Anda di halaman 1dari 11

Pasal – Pasal UU P2SK

yang Relevan dengan


Fintech P2P Lending &
Implikasinya
Bab X - Pembiayaan

No. Peraturan: Implikasi / Tantangan

Pasal 106 (1d): Ruang lingkup Usaha Jasa Pembiayaan meliputi (d) Kejelasan bahwa LPBBTI Fintech P2P Lending
kegiatan menyediakan, mengelola dan mengeoperasikan masuk dalam Usaha Jasa Pembiayaan.
penyelenggaraan layanan jasa keuangan untuk mempertemukan
pemberi dana dengan penerima dana dalam melakukan pendanaan
baik secara konvensional maupun Syariah melalui sistem elektronik,
yang dilakukan oleh Penyelenggara Layanan Pendanaan Bersama
Berbasis Teknologi Informasi.
Bab X - Pembiayaan

No. Peraturan: Implikasi / Tantangan

Pasal 106 (1f): Ruang lingkup Usaha Jasa Pembiayaan meliputi (f) Diluar pinjaman pribadi, segala bentuk usaha yang
skema kegiatan pembiayaan lain yang diatur oleh Otoritas Jasa melakukan kegiatan pinjam meminjam secara
Keuangan. terus-menerus dan berorientasi mencari
keuntungan seharusnya masuk sebagai kegiatan
Yang berkesinambungan dengan usaha pembiayaan dan mengajukan perizinan
resmi apabila ingin melakukan usaha secara legal
Pasal 106 (5): Tidak termasuk dalam ruang lingkup Usaha Jasa dan bertanggung jawab.
Pembiayaan berdasarkan Undang-Undang ini, merupakan Usaha Jasa
Pembiayaan yang dilakukan oleh:
(e) Setiap pihak yang memberikan pinjaman / pembiayaan kepada
pihak lain dengan tidak ditujukan sebagai suatu kegiatan yang
dilakukan secara terus-menerus yang bertujuan untuk melakukan
kegiatan usaha dengan berorientasi mencari keuntungan.

Dan

Pasal 113 (1): Setiap Orang yang melakukan kegiatan usaha


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 wajib memperoleh izin usaha
sebagai penyelenggara Usaha Jasa Pembiayaan dari Otoritas Jasa
Keuangan, kecuali apabila diatur dengan undang-undang tersendiri.
Bab X - Pembiayaan

No. Peraturan: Implikasi / Tantangan

Bentuk Badan Hukum Pasal 108: • Agak mirip dengan POJK 77 awal dimana
Bentuk badan hukum penyelenggara Usaha Jasa Pembiayaan terdiri P2P Lending bisa berbentuk Koperasi.
atas: • Terdapat informasi bahwa koperasi simpan
a. Perseroan terbatas; pinjam juga akan diatur oleh OJK karena
b. Koperasi. esensinya juga memberikan
pinjaman/pembiayaan sebagaiman
didefinisikan di Pasal 106.
Bab X - Pembiayaan

No. Peraturan: Implikasi / Tantangan

Kepemilikan Pasal 109: • Saat ini di peraturan di POJK 47/2020 yang


(1) Penyelenggara Usaha Jasa Pembiayaan sebagaiman dimaksud mengatur Perusahaan Pembiayaan, sudah
dalam Pasal 108, hanya dapat dimiliki oleh: tercantum bahwa pemerintah dapat menjadi
(a) Negara Kesatuan Republik Indonesia. pemegang saham Perusahaan.
(b) Pemerintah Daerah. • Namun di POJK 10/2021 ataupun sebelumnya
(c) Warga negara Indonesia. di POJK 77/2016 yang mengatur P2P belum
(d) Badan Hukum Indonesia. ada ketentuan seperti ini.
(e) Badan hukum asing; dan/atau
(f) Warga negara asing.
Bab X - Pembiayaan

No. Peraturan: Implikasi / Tantangan

Sumber Dana Penyertaan Pasal 112 • Khusus untuk Perusahaan start-up, yang
(2) Sumber dana penyertaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sering kali masih melakukan proses fund
dilarang: raising, seringkali bentuk dana diberikan dalam
a. Berasal dari pinjaman; dan bentuk Convertible Bond/KISS (Keep It Simple
b. Berasal dari dan untuk tujuan kegiatan pencucian uang, Security)/SAFE (Simple Agreement for Future
pendanaan terorisme, dan kejahatan keuangan lain. Equity) dimana PASK Indonesia belum
mengenal produk ini dan dianggap sebagai
liabilitas/pinjaman sementara pencatatan di
Amerika dianggap sebagai ekuitas.
Bab X - Pembiayaan

No. Peraturan: Implikasi / Tantangan

Izin Usaha Pasal 113 (2): Untuk memperoleh izin usaha sebagaiman • Dalam hal perusahaan P2P merupakah startup
dimaksud pada ayat (1), pemohon harus menyampaikan permohonan yang juga mendapatkan ‘fund raising’ dari
kepada Otoritas Jasa Keuangan dengan memenuhi persyaratan investor luar, hal ini bisa dianggap tidak umum
minimal: dan sebagai persyaratan yang tidak terlalu
i. Konfirmasi dari otoritas pengawas pihak asing yang bersangkutan, ‘investor friendly’. Sebaikinya asalkan terbukti
untuk penyelenggara Usaha Jasa Pembiayaan yang di dalamnya bahwa pihak asing tersebut harus merupakan
terdapat penyertaan langsung pihak asing; entitas modal ventura/lembaga jasa
keuangan/Perusahaan teknologi ternama
maka dianggap cukup dengan menjukan proof
of fund & letter of intent.
Bab X - Pembiayaan

No. Peraturan: Implikasi / Tantangan

Konversi dan Pembentukan Unit Usaha Syariah Pasal 115: • Pada POJK 10 saat ini tidak dimungkinkan
(2) Penyelenggara Usaha Jasa Pembiayaan dapat mendirikan unit untuk 1 P2P mempunyai produk konvensional
usaha syariah. DAN syariah, namun dengan adanya pasal ini
(3) Konversi dan pendirian unit usaha syariah sebagaimana dimaksud hal ini jadi dimungkinkan apabila akan ada
pada ayat (1) dan ayat (2) wajib memperoleh izin dari Otoritas Jasa penyesuain POJK ke depannya agar
Keuangan. mengadopsi UUP2SK ini.
Bab X - Pembiayaan

No. Peraturan: Implikasi / Tantangan

Asosiasi Penyelenggara Usaha Jasa Pembiaya Pasal 126: • Sebelumnya di POJK 10 tidak pernah
(1) Setiap penyelenggara Usaha Jasa Pembiayaan wajib menjadi mencantumkan peran asosisasi secara spesifik
anggota salah satu asosiasi yang sesuai dengan jenis usahanya. selain bahwa manajemen dapat mendapatkan
(2) Asosiasi penyelenggara Usaha Jasa Pembiayaan sebagaimana sertifikasi dari asosiasi dan surat rekomendasi
dimaksud pada ayat (1) harus mendapatkan persetujuan tertulis dari asosiasi untuk calon pemegang saham, dan
dari Otoritas Jasa Keuangan. bahwa penyelenggara P2P wajib terdaftar
(3) OJK mendorong peran asosiasi Usaha Jasa Pembiayaan sebagai anggota Asosiasi. Dan Penyelenggara
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) untuk membangun harus tunduk pada pedoman perilaku pasar
pengawasan berbasis disiplin pasar dalam rangka penguatan yang diterbitkan oleh Asosiasi dalam lingkup
dan/atau penyehatan industri Usaha Jasa Keuangan. LPBBTI namun dengan adanya pasal ini bahwa
tanggung jawab asosoasi adalah membantu
OJK dalam supervisory dan disciplinary role
untuk kepentingan industri.
Bab X - Pembiayaan

No. Peraturan: Implikasi / Tantangan


• Saat ini salah satu hal yang mendesak adalah pemenuhan modal
Pengawasan dan Pelaporan Pasal 129 minimum 2.5 M bagi beberapa perusahaan yang sudah mendapat status
berizin dan beberapa dari mereka sudah mengajukan peningkatan modal
(1) : Dalam hal penyelenggara Usaha Jasa Pembiayaan berbadan hukum
namun belum mendapatkan tanggapan sedangkan terdapat deadline di
perseroan terbatas mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan tanggal 4 Oktober, sehingga mohon agar mungkin ini dapat dijadikan
usahanya, Otoritas Jasa Keuangan berwenang meminta: prioritas/perhatian utama oleh tim perizinan.
a. Pemegang saham menambah modal; • Selain itu terdapat beberapa pengajuan penggantian manajemen dimana
b. Pemegang saham mengganti anggota dewan komisaris dan/atau anggota hal ini dapat sekiranya menjadi perhatrian juga agar nama yang
tercantum di akte adalah orang yang benar-benar bertanggung jawab
direksi;
menjalankan perusahaan, mengingat seringkali dikarenakan hambatan
c. Penyelenggara Usaha Jasa Pembiayaan menghapusbukukan pembiayaan yang persetujuan yang ada, nama yang tercantum di akte sudah tidak lagi
macet, dan memperhitungkan kerugian dengan modalnya; bekerja disana dan secara efektif penggantinya sudah mulai bekerja
d. Melakukan penggabungan , peleburan, atau konsolidasi dengan penyelenggara sehingga terjadi gaps/diskrepansi.
Usaha Jasa Pembiayaan lainnya; • Khusus untuk P2P Lending, seyogyanya perusahaan tidak boleh
menghapusbuku kecuali mendapat persetujuan lender/pemberi dana dan
e. Penyelenggara Usaha Jasa Pembiayaan menjual saham kepada pembeli yang
buku di P2P adalah off-balance sheet dan berbeda. Apabila hal ini boleh
bersedia mengambil alih seluruh kewajiban; dan dilaksanakan (misalnya pada POJK selanjutnya), dan Perusahaan
f. Mengambili Tindakan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- mempunyai ekuitas yang cukup untuk melakukan ini, maka dapat
undangan. meminimalisis sisi impact noise dari Lender/Pemberi Dana perorangan
karena yang terpenting bagi mereka adalah mendapatkan danannya
kembali, karena saat ini produk insurance yang ada juga belum sesuai
(3) Dalam hal menurut Otoritas Jasa Keuangan Tindakan penyelenggara Usaha
dan dapat mengcover risk ini. Dalam prakteknya, mungkin beberapa P2P
Jasa Pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak cukup sudah melakukan ini sehingga kemudia berdampak pada ekuitasnya
untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi, Otoritas Jasa Keuangan mencabut izin namun pencatatannya direkayasa.
usaha penyelenggara Usaha Jasa Pembiayaan. • Seyogyanya kepentingan masyarakat/pengguna serta pemangku
kepentingan yang terkait yang harus diutamakan, jadi kami berharap
apabila ditemukan hal-hal yang dapat membahayakan kelangsungan
usaha, sekiranya hal-hal ini dapat juga dijadikan perhatian / prioritas
utama bagi OJK.
“ To Improve is to
change; to be perfect is
vv

to change often.
Winston Churchill

Anda mungkin juga menyukai