Anda di halaman 1dari 3

Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah energi yang dicurahkan dalam suatu proses kegiatan untuk
menghasilkan suatu produk. Tenaga kerja manusia (laki-laki,Perempuan dan anak-anak) bisa
berasal dari dalam maupun luar keluarga. Tenaga kerja luar keluarga diperoleh dengan cara
upahan dan sambatan(tolong-menolong, misalnya arisan dimana setiap peserta arisan akan
mengembalikan dalam bentuk tenaga kerja kepada anggota lainnya).

Petani adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi Sebagian atau
seluruh kebutuhan hidupnya di bidang pertanian dalam Arti luas yang meliputi usahatani
pertanian, peternakan, perikanan dan Pemungutan hasil laut.

Petani memiliki banyak fungsi dan kedudukan atas perannya, antara lain

a. Petani sebagai pribadi


Petani sebagai pribadi sadar bahwa ia tidak sendiri di dunia ini. Ia mempunyai
kepercayaan, keyakinan, serta kemampuan diri yang baka dalam dirinya, ataupun
yang diperoleh selama kekayaan yang perlu dikenali oleh petani sebagai pribadi untuk
dapat digerakkan dalam memainkan peran yang jamak, termasuk sebagai pengelola
usahatani.
b. Petani sebagai kepala keluarga
Sebagai kepala keluarga (bagi petani yang sudah menikah), petani harus bertanggung
jawab terhadap pemenuhan kesejahteraan seluruh anggota keluarganya. Ini
merupakan tugas yang cukup berat. Biasanya anggota keluarga lain membantu dalam
mencari pertambahan nafkah dan dalam proses usahatani itu sendiri.
c. Petani sebagai guru (tempat bertanya bagi petani lain)
Dalam kelompok ini berkembang sistem belajar diantara petani. Petani yang maju
menjadi guru, tempat bertanya dari petani yang lain.
d. Petani sebagai pengelola usaha tani
Dalam fungsi ini, petani berguna sebagai pengambil keputusan dalam mengorganisisr
faktor-faktor produksi yang sesuai dengan pilihannya dari beberapa kebijakan
produksi yang diketahui. Kebanyakan petani bukan memilih alternatif terbaik karena
keterbatasan sumber yang dikusai, tetapi telah memilih selamat dan tidak
menanggung resiko sebagai akibat salah dalam pengambilan keputusan.
e. Petani sebagai warga sosial, kelompok
Sebagai makhluk Tuhan, manusia petani tidak dapat hidup sendiri. Ia berkelompok di
dalam keluarga, keluarga besar dan di masyarakat. Sebagai pribadi, petani yang
bermasyarakat akan loyal terhadap aturan bermasyarakat. Tetapi, bila loyalitas itu
mundur, maka sangsi masyarakat akan berlaku. Hal itu biasanya, justru sangat ditakuti
oleh warga kelompok, termasuk petani. Ada semacam keterikatan yang diberikan oleh
kelompok dalam sistem masyarakat tersebut. Dari keduanya, antara petani dan
masyarakat terdapat arus bolak balik antara keterikatan kelompok dengan integrasi
(pembauran).
f. Petani sebagai warga negara
Petani pribadi menyerahkan kekuasaannya kepada pemerintah Indonesia, melalui
tatanan yang terendah (desa/RT/RW). Bukti penyerahan kekuasaan itu terwujud
dalam pengakuan, seperti ikut pemilihan kepala desa, pemilu, diberikan KTP, dan
lain-lain. Ada arus timbal balik dan keterikatan antara kekuasaan dan keterikatan.

MODAL

Modal sebagai salah satu faktor produksi bisa dibedakan kedalam: modal tetap dan modal
lancar. Modal tetap terkait dengan modal yang tidak bisa di ubah dalam jangka pendek,
diantaranya tanah , alat alat pertanian , bangunan dan sebagainya. Sedangkan modal lancar
adalah modall yang bisa diubah dalam jangka pendek seperti bibit, pupuk , dan obat obatan ,
tenaga kerja , dan sebagainya. Pelaksanaan usaha tani memerlukan modal sehingga tidak
terlepas dari masalah pendanaan dan manajemen keuangan.

Pembentukan modal dapat berasal dari milik sendiri, kredit dari bank, kredit dari
koperasi, warisan, dari usaha lain, dan kontrak sewa. Modal dari kontrak sewa di atur
menurut jangka waktu tertentu sampai peminjam dapat mengembalikan, sehingga angsuran
menjadi dan di kuasai pemilik modal.

Terdapat beberapa contoh modal dalam usahatani, misalnya :Tanah, bangunan, alat-alat
pertanian, tanaman, ternak, saprodi, piutang Dari bank dan uang tunai. Sumber pembentukan
modal dapat berasal dari Milik sendiri, pinjaman (kredit dari bank, dari tetangga atau famili),
warisan, Dari usaha lain dan kontrak sewa. Modal dari kontrak sewa diatur menurut Jangka
waktu tertentu, sampai peminjam dapat mengembalikan, sehingga Angsuran (biasanya tanah,
rumah dll) menjadi dan dikuasai pemilik modal.

Produktivitas modal: dengan uang yang dikeluarkan untuk membeli Sesuatu barang,
haruslah diperoleh barang yang mempunyai produktivitas Yang paling tinggi dengan tujuan
untuk menguji produktivitas berbagai Modal. Dalam pengujian tersebut terdapat beberapa
ketentuan, antara Lain:

• Ukuran: lebar, panjang, tinggi, isi dan bobot

• Kapasitas : daya muat, daya tarik dan daya hasil

• Convenience : mudah dalam penggunaan

• Daya tahan dalam pemakaian

• Tenaga yang diperlukan dalam penggunaan

• Bahan yang diperlukan dalam penggunaan

• Kegunaan dalam rangka perusahaan

• Harga pembelian

Anda mungkin juga menyukai