Anda di halaman 1dari 25

PERBANYAKAN TANAMAN KAKAO (Theobroma Cacao L.

) DENGAN
TEKNIK GRAFTING

( Proposal Proyek Usaha Mandiri )

Oleh :

Riky Dharmawan 19721058

PROGRAM STUDI PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN

JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2021
HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Proposal Proyek Mandiri : Perbanyakan Tanaman Kakao


(Theobroma Cacao L.) dengan Teknik
Grafting
2. Nama Mahasiswa : Riky Dharmawan
3. NPM : 19721058
4. Program Studi : Produksi Tanaman Perkebunan
5. Jurusan : Budidaya Tanaman Perkebunan

Menyetujui
Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Ir. Dewi Riniarti, M. P. Ir Rijadi Subiantoro, M.T.A


NIP 196511071990102001 NIP 19570505 198703 1 003

Ketua Jurusan Perkebunan,

Ir. Bambang Utoyo, M.P.


NIP 19621106 198903 1 005

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat dan rahmat-Nya
Penulis dapat menyelesaikan Proyek Usaha Mandiri (PUM) yang berjudul
“Perbanyakan Tanaman Kakao (Theobroma Cacao L.) dengan Teknik Grafting”.
Dalam penyusunan proposal Proyek Usaha Mandiri ini, Penulis
mendapatkan bimbingan dan batuandari berbagai pihak.oleh karena itu, pada
kesepatan ini Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Ir. Dewi Riniarti, M.P. Selaku Dosen Pembibing I yang memberikan
arahan, bimbingan, nasihat dan ilmunya dalam membantu
penyelesaian Proyek Usaha Mandiri ini.
2. Ir. Rijadi Subiantoro, M.T.A. Selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan saran dan masukan sehingga Proyek Usaha Mandiri ini
ini menjadi lebih baik.
3. Ir. Bambang Utoyo M.T.A., selaku Ketua Jurusan Budidaya Tanaman
Perkebunan.
4. Ir. Mirodi Syofian, M.P selaku dosen mata kuliah Proyek Usaha
Mandiri
5. Ayah, Ibu, Kakak tersayang yang tiada hentinya memberikan doa,
semangat dan bantuan baik secara moril maupun materil demi
keberhasilan.
6. Kak Shintia, Febri, Rika, Rheza, Asriya dan Wahyu yang membantu
serta memberi semangat untuk penulis menyelesaikan Proyek Usaha
Mandiri.
7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Proyek Usaha
Mandiri.
Semoga dengan kebaikan, bantuan, dan dukungan yang telah diberikan
kepada penulis mendapat balasan pahala dari Allah SWT, dan semoga Proyek
Usaha Mandiri ini bermanfaat. Amin ya Robbal’Aalamiin

Bandar Lampung, 17 September 2021

Riky Dharmawan.
NPM. 19721058

iii
DAFTAR ISI

Halaman
COVER ........................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii

I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Tujuan .......................................................................................... 1
1.3 Kontribusi .................................................................................... 2

II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 3


2.1 Tanaman Kakao ........................................................................... 3
2.2 Syarat Pertumbuhan ..................................................................... 4
2.2.1 Iklim ................................................................................... 4
2.3.2 Media Tanam ..................................................................... 5
2.3.3 Ketinggian Tempat ............................................................. 5
2.3 Pembibitan ................................................................................... 5
2.3.1 Bibit Kakao ........................................................................ 5
2.3.2 Persemaian ......................................................................... 6
2.4 Perbanyakan Secara Grafting/Sambung Pucuk ........................... 7

III METODE PELAKSANAAN ................................................................... 8


3.1 Waktu dan Tempat ....................................................................... 8
3.2 Alat dan Bahan ............................................................................. 8
3.3 Prosedur Kerja ............................................................................. 8
3.3.1 Konsultasi dan Koordinasi ................................................. 8
3.3.2 Inventarisasi Klon Unggul ................................................. 9

iv
3.3.3 Pengujian Teknik Perbanyakan Vegetatif Kakao .............. 9
3.3.4 Penyambungan ................................................................... 9
3.3.5 Penyungkupan Terhadap Tunas Baru Kakao ..................... 10

3.4. Jadwal Kegiatan .......................................................................... 10

IV ANGGARAN BIAYA ............................................................................... 11


4.1 Pengadaan Bahan ........................................................................ 11
4.2 Perhitungan Norma ...................................................................... 12
4.2.1 Pengadaan Alat dan Tenaga Kerja ..................................... 12
4.3 Menghitung Jumlah Alat dan Tenaga Kerja ................................ 13
4.3.1 Pelaksanaan Survei Tanaman ............................................. 13
4.3.2 Pelaksanaan Persiapan Batang Bawah ............................... 14
4.3.3 Pelaksanaan Penyambungan Tanaman .............................. 15
4.4. Jadwal Kegiatan .......................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 18

v
DAFTAR TABEL

Tabel Hal

Tabel 1.Jadwal Kegiatan Perbanyakan Tanaman Kakao 10

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Bibit Kakao Hasil Sambung Pucuk ................................................. 4

vii
I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia merupakan negara penghasil kakao terbesar ketiga di dunia
setelah Pantai Gading dan Ghana. Kakao merupakan salah satu komoditas andalan
perkebunan yang peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional,
khususnya sebagai penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan dan
penyumbangan devisa negara terbesar ketiga sub sektor perkebunan setelah karet
dan kelapa sawit. Provinsi Lampung merupakan salah satu daerah sentra
penghasil kakao di Indonesia. Produksi kakao Provinsi Lampung mencapai
21.000 ton per tahun atau yang terbesar keeanam dibandingkan provinsi lain di
Indonesia.Volume ekspor kakao Provinsi Lampung menempati urutan ketujuh
atau sebesar 1,15% dari total ekspor komoditas perkebunan Provinsi Lampung
dan nilai ekspor terbesar keenam atau sebesar 4,65% (BPS Provinsi Lampung
2015).
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas
kakao di Indonesia ialah perlu adanya intervensi pemerintah untuk mendorong
tersedianya bibit kakao unggul berupa benih maupun klonal (hasil sambungan).
Dalam kondisi seperti itu diperlukan langkah-langkah mempercepat pengadaan
bibit, sehingga kekurangan bibit kakao dapat diatasi dan bibit tidak menjadi
kendala produksi dan produktivitas kakao dalam negeri (Direktorat Jenderal
Perkebunan 2004).
Teknologi Penyambungan (grafting) termasuk metode multifikasi vegetatif ,
yaitu dengan menghubungkan dua jenis tanaman kakao, satu sebagai batang
bawah (onderstam) dan lainnya sebagai batang atas atau entres. Pengkajian ini
bertujuan mengetahui tingkat keunggulan teknologi perbanyakan tanaman kakao
secara vegetatif ditinjau dari aspek kuantitas dan kualitas bibit serta produktivitas
biji kakao (Toogood,1999).
2

1.2 Tujuan
Tujuan dari Proyek Usaha Mandiri yang Penulis laksanakan yaitu :

1. Merancang proses perbanyakan tanaman kakao dengan sambung pucuk.


2. Menghitung anggaran biaya sambung pucuk pada tanaman kakao pada
luas lahan 100 hektar.
3. Menghitung anggaran biaya sambung pucuk pada tanaman kakao pada
luas lahan 100 hektare.

1.3 Kontribusi
Kontribusi dari penulisan proyek usaha mandiri yaitu Melalui proposal
proyek mandiri ini perbanyakan dibuat agar dapat memberikan informasi tentang
cara melakukan perbanyakan tanaman kakao dengan teknik sambung pucuk. Serta
dapat memberikan informasi mengenai anggaran biaya untuk melakukan
perbanyakan tersebut dalam luasan 100 Ha.
II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Kakao


Tanaman kakao berasal dari Amerika Selatan. Dengan tempat tumbuhnya
dihutan hujan tropis, tanaman kakao telah menjadi bagian dari kebudayaan
masyarakat selama 2000 tahun.Nama Latin Tanaman kakao adalah Theobroma
Cacao l yang berarti makanan untuk Tuhan. Masyarakat Aztec dan Mayans di
Amerika Tengah telah membudidayakan tanaman kakao sejak lama, yaitu
sebelum kedatangan orang-orang Eropa. Orang-orang Indian Mesoamerikanlah
yang pertama kali meciptakan minuman dari serbuk coklat yang dicampur dengan
air dan kemudian diberikan perasa seperti: merica, vanili, dan rempah rempah
lainnya.
Minuman ini merupakan minuman spesial yang biasanya dipersembahkan
untuk pemerintahan Mayan dan untuk upacara-upacara spesial.(Hariyadi, Ali,
&Nurlina, 2017). Di spanyol, kakao adalah minuman yang dipersembahkannya
hanya untuk raja. Mereka meminumnya selagi masih panas dengan diberi rasa
gula dan madu. Secara Perlahan secara pasti kakao berkembang ke kerajaan-
kerajaan di Eropa dan pada abad ke-17 kakao menjadi persembahan khusus untuk
masyarakatkelas atas, Klasifikasi Tanaman Kakao adalah sebagai berikut:
a) Kerajaan/Kingdom : Plantae
b) Divisi : Magnoliophyta
c) Kelas : Magnoliopsida
d) Ordo : Malvales
e) Family : Malvaceae
f) Genus : Theobroma
g) Spesies : Theobroma cacao L.
h) Nama umum : Kakao
Beberapa sifat (penciri) dari buah dan biji digunakan dasar klasifikasi
dalam sistem taksonomi.berdasarkan bentuk buahnya, kakao dapat
dikelompokkan kedalam empat populasi. Kakao lindak (bulk) yang telah tersebar
4

luas di daerah tropika adalah anggota sebjenis Sphaerocarpum. Bentuk bijinya


lonjog,pipih dan keping bijinya berwarna gelap. Mutunya beragam tetapi lebih
rendah daripada kakao. Permukaan kulit buahnya relatif halus karena alur-alurnya
dangkal. Kulit buah tipis tetapi keras (Syakir, 2010)

Gambar 1. Bibit kakao hasil sambung pucuk (a), dan tanaman kakao dari bibit
sambung pucuk umur 2,5 tahun.

a b

Sumber : Jermia Dan Fadjry (2013). Pengembangan Teknologi Sambung Pucuk


Sebagai Alternatif Pilihan Perbanyakan Bibit Kakao.

2.2 Syarat Pertumbuhan


2.2.1 Iklim
1) Curah hujan.
Curah hujan pertanaman kakao di Indonesia berkisar antara 1800 – 3000 mm
pertahun danmerata sepanjang tahun. Tanaman kakao masih bisa hidup pada
musim kering yang berlangsung 2 bulan.
2) Kelembapan udara
Kelembapan udara relatif yang dikehendaki tanaman kakao adalah 80 -90%
5

3) Angin
Angin kencang dapat mengakibatkan kerusakan mekanis pada tanaman kakao
serta menurunkan kelembapan relatif udara. Pengaruh angin kering pada
pertanaman kakao di dekat pantai mengakibatkan matinya jaringan sel daun pada
bagian tepi.
4) Intensitas cahaya
Intensitas cahaya matahari diatur dengan adanya pohon pelindung. Intensitas
cahaya matahari akan mengatur perbungaan tanaman kakao.
5) Suhu
Suhu yang dikehendaki berkisar antara 24°C dan 28°C tiap harinya.Suhu
diatas 30° C dibawah naungan sering menimbulkan terlalu banyak pertumbuhan
vegetatif.

2.2.2 Media Tanam


Tanaman kakao mengkehendaki tanah dengan sifat –sifat berikut :
a) Mudah meresap air.
b) Derajat Kemiringan 0 – 40 %
c) Kedalaman efektif minimal 90 cm.
d) Tidak mempunyai lapisan padas yang dangkal.
e) pH 5 – 7
f) Mengandung banyak humus.

2.2.3 Ketinggian tempat


Tanaman kakao akan baik tumbuhnya di daerah yang mempunyai
ketinggian 0 – 500m dari permukaan laut. Dapat pula dibudidayakan sampai
ketinggian tempat 800 m dari permukaan laut.

2.3 Pembibitan
2.3.1 Bibit kakao
Bibit kakao bisa diperoleh dengan 2 cara yaitu :
1) Melalui perbanyakan generatif ( biji ).
2) Melalui perbanyakan vegetatif (okulasi, enten, atau stek).
6

2.3.2 Persemaian
1) Persemaian pendahuluan
Persemaian pendahuluan berfungsi untuk mengecambahkan biji sebelum
Dipindahkan ke persemaian pemeliharaan. Persemaian pendahuluan dapat dibuat
dari peti yang berisi pasir Steril/serbuk gergaji streril (yang sudah direbus)atau
karung goni steril. Biji – biji yang dikecambahkan disusun rapat,tetapi jangan
sampai bersentuhan.
2) Persemaian pemeliharaan
Persemaian pemeliharaan adalah tempat menampung dan memelihara
Kecambah dari persemaian pendahuluan. Bentuk persemaian pemeliharaan :
Bentuk keranjang/ plastic Keranjang / plastik ini mempunyai ukuran tinggi 35 –
40 cm dengan garis tengah 15 cm dan di misi tanah, pasir, kompos, pupuk
kandang, dengan perbandingan 4 : 1 : 1 : 1 .
Kadang- kadang campuran ini sedikit diberi kapur. Setiap keranjang/ plastik
diisi satu kecambah dengan membenamkan sedalam jari telunjuk,lalu ditutup
dengan tanah. Keranjang/ plastik yang sudah diberi tanaman disusun diatas rak
dengan jarak 40 cm, tinggi rak 25 cm dari atas tanah dan dibuat tempat yang teduh
atau dibuat larikan –larikan pohon petai cina dan turi yang mempunyai jarak
tanam 3 – 4 m. Selain itu perlu diberi atap setinggi 2 m yang dibuat daridaun
kelapa, alang –alang dsb. Atap ini berangsur –angsur dikurangin. Perawatan
persemaian pemeliharaan dalam kerajaan/ plastik meliputi :
1. Menyiram minimal 1 kali sehari.
2. Setiap 10 hari diberi pupuk urea 1,4 gr. Untuk tiap keranjang /plastik.
3. Pemberantasan hama.

2.4 Perbanyakan Secara Grafting/Sambung Pucuk


Sambung pucuk yaitu perbanyakan tanaman kakao secara vegetatif dengan
menggabungkan batang atas dengan batang bawah. Dalam penyambungan
memerlukan batang bawah berupa bibit semai dan calon batang atas (entres).
Batang bawah diharapkan kokoh dan tahan terhadap patogen dalam tanah. Batang
7

atas mempunyai karakteristik tanaman yang diinginkan. Perakaran batang


bawah haruslah kuat maka dari itu diperlukan batang yang berasal dari biji.
Sambung pucuk menjadikan dua tanaman menjadikan 2 klon menjadi satu
tanaman jenis baru. Bahan yang dibutuhkan untuk melakukan sambung pucuk
yaitu batang bawah (understock) dan batang atas (entres) dapat menggunakan
tunas samping atau tunas pucuk. Batang bawah telah siap disambungkan juka
memiliki diameter berukutan 0,6 cm atau lebih. Entres (batang atas) berasal dari
pohon kakao induk yang sehat dan unggul, sedang masa dorman 10 - 15 cm.
Ukuran batang bawah dengan entres sebaiknya sama. Jika batang bawah lebih
tebal, entres diruncingkan pada sisi yang lebar. Jika batang bawah yang lebih kecil
dari entres, maka entres yang diruncingkan pada sisi yang sempit
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat

Waktu Pelaksanaan dimulai bulan September 2021. Tepat pelaksanaan di


Dusun III Sungai Langka, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran,
Provinsi Lampung dengan luas lahan 100 ha.

3.2 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada proses perbanyakan tanaman kakao dengan


teknik grafting adalah Pisau okulasi,gunting pangkas,tali rafia,plastik,parafin,dan
polibag.

Bahan-bahan yang digunakan dalam proyek ini adalah entres sebagai


batang atas yang diambil dari klon S1,S2, sedangkan batang bawah menggunakan
klon lokal yang berasal dari kebun pak Suwardi di dusun III Sungai Langka,
Kecamatan Gedong Tataan , Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung.

3.3 Prosedur Kerja

Aplikasi okulasi adalah menyambung batang tanaman kakao dengan mata


tunas kakao lainnya. Batang dan entres harus memiliki kualitas yang baik untuk
mendapatkan bibit yang baik. Hal yang mempengaruhi pertunasan adalah
ketepatan pertemuan kambium.

Langkah-langkah untuk melakukan teknik sambung pucuk adalah sebagai


berikut :

3.3.1 Survey Tanaman

Survey merupakan cara penting untuk menentukan tanaman yang akan

disambung pucuk. Survei pada tanaman dilakukan sebulan sambung pucuk


dilakukan. Hal ini untuk menentukan jumlah tanaman yang akan di sambung
9

pucuk pada lahan seluas 100 hektar, serta untuk memilih dan menentukan
tanaman yang akan di sambung pucuk. Alat yang digunakan dalam survei
tanaman adalah alat tulis yang digunakan untuk mencatat jumlah tanaman yang
akan di sambung pucuk.

3.3.2 Persiapan Tunas

Persiapan tunas dilakukan sebelum penyambungan. Wiwilan yang


disiapkan terletak pada batang setinggi 3-5 mata tunas dari permukaan tanah.
Wiwilan dipelihara sampai berumur 3 bulan kemudian penyambungan.

3.3.3 Persiapan Entres Kakao

Entres Kakao yang disiapkan harus klon unggul yaitu klon (forastero)
sehingga tanaman yang dihasilkan berproduktifitas tinggi dan menghasilkan
tanaman yang unggul.

a) Pemeliharaan Batang Bawah

Rootstock (understem) atau batang bawah yaitu bagian bawah tanaman


yang masih lengkap dengan sistem perakarannya kuat sehingga tidak mudah
tumbang saat tertepa angin dan tahan terhadap kekeringan.

b) Pemeliharaan Batang Atas

Entres (scion) atau batang atas yaitu tanaman yang dapat menghasilkan
tanaman unggul,induk yang telah diketahui sifat unggulnya dapat tumbuh seragam
dan beradaptasi sehingga produksi tanaman dapat maksimal serta terhindar dari
hama dan penyakit.

3.3.4 Penyambungan

Penyambungan dilakukan dalam lima tahap, yaitu memotong tunas,


pembelahan tunas, peruncingan entres, pemasukan entres pada wiwilan yang
terbelah, lalu ikat sambungan. Gunakan pisau sambung untuk memotong cabang
wiwilan secara horizontal 3-4 cm, dan pisahkan bagian tengahnya sejauh 2 cm.
Masukkan mata pisau klon unggul yang meruncing dari kiri dan kanan ke dalam
celah yang telah dipotong dan dibelah. Entres yang digunakan berukuran sekitar 7
cm dengan ruas daun di tengahnya. Kemudian gunakan tali es kecil yang ditarik
untuk membalut atau mengikat, membalut dari bawah ke atas. Hasil pengikatan
10

harus rapat dan rapat agar tidak terciprat air ke dalam sambungan. Tutup
sambungan antara batang atas dan batang dengan kantong plastik transparan, lalu
ikat agar tidak kendor. Jika ada tanda-tanda tumbuhnya tunas baru dalam waktu 3-
4 minggu, segera buang plastiknya. Tanda sambungan berhasil adalah batang atas
terlihat subur.

3.3.5 Penyungkupan terhadap pertumbuhan tunas baru kakao

Penyungkupan dilakukan untuk memanipulasi panjang hari menjadi lebh


pendek dari panjang hari normal atau biasanya . Penungkupan dengan plastik
hitam yang bertujuan agar tunas pada tanaman kakao dapat muncul secara
kompak dan serempak.

3.4 Jadwal Kegiatan

Perbanyakan tanaman kakao secara grafting dilakukan sekitar 4-6 bulan


untuk menjadi tunas baru. Berikut jadwal kegiatan Perbanyakana tanaman kakao
dengan teknik grafting yang disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Perbanyakan Tanaman Kakao


September Oktober November Desember
Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Survey Lahan
Persiapan Tunas Air
Pemesanan Entres
Penyambungan dan Penyungkupan
Pengecekan Sambungan
Penyulaman
BAB IV

ANGGARAN BIAYA

Total anggaran yang diperlukan dalam kegiatan perbanyakan tanaman


kakao dengan teknik sambung pucuk dengan lahan 100 Ha. Biaya tersebut
meliputi pemesanan entres tanaman kakao, pembelian alat, dan upah tenaga kerja.

4.1 Pengadaan Bahan

Bahan yang digunakan dalam kegiatan sambung pucuk tanaman kakao


yaitu entres dan batang bawah tanaman kakao Entres yang disediakan untuk
sambung pucuk dipesan sesuai dengan kebutuhan.

Jarak tanaman kakao = Panjang X Lebar

=3mX4m

= 12 m2

Populasi tanaman kakao per Ha =

= 833 Tanaman

Total Populasi =

= 83.300 tanaman.

Jadi entres yang diperlukan untuk disambung dengan batang bawah pada
lahan seluas 100 ha adalah 83.300 batang entres. Kebutuhan entres sebanyak 50%
berasal dari kebun induk, dipilih dengan kriteria pohon berproduktifitas dengan
dengan baik. Sedangkan 50% lainnya membeli entres yang dipesan dari petani
yang menjual entres unggul. Harga entres setiap batang yaitu Rp. 1.000,00

83.300batang x Rp. 1.000,00 = Rp.83.300.000


12

4.2 Perhitungan Norma

Adapun cara pehitungan norma kegiatan sambung pucuk pada tanaman


kakao yaitu adalah sebagai berikut.

Rumus menghitung norma :

Norma alat =

Norma bahan = jumlah bahan x norma x harga satuan

Norma tenaga kerja tidak tetap = populasi pohon/ha X

4.2.1 Pengadaan Alat dan Tenaga Kerja

1. Penentuan norma alat, bahan survei tanaman sebagai berikut.

a. Buku

Diasumsikan 1 buah buku memiliki masa ekonomis 1 tahun dengan


285 hari.

Norma buku = =0,0035 unit/HK

b. Pensil

Diasumsikan 1 buah pensil memiliki masa ekonomis 1 tahun


dengan 285 hari.

Norma pensil = =0,0035 unit/HK

c. Pulpen

Diasumsikan 1 buah pensil memiliki masa ekonomis 1 tahun


dengan 285 hari.

Norma pulpen = =0,0035 unit/HK

2. Penentuan norma alat, bahan persiapan batang bawah sebagai berikut

a. Gunting pangkas

Diasumsikan 1 buah gunting pangkas memiliki masa ekonomis 1 tahun


dengan 285 hari.
13

Norma gunting pangkas = =0,0035 unit/HK

b. Gergaji

Diasumsikan 1 buah gergaji memiliki masa ekonomis 1 tahun dengan


285 hari.

Norma gergaji = =0,0035 unit/HK

3. Penentuan norma alat, bahan penyambungan sebagai berikut.

a. Pisau okulasi, Diasumsikan 1 buah pisau okulasi memiliki masa ekonomis


1 tahun dengan 285 hari.

Norma pisau okulasi = =0,0035 unit/HK

4.3 Menghitung Jumlah Biaya alat dan Tenaga Kerja

4.3.1 Pelaksanaan survei tanaman

Diasumsikan satu orang KTT dapat melakukan survei selama 1 menit,


untuk satu hari kerja terdapat 8 jam, maka:

Norma =

= 480 tanaman/HK atau 0.5 Ha/HK

Jadi ="

= 1,73 HK/Ha

Biaya = norma x luas lahan x harga satuan

= 1,73 x 100 ha x Rp. 80.000

= Rp. 13.840.000

Kebutuhan alat

Buku = norma x KTH

= 0,0035 unit/hk x 1,73 HK/h


14

= 0,060 unit/HK

= Kebutuhan alat x harga satuan x luas lahan

= 0,060 unit/HK x Rp. 2.000 x 100 ha

= Rp. 120.000

Pensil = norma x KTH

= 0,0035 unit/hk x 1,73 HK/ha

= 0,060 unit/HK

= Kebutuhan alat x harga satuan x luas lahan

= 0,060 unit/HK x Rp. 4.000 x 100 ha

= Rp. 240.000

Pulpen = norma x KTH

= 0,0035 unit/hk x 1,73 HK/ha

= 0,060 unit/HK

= Kebutuhan alat x harga satuan x luas lahan

= 0,060 unit/HK x Rp. 2.000 x 100 ha

= Rp. 120.000

4.3.2 Pelaksanaan persiapan batang bawah

Diasumsikan satu orang KTT dapat melakukan persiapan batang bawah


selama 5 menit, untuk satu hari kerja terdapat 8 jam, maka:

Norma =

= 96 tanaman/HK atau 0.8 Ha/HK

Jadi =

= 8,6 HK/Ha

Biaya = norma x luas lahan x harga satuan

= 8,6 x 100 ha x Rp. 80.000


15

= Rp. 68.800.000

Kebutuhan alat

Gunting pangkas = norma x KTT

= 0,0035 unit/HK x 1,73 HK/Ha

= 0,0060 unit/HK

= Kebutuhan alat x harga satuan x luas lahan

= 0,0060 unit/HK x Rp. 65.000 x 100 Ha

= Rp. 390.000

Gergaji = norma x KTT

= 0,0035 unit/hk x 1,73 HK/ha

= 0,0060 unit/HK

= Kebutuhan alat x harga satuan x luas lahan

= 0,0060 unit/HK x Rp. 85.000 x 100 ha

= Rp. 51.000

4.3.3 Pelaksanaan penyambungan tanaman

Diasumsikan satu orang KTT dapat melakukan persiapan batang bawah


selama 5 menit, untuk satu hari kerja terdapat 8 jam, maka:

Norma =

= 96 tanaman/HK atau 0.8 Ha/HK

Jadi =

= 8,6 HK/Ha

Biaya = norma x luas lahan x harga satuan

= 8,6 x 100 ha x Rp. 80.000

= Rp. 68.800.000
16

Kebutuhan alat

Pisau okulasi = norma x KTT

= 0,0035 unit/HK x 8,6 HK/Ha

= 0,0301 unit/HK

= Kebutuhan alat x harga satuan x luas lahan

= 0,0301 unit/HK x Rp. 95.000 x 100 Ha

= Rp. 285.950.000

Plastik kecil bening

Diasumsikan kebutuhan plastik kecil bening yaitu 20 pack/ha.

Plastik kecil bening = harga x kebutuhan/Ha

= Rp. 10.500 x 20 pack/Ha

= Rp. 210.000

Plastik besar bening

Diasumsikan kebutuhan plastik kecil bening yaitu 20 pack/Ha.

Plastik besar bening = harga x kebutuhan/Ha

= Rp. 22.500 x 20 pack/ha

= Rp. 450.000
17

4.4 Total Biaya Keseluruhan

Untuk mengetahui total biaya dari seluruh kegiatan meliputi biaya alat,
bahan, dan tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proyek mandiri ini terdapat pada
Tabel 2.
DAFTAR PUSTAKA

BPS (Badan Pusat Statistik) Provinsi Lampung.2015,Lampung dalam Angka.BPS


Provinsi Lampung.Bandar Lampung

Direktorat Jendral Perkebunan.2012.Statistik perkebunan kakao Indonesia tahun


2011-2013.Direktorat Jendral Perkebunan.60 hal.

Hariyadi,B. W., Ali,M, &Nurlina,N.(2017). Damage Status Assessment Of


Agricultural Land As A Result Of Biomass Production In Probolinggo
Regency East Java. ADRI Internasional Journal Of Agriculture,1(1)

Jermia Dan Fadjry (2013). Pengembangan Teknologi Sambung Pucuk Sebagai


Alternatif Pilihan Perbanyakan Bibit Kakao.

Syakir, M., Karmawati, E., Mahmud, Z., Munarso, S. J., Ardana, I. K.,
Rubiyo.2010.Budidaya dan Pasca Panen Kakao. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Perkebunan. Bogor.

Toogood,A,1999. Plant Propagation. Dorling Kindersley Ltd.London,64 pp.

Anda mungkin juga menyukai