Anda di halaman 1dari 37

Regulasi Pemberian Kredit atau

Pembiayaan oleh Bank Umum


dan Bantuan Teknis UMKM
~Hukum Perbankan Syariah~

Kelompok 5
1. Miftahul Nur Khasanah (20.0404.0010)
2. Kharisma Amelia Nur’Aini (20.0404.0018)
Pokok Pembahasan
A Kredit & Pembiayaan
Pengertian, Dasar, Unsur, Jenis, Tujuan, Perbedaan Kredit
& Pembiayaan.
Bank & UMKM
B
Pengertian Bank Umum & UMKM, Kegiatan Bank
Umum, Karateristik, Peran, Peluang & Tantangan UMKM

C Regulasi PBI Nomor 14/22/PBI/2012


Regulasi, Pokok-Pokok Regulasi PBI Nomor
14/22/PBI/2012
D Regulasi SEBI Nomor 15/35/DPAU
Regulasi, Pokok-Pokok Regulasi SEBI Nomor
15/35/DPAU
A. Kredit & Pembiayaan
1. Pengertian Kredit & Pengertian Pembiayaan

Istilah kredit berasal dari bahasa Romawi Dalam hukum Islam, kredit disebut dengan
“credere” yang berarti percaya. Kondisi pembiayaan
bahwa kreditur percaya bahwa debitur di (UU No 10 th 1988 tentang Perbankan).
masa mendatang sanggup memenuhi segala
sesuatu yang telah dijanjikan.

 Pasal 1 angka 11 Kredit adalah  Pasal 1 angka 12 UU Pembiayaan


penyediaan uang / tagihan yang dapat berdasarkan prinsip syariah adalah
dipersamakan dengan itu, ber- dasarkan penyediaan uang atau tagihan yang
persetujuan atau kesepakatan pinjam dipersamakan dengan itu berdasarkan
meminjam antara bank dengan pihak persetujuan atau kesepakatan antara bank
lain yang mewajibkan pihak dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam melunasi utangnya setelah yang dibiayai untuk mengembalikan uang
jangka waktu tertentu dengan atau tagihan tersebut setelah jangka waktu
pemberian bunga. tertentu dengan imbalan atau bagi
hasi.
2. Dasar-Dasar Pemberian Kredit & Pembiayaan

Character
Penilaian watak atau kepribadian calon
debitur/nasabah.
Condition of Economic
Penilaian kondisi ekonomi Capacity
secara umum karena akan Penilaian kemampuan
berpengaruh pada usaha deb- manajemen
itur yang akan mendatang. debitur/nasabah dalam bidang
usahanya.
Collateral Capital
Penilaian atas jaminan yang Penilaian posisi keuangan
dimiliki debitur/nasabah. debitur untuk mengetahui
kemampuan permodalan
dalam menjalankan usaha.
3. Unsur-Unsur Kredit & Pembiayaan

01 02 03 04 05
Kepercayan

Kesepakatan

Risiko

Balas Jasa
Jangka Waktu Selain adanya Debitur,
Kreditur, dan Jaminan,
harus ada unsur-unsur
dalam pemberian kredit
atau pembiayaan.
4. Jenis-Jenis Kredit & Pembiayaan

0 Dilihat dari Segi Kegu-


1 •naan
Kredit Investasi -> biasanya digunakan untuk keperluaan perluasan usaha atau membangun
proyek/pabrik baru.
• Kredit Modal Kerja -> digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam
02 Dilihat dari Segi Tujuan
0 operasionalnya.
• Kredit Produktif -> kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang dan jasa.
1
• Kredit Konsumtif -> kredit yang digunakan untuk komsumsi (tidak menghasilkan barang dan
jasa).
• Kredit Perdagangan -> biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya dari
Dilihat dari Segi
03 hasil penjualan Jangka
tersebut.
Waktu
• Kredit Jangka Pendek -> jangka waktu kredit kurang dari satu tahun.
• Kredit Jangka Menengah -> jangka waktu kredit 1-3 tahun.
• Kredit Jangka Panjang -> janga waktu kredit diatas 3 atau 5 tahun.
Lanjutan

04 Dilihat dari Segi Jami-


•nan
Kredit dengan Jaminan -> kredit yang diberikan dengan suatu jaminan.
• Kredit tanpa Jaminan -> diberikan dengan melihat prospek usaha dan karakter serta loyalitas
atau nama baik debitur.
02 03
05 Dilihat dari Segi Sektor
0
Usaha
• Kredit Pertanian -> dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian, dapat berupa jangka
1
pendek atau panjang.
• Kredit Peternakan-> contoh jangka pendek yaitu peternakan ayam dan jangka panjang yaitu
kambing atau sapi.
• Kredit Industri -> yaitu kredit untuk membiayai industry kecil, menengah atau besar.
• Kredit Pertambangan -> biasanya dalam jangka panjang, seperti tambang emas, minyak atau
timah.
• Kredit perumahan -> kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian rumah.
• Dan lain sebagainya.
5. Tujuan Kredit & Pembiayaan

Pemilik Dana Debitur


Pemilik dana memperoleh Akan merasa terbantu untuk
keuntungan dari dana yang menjalankan usahanya atau
diinvestasikan untuk pengadaan barang yang
pembiayaan/kredit. diinginkannya

Memperoleh barang-barang Meningkatkan pembangunan Bank dapat


yang negara dari pembayaran pajak meneruskan dan
dibutuhkannya. bank/ perusahaan. mengembangkan
Masyarakat Pemerintah Bank
usahanya.
6. Perbedaan Kredit & Pembiayaan

Kredit
Bank umum konvensional, Bank Pembiayaan
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) syariah,
Perkreditan lembaga keuangan penyelenggara produk
Rakyat(BPR), dan Pegadaian. syariah dan perusahaan 
 Pihak multifinance atau leasing.
Penyedia
Nasabah mengajukan kredit ke penyedia Nasabah mengajukan pembiayaan produk/
Pinjaman dana, setelah dianalisis dan lolos kelayakan jasa yang dibutuhkan, pemilik dana akan
Easy to change col-
maka kredit dicairkan. membelinya dari pihak ketiga untuk dijual
ors, photos and Text.
 Mekanisme kembali kenasabah. You can simply im-
press your audience
Bentuk uang tunai melalui kredit. Produk/ barang yang and
di inginkan.
add a unique
 Bentuk Pin- zing and appeal to
your Presentations.
jaman
Keuntungan melalui bunga. Keuntungan melalui bagi hasil/margin.

 Sistem Profit
B. Bank Umum &
UMKM
1. Pengertian Bank Umum & Pengertian UMKM

Pada Undang-undang Nomor 10 Tahun Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2021 UMKM
didefinisikan sebagai
1998 tentang Perbankan, Bank disebutkan
berikut:
sebagai badan usaha yang menghimpun - Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang
dana dari masyarakat dalam bentuk perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang
simpanan dan menyalurkannya kepada memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau dalam Peraturan Pemerintah ini.
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka - Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang
meningkatkan taraf hidup masyarakat. berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan
atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan
Bank umum adalah bank yang atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
melaksanakan kegiatan usaha secara
langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang
konvensional dan atau berdasarkan prinsip memenuhi kriteria Usaha Kecil.
syariah, yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas - Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang
pembayaran berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan
atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan
atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
2. Kegiatan Usaha Bank Umum

• Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka,
sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
• Memberikan kredit.
• Menerbitkan surat pengakuan utang.
• Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah.
• Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah.
• Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan
undang-undang ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Karateristik UMKM
Continue
Continue
4. Peran & Tantangan UMKM dalam Perekomonian Indonesia

1) Kedudukannya sebagai pemain utama ekonomi diberbagai sector


2) Penyedia lapangan kerja terbesar
3) Pemeran penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi local dan pemberdayaan masyarakat
4) Pencipta pasar baru dan sumber inovasi
5) Sumbangan dalam menjaga neraca pemberaayaan melalui kegiatan ekspor
5. Peluang & Tantangan UMKM di Indonesia

• Peluang
Pada tahun 2020, Presiden Joko Widodo menggencarkan Gerakan Go Online kepada 100.000 UMKM
secara Bersama untuk menjadikan indonesia sebagai Digital Energy of Asia. Gerakan ini bertujuan
untuk memfasilitasidan memberikan kesempatan pada UMKM diberbagai daerah untuk siap bersaing di
pasar yang lebih luas. Kementerian Koperasi dan UMKM bersama Kementerian Komifo, telah
berkomitmen di tahun 2020 untuk mengonlinekan 8 Juta UMKM. Komitmen ini menunjukan
dukumgan pemerintah dalam memajukan UMKM sebagai salah satu tulang punggung perekonomian
Indonesia. Dengan mengikuti gerakan online tersebut, paa pelaku UMKM akan mendapatkan peluang
untuk distribusi Kredit Usaha Rakyat (KUR), Inkorporasi RKB, transformasi inklusi finansial, serta
kesempatan membuat NPWP serentak untuk seluruh pelaku UMKM yang akan dionlinekan.

• Tantangan
Bagaimana menciptakan strategi dalam mengisi kebutuhan pasar dalam negeri maupun pasar global,
Selain itu strategi apa untuk entrepreneurship yang berbasis teknologi dan tetap menjunjung tinggi
norma dan kearifan lokal. Dalam menghadapi tantangan lainnya para pelaku UMKM harus memiliki
jiwa dan potensi entrepreneurship, pelaku UMKM hendaknya memahami demokrasi ekonomi yang ter-
jadi,, juga termasuk mengikuti perkembangan update informasi teknologi dan tetap menjaga kearifan
Continue

• Peluang
Semakin berkembang dan majunya teknologi saat ini, membuat Pemerintah Indonesia melalui
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah mendukung penggunaan sistem perdagangan
elektronik atau e-commerce.

• Tantangan
Kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni untuk terjun di industri digital.Masalahnya
klasik, dunia pendidikan kita belum mampu mencetak lulusan yang siap kerja. Akibatnya, kita tidak
bisa bergerak cepatkarena harus mendidik mereka mulai awal . Agar perkembangan ini tetap berada di
jalur positif
C.
PBI Nomor 14/22/PBI/2012
1. Regulasi PBI Nomor 14/22/PBI/2012

Peraturan: Peraturan Bank Indonesia No.14/22/PBI/2012 tanggal 21 Desember 2012 ten-


tang Pemberian Kredit Atau Pembiayaan dan Bantuan Teknis Dalam Rangka Pengemban-
gan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
Berlaku: Sejak tanggal 21 Desember 2012.

Latar belakang dikeluarkannya PBI ini adalah:


 Sejalan dengan berlakunya UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM serta telah
dicabutnya PBI No.3/2/PBI/2001 tentang Pemberian Kredit Usaha Kecil (KUK) maka
diperlukan ketentuan yang dapat mendorong peningkatan penyaluran kredit atau
pembiayaan oleh Bank Umum kepada UMKM.
 Sebagai salah satu bentuk dukungan konkret Bank Indonesia dalam mendorong
percepatan pengembangan keuangan inklusif, keberpihakan kepada sektor
UMKM sebagai salah satu pilar ekonomi yang sangat penting dalam mendukung
perekonomian nasional, serta dukungan terhadap program pemerintah yang berorientasi
pada pro growth, pro poor dan pro job.
2. Pokok-Pokok Regulasi Regulasi PBI Nomor 14/22/PBI/2012

 Bab II berisi tentang Kewajiban Bank dan Cakupan Kredit atau Pembiayaan UMKM.
• Kewajiban bank umum untuk menyalurkan dananya dalam bentuk kredit/ pembiayaan
kepada UMKM dengan pangsa sebesar minimal 20% secara bertahap yang diikuti
dengan penerapan insentif/disinsentif.
• Pemberian Kredit atau Pembiayaan UMKM oleh Bank Umum dapat dilakukan secara
(Pasal 3):
a) langsung kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah;
b) tidak langsung melalui kerjasama pola executing, pola channeling, dan/atau
 Bab IV berisi tentang Bantuan Teknis
pembiayaan bersama (sindikas).
• Bank Indonesia dapat memberikan Bantuan Teknis dalam rangka mendukung
pengembangan UMKM berupa penelitian, pelatihan, penyediaan informasi; fasilitasi.
• Pihak yang dapat menerima Bantuan Teknis adalah Bank Umum, Bank Perkreditan
Rakyat, dan/atau Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, Lembaga Pembiayaan UMKM,
Lembaga Penyedia Jasa (LPJ), dan UMKM.
2. Pokok-Pokok Regulasi Regulasi PBI Nomor 14/22/PBI/2012

 Bab VI tentang Publikasi, Penghargaan, dan Pembinaan


• Bank Indonesia mempublikasikan peringkat pencapaian rasio Kredit atau Pembiayaan
UMKM dan memberikan penghargaan kepada Bank Umum yang memenuhi kriteria ter-
tentu dalam pemberian Kredit atau Pembiayaan UMKM.
• Bank Umum wajib menyelenggarakan pelatihan kepada pelaku UMKM yang belum per-
nah mendapat Kredit atau Pembiayaan UMKM.

 Bab VII tentang Sanksi


• Bank Umum yang melanggar hal-hal yang diatur dalam Peraturan Bank Indonesia ini
akan dikenakan sanksi administratif berupa teguran tertulis dan/atau penurunan
peringkat faktor manajemen dalam penilaian tingkat kesehatan.
D.
SEBI Nomor 15/35/DPAU
1. Regulasi SEBI Nomor 15/35/DPAU

Perihal : Pemberian Kredit Atau Pembiayaan dan Bantuan Teknis Dalam Rangka Pengem-
bangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
Berlaku: Sejak tanggal 29 Agustus 2013.

Latar belakang dikeluarkannya PBI ini adalah:


Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/22/PBI/2012 tentang
Pemberian Kredit Atau Pembiayaan Oleh Bank Umum Dan Bantuan Teknis Dalam Rangka
Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (Tahun 2012) , maka perlu diatur lebih
lanjut ketentuan pelaksanaan penerapannya dalam Surat Edaran Bank Indonesia.
2. Pokok-Pokok Regulasi Regulasi SEBI Nomor 15/35/DPAU

II. Rencana Pemberian Kredit Atau Pembiayaan UMKM


• Kewajiban bank untuk menyusun dan menyampaikan rencana pemberian Kredit atau
Pembiayaan UMKM yang merupakan bagian dari Rencana Bisnis Bank (RBB) dengan
rasio sesuai dengan tahap yang telah ditetapkan, sbb.:
1. tahun 2013 dan 2014: sesuai kemampuan bank umum;
2. tahun 2015: paling rendah 5% (lima persen);
3. tahun 2016: paling rendah 10% (sepuluh persen);
4. tahun 2017: paling rendah 15% (lima belas persen); dan
5. tahun 2018 dan seterusnya: paling rendah 20% (dua puluh persen).
III. Pencapaian Pemberian Kredit Atau Pembiayaan UMKM
• BI melaukan perhitungan pemberian kredit atau pembiayaan umkm secara gabungan
untuk seluruh kantor bank umum di dalam negeri posisi akhir bulan Desember
• Perhitungan :
2. Pokok-Pokok Regulasi Regulasi SEBI Nomor 15/35/DPAU

• Pemberian Kredit atau Pembiayaaan UMKM dari Bank Umum dapat dialkukan
dengan :
1. Langsung dan atau
2. Tidak langsung melalui kerjasama dengn pihak tertentu menggunakan pola
excuting, pola channeling, atau pembiayaan Bersama (sindikasi)
• Untuk kantor cabang yang ada diluar negeri dan bank campuran berasal dari Pemberian
Kredit atau Pembiayaan UMKM dan produk ekspor non migas yang dapat dialkukan
dengan :
1. Langsung dan atau
2. Tidak langsung melalui kerjasama dengn pihak tertentu menggunakan pola
excuting.
IV. Pola Kerjasama
• Pola Executing
• Pola Channeling
2. Pokok-Pokok Regulasi Regulasi SEBI Nomor 15/35/DPAU

V. Kriteria Dan Tata Cara Pengajuan Permohinan Bantuan Teknis BI


• Bantuan teknis yang diberikan meliputi: penelitian, pelatihan, penyediaan informasi
dan/atau fasilitasi.
• Biaya pelaksanaan bantuan teknis diatur sesuai dengan kesepakatan para pihak
• Pihak yang memenuhi kriteria dapat melaukan pengajuan tertulis kepada :
1. Bank Indonesia c.q. Departemen Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Jl.
M.H. Thamrin No. 2, Jakarta 10350, bagi yang berkedudukan di propinsi DKI
Jakarta, Kabupaten/Kota Bekasi, Bogor, Karawang dan Depok yang sebelumnya
didasarkan analiisi oleh BI yaitu pertimbangan pemenuhan kriteria, pembiayaan,
bentuk bantuan teknis, dan ketersediaan SDM. Tidak berlaku bantuan teknis
seperti penyediaan informasi yang sudah dipublikasikan oleh Bank Indonesia baik
melalui website atau media lainnya
VI. Publikasi Atas Pencapaian Pemberian Kredit Atau Pembiayaan UMKM
Bank Indonesia mempublikasikan peringkat pencapaian rasio Kredit atau Pembiayaan
2. Pokok-Pokok Regulasi Regulasi SEBI Nomor 15/35/DPAU

VII. Kriteria dan Tata Cara Penilaian Dalam Rangka Pemberian Penghargaan
• BI secara berkala memberikan penghargaan kepada Bank Umum yang berhasil
menyalurkan Kredit atau Pembiayaan UMKM yang memenuhi kriteria yang ditetapkan dan
memenuhi tema sesuai dengan program atau kebijakan BI.
• Kriteria penilaian paling kurang adalah sbg berikut :
1. Pencapaian rasio realisasi Kredit atau Pembiayaan UMKM sesuai dengan tahapan
yang telah ditetapkan;
2. Non Performing Loan – gross Kredit atau Pembiayaan UMKM paling tinggi 5% (lima
persen);
3. Pertumbuhan pencapaian pemberian Kredit atau Pembiayaan UMKM lebih tinggi
dibandingkan dengan pertumbuhan Kredit atau Pembiayaan UMKM nasional; dan
4. Memiliki produk dan/atau skim kredit untuk UMKM
• Tim penilai terdiri dari :
1. BI
2. Kementrian Terkait
3. Pakar/pengamat UMKM atau kademisi
2. Pokok-Pokok Regulasi Regulasi SEBI Nomor 15/35/DPAU
• Proses penilaani terdiri dari :
1. Penetapan tema dan periode penilaian oleh Bank Indonesia;
2. Pengumuman tema dan periode penilaian oleh Bank Indonesia;
3. Pembentukan tim penilai atau penunjukan pihak ketiga sebagai pendukung penilaian;
4. Proses penilaian oleh Bank Indonesia atau tim penilai; dan
5. Penetapan dan pengumuman pemenang oleh Bank Indonesia.
VIII.Pelatihan Kepada Pelaku UMKM Oleh Bank Umum
• Bank Umum yang tidak mencapai realisasi Kredit atau Pembiayaan UMKM sesuai rasio yang
ditetapkan, wajib menyelenggarakan pelatihan kepada pelaku UMKM yang tidak sedang dan/atau
belum pernah mendapatkan Kredit atau Pembiayaan UMKM. Kewajiban ini mulai berlaku untuk
pencapaian rasio pemberian Kredit atau Pembiayaan UMKM pada tahun 2015.
• Jumlah dana yang dialokasikan dalam rangka pelatihan dimaksud adalah minimal sebesar 2%
(dua persen) yang dihitung dari selisih antara kewajiban pencapaian rasio Kredit atau Pembiayaan
UMKM dikurangi dengan realisasi pencapaian rasio Kredit atau Pembiayaan UMKM pada setiap
akhir tahun berjalan, dengan jumlah maksimal Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah).
• Pelatihan kepada UMKM dilakukan dan dilaporkan kepada Bank Indonesia paling lambat pada
tanggal 30 September.
2. Pokok-Pokok Regulasi Regulasi SEBI Nomor 15/35/DPAU

IX. Penyampaian Laporan


• Pelaporan mengenai pencapaian realisasi pemberian pemberian Kredit atau Pembiayaan UMKM
melalui kerja sama pola executing disampaikan dalam bentuk hardcopy kepada:
a) Departemen Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta
10350
dengan tembusan kepada:
b) Departemen Pengawasan Bank terkait, Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350, bagi Bank
Umum yang berkantor pusat di wilayah kerja kantor pusat Bank Indonesia;
c) Kantor Perwakilan Bank Indonesia setempat, bagi Bank Umum yang berkantor pusat
selain di wilayah kerja kantor pusat Bank Indonesia
• Pelaporan mengenai renaca pelatihan kepada pelau UMKM disampaikan dalam bentuk hardcopy
kepada:
a) Departemen Pengawasan Bank terkait, Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350, bagi Bank
Umum yang berkantor pusat di wilayah kerja kantor pusat Bank Indonesia;
b) Kantor Perwakilan Bank Indonesia setempat, bagi Bank Umum yang berkantor pusat
selain di wilayah kerja kantor pusat Bank Indonesia
Dengan tembusan kepada
2. Pokok-Pokok Regulasi Regulasi SEBI Nomor 15/35/DPAU

X. Tata Cara Pengenaan Sanksi


Pengenaan sanksi kepada :
• Bank Umum yang melanggar ketentuan mengenai pentahapan pencapaian rasio pemberian Kredit
atau Pembiayaan UMKM dikenakan sanksi administratif berupa teguran tertulis yang diikuti
dengan kewajiban untuk menyelenggarakan pelatihan kepada pelaku UMKM sebagaimana
dimaksud pada angka VIII.
• Bank Umum yang tidak melaksanakan kewajiban untuk menyelenggarakan pelatihan kepada
pelaku UMKM dikenakan sanksi administratif berupa penurunan peringkat faktor manajemen
atau prinsip-prinsip Good Corporate Governance dalam penilaian tingkat kesehatan bank.
• Kantor cabang bank yang berkedudukan di luar negeri dan Bank Campuran yang memberikan
Kredit atau Pembiayaan UMKM melalui kerjasama pola channeling dan/atau pembiayaan
bersama (sindikasi) dikenakan sanksi administratif berupa teguran tertulis. Apabila tetap
melakukan pelanggaran maka sanksi ditambahkan berupa penurunan peringkat faktor manajemen
atau prinsip-prinsip Good Corporate Governance dalam penilaian tingkat kesehatan bank.
Mulyati, S. (2017, September). PENGARUH PEMBERIAN KREDIT TERHADAP PENINGKATAN
PENDAPATAN USAHA KECIL DAN MENENGAH
(Studi Kasus Debitur PT. BPR Pundi Masyarakat Kota Batam). Measurement, 11(1), 26-37.
• Tujuan : mengetahui pengaruh pemberian kredit terhadap peningkatan pendapatan Usaha Kecil
dan Menengah Pada BPR Pundi Masyarakat Kota Batam Tahun 2013 – 2016.
• Alat Analisis : Library Research, Kuesioner, Observasi
• Sampel : 70 pengusaha UKM yang kredit di PT. BPR Pundi Masyarakat Batam
• Hasil Riset : pengaruh pemberian kredit terhadap peningkatan pendapatan UKM yang terdaftar
adalah sebesar 74,0 %. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pemberian kredit
akan semakin tinggi pula tingkat pendapatan UKM.
• Kelebihan : Gambaran umum PT BPR selaku pemberi kredit dan UMKM selaku debitur dije-
laskan secara mendetail
• Kekurangan : Masih ada istilah asing yang tidak ada penjelasannya

Review Artikel 1
Nelce Bunganan (2009). Analisis Pemberian Kredit UMKM Pada PT. Bank Tabungan Negara (BTN),
Tbk Cabang Makassar
• Tujuan : mengetahui kesesuaian mekanisme pemberian KUR pada Pt. BTN Cabang Makassar
dengan ketentuan yang berlaku.
• Alat Analisis : Kualitatif. Dan metode analisisnya menggunakan deskriptif dan komparatif.
• Sampel : Pt. Bank Tabungan Negara (BTN) Cabang Makassar
• Hasil Riset : mekanisme penyaluran dan pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada Pt. Bank
Tabungan Negara (BTN), Tbk Cabang Makassar sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Hal ini dapat dilihat dari proses analisis yang digunakan mengacu pada analisis 5C.
• Kelebihan : Dipaparkan bukti berupa data bahwa memang analisis 5C sudah dilakukan kepada
nasabah.
• Kekurangan : Pada pembahasan tidak dimulai dari dasar-dasar pemberian kredit.

Review Artikel 2
Nisa, C. (2016). ANALISIS DAMPAK KEBIJAKAN PENYALURAN KREDIT
KEPADA UMKM TERHADAP PERTUMBUHAN PEMBIAYAAN UMKM OLEH
PERBANKAN. DeReMa (Development Research of Management) Jurnal Manajemen,
• Tujuan : mengetahui apakah ada kenaikan pertumbuhan kredit kepada UMKM oleh perbankan
212-234.
setelah peraturan atau kebijakan terkait diterbitkan oleh pemerintah.
• Alat Analisis : Metode deskriptif yang dianalisis dengan non parametric, Mann Whitney U
Test, untuk membandingkan rata-rata antara dua populasi.
• Sampel : UMKM & Pemerintah
• Hasil Riset : Hingga bulan Desember 2015, kebijakan yang diluncurkan pemerintah tidak
memberikan dampak positif thd peningkatan kredit kpd UMKM. Yaitu terjadinya penurunan
hamper seluruh kategori penyaluran kredit.
• Kelebihan : Banyaknya bukti dan data untuk dianalisis, serta signifikan antara penelitian se-
belumnya.
• Kekurangan : Kurangnya penjelasan lebih detail terkait kelebihan diatas.

Review Artikel 3
Thank you
Semoga Bermanfaat!
Sesi Diskusi

Anda mungkin juga menyukai