyelenggaraan lokakarya mini

tribulanan yang membahas dukungan lintas sektoral untuk mengatasi berbagai

masalah dan pemecahan masalah yang dihadapi, melibatkan kepala desa, anggota

Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan lintas sektor kecamatan;

c) Penyelenggaraan rapat-rapat yang diperlukan di tingkat desa untuk

membahas pelaksanaan program kesehatan di tingkat desa;

d) Pelaksanaan pembinaan/supervisi kegiatan ke lapangan oleh kepala

Puskesmas dan koordinator program/kegiatan;

e) Pelaksanaan konsultasi, pengiriman laporan, menghadiri undangan dan

keperluan lainnya terkait dengan BOK ke kabupaten/kota.

Puskesmas 7 Ulu Palembang mengalokasikan Dana BOK mereka kedalam

program Fungsi manajemen Puskesmas adalah sebesar Rp. 40.900.000 (Empat puluh

juta sembilan ratus ribu rupiah)

48
5. Penyediaan Tenaga Kesehatan

Penyediaan tenaga kesehata merupakan salah satu tujuan atau bagian dari program

yang dibiayai oleh dana BOK. Penyediaan tenaga kesehatan yaitu tenaga promosi

kesehatan, sanitarian, nutrisionis, tenaga kesehatan masyarakat lainnya, analis

laboratorium dan tenaga pembantu pengelola keuangan di Puskesmas, maksimal 4

orang tenaga per Puskesmas dengan sistem perjanjian kerja. Penetapan maksimal

4 orang tenaga tersebut berdasarkan prioritas kebutuhan tenaga dengan kualifikasi

persyaratan yang telah ditentukan. Proses penerimaan dan seleksi tenaga

dilaksanakanolehdinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan ikatan perjanjian kerja

ditandatangani oleh kepala Puskesmas dan tenaga yang bersangkutan. Puskesmas 7

Ulu Palembang mengalokasikan dana BOK untuk Penyediaan tenaga kesehatan adalah

sebesar 18.800.000 (Delapan belas juta delapan ratus ribu rupiah).

Berdasarkan dari penjabaran penggunaan dana Bantuan operasional kesehatan (BOK)

Puskesmas 7 Ulu Palembang beserta dengan alokasi penggunaan dana tersebut, berikut

adalah rangkuman dari Alokasinya :

Tabel 9. Input Alokasi Perencanaan Dana BOK Puskesmas 7 Ulu Palembang

No Nama Upaya Kesehatan Penggunaan Dana BOK Alokasi Dana

1 Program Indonesia Sehat Berbasis Keluarga RP. 24.400.000

2 Upaya Kesehatan Masyarakat Essensial RP. 251.100.000

3 Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan RP. 10.300.000

4 Pelaksanaan Fungsi Manajemen RP. 40.900.000

5 Penyediaan Tenaga Kesehatan RP. 18.800.000

Total Alokasi Dana BOK Puskesmas 7 Ulu Palembang RP. 345.500.000

49
2. Ootput

Bagian ini akan menjabarkan Berdasarkan data yang didapatkan oleh penulis, yakni

realisasi Dana Bantuan Operasional Kesehatan sesuai dengan Input untuk kemudian diukur

efektivitasnya berdasarkan rumus yang telah penulis uraikan pada Bab II.

1. Program indonesia sehat melalui pendekatan keluarga

Pada Program Indonesia Sehat, Puskesmas 7 Ulu Palembang merealisasikan dana

sebesar 21.100.000 dari alokasi dana 24.400.000. maka berdasarkan hasil tersebut

dapat kita hitung Rasionya :

𝟐𝟏.𝟏𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎
Efektivitas Dana = x 100% = 84,47 %
𝟐𝟒.𝟒𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎

Sehingga rasio efektivitasnya adalah 84,47%, maka dikategorikan bahwa Program

indonesia sehat melalui pendekatan keluarga yang bersumber alokasi dana BOK

Puskesmas 7 Ulu Palembang nilai tingkat efektivitasnya menurut Kepmendagri No.

690.900-327 tahun 1996 adalah Cukup Efektif.

2. UKM Essential

Pada Program UKM Essential, Puskesmas 7 Ulu Palembang merealisasikan dana

sebesar 194.760.000 dari alokasi dana 251.100.000. maka berdasarkan hasil tersebut

dapat kita hitung Rasionya :

𝟏𝟗𝟒.𝟕𝟔𝟎.𝟎𝟎𝟎
Efektivitas Dana = x 100% = 77,56 %
𝟐𝟓𝟏.𝟏𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎

Sehingga rasio efektivitasnya adalah 77,56 %, maka dikategorikan bahwa Program

UKM Essential yang bersumber alokasi dana BOK Puskesmas 7 Ulu Palembang nilai

tingkat efektivitasnya menurut Kepmendagri No. 690.900-327 tahun 1996 adalah

Kurang Efektif.

50
3. UKM Pengembangan lainnya

Pada Program Indonesia Sehat, Puskesmas 7 Ulu Palembang merealisasikan dana

sebesar 6.860.000 dari alokasi dana 10.300.000 maka berdasarkan hasil tersebut dapat

kita hitung Rasionya :

𝟔.𝟖𝟔𝟎.𝟎𝟎𝟎
Efektivitas Dana = x 100% = 66,60%
𝟏𝟎.𝟑𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎

Sehingga rasio efektivitasnya adalah 66,60%, maka dikategorikan bahwa Program

indonesia sehat melalui pendekatan keluarga yang bersumber alokasi dana BOK

Puskesmas 7 Ulu Palembang nilai tingkat efektivitasnya menurut Kepmendagri No.

690.900-327 tahun 1996 adalah Kurang Efektif.

4. Pelaksanaan Fungsi Manajemen

Pada Program Indonesia Sehat, Puskesmas 7 Ulu Palembang merealisasikan dana

sebesar 29.840.000 dari alokasi dana 40.900.000. maka berdasarkan hasil tersebut

dapat kita hitung Rasionya :

𝟐𝟗.𝟖𝟒𝟎.𝟎𝟎𝟎
Efektivitas Dana = x 100% = 72,95%
𝟒𝟎.𝟗𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎

Sehingga rasio efektivitasnya adalah 72,95%, maka dikategorikan bahwa Program

indonesia sehat melalui pendekatan keluarga yang bersumber alokasi dana BOK

Puskesmas 7 Ulu Palembang nilai tingkat efektivitasnya menurut Kepmendagri No.

690.900-327 tahun 1996 adalah Kurang Efektif.

5. Penyediaan Tenaga Kesatan

Pada Program Indonesia Sehat, Puskesmas 7 Ulu Palembang merealisasikan dana

sebesar 18.800.000 dari alokasi dana 18.800.000. maka berdasarkan hasil tersebut

dapat kita hitung Rasionya :

51
𝟏𝟖.𝟖𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎
Efektivitas Dana = x 100% = 100 %
𝟏𝟖.𝟖𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎

Sehingga rasio efektivitasnya adalah 100%, maka dikategorikan bahwa Program

indonesia sehat melalui pendekatan keluarga yang bersumber alokasi dana BOK

Puskesmas 7 Ulu Palembang nilai tingkat efektivitasnya menurut Kepmendagri No.

690.900-327 tahun 1996 adalah Sangat Efektif.

Setelah melihat hasil dari keseluruhan, total realisasi akumulatif dana Bantuan

Operasional Kesehaatan Puskesmas 7 Ulu Palembang adalah 271,360,000 dari

345.500.000 dana yang dialokasikan. maka didapatlah rasio realisasi dana Bantuan

Operasional kesehatan Puskesmas 7 Ulu Palembang secara akumulatif dari semua program

adalah 78,54% dan berada pada kategori Kurang Efektif.

Tabel 10. Matrix Hasil dari Pembahasan

No Nama Program Alokasi Realisasi Efektivitas BOK


Penggunaan Dana BOK (Rp) (Rp) Rasio (%) Kategori

1 Program Indonesia Sehat 24.400.000 21.100.000 86,47 Cukup


Berbasis Keluarga Efektif
2 Upaya Kesehatan 251.100.000 194.760.000 77,56 Kurang
Masyarakat Essensial Efektif
3 Upaya Kesehatan 10.300.000 6.860.000 66,60 Kurang
Masyarakat Efektif
Pengembangan
4 Pelaksanaan Fungsi 40.900.000 29.840.000 72,95 Kurang
Manajemen Efektif
5 Penyediaan Tenaga 18.800.000 18.800.000 100 Sangat
Kesehatan Efektif
Total 345.500.000 271,360,000 78,54 Kurang
Efektif

52
DAFTAR PUSTAKA

Emzir. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif.


Depok: Rajawali Pers

Mardiasmo. 2004. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi.

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Moleong, Lexy. 2017. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda

Universitas Sriwijaya. 2016. Buku Pedoman Penulisan Skripsi Jurusan Ilmu


Administrasi Negara. Indralaya: Universitas Sriwijaya.

Dokumen-Dokumen Lainnya

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 61 Tahun 2019 Tentang Penggunaan Dana


Alokasi Khusus Non Fisik Bidang Kesehatan TA 2020

Surat Keputusan Presiden RI Nomor 12 Tahun 2020 Petunjuk Teknis Operasional


Puskesmas Masa Pandemi Virus Covid-19

Keputusan menteri kesehatan RI nomor HK.O1.07l MENKES/21s/ 2O2O tentang Dana


Alokasi Khusus Bidang Kesehatan Penanganan Covid-19

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 45 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan


Surveilans Kesehatan

Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 494/Menkes/SK/IV/2010 Tentang


Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)

Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Refocusing


Surat Keputusan Presiden RI Nomor 11 Tahun 2020

Internet

https://www.kompas.com/tren/read/2020/05/01/190604465/kasus-covid-19-di-

indonesia-selama-april-dan-prediksi-bulan-mei?page=all Di akses pada tangga 10 Februari

2021

https://www.Kompas.com/berita-detikhealth/d-5275492/update-corona-indonesia-31-

desember-tambah-4617-kasus-total-538883 Di akses pada tangga 10 Februari 2021

53
Lampiran 1. Pedoman Penelusuran Data

PEDOMAN PENELUSURAN DATA


(Input - Output)
Dana Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas 7 Ulu Palembang Tahun 2020

A. Alokasi, Target, dan Sasaran Anggaran

B. Realisasi Anggaran

Lampiran 2. Surat Tugas Pembimbing Usulan Skripsi

54
55
Lampiran 3. Surat Izin Penelitian KESBANGPOL Kota Palembang

56
Lampiran 4. Surat Izin Penelitian Dinas Kesehatan Kota Palembang

57

Anda mungkin juga menyukai