N KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA
ii
Pedoman ini menjadi panduan bagi pemangku kebijakan dan pelaksana
program pada fasilitas pelayanan kesehatan, SMP/ SMA/ sekolah
sederajat lainnya dan pesantren, Kantor Urusan Agama (KUA)/ tempat
ibadah lainnya, tempat kerja, LSM dan institusi terkait di Tingkat
Kabupaten dan Kota. Pedoman ini terdiri dari 2 bagian. Bagian I
memuat tentang kajian akademis terkait pencegahan dan
penanggulangan anemia pada rematri dan WUS. Bagian II memuat
tentang manajemen pencegahan dan penanggulangan anemia pada
rematri dan WUS.
v
BAB III INTEGRASI SUPLEMENTASI TTD 51
BAB V PENUTUP 57
DAFTAR PUSTAKA 58
DAFTAR LAMPIRAN 61
vi
Daftar Tabel
Tabel 1. Klasifikasi Anemia Menurut Kelompok Umur 13
Tabel 2. Perhitungan Cakupan di Sekolah 48
Tabel 3. Perhitungan Cakupan di Tempat Kerja dan
Calon Pengantin di Puskesmas 48
Tabel 4. Matriks Keberhasilan 49
Tabel 5. Peran Lintas Sektor 51
Tabel 6. Sasaran Promosi 53
Tabel 7. Jenis Media 54
Tabel 8. Sasaran Pemberdayaan Masyarakat 56
vii
Daftar Gambar
Gambar 1. Intervensi Kesehatan dan Gizi Berkelanjutan
pada Tahap Siklus Kehidupan 7
Gambar 2. Dampak Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Akibat Gangguan Gizi pada 1000 HPK 9
Gambar 3. Akar Trans-generasi Penyakit Kronis 10
Gambar 4. Diagram Konseptual Hubungan Kekurangan
Gizi Besi dan Anemia pada Populasi Hipotesis 12
Gambar 5. Dampak Anemia 17
Gambar 6. Kerangka Pikir Program Pencegahan dan
Penanggulangan Anemia pada Rematri dan WUS 23
Gambar 7. Indikator Pemantauan dan Evaluasi Program 27
Gambar 8. Manajemen Suplementasi TTD 37
Gambar 9. Alur Penyediaan TTD Mandiri 40
Gambar 10. Pencatatan dalam Buku Rapor Kesehatanku 43
Gambar 11. Kolom Pencatatan Pemberian TTD dalam
Buku Catatan Kesehatan 44
viii
Daftar Bagan
Bagan 1. Pathway Pencegahan & Penanggulangan
Anemia di Kelompok Masyarakat 32
Bagan 2. Pathway Pencegahan & Penanggulangan
Anemia di Sekolah 33
Bagan 3. Pathway Pencegahan & Penanggulangan
Anemia di Tempat Kerja 34
Bagan 4. Pathway Pencegahan & Penanggulangan
Anemia untuk Calon Pengantin 35
Bagan 5. Alur Permintaan & Distribusi TTD Program 39
Bagan 6. Alur Pelaporan dan Penyampaian Umpan Balik 47
ix
Daftar Istilah
Anemia Suatu kondisi tubuh dimana kadar hemoglobin (Hb)
dalam darah lebih rendah dari normal
TTD Mandiri Suplemen gizi dengan jenis dan kandungan zat gizi
yang sama dengan TTD program tetapi disediakan
pihak swasta dan memperolehnya melalui fasilitas
kesehatan swasta atau membeli langsung dari
apotek, toko obat, dll.
x
Bagian Program Pencegahan
dan Penanggulangan
1 Anemia Pada
Remaja Putri dan
Wanita Usia Subur
(WUS)
1
Bagian 1
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2
ProgramPencegahan&Penanggulangan
AnemiapadaRematridanWUS
3
Bagian 1
B. Tujuan
C. Sasaran
D. Landasan Hukum
5
Bagian 1
6
ProgramPencegahan&Penanggulangan
AnemiapadaRematridanWUS
Intervensi gizi dan kesehatan harus dilakukan pada setiap tahap siklus
kehidupan untuk mencapai kesehatan yang optimal, dilakukan secara
berkelanjutan pada masa prakonsepsi, hamil, neonatal, bayi, balita, anak
usia sekolah dan remaja. Intervensi pada rematri dan WUS sangat
penting dilakukan karena akan menentukan kualitas sumber daya
manusia generasi berikutnya. Rematri yang sehat dan tidak anemia akan
tumbuh dan berkembang menjadi calon ibu yang sehat dan melahirkan
bayi sehat. Upaya ini mendukung Gerakan 1000 HPK.
Gambar 1.
Intervensi Kesehatan dan Gizi Berkelanjutan pada Tahap Siklus
Kehidupan
Sumber: Modifikasi dari Nutrition challenges in the next decade, food and nutrition Bulletin,
2003
7
Bagian 1
8
ProgramPencegahan&Penanggulangan
AnemiapadaRematridanWUS
Sebagian besar organ dan sistem, masa kritisnya terjadi saat periode di
dalam kandungan. Plastisitas tidak hanya untuk keadaan kekurangan
gizi, tetapi mencakup semua rentang lingkungan, termasuk lingkungan
dengan keadaan gizi yang berlebihan (excessive) yang berhubungan
dengan obesitas maternal atau diabetes gestasional. Keadaan ini bisa
menggiring pada siklus penyakit yang bersifat multi-generasi.
Gambar 2.
Dampak Jangka Pendek dan Jangka Panjang Akibat Gangguan Gizi
pada 1000 HPK
Sumber : Modifikasi E Achadi dari Rajagopalan, S, Nutrition and challenges in the next
decade, Food and Bulletin vol 24 no.3, 2003.
9
Bagian 1
Gambar .3
Akar Trans-generasi Penyakit Kronis
Secara umum, bayi tidak tergantung dari diet ibunya selama kehamilan.
Yang terjadi adalah, bayi mengambil zat gizi dari simpanan ibunya, dan
pergantian protein dan lemak didalam jaringan, yang berhubungan
dengan komposisi tubuh ibu. Oleh karena itu keadaan status gizi selama
kehidupan sebelum kehamilannya menjadi sangat penting untuk
10
ProgramPencegahan&Penanggulangan
AnemiapadaRematridanWUS
A. Pengertian Anemia
11
Bagian 1
Gambar 4.
Diagram Konseptual Hubungan Kekurangan Gizi Besi dan Anemia
pada Populasi Hipotesis
Anemia
Kekuranga
n Gizi Besi
Anemia
Sumber : Ray Yip. Iron Nutritional Status Defined. In: Filer IJ, ed. Dietary Iron :
birth to two years. New York, Rven Press, 1989: 19-6.
12
ProgramPencegahan&Penanggulangan
AnemiapadaRematridanWUS
C. Diagnosis Anemia
Tabel 1.
Klasifikasi Anemia menurut Kelompok Umur
Non Anemia (g/dL)
Populasi Anemia
Ringan Sedang Berat
(g/dL)
Anak 6 – 59 bulan 11 10.0 – 10.9 7.0 – 9.9 < 7.0
Anak 5 – 11 tahun 11.5 11.0 – 11.4 8.0 – 10.9 < 8.0
Anak 12 – 14 tahun 12 11.0 – 11.9 8.0 – 10.9 < 8.0
Perempuan tidak hamil
12 11.0 – 11.9 8.0 – 10.9 < 8.0
(≥ 15 tahun)
Ibu hamil 11 10.0 – 10.9 7.0 – 9.9 < 7.0
Laki-laki ≥ 15 tahun 13 11.0 – 12.9 8.0 – 10.9 < 8.0
Sumber : WHO, 2011
13
Bagian 1
D. Penyebab Anemia
Anemia terjadi karena berbagai sebab, seperti defisiensi besi, defisiensi
asam folat, vitamin B12 dan protein. Secara langsung anemia terutama
disebabkan karena produksi/kualitas sel darah merah yang kurang dan
kehilangan darah baik secara akut atau menahun.
3. Hemolitik
Perdarahan pada penderita malaria kronis perlu diwaspadai
karena terjadi hemolitik yang mengakibatkan penumpukan zat
besi (hemosiderosis) di organ tubuh, seperti hati dan limpa.
14
ProgramPencegahan&Penanggulangan
AnemiapadaRematridanWUS
15
Bagian 1
E. Gejala Anemia
G. Dampak Anemia
Sumber : Effect of Iron and Zinc Supplementation on Iron, Zinc and Morbidity Status of
Anemic Adolescent School Girls (10-12 years) in Tangerang District, 2004.
17
Bagian 1
Dampak anemia pada rematri dan WUS akan terbawa hingga dia
menjadi ibu hamil anemia yang dapat mengakibatkan :
1. Meningkatkan risiko Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT),
prematur, BBLR, dan gangguan tumbuh kembang anak diantaranya
stunting dan gangguan neurokognitif.
2. Perdarahan sebelum dan saat melahirkan yang dapat mengancam
keselamatan ibu dan bayinya.
3. Bayi lahir dengan cadangan zat besi (Fe) yang rendah akan
berlanjut menderita anemia pada bayi dan usia dini.
4. Meningkatnya risiko kesakitan dan kematian neonatal dan bayi.
18
ProgramPencegahan&Penanggulangan
AnemiapadaRematridanWUS
unggas, sedangkan dari nabati yaitu sayuran berwarna hijau tua dan
kacang-kacangan. Untuk meningkatkan penyerapan zat besi dari sumber
nabati perlu mengonsumsi buah-buahan yang mengandung vitamin C,
seperti jeruk, jambu. Penyerapan zat besi dapat dihambat oleh zat lain,
seperti tanin, fosfor, serat, kalsium, dan fitat.
19
Bagian 1
20
ProgramPencegahan&Penanggulangan
AnemiapadaRematridanWUS
Gejala di atas (nyeri/perih di ulu hati, mual, muntah, dan tinja berwarna
hitam) tidak berbahaya. Untuk mengurangi gejala di atas sangat
dianjurkan minum TTD setelah makan (perut tidak kosong) atau
malam sebelum tidur. Bagi rematri dan WUS yang mempunyai
gangguan lambung dianjurkan konsultasi kepada dokter.
23
Bagian 1
Prinsip Gizi Seimbang terdiri dari 4 (empat) pilar yang pada dasarnya
merupakan rangkaian upaya untuk menyeimbangkan antara zat gizi
yang keluar dan zat gizi yang masuk dengan memantau berat badan
secara teratur. Prinsip gizi seimbang tersebut yaitu:
1. Mengonsumsi aneka ragam pangan
2. Membiasakan perilaku hidup bersih
3. Melakukan aktivitas fisik
4. Memantau Berat Badan (BB) secara teratur untuk mempertahankan
berat badan normal
Pedoman gizi seimbang untuk remaja putri dan WUS mengacu pada
buku PGS yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan.
B. Fortifikasi Makanan
Salah satu upaya untuk mengatasi kekurangan zat gizi mikro, khususnya
zat besi dan asam folat adalah melalui fortifikasi makanan. Contoh
bahan makanan yang difortifikasi adalah tepung terigu dan beras dengan
zat besi, seng, asam folat, vitamin B1 dan B2.
24
ProgramPencegahan&Penanggulangan
AnemiapadaRematridanWUS
C. Suplementasi TTD
2. Kecacingan
Apabila ditemukan rematri dan WUS yang menderita kecacingan, maka
dirujuk ke puskesmas dan ditangani sesuai dengan Pedoman
Pengendalian Kecacingan di Indonesia. Rematri dan WUS yang tinggal
didaerah endemik kecacingan, dianjurkan minum 1 tablet obat cacing
setiap 6 bulan.
3. Malaria
Rematri dan WUS yang tinggal di daerah endemik malaria dianjurkan
menggunakan kelambu dan dilakukan skrining malaria. Apabila positif
malaria, maka ditangani sesuai dengan Pedoman Penatalaksanaan Kasus
25
Bagian 1
4. Tuberkulosis (TBC)
Rematri dan WUS yang menderita TBC dilakukan pengobatan dengan
Obat Anti Tuberkulosis (OAT) sesuai Pedoman Diagnosis dan
Penatalaksanaan Tuberkulosis di Indonesia.
5. HIV/AIDS
Pada rematri dan WUS yang dicurigai menderita HIV/AIDS dilakukan
Voluntary Counselling and Testing (VCT) untuk diperiksa ELISA. Bila
positif menderita HIV/AIDS mendapatkan obat Antiretroviral (ARV)
sesuai Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan HIV/AIDS di
Indonesia.
26
ProgramPencegahan&Penanggulangan
AnemiapadaRematridanWUS
A. Indikator Keberhasilan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun
2015-2019 diarahkan untuk lebih memantapkan pembangunan secara
menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pada pencapaian
daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber
daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan
IPTEK yang terus meningkat.
Gambar 7.
Indikator Pemantauan dan Evaluasi Program
27
Bagian 1
B. Pencapaian Program
Untuk memantau dan mengevaluasi program diperlukan indikator yang
meliputi:
1. Indikator Input
Secara umum, indikator input adalah Kebijakan dan Program Nasional,
komitmen yang kuat di semua tingkatan, sumber daya (man, money,
material) yang tersedia. Indikator input termasuk peraturan yang
relevan, alokasi dana, tenaga kesehatan di fasilitas pendidikan/sekolah,
industri/perusahaan, dan fasilitas kesehatan primer dan sekunder.
2. Indikator Proses
Indikator proses mencakup advokasi dan sosialisasi, jejaring yang
efektif dan komunikasi optimal, pengelolaan program, peningkatan
kapasitas petugas, peningkatan kegiatan kelompok sasaran, integrasi
dalam surveilans, penelitan dan pengembangan dalam program
pencegahan dan penanggulangan anemia pada rematri dan WUS.
3. Indikator Output
Indikator output terdiri dari cakupan program anemia pada rematri dan
WUS serta kepatuhan rematri dan WUS yang mengonsumsi TTD.
28
Bagian Manajemen
Pencegahan dan
2 Penanggulangan
Anemia Pada
Remaja Putri dan
Wanita Usia Subur
(WUS)
29
Bagian 2
30
ManajemenPencegahan&Penanggulangan
AnemiapadaRematridanWUS
31
Bagian 2
Bagan 1.
Pathway Pencegahan & Penanggulangan Anemia
di Kelompok Masyarakat
32
ManajemenPencegahan&Penanggulangan
AnemiapadaRematridanWUS
Bagan 2.
Pathway Pencegahan & Penanggulangan Anemia di Sekolah
33
Bagian 2
Bagan 3.
Pathway Pencegahan & Penanggulangan Anemia di Tempat Kerja
34
ManajemenPencegahan&Penanggulangan
AnemiapadaRematridanWUS
Bagan 4.
Pathway Pencegahan & Penanggulangan Anemia untuk
Calon Pengantin
35
Bagian 2
Gambar 8.
Manajemen Suplementasi TTD
A. Perencanaan Kebutuhan
1. Perhitungan sasaran
a. Institusi Pendidikan (SMP dan SMA atau yang sederajat)
Sasaran kegiatan suplementasi TTD di institusi sekolah adalah remaja
putri usia 12-18 tahun sesuai dengan Surat Edaran Direktorat Jenderal
Kesehatan Masyarakat dengan nomor HK.03.03/V/0595/2016.
Perhitungan sasaran rematri di tingkat pusat maupun tingkat kabupaten
dan kota menggunakan Data Sasaran Program Pembangunan Kesehatan
2015-2019. Sedangkan perhitungan di tingkat puskesmas dan sekolah
menggunakan Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) terbaru dari SMP
dan SMA atau yang sederajat
b. Tempat Kerja
Perhitungan sasaran di tempat kerja bisa menggunakan data tenaga kerja
wanita dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
(Kemenakertrans)
37
Bagian 2
c. Calon Pengantin
Perhitungan kebutuhan dilakukan oleh puskesmas setempat.
38
ManajemenPencegahan&Penanggulangan
AnemiapadaRematridanWUS
39
Bagian 2
b. TTD Mandiri
Sektor-sektor lain diharapkan dapat berpartisipasi dalam pengadaan
TTD, misalnya Kementerian yang membawahi ketenagakerjaan
diharapkan menjalin kerja sama dengan perusahaan untuk menyediakan
TTD bagi tenaga kerja wanita. Sedangkan masyarakat dan pihak swasta
dapat menyediakan TTD yang sesuai dengan standar yang ditentukan.
Gambar 9.
Alur Penyediaan TTD Mandiri
Rematri dan
WUS Perusahaan
Kelompok lainnya
Apotek/ (Karang Taruna,
Toko obat KUA/tempat
ibadah, LSM, dll)
UKBM
(Sekolah/UKS, Pos
Upaya Kesehatan
Kerja (UKK),
Poskesdes,
Posyandu)
40
ManajemenPencegahan&Penanggulangan
AnemiapadaRematridanWUS
2. Pendistribusian
a. TTD Program
Ditjen Kefarmasian dan Alkes mendistribusikan TTD sesuai dengan
usulan kebutuhan ke Instalasi Farmasi Provinsi. Instalasi Farmasi
Provinsi mendistribusikan ke Instalasi Farmasi Kabupaten dan Kota
(IFK). IFK mendistribusikan ke gudang farmasi puskesmas, dan
selanjutnya puskesmas mendistribusikan TTD ke sekolah melalui
pengelola program gizi. Perhitungan kebutuhan di sekolah didasarkan
pada data riil yang berasal dari Data Pokok Pendidikan (DAPODIK)
terbaru dari SMP dan SMA atau yang sederajat.
b. TTD Mandiri
Remaja putri dan WUS dapat memperoleh TTD secara mandiri melalui
UKBM, klinik perusahaan, apotek/toko obat, dan kelompok lainnya
(karang taruna, tempat ibadah, LSM, dll).
41
Bagian 2
1. TTD Program
TTD program diberikan kepada rematri usia 12-18 tahun di sekolah
dengan frekuensi 1 tablet setiap minggu sepanjang tahun. Pemberian
TTD pada rematri di sekolah dapat dilakukan dengan menentukan hari
minum TTD bersama setiap minggunya sesuai kesepakatan di masing-
masing sekolah. Saat libur sekolah TTD diberikan sebelum libur sekolah.
2. TTD Mandiri
Pemberian TTD Mandiri dilakukan di tempat kerja dilakukan melalui
klinik perusahaan, UKBM, dan kelompok lainnya seperti karang taruna,
LSM, dan lain-lain. TTD dapat diperoleh secara mandiri dari apotek/
toko obat. TTD dikonsumsi 1 tablet setiap minggu sepanjang tahun.
1. Pencatatan
a. Institusi Pendidikan melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
Pencatatan dilakukan oleh tim pelaksana UKS di sekolah (guru UKS)
sesuai dengan tugas tambahan. Pemberian TTD dicatat pada Kartu
Suplementasi Gizi dan Buku Rapor Kesehatanku.
42
ManajemenPencegahan&Penanggulangan
Anemiapada RematridanWUS
43
Bagian 2
Gambar 11.
Kolom Pencatatan Pemberian TTD dalam Buku Catatan Kesehatan
44
ManajemenPencegahan&Penanggulangan
AnemiapadaRematridanWUS
b. Tempat kerja
Pemberian TTD pada pekerja perempuan merupakan salah satu program
pencegahan dan penanggulangan anemia pada WUS melalui Gerakan
Pekerja Perempuan Sehat Produktif (GP2SP). Pencatatan pemberian
TTD di perusahaan dilakukan oleh tenaga kesehatan di klinik
perusahaan.
c. Calon Pengantin
Pencatatan pemberian TTD untuk calon pengantin dilakukan oleh
petugas di puskesmas.
2. Pelaporan
Pelaporan pemberian TTD dan kepatuhan konsumsi TTD direkapitulasi
dan dilaporkan oleh:
1) Sekolah
Data pemberian TTD dan kepatuhan konsumsi TTD direkapitulasi oleh
guru pembina UKS untuk dilaporkan ke Puskesmas dengan
menggunakan formulir 1a dan 1b. (Lampiran 2)
2) Tempat kerja
Pelaporan pemberian TTD di perusahaan dikirimkan kepada Puskesmas
dengan menggunakan formulir 2. (Lampiran 3)
3) Puskesmas
Puskesmas mencatat pemberian TTD untuk calon pengantin dengan
menggunakan formulir 3 (Lampiran 4). Selanjutnya petugas puskesmas
merekap laporan dari sekolah, tempat kerja dan calon pengantin dan
45
Bagian 2
46
ManajemenPencegahan&Penanggulangan
AnemiapadaRematridanWUS
Alur pelaporan dan penyampaian umpan balik dan hasil analisis laporan
di masing-masing tingkatan administrasi dapat digambarkan seperti
bagan di bawah ini:
Bagan 6.
Alur Pelaporan dan Penyampaian Umpan Balik
47
Bagian 2
Perhitungan cakupan
Rematri dan WUS yang dihitung sebagai cakupan adalah rematri dan
WUS yang menerima TTD sebanyak satu kali setiap minggu.
Rematri di sekolah
Cakupan TTD pada rematri dihitung jika rematri menerima TTD
satu kali setiap minggu.
Tabel 2.
Perhitungan Cakupan di Sekolah
Nama Jumlah Cakupan
No.
Sekolah Sasaran n %
Tabel 3.
Perhitungan Cakupan di Tempat Kerja dan Calon Pengantin
di Puskesmas
Nama Cakupan
Perusahaan/ Jumlah
No.
Puskesmas Sasaran n %
48
ManajemenPencegahan&Penanggulangan
AnemiapadaRematridanWUS
Tabel 4. Matriks
Keberhasilan
KUA dan
Kab
Pus Tempat tempat
Indikator Pusat Provinsi dan Sekolah
Kesmas Kerja ibadah
Kota
lainnya
Kebijakan dan
Program Nasional
(Ketersediaan
pedoman dan tata
laksana)
Komitmen yang
kuat di semua
tingkatan
Sumberdaya (man,
money, material)
yang tersedia;
Advokasi dan
sosialisasi
Jejaring yang
efektif dan
komunikasi optimal
Pengelolaan
program
Peningkatan
kapasitas petugas
Peningkatan
kegiatan kelompok
49
Bagian 2
KUA dan
Kab
Pus Tempat tempat
Indikator Pusat Provinsi dan Sekolah
Kesmas Kerja ibadah
Kota
lainnya
sasaran
Integrasi dalam
surveilans
Penelitian dan
pengembangan
Cakupan program
anemia pada
rematri dan WUS
Kepatuhan rematri
dan WUS yang
mengonsumsi TTD
Menurunnya angka
prevalensi anemia
pada rematri dan
WUS
50
ManajemenPencegahan&Penanggulangan
AnemiapadaRematridanWUS
Tabel 5.
Peran Lintas Sektor
52
ManajemenPencegahan&Penanggulangan
AnemiapadaRematridanWUS
BAB 4 PROMOSI
DAN
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
A. Promosi
Tabel 6. Sasaran
Promosi
Jenis media, antara lain Leaflet, Spot TV, Buku saku, Lembar balik
Tatanan Sasaran
Sasaran Primer Sekunder Sasaran Tersier
Rumah Remaja Putri/WUS orang tua/keluarga Keluarga besar
Tangga
Kader dari kelompok
dasa wisma PKK
Tabel 7.
Jenis Media
Jenis Manfaat
Media cetak: Sebagai sarana informasi, membantu
Poster, Flyer, Leaflet, mengkomunikasikan perhatian dan peringatan serta
banner, brosur, buku saku, mengkampanyekan suatu isu, bisa sebagai bahan
booklet, gambar, komik referensi/bacaan.
Media luar ruang: Billboard Penempatan media relatif fleksibel pada lokasi
strategis seperti perempatan jalan, ukuran yang
besar dan pencahayaan akan menarik perhatian
sehingga mampu mempengaruhi langsung bagi
yang melihatnya
Media audio visual: spot tv, Media yang memiliki unsur suara dan gambar,
running text, televisi, cepat menyebarkan berita dan menjangkau
bioskop masyarakat secara luas terutama pada media
elektronik televisi.
54
ManajemenPencegahan&Penanggulangan
AnemiapadaRematridanWUS
Jenis Manfaat
Media Audio: Media hanya memiliki unsur suara, tapi dapat
menjangkau daerah yang luas menyebarkan
Radio Spot informasi praktis.
B. Pemberdayaan Masyarakat
55
Bagian 2
Tabel 8.
Sasaran Pemberdayaan Masyarakat
No. Sasaran Materi Unit Pemberdayaan
1 Individu 5W+1 H
- Remaja Putri Pencegahan dan UKS, PKPR
Penanggulangan Anemia,
TTD, prestasi belajar
- WUS Pencegahan dan Klinik perusahaan,
Penanggulangan Anemia, Pos UKK
TTD, produktivitas
- Catin Pencegahan dan KUA/tempat ibadah
Penanggulangan Anemia, lainnya
TTD, generasi penerus,
AKI/AKB
2 Keluarga Pencegahan dan Rumah tangga
Penanggulangan Anemia,
TTD, prestasi belajar,
produktivitas, generasi
penerus, AKI/AKB
3 Kelompok/masyarakat
- Sekolah Pencegahan dan OSIS, Komite
Penanggulangan Anemia, sekolah
TTD, prestasi belajar,
- Tempat kerja Pencegahan dan Organisasi buruh,
Penanggulangan Anemia, serikat pekerja (SPSI)
TTD, produktivitas GP2SP, Pengusaha,
koperasi, Pos UKK
- Masyarakat umum Pencegahan dan LSM, PKK
Penanggulangan Anemia,
TTD
56
ManajemenPencegahan&Penanggulangan
AnemiapadaRematridanWUS
BAB 5
PENUTUP
Marudut. Efikasi Bubuk Tabur Gizi terhadap Status Zat Besi Santri Remaja
Putri di Pondok Pesantren (Disertasi). Bogor: Fakultas Ekologi
Manusia – InstitutPertanian Bogor.
State Institute of Health & Family Welfare. 2011. Weekly Iron & Folic Acid
Supplement Program for Adolescents. Jaipur: State Institute of Health
& Family Welfare.
WHO. 2011. Serum Ferritin Concentrations for the Assessment of Iron Status
and Iron Deficiency in Populations. Vitamin and Mineral Nutrition
Information System. Geneva: World Health Organization.
Brief. Geneva:
World Health Organization.
61
I •
J
1
I
I
I
1
�·
IIi
j � n... L...
E 2:,
� c � \!)
c
.. .
:E
...
.. .. ...." :E
-ec ..
.. . ....
I! c
lf'l'I !Ii
iit cTc l
Ji {!
N
... ..
:E
.. :E
... " : E
..
'.i.. :i ... . :E
v.. .
E.
�'i .. li
..0 ..� .
N
!::!:.
.s:; ..
0 " !Ii
"'
.lO:
Cl>
II)
... .:E.
� .., : E
·.:::: ej .
:i
0..
"
' ii ..
!c
-- N
' :E
.. ..
'
lc ! :
�
.
E
Cl
a> :
i: .. :E
: ..."' . . :E
Q ii
I= ... :
E
;. f'l'I
:i:
e ..
:E
..
N
e
0..
c
..
l: E -- - i.-- J.- _,_.,__,__,__,
"-'
�
'
:: ,
"':E
c ..
E
.
... li
,:
2 .....
...
. . . ...
..
II
Cl> :E
·:
N
.0E..
.. ...
=i
. ..
l i
. "'......
:
:..
..
,:
:
� n-
N :
.... l
i; �
'l
�
"!
..
;
zi
/DPSLUDQ
&ŽƌŵƵůŝƌ WĞŵĂŶƚĂƵĂŶ WƌŽŐƌĂŵ dd ZĞŵĂũĂ WƵƚƌŝ Ěŝ ^ĞŬŽůĂŚ ;ůĂŶũƵƚĂŶ &Žƌŵ ϭĂͿ
�._._.. ..__._...__,__.. ,
�
..
leL-J'--''--._.. ..__._...__,__,
j s
i.
��
�
c -
:E
.:E.
..
": ....E
... .
.. .... :ii
....
..
...... .
::,
.,:;
��
.
f
c "':!!
:ii
.. . ": E
.
..
N° : :e
E. ..
.. ..
"' : I :
..0 - ,
... ':�.
.
.."
.. :I:
:E
i
,r-."'r.,_:t--i-!-1--1--i-1-l--1-l--l-l-+-l--l-l-+-1-1...J.-l
H. rt-++++t-++++-H-1-H-+-1--1--1--W
:E�
.... ..�:1:"-l--+-+-+-t-l-lf-J-+-++--l-+-�>--i-l.--L...L...LJ
N :I,
..
"':E
.. : E
..
. ..
] I "'"1...:,:..: 1-,-H-t-+-HH++,1--1--1--1--1--�-l--l-l
N � - l-l-l-l-l-l-l-l-l-l-l-l-l-l-l-l-l-l-l-l E
:I :
... , : - - -+-H-++++-H-++·1--,1-1�-l--l-l �
,_ - {i
..
.. � :1··-�-t--ll-lf-l-+-++-+-.J--1-j--l--l-l-...L-I-J..._J J ,,
.,, ..
!.,L:E:t-+-H-+-l-+-1-4-+-1-+-ll-+-1--1---1--l--l--l-l l!
c
l
11-
. .. i
N 1! a- ·- -r-+-+-+-+t-1-1-1-1---1--1--1---1-.L-w-
1 �
�.-..+,:i..1->--l-f-�-l--l--1-�-1-11-1-1-1- t- -1- 1- 1-
1-
..
l! t
.. 0
1 ic
t
f c
0
I=E
=, !j
f i �i
; !§� 1
. t.
*JI
u
i��!-5
; �
:0
c
.. �·e1 - �
Ii E .Iii,! .Ii-,,
!!'j,h.��� I �
i:i
!is . . �o�� :E i
.c " ...... t!
"
r
.. :.
f �: � ,- -t-1-++-t-t-HH-�++·1-·l-._l-l�-l
c i Nr...:.
; r+-t-lt-i-+-t-+-+-l-l-+-f--1--1-11-1-+-f--l-l
� :
...
2 .:f" .: >--l-t-+-t-+-HH-l--f--1--HH-1--f--l--
HW
C N
g :E
...
i �a
)t-t-�:ri-+-1--1-+-+-+-1-4-+4--�f---1--1-���-I-I
...
� :s
=, .,
..
I c!
"E'
s ��
.. ,.
C L .:
�
.. .. t
Q
..
E
E
::,
c
c
c:
:) Q i
if 3"'
.J: :.
I:
..
r. (I) s:.
c E
� �
c
(U �
't:
b
e �
O
Q. .!!
::> ..
..9(U
u
@
E
(
U
bO
.. .E...
Q. e ..
c <
(U
..
:I
(
U
e
(U
E
QJ
Q.
..
e
:
........
r-�-n-t-t-t-+-t-t-+-l-t-+-f-+-+-+-+-l-+-+4--1-1
I
0
LI.
� �1-4-1--+-+-+-
,: ..
+-i
f1--�1--4----I----+-+-+--+-,
� :E
cl- - l-1--1--1-1--<I--
.. . <-,
;;• ...
E
.0.
.. -
.,
I l
...
, l
E
Ill
...
Q
.. :..
I
: Ill:
C
..
L
.
�
CIO
c
I=
I l
:: ...
l
:: ,
3 ....
.,,
"C
· .
::
s ...
C
.,
L
,- ,.,
,
E
a:Q
@
E
C! : : ! :
CIO
CL e
.,,::,
�.
,,
E
QI
Q.
�
::, .E..
.0...
'
!i i
l
i j
.c ...
J1-r:E-+-+-+-+-+-+-+--l
Cl - t-t-t-t-t-t-r--l
. ..
vi"
E
!
.I.V0..
�
c
-
.Q...IVI
.a
Q.
::::,
�
....
I
"Q
c
i=
VI
::::,
3:
I V
c
,: ,
·;:
..
::::,
a.
IV
'iij'
E ...
a::Q
0 :E
J: i ...
E
IV :E
.. ...
a.
c
..
IV
::::,
IV
1:
Ill
E
a.Q
�
::::,
E
0
"-
..�
Q. c
<"'
��
...
"" Q.
E
E
z z
::!:
lilt
.<:.
..!!
E ..
� �
c:
...
. t
.. . ... ::!:
\0
- e
.�
E
.E ::,
:
-
::!:
...
r o
..0 E
u..
�0 ..
·;;; z
'
c
...�.. ::!:
>. � ...
.
a
... 5
j
E ::!:
.
.,, .. ...
C 'I
.. :. :
I
:
QI)
j::c
. . ;j ...
v, I= ::!:
::)
:, c
c3 IiJ
C'II E ::!:
:
..
·;:
::,
a. c
...
::!:
C'II �
'ii,
Ec ::!:
"ii
a: ::!:
...
u
:
�
E
.
: : !:
C 'I
..
�
: ..
I
IID
...
a.
e
:ii
.. .. :ii
c i i i
.2... ... !
i i
...
"t:
::,C'II
C'II
::!:
l i i
c
.� ���� Q
@
.. �
C'II
E � ::!: ' i
cu :
' E
a
.. � ... . .. . . ..
' "
c: :
. � e
.
... "'...
.
:::,
... ..
.<:.
..
c: ", .
c :
,
c:
E ..
..!!
ii i
I!
E
.;:
�
0
u..
i E ]
��
..
c:
·c -0
� �Q."5:, '5
" '
.....
c� ��
. . . . -�
:, Q.
�
J
: ! ' :! '
, .
Q Q,. Q
-
�� .. �..
..
v; g E E
:, <(
s:
>
"
! ! u 0 s: .s: .s: ..!!
., ., e e
i
-0
c:
e
,:
.. I= I= I=
c
.s:
:
e,
...
..!!
iiiz
.0 .0
l! .. Cl, .2 E E
ro z ,:: ,2 :1 0 .i � �..
c
� � � := c
z 0 .. N
"'
..><
s
l!
....
� 'a
.
... :E
E
ro z
N .... ... £� ..
E
�
-
:i
c
...
..... ..
�.
E .
E
:E
...
ti
::,
.
e,
-
'-
0 :3o
u.
! '"...
...
.... ..
;cl
�t
e,
:i
1 1 1n E
:: : ,
c.. z
!!0 ...
]
b O
c .Si:
0
I :E
...
i=
t
:E
'
."
�
...
:::, E
:i
� c ...
I..
c
n, � "'
c
"C
.. .' ." . : , :E
..
:,
·c: ...
..
:::,
e,
�
'"
j :E
..n..,.. E
:. ...
n
E � :E
a:Q
·c
� ...
Q
� :E
E
n, :i ...
'-
:E
�
'
c•.
ic( ...
.
.. ...
:E
c i
n,
:::,
:E
..
� �
.
. .. .
n , ::, E
" E
.
c
c
n, :E .E
�c ..,
E 2 ... ""
�C
.... .. "'
...
c
e, �
...
V) V)
:E
. . �. �..
'- - " ' :: ::
:::, c :
...
0
e .,:;
.!! I!
E
�
e
:,:
c
lll �
"'
.. .. ..
· ·
a. a.
"'
u � �
. ee
"'
:c "i "i
. "' "'
Cl)
E E
-
...
..
j£ ·;;;
ii
c
... s: s:
...
<{
5· ·5 ...
E >
... c '"
0
�
I E e e
c
z ... s .e.. �.. �
.....�s ..
00
0
... .,
...
N
z
" ""
Lampiran 9
MENT'ERI KESEHIITAN
REPUBUI< INOONESIA
TENTANG
STANOAR TABLET TAMBAH DARAH BAGI
WANITA USIA SUBUR DAN HAMIL rsu
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Menimbang: a. bahwa wanita usia subur dan ibu hamil rentan terhadap
kekurangan gizi besi dan dapat menyebabkan perdarahan
saat persalinan pada ibu hamil dan merupakan salah satu
penyebab tingginya angka kematian ibu di Indonesia;
b. bahwa untuk melindungi wanita usia subur dan ibu hamil
dari kekurangan gizi dan mencegah terjadinya anemia gizi
besi maka perlu mengonsumsi tablet tambah darah;
c. bahwa agar tablet tambah darah sesual dengan kebutuhan
wanita usia subur dan ibu hamil serta adanya keterpaduan
nama dagang dan komposisi produk tablet tambah darah
yang beredar di masyarakat, perlu adanya standar tablet
tambah darah bagi wanita usia subur dan ibu hamil;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan
Peraturan Menteri Kesehatan tentang Standar Tablet
Tambah Darah Bagi Wanita Usia Subur dan Ibu Hamil;
MENTERI KESEHATI\N
REPUellK INOONESIA
-2-
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063);
3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor
227, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nornor 5360);
4. Peraturan Pernerintah Nornor 72 Tahun 1998 tentang
Pengamanan Sediaan Farmasi Dan Alat Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998
Nomor
138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3781);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1010/Menkes/Per/
XI/2008 tentang Registrasi Obat sebagaimana diubah
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1120/Menkes/Per/XII/2008;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2013
tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Bagi
Bangsa Indonesia (Serita Negara Republik Indonesia Tahun
2013 Nomor 1438);
8. Peraturan Menter! Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/
VIIl/2010 tentang Organisasi dan Tatalaksana
Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2010
Nomor 585) sebagaimana diubah terakhir dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 35 Tahun 2013 (Serita
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 741);
9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 108/Menkes/
SK/IV /2014 tentang Pemberlakuan Farmakope Indonesia
Edisi V;
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 328/Menkes/SK/
VIII/2013 tentang Formularium Nasional;
MEMUTUSKAN ...
Lampiran 9
MENTER!
KESElfATAN
REPUlll.lK INOONESIA
-3-
MEMUTUSKAN:
Pasal 1
Standar tablet tambah darah bagi wanita usia subur dan ibu
hamil sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 2
Standar tablet tambah darah bagi wanita usia subur dan ibu
hamil sebagaimana climaksud dalam Pasal 1 digunakan sebagai acuan
bagi Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, pemerintah kabupaten/kota
dan semua pihak yang berkaitan dengan program pemberian tablet tambah
darah bagi wanita usia subur dan ibu hamil.
Pasal 3
Tablet tambah daran yang akan digunakan sebagai program pemberian tablet
tambah darah bagi wanita usia subur dan ibu hamil wajib memiliki izin edar
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 4
(1) Pembinaan terhadap standar tablet tambah darah bagi wanita usia subur
dan ibu hamil dilaksanakan oleh Menteri, kepala dinas kesehatan
provinsi, dan kepala dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan
tugas dan kewenangan masing-masing secara terpadu.
(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui:
a. komunikasi, informasi, dan edukasi;
b. pemberdayaan masyarakat;
c. monitoring, evaluasi, bimbingan teknis; dan
d. supervisi.
(3) Pengawasan terhadap standar tablet tambah darah bagi wanita usia
subur dan ibu harnil dilaksanakan oleh Kepala Sadan Badan yang
melaksanakan tugas dan tanggung jawab di bidang pengawasan obat dan
makanan.
Pasal ...
Lampiran 9
MENTER! KESEHATAN
REPUOlll< INOONESIA
-4-
Pasal 5
(1) Pihak yang menyediakan tablet tambah darah bagi wanita usia subur
dan ibu hamil wajib mengacu dan menyesuaikan dengan ketentuan
Peraturan Menteri ini paling lama 2 (dua) tahun terhitung
sejak Peraturan Pemerintah ini diundangkan.
(2) Apabila dalam jangka waktu 2 (dua) tahun produk tablet tambah
darah bagi wanita usia subur dan ibu hamll sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) masih beredar di masyarakat, plhak yang menyediakan
tablet tambah darah bagi wanita usia subur dan ibu hamil wajib
menarik produk tablet tambah darah bagi wanita usia subur dan ibu
hamil.
Pasal 6
Peraturan Menteri lni mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 11 November 2014
MENTER! KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA,
ttd
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 1 Desember 2014
ltd
YASONNA H. LAOLY
SERITA NEGARA REPUBLlK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 1840
Lampiran 9
MEPm':RI KESEHAT...N
REPUDLII< INOONESIA
-5-
LAMPIRAN
PERATURAN MENTER! KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 88 TAHUN 2014
TENTANG
STANDAR TABLET TAMBAH DARAH BAGI
WANITA USIA SUBUR DAN IBU HAMIL
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Salab satu faktor penyebab anemia gizi karena kurangnya
asupan zat besi pada makanan yang dikonsurnsi setiap hari
yang ditandai dengan kadar hemoglobin (Hb) di bawah normal.
Wanita usia subur cenderung menderita anemia
dikarenakan wanita mengalami menstruasi setiap bulan, dan ini
akan diperberat jika asupan zat besi dari makanan sehari-hari
rendah. Wanita usia subur yang mengalami anemia gizi besi akan
mudah sakit karena daya tahan tubuh yang rendab sehingga
produktivitas kerja rendah.
Pada ibu hamil anemia akan meningkatkan risiko melahirkan
bayi dengan berat lahir rendah, keguguran, lahir sebelum
waktunya, risiko perdarahan sebelum dan/atau pada saat
persalinan yang dapat menyebabkan kematian ibu dan bayinya.
Pada bayi dalam kandungan dapat mengalami gangguan
pertumbuhan dan perkembangan, tidak dapat mencapai tinggi
optimal dan anak menjadi kurang cerdas.
Sumber makanan kaya zat besi dan asam folat umumnya
terdapat pada sumber protein hewani seperti hati, ikan dan
daging yang harganya relatif mahal dan belum sepenuhnya
terjangkau oleh kebanyakan masyarakat di Indonesia. Pemberian
tablet tambah darah sebagai salah satu upaya penting
dalam pencegahan dan
penanggulangan anemia yang merupakan cara yang efektif
karena
dapat mencegah dan menanggulangi anemia akibat kekurangan
zat besi dan atau asam Iolat, Tablet tambah darah merupakan
tablet yang diberikan kepada wanita usia subur dan ibu hamil.
Bagi wanita usia subur diberikan sebanyak I (satu) kali
seminggu dan I (satu) kali sehari selama haid dan untuk ibu
hamil diberikan seciap hari selama masa kehamilannya atau
minimal 90 (sembilan puluh] tablet.
Seat ...
Lampiran 9
MENTER! KESEW.TAN
REPUBLIK
INOONESIA
-6-
Saat ini banyak produk tablet tambah darah bagi wanita usia
subur dan ibu hamil yang beredar di masyarakat dengan nama dagang
dan komposisi yang beragam. Beberapa diantaranya tidak memenuhi
standar tablet tambah darah seperti yang disarankan oleh WHO
terutama kandungan elemental besi dan asam folatnya. oleh karena itu
dirasa perlu dibuat standar minimal kandungan tablet tarnbah
darah bagi wanita usia subur dan ibu hamil, agar tablet tambah darah
untuk bagi wanita usia subur dan ibu hamil yang beredar
dapat lebih berkualitas dan efektif dalam mencegah dan
menanggulangi anemia gizi besi,
Me/TERI KESEHIIT,_.,
REP081.IK INDONESIA
-7-
E. Registrasi dan Pelabelan
Registrasi dan pelabelan tablet tambah darah bagi wanita usia subur
dan ibu hamil dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang mengatur mengenai registrasi obat.
MENTER! KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
KEMENTERIAN KESEHATAN
RI
DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT
Jolan H.R. Rasuns Said Blok X - S Kavling 4 - 9 Jakana I
29SO
Telp. Di1jcn. (021) S�113R71. Sci. Oitjen (021) S22122S • 5221226 Flksunile: 111�1)
5203117
Yang terhormat:
1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupatcn/Kota
SURAT EDARAN
NOMOR
HK.03.03/V/0595/2016
TENTANG
A. Umum
Salah satu sasaran pokok Rencana Pembangunan Jangka
Mener.gah Nasional (RPJMN) 2015-2019 adalah meninglcamya
statue kesehatan dan gizi dan anak. Sebagai penjabarannya,
Kementerian Kesehatan telah menyusun Rencana Strategis
(Renstra) tahun 2015-2019, tercantum di dalamnya sasaran
Program Gizi dan Kesehatan !bu dan Anak antara lain
mcning)catnya ketereediaan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang bcnnutu bagi seluruh masyarakat. lndikator
pcmbinaan perbaikan gizi masyarakat sa1ah satunya adalah
Pemberian Tablet Tambah Darah ('M'DJ bagi remaja putri dengan
target sebesar
30% pada tahun
2019.
Data Riskesdas 2013 rnenyebutkan bahwa pn:valcnsi Anemia pada
Ibu Ho.mil 37,1%. Hal tersebut merupakan dampak lanjut dari
tinsginya prevalcnsi anemia pada remaja putri yaitu sekitar 25%
dan pada wanita usia subur sebesar 17%. Kcadaan ini merupakan
akibat dari asupan zat gizi besi dari makanan yang baru
memenuhi sekitar 40% dari kecukupan (Puslitbang Gizi Bogor,
2007).
Pclaksanaan pcmberian TIO sebelumnya adalah l [satu] tablet
per minggu dan pada masa haid diberikan 1 (satu) tablet per hari
selama 10 (scpuluh) hari, tetapi pertemuan para pakar memberi
rckomendasi pemberian TTD diubah supaya lebih efektif
dan mudah pelaksanaannya.
C. Ruang Lingkup
Pcmberian TTD dengan komposisi terdiri dari 60 mg zat besi elemental
(dalam bentuk sediaanFerro Sulfat, FerTO Fumarat atau Ferro
Glukonat} dan 0,400 mg asam folat pada rernaja putri usia 12-18
tahun di institusi pendidikan (SMP dan SMA aiau yang sedcrajat)
dan Wanita Usia Subut (WUS) usia 15-49 tnhun di institusi tempat
kerja.
D. Dasar
l. Undang-Undang Nornor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
2. Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan
Nasional
Perccpatan Perbaikan Gizi yang mcnitikbcratkan pada
penyelamatan
1000 HPK (Hari Pertarna
Kehidupan];
3. Peraturan Bersama Amara Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Menteri
Agama Republik Indonesia dan Menteri Dalam Negeri
Republik Indonesia Nomor:
6/)qPB/2014; Nomor: 73 Tahun 2014; Nomor. 41 tahun 2014; Nomor:
81
Tahun 2014 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usahn
Kesehatan
SekolahfMad.rallah;
dnn
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 88 Tahun 2014 teruang
Standar
Tablet Tambah Darah bagi Wanita Usia Subur dan !bu
Hamil.
E. Pelaksanaan
I. Cara pemberian TTD dengan do sis 1 (satu) tablet per minggu
sepanjang
tahun.
2. Pcmberian Tablet Tambah Darah (TTD) dilakukan untuk remaja
putri usia 12-18 tahun,
3. Pernberian TIO pada remaja putri melalui UKS/M di institusi pendidikan
(SMP dan SMA atau yang sederajat) dengan menentukan hari minum
TTD bersama seuap minggunya sesuai kesepakatan di wilayah masing•
masing.
4. Pemberian TTD pada WUS di tempat kerja menggunakan TIO yang
disediakan oleh institusi ternpat kerja atau secara mancliri.
F. Langkah-Langkah
I. Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota melakukan pemant.auan
ketersediaan TIO di Instalasi Farmasi dan institusi tempat kerja di
wilayahnya;
2. Oinas Kesehatan Provinsi melakukan distribusi 'ITD kc Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota:
3. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan distribusi TTD
ke
Puskesmas da.n jejaringnya serta Rumah Sakit;
4. Puskesmas melakukan pendistribusian TTD ke sekolah melalui
kegiatan UKS/M; serta secara bertahap melakukan perne-riksaan Hb
sebagai bagian dari kegiatan penjaringan kesehatan anak sekolah
dan pckerja perempuan yang ada di institusi tempat kerja di
wilayahnya;
5. Tim Petakscoa UKS/M melokukan pemantauan kepatuhan remaja
putri mengonsurnsi 'ITD;
Lampiran 10
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 20 Juni 2016
Susunan Tim
PENGARAH
Ir. Doddy Izwardy, MA
PENANGGUNG JAWAB
dr. Marina Damajanti, MKM
PENYUSUN
dr. Dini Latief, MSc., SpGK
Prof. dr. Endang L. Achadi, MPH, Dr.PH
Prof. Dr. Ir. Dodik Briawan, MCN
Dr. dr. Yustina Anie, MSc., SpGK
Dr. Ir. Basuki Budiman, MSPH
Dr. Ir. Anies Irawati, SKM
Dr. Fitrah Ernawati, M.Sc
Dr. Efriwati, M.Si
Dr. Marudut, MPS
Ir. Siti Muslimatun, MSc, PhD
Dr. Elvina Karyadi, MSc, PhD, SpGK
dr. Arietta Pusponegoro, SpOG(K)
dr. Drupadi HS. Dillon, PhD
Nurfi Afriansyah, SKM, MScPH
Otte Santika, SP, MSc
dr. Nasaruddin M. Sheldon, MD
dr. Yetty Mindo P. Silitonga
Dr. Sugeng Eko Irianto, MPS
Eriana Kartika Asri, S.Si., Apt., MPH
Mardewi, SKM, MPH
Airin Roshita, PhD
Rabiatun
Syamsudin, M.Pd
Erni Novalisa
Setijono
Nurgina Arsyad
Heni Rudiyanti, SKM, M.Kes
drg. Ery Heryati Zulkifli, MMR
dr. Fitria Maulina
dr. Guntur Argana, M.Kes
I Dewa Gde Gandi Widi Pramana, SKM
dr. Maria Sondang Margaret
dr. Stefani Christanti
Maya Raiyan, MPsi
Arif Awaludin Ashar, S.Gz
dr. Angga Januarsa Suryadi
dr. Anindita Vidya Destiani
dr. Muhammad Dwi Priangga
Intan Apriyani, S.Gz
TIM EDITOR
Muhammad Adil, SP, MPH
Ir. Titin Hartini, M.Sc
Yosnelli, SKM, MKM
Evi Firna, SKM
Marlina Rully W., S.Gz
Rian Anggraini, SKM, MKM
Arti Widiodari Y., SE, MKM
Yemima Ester, S.Sos, MKM
Lia Rahmawati S., SKM
Dewanti Alwi Rachman, SM
Nanda Indah Permatasari, S.Gz