Anda di halaman 1dari 28

MANAJEMEN

KREDIT

SAPTO ROEDY, SE MM MANAJEMEN KREDIT - MP


KREDIT
Kata kredit berasal dari bahasa Latin, dari kata credere berarti kepercayaan.

Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,


berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau
pembagian hasil keuntungan (UU No.7/1992, tentang Perbankan)

Penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat disamakan dengan itu


berdasarkan perjanjian pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain.
Pihak peminjam berkewajiban melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditetapkan dalam perjanjian
(definisi kamus Perbankan – IBI )

SAPTO ROEDY, SE MM MANAJEMEN KREDIT - MP


UNSUR POKOK DALAM PERKREDITAN
• Nilai Ekonomi
Adanya nilai ekonomis dari barang atau uang yang diserahkan oleh pihak
pertama kepada pihak lain.
• Kepercayaan
Adanya suatu keyakinan dari pemberi kredit bahwa kredit yang akan diberikan
tersebut benar-benar akan diterima kembali dimasa yang akan datang.
• Waktu
Adanya suatu masa atau jangka waktu tertentu yang membatasi antara
pemberian kredit dan pengembalian/pelunasannya.
• Imbalan
Adanya imbalan / bunga atas pemberian kredit tersebut.
• Risiko
Akibat-akibat yang mungkin timbul mulai saat kredit diberikan sampai saat kredit
harus dilunasi, mencakup risiko usaha, risiko alamiah, risiko manusia dan risiko
ketidakpastian.

SAPTO ROEDY, SE MM MANAJEMEN KREDIT - MP


PRINSIP-PRINSIP PENILAIAN DAN PEMBERIAN KREDIT
1. Portofolio kredit yang ideal
Yaitu portofolio kredit yang tingkat keuntungan, tingkat keamanan, total nilai dan
tingkat pertumbuhannya memenuhi target yang telah ditentukan perusahaan dan
pencapaiannya mengikuti peraturan dan perundangan yang berlaku.
• Tingkat keamanan portofolio kredit merupakan gabungan dari :
Kelayakan keamanan kredit kepada debitur per debitur dilihat dari aspek 5 C
mencakup Character, Capacity, Capital, Collateral dan Condition.
• Tingkat konsentrasi portofolio kredit dalam segmen pasar tertentu, grup usaha
tertentu, dan sektor industri tertentu, jenis kredit tertentu, skala usaha tertentu.
2.Pemberian kredit yang sesuai ketentuan Bank Indonesia mencakup, antara lain :
• Mengacu pada prinsip kehati-hatian bank (Prudent Banking)
• Di dukung dengan jaminan atas pelunasan kredit, dalam hal ini berarti keyakinan atas
kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi kewajiban berdasarkan
penilaian yang seksama.

3. Pihak-pihak yang terkait dan tidak terkait


Pemberian kredit juga harus memperhatikan kriteria pihak-pihak terkait dengan
bank maupun debitur atau kelompok debitur tertentu sesuai dengan ketentuan dari
Bank Indonesia. Hal ini berkaitan dengan kebijakan Bank Indonesia mengenai
Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK).

SAPTO ROEDY, SE MM MANAJEMEN KREDIT - MP


4. Jenis kredit yang berisiko
Bank dilarang memberikan kredit untuk perjudian, spekulan, dan atau sektor-sektor
ekonomi dan debitur-debitur tertentu yang tidak prospektif mengacu juga pada himbauan
Bank Indonesia.
Keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi kewajibannya
merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan oleh bank. Untuk itu, sebelum
pemberian kredit dilakukan, bank perlu melakukan penilaian 5C, yaitu

Character
Penilaian watak ini dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat kejujuran
dan integritas serta itikad baik, yaitu kemauan untuk memenuhi kewajiban debitur.
Capacity
Penilaian terhadap kemampuan calon debitur / debitur untuk berkembang bila dibiayai
kredit sehingga usaha tersebut dapat menghasilkan pendapatan dan atau keuntungan
untuk melunasi hutangnya terhadap bank
Capital
Penilaian terhadap kemampuan calon debitur/debitur menyediakan dana sendiri untuk
membiayai usaha yang sedang atau akan dijalankan. Kemampuan ini menunjukkan
tingkat kesungghan menjalankan usaha dan kemampuan usaha tersebut ketika
menghadapi masalah keuangan.

SAPTO ROEDY, SE MM MANAJEMEN KREDIT - MP


Collateral
Penilaian terhadap jaminan yang diserahkan oleh calon debitur/debitur atas kredit yang
diberikan. Manfaat agunan ini adalah sebagai pengaman terhadap :
• Kegagalan usaha yang dibiayai oleh kredit tersebut
• Ketidakmampuan calon debitur/debitur untuk melunasi kredit yang diberikan dari hasil
usaha yang normal
• Ketidakpastian di masa yang akan datang pada saat kredit harus dilunasi.

Condition
Penilaian terhadap situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi, budaya dan lain-lain yang
dapat mempengaruhi kelancaran usaha calon debitur/debitur yang memperoleh kredit.

SAPTO ROEDY, SE MM MANAJEMEN KREDIT - MP


PENDEKATAN UMUM DALAM PENILAIAN PEMBERIAN KREDIT

Pendekatan Karakter (Character Approach)


Pendekatan ini lebih ditekankan kepada reputasi karakter bisnis dari calon
debitur/debitur. Pendekatan ini merupakan pendekatan yang paling murni karena
didasarkan pada kepercayaan kepada calon debitur/debitur. Namun pendekatan ini
juga sulit dilakukan, karena menyangkut pada penilaian moral dan itikad baik
seseorang yang bersifat abstrak.
Pendekatan Kemampuan Membayar Kembali (Repayment Approach)
Penilaian kredit yang lebih ditekankan pada kemampuan calon debitur/debitur untuk
membayar kembali pinjaman yang diberikan. Sumber-sumber pembayaran kembali
tersebut antara lain :
• Usaha itu sendiri
• Jaminan yang diberikan atas kredit tersebut
• Jaminan yang diberikan pihak ketiga (avalist)

Pendekatan Jaminan (Collateral Approach)


Penilaian kredit yang lebih ditekankan kepada debitur untuk memberikan jaminan
yang memadai ditinjau nilai yuridis dan nilai ekonomisnya. Pada situasi perekonomian
atau situasi politik yang tidak menentu, bank sering menggunakan pendekatan ini
untuk memperoleh keamanan atas kredit yang dilepaskan

SAPTO ROEDY, SE MM MANAJEMEN KREDIT - MP


Pendekatan Kelayakan Usaha Calon Debitur (Feasibility Appbroach)
Penilaian kredit yang lebih ditekankan pada kelayakan usaha atau proyek baru yang
akan dijalankan oleh calon debitur/debitur. Pendekatan ini biasa digunakan untuk
pembiyaan proyek baru di mana :
• Karakter debitur belum dikenal baik oleh pihak bank
• Jaminan merupakan barang-barang modal yang akan dibeli dengan menggunakan
kredit itu sendiri
• Tidak ada sumber dana untuk pelunasan kredit yang berasal dari pihak lainnya.

Pendekatan peran Bank sebagai Agen Pembangunan (Development Approach)


Penilaian kredit yang lebih ditekankan pada fungsi bank sebagai agent of
development dari suatu sistem perekonomian, dimana pihak bank bukan saja mencari
keuntungan, tetapi juga membantu pemerintah dalam melaksanakan pembangunan.

SAPTO ROEDY, SE MM MANAJEMEN KREDIT - MP


PROSES DAN KETENTUAN PEMBERIAN
KREDIT
Target
Pasar Pemantauan &
Insiasi Penyelesaian Krd
kredit Bermasalah

Evaluasi Administrasi Post Disburesemen


(Setelah
Keputusan )

Negosiasi Pre
Disburesemen Dokumentasi
(sebelum Dan Realisasi
keputusan )

Keputusan

SAPTO ROEDY, SE MM MANAJEMEN KREDIT - MP


1. Target Pasar

Pada tahap pertama ini bank menentukan kriteria calon debitur yang akan
menjadi target, dengan memperhatikan daftar larangan pemberian kredit
yang dikeluarkan oleh Bank.

• Debitur terdiri dari debitur perorangan dan debitur terbentuk badan usaha
(CV/Firma)/badan hukum (PT, Koperasi, dan Yayasan).
• Kelompok Debitur (Grouping) adalah kumpulan dari beberapa peminjam
(debitur) yang hak kepemilikannya/kepengurusannya dikuasai atau
dikendalikan oleh orang-orang yang sama atau memiliki hubungan keuangan
yang saling berkaitan.
Persyaratan lain untuk menjadi Debitur adalah :
• Telah menjadi nasabah Bank minimal 3 bulan dengan mutasi Rekening
Korang cukup baik, tidak sering melakukan penarikan overdraft dan
penarikan Cek/Bilyet Giro kosong, atau
• Telah dikenal baik Pemimpin Cabang yang dalam pelaksanaannya dilakukan
secara selektif dan dapat dipertanggung-jawabkan

SAPTO ROEDY, SE MM MANAJEMEN KREDIT - MP


2. Inisiasi Kredit
Pada tahap kedua ini, bank melakukan pendekatan kepada calon debitur
dengan tujuan untuk mengetahui kebutuhan calon debitur yang dapat
dipenuhi oleh bank dan data-data pendukungnya. Jika calon debitur
berkenan untuk mengajukan permohonan kredit, maka calon debitur harus
mengajukannya secara tertulis dengan mengisi formulir Surat Permohonan
Kredit yang disediakan oleh Bank.
3. Evaluasi
Berdasarkan data-data yang diperoleh, bank melakukan evaluasi
permohonan kredit sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan, dimana
pengolahan kredit mencakup penelitian dan penilaian data / informasi dari
calon debitur serta memberikan pendapat / kesimpulan dan saran-saran
sebagai bahan pertimbangan bagi Pemimpin / Pejabat yang berwenang
dalam memutuskan permohonan.
Syarat permohonan kredit yang harus dipenuhi oleh calon debitur adalah :
• Debitur memenuhi persyaratan untuk bertindak secara sah menurut hukum.
• Debitur harus memiliki kemampuan dan kemauan untuk melunasi kredit yang
diberikan
• Debitur harus memenuhi persyaratan kelengkapan dokumen dan persyaratan
khusus yang diperlukan sesuai dengan jenis kredit yang diminta
• Agunan yang diserahkan oleh debitur harus dapat meng-cover jumlah kredit
yang diberikan oleh Bank/sesuai dengan ketentuan yang berlaku
SAPTO ROEDY, SE MM MANAJEMEN KREDIT - MP
4. Negoisasi

Berdasarkan hasil pengolahan kredit di atas, bank melakukan negoisasi dengan calon debitur.
+

5. Keputusan

Keputusan pemberian kredit diberikan oleh pejabat bank berdasarkan hasil pengolahan dan hasil
negoisasi kredit, sesuai dengan wewenang pejabat yang bersangkutan.

6. Dokumentasi dan Realisasi


Sebelum kredit diberikan, maka calon debitur harus memberikan dokumen dokumen pendukung, antara lain

Jenis Nasabah Dokumen Yang Diperlukan


Perorangan Fotokopi kartu identitas (KTP/SIM/paspor)
Asli Surat Keterangan Domisili dari Kelurahan setempat (bila kartu
identitas debitur berasal dari luar kota)
Asli Surat Pernyataan (bila nama atau tanda tangan pada rekening

berbeda dengan kartu identitas)


Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Asli Surat Referensi (jika diperlukan)


SAPTO ROEDY, SE MM MANAJEMEN KREDIT - MP
Jenis Nasabah Dokumen Yang Diperlukan
Badan Usaha  Fotokopi kartu identitas (KTP/SIM/paspor) pemilik/seluruh
pemegang saham dan seluruh pengurus/direksi dan komisaris
badan usaha
 Asli Surat Keterangan Domisili dari kelurahan setempat (bila kartu
identitas pemilik/seluruh pemegang saham dan seluruh
pengurus/direksi dan komisaris badan usaha berasal dari luar kota
 Asli Surat Pernyataan (bila nama atau tanda tangan pada rekening
berbeda dengan kartu identitas)
 Fotokopi Anggaran Dasar/Akte Pendirian (AD/AP) yang telah
disahkan oleh Menteri Kehakiman dan perubahannya
 Asli Surat Pernyataan Penyerahan Akte
 Fotokopi Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP
 Fotokopi Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
 Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
 Asli Surat Referensi (bila diperlukan)

SAPTO ROEDY, SE MM MANAJEMEN KREDIT - MP


• Apabila permohonan kredit telah disetujui oleh Pejabat yang berwenang,
maka keputusan kredit tersebut harus dituangkan dalam bentuk Akad Kredit
(Perjanjian Kredit / Perjanjian Membuka Kredit / Perjanjian Pemberian Bank
Garansi) dan bersamaan dengan itu dilakukan pengikatan atas barang
jaminan yang diserahkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
• Untuk mengurangi risiko dan menjamin kepentingan bank terhadap kredit-
kredit yang akan dan / atau telah dikeluarkan, pemberian kredit harus di-
cover dengan jaminan yang cukup dan diasuransikan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku (pada perusahaan Asuransi yang telah ditunjuk oleh
bank serta dalam polis asuransi dicantumkan Banker’s Clause yang ditujukan
kepada bank selaku kreditur).
• Penarikan / realisasi kredit baru dapat dilakukan setelah semua persyaratan
perkreditan dipernuhi dan penandatanganan Akad Kredit serta Pengikatan
Barang Jaminan telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
• Transaksi kredit (baik pencairan dana, pembayaran pinjaman, bunga, denda,
privisi, dan lain-lain) harus dilakukan dengan pemindahbukuan, tidak
diperkenankan dilakukan secara tunai.

SAPTO ROEDY, SE MM MANAJEMEN KREDIT - MP


7. Administrasi
Sejak kredit direalisasi dan selama kredit berlangsung maka seluruh
dokumen perkerditan harus diadministrasikan dengan cermat, lengkap, dan
aman.

8. Pemantauan dan Penyelesaian Kredit bermasalah


Tahap ini dilakukan hanya jika suatu kredit mengalami masalah. Penyebab
suatu kredit bermasalah ada bermacam-macam sesuai dengan tingkat
kolektibilitasnya.

SAPTO ROEDY, SE MM MANAJEMEN KREDIT - MP


ISTILAH DAN KETENTUAN UMUM PERKREDITAN
Giro Wajib Minimum ( GWM )
adalah saldo giro bank umum yang jumlahnya dipelihara di Bank Indonesia, besarnya ditetapkan
menurut persentase tertentu dari dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun (Total simpanan
masyarakat/total kewajiban bank kepada masyarakat).
Menurut Surat Edaran Bank Indonesia no.28/10/UPPB tgl. 14 Desember 1995, bank umum wajib
memelihara GWM :
Sebesar 5 % untuk saldo giro Rupiah
Sebesar 5 % untuk saldo giro valuta asing
Batas Maksimum Pemberian Kredit ( BMPK)
adalah batas maksimum penyediaan dana yang dapat disalurkan bank kepada debitur atau
kelompok debitur. Pengertiannya sama dengan Legal Lending Limit, LLL.
BMPK berkaitan dengan pemberian kredit kepada debitur kelompok/Grup, dimana kebijakannya
ditetapkan sebagai berikut

Pihak terkait :
 Satu peminjam/kelompok peminjam maximum 10% dari modal

 Seluruh pihak terkait maximum 10% dari modal

Pihak tidak terkait :


 30% dari modal sejak 31 Desember 1998 s/d akhir tahun 2001

 25% dari modal selama tahun 2002

 20% dari modal sejak 1 Januari 2003

SAPTO ROEDY, SE MM MANAJEMEN KREDIT - MP


Loan to Deposits Ratio ( LDR )
Adalah salah satu rasio likuiditas yang sering digunakan dalam melakukan analisa rasio
untuk menilai kinerja suatu bank. Loan to Deposits Ratio mengukur kemampuan bank
dalam memenuhi kewajibannya kepada para deposannya dengan menarik kembali
kredit yang telah diberian kepada para debitur.

TOTAL KREDIT YANG DIBERIKAN - BI LIKUIDITAS


LDR 
GIRO  DEPOSITO  TABUNGAN

Kewajiban Penyediaan Modal Minimum, KPMM/CAR


Adalah salah satu prinsip dalam penilaian tingkat kesehatan bank yang nilainya
ditentukan oleh Bank Indonesia. Besarnya ditetapkan menurut risiko yang terkandung
dalam aktiva perbankan :
CAR 
MODAL
ATMR

Dimana : Modal = modal inti + modal pelengkap


BI menetapkan CAR sebesar 8%

SAPTO ROEDY, SE MM MANAJEMEN KREDIT - MP


JENIS - JENIS PRODUK KREDIT
Menurut tujuan penggunaannya kredit dapat dibedakan menjadi

KREDIT PRODUKTIF / KOMERSIAL


Digunakan untuk membiayai kebutuhan atas suatu usaha yang menghasilkan nilai
tambah dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan, baik untuk aktivitas :
 Perdagangan

 Produksi / Eksploitasi

 Investasi / Eksplorasi

Dan kredit produktif / komersial dapat dikelompokkan menjadi :


a. Kredit Modal Kerja

Kredit yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja suatu usaha (membiayai
perputaran aktiva lancarnya).
b. Kredit Investasi

Kredit yang digunakan untuk :


1. Pembelian barang-barang modal
2.Perluasan usaha, atau
3.Pendirian
SAPTO ROEDY,proyek
SE MM baru MANAJEMEN KREDIT - MP

Biasanya jangka waktu pelunasannya lebih lama dibanding kredit modal kerja.
MENURUT JANGKA WAKTUNYA KREDIT DAPAT DIBEDAKAN MENJADI
• Kredit Jangka Pendek
Kredit yang berjangka waktu maksimum satu tahun.
• Kredit Jangka Menengah
Kredit yang berjangka waktu antara satu sampai tiga tahun
• Kredit Jangka Panjang
Kredit yang berjangka waktu lebih dari tiga tahun.

Menurut sumber dananya kredit dibedakan menjadi


KREDIT DANA INTERNAL BANK
Kredit yang berasal dari dana intern bank, baik yang berasal dari mobilisasi dana oleh bank
maupun yang berasal dari modal sendiri/pinjaman bank/lembaga keuangan lainnya.
KREDIT DANA EKSTERNAL BANK
Kredit yang berasal dari dana eksternal bank / pihak lain. Bank dapat bertindak sebagai :
Bank Penyalur / Perantara (Channeling Bank)
Bank penyalur hanya menata-usahakan pemberian kredit dan tidak menanggung resiko atau
kerugian yang mungkin timbul atas kinerja kredit tersebut.
Bank Pelaksana
Bank pelaksana selain menata-usahakan pemberian kredit juga menanggung resiko atau
kerugian yang mungkin timbul atas kinerja kredit tersebut. Sebagai kompensasinya bank
pelaksana spread bunga.
SAPTO ROEDY, SE MM MANAJEMEN KREDIT - MP
• Kredit Sindikasi
Kredit yang dananya berasal dari beberapa bank / lembaga keuangan
untuk membiayai suatu proyek yang membutuhkan dana cukup besar,
dimana dana tersebut tidak dapat disediakan oleh satu bank saja,
mengingat ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit (Legal Lending
Limit). Selain keterbatasan tersebut, kredit sindikasi merupakan suatu
bentuk pembagian resiko kredit.

SAPTO ROEDY, SE MM MANAJEMEN KREDIT - MP


MENURUT CARA PENARIKAN / PENCAIRANNYA KREDIT DAPAT DIBEDAKAN MENJADI

• Kredit Afbetaling
Kredit yang penarikan / pencairannya dilakukan sekaligus atau bertahap sesuai dengan
rencana sampai dengan jadwal angsuran sampai dengan tanggal jatuh tempo yang
telah ditetapkan.
• Kredit Revolving
Kredit yang penarikan / pencairannya dilakukan berulang kali dalam jumlah tertentu
selama masih dibawah batas maksimum dalam suatu masa / jangka waktu tertentu.
Penarikan dapat dilakukan dengan menggnakan cek / bilyet giro atau surat askep.
• Contingency Financing
Kredit / perjanjian kredit antara bank dan nasabah yang akan efektif bila ada inisiatif
dari pihak ketiga. Inisiatif ini dapat diakibatkan :
- Terjadinya pelanggaran atau penyimpangan terhadap persetujuan yang
telah disepakati nasabah dengan pihak ketiga.
- Dipenuhi / diselesaikannya kewajiban dari pihak ketiga sesuai perjanjian
yang telah disepakati bersama antara nasabah dengan pihak ketiga.

SAPTO ROEDY, SE MM MANAJEMEN KREDIT - MP


PRODUK KREDIT PRODUKTIF – NON CASH
A. Jaminan Bank (Bank Garansi)
adalah suatu jaminan / guarantee dalam jumlah tertentu yang dikeluarkan oleh bank atas permintaan
nasabahnya untuk keperluan penerimaan jaminan bank, dalam rangka suatu perjanjian yang dibuat pihak
nasabah (yang dijamin dengan penerimaan jaminan bank.

Pemberian jaminan bank ini dapat mengakibatkan timbulnya kewajiban


membayar bagi bank terhadap pihak yang menerima jaminan tersebut, apabila
pihak yang dijamin cidera janji / wan-prestasi.

Ciri-ciri :
 Untuk memenuhi kebutuhan pemohon akan penjamin bagi pihak ketiga
 Jangka waktu Pagu Kredit Bank Garansi selama 1 tahun dan dapat diperpanjang
 Jangka waktu Bank Garansi maksimum 12 bulan
 Merupakan fasilitas Non Cash Loan
 Bersifat Revolving
 Batas waktu pengajuan klaim terakhir sekurang-kurangnya 14 hari atau selambat-
lambatnya 30 hari setelah berakhirnya Bank Garansi (tergantung jenisnya)
 Debitur dikenakan Komisi atas setiap Bank Garansi yang dibuka

SAPTO ROEDY, SE MM MANAJEMEN KREDIT - MP


Jenis-jenis Bank Garansi :
• Bid Bonds
Jaminan Bank untuk menjamin peserta tender
• Performance Bonds
Jaminan Bank untuk menjamin pemeliharaan kerja
• Payment Bonds
Jaminan Bank untuk menjamin atas suatu pembayaran
• Advance Payment Bonds
Jaminan Bank untuk menjamin atas suatu pembayaran uang muka
• BG-P4MB (Pusat Pengelolaan dan Pengembalian Bea Masuk)
Jaminan Bank untuk menjamin pembebasan Bea Masuk

SAPTO ROEDY, SE MM MANAJEMEN KREDIT - MP


B.L/C (Letter of Credit) Line
L/C Line adalah Pagu Kredit atas nilai L/C yang dapat dibuka oleh importir.

• L/C (Letter of Credit) adalah surat jaminan pembayaran kepada eksportir /


penjual yang dikeluarkan oleh Bank atas permintaan importir / pembeli, di
mana Bank akan memberikan jaminan pembayaran atas suatu transaksi
berdasarkan penyerahan dokumen sesuai dengan syarat dan kondisi dalam
L/C tersebut.
Ciri-ciri :
•Untuk memenuhi kebutuhan jaminan dalam perdagangan internasional
•Lebih ditujukan kepada importir produsen dan importir pedagang
•Jangka waktu Pagu Kredit 1 tahun dan dapat diperpanjang
•Merupakan fasilitas Non Cash Loan
•Bersifat Revolving
•Jaminan :
• Untuk Sight L/C adalah barang-barang yang diimpor
• Untuk Usance L/C, UPAS, dan SKBDN adalah sesuai dengan ketentuan perkreditan yang berlak
•Setiap pembukaan L/C dikenakan Komisi

SAPTO ROEDY, SE MM MANAJEMEN KREDIT - MP


KREDIT BERMASALAH
Kredit bermasalah Pinjaman yg mengalami kesulitan pelunasan akibat faktor kesengajaan
dan atau faktor eksternal di luar kemampuan kendali debitur

Kolektibitas mrpkn gambaran kondisi pembayaran pokok & bunga pinjaman serta tingkat
kemungkinan diterimanya kembali pinjaman yang disalurkan

Secara umum kerugian yg timbul dr kredit yg disalurkan  kurangnya perhatian bank yg serius stlh
kredit berjalan & minimnya analisis yg dilakukan bank pd saat tjd perubahan dlm siklus usaha.
INDIKASI KREDIT BERMASALAH
Indikasi Internal
a. Perkembangan kondisi keuangan yang cenderung berlawanan dari proyeksi yang diharapkan
b. Terjadi penundaan pembayaran cicilan pokok dan bunga
c. Ada anggota eksekutif perusahaan yang mengundurkan diri
d. Meningkatnya penggunaan fasilitas overdraft
e. Permintaan penambahan kredit tanpa menyertakan data – data keuangan yang lengkap
f. Debitur menghindari penyampaian informasi keuangan pada saat diminta.

SAPTO ROEDY, SE MM MANAJEMEN KREDIT - MP


Indikasi Eksternal
a. Adanya penyelidikan dari lembaga – lembaga keuangan lain.
b. Kreditur lain melakukan tindakan proteksi, misalnya penambahan & pengikatan barang jaminan
secara normal
c. Kegaagalan perusahaan membayar pajak
d. Pemogokan buruh (pekerja) secara terorganisasi
e. Peluncuran produksi baru oleh pesaing

FAKTOR – FAKTOR KREDIT BERMASALAH


Faktor Internal
a. Kebijakan kredit yang ekspansif
b. Penyimpangan dalam pelaksanaan prosedur perkreditan
c. Lemahnya sistem administrasi dan pengawasan kredit
d. Lemahnya sistem informasi kredit
e. Itikad kurang baik dari pihak bank
Faktor Eksternal
a. Penurunan kegiatan ekonomi dan tingginya bunga kredit
b. Pemanfaatan iklim persaingan perbankan yang tidak sehat oleh debitur
c. Kegagalan usaha debitur
d. Debitur mengalami musibah

SAPTO ROEDY, SE MM MANAJEMEN KREDIT - MP


PENYELAMATAN KREDIT BERMASALAH
 Usaha yg dilakukan bank thdp kredit yang digolongkan sbg kredit bermasalah sbg upaya terakhir
untuk menyelesaikannya.
Sebelum dilakukan penyelamatan dapat ditempuh usaha sebagai berikut :
a. Peringatan tertulis utk segera menyelesaikan kewajibannya yg tertunggak disamping usaha lain
untuk melakukan penagihan. Peringatan tsb dpt diulangi sampai tiga kali.
b. Apabila setelah dilakukan perintagan tiga kali, namun belum ada reaksi & usaha debitur utk
melunasi hutangnya dapat ditempuh melalui jalur hukum yaitu lembaga somatie yang ada di
pengadilan negeri.
Beberapa cara yg dpt dipertimbangkan dlm upaya penyelematan kredit bermasalah
a. Rescheduling (penjadwalan ulang)
Perubahan persyaratan kredit yg hanya menyangkut jadwal pembayaran & atau jangka waktu
kredit dan hanya berlaku untuk debitur yang memenuhi persyaratan tertentu antara lain : usaha
debitur memiliki prospek untuk bangkit kembali, debitur menunjukkan itikad baik yaitu memiliki
wilingness to pay & ada keyakinan bhw debitur berminat & berniat utk trs mengelola usahanya.
Dalam proses rescheduling ini tunggakan pokok & bunga dijumlahkan utk kemudian dijadwalkan
kembali pembayarannya utk dibuat perjanjian rescheduling tersendiri.
b. Reconditioning (Persyaratan ulang)
Perubahan sebagian atau seluruh syarat – syarat kredit yg tdk terbatas pd perubahan jadwal
pembayaran, jangka waktu, dan atau persyaratan lainnya sepanjang tdk menyangkut perubahan
maksimum saldo kredit.  debitur dpt diberikan keringanan berupa pembebasan sebagaian
bunga tunggakan / penghentian perhitungan
SAPTO ROEDY, SE MM
bunga bagi debitur yg bersifat jujur, terbuka &
MANAJEMEN KREDIT - MP
ccoperative serta usahanya msh potensial dpt beroperasi & menguntungkan.
c. Restructuring (penataan ulang)
Perubahan syarat – syarat kredit yg menyangkut penambahan dana bank, konversi seluruh atau
sebagian bunga tunggakan bunga menjadi pokok kredit baru dan atau konversi seluruh atau
sebagian dari kredit menjadi penyertaan dalam perusahaan, yang dapat disertai dengan
penjadwalan kembali dan atau persyaratan kembali,
d. Eksekusi Barang Jaminan
Penjualan barang-2 yg dijadikan jaminan dlm rangka pelunasan hutang.
Pelaksanaan ini dilakukan thd kategori kredit yang memang benar-2 menurut bank, usaha
debitur sudah tdk dpt dibantu lagi untuk disehatkan kembali atau usaha nasabah yg sudah tidak
memiliki prospek untuk dikembangkan.

SAPTO ROEDY, SE MM MANAJEMEN KREDIT - MP

Anda mungkin juga menyukai