Anda di halaman 1dari 33

Penyelesaian

Perselisihan
Hubungan
Industrial
DOSEN :

D R . M A S P U T R A Z E N N O J A N U A R S YA H ,
S.H., M.H.
WAKTU PENYELESAIAN
30 HARI

Source : SIPPN Kemenpan

Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial
Perselisihan Hubungan Industrial

Antar Serikat
Pemutusan Perselisihan Perselisihan
dalam Suatu
Hubungan kerja Hak Kepentingan
Perusahaan
Pemutusan Hubungan Kerja Perselisihan Hak
Perselisihan PHK adalah perselisihan yang timbul karena tidak adanya kesesuaian KEMBALIKAN
DAFTAR
pendapat mengenai pengakhiran hubungan kerja yang dilakukan oleh salah satu pihak PINJAMAN
Daftar sebagai peminjam
dana di situs Modal Kembalikan pinjaman
BUAT PILIH PENYALU IMBAL sebelum atau saat jatuh
Rakyat.
AKUN UMKM RAN HASIL tempo
Pendana Pendana Dana akan Imbal hasil
membuat memilih disalurkan akan
akun UMKM kepada didapatkan AJUKAN
di Modal yang ada UMKM setelah PINJAMAN TERIMA DANA
Rakyat di Modal setelah proses Setelah akun terdaftar dan Dana akan dicairkan
Rakyat untuk pengumpula pelunasan terverifikasi, Anda bisa setelah penggalangan
didanai n dana dilakukan mengajukan pinjaman dana berhasil terkumpul.
Jenis selesai
Pendanaan     di Modal Rakyat.

• Modal Invoice : Pembiayaan piutang dimana peminjam mendapatkan PENGGALANGAN


TUNGGU
pendanaan dengan jaminan faktur. DANA
PERSETUJUAN
• Modal Mikro : Pembiayaan dengan nominal kecil yang diperuntukkan bagi para Setelah pinjaman Anda
pelaku usaha mikro. Tunggu persetujuan
disetujui, Modal
• Modal Usaha : Pembiayaan bagi pengusaha kecil dan menengah yang dari Modal
Rakyat akan mengadakan
membutuhkan tambahan modal dengan cepat untuk mengembangkan usaha. Rakyat setelah Anda
penggalangan Dana di
mengajukan pinjaman.
situs Modal Rakyat.

Layanan ModalRakyat
Aspek Legal dan
Perlindungan
Konsumen
ModalRakyat Kebijakan
Asuransi
Syarat & Kete
ntuan
Kebijakan Pri
vasi

Kebijakan Tanda Tangan Rekening


Cookie Elektronik Dana Lender
Syarat dan Ketentuan
Dalam keadaan apapun Kami tidak bertanggung jawab atas kerusakan atau kerugian
apapun termasuk namun tidak terbatas terhadap kerugian langsung, tidak langsung,
konsekuensial, khusus, insidental, atau kerusakan yang ditangguhkan atau disebabkan
oleh Platform atau Konten atau lainnya (termasuk namun tidak terbatas kerusakan
yang berhubungan dengan kelalaian);

Anda mengakui dan menyetujui bahwa setiap catatan (termasuk catatan dari setiap percakapan telepon terkait
dengan Layanan, jika ada) dikelola oleh kami atau penyedia layanan kami yang berhubungan dengan atau yang
berhubungan dengan Platform dan Layanan bersifat mengikat dan konklusif pada Anda untuk semua tujuan
apapun dan menjadi bukti dari setiap informasi dan/atau data yang dikirimkan antara kami dan Anda. Anda
setuju bahwa semua catatan tersebut diterima sebagai bukti dan bahwa Anda tidak akan menantang atau
membantah diterimanya, kehandalan, akurasi atau keaslian catatan tersebut dengan alas an karena catatan
tersebut dalam bentuk elektronik atau output dari system komputer;

Anda memahami, mengakui, dan setuju bahwa posisi Modal Rakyat hanya bersifat administratif dan menjadi
fasilitator yang mengatur perikatan serta mempertemukan antara Penerima Pinjaman dan Pemberi Pinjaman
dalam rangka pemberian fasilitas Pinjaman. Anda juga memahami bahwa sebagai
perusahaan yang bergerak di bidang usaha LPMUBTI berdasarkan POJK 77, Modal Rakyat telah resmi berizin
dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia (“OJK RI”) dan karenanya pelaksanaan kegiatan
usaha Modal Rakyat diawasi oleh OJK RI.
Kebijakan Privacy
Kebijakan Privasi ini berlaku mengikat, dan dianggap telah dimengerti serta disetujui oleh
setiap Pengguna Layanan khususnya Pemberi Pinjaman dan Penerima Pinjaman
sebagaimana dimaksud Pasal 1 angka 9 POJK 77 yang menggunakan serta memanfaatkan
Layanan Modal Rakyat serta Platform Modal Rakyat (selanjutnya secara keseluruhan disebut
sebagai“Anda/Pengguna”).

Anda dengan ini setuju bahwa sehubungan dengan penggunaan atau pemanfaat Layanan
Kami, maka Kami berhak mengumpulkan informasi tentang Anda dari waktu ke waktu

Anda dengan ini setuju bahwa Data Pribadi akan Kami gunakan atau olah dalam rangka:

Anda dengan ini menyatakan dan menjamin bahwa Anda telah mendapatkan segala
persetujuan yang dibutuhkan dari pihak terkait, dalam hal Anda mengungkapkan,
menyerahkan informasi pribadi milik pihak terkait tersebut untuk tujuan pemanfaatan
Layanan Kami, sehingga atas dasar hal tersebut Kami dapat memperoleh, mengumpulkan,
mengolah, menyimpan, dan menggunakan Data Pribadi tersebut untuk Tujuan sebagaimana
dijabarkan dalam Pasal 3 kebijakan privasi ini;
Perkembangan Hukum P2P Lending
Pasal 1694 KUHPerdata POJK No. 77/2016 tentang
Penitipan adalah terjadi, apabila seorang menerima suatu barang dari seorang lain, Layanan Pinjam Meminjam
dengan syarat bahwa ia akan menyimpannya dan mengembalikannya dalam ujud Uang Berbasis Teknologi
asalnya. Informasi
Pasal 1754 KUHPerdata • Perjanjian P2P Lending :
• Perjanjian pinjam-meminjam : perjanjian yang membuat pihak pertama menyerahkan perjanjian antara
sejumlah uang atau barang yang dapat habis terpakai kepada pihak kedua dengan syarat penyelenggara P2P Lending
bahwa pihak kedua tersebut akan mengembalikan uang atau barang sejenis kepada pihak dengan pemberi pinjaman; dan
pertama dengan jumlah dan dari jenis dan mutu yang sama. perjanjian antara pemberi
• Subjek perjanjian pinjam-meminjam : pemberi pinjaman selaku kreditur dan penerima pinjaman dengan penerima
pinjaman selaku debitur pinjaman (Ps.18 POJK 77/2016)
Pasal 1792 KUHPerdata • Subjek perjanjian P2P Lending :
Pemberian kuasa adalah suatu perjanjian seorang memberikan wewenang kepada orang lain, penyedia layanan pinjaman,
yang menerimanya, untuk atas Namanya menyelenggarakan suatu urusan pemberi pinjaman selaku kreditur
dan penerima pinjaman selaku
debitur
Perjanjian antara Pemberi Pinjaman
dengan Penerima Pinjaman
Perjanjian di Fintech Lending adalah perjanjian perdata berupa relasi pinjam-meminjam uang antara Pemberi dan Penerima
Pinjaman
Nomor Perjanjian Tanggal Identitas Para Ketentuan Jumlah Pinjaman Suku Bunga
Perjanjian Pihak Mengenai Hak Pinjaman
• Penerima Pinjaman dan Kewajiban • [X]% per tahun
• Pemberi Pinjaman Para Pihak • [flat]/[efektif]

Nilai Angsuran Jangka Waktu Objek Jaminan Rincian Biaya Ketentuan Mekanisme
• [X] [bulan/tahun] (Jika Ada) Terkait Mengenai Denda Penyelesaian
• [X]% dari Jumlah (Jika Ada) Sengketa
Pinjaman

 Penyaluran pinjaman kepada Penerima Pinjaman haruslah antara Pemberi Pinjaman dan  Pemberi pinjaman tidak boleh meminta kembali apa yang telah dipinjamkannya sebelum
Penerima Pinjaman, bukan antara Penyelenggara dan Penerima Pinjaman. lewatnya waktu yang ditentukan dalam perjanjian (Pasal 1759 KUHPerdata).
 Pemberi Pinjaman harus memberikan kuasa dengan tegas kepada Penyelenggara untuk  Penerima Pinjaman wajib mengembalikan uang dalam jumlah dan keadaan yang sama dan
menyalurkan dananya kepada Penerima Pinjaman melalui escrow account dan virtual pada waktu yang ditentukan (Pasal 1763 KUHPerdata).
account  Bunga yang telah diperjanjikan harus dibayar sampai saat pengembalian (Pasal 1766
 Penerima Pinjaman yang akan melunasi pinjamannya dalam hal ini seharusnya dapat KUHPerdata)
langsung membayarkannya melalui escrow account Penyelenggara untuk diteruskan ke
virtual account milik Pemberi Pinjaman.
Perjanjian antara Penyelenggara P2P
Lending dengan Pemberi Pinjaman
Nomor Perjanjian Tanggal Perjanjian Identitas Para Ketentuan Jumlah Pinjaman Suku Bunga
Pihak Mengenai Hak Dan Pinjaman
Kewajiban Para
Pihak

Besarnya Komisi Jangka Waktu Rincian Biaya Ketentuan Mekanisme Mekanisme Penyelesaian
Dalam Hal
Terkait Mengenai Denda Penyelesaian Penyelenggara P2P
(Jika Ada) Sengketa Lending Tidak Dapat
Melanjutkan Kegiatan
Operasionalnya
 Uang yang diserahkan oleh Pemberi Pinjaman tidak ditujukan untuk dimiliki  Penyelenggara untuk dan/atas nama Pemberi Pinjaman menyepakati perjanjian
dan dikelola oleh Penyelenggara. pinjam meminjam uang milik Pemberi Pinjaman dengan Penerima Pinjaman
 Harus menggunakan escrow account atau virtual account agar uang yang  Harus diatur dalam Perjanjian besaran fee (komisi) bagi Penyelenggara
diserahkan oleh Pemberi Pinjaman tidak masuk menjadi dana milik  Dimungkinkan untuk adanya Perjanjian ikutan berupa Perjanjian Jual Beli dan
Penyelenggara. Pengalihan Piutang antara Penyelenggara dengan Penjual Piutang sebagai
 Harus ada pemberian kuasa dari Pemberi Pinjaman kepada Penyelenggara servicing agent untuk selanjutnya mengurus, melakukan penagihan dan
untuk menyalurkan dana tersebut kepada Penerima Pinjaman. mendistribusikan pembayaran Pinjaman untuk dan atas nama Pemberi
Pinjaman
Dasar Hukum Fintech di
Indonesia
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang layanan yang lebih rinci
Informasi Dan Transaksi Elektronik
E-Money: PBI No.11/12/PBI/2009 jo. PBI
Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No.16/8/PBI/2014 jo. PBI No.18/17/PBI/2016 tentang
Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Uang Elektronik (Electronic Money)
Sistem Manajemen Pengamanan Informasi
E-Wallet: PBI No.18/40/PBI/2016 tentang
Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016 Tentang
Perlindungan Data Pribadi Dalam Sistem Elektronik Payment Gateway: PBI No.18/40/PBI/2016 tentang
Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran.
Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika
Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2016 Tentang Uji POJK No.77/POJK.01/2016 tentang Layanan
Coba Teknologi Komunikasi, Informatika Dan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi
Penyiaran Informasi

Peraturan Bank Indonesia No.19/12/PBI/2017 Marketplace Reksadana : POJK No.39/POJK.04/2014


tentang Penyelenggaraan Teknologi Finansial tentang Agen Penjual Efek Reksadana

Peraturan Anggota Dewan Gubernur Marketplace Asuransi: POJK No.69/POJK.05/2016


No.19/14/PADG/2017 tentang Regulatory Sandbox tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi
Teknologi Finansial  mengatur berbagai hal seperti
tata cara pendaftaran dan regulasi uji coba produk dan
Wanprestasi
tidak dipenuhinya kewajiban dalam
suatu perikatan

Perlu dinyatakan secara tegas mengenai


hal-hal apa saja yang termasuk dalam
Wanprestasi. Utamanya mengenai Gagal
Bayar. Dapat mengatur juga hal-hal lain.
Di Pasal yang lain di dalam Perjanjian,
perlu dinyatakan secara tegas juga
mengenai pemberian ganti rugi sebagai
kompensasi, misalnya atas Wanprestasi,
termasuk berupa denda, dan/atau bunga
atas denda
Perlu juga dirumuskan mengenai
Penyitaan atas Agunan, jika ada
Agunan.
Hubungan Hukum Antara
Pemberi Pinjaman dan
Penyelenggara P2P Lending
 Dana yang dikelola oleh Penyelenggara yang diperoleh dari Pemberi Pinjaman akan disalurkan
oleh penyelenggara kepada Penerima Pinjaman.  Penyelenggara P2P lending bukanlah
perbankan yang menjalankan fungsi intermediasi (menghimpun dana dari masyarakat penyimpan
dana dan menyalurkannya ke masyarakat melalui perjanjian kredit atau pembiayaan)
 Uang yang diserahkan oleh Pemberi Pinjaman tidaklah ditujukan untuk dimiliki dan dikelola oleh
Penyelenggara.
 Harus menggunakan escrow account atau virtual account agar uang yang diserahkan oleh
Pemberi Pinjaman tidak masuk menjadi dana milik Penyelenggara.
 Harus ada pemberian kuasa dari Pemberi Pinjaman kepada Penyelenggara untuk menyalurkan
dana tersebut kepada Penerima Pinjaman.
 Penyelenggara untuk dan atas nama Pemberi Pinjaman menyepakati perjanjian pinjam meminjam
uang milik Pemberi Pinjaman dengan Penerima Pinjaman  Perjanjian pinjam meminjam tidak
terjadi antara Penerima Pinjaman dan Penyelenggara.
 Untuk jasa yang telah dilakukan, Penyelenggara berhak mendapatkan fee atau upah.
 Terdapat klausula eksonerasi mengenai pengalihan pengalihan tanggung jawab Penyelenggara
dalam Syarat dan Ketentuan yang bertentangan dengan Pasal 18 UU 8/1999 tentang Perlindungan
Konsumen  BATAL DEMI HUKUM
Hubungan Hukum antara Pemberi
Pinjaman dan Penerima Pinjaman
 Hubungan yang terjadi antara Pemberi dan Penerima pinjaman adalah hubungan pinjam-
meminjam uang. Walaupun tidak saling bertemu secara langsung.
 Penyaluran pinjaman kepada Penerima Pinjaman haruslah bukan antara Penyelenggara
dan Penerima Pinjaman melainkan antara Pemberi Pinjaman dan Penerima Pinjaman
 Pemberi Pinjaman harus memberikan kuasa dengan tegas kepada Penyelenggara untuk
menyalurkan dananya kepada Penerima Pinjaman melalui escrow account dan virtual
account
 Penerima Pinjaman yang akan melunasi pinjamannya dalam hal ini seharusnya dapat
langsung membayarkannya melalui escrow account Penyelenggara untuk diteruskan ke
virtual account milik Pemberi Pinjaman.
 Pemberi pinjaman tidak boleh meminta kembali apa yang telah dipinjamkannya sebelum
lewatnya waktu yang ditentukan dalam perjanjian (Pasal 1759 KUHPerdata).
 Penerima Pinjaman wajib mengembalikan uang dalam jumlah dan keadaan yang sama dan
pada waktu yang ditentukan (Pasal 1763 KUHPerdata).
 Bunga yang telah diperjanjikan harus dibayar sampai saat pengembalian (Pasal 1766
KUHPerdata)
Hubungan Hukum
antara Penyelenggara
dengan Bank dan OJK
• Hubungan hukum antara Penyelenggara dan
Bank lahir atas adanya perjanjian penggunaan
virtual account dan escrow account
sebagaimana diamanatkan Pasal 24 POJK No.
77/POJK.01/2016
• Hubungan hukum antara penyelenggara dan
OJK lahir atas dasar ketentuan Pasal 7 dan 9
POJK No. 77/POJK.01/2016
• Pasal 7 : Penyelenggara yang bermaksud
menjalankan penyelenggaraan sistem P2P
harus mendapatkan izin dari OJK
• Pasal 9 : Penyelenggara yang menjalankan
sistem P2P lending harus memberikan
laporan berkala ke OJK
Hubungan Hukum antara Penyelenggara dengan Perusahaan
Asuransi, Credit Scoring Company dan Perusahaan Penjual
Piutang
• Credit insurance enhancement ditujukan untuk perlindungan pendanaan.
Penyelenggara bekerja sama dengan penyedia layanan asuransi untuk memberikan
perlindungan tambahan bagi para Pendana, utamanya atas risiko gagal bayar.
Uang pertanggungan yang akan diterima bergantung dari nilai pinjaman pokok
yang diberikan kepada debitur apabila terjadi gagal bayar (misal: 90 hari setelah
tanggal jatuh tempo),
• Credit scoring atau penilaian kredit dilakukan melalui kerja sama antara
Penyelenggara dengan Credit Scoring Company. Credit scoring adalah sistem atau
cara yang dipakai oleh suatu lembaga pembiayaan di dalam menentukan layak
tidaknya untuk menerima pinjaman dari lembaga tersebut. Hasil credit scoring
akan berdampak kepada besaran bunga yang dikenakan kepada calon Peminjam.
• Hubungan Hukum baru timbul setelah adanya Perjanjian Jual Beli dan Pengalihan
Piutang antara Penyelenggara dengan Penjual Piutang yang akan bertindak
sebagai servicing agent untuk selanjutnya mengurus, melakukan penagihan dan
mendistribusikan pembayaran Pinjaman untuk dan atas nama Pemberi Pinjaman
Perlindungan Data Nasabah
• Dasar Hukum : Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 jo. Undang-Undang Nomor 19
Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Permenkominfo Nomor 20
Tahun 2016 tentang Perlindungan Data Pribadi Dalam Sistem Elektronik
• Surat OJK No. S-72/NB.213/2019 tanggal 12 Februari 2019 perihal Perintah
Pembatasan Akses Data Pribadi pada Smartphone Pengguna Fintech Lending 
perintah larangan kepada Penyelenggara dalam mengakses data pribadi pada
smartphone calon penerima pinjaman, kecuali lokasi, kamera dan mikropon.
• Pemberian akses kepada lokasi, kamera dan mikropon smartphone dan upload
dokumen berupa KTP dan Swafoto oleh Penerima Pinjaman bertujuan sebagai
penerapan prinsip Know Your Customer secara elektronik (e-KYC)
• Persoalan mengenai perlindungan data pribadi Penerima Pinjaman muncul ketika
Penyelenggara menggunakan jasa pihak ketiga untuk melakukan penagihan, karena
Penyelenggara tersebut memberikan data pribadi Penerima Pinjaman kepada pihak
ketiga, minimal data KTP dan nomor HP yang bersangkutan.
Risiko Kredit
kemungkinan terjadinya kerugian terhadap pendanaan yang dilakukan oleh Lender

 Risiko Pendanaan : Gagal Bayar, Resesi atau Krisis Ekonomi


 Penerima Pinjaman mengalami gagal bayar karena kondisi di luar dugaan; misal meninggal dunia
 Mitigasi risiko : credit-scoring system yang berkualitas, verifikasi peminjam dengan ketat,
asuransi/penjaminan, adanya Agunan, diversifikasi penempatan Pinjaman, Pemantauan Pelaksaan
Kewajiban Penerima Pinjaman oleh Penyelenggara melalu Virtual accaount dan escrow, TKB 90
 Penanganan : usaha penagihan, misal melalui Unit Penagihan Pihak Ketiga
 Risiko Fraud
 Penerima Pinjaman bukanlah pemilik identitas sebenarnya sehingga terdapat kemungkinan tidak
dilakukan pembayaran sama sekali.
 Mitigasi risiko :Penyelenggara dapat memperoleh informasi keuangan Penerima Pinjaman dari OJK,
penempatan dana melalui virtual account dan escrow account di bank, e-KYC, asuransi/penjaminan,
internal control yang ketat pada Penyelenggara
 Pemberi Pinjaman bisa jadi merupakan korban pencurian identitas
 Kepailitan Penyelenggara
 Mitigasi : sistem pengawasan oleh OJK
 Penyalahgunaan Data
 Disebabkan kesengajaan oleh platform (fraud) atau oleh pihak lain (misalnya serangan siber)
 Mitigasi risiko : memilih platform dengan reputasi bagus, memilih platform yang memiliki sistem
keamanan informasi yang terstandar ISO
Risiko dalam
KUHPerdata
Pasal 1237 : jika barang ini sebelum diserahkan, musnah karena suatu peristiwa di luar
kesalahan salah satu pihak, kerugian ini harus dipikul oleh berpiutang, yaitu pihak yang
berhak menerima barang itu  hanya dapat dipakai untuk perjanjian yang sepihak, seperti :
perjanjian penghibahan dan perjanjian pinjam pakai

Pasal 1460 : jual-beli meletakan risiko pada pundaknya si pembeli, yang merupakan
kreditur terhadap barang yang dibelinya (kreditur, karena ia berhak menuntut
penyerahannya)  hanya dipakai jika terjadi suatu keadaan memaksa yang mutlak, dalam
arti barang yang telah dibeli itu musnah

Pasal 1533 "Jika selama waktu sewa, barang yang dipersewakan itu musnah di luar
kesalahan salah satu pihak, maka perjanjian sewa-menyewa gugur demi hukum"

Pasal 1545 : tukar-menukar meletakkan risiko pada pundak masing - masing pemilik
barang yang dipertukarkan. pemilik adalah debitur terhadap barang yang dipertukarkan dan
musnah sebelum diserahkan.
Pengalihan Resiko Penagihan Melalui Cessie (Perjanjian Pengalihan
Hak)
Pasal 613 : penyerahan piutang-piutang atas nama dan kebendaan tak bertubuh
lainnya, dilakukan dengan jalan membuat sebuah akta otentik atau akta di bawah
tangan, dengan mana hak-hak atas kebendaan itu dilimpahkan kepada orang lain
Mitigasi Risiko P2P
Lending [1]
Peraturan Bank Indonesia Peraturan OJK Nomor 13
Nomor 19/12/PBI/2017 /POJK.02/2018 tentang
tentang Penyelenggaraan Inovasi Keuangan Digital di
Teknologi Finansial Sektor Jasa Keuangan
• Pasal 8 ayat (1) huruf c : wajib Pasal 18 ayat (1) dan (2) :
menerapkan prinsip manajemen Penyelenggara wajib menerapkan
risiko dan kehati-hatian. prinsip pemantauan secara mandiri
• Penjelasan : “menerapkan prinsip & menginventarisasi risiko utama :
manajemen risiko” adalah •risiko strategis
penyelenggara teknologi finansial •risiko operasional sistemik
wajib melakukan identifikasi, •risiko operasional individual
pengukuran, pemantauan, dan •risiko pencucian uang dan
pengendalian atas risiko yang pendanaan terorisme
mungkin timbul dalam kegiatan
•risiko perlindungan data konsumen
usahanya
•risiko penggunaan jasa pihak
ketiga
•risiko siber
•risiko likuiditas
Mitigasi Risiko P2P
Lending [2]
YLKI merekomendasikan penguatan eksistensi dan kewenangan OJK
◦ Kampanye OJK diharapkan tidak hanya fokus pada pemanfaatan produk sektor
keuangan, tetapi lebih kepada konten edukasi dan sosialisasi perlindungan konsumen.
◦ Masyarakat diminta cerdas dan proaktif mempelajari produk keuangan yang ingin
dibeli.
◦ Proses pendaftaran dan proses perizinan perlu diperhatikan. Setelah mendaftar tidak
langsung diberikan izin, ada pengamatan satu tahun dan dievaluasi apakah diberikan
izin atau tidak

Kebijakan OJK yang membolehkan akses IMEI ke Pinjol perlu dihapus.


Verifikasi data yang terintegrasi dengan data Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil)
ditambah SLIK (Sistem Layanan Informasi Keuangan) milik OJK (sebelumnya BI
checking) harusnya sudah cukup.
Mengesahkan RUU Perlindungan Data Pribadi (PDP)
Mitigasi Risiko P2P
Lending [3]
Implementasi Peraturan Menteri Kominfo No.5 tahun 2020 tentang
Penyelenggara Sistem Elektronik Lingkup Privat  Akses biometrik dari
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Dukcapil), dapat diakses oleh
penyelenggara fintech legal anggota asosiasi.
◦ Asosiasi dapat menyesuaikan kembali besaran biaya pinjaman, sehingga
bisa melayani lebih banyak kalangan yang underserved dan underbank,
tanpa harus diganggu oleh keberadaan pinjol ilegal,
◦ Mampu menurunkan bunga pinjaman hingga 50%  pelaku fintech P2P
akan jauh lebih berhati-hati dalam menyalurkan pinjaman kedepan.

Seluruh penyelenggara harus masuk ke dalam asosiasi Fintech.


Mitigasi Risiko P2P Lending
[4]
Calon peminjam dianjurkan hanya meminjam kepada pinjaman online
yang terdaftar dari OJK saja dan selalu membaca syarat dan ketentuan
yang berlaku. Mulai dari biaya pinjaman yang akan di tanggung, serta
mekanisme transaksi dari awal hingga pembayaran kembali serta ketentuan
lainnya.
Apabila peminjam dihubungi oleh debt collector yang disertai dengan
ancaman atau tindak kekerasan, pengguna dapat melaporkan ke pihak yang
berwajib dalam hal ini adalah Kepolisian, ataupun peminjam dapat
melaporkan ke Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI).
Bagi masyarakat yang kesulitan melunasi utangnya, tidak disarankan untuk
melakukan pinjaman online ke platform P2P Lending lainnya.
Mitigasi Risiko P2P
Lending [5]
Lembaga Alternatif • Pertimbangannya asas itikad baik OJK
Penyelesaian
sebagai lembaga pengawas dalam
Sengketa Financial
menjamin kepastian hukum pengguna
Technology di
yang dirugikan
Indonesia

P2P Lending
spesifiknya • Pertimbangannya : agar adanya keadilan
focus pada baik secara moral dalam regulasi untuk
kelayakan menjamin kepastian pengguna dan
kredit, mitigasi penerima pinjaman serta penyelenggara
tidak semena-mena dalam pelaksanaan
resiko, dan
perizinan
TERIMA KASIH
Business
Model Canvas
Portofolio ModalRakyat [15 Maret 2022]

Anda mungkin juga menyukai