Anda di halaman 1dari 32

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Kelapa sawit merupakan tumbuhan monokotil. Artinya, tanaman dari family Araceae ini memiliki akar serabut. Radikula pada bibit tumbuh memanjang ke bawah selama enam bulan hingga mencapai 15 cm dan menjadi akar primer. Akar ini akan terus berkembang. Akar serabut kelapa sawit tumbuh di seluruh pangkal batang hingga 50 cm di atas permukaan tanah. Akar ini terdiri dari akar primer, sekunder, tersier, hingga quarter yang biasa disebut akar feeder roots. Akar serabut primer yang tumbuh secara vertikal dan horizontal di dalam tanah. Akar ini akan bercabang menjadi akar sekunder. Selanjutnya, akar sekunder berkembang dan bercabang kembali menjadi akar tersier, begitu seterusnya. (Setyamidjaja, D. 2006). Pembibitan merupakan kegiatan awal dilapangan yang bertujuan untuk mempersiapkan bibit siap tanam. Pembibitan harus sudah disiapkan sekitar satu tahun sebelum penanaman dilapangan, agar bibit yang ditanam tersebut memenuhi syarat, umur maupun ukuran (Sunarko, 2009). Pembibitan dua tahap artinya penanaman kecambah dilakukan di pembibitan awal (prenursery) terlebih dahulu menggunakan polibag kecil serta naungan, kemudian dipindahkan ke main nursery ketika berumur 3-4 bulan menggunakan polibag yang lebih besar (Sastrosayono, 2007). Lokasi untuk pembibitan prenursery sebaiknya datar sehingga pembuatan bedengan prenursery nantinya akan rata. Bagian atas bedengan sebaiknya memiliki

naungan, berupa atap buatan atau pohon. Pagar prenursery untuk mencegah hewan pengganggu masuk dan merusak pembibitan. Lokasi sebaiknya dekat dengan sumber air. Kondisi debit air harus tetap dan tidak mengandung kapur. Lokasi harus dekat dengan tanah topsoil yang cukup untuk mengisi babybag (polibag kecil), tanah tidak berkapur, dan akses jalan yang mudah dijangkau (Fauzi, 2007). Bibit kelapa sawit yang ditanam di prenursery maupun main nursery perlu dipelihara dengan baik agar pertumbuhannya sehat dan subur. Bibit yang pertumbuhannya baik dan subur akan dipindahkan ke lahan sesuai dengan umur dimana ada tempat kegiatan pokok dalam pemeliharan bibit, yaitu penyiraman, pengendalian hama penyakit, penyiangan, pengawasan dan seleksi (pengafkiran), serta pemupukan (Sunarko, 2007). Perawatan pembibitan merupakan faktor utama yang menentukan

keberhasilan program pembibitan, tanpa perawatan yang baik, bibit yang unggul sekalipun tidak akan bisa mengekspresikan keunggulan dan akan berpengaruh pada hasil kelapa sawit nantinya.

1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan ditas maka dapat dirumuskan masalah : Bagaimana manajemen pembibitan kelapa sawit pada afdeling alpha di PT. Karya Tanah Subur?

1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana manajemen pembibitan kelapa sawit pada afdeling alpha di PT. Karya Tanah Subur.

1.4. Kegunaan Adapun kegunaan kuliah kerja profesi adalah sebagai berikut : a. Sebagai aplikasi ilmu bagi mahasiswa dalam upaya memperdalam

pengetahuan di bidang pembibitan kelapa sawit. b. Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian. c. Diharapkan bermanfaat dan berguna bagi semua pihak yang membaca dan yang berkeinginan membuka usaha perkebunan khususnya pada bidang pembibitan.

BAB II METODE KULIAH KERJA PROFESI

2.1. Lokasi dan Ruang Lingkup Kuliah Kerja Kuliah Kerja Profesi ini dilakukan di PT. Karya Tanah Subur. PT. Karya tanah subur Terdiri dari 6 afdeling antara lain: 1. Afdeling 1 (alpha) dengan luas 899,11 Ha 2. Afdeling 2 (betha) dengan luas 840,90 Ha 3. Afdeling 3 (charli) dengan luas 532,69 Ha 4. Afdeling 4 (delta) dengan luas 634,32 Ha 5. Afdeling 5 (eko) dengan luas 891,80 Ha 6. Afdeling 6 (fanta) dengan luas 762,53 Ha Perkebunan di PT. Karya Tanah Subur dibagi menjadi 2 wilayah yaitu Wilayah 1 terdiri dari afdeling alpha, betha, dan charli. Wilayah 2 terdiri dari afdeling delta, eko, dan fanta. Masing-masing wilayah mempunyai satu kepala kebun. Adapun ruang lingkup kuliah kerja profesi ini hanya terbatas pada manajemen pembibitan yang berlokasi di tempat pembibitan afdeling I (alpha) PT. Karya Tanah Subur.

2.2. Jadwal Pelaksanaan Kuliah Kerja Profesi Kuliah kerja profesi dilaksanakan mulai tanggal 10 Januari 2013 sampai dengan 8 februari 2013. Kegiatan kuliah kerja profesi dimulai pada pukul 06.30-

12.00 wib, pada hari senin sampai dengan sabtu, dan libur pada hari minggu atau pada hari-hari libur nasional.

2.3. Prosedur Kuliah Kerja Profesi Kuliah kerja profesi ini berlangsung selama satu bulan, terhitung mulai tanggal 10 Januari s/d 8 Februari 2013. Kegiatan pada kuliah kerja profesi meliputi aspek teknis di lapangan, aspek manajerial serta administratif. Aspek teknis di lapangan berupa pengamatan terhadap kerja para karyawan perkebunan setempat mengenai teknis pelaksanaan budidaya tanaman kelapa sawit. Aspek teknis ini terdiri dari pembibitan kelapa sawit, pemeliharaan tanaman, panen sampai kepada pengolahan. Selain aspek teknis, pengamatan terhadap administrasi di kantor Afdeling juga menjadi bagian dari kegiatan selama kuliah kerja profesi. Jadwal di lapangan berlangsung mulai pukul 06.00 WIB yang dimulai dengan apel pagi untuk memberi arahan kerja kepada pekerja tetap (SKU) dan pekerja lepas (BHL) oleh Asisten dan Mandor. Selama di lapangan penulis didampingi oleh Asisten Afdeling. Kegiatan penulis di lapangan setiap harinya dapat dilihat di lampiran 1.

2.4. Metode Pengumpulan Data a. Literatur Metode ini digunakan untuk mendapatkan data-data serta teori-teori yang berhubungan dengan manajemen pembibitan kelapa sawit.

b. Pengamatan (Observasi) Tahap observasi merupakan tahap yang dilakukan dalam pengumpulan data. Dalam kuliah kerja profesi ini pengamatan dilakukan pada areal pembibitan kelapa sawit pada afdelling I (alpha) PT. Karya Tanah Subur. c. Wawancara Pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara dengan stakeholder yang terkait. Stakeholder disini meliputi assisten afdelling I (alpha), mandor rawat bibit, mandor Hama Penyakit Tanaman (HPT), serta langsung pada pembibitan. tenaga kerja yang terlibat

2.5. Konsep dan Batasan Variabel Konsep dan batasan variabel yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut : a. Bibit merupakan produk yang dihasilkan dari suatu proses pengadaan bahan tanaman yang dapat berpengaruh terhadap pencapaian hasil produksi pada masa selanjutnya. b. Pupuk merupakan zat yang dapat meningkatkan unsur hara pada tanaman c. Pengafkiran adalah penyeleksian bibit, yaitu membuang (memotong) bibit yang kurang bagus. d. Buruh harian lepas (BHL) adalah`tenaga kerja yang diambil tanpa kesepakatan kerja seperti ketetapan Serikat Karyawan Unit (SKU).

2.6. Metode Analisis Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif, yang dapat diartikan sebagai suatu metode dalam meneliti status sekolompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki.

2.7. Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan : Memuat tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan kuliah kerja profesi. Bab II Metode Kuliah Kerja Profesi : Memuat tentang cara kerja yang bersistem untuk kelancaran pelaksanaan kuliah kerja profesi, mencakup langkah-langkah yang dilaksanakan guna pencapaian tujuan sebagaimana yang telah dirumuskan. Pada bahagian ini berisikan lokasi, ruang lingkup kuliah kerja, jadwal pelaksanaan, prosedur kuliah kerja, metode pengumpulan data, konsep dan batasan variabel, metode analisis dan sistematika penulisan. Bab III Hasil dan Pembahasan : Bab ini memuat bahasan tentang hasil dari kegiatan kuliah kerja profesi, yaitu gambar umum lokasi kuliah kerja, bidang fokus KKP, issue-issue penting (key issue), dan solusi dari issue-issue penting tersebut. Bab IV Penutup : Berisikan tentang kesimpulan yang diperoleh dan juga pembelajaran yang diperoleh dari kuliah kerja profesi.

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN KULIAH KERJA PROFESI

3.1. Gambaran Umum Lokasi Kuliah Kerja 3.1.1. Sejarah Berdirinya Perusahaan PT. Karya Tanah Subur Perusahaan PT. Karya Tanah Subur (PT. KTS) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit. Sebelumnya, perusahaan ini bekerja sama dengan perusahaan PT. Dina Maju yang bergerak dibidang penebangan hutan untuk memproduksikan dan memasarkan kayu olahan. Semenjak tahun 1977 sampai dengan tahun 1987 perusahaan PT. Dina Maju selesai tugasnya yaitu melakukan penebangan hutan untuk memproduksikan dan memasarkan kayu olahan, kemudian perusahaan PT. KTS Padang Sikabu mulai berorientasi pada tahun 1988 dalam perkebunan kelapa sawit, yang waktu itu baru menanam kelapa sawit dalam jumlah kecil sebagai percobaan. Pada tahun 1996 perusahaan PT. KTS Padang Sikabu mengeluarkan modal yang cukup besar untuk menanam kembali kelapa sawit, hal ini disebabkan karena melihat tanaman kelapa sawit yang ditanam sebelumnya tumbuh dengan baik dan subur, sehingga pihak perusahaan akhirnya menambah perluasan lahan/areal penanaman kelapa sawit. Dilihat dari perkembangan sekarang ini, PT. KTS yang terdapat di Desa Padang Sikabu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat mempunyai prospek yang cukup cerah dalam mengusahakan perkebunan kelapa sawit, hal ini disebabkan

karena perkebunan kelapa sawit tersebut terletak pada ketinggian tempat 10-15 m diatas permukaan laut, dan sampai saat ini dengan luas tanam berdasarkan hak guna usaha (HGU) yaitu seluas 5.100 Ha dengan luas efektif 4.738,5 Ha dan yang sudah ditanami adalah 4.552 Ha, ini tidak termasuk bangunan, jalan, pabrik dan fasilitas lainnya.

3.1.2. Struktur Organisasi Setiap perusahaan mempunyai struktur organisasi, ini di perlukan agar dalam perusahaan terdapat kejelasan pembagian pekerjaan, agar perusahaan lebih tertib dan teratur. Untuk melaksanakan kegiatannya PT. Karya Tanah Subur (PT. KTS) Padang Sikabu membentuk struktur organisasi yang menunjukkan tugas, wewenang dan tanggung jawab kepada setiap bagian yang ada dalam perusahaan. Perusahaan PT. Karya Tanah Subur (PT. KTS) Padang Sikabu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat dikepalai oleh seorang Administratur yang bertanggung jawab langsung kepada Direksi yang berkedudukan di Jakarta. Administratur ini yang bertanggung jawab atas maju mundurnya perkebunan tersebut, baik dari segi keuangan maupun dari segi proses pengolahan data untuk kelancaran proses produksi. Dalam melaksanakan tugas-tugas perusahaan, Administratur dibantu oleh Kepala CDO (Community Development Officer) yang bertanggung jawab atas kondisi di lingkungan kebun, Kepala Kebun 1 dan 2 yang bertanggung jawab mengelola

10

kebun 1 dan 2, Kepala pabrik, Kepala Tata Usaha dan Kepala Tehnik yang bertanggung jawab terhadap perbaikan kebun. Kepala kebun 1 dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh asisten afdeling alpha, betha, dan charli . Kepala Kebun 2 dalam melaksanakan kegiatannya dibantu oleh asisten afdeling delta, eko, dan fanta. Kepala Pabrik dalam melaksanakan tugas-tugasnya dibantu oleh Asisten Proses dan Asisten Maintanance. Kepala Tata Usaha dalam melakukan kegiatannya dibantu oleh Kepala Bagian Gudang, Kepala Bagian Personalia dan Kepala Bagian Keuangan dan Krani. Sedangkan kepala Tehnik dibantu oleh Asisten Civil dan Asisten Workshop.

3.1.3. Keadaan produksi dan Pemasaran Berdasarkan hasil penelitian pada perusahaan PT. Karya Tanah Subur (PT. KTS) Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat, diketahui bahwa perusahaan ini disamping memproduksi buah sawit dalam bentuk Tandan Buah Segar (TBS) pada kebun sendiri, perusahaan juga membeli buah sawit hasil perkebunan rakyat, kemudian diproses/diolah lagi pada pabrik penggilingan sendiri menjadi minyak sawit/CPO. Hasil produksi dan pemasaran adalah hasil produksi minyak sawit dan kernel yang dihasilkan oleh perusahaan PT. Karya Tanah Subur (PT. KTS) Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat.

11

Dalam beberapa tahun terakhir ini, minyak sawit dan kernel terus mengalami peningkatan. Peningkatan ini diakibatkan karena luas tanaman kelapa sawit yang menghasilkan terus meningkat, sehingga produksi buah sawit dalam bentuk Tandan Buah Segar (TBS) terus bertambah yang dibarengi dengan terus meningkatnya hasil minyak sawit setiap tahunnya.

3.2. Bidang fokus Kuliah Kerja Profesi Bidang fokus kuliah kerja profesi yaitu Manajemen Pembibitan Kelapa Sawit (Pre dan Main) Nursery di Afdeling alpha PT. Karya Tanah Subur Kecamatan Kaway XVI di Desa padang sikabu. Pembibitan adalah sarana untuk menumbuhkan kecambah hingga menjadi semai atau bibit, dan memeliharanya sampai bibit siap tanam dilapangan. Pembibitan kelapa sawit dibagi menjadi 2 tahap yaitu pembibitan prenursery dan pembibitan main nursery. Pemeliharaan dan kondisi bibit di pembibitan sangat menentukan keadaan tanaman dilapangan baik keragaman maupun produktifitas. Untuk mendukung pertumbuhan bibit yang baik, PT. Karya Tanah Subur memilih lokasi yang tepat yaitu : 1. Areal harus rata dan kering. 2. Dekat dengan sumber air. 3. Tidak tergenang air. 4. Jauh dari sumber hama dan penyakit tanaman.

12

3.2.1. Pembibitan Prenursery Pembibitan prenursery merupakan pembibitan awal, dari masa penanaman sampai pada saat umur 3 bulan . Pembibitan prenursery menggunakan polybag kecil atau disebut juga babybag. 1. Bedengan Bedengan pada pembibitan prenursery di PT. Karya Tanah Subur dengan panjang 9 meter/bedengan, lebar 1 meter/bedengan, dan jarak antar bedengan 0,75 meter. Tinggi bedengan 20 cm yang dibuat dari papan setebal 2 cm. Dalam satu bedengan ditempatkan 10 babybag pada lebar bedengan dan 100 babybag pada panjang bedengan, atau kapasitas bedengan 10x100 babybag = 1000 babybag. Gambar bedengan bisa dilihat dibawah ini.

9m

0,75m

1m Gambar 1. Bedengan Prenursery

Kayu pembatas tinggi 20cm

13

2. Naungan Tujuan dari pembuatan naungan adalah untuk mencegah atau mengurangi sinar matahari langsung ke bibit. Naungan juga bisa menghambat hama masuk kedalam pembibitan. Naungan prenursery di PT. Karya Tanah Subur dapat dilihat di foto 8, lampiran 4. 3. Pemeliharaan Adapun pemeliharaan bibit prenursery yang dilakukan pada PT. Karya Tanah Subur yaitu: a. Penyiraman Penyiraman dilakukan setiap dua kali sehari secara teratur, yakni pada pagi dan sore hari. Setiap bibit memerlukan 0,25 0,5 lt/ penyiraman . Bibit tidak disiram apabila hujan lebih dari 10 mm. Sistem penyiraman yang digunakan di PT. Karya Tanah Subur adalah menggunakan Irrigatian tubes (selang berlobang). Dengan menggunakan Sistem Irrigation tubes air akan lebih stabil dan merata. b. Penyiangan (pengendalian gulma) Penyiangan secara manual untuk rumput atau gulma lain dilakukan dua minggu sekali. Penyiangan dilakukan dengan mencabut rumput-rumput yang tumbuh di babybag dengan tangan. c. Konsolidasi bibit Menambah tanah yang kurang Menegakkan polybag yang miring

14

d. Pemupukan Pemupukan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hara bibit. Adapun dosis dari pemupukan dapat dilihat pada table berikut. Tabel 1. Program Pemupukan di Prenursery
Umur (Minggu) 4 (daun1) Dosis

30 gr UREA dalam 18 ltr air/400bbt 60 gr NPK dalam 18 ltr air/400 bbt 60 gr NPK dalam 18 ltr air/400 bbt 75 gr NPK dalam 18 ltr air/400 bbt 90 gr NPK dalam 18 ltr air/400 bbt

5
6

7
8

e. Pengendalian hama dan penyakit Serangan hama selama di prenursery biasanya belum ada. Jika ada, dapat diberantas dengan diambil menggunakan tangan. Serangan penyakit yang berasal dari sejenis jamur dapat dikendalikan dengan fungisida. f. Seleksi Bibit Seleksi dilakukan sebelum bibit dipindahkan ke main nursery. Seleksi bibit diprenursery bertujuan untuk mencari bibit yang menyimpang. Bibit menyimpang dapat diakibatkan oleh faktor genetis, kerusakan mekanis, serangan hama dan penyakit, serta kesalahan kultur teknis. Saat berumur tiga bulan, bibit kelapa sawit yang normal biasanya berdaun 3-4 helai dan telah sempurna bentuknya. Pengurangan bibit sejak kecambah diterima hingga dipindahkan ke main nursery dapat mencapai 12% atau lebih. Bibit yang mati terlebih dahulu harus dikeluarkan, kemudian bibit

15

yang tidak normal harus dimusnahkan. Ciri bibit kelapa sawit tidak normal sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. Anak daun sempit dan memanjang seperti daun lalang (narrow leaves). Anak daunnya bergulung kearah longitudinal (rolled leaves). Pertumbuhan bibit memanjang (erreted), terputar (twisted shoot). Daunnya kusut (crinkled), anak daun tidak mengembang, membulat, dan menguncup(collante). 5. Rusak karena serangan penyakit tajuk (crown disease).

Pertumbuhan bibit yang tidak normal juga terjadi karena kesalahan kultur teknis. Berikut beberapa kesalahan teknis penanaman yang menyebabkan bibit tumbuh abnormal. 1. 2. Penanaman kecambah terbalik, bakal daun ditanam ke arah bawah. Kecambah ditanam terlalu dalam sehingga pertumbuhan terlambat atau terlalu dangkal sehingga akar menggantung. 3. 4. Tanah mengandung bebatuan (tidak disaring), sehingga menggangu akar Tanah terlalu basah karena air tidak terbuang dari kantong plastik atau penyiraman tidak sempurna.

3.2.2. Pembibitan Main Nursery Pembibitan main nursery adalah pembibitan yang telah dipindahkan dari babybag ke largebag, pembibitan main nursery dilakukan selama 10-12 bulan. Bibit

16

akan siap tanam pada umur 12-14 bulan (3 bulan di prenursery dan 10-12 bulan di main nursery). 1. Jarak Tanam Jarak tanam yang digunakan adalah 90x90x90cm segitiga sama sisi. Bibit ditanam lurus ke semua arah, hal ini bertujuan untuk keseimbangan pertumbuhan dan kemudahan pemeliharaan. 2. Penyiapan largebag Largebag yang digunakan sebaiknya berwarna hitam dengan panjang 42 cm, lebar 33 cm atau berdiameter 23 cm, dan tebal 0,15 cm. Largebag diberi lubang berdiameter 0,5 cm sebanyak dua baris. Jarak antarlubang 7,5 x 7,5 cm. Media tanam bibit menggunakan topsoil yang memiliki struktur remah atau gembur. Jika terpaksa, bias digunakan topsoil yang berupa tanah liat. Namun, media tersebut perlu dicampur dengan pasir kasar dengan perbandingan 3:2. Largebag di isi media tanam hingga penuh (sekitar 16 kg). Pengisian largebag harus selesai dikerjakan dalam waktu dua minggu sebelum pemindahan dari prenursery. 3. Transplanting bibit dari Prenursery ke Main Nursery Sehari sebelum penanaman, media tanam dalam largebag harus disiram. Bibit dipindahkan dari prenursery setelah berdaun 2-3 helai dan berumur maksimum tiga bulan. Penanaman dilakukan dengan cara membuat lubang di largebag seukuran dengan diameter babybag. Babybag disayat menggunakan pisau secara hati-hati dari bawah ke atas agar mudah dilepas dan media tidak sampai terikut. Bibit dimasukkan beserta tanahnya ke dalam lubang, lalu diatur agar posisinya tegak seperti semula.

17

Tanah disekeliling lubang ditekan agar lebih padat merata. Bagian atas largebag yang tidak diisi tanah setinggi 2-3 cm. Bagian ini memungkinkan sebagai tempat meletakkan pupuk, air, atau mulsa. Naungan sudah tidak diperlukan lagi di main nursery. 4. Pemeliharaan di Main Nursery Adapun pemeliharaan bibit Main nursery yaitu : a. Penyiraman dan Penyiangan Penyiraman dilakukan setiap hari secara teratur dengan jumlah yang cukup. Jika musim kemarau, bibit disiram dua kali sehari, yakni pada pagi dan sore hari. Kebutuhan air penyiraman sebanyak 2 liter air/bibit/hari. Permukaan tanah harus ditutup dengan serasa organik (mulsa) untuk menghindari pemadatan permukaan tanah, mencegah penguapan air, dan mengatur kelembaban tanah pada musim kemarau. Penyiraman main nursery di PT. Karya Tanah Subur juga menggunakan irrigation tubes, sama seperti pada prenursery tetapi memakai selang yang lebih besar, penyiramannya dapat dilihat di foto 7, lampiran 4. Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma yang tumbuh dalam polibag, sekaligus menggemburkan tanah dengan cara menusukkan sepotong kayu. Penyiangan lahan pembibitan (diluar polibag) dilaksanakan secara clean weeding, yakni menggunakan garuk. Rotasi penyiangan 20-30 hari, tergantung dari pertumbuhan gulma.

18

b. Pemupukan Dosis dan jadwal pemupukan sangat tergantung pada umur dan pertumbuhan bibit. Lebih dianjurkan menggunakan pupuk majemuk N-P-K-Mg dengan komposisi 15-15-6-4 atau 12-12-12-2, serta ditambah kieserite ( pupuk mengandung Ca dan Mg). Berikut dosis pemupukan main nursery di PT. Karya Tanah Subur : Tabel 2. Program Pemupukan di Main Nursery Umur (Minggu Ke14 15 16 17 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50 52 Pupuk N-P-KMg (15-15-6-4) (gr) 2,5 2,5 5,0 5,0 7,5 7,5 10,0 10,0 Pupuk N-P-KMg (12-12 17-2) (gr) Kieserite

10,0 10,0 10,0 10,0 15,0 15,0 15,0 15,0 20,0 20,0 20,0 20,0 25,0 25,0

5,0 5,0 7,5 7,5 10,0 10,0 10,0

19

c. Hama dan penyakit Pengendalian hama dapat dilakukan secara manual, yaitu dengan mengambil satu per satu serangga, lalu membunuhnya. Pengendalian lain dapat dilakukan secara kimiawi, yaitu dengan menyemprotkan insektisida yang telah dilarutkan dalam air sesuai dosis yang direkomendasikan di kemasan ataupun dengan penyemprotan asap (fogging). Hama lain yang dapat merusak bibit di main nursery adalah babi hutan dan landak. Hama ini aktif menyerang pada malam hari (nocturnal) secara berkelompok dengan memakan umbut atau titik tumbuh bibit. Pencegahannya dengan mengecat pangkal batang bibit menggunakan bahan residu, misalnya oli bekas atau limbah pabrik yang dicampur Zink Posfit. Selain itu, bisa menggunakan umpan beracun, seperti racun dicampur dengan pisang, telur, ikan busuk, dan daging babi yang telah tertangkap. Penyakit yang terkadang muncul diantaranya crown disease dan blast

disease. Penyakit yang serius jarang ditemukan saat masa pembibitan. Crown disease adalah penyakit busuk tajuk. Gejalanya ditandai dengan daun muda yang baru muncul mengalami pembusukan. Penyakit ini belum dapat diatasi secara kimiawi. Usaha untuk mengurangi gejalanya dengan mengurangi pemberian pupuk yang mengandung nitrogen, karena tanaman yang kelebihan nitrogen akan rentan terhadap serangan virus. Blast disease merupakan penyakit busuk akar yang disebabkan oleh serangan jamur Phytium sp. Pemberantasannya sangat sulit. Tindakan yang dapat dilakukan hanya dengan mencabut dan membakar tanaman yang diserang, sehingga tidak menular ke tanaman yang sehat.

20

d. Seleksi Seleksi di main nursery dilakukan dalam empat tahap sebagai berikut : 1. Setelah bibit dipindahkan dari prenursery. 2. Setelah bibit berumur 4 bulan. 3. Setelah bibit berumur 8 bulan. 4. Saat bibit dipindahkan ke lapangan. Adapun seleksi yang dilakukan di PT. Karya Tanah Subur terhadap bibit main nursery dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 3. Seleksi bibit Jumlah Bibit Afkir 1. Kecambah yang diterima - Seleksi kecambah termasuk mati 5 100% 2,50%

No

Uraian

Jumlah Bibit setelah di afkir 200 195

2. 3.

Di Pre Nursery (seleksi setelah 3 bulan) Di Main Nursery - seleksi I, umur 4 bulan - seleksi II, umur 6 bulan - seleksi III, umur 8 bulan - seleksi IV, dipindah kelapangan

24

12%

171

5 5 5 6 7 57

2,5% 2,5% 2,5% 3,0% 4% 29%

166 161 156 150 143 143

4.

Sisip dilapangan Total

Dari 200 bibit, 143 bibit (71%) yang akan ditanam di lapangan, 57 bibit (29%) bibit di musnahkan.

21

Ciri bibit tidak normal dan harus dibuang sebagai berikut : 1. Bibit yang memanjang kaku (errectic), tinggi melebihi rata-rata, dan daunnya kaku. 2. Bibit yang permukaannya rata (flat) dan daun muda lebih pendek. 3. Bibit yang merunduk (limp). 4. Bibit yang daunnya tidak membelah (fused leaflet). 5. Anak daun pendek (short leaflet), sempit, dan selalu menggulung.

22

3.2.3. Pembagian Tenaga Kerja di Pembibitan Pembagian tenaga kerja (job description) pada pembibitan di PT. Karya Tanah Subur seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini : Kepala Pembibitan AGUSMAIDI

Mandor Teknis Kerja SYAHWAZIR

Pekerja SKU

Pekerja BHL Gambar 2. Pembagian Kerja Pembibitan Kepala Pembibtan : Staf perkebunan yang merupakan pemimpin tertinggi di pembibitan Mandor Teknis kerja : mengontrol seluruh pekerjaan dan kegiatan di pembibitan SKU : Karyawan yang statusnya telah menjadi karyawan tetap harian atau bulanan yang tergabung dalam Serikat Kerja Unit BHL : Karyawan kerja yang diambil tanpa kesepakatan kerja tetap.

23

3.3. Issue-issue Penting (Key issue) Pada pembibitan main nursery masih banyak kerusakan bibit yang diakibatkan oleh para pekerja yang rumahnya dekat dengan lokasi pembibitan. Kerusakan ini biasanya terjadi akibat ulah pekerja ataupun anak dari pekerja yang bermain layangan disekitar lokasi pembibitan, layangan yang putus masuk kedalam lokasi pembibitan, dan biasanya mereka melompati pagar pada pembibitan untuk mengambil layangan tersebut. Hal ini menyebabkan banyak bibit yang rusak dan patah terkena injakan kaki. Meskipun sudah sangat sering diperingatkan oleh asisten dan mandor, tapi hal tersebut terus terjadi berulang kali, sampai ada ancaman pemecatan bagi pekerja yang tertangkap tangan melompati pagar pembibitan.

3.4. Solusi Diharapkan perusahaan membuat lokasi pembibitan tidak terlalu dekat dengan perumahan pekerja, hal tersebut dimaksudkan untuk dapat menjaga bibit dari kerusakan yang disebabkan oleh pekerja. Diharapkan juga perusahan mengajarkan moral kepada para pekerja seperti dengan mengadakan pengajian di malam hari. Karena bila moral pekerja tidak ada akan tidak berarti walaupun diancam terus menerus, mereka akan terus menaiki pagar pada pembibitan.

24

BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan diatas adalah : 1. Pembibitan adalah sarana untuk menumbuhkan kecambah hingga menjadi semai atau bibit, dan memeliharanya sampai bibit siap tanam dilapangan. Pembibitan kelapa sawit pada PT. Karya Tanah Subur ada 2 tahapan yaitu pembibitan prenursery dan pembibitan main nursery. 2. Perawatan pada pembibitan yang dilakukan di PT. Karya Tanah Subur yaitu : Penyiraman, Penyiangan (pengendalian gulma), Konsolidasi bibit,

Pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, dan seleksi. Perawatan tersebut harus dilakukan agar bibit yang dihasilkan lebih berkualitas dan berproduksi tinggi. 3. Pembagian Tenaga Kerja di Pembibitan : Kepala Pembibitan, Mandor Teknis kerja, karyawan tetap harian atau bulanan yang tergabung dalam Serikat Kerja Unit (SKU), dan Buruh Harian Lepas (BHL).

4.2. Pembelajaran Yang Diproleh Pembelajaran yang diperoleh selama kegiatan kuliah kerja profesi yaitu : 1. Meningkatkan pengetahuan tentang pembibitan kelapa sawit.

25

2. Ikut serta secara langsung dalam berbagai kegiatan perawatan pembibitan, seperti pengasapan hama yang dilakukan di malam hari, pengafkiran, dan pemupukan bibit. 3. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan pekerjaan di perkebunan kelapa sawit. 4. Memperoleh pengalaman bekerja dan dapat membandingkan antara teori yang diperoleh dengan praktik di lapangan, baik dari aspek teknis maupun manajemen dari usaha Kelapa Sawit. 5. Ikut serta secara langsung pada setiap kegiatan perkebunan, mulai dari kegiatan pembibitan, penanaman, perawatan, pemupukan, pemanenan, sampai pengolahan CPO. 6. Mendapat pengalaman dan pembelajaran dalam bersosialisasi dengan masyarakat dan karyawan setempat.

26

DAFTAR PUSTAKA
Fauzi, 2007. Kelapa Sawit. Jakarta. Penebar Swadaya Sastrosayono, 2007. Budidaya Kelapa Sawit. Jakarta. Agromedia Pustaka Setyamidjaja, D. 2006. Kelapa Sawit, Teknik Budidaya, Panen, Pengolahan. Kanisius. Yogyakarta Sunarko, 2007. Petunjuk Praktis Pengolahan dan Budidaya Kelapa Sawit. Jakarta. Agromedia Pustaka Sunarko, 2009. Budidaya dan Pengolahan Kebun Kelapa Sawit Dengan Sistem Kemitraan. Jakarta. Agromedia Pustaka

27

Lampiran 1. Jadwal Pelaksanaan Kuliah Kerja Profesi No Hari/ (Januari 2013) 1 2 3 4 5 6 Kamis / 10 jan Jumat / 11 jan Sabtu/ 12 jan Miggu / 13 jan Senin/ 14 jan Selasa/ 15 jan Penyambutan dan perkenalan staf Pengenalan TBS kelapa sawit Pemberian materi di kantor besar Istirahat Pengenalan Lokasi pembibitan -Pengenalan cara pengafkiran bibit - Penyomprotan asap (foging) pada bibit di malam hari 7 Rabu/ 16 jan Tanya jawab dengan staff pembibitan tentang praktek lapangan 8 9 10 11 12 13 14 15 Kamis/ 17 jan Jumat/ 18 jan Sabtu/ 19 jan Minggu/ 20 jan Senin/ 21 jan Selasa/ 22 jan Rabu/ 23 jan Kamis/ 24 jan Pengenalan lokasi TBM Praktek penyiangan gulma pada TBM Pemberian materi di kantor besar Istirahat Pengenalan Sistem Irigasi/ Drainase Pengenalan lokasi TM Memanen TBS Pemberian materi panen di kantor kecil Tanggal -Februari Kegiatan

28

16 17 18 19

Jumat/ 25 jan Sabtu/ 26 jan Minggu/ 27 jan Senin/ 28 jan

Pemberian materi panen di kantor kecil Pemberian materi di kantor besar Istirahat Pemindahan rumah dari afdeling menuju perumahan staff

20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Selasa/ 29 jan Rabu/ 30 jan Kamis/ 31 jan Jumat/ 1 feb Sabtu/2 feb Minggu/ 3 feb Senin/ 4 feb Selasa/ 5 feb Rabu/ 6 feb Kamis/ 7 feb Jumat/ 8 feb

Pengenalan pabrik Pengolahan TBS dipabrik Pemberian materi tentang pengolahan Bersosialisasi dengan warga di perumahan staff Pemberian materi di kantor besar Istirahat Persiapan acara pergantian Administatur Serah-terima Administatur Kekantor teknik Perpisahan dengan para staff Penjemputan Mahasiswa KKP oleh Dosen

29

Lampiran 4. Foto kegiatan dalam kuliah kerja profesi Foto 1. Bibit kelapa sawit prenursery di pembibitan afdeling 1 PT.KTS

Foto 2. Bibit kelapa sawit main nursery di pembibitan afdeling 1 PT.KTS

30

Foto 3. Pengisian tanah kedalam largebag (mainnursery)

Foto 4. Pengenalan bibit kelapa sawit (mainnursery)

31

Foto 5. Persiapan pengasapan (Fogging) yang dilakukan malam hari

Foto 6. Hama ulat pada daun bibit

32

Foto 7. penyiraman menggunakan irrigatian tubes

Foto 8. Naungan pada pembibitan prenursery

Anda mungkin juga menyukai