Disususn Oleh:
5. Kerusuhan Masyarakat
Krisis moneter 1998 juga memicu timbulnya protes besar-
besaran yang terjadi hampir di seluruh Indonesia, termasuk oleh
mahasiswa. Hal tersebut membuat situasi semakin memburuk
karena terjadi bentrokan antara pelaku demo dengan pihak polisi.
Tercatat, dari total utang luar negeri per Maret 1998 yang mencapai
138 miliar dolar AS, sekitar 72,5 miliar dolar AS adalah utang swasta
yang dua pertiganya jangka pendek, di mana sekitar 20 miliar dolar AS
akan jatuh tempo pada 1998. Sementara pada saat itu cadangan devisa
tinggal sekitar 14,44 miliar dolar AS. Terpuruknya kepercayaan ke titik
nol membuat rupiah yang ditutup pada level Rp 4.850/dolar AS pada
1997, meluncur dengan cepat ke level sekitar Rp 17.000/dolar AS pada
22 Januari 1998, atau terdepresiasi lebih dari 80 persen sejak mata uang
tersebut diambangkan 14 Agustus 1997.
Risikonya, rupiah yang melayang, selain akibat meningkatnya
permintaan dolar untuk membayar utang, juga sebagai reaksi terhadap
angka-angka RAPBN 1998/1999 yang diumumkan 6 Januari 1998.
RAPBN dinilai tak realistis. Krisis yang menandakan kerapuhan
fundamental ekonomi tersebut dengan cepat merambah ke semua
sektor. Anjloknya rupiah secara dramatis, menyebabkan pasar uang dan
pasar modal juga rontok, bank-bank nasional mendadak terlilit
kesulitan besar. Peringkat internasional bank-bank besar tersebut
memburuk, tak terkecuali surat utang pemerintah, peringkatnya ikut
lengser ke level di bawah "junk" atau menjadi sampah.
6. PENUTUP
Demikian makalah ini saya susun sebagai tugas dari mata pelajaran
sejarah. Sekian terimakasih