LEND I NG
CHATARINA ERIKE WIR ATI WI 185020301111050
M AU L I D I YA UM MAT UL KHAIRANI 185020307111008
ALINDHA WINDHONINGSIH 185020307111010
PENGERTIAN P2P
Peer to Peer (P2P) lending adalah sarana pinjam atau memberikan pinjaman
secara online. Dapat dibilang sebagai penjembatan antara kesenjangan yang
terjadi antara pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang memiliki
dana berlebih. Peminjam biasanya adalah pihak yang sedang membangun
usaha dan membutuhkan modal tambahan. Dengan adanya bantuan materi
dari pemberi pinjaman, maka peminjam terfasilitasi untuk membiayai
usahanya. Pemberi pinjaman jatuhnya melakukan investasi kepada peminjam
lalu nantinya akan menikmati keuntungan dari bagi hasil yang telah
disepakati bersama.
SEJARAH
Di Indonesia, P2PL baru mulai terkenal belakangan ini. Padahal, P2PL telah
ada sejak dulu. P2P lending pertama berawal dari lahirnya perusahaan
bernama Zopa di Inggris pada Februari 2005 lalu. Satu tahun kemudian,
Amerika juga memiliki Prosper sebagai penyedia layanan P2PL. Mulai
berkembang di beberapa negara lainnya seperti Inggris, Amerika, China, dan
Indonesia.
DASAR HUKUM
Perusahaan fintech lending di OJK per Mei 2019 sendiri sudah ada 113
platform berizin dan sudah ada 5 terdaftar. Namun, dari keseluruhan jumlah
tersebut hanya ada 5 platfrom dengan jenis usaha syariah yang artinya
bahkan tidak sampai 5%.
PERBEDAAN
1. Akad
Segala hal yang terjadi antara P2P, pemberi pinjaman, dan penerima pinjaman telah
ditentukan oleh akad yang sudah disepakati bersama dari awal. Ada beberapa akad yang
umum digunakan misalnya Mudharabah dan Murabahah.
2. Riba
OJK sendiri tidak memiliki aturan resmi berapa bunga P2PL, sehingga bunga yang
dibebankan oleh P2PL konvensional bisa bermacam-macam. Namun dengan adanya P2P
syariah, peminjam bisa lebih tenang karena tidak adanya sistem bunga yang
memberatkan. Prinsip yang digunakan bersesuaian dengan syariat Islam sehingga
melarang adanya riba. Keuntungan yang diperoleh peminjam dari usahanya kemudian
akan dibagi hasil bersam dengan pemberi pinjaman.
3. Risiko
Segala risiko yang timbul dari kesepakatan usaha ditanggung sepenuhnya
oleh masing-masing pihak. Sedangkan pada P2PL konvensional biasanya jika
usaha yang dijalankan peminjam mengalami kerugian atau bangkrut,
maka peminjam tetap harus membayar pinjaman disertai bunga.
Perkembangan keuangan syariah termasuk juga P2P Syariah sangatlah
penting untuk dimanfaatkan masyarakat Muslim. Dapat menjadi jalan ke luar
finansial untuk terbebas dari riba dan hal-hal yang dilarang Islam.
PADA P2P SYARIAH ADA BEBERAPA AKAD
YANG UMUM DIGUNAKAN DIANTARANYA:
1. Murabahah:
Akad jual beli dengan menyampaikan harga perolehan dan margin yang disepakati.
Biasanya akad ini digunakan untuk pembiayaan personal. Misal seseorang yang ingin membeli
barang namun tidak memiliki uang kontan, lalu p2p akan membelikannya dan menjualnya
kembali disertai margin kepada orang tersebut dengan pembayaran cicil.
2. Wakalah bil Ujrah:
Akad pelimpahan kuasa yang menjadikan pihak lain dapat melakukan sesuatu yang
dikuasakan. Biasanya akad ini digunakan untuk pembiayaan anjak piutang (invoice
financing). Perusahaan yang memiliki suatu tagihan melimpahkan kuasa kepada
penyelenggara p2p untuk menagihkan piutang. Dalam proses tersebut p2p biasanya
memberikan dana talangan (qardh). Dan atas jasa penagihan perusahaan akan memberikan
upah (ujrah) kepada penyelenggara.
3. Istishna
Merupakan akad pemesanan pada suatu barang yang harus dibuatkan terlebih dahulu. Biasanya
akad ini digunakan untuk pembiayaan rumah. Contohnya penyelenggara p2p akan memberikan
pembiayaan untuk pembangunan suatu rumah kepada produsen. Ketika rumah tersebut jadi maka
penyelenggara akan mendapatkan pembagian keutungan sesuai dengan kesepakatan.
4. Mudharabah
Merupakan akad kongsi yang terdiri dari dua pihak atau lebih dimana satu pihak menjadi
pemilik dana dan lainnya menjadi pengelola. Biasanya akad ini digunakan untuk pembiayaan mikro.
Misalnya seseorang yang membutuhkan modal untuk membuka percetakan namun tidak memiliki
modal. Maka penyelenggara p2p akan mengumpulkan modal untuk pembelian seperti mesin
fotokopi, tinta, dan sebagainya. Kemudian keuntungan yang didapat akan dibagi hasil sesuai
dengan nisbah yang disepakati.
5. Musyarakah
Merupakan akad kongsi, sama halnya dengan akad mudharabah. Yang
membedakan dalam akad ini adalah kedua belah pihak sama-sama
memberikan modal dalam proyek pembiayaan.
KEUNTUNGAN