Anda di halaman 1dari 5

A.

Contoh Kasus Asuransi Dalam Hukum perlindungan


Konsumen
Kasus klaim Polis Asuransi yang terjadi antara Rahmad, S.H melawan
PT Asuransi Bina Dana, adalah permasalahan mengenai perjanjian
pertanggungan asuransi kendaraan bermotor antara tertanggung dan
penanggung pada kasus sengketa konsumen tersebut ditinjau dari KUHD
dan pertimbangan hukum Majelis Hakim Mahkamah Agung dalam putusan
No. no K/Pdt.Sus/2012 dihubungkan dengan Undang-undang Nomor 8
Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

Pembahasan :
a. Proses Pengajuan Dan Penyelesaian Klaim Asuransi Kendaraan
Bermotor
Tuntutan ganti kerugian oleh tertanggung kepada penanggung inilah yang
biasanya disebut klaim atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa
klaim adalah tuntutan terhadap hak yang timbulnya disebabkan karena
adanya perjanjian asuransi yang telah berakhir. Besarnya uang santunan
yang wajib dibayar oleh penanggung kepada penikmat dalam hal
meninggalnya tertanggung sesuai kesepakatan yang tercantum dalam
polis.

Prosedur Pengajuan Klaim Kendaraan Bermotor,


Tindakan pertama yang harus dilakukan jika terjadi kerugian akibat
kecelakaan atau kehilangan :
1. Tertanggung harus melapor kepada pihak Perusahaan Asuransi dalam
jangka waktu maksimum 72 jam setelah kejadian.
2. Tertanggung tidak diperbolehkan mengambil tindakan apapun
sebelum mendapat persetujuan dari Perusahaan Asuransi.
Adapun data-data yang diperlukan saat tertanggung melaporkan masalah
yang terjadi kepada Perusahaan Asuransi, antara lain :
1. Nomor Polis Asuransi
2. Tempat Kejadian
3. Nama Pemilik Polis
4. Kerugian Benda
5. Merek Kendaraan
6. Nomor Polis Kendaraan jadinya kecelakaan /
7. Tanggal Kejadian Kerugian.

B. Documen – Documen Klaim Yang Diperlukan


1. Documen – documen klaim yang diperlukan apabila tertanggung hendak
mengajukan klaim.
2. Mengisi formulir Klaim ( formulir dapat diminta )
 Foto copy polis asuransi
 Foto copy SIM dan STNK
 Surat Keterangan polis setempat ( BAP ) untuk klaim kendaraan
jika kehilangan perlengkapan stertanggung / nonstertanggung
mengalami rusak berat atau menyangkut pihak ketiga.
Khusus klaim kehilangan kendaraan atau kerusakan total, selain documen-
documen di atas, tertanggung diminta untuk menyerahkan documen-documen lain
seperti dibawah ini jika tertanggung mengajukan klaim kehilangan kendaraan.
1. STNK asli
2. Kunci kontak Kendaraan
3. Surat Keterangan Kadit Reserce Polda
4. BPKB asli dan faktur
5. Blanko kwitansi kosong rangkap tiga
6. Pemblokiran STNK

a. Analisis Terhadap Kasus RAHMAD, S.H. Melawan PT


Asuransi Bina Dana Ditinjau Dari Kitab Undang-undang
Perlindungan Konsumen No 8 tahun 1999, KUHD Dan
Pertimbangan Hukum Majelis Hakim Mahkamah Agung.
Bab II Asas dan Tujuan pasal 3 UUPK “perlindungan konsumen
berasaskan, manfaat, keadilan, keseimbangan, keamanan dan keselamatan
konsumen, serta kepasti hukum”
Berdasarkan Pasal 1338 KUHPerdata bahwa semua perjanjian yang
dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang. Pasal 1338 ayat (1)
KUHPerdata melahirkan beberapa asas antara lain : asas kebebasan
berkontrak dan asas kekuatan mengikat. Asas kekuatan mengikat dari
pasal tersebut apabila dihubungkan dengan perjanjian asuransi berarti bahwa
pihak tertanggung atau pemegang polis dan penanggung terikat untuk
melaksanakan ketentuan perjanjian yang disepakatinya. PT Asuransi Bina
Dana sebagai penanggung berhak untuk menolak pengajuan klaim oleh
Rahmad, S.H, karena tidak sesuai dengan ketentuan polis asuransi yang
disepakati. Pertimbangan BPSK kota Medan yang berpendapat menjadi
kesalahan penanggung / PT Asuransi Bina Dana karena tidak memberikan
polis asuransi kepada tertanggung yaitu Rahmad, S.H adalah pendapat yang
tidak berdasarkan ketentuan perundang-undangan karena dalam hal ini
penanggung / PT Asuransi Bina Dana tidak terkait secara langsung dengan
Rahmad, S.H.
Tidak memberikan polis asuransi bukanlah sebagai kesalahan PT
Asuransi Bina Dana, akan tetapi menjadi kesalahan PT. Astra Sedaya
Finance karena PZT. Asuransi Bina Dana tidak ada kewajiban untuk
memberikan langsung kepada Rahmad, S.H melainkan PT. Astra Sedaya
Finance yang semestinya memberikan polis asuransi tersebut.
Selain itu, ketentuan pasal 41 ayat (1) dan (2) Kepmen Perindag Nomor :
350/Mpp/Kep/12/2001 tersebut menjelaskan, bahwa menjadi tugas BPSK
untuk memberitahukan putusan Majelis secara tertulis kepada alamat
konsumen dan pelaku usaha yang bersengketa. Berdasarkan ketentuan
tersebut maka kalimat “ Pemberitahuan Putusan “ pada pasal 56 ayat (2)
UUPK
“Para pihak dapat mengajukan keberatan kepada Pengadilan Negeri paling
lambat 14 (empatbelas) hari kerja setelah menerima pemberitahuan putusn
tersebut.” harus berbentuk surat secara tertulis yang harus dismpaikan
kepada alamat konsumen dan pelaku usaha. Pertimbangan Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Medan sudah benar, dengan menerima permohonan
keberatan dari pelaku usaha PT Asuransi Bina Dana berdasarkan bukti surat
pemberitahuan putusan BPSK No. 42/BPSKmdn/2010 yang bernomor
542/BPSK/MDN/2011 yang diterima pada tanggal 24 februari 2011.
PT. Asuransi Bina Dana selaku sebagai pelaku usaha mempunyai
kesempatan untuk mengajukan permohonan keberatan dalam waktu 14 hari
sejak menerima surat pemberitahuan putusan pada tanggal 24 februari 2011.
Seharusnya Majelis Hakim Kasasi Mahkamah Agung dalam
pertimbangannya menyatakan bahwa putusan judex facti/ Pengadilan Negeri
Medan dalam perkara ini tidak salah menerapkan hukum atau tidak
melanggar hukum yang berlaku, Mahkamah Agung seharusnya menolak
permohonan kasasi dari permohonan kasasi/termohon keberatan.
TUGAS HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

NAMA : ALFANO JUNDELWERI M. LOAK


NIM : 16313075
KELAS : REGULER B
SEMESTER : IV (EMPAT)
JURUSAN : ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS KRISTEN ARTHA WACANA
TAHUN 2018/2019

Anda mungkin juga menyukai