Perubahan nomenklatur
pengawasan:
Menkeu OJK
Penyesuaian pengaturan
di bidang perbankan,
IKNB, dan perlindungan
konsumen
Perlunya
harmonisasi
dan
konkordansi
POJK
mengenai
Perusahaan
Pembiayaan
Perkembangan usaha
Perusahaan Pembiayaan
(PP) yang dinamis
Mendukung penerapan
RBS, dibutuhkan:
1. Pengaturan tingkat
kesehatan
2. Pengaturan Tata
Kelola
Peningkatan
kualitas
peraturan
1. POJK Nomor
28/POJK.05/2014 tentang
Perizinan Usaha dan
Kelembagaan PP*)
2. POJK Nomor
29/POJK.05/2014 tentang
Penyelenggaraan Usaha PP
Konvensional
3. POJK Nomor
30/POJK.05/2014 tentang
Tata Kelola yang Baik Bagi
PP*)
4. POJK Nomor
31/POJK.05/2014 tentang
Penyelenggaraan Usaha
Pembiayaan Syariah.
mengatur Perusahaan
Pembiayaan dan Perusahaan
Pembiayaan Syariah
*)
Peraturan Pelaksanaan
POJK Perizinan Usaha dan
Kelembagaan PP
POJK Penyelenggaraan
Usaha PP
POJK Penyelenggaraan
Pembiayaan Syariah
Pengelolaan Usaha
Prudential
Tingkat kesehatan
Rasio permodalan
Kualitas piutang pembiayaan
Rentabilitas
Likuiditas
Financing to asset ratio
Gearing ratio
Sanksi
Penguatan Kelembagaan
Penyesuaian ekuitas minimum
Kepemilikan asing secara
kumulatif direct dan indirect
85%
Kewajiban menjadi anggota
asosiasi & SID
Tenaga kerja asing
Pelatihan SDM
Kegiatan Usaha
Sewa Pembiayaan
Rasio Permodalan
Pembiayaan
Investasi
Kualitas Piutang
Pembiayaan
Pembiayaan
Modal Kerja
Pembelian dengan
Pembayaran Secara
Angsuran
Rentabilitas
Pembiayaan
Multiguna
Likuiditas
FAR
Ekuitas
BMPP
Perjanjian
Pembiayaan
Anjak Piutang
Pembiayaan
Proyek
Uang Muka
Mitigasi Risiko
Pembiayaan
Fasilitas Modal
Usaha
Sertifikasi
Pendanaan
Sistem TI
Penyertaan
Laporan Berkala
Larangan
5
POJK 29/2014
Pembiayaan Investasi (Produktif, >2 th)
Cara :
KEGIATAN LAIN
Perusahaan
Pembiayaan
dapat
melakukan
Operating
lease
&kegiatan berbasis fee sepanjang
tidak
bertentangan
dengan
peraturan perundangan-undangan
di sektor jasa keuangan
Kegiatan berbasis fee mencakup kegiatan untuk
memasarkan produk-produk jasa keuangan antara
lain, reksadana, asuransi mikro, atau produk-produk
lain yang terkait dengan kegiatan jasa keuangan
7
7
Q&A
Bagaimana aplikasi penerapan pembiayaan investasi
dan pembiayaan multiguna
Pembiayaan
Investasi
adalah
pembiayaan
untuk
pengadaan
barang-barang modal beserta jasa
yang diperlukan untuk aktivitas
usaha/investasi,
rehabilitasi,
modernisasi, ekspansi atau relokasi
tempat
usaha/investasi
yang
diberikan kepada debitur dalam
jangka waktu lebih dari 2 (dua)
tahun. (Pasal 1 angka 2 POJK
Nomor 29/POJK.05/2014)
Pembiayaan Multiguna
adalah
pembiayaan
untuk
pengadaan
barang atau jasa yang diperlukan
oleh
debitur
untuk
pemakaian/konsumsi dan bukan
untuk keperluan usaha (aktivitas
produktif) dalam jangka waktu yang
diperjanjikan. (Pasal 1 angka 4
POJK Nomor 29/POJK.05/2014)
Q&A
Pembiayaan UMKM (Usaha kecil & menengah) diusulkan agar dapat diberikan
langsung kepada debitur/nasabah dananya karena masih terbuka besar untuk
UMKM.
Pembiayaan UMKM dapat diberikan melalui Pembiayaan Investasi dan
Pembiayaan Modal Kerja antara lain melalui cara Finance Lease, Anjak
Piutang, Pembiayaan dengan Pembelian secara Angsuran dan Fasilitas
Modal Usaha.
Dalam menyalurkan pembiayaan kepada UMKM, Perusahaan Pembiayaan
agar berpedoman kepada antara lain Pasal 3, Pasal 4, Pasal 8, Pasal 9,
Pasal 10, Pasal 11, Pasal 14, dan Pasal 52 POJK 29/2014 tentang
Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan
Q&A
Dalam Pasal 52 POJK 29/2014, PP dilarang melakukan pembelian barang dari Debitur
atau calon Debitur kecuali melalui cara Jual dan Sewa-Balik (Sale and Leaseback).
Mengapa Sale and Leaseback diperbolehkan?
Pada saat penyusunan POJK, kegiatan sale and leaseback dengan mekanisme
finance lease merupakan salah satu jenis kegiatan yang diperbolehkan oleh PMK
84/2006 dan telah dilakukan oleh banyak perusahaan pembiayaan.
Mengingat kegiatan sale and leaseback dengan mekanisme finance lease
merupakan transaksi 2 pihak, OJK memandang perlu untuk memberikan
pengecualian dari definisi kegiatan dana tunai untuk transaksi sale and leaseback
dengan mekanisme finance lease.
Namun demikian, dalam melakukan kegiatan sale and leaseback, PP juga tetap
harus memperhatikan ketentuan finance lease yang diatur dalam Pasal 8 POJK
29/2014.
10
Q&A
Apakah Sale and Leaseback dengan mekanisme Operating Lease diperbolehkan?
Apakah dikategorikan sebagai operating lease sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (2) POJK 29/2014?
Sale and Leaseback dengan mekanisme Operating Lease diperbolehkan.
Sebagaimana halnya dengan kegiatan operating lease, Sale and Leaseback
dengan mekanisme Operating Lease tidak dapat dikategotikan sebagai
kegiatan usaha pembiayaan dikarenakan kegiatan tersebut tidak
menimbulkan piutang pembiayaan dalam neraca Perusahaan Pembiayaan
11
Q&A
Apakah PP yang akan melakukan kegiatan anjak piutang dalam skim pembiayaan
modal kerja akan memerlukan izin baru, apabila PP tersebut hanya memperoleh
izin untuk melakukan kegiataan usaha Sewa Guna Usaha dan Pembiayaan
Konsumen.
Q&A
Apa saja yang menjadi batasan PP dalam melakukan kerjasama skim
pembiayaan kepada nasabahnya, misal kerjasama dalam membiayai suatu
projek pembangunan hotel bekerjasama dengan bank, maka mana yang menjadi
bagian PP, mana yg menjadi bagian bank?.
13
Q&A
Fungsi kepatuhan adalah antara lain memastikan bahwa kegiatan usaha yang
dilakukan oleh perusahaan telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Bagaimana cara memastikan dan bagaimana apabila ada kegiatan usaha yang
tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan membahayakan
perusahaan?
1)
2)
3)
Tata cara pelaksanaan kegiatan usaha PP telah diatur khususnya dalam Pasal
2 s.d.Pasal 14, dan Pasal 52 POJK 29/2014.
Dalam hal PP yang akan melakukan kegiataan usaha Pembiayaan lain atau
cara pembiayaan lain wajib terlebih dahulu memenuhi persyaratan tertentu
dan mengajukan permohonan terlebih dahulu kepada OJK dengan
menyertakan dokumen-dokumen pendukung sebagaimana diatur dalam Pasal
2, Pasal 4 dan Pasal 5 POJK 29/2014.
Apabila perusahaan memerlukan kepastian apakah PP melakukan kegiataan
usaha yang bertentangan dengan Peraturan, PP dapat melakukan koodrinasi
dengan OJK terlebih dahulu.
14
Q&A
Untuk pembelian kendaraan produktif, dengan tenor <2tahun,
dengan pembayaran angsuran (installment financing) masuk ke dalam
pembiayaan apa?
Pembiayaan lain dengan persetujuan OJK
15
16
Q&A
Bagaimana standardisasi bentuk perjanjian pembiayaan?
Pasal 16 POJK 29/2014:
Perjanjian Pembiayaan paling sedikit memuat jenis kegiatan usaha dan cara
pembiayaan; nomor dan tanggal perjanjian; identitas para pihak; barang atau
jasa pembiayaan; nilai barang atau jasa pembiayaan; jumlah piutang dan nilai
angsuran pembiayaan; jangka waktu dan tingkat suku bunga pembiayaan;
objek jaminan, apabila ada; Rincian biaya-biaya terkait dengan pembiayaan,
klausul Pembebanan Fidusia secara jelas, jika objek pembiayaan dibebani
jaminan fidusia; klausul mengenai mekanisme penyelesaian sengketa; klausul
mengenai hak dan kewajiban para pihak; Uang Muka; dan Denda
17
18
Q&A
Pasal 18 POJK No.29/POJK.05/2014, perihal mitigasi risiko melalui asuransi,
apakah wajib per 19 november 2014,atau berlaku peraturan peralihan berlaku 1
tahun setelahnya.
Dalam POJK 29/2014, ketentuan Pasal 18 berlaku pada saat POJK ditetapkan
pada tanggal 19 November 2014.
19
POJK No.29/2014
Tidak
terdapat
pengaturan
Nilai komposit:
Permodalan
Rasio Permodalan
Rentabilitas
ROA, BOPO
Kualitas Aset
NPF
Likuiditas
Perbandingan Aset & Liabilitas Lancar
20
(Current Ratio)
20
Rasio Permodalan
Rasio Permodalan =
X 100%
Ketentuan rasio permodalan dapat ditinjau kembali dan perubahannya diatur dalam
SE OJK.
21
Ketentuan di Perbankan:
Lancar (< 0 hari)
Dalam Perhatian Khusus (190 hari)
Kurang Lancar (90-120 hari)
Diragukan (120-180 hari)
Macet (>180 hari).
22
22
Besaran Pencadangan
Lancar: paling kurang sebesar 1% dari saldo piutang
pembiayaan kualitas lancar setelah dikurangi agunan.
Dalam Perhatian Khusus: paling kurang sebesar 5% dari saldo
piutang pembiayaan kualitas dalam perhatian khusus setelah
dikurangi agunan.
Kurang Lancar: paling kurang sebesar 15% dari saldo piutang
pembiayaan kualitas kurang lancar setelah dikurangi agunan.
Diragukan paling kurang sebesar 50% dari saldo piutang
pembiayaan kualitas diragukan setelah dikurangi agunan.
23
Q&A
Ketentuan batas max NPF sebesar 5% dari total piutang berlaku bagi perusahaan
pembiayaan secara keseluruhan atau per kantor cabang?
24
Q&A
Standardisasi mengenai tata cara perhitungan dan penilaian agunan sebagai
faktor pengurang dan pembentukan cadangan penyisihan penghapusan piutang.
25
31 Desember 2019
31 Desember 2016
Ketentuan BMPP
pada Pasal 39 ayat
(1), Pasal 40 ayat
(1) dan ayat (2)
dikecualikan bagi
pembiayaan untuk
pengadaan barang
dan/atau jasa
dalam rangka
program
pemerintah.
Pihak
Terkait
Total 50%
Pihak yang memiliki hubungan pengendalian
dengan Perusahaan Pembiayaan secara
langsung maupun tidak langsung baik
melalui hubungan kepemilikan,
kepengurusan, keluarga, dan/atau keuangan
Satu
Debitur
Satu
Kelompok
Debitur
Paling Tinggi
20%
Paling Tinggi
50%
27
Sumber Pendanaan
PMK No
84/PMK.12/2006
SUMBER PENDANAAN *)
Pinjaman dari bank
Menerima
pinjaman
dari bank
industri
keuangan
non-bank,
dan/atau
badan
usaha lain
Menerbitkan
MTN
pinjaman
subordinasi
menerbitkan
obligasi
melakukan
penawaran
saham
Sekuritisasi
aset
28
Penyertaan Saham
(Pasal 49)
Ketentuan Penyertaan modal oleh Perusahaan Pembiayaan:
Perusahaan pada sektor jasa keuangan di Indonesia
perusahaan yang terkait dengan kegiatan Perusahaan Pembiayaan
antara lain: Dealer kendaraan bermotor, Lembaga penyedia Informasi
perkreditan, penyedia alih daya di bidang penagihan, surveyor.
Untuk memastikan bahwa PP tetap melakukan kegiatan usaha utamanya,
penyertaan saham PP dibatasi dengan hal-hal sebagai berikut:
Jumlah seluruh penyertaan langsung PP paling tinggi 20% dari jumlah
Ekuitas PP.
Jumlah penyertaan langsung PP kepada entitas dalam 1 (satu) grup
paling tinggi 10% dari jumlah Ekuitas PP.
Ketentuan tersebut harus dipenuhi pada saat melakukan penyertaan.
29
29
Sertifikasi
(Pasal 50)
Posisi Manajerial (kepala kantor cabang sampai dengan satu tingkat
dibawah Direksi)
Wajib memiliki sertifikat keahlian tingkat dasar di bidang pembiayaan dari lembaga
yang ditunjuk oleh asosiasi.
Direksi
Wajib memiliki sertifikat keahlian di bidang pembiayaan dari lembaga yang ditunjuk
oleh asosiasi.
Dewan Komisaris
Wajib memiliki sertifikat keahlian tingkat dasar di bidang pembiayaan dari lembaga
yang ditunjuk oleh asosiasi.
31
Laporan
Bulanan
Laporan
Berkala
Laporan Keuangan
Tahunan (audited)
Kewajiban penyampaian
Laporan Kegiatan Usaha
Semesteran dihapus
dikarenakan informasi
dalam LKUS telah
terdapat di dalam
Laporan Bulanan
32
Wajib menyampaikan
ke OJK paling lama 4
bulan setelah tahun
buku terakhir
Laporan keuangan
tahunan yang
disampaikan dalam
bentuk hard copy dan
soft copy
Q&A
Terkait dengan perubahan produk pembiayaan, bagaimana penyesuaian
pelaporan keuangan yang mengacu pada POJK No.3/POJK.05/2014 masih
menggunakan kegiataan pembiayaan SGU, Anjak piutang, Kartu Kredit dan
Pembiayaan Konsumen
Pasal 74 POJK 29/2014
Ketentuan dan mekanisme pelaporan bulanan Perusahaan Pembiayaan
dinyatakan tetap berlaku sepanjang belum terdapat peraturan yang mengatur
mengenai ketentuan pelaporan bulanan sesuai dengan kegiatan usaha dalam
Peraturan OJK ini.
33
34
PENEGAKAN KEPATUHAN
Perusahaan yang tidak memenuhi ketentuan
Peraturan OJK tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan.
Surat Pemberitahuan
Penegakan
Kepatuhan
Sanksi Administratif
o
o
o
o
o
o
o
o
o
Rencana
pemenuhan
35
Organ Perusahaan
Fungsi Kepatuhan
RUPS
Transparancy
Accountability
Auditor Internal
Direksi
Responsibility
Indenpendence
Praktik dan
Kebijakan
Remunerasi
Dewan Komisaris
Fairness
Dewan Pengawas
Syariah
Pemegang Saham
Transparansi
Kepemilikan
Saham
Pelaporan
Keterbukaan
Informasi
Rencana Bisnis
Tahunan
Manajemen Risiko
dan Pengendalian
Internal
Tata Kelola
Pembiayaan
Etika Bisnis
37
3. Kebijakan dan
prosedur penerapan
fungsi kepatuhan,
audit intern, dan audit
ekstern.
4. Kebijakan dan
prosedur penerapan
manajemen risiko,
termasuk sistem
pengendalian intern.
1. Tata cara
pelaksanaan tugas
dan tanggung jawab
Dewan Komisaris dan
Direksi.
5. Kebijakan
remunerasi.
6. Kebijakan
transparansi kondisi
keuangan dan non
keuangan.
Cakupan
Pelaksanaan
GCG
7. Tata cara
penyusunan rencana
jangka panjang serta
rencana kerja &
anggaran tahunan.
38
Pemegang Saham
Pemegang saham pengendali Perusahaan wajib memenuhi
ketentuan penilaian kemampuan dan kepatutan.
Pemegang saham Perusahaan harus memastikan Perusahaan
dijalankan berdasarkan praktik usaha pembiayaan yang sehat
melalui RUPS
Pemegang saham Perusahaan dilarang mencampuri kegiatan
operasional Perusahaan yang menjadi tanggung jawab Direksi,
kecuali dalam rangka melaksanakan hak dan kewajiban selaku
RUPS
Pemegang saham Perusahaan yang menjabat sebagai anggota
Direksi, anggota Dewan Komisaris, atau anggota Dewan Pengawas
Syariah pada Perusahaan yang sama
harus mendahulukan
kepentingan Perusahaan.
39
DIREKSI
Setiap anggota Direksi Perusahaan wajib lulus penilaian kemampuan dan
kepatutan
PP beraset > Rp 200M wajib memiliki minimal 3 orang anggota direksi, sedangkan
PP beraset Rp.200M wajib memiliki minimal 2 orang anggota direksi
Seluruh anggota Direksi dari PP yang seluruh Pemegang Saham WNI dan/atau
badan hukum Indonesia, wajib berkewarganegaraan Indonesia.
PP dengan kepemilikan asing wajib memiliki paling sedikit 50% anggota Direksi
yang merupakan warga negara Republik Indonesia
Anggota Direksi Perusahaan dilarang melakukan rangkap jabatan pada
perusahaan lain kecuali sebagai anggota Dewan Komisaris paling banyak pada 3
Perusahaan lain
Direksi Perusahaan wajib menyelenggarakan rapat Direksi secara berkala paling
sedikit 1 kali dalam 1 bulan & wajib menghadiri rapat Direksi paling sedikit 50% dari
jumlah rapat Direksi dalam periode 1 tahun;
Perusahaan wajib memiliki anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan.
40
KOMISARIS
Setiap anggota Dewan Komisaris Perusahaan wajib lulus penilaian kemampuan dan
kepatutan;
PP dengan aset > Rp.200M wajib memiliki minimal 2 orang anggota Dewan Komisaris dan
salah satunya adalah 1 orang Komisaris Independen;
Perusahaan wajib mempunyai paling sedikit 1 orang anggota Dewan Komisaris yang
berdomisili di wilayah negara Republik Indonesia;
Anggota Dewan Komisaris Perusahaan dilarang melakukan rangkap jabatan sebagai anggota
Dewan Komisaris pada lebih dari 3 PP lain;
Dewan Komisaris Perusahaan wajib menyelenggarakan rapat secara berkala paling sedikit 1
kali dalam 3 bulan & wajib menghadiri rapat paling sedikit 75% dari jumlah rapat Dewan
Komisaris dalam periode 1 tahun.
Komisaris Independen:
Tidak memiliki hubungan afiliasi dengan anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, anggota
DPS, atau pemegang saham Perusahaan, dalam Perusahaan yang sama;
Tidak pernah jadi anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, anggota DPS atau menduduki
jabatan 1 tingkat dibawah Direksi pada PP yang sama atau perusahaan lain yang memiliki
hubungan afiliasi dengan PP dalam kurun waktu 2 tahun terakhir.
41
Jabatan
Rangkap
Perusahaan Pembiayaan
Perusahaan Non
Perusahaan Pembiayaan
Andi/
Direktur PP A
Direktur
Komisaris
Budi/
Komisaris PP A
Direktur
Komisaris
Anggota Direksi Perusahaan dilarang melakukan rangkap jabatan sebagai Direksi pada
perusahaan lain kecuali sebagai anggota Dewan Komisaris paling banyak pada 3 (tiga)
Perusahaan lain.
Anggota Dewan Komisaris Perusahaan dilarang melakukan rangkap jabatan sebagai
anggota Dewan Komisaris pada lebih dari 3 (tiga) Perusahaan lain.
42
Q&A
Bagaimanakah implementasi dari BOC Meeting (4x/tahun)?
43
Komite
Perusahaan yang memiliki total aset lebih dari Rp.200M wajib
membentuk komite audit.
Salah seorang anggota komite adalah Komisaris Independen
yang sekaligus berkedudukan sebagai ketua komite;
Dewan Komisaris Perusahaan dapat membentuk komite lain
guna menunjang pelaksanaan tugas Dewan Komisaris. Komite
lain yang dapat dibentuk oleh Dewan Komisaris antara lain:
komite pemantau risiko;
komite remunerasi dan nominasi; dan
komite tata kelola perusahaan (governance).
44
Kepemilikan sahamnya yang mencapai 50% (lima puluh perseratus) atau lebih pada
Perusahaan tempat anggota direksi dimaksud menjabat dan/atau pada perusahaan
lain yang berkedudukan di dalam dan di luar negeri; dan
Hubungan keuangan dan hubungan keluarga dengan anggota Direksi lain, anggota
Dewan Komisaris, anggota Dewan Pengawas Syariah, dan/atau pemegang saham
Perusahaan tempat anggota direksi dimaksud menjabat,
kepada perusahaan tempat anggota direksi dimaksud menjabat dan dicantumkan
dalam laporan penerapan tata kelola perusahaan yang baik.
46
Auditor Eksternal
Auditor eksternal Perusahaan wajib ditunjuk oleh RUPS dari calon auditor eksternal
yang diajukan oleh Dewan Komisaris berdasarkan usulan komite audit (jika ada).
47
48
49
Q&A
Untuk efisiensi, hingga saat ini sistem administrasi, pembukuan dan manajemen
risiko di sebuah PP dilakukan oleh holding, kapan batas waktu maksimal fungsi
tersebut harus ada pada struktur organisasi secara mandiri di perusahaan
pembiayaan?
Pasal 63 POJK 30/2014
Bagi Perusahaan yang telah memperoleh izin usaha sebelum berlakunya
Peraturan OJK ini ditetapkan, ketentuan dalam Peraturan ini dinyatakan
berlaku 1 (satu) tahun sejak Peraturan OJK ini ditetapkan kecuali terhadap
ketentuan Pasal 9 ayat (1), Pasal 23, Pasal 28 ayat (1), dan Pasal 58 ayat (1).
50
Etika Bisnis
Perusahaan wajib membuat pedoman tentang
perilaku etis, yang memuat nilai etika berusaha
sebagai panduan bagi Organ dan seluruh
karyawan Perusahaan.
51
Keterbukaan Informasi
Kebijakan dan strategi komunikasi Perusahaan harus
memungkinkan informasi yang dibutuhkan diberikan kepada
OJK secara lengkap, tepat waktu, dan dengan cara yang efisien.
Perusahaan wajib memiliki sistem pelaporan keuangan yang
diandalkan untuk keperluan pengawasan dan Pemangku
Kepentingan lain.
Perusahaan wajib mengungkapkan kepada OJK mengenai halhal penting, paling sedikit meliputi:
pengunduran diri atau pemberhentian auditor eksternal;
transaksi material dengan pihak terkait;
Benturan Kepentingan yang sedang berlangsung dan/atau
yang mungkin akan terjadi; dan
informasi material lain mengenai Perusahaan.
52
Pelaporan
Perusahaan wajib melakukan penilaian sendiri (self assessment)
atas penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik secara
berkala.
Penilaian sendiri (self assessment) atas penerapan Tata
Kelola Perusahaan Yang Baik dilakukan
berdasarkan
Pedoman Tata Kelola Perusahaan Yang Baik.
Perusahaan wajib menyusun laporan pelaksanaan prinsip-prinsip Tata
Kelola Perusahaan Yang Baik pada setiap akhir tahun buku dan
disampaikan paling lambat tanggal 30 April 2014.
53
Q&A
Bagaimana cara penyusunan pelaporan tata kelola yang baik?
Sanksi
Perusahaan yang
melanggar ketentuan
Peraturan OJK ini
dikenakan sanksi
administratif
Sanksi administratif
antara lain berupa
peringatan dan
pelaksanaan penilaian
kembali kemampuan dan
kepatutan
Q&A
Apakah dengan berlakunya POJK 28,29,30, dan 31 tahun 2014 menghapus
ketentuan PMK 84/2006?
56
TERIMA KASIH