Anda di halaman 1dari 29

JURNAL

Alif Resnu Ahmad


0101 14 026
IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2004
TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN
PEMBAYARAN UTANG BESERTA PERMASALAHANNYA

Abstrak
Sejak krisis moneter di Indonesia pada pertengahan tahun 1997, banyak
usahadi Indonesia mengalami kesulitan keuangan, dan kesulitan itu akhirnya
mengalami kepailitan. Dalam dunia usaha, suatu perusahaan tidak selalu berjalan
dengan baik, dan acapkali keadaan keuangannya sudah sedemikian rupa sehingga
perusahaan tersebut tidak lagi sanggup membayar utang-utangnya. Hal demikian
dapat pula terjadi terhadap perorangan yang melakukan usaha. Dengan keadaan
tersebut tentunya selalu saja ada kendala yang menyebabkan suatu perusahaan bisa
menyebabkan pailit, dimana perusahaan sudah benar-benar tidak sanggup lagi untuk
membayar utang-utangnya kepada kreditur-keditur, atau dapat dikatakan bahwa
utang debitur lebih besar daripada harta kekayaannya. Metode penelitian yang
digunakan adalah bersifat deskriptif analitis, yaitu dengan menyajikan dan
menjelaskan data secara lengkap kemudian dianalisis dengan menggunakan teori
hukum yang sesuai. Sedangkan teknik pengumpulan datanya melalui penelitian
kepustakaan (library research) dan penelitian lapangan (field research). Permasalahan
yang terjadi dalam implementasi UUKPKPU adalah syarat minimum kreditor sebagai
pemohon pailit. Pasal 2 ayat (1) UUKPKPU menegaskan pailit bisa dimohonkan jika
memenuhi dua syarat: debitor mempunyai dua kreditor atau lebih dan debitor tidak
membayar sedikitnya satu utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih, Jangka
waktu PKPU yang sangat singkat hanya 45 hari, kreditor separatis berhak
mempailitkan dan ikut dalam voting tanpa kehilangan hak atas agunannya dan
tingginya syarat perhitungan suara dan harus dipenuhi syarat kumulatif voting
kreditor konkuren dan kreditor separatis yang diatur dalam Pasal 281 UUKPKPU
menjadi penyebab utama upaya hukum PKPU, terjadi multitafsir atas peringkat
tagihan pajak, tagihan upah buruh, dan piutang kreditor separatis, Putusan pailit yang
diputus oleh pengadilan asing yang akan dieksekusi di suatu negara, pada prinsipnya
akan terkait dengan pertanyaan apakah putusan pengadilan asing tersebut dapat
dieksekusi atau tidak di suatu negara. Dari permasalahan tersebut seharusnya
pemerintah merevisi UUKPKPU dengan segera, dikarenakan pemerintah perlu
memberikan perlindungan kepada para pemangku kepentingan (stakeholders) dan
melakukan perjanjian internasional mengenai sita harta pailit lintas batas (cross border
insolvency)

1
A. Pendahuluan

Latar Belakang Masalah

Krisis moneter melanda membayar utang-utangnya kepada


Indonesia pada tahun 1997. Sejak kreditur-keditur, atau dapat
itu, banyak usaha di Indonesia dikatakan bahwa utang debitor
mengalami kesulitan keuangan, lebih besar daripada harta
dan kesulitan itu akhirnya kekayaannya. Meskipun ada upaya
mengalami kepailitan. Dalam lain untuk terhindar dari masalah
dunia usaha, suatu perusahaan pailit dengan mengajukan
tidak selalu berjalan dengan baik, permohonan penundaan kewajiban
dan acapkali keadaan keuangannya pembayaran utang ke pengadilan
sudah sedemikian rupa sehingga niaga, namun upaya tersebut
perusahaan tersebut tidak lagi terkadang oleh berbagai pihak
sanggup membayar utang- masih terdapat kendala dalam
utangnya. Hal demikian dapat pula melaksanakannya karena dianggap
terjadi terhadap perorangan yang kurang efektif, sehingga kecil
melakukan usaha.1 Dengan kemungkinan suatu perusahaan
keadaan tersebut tentunya selalu bisa terbebas dari jerat pailit.
saja ada kendala yang Permasalahan (legal issue)
menyebabkan suatu perusahaan yang ditemukan dalam
bisa menyebabkan pailit, dimana pelaksanaan UUKPKPU di
perusahaan sudah benar-benar lapangan antara lain:
tidak sanggup lagi untuk 1. Syarat minimum kreditor
sebagai pemohon pailit.
1
Victor M. Situmorang dan Hendri Pasal 2 ayat (1) UUKPKPU
Soekarso, Pengantar Hukum Kepailitan di
Indonesia, (Jakarta, Rineka Cipta, 1994), hlm. menegaskan pailit bisa
1.

2
dimohonkan jika memenuhi konkuren dan kreditor
dua syarat: debitor separatis yang diatur dalam
mempunyai dua kreditor Pasal 281 UUKPKPU
atau lebih dan debitor tidak menjadi penyebab utama
membayar sedikitnya satu upaya hukum PKPU;4
utang yang telah jatuh 4. Terjadi multitafsir atas
tempo dan dapat ditagih;2 peringkat tagihan pajak,
2. Jangka waktu tagihan upah buruh, dan
proses PKPU yang piutang kreditor separatis;5
dianggap sangat singkat, 5. Putusan pailit yang diputus
yaitu hanya 45 hari. Karena oleh pengadilan asing yang
inti dari pelaksanaan PKPU akan dieksekusi di suatu
adalah memberikan negara, pada prinsipnya
kesempatan bagi debitor akan terkait dengan
untuk mereorganisasi atau pertanyaan apakah putusan
menata ulang usahanya;3 pengadilan asing tersebut
3. Kreditor separatis berhak dapat dieksekusi atau tidak
mempailitkan dan ikut di suatu negara.6
dalam voting tanpa
kehilangan hak atas
agunannya dan tingginya B. Tinjauan Umum Tentang
syarat perhitungan suara kepailitan Dan Kewajiban
dan harus dipenuhi syarat Pembayaran Utang
kumulatif voting kreditor
4
Ibid.
5
Ibid.
2
Fitri N. Heriani, “Enam Kesalahan 6
HRS, “Digagas, Aturan Cross-
UU Kepailitan”, http://www.hukumonline.co Border Insolvency”,
m/berita/baca/ lt561737ed1a1cb/enamkesalah http://www.hukumonline.com/berita/
an-uu-kepailitan, diakses tanggal 16 Nopembe baca/lt51f366e338725/digagas--aturan-icross-
r 2017. border-insolvency-I, diakses tanggal 17
3
Ibid. Nopember 2017.

3
debitor pailit tersebut secara
A. Kepailitan proporsional (prorate parte)
1. Pengertian Kepailitan dan sesuai dengan struktur
Pailit merupakan suatu kreditor.7
keadaan dimana debitor tidak 2. Asas-Asas Kepailitan
mampu untuk melakukan UU No. 37 Tahun 2004
pembayaran-pembayaran tentang Kepailitan dan
terhadap utang-utang dari para Kewajiban Pembayaran Utang
kreditornya. Keadaan tidak dalam penjelasan umumnya
mampu membayar lazimnya mengemukakan bahwa undang-
disebabkan karena kesulitan undang tersebut didasarkan
kondisi keuangan (financial pada beberapa asas. Asas-asas
distress) dari usaha debitor tersebut antara lain (secara
yang telah mengalami eksplisit disebutkan dengan
kemunduran. Sedangkan kata-kata “antara lain”, yang
kepailitan merupakan putusan berarti tidak terbatas pada asas-
pengadilan yang asas yang disebutkan itu saja)
mengakibatkan sita umum atas adalah:8
seluruh kekayaan debitor pailit, 1. Asas Kesimbangan.
Undang-undang ini
baik yang telah ada maupun
mengatur beberapa
yang akan ada di kemudian ketentuan yang
merupakan
hari. Pengurusan dan
perwujudan dari asas
pemberesan kepailitan keseimbangan, yaitu
di satu pihak, terdapat
dilakukan oleh kurator di
ketentuan yang dapat
bawah pengawasan hakim mencegah terjadinya
penyalahgunaan
pengawas dengan tujuan utama
pranata dan lembaga
menggunakan hasil penjualan 7
M. Hadi Subhan, Hukum
harta kekayaan tersebut untuk Kepailitan: Prinsip, Norma, dan Praktik di
Peradilan, (Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 1.
membayar seluruh utang 8
Ibid., hlm. 51.

4
kepailitan oleh debitor mengandung
yang tidak jujur, di pengertian bahwa
lain pihak terdapat sistem hukum formal
ketentuan yang dapat dan hukum
mencegah terjadinya materiilnya
penyalahgunaan merupakan satu
pranata dan lembaga kesatuan yang utuh
kepailitan oleh dari sistem hukum
kreditor yang tidak perdata dan hukum
beritikad baik. acara perdata
2. Asas Kelangsungan nasional.
Usaha. Dalam
undang-undang ini,
C. Implementasi Hukum
terdapat ketentuan
yang memungkinkan Kepailitan Di Indonesia
perusahaan debitor
yang prospektif tetap
berlangsung. Beberapa pokok
3. Asas Keadilan. Dalam
substansi baru yang diatur di
kepailitan asas
keadilan mengandung dalam UU Nomor 37 Tahun
pengertian, bahwa
2004 antara lain:
ketentuan mengenai
kepailitan dapat
memenuhi rasa
Pertama, agar tidak
keadilan bagi para
pihak yang menimbulkan berbagai
berkepentingan. Asas
penafsiran, dalam Bab
keadilan adalah untuk
mencegah terjadinya Ketentuan Umum yang
kesewenang-
mengatur definisi operasional
wenangan pihak
penagih yang dibuatkan batasan pengertian,
mengusahakan
termasuk pengertian utang dan
pembayaran atas
tagihan masing- jatuh tempo.
masing terhadap
Kedua, mengenai
debitor, dengan tidak
memedulikan kreditor syarat-syarat permohonan pailit
lainnya.
dan permohonan PKPU,
4. Asas Integrasi. Asas
integrasi dalam termasuk pemberian kerangka
undang-undang ini

5
waktu yang pasti dalam 1. Permasalahan Dalam
penanganan perkaranya yang Implementasi UU Nomor 37
dihitung sejak pendaftaran Tahun 2004 di Indonesia
perkara sampai dengan
Dari hasil wawancara
putusan.9
sebagai bahan data primer, dapat
Dalam sistem hukum
disimpulkan bahwa dalam
kepailitan Indonesia, insolvensi
Undang-Undang Kepailitan dan
adalah tahapan berikutnya dari
Penundaam Kewajiban
pailit. Setelah seseorang atau
Pembayaran Utang diatur,
badan hukum dinyatakan pailit
melainkan hanya perbuatan 1
oleh pengadilan, si pailit masih
(satu) tahun sebelum putusan
diberi kesempatan untuk
kepailitan diucapkan. Adapun yang
menawarkan rencana
lebih dari satu tahun maupun
perdamaian (composition
setelah putusan kepailitan
plan). Apabila rencana
diucapkan tidak diatur dalam
perdamaian ditolak oleh
Undang-Undang Kepailitan
kreditor, barulah debitor berada
A. Upaya Penyelesaian Terhadap
dalam keadaan tidak mampu
Permasalahan Dalam
membayar utangnya (insolven).
Implementasi UU Nomor 37
Ketentuan ini diatur dalam
Tahun 2004 di Indonesia
Pasal 178 ayat (1) Undang-
Seperti yang telah
Undang Nomor 7 Tahun 2004
diuraikan oleh penulis mengenai
permasalahan yang terdapat dalam
D. Analisis dan Pembahasan
Undang-Undang Nomor 37 Tahun
2004 baik peraturan yang terdapat
dalam peraturan undang-undang
maupun dalam hal
9
Syamsudin M. Sinaga, Op. Cit., implementasinya, bahwa memang
hlm. 31.

6
masalah-masalah yang terdapat Mengingat bahwa setiap
dalam Undang-Undang Nomor 37 negara wajib menghormati hukum
Tahun 2004 tentang Kepailitan negara lain sesuai dengan masing-
dan PKPU membuat para pelaku masing wilayah teritorialnya,
usaha dan para stakeholder yang sehingga dalam hal eksekusi yang
terlibat dalam kepailitan dan melintasi batas negara (cross
PKPU sangat dirugikan. border insolvency), tidak selalu
Mengingat bahwa seharusnya dapat dieksekusi kecuali apabila
peraturan perundang-undangan negara melakukan perjanjian
Indonesia perlu adanya kepastian bilateral maupun multilateral
hukum dalam Kepailitan dan dalam hal eksekusi putusan harta
PKPU, namun kepastian hukum pailit yang melintasi wilayah
ini diberlakukan sesuai wilayah negara.
teritorial Negara Indonesia. Dengan permasalahan
Indonesia merupakan yang telah diungkapkan oleh
negara yang berdasarkan atas penulis seharusnya bahwa hukum
hukum, hal ini tercantum dalam haruslah selalu hidup mengikuti
Pasal 1 ayat (3) UUD 1945, perkembangan masyarakat,
mengingat bahwa UU No. 37 mengingat bahwa Undang-
Tahun 2004 dibuat sebagai Undang Nomor 37 Tahun 2004
regulasi yang melindungi para sudah tidak dapat mengikuti
pelaku usaha dan stakeholder perkembangan zaman. Bahwa
yang terkait dalam kepailitan. pemerintah harus segera
Dalam harta pailit yang melintasi melakukan perubahan terhadap
wilayah negara (cross border UUKPKPU agar para pihak yang
insolvency) juga merupakan suatu terlibat dalam proses kepailitan
kendala dalam melakukan proses dapat terlindungi dengan adanya
penyitaan boedel pailit. regulasi yang baru.

7
Mengenai pelaksanaan kreditor, karena dibentuk-
dalam Kepailitan dan PKPU nya Undang-Undang
sendiri, penulis melakukan Kepailitan untuk mencegah
wawancara dengan Hotman Paris terjadinya perebutan harta
Hutapea, Founder Law Firm Dr. debitor terhadap para
Hotman Paris & Partners. kreditor;
Berdasarkan hasil wawancara 2. Jangka waktu PKPU
dengan pihak yang bersangkutan seharusnya tidak cukup
mengenai permasalahan dalam selama 45 hari, bahkan
Undang-Undang Nomor 37 Tahun kalau melihat perbandingan
2004 tentang Kepailitan dan Chapter 11 US bisa lebih
PKPU terdapat beberapa dari 1 (satu) tahun dalam
kesalahan dalam undang-undang proses PKPU.
tersebut sehingga membuat 3. Kreditor separatis berhak
kesulitan dalam mempailitkan dan ikut
mengimplementasikannya. Dalam dalam voting tanpa
hal ini, Hotman mengatakan ada kehilangan hak atas
beberapa kesalahan dalam agunannya. Mengenai hal
UUKPKPU dan ini seharusnya apabila
pengimplementasiannya, yaitu:10 kreditor separatis
1. Syarat minimum kreditor mendapatkan agunan tidak
yang hanya minimal 2 perlu ikut voting untuk
kreditor dapat mengajukan mempailitkan, sehingga
permohonan pailit, kreditor separatis dianggap
seharusnya syarat minimum diberikan
kreditor adalah 4 (empat) unnecessary power.
Tingginya syarat
10
Hotman Paris Hutapea, Founder
and Managing Partners pada Law Firm Dr. perhitungan suara dan harus
Hotman Paris & Partners, wawancara, tanggal
26 Januari 2018. dipenuhi syarat kumulatif

8
voting kreditor konkuren dihitung per jam sesuai
dan kreditor separatis yang dengan standar
diatur dalam Pasal 281 internasional tarif
UUKPKPU, menjadi honorarium lawyer, yaitu
penyebab utama upaya sekitar Rp.5.000.000,- 00
hukum PKPU menjadi (lima juta rupiah) per jam.
penghambat utama proposal 5. Terjadi multitafsir atas
perdamaian yang diajukan peringkat tagihan pajak dari
oleh debitor sering tagihan upah buruh.
mengalami kekalahan. Memang dalam hal
Debitor itu dipaksa untuk pembagian peringkat
membuat proposal pembagian posisi tersebut
perdamaian kepada kreditor ada berbenturan satu sama
tetapi sebenarnya sudah lain. Namun dari segi
tidak mampu lagi. Pasal praktik, menurut Hotman
281 UUKPKPU seharusnya peringkat tagihan pajak
direvisi menjadi kreditor adalah yang paling kuat,
separatis tidak berhak ikut karena pegawai pajak
serta dalam voting kecuali mempunyai kewe-nangan
setuju menjadi kreditor untuk eksekusi tanpa
konkuren. mengikuti proses
4. Terkait honorarium atau  kepailitan, sedangkan buruh
fee  kurator (pengurus) harus melalui kurator.
yang dianggap terlalu besar, 6. Mengenai eksekusi boedel
untuk mencegah agar tidak pailit yang terdapat di luar
terlalu besar kerugian yang wilayah Indonesia, karena
dialami oleh debitor, maka dalam hal ini tidak bisa
Hotman berpendapat honor melakukan eksekusi harta
Pengurus PKPU harus pailit yang melintasi

9
wilayah teritorial Indonesia Kita perlu melihat latar
dan Indonesia sendiri belakang diberlakukannya
belum ada perjanjian UU Kepailitan tahun 1998
bilateral atau internasional (UU No. 4 tahun 1998),
yang mengakui putusan dimana dalam keadaan
kepailitan lintas batas krisis moneter saat itu, atas
negara (cross border desakan negara donor
insolvency). Sehingga (International Moneter
mengenai hal ini Fund) dibentuklah Perpu
seharusnya Indonesia perlu No. 1 Tahun 1988 tentang
melakukan perjanjian Kepailitan dan PKPU yang
bilateral dan multilateral kemudian disahkan menjadi
dalam hal eksekusi putusan UU No. 4 Tahun 1998.
pailit yang melintasi batas Bahwa permohonan pailit
wilayah negara Indonesia. adalah langkah terakhir
Namun terdapat beberapa (ultimum remedium) dalam
perbedaan dari pendapat yang suatu perkara utang-
dikemukakan oleh Hotman Paris piutang, mengingat bahwa
Hutapea, Jamaslin James Purba dalam UU diatur adanya
dari Law Firm James Purba and upaya hukum lain selain
Partners menyatakan bahwa:11 Pailit yaitu Penundaan
1. Apa yang diatur dalam Kewajiban Pembayaran
Pasal 2 ayat (1) UUKPKPU Utang (PKPU). Saat ini
merupakan pembuktian keadaan negara kita tidak
yang sederhana dalam lagi dalam keadaan krisis
permohonan kepailitan. moneter, sehingga timbul
pertanyaan apakah memang
11
Jamaslin James Purba, Founder and
Managing Partners pada Law Firm James UUKPKPU tersebut masih
Purba & Partners, wawancara, tanggal 4
Maret 2018. relevan. Yang ideal itu jika

10
sebelum mengajukan Selain itu juga UUKPKPU
permohonan kepailitan perlu direvisi terkait
disyaratkan adanya pengajuan PKPU. Perlu
insolvensi test (kondisi ditegaskan bahwa PKPU
antara asset dan kewajiban hendaknya diajukan oleh
debitor). Jika asset jauh Debitor secara voluntary.
melebihi kewajibannya Debitor sendiri lah yang
tentu dari segi ekonomi mengetahui kesanggupan
tidak pantas dinyatakan apakah bisa membayar
pailit.   Namun demikian utang atau tidak. Sehingga
dalam UUKPKPU masih debitor memiliki niatan
ada solusinya, yaitu debitor untuk merestrukturisasi
yang dinyatakan pailit pun, utang-utangnya. Namun
masih berhak mengajukan jika dengan segala
proposal perdamaian kepa- pertimbangan kreditor
da para kreditornya dan dimungkinkan untuk
bisa selamat; mengajukan PKPU maka
2. Bahwa jangka waktu PKPU putusan PKPU harus
secara keseluruhan dalam membuka peluang kasasi
UUKPKPU adalah 270 bagi debitor.
hari, sedangkan untuk tahap 3. Mengutip ketentuan Pasal
PKPU Sementara adalah 45 149 ayat (1) dan
hari, jika dalam masa (2) UUKPKPU, bahwa
PKPU Sementara belum ketentuan tersebut masuk
tercapai perdamaian, maka dalam pengaturan
masih bisa di perpanjang perdamaian dalam Bab
tetapi perpanjangannya II tentang Kepailitan dalam
tidak boleh melebihi ketentuan UUKPKPU yang
maksimal total 270 hari. bertalian

11
dalam ketentuan Pasal 144 separatis memiliki hak
UUKPKPU yang berbunyi untuk ikut
sebagai berikut: dalam voting tanpa harus
“Debitor Pailit berhak melepaskan kedudukan
untuk menawarkan status separatisnya (hak
suatu perdamaian atas agunanannya)
kepada semua sebagaimana dimaksud
Kreditor.” dalam Pasal 281 ayat (1)
Artinya, perdamaian UUKPKPU yang masuk
sebagaimana dimaksud dalam Bab III tentang
adalah dalam rangka kepai Penundaan Kewajiban
litan atau debitor telah Pembayaran. Sehingga
dinyatakan pailit. kreditor separatis berhak
Jadi jelas mengikuti voting
bahwa perdamaian dalam perdamaian dalam rangka
rangka kepailitan atau Penundaan Kewajiban
debitor dinyatakan pailit Pembayaran Utang dimana
ini, kreditor separatis kreditor separatis tidak
berhak perlu melepaskan hak atas
ikut voting perdamaian asal agunannya. Jadi perlu
kan ia telah melepaskan dipisahkan antara
hak separatisnya (hak atas perdamaian dalam
agunannya) dan menjadi kepailitan dan perdamaian
kreditor konkuren. dalam PKPU. Dalam
Sedangkan perdama voting rencana perdamaian
ian dalam rangka proses di kepailitan maka kreditor
Penundaan Kewajiban separatis tidak ikut,
Pembayaran Utang sedangkan dalam PKPU
(PKPU), dimana kreditor kreditor separatis ikut

12
voting. Kami menilai waktu yang lebih lama
bahwa Pasal 281 karena kurangnya minat
UUKPKPU perlu direvisi masyarakat. Selain itu,
sehingga Kreditor Separatis dalam praktiknya para
baru berhak mengikuti kurator dan pengurus juga
voting perdamaian dalam tidak selalu mendapat
PKPU setelah melepaskan imbalan sebesar 7,5 % dari
hak separatisnya terlebih total asset yang terjual.
dahulu. Hak kreditor Sebab, besarnya nilai
separatis sudah di jamin imbalan bukan ditentukan
dengan benda agunan, oleh para kurator ataupun
sehingga tidak perlu ikut pengurus, tetapi oleh
voting. Penetapan Hakim
4. Besarnya imbalan berdasarkan penilaian
seharusnya sebanding hakim. Angka 7,5 % dalam
dengan risiko pekerjaan aturan Permenkumham
seorang kurator ataupun Nomor 2 Tahun 2017
pengurus. Kurator dan hanyalah sebagai pedoman
pengurus tidak selalu pemberian imbalan. Dalam
mendapat imbalan yang praktik hakim sering
besar. Hal itu tergantung memberikan penetapan
pada tingkat pemulihan tentang imbalan jasa ini
asset para debitor itu jauh di bawah 7,5 %.
sendiri. Dan fakta yang 5. Sebenarnya UUKPKPU
terjadi di lapangan, banyak sudah jelas mengatur di
debitor yang tidak memiliki Pasal 39 bahwa upah buruh
asset yang signifikan adalah utang harta pailit,
sehingga sulit untuk terjual artinya didahulukan
dan tentunya memakan pembayarannya dan juga

13
sudah ada aturan Pasal 212, 213, dan 214.
yang menegaskan Prinsipnya putusan
kembali bahwa pembayaran pengadilan yang
upah buruh harus didahu- menyatakan debitor pailit,
lukan, yaitu melalui hanyalah berlaku di
Putusan Mahkamah wilayah Indonesia (karena
Konstitusi No. pada prinsipnya putusan
67/PUUXI/2013. Putusan pengadilan Indonesia hanya
tersebut memprioritaskan berlaku di wilayah
pembayaran upah Pekerja/ Indonesia), demikian juga
Buruh di atas pembayaran sebaliknya putusan
utang terhadap negara pengadilan asing tidak
(pajak), Kreditor separatis berlaku di Indonesia.
maupun konkuren. Namun, Dalam hal ada harta pailit
hak-hak lain dari berada di luar negeri milik
Pekerja/Buruh yang berupa dari debitor yg dinyatakan
pesangon dan uang pailit di Indonesia, maka
penggantian dalam hal kurator harus memakai
dilakukannya pemutusan pranata hukum setempat
hubungan kerja pada untuk mengambil harta
Kepailitan oleh Kurator di pailit tersebut dan
bayarkan setelah memasukkannya ke dalam
pembayaran piutang kepada budel pailit.
Kreditor separatis. Dari pendapat yang
6. Untuk kepailitan lintas telah dikemukakan oleh
negara (Cross-Border Hotman Paris Hutapea dan
Insolvency), UUKPKPU Jamaslin James Purba, serta
telah mengaturnya seperti beberapa praktisi, UUKPKPU
yang bisa dilihat dalam

14
dianggap memiliki pembuktian yang sederhana dalam
permasalahan dalam proses permohonan kepailitan. Kita perlu
pelaksanaannya di lapangan melihat latar belakang
dan dinilai UUKPKPU perlu diberlakukannya UU Kepailitan
direvisi. Seperti yang dimaksud Tahun 1998 (UU No. 4 Tahun
dalam teori hukum murni yang 1998), dimana dalam keadaan
dikemukakan oleh Hans krisis moneter saat itu, atas
Kelsen, dijelaskan bahwa desakan negara donor
hukum murni adalah hukum (International Moneter Fund)
positif. Hal ini sesuai dengan dibentuklah Perpu No. 1 Tahun
konstitusi Indonesia, yaitu 1988 tentang Kepailitan dan PKPU
tercantum dalam Pasal 1 ayat yang kemudian disahkan menjadi
(3) UUD Negara Republik UU No. 4 Tahun 1998.
Indonesia Tahun 1945 yang Permohonan pailit adalah langkah
menyatakan bahwa “Negara terakhir (ultimum remedium)
Indonesia adalah negara dalam suatu perkara utang-piutang,
hukum”. Mengingat mengingat bahwa dalam
perkembangan perekonomian UUKPKPU diatur adanya upaya
yang begitu pesat di Indonesia hukum lain selain pailit, yaitu
diharapkan Indonesia membuat Penundaan Kewajiban Pembayaran
regulasi sebagai sarana Utang (PKPU). Saat ini keadaan
pendukung dalam pergerakan negara Indonesia tidak lagi dalam
perekonomian, terutama di keadaan krisis moneter, sehingga
bidang kepailitan. Beberapa timbul pertanyaan apakah memang
permasalahan tersebut dapat UUKPKPU tersebut masih
dijelaskan sebagai berikut: relevan? Yang ideal itu jika
sebelum mengajukan permohonan
1. Apa yang diatur dalam Pasal 2 ayat
kepailitan disyaratkan adanya
(1) UUKPKPU merupakan
insolvensi test (kondisi antara aset

15
dan kewajiban debitor). Jika aset utang-utangnya. Namun jika
jauh melebihi kewajibannya tentu dengan segala pertimbangan
dari segi ekonomi tidak pantas kreditor dimungkinkan untuk
dinyatakan pailit.  Namun mengajukan PKPU maka putusan
demikian dalam UUKPKPU masih PKPU harus membuka peluang
ada solusinya yaitu debitor yang kasasi bagi debitor. Sebagaimana
dinyatakan pailit pun, masih yang dikemukakan oleh Dewan
berhak mengajukan proposal Penasihat Asosiasi Kurator dan
perdamaian kepada para Pengurus Indonesia (AKPI) 2013-
kreditornya dan bisa selamat. 2016 Ricardo Simanjuntak,
2. Bahwa jangka waktu PKPU secara mengatakan pengajuan
keseluruhan dalam UUKPKPU permohonan PKPU atau pailit
adalah 270 hari, sedangkan untuk perlu diberi batasan. Sehingga
tahap PKPU Sementara adalah 45 dalam hal ini permohonan tidak
hari, jika dalam masa PKPU disalahgunakan untuk membunuh
Sementara belum tercapai debitor, idealnya perusahaan bisa
perdamaian, maka masih bisa diajukan PKPU atau pailit jika
diperpanjang tetapi punya utang 10.000 dollar
perpanjangannya tidak boleh Singapura atau setara Rp 90 jutaan.
melebihi maksimal total 270 hari. Selama ini, UUKPKPU belum
Selain itu juga UUKPKPU perlu mengatur tentang batas utang.
direvisi terkait pengajuan PKPU. Sehingga perusahaan dengan utang
Perlu ditegaskan bahwa PKPU kecil pun dapat dengan mudah
hendaknya diajukan oleh debitor diajukan pailit.12
secara voluntary. Debitor sendiri
12
yang mengetahui kesanggupan Deliana Pradhita Sari, “Diusulkan
Ada Batas Nilai Utang dalam Pengajuan
apakah bisa membayar utang atau Pailit, Ini Alasannya”, http://kabar24.bisnis.co
m/read/20171030/16/704189/diusulkan-ada ba
tidak. Sehingga debitor memiliki
tas-nilai-utang-dalam-pengajuan-pailit-ini-alas
niatan untuk merestrukturisasi annya, diakses pada 1 April 2018.

16
Di Singapura, proses Sehingga perdamaian
kepailitan dapat diajukan dengan dalam rangka kepailitan atau
cara melakukan suatu gugatan ke debitor dinyatakan pailit
Pengadilan Tinggi oleh kreditor ini, kreditor separatis berhak ikut
atau oleh debitor yang berutang voting perdamaian asalkan telah
lebih dari S$ 10.000,-. Suatu melepaskan hak separatisnya (hak
permohonan pailit diterapkan pada atas agunannya) dan menjadi
saat debitor menyatakan dirinya kreditor konkuren.
pailit. Sedangkan perdamaian
Seorang kreditor yang dalam rangka proses Penundaan
berpiutang S$ 10.000,- atau lebih Kewajiban Pembayaran Utang
dapat mengajukan permohonan (PKPU), dimana kreditor separatis
kepada Pengadilan Tinggi. Dalam memiliki hak untuk ikut
kedua situasi tersebut, upaya dalam voting tanpa harus
kepailitan akan dibuat oleh melepaskan kedudukan status
pengadilan terhadap debitor jika separatisnya (hak atas agunannya)
aplikasi permohonannya berhasil.13 sebagaimana dimaksud
3. Mengutip bunyi ketentuan Pasal dalam Pasal 281 ayat (1)
149 ayat (1) dan (2) UUKPKPU UUKPKPU yang masuk
Ketentuan tersebut masuk dalam dalam Bab III tentang
pengaturan perdamaian dalam Bab Penundaan Kewajiban Pembayaran
II tentang Kepailitan dalam Utang. Kreditor separatis berhak
ketentuan UUKPKPU yang mengikuti voting perdamaian
bertalian dalam ketentuan Pasal dalam rangka Penundaan
144 UUKPKPU. Artinya, Kewajiban Pembayaran Utang
perdamaian sebagaimana dimaksud dimana kreditor separatis tidak
adalah dalam rangka kepailitan perlu melepaskan hak atas
atau debitor telah dinyatakan pailit. agunannya. Jadi perlu di pisahkan
13
Aco Nur, Op. Cit., hlm., 198. antara perdamaian dalam

17
kepailitan dan perdamaian dalam mendapat imbalan sebesar 7,5%
PKPU. Dalam voting rencana persen dari total aset yang terjual.
perdamaian di kepailitan, maka Sebab, besarnya nilai imbalan
kreditor separtis tidak ikut, bukan ditentukan oleh para kurator
sedangkan dalam PKPU kreditor ataupun pengurus tetapi oleh
separatis ikut voting. Pasal 281 Penetapan Hakim berdasarkan
UUKPKPU perlu direvisi penilaian hakim. Angka 7,5%
sehingga kreditor separatis baru dalam aturan Permenkumham
berhak Nomor 2 Tahun 2017 hanyalah
mengikuti voting perdamaian dala sebagai pedoman pemberian
m PKPU setelah melepaskan hak imbalan. Dalam praktik hakim
separatisnya terlebih dahulu. Hak sering memberikan penetapan
kreditor separatis sudah dijamin tentang imbalan jasa ini jauh di
dengan benda agunan, sehingga bawah 7,5%.
tidak perlu ikut voting. 5. Sebenarnya UUKPKPU sudah
4. Mengenai fee kurator yang telah di jelas mengatur di pasal 39 bahwa
paparkan di atas, menjelaskan upah buruh adalah utang harta
bahwa pembayaran kurator pailit, artinya didahulukan
tergantung pada tingkat pemulihan pembayarannya dan juga sudah ada
aset para debitor itu sendiri. Dan aturan yang menegaskan
fakta yang terjadi di lapangan, kembali bahwa pembayaran upah
banyak debitor yang tidak buruh harus didahulukan, yaitu
memiliki aset yang signifikan melalui Putusan Mahkamah
sehingga sulit untuk terjual dan Konstitusi No. 67/PUU-XI/2013.
tentunya memakan waktu yang Putusan tersebut memprioritaskan
lebih lama karena kurangnya minat pembayaran upah pekerja/buruh di
masyarakat. Selain itu, dalam atas pembayaran utang terhadap
praktiknya para kurator dan negara (pajak), kreditor separatis
pengurus juga tidak selalu maupun konkuren. Pembayaran

18
upah pekerja/buruh harus Oleh karena itu, harus ada
didahulukan dalam kasus suatu traktat yang ditandatangani
kepailitan sesuai dengan amar oleh Indonesia dan negara lain dan
putusan Mahkamah Konstitusi No. penandatanganan ini harus
67/PUU-XI/2013. Sesuai dengan diratifikasi oleh DPR dalam rangka
putusan tersebut pembayaran memberikan beban kewajiban
tagihan negara tidak lagi yang pelaksanaan eksekusi putusan satu
utama ketika pekerja mengajukan sama lain secara timbal balik
tagihan pembayaran upah. (reciprocicality) sebagaimana
Mahkamah Konstitusi layaknya bila putusan dijatuhkan
memposisikan pembayaran upah oleh pengadilan setempat.
pekerja/buruh harus lebih Indonesia bukan pihak
didahulukan daripada utang pajak. penandatangan atas traktat
6. Undang-Undang Kepailitan tidak internasional sehubungan hal-hal
secara komprehensif mengatur kepailitan internasional seperti
mengenai prinsip territorial dan halnya traktat mengenai
prinsip universal dalam kaitannya UNCITRAL Model law on cross
dengan kepailitan lintas batas border insolvency yang hingga kini
(cross border insolvency). Hanya belum teralisasi.14
ada tigal pasal yang dimuat dalam E. Kesimpulan dan Saran
Bab II bagian kesepuluh, yakni
Berdasarkan uraian dan
Pasal 212-214 UUKPKPU, yang
pembahasan pada bab-bab
mengatur mengenai ketentuan-
sebelumnya, maka penulis akan
ketentuan hukum internasional.
memberikan kesimpulan dan
Artinya, kendatipun judul bab
saran sebagai berikut :
tersebut adalah ketentuan-
1. Kesimpulan
ketentuan hukum internasional,
akan tetapi isinya sama sekali tidak 14
Ibid., hlm. 98.
mengatur cross border insolvency.

19
1. Permasalahan yang terjadi c. Kreditor separatis berhak
dalam implementasi mempailitkan dan ikut
UUKPKPU di Indonesia dalam voting tanpa
adalah: kehilangan hak atas agu-
a. Syarat permohonan pailit nannya, serta tingginya
yang dianggap sangat syarat perhitungan suara
mudah untuk mempailitkan dan harus dipenuhi syarat
debitor, karena hakikat kumulatif voting kreditor
dibentuknya Undang- konkuren dan kreditor
Undang Kepailitan adalah separatis yang diatur dalam
untuk terlepas dari jerat Pasal 281 UUKPKPU,
pailit; menjadi penyebab utama
b. Proses pelaksanaan PKPU upaya hukum PKPU
yang kurang ideal untuk dianggap menjadi
dilaksanakan, karena inti penghambat utama
dari pelaksanaan PKPU proposal perdamaian yang
adalah memberikan diajukan oleh debitor sering
kesempatan bagi debitor mengalami kekalahan.
untuk mereorganisasi atau d. Terkait honorarium
menata ulang usahanya. atau fee kurator (pengurus)
mengingat dalam yang dianggap terlalu besar
pelaksanaan proses PKPU sudah ada regulasi yang
yang dapat mengajukan mengaturnya;
PKPU hanyalah debitor e. Terjadi multitafsir atas
secara voluntary, karena peringkat tagihan pajak dari
hanya debitor yang tagihan upah buruh.
mengetahui kondisi Memang dalam hal
keuangannya. pembagian peringkat
pembagian posisi tersebut

20
ada berbenturan satu sama tentu dari segi ekonomi
lain; tidak pantas dinyatakan
f. Mengenai eksekusi boedel pailit.  Serta dalam proses
pailit yang terdapat di luar pengajuan pailit dan PKPU
wilayah Indonesia, karena harus ada batas utang yang
dalam hal ini tidak bisa ditentukan sebagaimana
melakukan eksekusi harta yang telah diatur oleh
pailit yang melintasi Singapura.
wilayah teritorial b. Bahwa jangka waktu PKPU
Indonesia, dan Indonesia secara keseluruhan dalam
sendiri belum ada UUKPKPU adalah 270
perjanjian bilateral atau hari, sedangkan untuk tahap
internasional yang PKPU Sementara adalah 45
mengakui putusan hari, jika dalam masa
kepailitan lintas batas PKPU Sementara belum
negara (cross border tercapai perdamaian, maka
insolvency). masih bisa diperpanjang
2. Upaya penyelesaiannya tetapi perpanjangannya
terhadap permasalahan yang tidak boleh melebihi
dihadapi dalam implementasi maksimal total 270 hari.
UUKPKPU di Indonesia Selain itu juga UUKPKPU
adalah: perlu direvisi terkait
a. Jika sebelum mengajukan pengajuan PKPU. Perlu
permohonan kepailitan ditegaskan bahwa PKPU
disyaratkan adanya hendaknya diajukan oleh
insolvensi test (kondisi debitor secara voluntary.
antara asset dan kewajiban Debitor sendiri yang
debitor). Jika asset jauh mengetahui kesanggupan
melebihi kewajibannya apakah bisa membayar

21
utang atau tidak. Sehingga kehilangan hak atas
debitor memiliki niatan agunannya. Mengenai hal
untuk merestrukturisasi ini sesuai dengan
utang-utangnya. Karena ketentuan Pasal 149 ayat
dalam reorganisasi (1) dan (2) UUKPKPU.
perusahaan dibutuhkan Artinya, bahwa perdamaian
waktu yang tidak sedikit dalam rangka
untuk meningkatkan kepailitan atau
solvabilitas perusahaan dan debitor dinyatakan pailit
PKPU hendaknya diajukan ini, kreditor separatis
oleh debitor secara berhak ikut voting
voluntary. Debitor perdamaian asalkan ia telah
sendirilah yang mengetahui melepaskan hak
kesanggupan apakah bisa separatisnya (hak atas
membayar utang atau tidak. agunannya) dan menjadi
Sehingga debitor memiliki kreditor konkuren.
niatan untuk Sedangkan perdamaian
merestrukturisasi utang- dalam rangka proses
utangnya. Namun jika PKPU, dimana kreditor
dengan segala separatis memiliki hak
pertimbangan kreditor untuk ikut
dimungkinkan untuk dalam voting tanpa harus
mengajukan PKPU maka melepaskan kedudukan
putusan PKPU harus status separatisnya (hak
membuka peluang kasasi atas agunannya)
bagi debitor; sebagaimana dimaksud
c. Kreditor separatis berhak dalam Pasal 281 ayat (1)
mempailitkan dan ikut UUKPKPU. Jadi perlu
dalam voting tanpa dipisahkan antara

22
perdamaian dalam harus dipenuhi syarat
kepailitan dan perdamaian kumulatif voting kreditor
dalam PKPU. Dalam voting konkuren dan kreditor
rencana Perdamaian di separatis yang diatur dalam
Kepailitan maka kreditor Pasal 281 UUKPKPU,
separatis tidak ikut, menjadi penyebab utama
sedangkan dalam PKPU upaya hukum PKPU
kreditor separatis ikut dianggap menjadi
voting. Bahwa seharusnya penghambat utama
Pasal 281 UUKPKPU perlu proposal perdamaian yang
direvisi sehingga Kreditor diajukan oleh debitor sering
Separatis baru berhak mengalami kekalahan.
mengikuti voting Debitor dipaksa untuk
perdamaian dalam PKPU membuat proposal
setelah melepaskan hak perdamaian kepada kreditor
separatisnya terlebih tetapi sebenarnya sudah
dahulu. Hak kreditor tidak mampu lagi. Pasal
separatis sudah di jamin 281 UUKPKPU seharusnya
dengan benda agunan, direvisi menjadi kreditor
sehingga tidak perlu ikut separatis tidak berhak ikut
voting, apabila Kreditor serta dalam voting kecuali
Separatis mendapatkan setuju menjadi kreditor
agunan tidak perlu ikut konkuren;
voting untuk mempailitkan, d. Terkait honorarium
sehingga kreditor separatis atau fee kurator (pengurus)
dianggap diberikan yang dianggap terlalu
unnecessary power. besar, besarnya imbalan
Tingginya syarat seharusnya sebanding
perhitungan suara dan dengan risiko pekerjaan

23
seorang kurator ataupun Permenkum dan HAM
pengurus. Kurator dan Nomor 2 Tahun 2017
pengurus tidak selalu hanyalah sebagai pedoman
mendapat imbalan yang pemberian imbalan. Dalam
besar. Hal itu tergantung praktik hakim sering
pada tingkat pemulihan memberikan penetapan
asset para debitor itu tentang imbalan jasa ini
sendiri. Fakta yang terjadi jauh di bawah 7,5 %.
di lapangan, banyak debitor e. Terjadi multitafsir atas
yang tidak memiliki asset peringkat tagihan pajak dari
yang signifikan sehingga tagihan upah buruh.
sulit untuk terjual dan Memang dalam hal
tentunya memakan waktu pembagian peringkat
yang lebih lama karena pembagian posisi tersebut
kurangnya minat dianggap berbenturan satu
masyarakat. Selain itu, sama lain. UUKPKPU
dalam praktiknya para sudah jelas mengatur dalam
kurator dan pengurus juga Pasal 39 bahwa upah buruh
tidak selalu mendapat adalah utang harta pailit,
imbalan sebesar 7,5 % artinya didahulukan
persen dari total asset yang pembayarannya dan juga
terjual. Sebab, besarnya sudah ada aturan yang
nilai imbalan bukan menegaskan kembali
ditentukan oleh para bahwa pembayaran upah
kurator ataupun pengurus, buruh harus didahulukan,
tetapi oleh penetapan yaitu melalui Putusan
hakim berdasarkan Mahkamah Konstitusi No.
penilaian hakim. Angka 7,5 67/PUU-XI/2013. Putusan
% dalam aturan tersebut memprioritaskan

24
pembayaran upah hanya berlaku di wilayah
pekerja/buruh di atas Indonesia), demikian juga
pembayaran utang terhadap sebaliknya putusan
negara (pajak), Kreditor pengadilan asing tidak
separatis maupun berlaku di Indonesia.
konkuren. Namun, hak-hak Dalam hal ada harta pailit
lain dari pekerja/buruh berada di luar negeri milik
yang berupa pesangon dan dari debitor yang
uang penggantian dalam dinyatakan pailit di
hal dilakukannya Indonesia, maka kurator
pemutusan hubungan kerja harus memakai pranata
pada Kepailitan oleh hukum setempat untuk
kurator dibayarkan setelah mengambil harta pailit
pembayaran piutang kepada tersebut dan
kreditor separatis; memasukannya ke dalam
budel pailit. Mengenai
f. Untuk kepailitan lintas
eksekusi boedel pailit yang
negara (Cross-Border
terdapat di luar wilayah
Insolvency), UUKPKPU
Indonesia, karena dalam
telah mengaturnya seperti
hal ini tidak bisa
yang bisa dilihat dalam
melakukan eksekusi harta
Pasal 212, 213, dan 214.
pailit yang melintasi
Prinsipnya putusan
wilayah teritorial
pengadilan yang
Indonesia dan Indonesia
menyatakan debitor pailit,
sendiri belum ada
hanyalah berlaku di
perjanjian bilateral atau
wilayah Indonesia (karena
internasional yang
pada prinsipnya putusan
mengakui putusan
pengadilan Indonesia
kepailitan lintas batas

25
negara (cross border keuangan yang bisa diakses
insolvency). oleh kreditor secara
terbuka. Serta perlu adanya
2. Saran
pembatasan utang yang
Berdasarkan kesimpulan di
ditentukan untuk dapat
atas, saran yang dapat penulis
mengajukan gugatan pailit
berikan adalah sebagai berikut:
kepada debitor;
1. Hendaknya pemerintah
2. Pemerintah segera merevisi
harus melakukan
UUKPKPU dan
pembaharuan instrumen
peningkatan kualitas
hukum kepailitan Undang-
pranata hukum Kepailitan
Undang Nomor 37 Tahun
dan PKPU, dan UUKPKPU
2004 tentang Kepailitan
direvisi dalam waktu
dan PKPU mengingat
secepatnya, serta juga
insolvency test sangat
mengharapkan agar Hakim
diperlukan dalam
di Pengadilan Niaga
menentukan kemampuan
benarbenar memahami
perusahaan dalam
seluk beluk kepailitan dan
memenuhi kewajibannya
benar-benar mengikuti
atau tidak. Hukum
training secara serius
kepailitan Indonesia belum
sebelum diangkat menjadi
menganut sistem insolvensi
hakim di Pengadilan Niaga
test. Ke depan yang ideal
dan jika perlu ada
adalah melalui insolvensi
pendidikan berkelanjutan
test untuk mengajukan
juga bagi hakim-hakim
kepailitan, konsekuensinya
niaga, serta hendaknya
maka semua perusahaan
pemerintah perlu
maupun pribadi (orang)
melakukan perjanjian
wajib membuat laporan
internasional, baik

26
perjanjian bilateral maupun Undang No. 37 Tahun
multilateral dalam hal 2004 Tentang
eksekusi harta pailit yang Kepailitan. Jakarta:
berada di wilayah negara Pustaka Utama Grafiti,
Indonesia ataupun 2010.
sebaliknya.

F. DAFTAR PUSTAKA Sinaga, Syamsudin M. Hukum


1. Peraturan Perundang- Kepailitan Indonesia.
undangan Jakarta: Tatanusa, 2012.
Indonesia. Undang-Undang
tentang Kepailitan dan Subhan, M. Hadi, Hukum
Penundaan Kewajiban Kepailitan Prinsip,
Pembayaran Utang. Norma, dan Praktik di
UU Nomor 37 Tahun Peradilan, Jakarta:
2004. LN Tahun 2004 Kencana, 2009.
No. 73. TLN No. 3316.
Situmorang, Victor M dan Hendri
2. Buku
Soekarso, Pengantar
Hukum Kepailitan di
Sjadeini, Sutan Remy, Hukum
Indonesia, Jakarta:
Kepailitan Memahami
Rineka, Cipta, 1994.
Faillisementsverordeni
3. Dan lain-lain
ng Juncto Undang-
Undang No. 4 Tahun
Hutapea, Hotman Paris.
1998, Jakarta: Grafiti,
Wawancara, tanggal 18
2002.
Januari 2018. Associates
Hotman Paris & Partners
_______. Hukum Kepailitan
Memahami Undang-

27
Jamaslin James Purba, Founder
and Managing Partners
pada Law Firm James
Purba & Partners,
wawancara, tanggal 4
Maret 2018.

Fitri N. Heriani, “Enam Kesalahan


UU Kepailitan”,
http://www.hukumonline
.com/berita/baca/lt56173
7ed1a1cb/enamkesalaha
n-uu-kepailitan, diakses
tanggal 16 Nopember
2017.

HRS, “Digagas, Aturan Cross


Border Insolvency”,
http://www.hukumonline
.com/berita/baca/lt5f366
e338725/digagas--
aturan-icross-border-
insolvency-I, diakses
tanggal 17 Nopember
2017.

28
29

Anda mungkin juga menyukai