4.1.2. Sejarah, visi dan misi Divisi Winteq PT Astra Otopart Tbk
Divisi Winteq dibuat untuk memenuhi kebutuhan peralatan dan komponen di
sektor otomotif, pertanian dan pertambangan, terutama untuk memenuhi semua
kebutuhan pada Astra grup seperti permesinan produksi, mould, jig, fixture dan
otomatisasi. Terdapat lima Divisi lain yang terdapat pada PT Astra Otopart Tbk, yaitu
(1) Domestic Sales Operation Division, Divisi ini didirikan untuk menjual komponen-
komponen otomotif, Divisi ini tidak memproduksi langsung kokmponen-komponen yang
dijualnya melainkan Divisi ini hanya menjual komponen-komponen atau dapat disebut
distributor saja. Adapun skala penjualannya hanya mencakup dalam negeri saja.
(2) Retail Division, sama seperti pada Divisi Domestic Sales Operation Division, Divisi
ini didirikan sebagai distributor komponen-komponen otomotif dalam negeri.
(3) International Sales Operation Division, Divisi ini didirikan sebagai distributor dari
komponen-komponen otomotif, adapun skala penjualannya mencakup luar negeri saja.
(5) Adiwira Plastik Division plastic, Divisi ini didirikan untuk memproduksi
komponen-komponen otomotif yang berbahan dasar plastic dengan menggunakan proses
injection. Contoh produk yang dihasilkan adalah spion sepeda motor, tempat duduk sepeda
motor dan air cleaner.
Setelah merasa memiliki pengalaman dan pemikiran yang cukup, pada bulan Mei
2005 Divisi Winteq resmi didirikan. Winteq (Workshop for Industrial Equipment)
merupakan suatu workshop yang mengkhususkan bergerak dibidang engineering, pembutan
mesin produksi adalah kegiatan utamanya. Selain itu Divisi Winteq juga membuat spare part
pendukung produksi seperti mould, jig dan fixture.
Efisiensi merupakan salah satu hal pokok yang selalu dipegang oleh pelaku industri, begitu
juga PT Astra Otopart Tbk melakukan efisiensi dengan membuat Divisi Winteq yang khusus
membuat mesin-mesin produksi. Salama ini, dengan tidak membuat mesin sendiri efisiensi
yang mungkin dicapai hanya lima persen, padahal industri otomotif menuntut penurunan
harga 20 persen.
Mesin-mesin yang dibuat amat beragam antara lain, gravity casting machine, bush
forming machine, automation CBC (centre bush cutting) grafier washing, heating up setter
machine, automatic bearing machine, auto lathe machine, CNC lathe machine, auto milling
machine, automatic horizontal drilling machine, automatic vertical drilling machine dll.
Visi dari Divisi Winteq adalah menjadi industri lokal yang manjadi pusat penyedia
komponen manufaktur dan menjadi support bagi industri otomatif di Indonesia. Dan misi
dari Divisi Winteq adalah mengembangkan kemampuan lokal di bidang design, engineering
dan manufakturing analisis pada produksi machinery dan peralatan industri, dan membangun
lingkungan yang murni berkemampuan, berpengalaman baik di bidang manufakturing dan
manager.
Terdapat empat aspek penilaian yang digunakan oleh manajemen dalam menilai
karyawan.
(1) aspek prestasi
(2) aspek disiplin
(3) aspek sikap
(4) aspek kepemimpinan.
Aspek prestasi mengindikasikan bagiamana kompetisi seorang
karyawan sesuai dengan bidangnya dan hasil kerjanya. Aspek disiplin
mengindikasikan bagaimana seorang karyawan menggunakan seorang karyawan
menggunakan waktu kerja dengan sebaik-bakinya dan ketaatan. Aspek sikap ini
mengindikaiskan bagaimana sikap seorang karyawan yang harus dimiliki.
Divisi Winteq memiliki beberapa kekuatan antara lain
(1) Produk yang dihasilkan sesuai pesanan (keinginan pelanggan),
(2) Pengelolaan pelayanan dan data base mengenai produk-produk after sales,
(3) Cepat tanggap dalam menyelesaikan komplain (customer focus),
(4) Tersedianya teknologi dan sarana dalam upaya membangun hubungan baik dengan
pelanggan, dan
(5) Kegiatan pelayanan dilakukan oleh orang-orang yang berpengalaman dan berpengetahuan
khusus. Penjelasan lengkapnya diterangkan sebagai berikut:
1. Produk yang dihasilkan sesuai pesanan (keinginan pelanggan)
Proses pembuatan mesin dimulai dari proses drafting konsep, setelah drafting konsep
selesai, konsep itu akan dibawa ke customer (pelanggan) untuk dilihat dan meminta persetujuan.
Apakah drafting yang sudah digambar sesuai keinginan mereka, bila tidak maka pelanggan akan
merevisi dan menuliskan apa yang mereka inginkan. Lalu drafting direvisi sesuai keinginan
customer (pelanggan), setelah drafting direvisi kemudian ditanda tangani oleh kedua belah
pihak (Divisi Winteq dan pelanggan) sebagai persetujuan disain yang akan dibuat.
Proses selanjutnya adalah pemesanan (order) komponen yang dibutuhkan. Kemudian
setelah komponen dipesan, proses selanjutnya adalah merakit komponen tersebut hingga
menjadi satu produk yang diinginkan oleh pelanggan. Setelah produk selesai dirakit hingga
menghasilkan satu mesin, customer diminta untuk datang untuk mencoba mesin yang telah
dipesannya, kemudian mengisi additional request mengenai apa saja penambahan-penambahan
dan peruahan-perubahan yang customer inginkan. Bila tidak ada additional request maka mesin
siap dikirim ke customer.
Hal diatas menggambarkan bahwa Divisi Winteq sangat fokus mengenai apa yang
diinginkan oleh customer atau pelanggan. Hal ini merupakan kekuatan bagi Divisi Winteq juga
sekaligus sebagai pintu dan gerbang awal untuk membangun hubungan baik dengan pelanggan.
2. Pengelolaan pelayanan dan data base mengenai produk-produk after sales
Produk yang telah selesai dibuat kemudian dikirim ke pelanggan, secara rutin oleh
bagian marketing Divisi Winteq di kontrol mengenai performance produk yang telah dipakai
oleh pelanggan. Apakah selama penggunaan terjadi masalah atau tidak, bila terjadi masalah
maka ada bagian terkait yang datang untuk menyelesaikan masalah tersebut. Atau hanya
sekedar datang untuk mengontrol mesin.
Selain hal diatas, produk-produk yang telah dikirim ke customer sebelum pelanggan
menggunakan produk tersebut Divisi Winteq melakukan training terlebih dahulu mengenai
operasional prosedur dari produk yang telah dipesan. Memberi pengarahan, petunjuk-
petunjuk tentang bagaimana tata cara penggunaannya. Agar customer tidak mengalami
kesulitan dalam penggunaan dan tidak terjadi kerusakan dari mesin yang akan dipakainya.
Pengelolaan ini diatur oleh bagian marketing Divisi Winteq agar semua terkontrol dalam satu
poros dan menjaga kelancaran pelayanan produk-produk after sales.
3. Cepat tanggap dalam menyelesaikan komplain (customer focus)
Customer focus merupakan bagian dari core value Astra Otopart yang harus
diterapkan kepada seluruh divisi dan cabang-cabang Astra Otopart, strategi penerapan
masing-masing divisi dan cabang sudah diarahkan secara umum dari Astra Otopart. Bagi
Divisi Winteq cepat tanggap dalam menyelesaikan komplain kepada customer adalah salah
satu perwujudan dari customer focus. Komplain dari customer masuk melalui departemen
marketing, kemudian secara cepat departemen marketing berdiskusi dengan maker atau
pembuat mesin, setelah dirasa perlu untuk datang ke customer maka maker datang untuk
menyelesaikan komplain dari customer. Pengaturan sumber daya manusia menjadi kunci
utama dalam mengelola keterbatasan sumberdaya yang ada.
Hal ini merupakan salah satu langkah nyata yang membuat customer focus menjadi
berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Alternatif strategi peningkatan pelayanan
pelanggan bagi Divisi Winteq harus selau ditingkatkan karena pelanggan Divisi Winteq terus
bertambah banyak.
4. Tersedianya teknologi dan sarana dalam upaya membangun hubungan baik dengan
pelanggan
Sarana dan prasarana yang telah disediakan oleh Divisi Winteq sudah tersedia
dengan cukup, tinggal bagaimana memanfaatkannya dengan maksimal. Telephone dan email
merupakan sarana dan prasarana yang telah disediakan oleh Divisi Winteq. Dengan
teknologi, sarana dan prasarana harus menghasilkan satu atau lebih program nyata yang
dikhususkan bagi customer, tentang bagaimana membangun hubungan baik dengan
pelanggan. Satu tahun yang lalu terdapat program yang dijalankan oleh departemen
marketing, yaitu setiap 3 bulan atau 6 bulan sekali customer diwawancarai melalui email atau
telephone mengenai mesin yang telah mereka beli, apakah terdapat kerusakan, masalah,
butuh perawatan atau penggantian komponen. Strategi jemput bola diterapkan agar customer
merasa respect, terpuaskan dan terciptanya hubungan baik dengan antara Divisi Winteq
dengan para pelanggannya.
5.Kegiatan pelayanan dilakukan oleh orang-orang yang berpengalaman dan
berpengetahuan khusus
Sumberdaya manusia yang terdapat pada Divisi Winteq sangat terbatas kurang dari
seratus orang. Semua karyawan Divisi Winteq berasal dari diploma dan sarjana selain itu
terdapat orang-orang yang kaya dengan pengalaman dalam membuat mesin. Dapat
dikatakan semua kegiatan bisnis dijalankan oleh orang-orang yang berpengalaman,
termasuk pelayanan kepada customer dilakukan oleh orang-orang yang berpengalaman.
4.2.2. Kelemahan
Kelemahan menggambarkan sesuatu yang tidak dimiliki perusahaan tetapi
perusahaan lain memilikinya. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka diperoleh
beberapa kelemahan yang ada pada Divisi Winteq dalam upaya membangun hubungan baik
dengan pelanggan. Kelemahan yang didapat antara lain:
Divisi Winteq mengadakan pelatihan atau training hanya sebatas pada pelatihan yang
bersifat teknis. Belum pernah diadakan pelatihan khusus mengenai tata cara meningkatkan
pelayanan pelanggan. Karena pada Divisi Winteq semua karyawan berperan sebagai
marketing, dimana salah satu tugas marketing adalah mencari order atau pesanan, bila tidak
ada order maka Divisi Winteq tidak berproduksi dan tidak ada profit. Tetapi sebaliknya bila
pelanggan merasa puas maka pelanggan akan melakukan reorder (memesan ulang) atau
memesan lagi mesin yang telah mereka beli dari Divisi Winteq. Agar Divisi Winteq terus
berkembang dan maju yang tentunya diiringi dengan banyak pesanan yang masuk dari
pelanggan, maka setiap karyawan harus mampu memuaskan pelanggan dan berperan sebagai
marketing. Dengan bekal pelatihan atau seminar mengenai manajemen hubungan pelanggan
atau tata cara meningkatkan pelayanan, seluruh karyawan Divisi Winteq diharapankan
melalui pelayanan yang baik kepada pelanggan dapat menambah order atau pesanan yang
masuk, tidak hanya mengandalkan departemen pemasaran saja.
Dengan didukungnya Divisi Winteq oleh Astra Internasional dan para konsultan menjadi
semakin kuat dan tidak takut kehilangan pesanan hanya bagaimana Divisi Winteq
membuktian kepada para pelanggannya melalui produk-produk yang dihasilkan. Baik
kualitas, pelayanan, dan kehandalan produk yang digunakan.
3. Membangun kemitraan dengan para pelanggan
Divisi Winteq membangun kemitraan hubungan baik dengan para pelanggannya, mau
tidak mau seperti yang telah dipaparkan pada latar belakang, Divisi Winteq tidak
hanyaberbisnis dibidang produk tetapi juga dibidang jasa. Bisnis dibidang jasa sangat
mengutamakan bagaimana pelayanan yang diberikan. Cepat tanggap dalam pangilan service
adalah langkah termudah pertama dalam memulai menjalin kemitraan dengan para
pelanggan.
4. Membangun kemitraan dengan para pemasok
Kunci utama penyelesaiaan masalah dalam pengadaan barang pada Divisi Winteq
adalah dengan cara mambangun hubungan kemitraan dengan pemasok. Pemasok pada
Diwisi Winteq sangat banyak, jadi agar hubungan ini berjalan sesuai yang diinginkan
perusahaan, hubungan kemitraan harus dibangun dengan model win-win solution agar kedua
belah pihak antara Divisi Winteq dengan pemasok saling menguntungkan dan tidak ada yang
dirugikan.
5. Pemberian rewards kepada para pemasok dan pelanggan
4.3.2. Ancaman
Ancaman merupakan faktor yang berasal dari luar perusahaan yang harus diatasi
untuk mengurangi dampak yang merugikan bagi perusahaan. Berdasarkan hasil analisis yang
telah dilakukan diperoleh beberapa ancaman bagi Divisi Winteq, antara lain:
1. Pesaing dari luar Indonesia sangat kuat (brand image) melekat pada pelanggan
Tidak dapat dipungkiri produk-produk buatan lokal, dalam persepsi konsumen masih di
nomor duakan. Pelanggan lebih suka menggunakan produk (mesin) luar negeri seperti
Jepang, China, Korea, Taiwan dan Jerman. Perusahaan sampai saat ini belum mampu
bersaing secara kualitas dan harga dengan pesaingnya dari luar negri. Divisi Winteq ingin
membuktukan dan mencoba membalik paradigma pelanggan bahwa produk lokal tidak kalah
dengan produk-produk asing.
Kegiatan berinvestasi bagi sebuah perusahaan dapat dilakukan dengan banyak cara,
salah satunya berinvestasi dengan membeli mesin. Butuh banyak biaya yang harus
dikeluarkan untuk membeli mesin. Bila sebuah perusahaan sudah mencapai titik BEP (break
event point) maka perusahaan akan melakukan investasi. Dan tidak setiap tahun perusahaan
melakukan investasi dengan membeli mesin, butuh beberapa tahun untuk mencapai titik
BEP. Jadi peluang sebuah perusahaan untuk membeli mesin kemungkinannya tidak setiap
tahun, pangsa pasarnya pun tidak seluas produk-produk yang digunakan sehari-hari.
Hasil analsis dari matriks IFE pada Tabel 6, menunjukan bahwa faktor strategis yang
menjadi kekuatan utama pada perusahaan adalah pada poin pertama yaitu produk yang
dihasilkan sesuai pesanan (keinginan pelanggan). Dengan skor 0,641, selain itu analisis
dengan menggunakan matriks IFE juga dapat diketahui faktor strategis internal yang menjadi
kelemahan utama perusahaan yaitu pengiriman hasil produksi kepada pelanggan terkadang
tidak tepat waktu, dengan skor terbobot paling besar yaitu sebesar 0,345. Dari hasil
perhitungan matriks IFE secara menyeluruh diperoleh total skor sebesar 3,016 yang
menunjukan bahwa posisi internal perusahaan kuat.
b. Hasil analisis matriks EFE
Matriks EFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar peranan dari faktor-kaktor
eksternal yang tedapat pada perusahaan. Matriks EFE juga menggambarkan kondisi
eksternal perusahaan yang terdiri dari peluang dan ancaman yang dihitung dengan bobot dan
rating.
Hasil identifikasi yang telah dilakukan terdapat lima peluang, yaitu pesaing di
Indonesia tidak banyak, dibantu dari para konsultan berpengalaman dan Astra Internasional,
membangun kemitraan dengan para pelanggan, membangun kemitraan dengan para
pemasok, dan pemberian rewards kepada para pemasok dan pelanggan. Hasil analsis dari
matriks EFE pada Tabel 7, menunjukan bahwa faktor strategis yang menjadi peluang utama
pada perusahaan adalah pada poin ke tiga yaitu membangun kemitraan dengan para
pelanggan. Dengan skor 0,418, selain itu analisis dengan menggunakan matriks EFE juga
dapat diketahui faktor strategis eksternal yang menjadi ancaman utama perusahaan yaitu
pesaing dari luar Indonesia sangat kuat (brand image) melekat pada pelanggan, dengan skor
terbobot paling besar yaitu sebesar 0,461
.
Dari hasil perhitungan matriks IFE secara menyeluruh diperoleh total skor sebesar
2,358 yang menunjukan bahwa perusahaan belum mempunyai strategi yang baik dalam
mengantisipasi ancaman eksternal yang ada seperti pada Tabel 7 dibawah ini.
Tabel 7. Faktor Eksternal Bobot Rating Skor
Hasil
Analisis
Matriks EFE
NO Peluang
1 Pesaing di Indonesia tidak banyak 0,128 3,00 0,384
2 Dibantu dari para konsultan 0,076 2,33 0,179
berpengalaman dan Astra
Internasional
3 Membangun kemitraan dengan 0,179 2,33 0,418
para pelanggan
4 Membangun kemitraan dengan 0,192 2,00 0,384
para pemasok
5 Pemberian rewards kepada para 0,141 1,33 0,188
pemasok dan pelanggan
Ancaman
1 Pesaing dari luar Indonesia sangat 0,153 3,00 0,461
kuat (brand image) melekat pada
pelanggan
2 Tidak setiap tahun pelanggan 0,128 2,66 0,341
melakukan investasi dengan
membeli mesin
Total 1,00 2,358
Keterangan :
Strategi 1 :
Memperkuat struktur organisasi perusahaan yaitu dengan membentuk satu
departemen baru yang khusus mengelola dan membina hubungan pelanggan.
Strategi 2 :
Pengadaan seminar rutin atau training khusus yang bekerja sama dengan Astra
Internasional mengenai pengelolaan hubungan pelanggan maupun mengenai sistem
produksi yang tepat bagi perusahaan.
Strategi 3 :
Melakukan TPM (Total Productive Maintenance) bagi seluruh pelanggan untuk
produk-produk after sales.
Strategi 4 : Melakukan promosi dan meningkatkan pelayanan.
Hasil penilaian jumlah TAS pada matriks QSP menghasilkan pada strategi
satu ini mendapatkan skor tertinggi dengan skor 6,175. Strategi ini memutuskan
perlu ditambahkan lagi satu departemen lagi yang khusus menangani pelayanan
kepada pelanggan. Baik itu pelayanan after sales maupun pelayanan before sales.
Cepat tanggap dalam melakukan pelayanan merupakan kemenarikan utama dari
strategi ini, agar cepat tanggap dalam melayani pelanggan dapat berjalan optimal
dan berkesinambungan.
2. Melakukan promosi dan meningkatkan pelayanan.
Strategi dua ini mengasilkan total skor TAS sebesar 5,303 yang
menempatkan kemenarikan ke tiga prioritas strategi. Melakukan promosi dan
meningkatkan pelayanan perlu dilakukan kembali agar pelanggan tidak merasa
ditinggalkan. Promosi melalui web site menjadi paling tepat bagi perusahaan
melihat perusahaan belum memiliki web site. Web site yang ada sekarang ini hanya
memunculkan Astra Otopart secara umum, tetapi tidak ada penelusuran yang dapat
menerangkan kepada masing-masing Divisi.
3. Pengadaan seminar rutin atau training khusus yang bekerja sama dengan
Astra Internasional mengenai pengelolaan hubungan pelanggan maupun mengenai
sistem produksi yang tepat bagi perusahaan.
Strategi tiga ini mengasilkan total skor TAS sebesar 5,295 yang
menempatkan kemenarikan ke empat prioritas strategi. Seminar yang diadakan
pihak manajerial baru sebatas seminar atau pelaihan mengenai hal-hal teknis.
Bekerja sama dengan Astra Internasional diprediksikan akan menambah semangat
dan meningkatkan daya pelayanan karyawan. Karena secara langsung Divisi
Winteq didukung oleh perusahaan induk Astra.
4. Melakukan TPM (total productive maintenance) bagi seluruh pelanggan
untuk produk-produk after sales.
Strategi empat ini mengasilkan total skor TAS sebesar 5,369 yang menempatkan
kemenarikan ke dua prioritas strategi. TPM (total productive maintenance) adalah
istilah perawatan yang bertujuan untuk merawat, memprediksi dan membuat selalu
baik suatu alat atau mesin. Dengan mengelola dan mengontrol semua hasil produksi
yang telah dipakai para pelanggan, kemudian dilakukan perawatan rutin agar mesin
selalu awat dan tahan lama. Dengan ini pula pelanggan menjadi semakin dekat dan
respect kepada perusahaan.