PENDAHULUAN
PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia adalah salah satu perusahaan otomotif terbesar di
Indonesia. PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (yang dulunya dikenal dengan nama PT. ToyotaAstra Motor) sebagai industri papan atas di Indonesia tentunya sudah memiliki sistem kerja dan sistem
manajemen yang sudah jelas pula. Tapi hal ini bukan berarti bahwa semua sistem kerja sudah ada, dan
sistem yang sudah ada tidak perlu ditingkatkan dan diadakan perbaikan, tetapi perlu ditingkatkan dan perlu
perbaikan atau improvement,guna lebih memudahkan proses pekerjaan sehari-hari tentunya dengan hasil
yang optimal. Dalam dunia pekerjaan, bekerja di area sistem dan kerangka yang sudah jelas adalah
dambaan setiap orang, artinya setiap orang yang masuk dalam lingkungan kerja atau dunia kerja
yang sudah tertata rapi baik dari segi aturan kerja, follow up pekerjaan sampai sistem manajemen. Di
dalam perusahaan yang besar seperti di PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia pada prakteknya seharihari masih banyak hal-hal yang harus ditingkatkan, apalagi kalo kita masuk lagi dalam divisi-divisi yang ada
dalam PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia, disini penulis akan mencoba mengulas sistem kerja atau
proses kerja yaitu sistem development part di Engineering Division, Product Engineering No.1
Departement . Dalam proses development part tersebut mempunyai berbagai kendala dan rintangan yang
berat, karena pada proses tersebut merupakan development yang murni dilakukan oleh desainer-desainer
dan engineer-engineer lokal, jadi mulai dari tahap awal sampai tahap akhir dilakukan di lokal dan dikerjakan
oleh orang-orang lokal yaitu, staf-staf dari Divisi Engineering, PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia,
1
supplier sebagai pembuat part- part local design, dengan adanya improvement tersebut akan terwujud hasil
yang maksimal, dapat diterima konsumen dan berkualitas global.
dua sampai tiga minggu, dan apabila revisi dilakukan tiga kali maka pada proses ini akan memakan waktu
dua bulan lebih.
1.4. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari penulisan ini adalah di area Divisi Engineering, Departement Product Engineering No.1
Development, Seksi Styling Development, PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia. Dan yang akan
dibahas disini adalah analisa investasi Modeling machine Modela Pro,
sedangkan untuk pembahasannya sendiri meliputi :
1.Analisa Biaya, Waktu, Skill up atau peningkatan ketrampilan staff dan kerahasiaan data yang terjamin.
2.Studi kelayakan ini dilakukan untuk kurun waktu lima tahun kedepan.
3.Pada perhitungan ini tidak menggunakan forecast karena untuk tiap tahunnya PT. Toyota Motor
Manufacturing
Indonesia mempunyai beberapa proyek development dan diasumsikan membuat 10 part yang
menggunakan
proses 3D Modeling.
4.Data-data keuangan seperti depresiasi, direct labour (tenaga kerja langsung), machine/hour dan
overhead sudah ditetapkan oleh perusahaan.
BAB II
ISI
2.1. Sejarah Perusahaan
Toyota Motor Corporation didirikan pada September 1933 sebagai divisi mobil
Pabrik TenunOtomatis Toyota. Divisi mobil perusahaan tersebut kemudian dipisahkan pada
27 Agustus 1937 untukmenciptakan Toyota Motor Corporation seperti saat ini.Berangkat
dari industri tekstil, Toyota menancapkan diri sebagai salah satu pabrikan otomotif yang
cukup terkemuka di seluruh dunia. Merek yang memproduksi 1 mobil tiap 6 detik ini
ternyatamenggunakan penamaan Toyota lebih karena penyebutannya lebih enak daripada
memakai namakeluarga pendirinya, Toyoda. Inilah beberapa tonggak menarik perjalanan
Toyota.Toyota merupakan pabrikan mobil terbesar ketiga di dunia dalam unit sales dan net
sales.Pabrikan terbesar di Jepang ini menghasilkan 5,5 juta unit mobil di seluruh dunia. Jika
dihitung, angka iniekuivalen dengan memproduksi 1 unit mobil dalam 6 detik.Toyota
sendiri didirikan oleh Sakichi Toyoda, yang berawal dari sebuah industri tekstil(Marimutu
Sinivasan,
pendiri
Texmaco,
usahawan
besar
tekstil
di
Indonesia,
berusaha
pendirinyasebagai merek dagang seperti Honda yang didirikan oleh Soichiro Honda,
Daimler-Benz (GottliebDaimler dan Karl Benz), Ford (Henry Ford), nama Toyoda tidaklah
dipakai sebagai merek. Karenaberangkat dari pemikiran sederhana dan visi waktu itu,
penyebutan Toyoda kurang enak didengar dantidak akrab dikenal sehingga diplesetkan
menjadi Toyota.Sakichi Toyoda lahir pada bulan Februari 1867 di Shizuoka, Jepang.Pria ini
dikenal sebagaipenemu sejak berusia belasan tahun.Toyoda mengabdikan hidupnya
mempelajari dan mengembangkanperakitan tekstil. Dalam usia 30 tahun Toyoda
menyelesaikan mesin tenun. Ini kemudian mengantarnyamendirikan cikal bakal perakitan
Toyota, yakni Toyoda Automatic Loom Works, Ltd. pada November1926.Di sini hak paten
mesin tekstil otomatisnya kemudian dijual kepada Platt Brothers & Co, Ltd. dariInggris,
Britania Raya. Hasil penjualan paten ini, dijadikan modal pengembangan divisi otomotif.
Mulaitahun 1933, ketika Toyoda membangun divisi otomotif, tim yang kemudian banyak
dikendalikan olehanaknya Kiichiro Toyoda, tiada henti menghasilkan inovasi-inovasi
terdepan di zamannya. Mesin Tipe Aberhasil dirampungkan pada 1934.Setahun kemudian
mesin ini dicangkokkan prototipe pertama mobil penumpang mereka, A1. Divisi otomotif
Toyoda juga menghasilkan truk model G1.Di tahun 1936 mereka meluncurkan mobil
penumpang pertama mereka, Toyoda AA (kala itumasih menggunakan nama Toyoda).
Model ini dikembangkan dari prototipe model A1 dan dilengkapibodi dan mesin A.
Kendaraan ini dari awal diharapkan menjadi mobil rakyat.Konsep produk yang
terusdipegang Toyota hingga sekarang.
Empat tahun menunggu dirasa cukup melahirkan perusahaan otomotif sendiri dan
melepaskandiri dari industri tekstil mereka. Kemudian tahun 1937 mereka meresmikan
7
divisi otomotif dan memakainama Toyota, bukan Toyoda seperti nama industri tekstil.
Pengambilan nama Toyota dalam bahasaJepang terwakili dalam 8 karakter, dan delapan
adalah angka keberuntungan bagi kalangan masyarakatJepang. Alasan lain yang dianggap
masuk akal adalah industri otomotif merupakan bisnis gaya hidup danbahkan penyebutan
sebuah nama (dan seperti apa kedengarannya), menjadi sisi yang begitu penting.Karena
nama Toyoda dianggap terlalu kaku di dalam bisnis yang dinamis sehingga diubah
menjadiToyota yang dirasa lebih baik. Tak ayal, tahun 1937 merupakan era penting
kelahiran Toyota Motor Co,Ltd. cikal bakal raksasa Toyota Motor Corp (TMC)
sekarang.Semangat inovasi Kiichiro Toyoda tidak pernah redup. Toyota kemudian
berkembang menjadipenghasil kendaraan tangguh. Di era 1940-an, Toyota sibuk
mengembangkan permodalan termasukmemasukkan perusahaan di lantai bursa di Tokyo,
Osaka dan Nagoya.Setelah era Perang Dunia II berakhir, tahun 1950-an merupakan
pembuktian Toyota sebgaipenghasil kendaraan serba guna tangguh. Waktu itu kendaraan
Jeep akrab di Jepang.Terinspirasi darimobil ini, Toyota kemudian mengembangkan
prototipe Land Cruiser yang keluar tahun 1950. Setahunkemudian meluncurkan secara
resmi model awal Land Cruiser yakni model BJ.Buln Juli tahun itu, test drivernya Ichiro
Taira mengakhiri uji coba dengan hasil luar biasa.Diinspirasi oleh tokoh Samurai Heikuro
Magaki yang mendaki Gunung Atago di atas kuda tahun 1643,Taira mengemudikan Toyota
BJ-nya ke kuil Fudo di kota Okasaki. Ini sekaligus dipakai sebagai promosiketangguhan
mobil
segala
medan
ini.
Tak
lama
berselang,
Toyota
Land
Cruiser
mulai
model ini, Toyota masuk ke pasar-pasar diberbagai belahan dunia, Termasuk di Indonesia
yang dikenal sebagai sebagai Toyota Hardtop LandCruiser FJ40/45. Di Afrika, modelmodel Toyota Land Cruiser ini digunakan sebagai Technical alias jipbersenjata yang
dibekali senapan mesin ringan, berat atau bahkan senjata basoka tanpa tolak
balik(Recoilless bazooka) dan diterjunkan sepanjang konflik-konflik bersenjata dengan
kinerja sangattangguh.Toyota tidak hanya dikenal melalui Toyota Land Cruiser. Mereka
juga mengembangkan modelyang menjadi favorit dunia, sedan kecil.Lewat Corolla yang
memulai debutnya pada tahun 1966, sedanmungil generasi awal ini memakai penggerak
belakang mengubah tatanan sedan bongsor yang populersaat itu menuju arah sedan kecil
yang kompak, irit dan ringkas.Memasuki tahun 1975, Corolla masukdalam generasi ketiga
dan terjual lebih dari 5 juta unit.Hal yang menakjubkan ini masih kokoh hinggasekarang.
Mesin mobil Corolla ini kemudian digunakan di Indonesia sebagai mesin untuk
kendaraanniaga keluarga serbaguna, Toyota Kijang generasi awal yang dikenal sebagai
Kijang Buaya.Sejalan makin mengglobalnya produk Toyota, mereka sadar tidak
mempunyai grafik logo.Bahkan di Indonesia dijumpai kendaraan bermerk Toyota seperti
Toyota Kijang dengan logo TOYOTApada grill di bagian bonnet (hidung) mobil. Di tahun
1989 Toyota akhirnya memutuskan untuk membuatdua lingkaran oval (elips) yang
menghasilkan
huruf
dan
ellips
ketiga
mengisyaratkan
akan
the
spirit
of Toyota.understanding in design.
Lingkaran ketiga itu sekaligus mengelilingi kedua lingkaran ellips sebelumnyayang
berbentuk T itu sebagai bukti menjaga dan mempengaruhi sekelilingnya.Di tahun 1990-an,
Toyota semakin membuktikan bahwa mobil Jepang dapat bersaing denganmobil Eropa dan
9
Amerika.Toyota Celica berhasil menjadi juara rally dunia, dan Toyota Camry menjadimobil
paling laris di Amerika.
Sepanjang tahun 2015 ini total volume penjualan mobil nasional berada di angka
1.013.305 unit. Angka ini turun sebanyak 194.714 bila dibandingkan dengan tahun 2014
dengan total penjualan sebanyak 1.208.019 unit.
Nilai tukar rupiah yang melemah menjadi penyebab utama penghambat laju otomotif di
Indonesia. Tidak hanya itu berbagai situasi politik dan menurunnya minat beli juga menjadi
beberapa faktor lainnya, meskipun pihak pemerintah sudah menurunkan DP untuk
pembelian mobil baru dari 30% menjadi 25% toh juga tidak banyak berpengaruh
signifikan.
PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mengumumkan total volume
penjualan ekspor kendaraan bermerek Toyota dalam bentuk utuh (Completely Built-up
Unit/CBU) di tahun 2015 hingga bulan November, menembus angka 169.000 unit. Angka
ini telah melebihi capaian total volume ekspor tahun 2014 (Januari-Desember) yang
berjumlah 160.000 unit. Secara keseluruhan performa ekspor ini telah mencapai 97% dari
target yang ditetapkan Toyota di awal tahun yang berjumlah 175.000 unit.
Dengan segala dukungan dari seluruh rantai pasok Toyota di Indonesia, kami optimis
bahwa target penjualan ekspor tahun 2015 akan dapat tercapai dengan baik. Di sisa satu
bulan terakhir, kami berharap selisih 6.000 unit CBU dapat dikejar sesuai dengan yang
10
direncanakan," kata I Made Dana Tangkas, Direktur Korporasi dan Hubungan Eksternal
TMMIN.
Pencapaian ekspor ini disumbangkan oleh 14.000 unit Kijang Innova, 42.000 unit Fortuner,
48.000 unit Vios, serta 65.000 unit model ekspor lainnya yaitu Yaris, Avanza, Rush, Agya,
dan Town Lite/Town Ace.
Ekspor Toyota Indonesia meningkat signifikan semenjak dimulainya proyek IMV
(Innovative International Multi-purpose Vehicle) di tahun 2004. Kinerja ekspor di awal
proyek ini menorehkan angka sekitar 7.000 unit per tahun. Seiring dengan perkembangan
permintaan pasar internasional akan produk berkualitas global buatan anak bangsa, dalam
jangka waktu 10 tahun kinerja ekspor kendaraan utuh bermerek Toyota meningkat hingga
2.200% menjadi 160.000 unit di tahun 2014.
Salah satu penyumbang penjualan ekspor terbesar Toyota Indonesia adalah model Vios.
Model ini juga sekaligus mengukuhkan posisinya sebagai sedan buatan Indonesia yang
pertama kali diekspor dalam jumlah yang signifikan. Sepanjang tahun 2015 ini (Januari
November) penjualan ekspor Vios meningkat hingga 200% dibandingkan periode yang
sama tahun 2014 sebesar 24.000 unit.
Vios diproduksi secara lokal di pabrik TMMIN Karawang 2 dan langsung diekspor ke
beberapa negara di ASEAN pada akhir tahun 2013. Tiga bulan berselang, Vios mendapat
11
respon yang positif dari pasar mancanegara dan sejak Maret 2014, mulai diekspor ke
kawasan Timur Tengah dengan volume awal 1.500 unit per bulan.
Konsistensi Toyota Indonesia dalam menjaga kualitas kendaraan berdaya saing global, serta
pengiriman tepat waktu kepada pelanggan mendapatkan sambutan yang positif dari
konsumen. Secara bertahap volume ekspor Vios meningkat menjadi sekitar 3.500 unit per
bulan. Sejak ekspor perdananya di tahun 2013 hingga kini, tercatat lebih dari 75.500 unit
Vios telah diekspor ke mancanegara.
Keberhasilan ekspor Vios membuktikan kemampuan industri otomotif Indonesia untuk
bersaing di pasar internasional. Sebagai negara dengan potensi yang besar, industri
manufaktur Indonesia harus berorientasi ekspor untuk bisa menjadi tuan rumah di negeri
sendiri dan pemain yang diperhitungkan di pasar internasional," tutup Made Dana.
Produk ekspor Toyota Indonesia lainnya adalah kendaraan terurai (Completely Knock
Down/CKD) yang sepanjang tahun 2015 ini telah mencapai 40.500 unit, mesin bensin tipe
TR sebanyak 44.000 unit, mesin bio-etanol 7.000 unit, dan komponen kendaraan sejumlah
lebih dari 53 juta buah. Toyota Indonesia juga mengekspor alat-alat bantu produksi
kendaraan seperti die atau alat produksi dalam proses pengepresan serta jig atau alat bantu
dalam proses pengelasan.
Tren penurunan mobil ini juga dialamai sejak tahun 2013 dimana pada tahun itu total
penjualan mencapai 1.229.902 unit. Meskipun penjualan terus turun namun Toyota masih
12
tetap merajai penjualan mobil di Indonesia sepanjang tahun 2015 dengan membukukan
penjualan sebanyak total 321.858 unit. Berdasarkan data GAIKINDO berikut ini urutan
mobil terlaris merek Toyota sepanjang tahun 2015 (retail).
Toyota Avanza masih merajai penjualan mobil Nasional dan mobil terbanyak yang dijual
oleh Toyota dengan totol angka 133.153 unit sekaligus menjadi penopang penjualan mobil
Toyota. Mobil Toyota di kelas low MPV ini selalu berada di urutan atas penjualan mobil di
Indonesia.
Berada di urutan ke dua nasional dan urutan terbanyak mobil yang dijual oleh Toyota di
tempati oleh mobil LCGC yaitu Toyota Agya yang berhasil terjual sebanyak 56.683 unit.
Mobil low hatchback ini mengalahkan posisi ke-2 yang pada tahun 2014 di tempati oleh
Honda Mobilio.
Urutan ke 3 terbanyak mobil terlaris dari Toyota atau urutan ke empat secara nasional di
tempati oleh Toyota Innova yang berhasil terjual sebanyak 45.411 unit meskipun mobil
MPV medium ini baru mengalami facelift bulan November 2015, artinya mobil ini masih
menjadi mobil idaman keluarga di Indonesia.
Berada di urutan ke-10 nasional atau urutan ke-4 terbanyak yang dijual oleh Toyota adalah
kendaraan di kelas medium SUV yaitu Toyota New Rush yang membukukan penjualan
sebanyak 26.422 unit.
2.2. Production System
Just In Time merupakan suatu filosofi yang berfokus pada upaya untuk
menghasilkan produk dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan, pada tempat
dan waktu yang tepat. Just in Time berarti bahwa, dalam suatu rangkaian proses produksi,
13
suku cadang yang diperlukan untuk perakitan tiba pada ujung lini rakit pada waktu yang
diperlukan dan hanya dalam jumlah yang diperlukan. Perusahaan yang menerapkan sistem
ini pada seluruh lini produksi dapat mendekati persediaan nol. Pengembangan kemampuan
produksi merupakan hal yang berkesinambungan, akumulasi dari pengembangan yang
bertahap
selama
beberapa
waktu
dan
menciptakan
efek
pada
performance
keseluruhan.Sistem produksi tepat waktu (Just in Time Production System) pada awalnya
dikembangkan dan dipromosikan oleh Toyota Motor Corporation di Jepang, sehingga
sering disebut juga sebagai sistem produksi Toyota. Tujuan dari sistem produksi Just in
Time ini adalah mengurangi ongkos produksi dan meningkatkan produktivitas total industri
secara keseluruhan dengan cara menghilangkan pemborosan (waste) secara terus menerus.
Tujuan utama yang ingin dicapai dari sistem ini adalah:
1. Zero Defect (tidak ada barang yang rusak)
2. Zero Set-up Time (tidak ada waktu set-up)
3. Zero Lot Excesses (tidak ada kelebihan lot)
4. Zero Handling (tidak ada penanganan)
5. Zero Queues (tidak ada antrian)
6. Zero Breakdowns (tidak ada kerusakan mesin)
7. Zero Lead Time (tidak ada lead time)
adalah pengurangan biaya atau perbaikan produktivitas dengan menghilangkan berbagai
pemborosan. Pengembangan yang sangat penting dalam perencanaan dan pengendalian
operasional saat ini adalah JIT manufacturing yang kadang disebut sebagaiproduk tanpa
persedian.JIT bukan hanya sekedar sebuah metode yang bertujuan untuk mengurangi
14
15
perusahaan kadang-kadang harus membuat kontrak jangka panjang dengan vendor untuk
mendapatkan kondisi seperti ini.
4. Komponen zero defect Sistem JIT tidak dapat mentolelir komponen yang cacat,
baik itu yang diproduksi maupun yang dibeli. Untuk komponen yang diproduksi, teknis
kontrol statistik harus digunakan untuk menjamin bahwa semua proses sedang memproses
komponen dalam toleransi setiap waktu. Untuk komponen yang dibeli, vendor diminta
untuk menjamin bahwa semua produk yang mereka sediakan telah diproduksi dalam sistem
produksi yang diawasi secara satistik. Perusahaan kan selalu memiliki program sertifikasi
vendor untuk menjamin terlaksananya hal ini.
5. Kontrol lantai produksi yang disiplin Dalam system pengawasan lantai produksi
tradisional, penekanan diberikan pada utilitas mesin, waktu produksi yang panjang yang
dapat mengurangi biaya set up dan juga pengurangan waktu pekerja. Untuk itu, order
produksi dikeluarkan dengan memperhatikan faktorfaktor ini. Dalam JIT, perhitungan
performansi tradisional ini sangat jauh dari keinginan untuk membentuk persediaan yang
rendah dan menghilangkan halhal yang menghalangi operasi yang responsif. Hal ini
membuat waktu awal pelepasan order yang tepat harus dilakukan setiap saat. Ini juga
berarti, kadangkadang mesin dan operator mesin dapat saja menganggur.Banyak manajer
produksi yang telah menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menjaga agar mesin dan
tenaga kerja tetap sibuk, mendapat kesulitan membuat penyesuaian-penyesuaian yang
dibutuhkan agar berhasil menggunakan operasi JIT. Perusahaan yang telah berhasil
mengimplementasikan filosofi JIT akan
mendapatkan manfaat yang besar.
16
Prinsip-prinsip JIT
1. Simplification, merupakan salah satu tools just in time dalam penyederhanaan proses
yang ada.
2. Cleanliness and Organization, merupakan aturan dalam organisasi dan perusahaan
3. Visibility, membuat agar kesalahan terlihat.
4. Cycle time, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu produk.
5. Agility, kekuatan dalam pembuatan produk
6. Variability Reduction, kemampuan mengurangi hal-hal yang tidak diperlukan.
7. Measurement, pengertian akan proses keseluruhan.
Menurut Monden tujuan Just In Time adalah sebagai berikut:
1. Laba Lewat Pengurangan Biaya
Sistem produksi Toyota adalah suatu metode ampuh untuk membuat produk karena sistem
ini merupakan alat efektif untuk menghasilkan tujuan akhir laba. Untuk mencapai tujuan
sistem produksi Toyota ini, maka dilakukan pengurangan biaya atau perbaikan
produktivitas.
2. Menghilangkan Produksi Berlebihan Pertimbangan utama bagi sistem produksi Toyota
adalah pengurangan biaya dengan cara menghapuskan pemborosan.
Ada empat jenis pemborosan dalam operasi produksi:
o Sumberdaya produksi terlalu banyak
o Produksi berlebihan
o Persediaan terlalu banyak
oInvestasi modal yang tak perlu
17
dan
bulanan
dalam
permintaan
baik
jumlah
maupun
variansinya.
Jaminan mutu yang memastikan bahwa tiap proses hanya akan memasok unit yang baik
kepada proses berikutnya.
Menghormati kemanusiaan yang harus dibudayakan karena sistem menggunakan sumber
daya manusia untuk mencapai sasaran biaya.
Syarat utama untuk produksi Just In Time adalah membuat semua proses, mengetahui
penetapan waktu yang tepat dan jumlah yang dibutuhkan dengan cara penentuan jadual
pada semua proses. Untuk dapat menerapkan strategi Just In Time, sistem informasi dalam
industri harus bersifat transparan dan komprehensif, dimana beberapa model informasi
yang diperlukan adalah:
1. Daftar pemasok material dalam program JustIn Time
2. Laporan kualitas yang komprehensif dalam perusahaan
3. Laporan secara rutin kepada pemasok material dan departemen pembelian material dari
perusahaan.
4. Pertemuan secara periodik dengan setiap pemasok material.
Agar strategi Just In Time yang diterapkan menjadi efektif, tentu saja perlu dibuat tindakan
korektif dalam program ini apabila berjalan tidak sesuai dengan harapan. Beberapa
18
tindakan
korektif dalam program Just In Time adalah:
1. Membuat daftar masalah kepada pemasok material
2. Meminta komitmen pemasok untuk menyelesaikan masalah
3. Memberikan dukungan teknik dan manajemen kepada pemasok apabila diperlukan
4. Diskualifikasi pemasok material itu apabila tidak ada respon terhadap masalah dalam
waktu tertentu.
5. Melakukan inspeksi secara berkala
6. Diskualifikasi terhadap pemasok yang tidak melakukan peningkatan atau perbaikan
kualitas terus-menerus.
Prinsip Dasar Just In Time
Untuk mengaplikasikan metode JIT maka ada delapan prinsip yang harus dijadikan dasar
pertimbangan di dalam menentukan strategi sistem produksi, yaitu3:
1. Berproduksi sesuai dengan pesanan Jadual Produksi Induk
Sistem manufaktur baru akan dioperasikan untuk menghasilkan produk menunggu setelah
diperoleh kepastian adanya order dalam jumlah tertentu masuk. Tujuan utamanya untuk
memproduksi finished goods tepat waktu dan sebatas pada jumlah yang ingin
dikonsumsikan saja (Just in Time), untuk itu proses produksi akan menghasilkan sebanyak
yang diperlukan dan secepatnya dikirim ke pelanggan yang memerlukan untuk menghindari
terjadinya safety stock serta untuk menekan biaya penyimpanan (holding cost)
2. Produksi dalam jumlah kecil (Unitary Production)
19
Produksi dilakukan dalam jumlah lot (Lot Size) yang kecil untuk menghindari perencanaan
dan lead time yang kompleks seperti halnya dalam produksi jumlah besar. Fleksibilitas
aktivitas produksi akan bisa dilakukan, karena hal tersebut memudahkan untuk melakukan
penyesuaian-penyesuaian dalam rencana produksi terutama menghadapi perubahan
permintaan pasar.
3. Mengurangi pemborosan (Eliminate Waste)
Pemborosan (waste) harus dieliminasi dalam setiap area operasi yang ada. Semua
pemakaian sumber-sumber input (material, energi, jam kerja mesin atau orang, dan lainlain) tidak boleh melebihi batas minimal yang diperlukan untuk mencapai target produksi.
4.Perbaikan aliran produk secara terus menerus.(Continous Product Flow Improvement)
Tujuan pokoknya adalah menghilangkan proses-proses yang menimbulkan bottleneck dan
semua kondisi yang tidak produktif (idle, delay, material handling, dan lain-lain) yang bisa
menghambat kelancaran aliran produksi.
5. Penyempurnaan kualitas produk (Product Quality Perfection)
Kualitas produk merupakan tujuan dari aplikasi Just in Time dalam sistem produksi. Disini
selalu diupayakan untuk mencapai kondisi Zero Defect dengan cara melakukan
pengendalian secara total dalam setiap langkah proses yang ada. Segala bentuk
penyimpangan haruslah bisa diidentifikasikan dan dikoreksi sedini mungkin.
6. Respek terhadap semua orang/karyawan (Respect to People)
Dengan metode Just in Time dalam sistem produksi setiap pekerja akan diberi kesempatan
dan otoritas penuh untuk mengatur dan mengambil keputusan apakah suatu aliran operasi
20
bisa diteruskan atau harus dihentikan karena dijumpai adanya masalah serius dalam satu
stasiun kerja tertentu.
7. Mengurangi segala bentuk ketidak pastian (Seek to Eliminate Contigencies)
Inventori yang ide dasarnya diharapkan bisa mengantisipasi demand yang berfluktuasi dan
segala kondisi yang tidak terduga, justru akan berubah menjadi waste bilamana tidak segera
digunakan. Begitu pula rekruitmen tenaga kerja dalam jumlah besar secara tidak terkendali
seperti halnya yang umum dijumpai dalam aktivitas proyek akan menyebabkan terjadinya
pemborosan bilamana tidak dimanfaatkan pada waktunya. Oleh karena itu dalam
perencanaan dan penjadualan produksi harus bisa dibuat dan dikendalikan secara
teliti.Segala bentuk yang memberi kesan ketidakpastian harus bisa dieliminir dan harus
sudah dimasukkan dalam pertimbangan dan formulasi model peramalannya.
8.Perhatian dalam jangka panjang.Ketujuh prinsip pelaksanaan Just in Time dalam sistem
produksi di atas bukanlah suatu komitmen perusahaan yang diaplikasikan dalam jangka
waktu pendek, melainkan harus dibangun secara berkelanjutan dan merupakan komitmen
semua pihak dalam jangka panjang. Dalam jangka pendek, ada kemungkinan aplikasi Just
in Time dalam sistem produksi justru akan menambah biaya produksi mengikuti
konsekuensi prosesterbentuknya kurva belajar.
Lean Production Istilah Lean Production di cetuskan oleh sebuah tim dari MIT untuk
menggambarkan apa yang sebelumnya dikenal dengan nama Toyota Production System.
Tim yang berbasis di MIT tersebut adalah International Motor Vehicle Program (IMVP)
dimana hasil riset mereka selama 5 tahun di akhir tahun 80-an disajikan dalam sebuah buku
yang berjudul The Machine That Changed The World.
21
Buku ini secara komprehensif menceritakan sejarah industri mobil serta perkembangan
sistem produksinya dari Craft Production di awal tahun 1900-an (ketika mobil baru
diproduksi satu persatu seperti barang seni), kemudian Henry Ford memperkenalkan Mass
Production di tahun 1914, pertama kalinya konsep produksi mobil secara masal
diperkenalkan, dimana Alfred Sloan lalu menyempurnakan sistem ini sejak 1920 di General
Motors. Setelah sekian lama bertahan dengan sistem produksi yang cukup ampuh buat
industri manufaktur mobil di Amerika untuk menguasai dunia, tanpa disadari oleh industri
mobil Barat, Toyota telah merintis sistem yang sama sekali berbeda yang oleh tim IMVP
disebut sebagai Lean Production.
Dibandingankan dengan Mass Production, Lean Production memerlukan 1/2 dari usaha
manusia di pabrik, 1/2 ruang pabrik, 1/2 investasi peralatan, 1/2 waktu engineering, dan 1/2
waktu yang diperlukan untuk meluncurkan produk baru.
Hal inilah yang diakhir tahun 80-an para manajer pabrik manufaktur di Amerika tidak bisa
menerima "ramalan tersebut" karena bagi orang-orang yang berkecimpung sekian lama
dalam sistem Mass Production pasti akan berpikir "tidak mungkin menghasilkan produk
yang lebih baik dalam waktu yang lebih cepat dan biaya lebih murah." Paradigma lama
mengatakan bahwa "produk yang lebih baik pasti memerlukan waktu yang lebih lama dan
biaya lebih tinggi."
Toyota dan pabrik mobil Jepang lainnya membuktikan itu salah.Dengan studi yang
mendalam pada sistem Mass Production, Toyota memikirkan sistem baru yang sama sekali
memiliki paradigma yang berbeda dengan sistem produksi masal. Prinsip Lean Production
22
menemukan kesalahan. Tak heran banyak produk yang masih cacat masih ditemukan dalam
mobil-mobil yang dikeluarkan produsen Amerika dan Eropa.
Setelah hampir 15 tahun konsep Lean di sebarluaskan dimana segala usaha pengurangan
Muda/Waste menjadi topik utama di dunia manufaktur: mulai dari pengurangan inventori,
pengurangan transportasi, pengurangan gerakan yang berlebihan, menghilangkan waktu
tunggu, penghilangan kerja ulang, dan berbagai pengurangan lainnya, konsep Lean menjadi
tersebar luas bukan hanya di dunia manufaktur mobil. Dell dan Wal Mart disebut-sebut
telah menjadi master di bidang Lean ini dengan menyempurnakan operasinya bertumpu
pada lean supply chain. Berbagai industri di luar manufaktur dan retail juga sudah
menerapkan Lean Production ini, sehingga konsep Just In Time (JIT) dan Kanban bukan
lagi menjadi bahan pembicaraan di pabrik saja.
Dalam buku Toyota Way, disebutkan bahwa Toyota adalah salah satu perusahaan
palingmembosankan di dunia dikarenakan kemampuannya dalam mengalahkan pesaing
pesaingnyabaik
dalam
penjualan,
tingkat
keuntungan
maupun
dalam
kepuasan
pelanggan.Hal ini dikarenakan Toyota memiliki kesatuan prinsip prinsip serta tool tool
yangmereka buat sendiri untuk mendapatkan hasil yang maksimal yang disebut dengan
TPS ( ToyotaProduction System ). TPS biasa disebut juga dengan Lean Manufacture.TPS
telah menghasilkansebuah bentuk pabrik yang kecil, dengan jumlah stock, baik produk
akhir dan material yanghanya segelintir. Proses yang singkat dengan sedikit tahapan yang
tidak bernilai tambah,pekerjaan yang dilakukan dengan gerakan yang effisien, aliran
material yang minimal, plantlayout yang tidak memakan banyak ruang dan banyak lagi ciriciri 'ramping'. Kebanyakan orangberpikir bahwa Toyota hanya pada konsep konsep seperti
24
Kanban ( Line Stop System ), Andon( Card System for Visualing Monitoring Flow ) atau
5S ( Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke ) .TPS adalah kesatuan dari prinsip-prinsip
dengan tool-tool yang memungkinkandihasilkannya produk berkualitas tinggi dengan biaya
rendah. TPS juga dikenal sebagai kesatuandari 4P: Phylosophy, Process (prinsip-prinsip
dan tool terkait dengan proses produksi), People(prinsip-prinsip yang terkait dengan
sumber daya manusia) dan Problem solving (prinsip dantool yang digunakan dalam
perbaikan berkesinambungan).
1. Phylosophy
Kebaikan pda akhirnya akan menang, mungkin adalah sebuah kata kata yang tepatuntuk
Toyota. Hal ini dikarenakan Toyota menyerap nilai nilai kebaikan universal danketulusan
yang dipraktekkan. Dalam Toyota Code of Conduct tertulis panduan untukberkontribusi
bagi
kemakmuran
masyarakat
sekitar
dimanapun
Toyota
beroperasi,
kerja
keras sudahtertanam bahkan sejak raksasa Toyota baru lahir.Atau malah, nilai-nilai itulah
yang membuatlahirnya Toyota.Setiap perusahaan berusaha berusaha memotivasi karyawan
untuk bekerja keras danmembuat produk yang bermutu.Para direktur merancang missi dan
visi perusahaan danmenuliskannya dengan indah, membingkainya dan menggantungnya di
dinding-dinding.Yang terjadi?kebanyakan hanya menjadi hiasan saja. Hanya membuat
dinding kelihatan tidak terlalukosong.Mengapa?Mungkin karena karyawan tidak benarbenar mempercayainya sebagai nilai-nilai yang harus diserap dan diterapkan. Mungkin
karena pemimpian tidak memberi contoh.Mungkin Karena pemimpin sendiri tidak
menganggapnya sebagai nilai-nilai yang penting.Sebagai contoh, komitmen seperti yang
dimiliki Toyota, 'customer first', juga ditulis oleh banyakperusahaan lain sebagai kebijakan
mutu, walaupun dengan artikulasi yang berbeda-beda. Tapi bagaimana karyawan bisa
menyerap nilai tersebut bila atasan sering menyepelekan masalahmutu dan lebih
mementingkan keuntungan jangka pendek? Contoh lain, komitmen untukmenghargai
karyawan juga banyak ditulis dalam missi ataupun core values perusahaan.Bagaimana
karyawan bisa percaya bila dalam perusahaan masih banyak masalah dalam jenjangkarir
dan kesejahteraan?Hal tersebut tidak terjadi di Toyota. Keteladanan pimpinan, dari mula
sampai sekarangmembuat karyawan percaya bahwa code of conduct dan missi perusahaan
bukanlah omongkosong belaka.Terlebih lagi adalah nilai-nilai kebaikan universal yang
terkandung
dalam
missimereka
seperi
memberi
kontribusi
bagi
pengembangan
kemakmuran, bukan cuma mengejaruntung dan menjadi nomor satu. Tujuan baik akan
lebih mudah disebarkan dan menjadi tujuansemua karyawan ketimbang tujuan yang hanya
berorienasi pada keuntungan perusahaan.
26
2. Proses
Toyota
production
system
memberikan
penekanan
yang
sangat
besar
pada
diselesaikanproses B dan seterusnya. Tentu ini adalah konsep ideal tetapi intinya TPS
menginginkan 0 bufferstock atau bila tidak memungkinkan, dibuat siminimal mungkin.
Sederhanakan pola aliran material, untuk itu dibutuhkan pengaturan total pada lini
produksi. Ini juga membutuhkan akses langsung dengan dan dari bagian penerimaan dan
pengiriman.Tujuannya adalah untuk mendapatkan aliran material yang tidak terputus dari
bagian penerimaan dan kemudian antar tiap tingkat produksi yang saling berhubungan
secara langsung, samapi pada bagian pengiriman. Apapun yang menghalangi aliran yang
merupakan target yang haru diselidiki dan dieliminasi.
B. Jidoka
Jidoka berarti autonomation, gabungan dari automation dan otonomi.Kurang lebihberarti
bekerja sendiri tetapi punya semacam otonomi untuk menghentikan pekerjaan sendiribila
terjadi masalah.Inti dari Jidoka adalah membawa masalah ke permukaan untuk
diketahuidan ditangani sesegera mungkin.Jadi bila di suatu station kerja ditemukan produk
27
yang tidaksesuai, segera tangani, jangan menunggu produk tidak sesuai terjadi lebih banyak
lagi.
C. Andon system
Dalam bahasa Jepang ini berarti lampu.Lampu-lampu yang dibuat untuk memberiperhatian
pada line manager (leader, supervisor) bahwa suatu masalah terjadi di suatu station.Andon
system adalah satu bentuk penerapan jidoka.Andon system biasanya memakai papandisplay
yang berisi banyak lampu dan sebuah tombol di masing-masing station kerja. Bila
suatumasalah terjadi, seorah operator akan menekan tombol dan lampu yang bersesuaian
denganstation kerja tersebut akan menyala kuning di papan display. Line Manager akan
menghampirdan membantu melakukan penanganan selama beberapa saat, katakanlah 1
menit. Bila tidakdapat ditangani, lampu akan menyala merah dan station kerja tersebut
dihentikan, mungkin juga seluruh line produksi dihentikan. Sebaliknya, lampu akan mati
dan produksi diteruskan.Untuk sistem produksi yang biasa mengatur jalannya produksi
dengan sistem batch,dengan buffer stock menumpuk di setiap antara station kerja, Aliran
produk lancar (bufferminimum) dan andon system kedengarannya mengerikan. Misalnya,
bila suatu stationbermasalah dan tidak dapat ditangani dengan cepat, buffer stock akan
segera habis danproduksi akan benar-benar berhenti total. Target produksi tidak tercapai
dan pengirimanterlambat.Tetapi ada 2 keuntungan besar dari penerapan kedua konsep ini.
Pertama, setiapmasalah yang ada akan langsung muncul ke permukaan pada saat itu juga,
atau pada waktuyang singkat. Katakan misalnya terjadi ketidaksesuaian di station B.
Masalah itu akan diketahuidi station C tanpa menunggu waktu yang lama. Ketidaksesuaian
28
2.3 Lingkungan
Filosofi TPS juga termasuk pada 3Rs reduce (mengurangi), reuse (menggunakan
kembali), recycle (mendaur ulang). Dengan rasa peduli untuk pembuatan, pengurangan
limbah adalah salah satu prinsip dan keuntungan TPS.
Pada sebuah level terendah, pembuangan limbah telah lama dilakukan pada pabrik
tanaman-tnaman penanganan material Eropa Toyota. Tempat limbahTMHE tersebut telah
diberi sertifikat ISO 14001 seluruhnya .
Toyota memliki sebuah kebijakan di tempat untuk mengurangi CO 2 , enggunakan sumber
secara efisien dan mengurangi factor resiko untuk lingkungan.
2.4 TPS memperhatikan kesehatan dan keamanan.
Keamanan selalu menjadi focus pertama dalam semua filosofi dan dilakukan dalam
proses TPS. Tidak hanya sebuah prioritas tapi sebuah kebutuhan.
Situs-situs pembuatan telah menerima sertifikat OHSAS 18001 standart internasional
untuk manajemen kerja dalam kesehatan dan keamanan. TPS selalu menggunakan
automatisasi dan proses peningkatan untuk melindungi pekerjanya. Dengan Kaizen, semua
anggota tim, dari manajemen sampai lantai jual berpastisipasi dalam pelatihan keamanan
dan dalam pembuatan saran-saran untuk peningkatan keamanan melewati seluruh
prosesnya.
29
30
Directorsdan
Directorsdan memegang manajemen tertinggi di perusahaan. Beberapa Directors mengepalai sebuah
Direktorat dengan satu atau lebih Divisi di dalamnya.
2. Corporate Planning
Corporate Planning merupakan struktur organisasi yang terpisah dari Direktorat dengan
seorang General Manager yang mengepalainya. Fungsi utama Corporate Planning adalah sebagai
badan independent yang menangani masalah Yayasan Toyota dan Astra, komite TQM (Total Quality
Maintenance)komite kesejahteraan karyawan meliputi keamanan kerja, kesehatan dan kenyamanan
lingkungan, serta reporting yang harus dilaporkan ke jajaranBoard of Directors
terutama yang berhubungan dengan area kerja perusahaan.
a. Plant Karawang
TMMIN memiliki Plant Karawang yang tepatnya berada di Kawasan Industri KIIC (Karawang
International Industrial City). Pada Direktorat ini terdiri dari 2 divisi, yaitu Assembly (Assy) and
Painting, serta Pressand Welding.
Divisi Assembly and Painting
Divisi Assembly and Painting merupakan divisi yang memproduksi unit kendaraan mulai
proses pengecatan (painting) hingga instalasi interior (body / cabin) dan exterior (frame) untuk
kijang baru yaitu Kijang Innova yang baru saja dilaunchingpada bulan Septenber 2004. Pada umumnya
line produksi Assembly terdiri dari 2 pos, yaitu Trimming dan Chassis. Beberapa komponen yang
terpasang di setiap pos seperti contoh di pos Trimming adalahWiring, Weatherstrip, Glass,
31
Instrument Panel, Receiver Assy dan sebagainya. Sementara di pos Chassis akan dipasang beberapa
jenis komponen seperti Engine Assy, Axle, Carpet, Tyre Assy, Fuel Tank, Seat Assy, Battery,
dan sebagainya
Divisi Press and Welding
Divisi Press and Weldingadalah divisi yang menghasilkan produk press part dan
dilanjutkan ke proses pengelasan (welding)untuk membuat cabin assy sebagai hasil akhir produk
sebelum dilanjutkan ke proses painting dan assembling. Selain ini, divisi ini pun menghasilkan produk
press part yang dipesan khusus oleh divisi Service Parts sebagai produk after market . Untuk
kebutuhan ekspor dihasilkan pula Side Door dan Engine Hood yang dikirimkan ke Packing Plant.
b. Plant Sunter I
Area produksi Plant Sunter I
terdiri atas 5 divisi dengan hasil produk yang berbeda-beda antara satu divisi dengan yang lainnya.
Divisi Machining
Divisi Machining ataulebih sering disebut sebagai
Engine Plant memproduksi Engine Assy baik untuk kebutuhan domestik maupun untuk ekspor.
Selain itu diproduksi pula beberapa Engine Components.Divisi ini menyuplai unit Engine Assy untuk
kendaraan model Kijang, Dyna, Starlet, Forklift, Crown, Corona, Camry, Corolla, dan Soluna. Selain itu
negara-negara Jepang dan Malaysia juga menjadi tujuan ekspor untuk Cylinder Block,serta Malaysia,
Taiwan, Philippine, dan Vietnam menjadi tujuan ekspor untuk Engine Assy dengan tipe Engine7K
(1800 cc).
Quality
32
Terdiri atas satu divisi saja yaitu Divisi Quality dengan definisi kerja untuk mengamankan
jalannya produksi serta mengontrol semua kualitas bahan baku (raw material), komponen, barang
setengah jadi (semi finished goods), barang jadi (finished goods / units), maupun kualitas
kendaraan yang telah dijual serta melayani pengaduan konsumen atas produk yang telah dibeli. Divisi ini
mempunyai peran penting terhadap kepuasan pelanggan ditinjau dari kualitas produk karena akan
mempertaruhkan kelangsungan produk Toyota di masa yang akan datang.
e. Plant Administration
Plant administration juga terdiri atas satu divisi saja yaitu Divisi Plant Administration yang
bertugas untuk menangani semua proses administratif produksi, seperti penyediaan consumable parts
(bahan bakar, sarung tangan (gloves)ear plug, safety shoes,helmet , cat,dan sebagainya) serta
keamanan dan kenyamanan kerja karyawan di lingkungan perusahaan seperti pengolahan limbah,
pengurusan kepersonaliaan, fasilitas
toilet, dan sebagainya.
f. Production Control and Export Import
Production Control and Export Import
merupakan satu-satunya divisi yang berwenang untuk mengatur penyediaan komponen untuk kebutuhan
produksi, mengatur heijunka produksi, menentukan rencana produksi melalui MRP ( Material
Requirement Plan ), menyuplai komponen ekspor dari warehouse ke line produksi, merencanakan
serta mengontrol sistem operasional logistik di seluruh plant, dan sebagainya. Sistem delivery Milk
Run yang akan dibahas lebih lanjut dalam tulisan ini pun sepenuhnya dikontrol oleh divisi ini.
f. Purchasing
33
Di dalam Direktorat Purchasinghanya terdapat satu divisi saja, yaitu Purchasing Division.
Divisi ini memiliki tugas untuk mencari referensi komponen / material yang akan digunakan untuk proses
produksi dengan harga yang murah dan berkualitas tinggi. Apabila harga penawaran telah disepakati, maka
divisi Purchasing
akan membuat PO (Purchase Order) yang dikirimkan kepada semua pemasok, dan penagihannya oleh
pemasok diteruskan langsung ke divisi Finance
36
O
1
PENGGERAK
BODI
38
Penggerak
Toyota Avanza
Tambahan
Belakang (FR)
Integral
Penggerak depan
(FF)
Daihatsu Taruna
Integral
Penggerak
Belakang (FR)
Suzuki Swift
Integral
Penggerak Depan
(FF)
Penggerak
(Pick Up)
Belakang (FR)
Penggerak
(Pick Up)
Belakang (MR)
Suzuki Baleno
Integral
Penggerak Depan
(FF)
Timor
Integral
Penggerak Depan
(FF)
10
Suzuki Katana
Honda Jazz
Penggerak
Tangga Profil U
Belakang (FR)
Integral
Penggerak Depan
(FF)
11
12
Suzuki Carry
Suzuki APV
Penggerak
Kotak Profil U
Belakang (MR)
Penggerak
39
Belakang (MR)
Keterangan :
FF : Front Engine Front Drive
FR : Front Engine Rear Drive
MR : Middle Engine Rear Drive
2.1.7 Atribut produk pada Toyota avanza yaitu Atribut produk mobil Toyota Avanza
yang diteliti terdiri dari : Desain Produk, Kualitas Mesin, Teknologi Produk, Suku
Cadang, Warna, Aksesoris dan Garansi
A.Desain produk
Pasar Indonesia menginginkan desain mobil yang bagus dengan daya tampung yang
besar. Toyota dengan produk MPV kecilnya Avanza menjadi pemimpin pasar terutama di
Indonesia, namun sejak diluncurkan pada tahun 2003 dengan berkembangnya zaman,
desain Avanza mulai tampak tertinggal dengan kompetitornya dengan desain yang lebih
fresh. Toyota berencana untuk mengeluarkan desain Avanza yang baru dalam menjawab
tantangan kompetitornya. Permasalahan yang dihadapi antara lain : desain yang kurang
menarik dan kurang mengikuti perkembangan tren mobil, jarak tanah dengan body mobil
yang terlalu tinggi sehingga terlihat kurang proporsional, lampu dan grill Avanza yang
menggunakan desain yang kurang sesuai dengan tren ketika disandingkan dengan
kompetitor. Untuk mencapai sebuah desain yang bisa bersaing dan mengikuti
40
perkembangan tren maka perlu dilakukan perubahan desain secara keseluruhan baik mayor
maupun minor. Avanza diharapkan dapat mempertahankan pangsa pasar Toyota Avanza dan
bersaing dengan desain kompetitor pada tahun 2015 dengan desain yang lebih baik. Dalam
mendesain diperlukan metode khusus yaitu melalui pengumpulan data, studi pustaka,
penelusuran masalah dan analisa.Pengumpulan data diperoleh dengan survei langsung,
wawancara, dan kuisioner, sedangkan studi pustaka diperoleh dari literatur, buku, majalah,
serta informasi melalu internet.Analisa yang telah dilakukan digunakan untuk mendukung
metode desain otomotif yaitu metode Kanzei untuk mendapatkan bentuk yang sesuai
dengan selera pasar saat ini. Setelah dicapai bentuk yang sesuai dengan tren desain 2015
akan dieksekusi bentuk mayor dan minor. Hasil akhir dari riset ini adalah desain mobil
Avanza yang sesuai dengan trend dan selera pasar 2015 dengan karakter Dynamic soul
yang mengaplikasikan bentuk yang minimalis dan dinamis sehingga akan menghadirkan
kesan ringan. Selain itu bentuk yang lebih dinamis akan memberikan kesan Avanza yang
lebih muda dan sesuai dengan selera masyarakat akan mobil keluarga yang bisa dipakai
bergaya.
B.Kualitas mesin
Mesin pada umumnya jarang diperhatikan oleh banyak orang. Pada jenis mobil ini,
ternyata pada pada mesin. Avanza didukung oleh kapasitas silinder mesin 1300cc (1.3 liter)
dan 1.500cc(1.5 liter) Toyota Avanza lebih banyak yaitu 8 palang . Dan ukurannya pun
berbeda Avanza 14 dan 15 inci.Toyota Avanza menduduki peringkat kedua untuk besarnya
tenaga yang dihasilkan, Toyota Avanza mampu mengeluarkan tenaga sebesar 104 HP
41
42
Toyota Avanza memiliki banyak peminat yang berikutnya adalah karena spare part
atau suku cadangnya sangat mudah di dapat.Hampir semua bengkel resmi ataupun nonresmi yang tersebar di seluruh Indonesia selalu menyediakan spare part mobil ini.
Meskipun harganya tidak bisa dibilang murah, tapi spare part atau suku cadang Toyota
Avanza dikenal memiliki kualitas yang cukup baik. Selain itu, dengan banyaknya bengkel
resmi yang tersebar tersebut (tidak hanya di kota-kota besar melainkan hingga di daerahdaerah), akses perbaikan atau service menjadi lebih mudah.Ini merupakan salah satu
pertimbangan ketika seseorang hendak membeli sebuah mobil.
43
44
mengecatnya lagi, Nah bagi anda yang memang pingin memodifikasi bagian dalam atau
interiornya juga tidak perlu khawatir.
Tabel 1.2 Volume penjualan mobil avanza dan xenia diindonesia pada tahun 20092012
TAHUN
MOBIL
Avanza
2019
2010
2011
2012
Jumlah
Xenia
100.065
43.409
141.799
65.901
168.000
76.200
204.740
135.739
463.404
321.249
Berdasarkan table 1.2 Volume penjualan industri otomotif di Indonesia pada tahun
2008 telah mengalami peningkatan disbanding tahun 2007,kemudian pada tahun 20009
volume penjualan industry otomotif penurunan sebesar 20,11 % menjadi 486.196 unit,pada
tahun 2010 kembali mengalami peningkatan volume penjualan yang sangat signifikan
mencapai 51,25 % yaitu sebanyak 764.716 unit.peningkatan kembali dilakukan 2011 dan
pada tahun 2012 penjualannya sudah mencapai 1.116 juta per uint.
Tabel 1.3 Pangsa pasar penjualan mobil berdasarkan merk pada tahun 2007-2012
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Brand
Toyota
Daihatsu
Mitsubishi
Suzuki
Honda
Nissan
Isuzu
Hino
Hyundai
2007
34,8 %
12,0 %
14,2 %
13,4 %
9,3 %
4,9 %
4,2 %
1,2 %
1,1 %
2008
34,9 %
12,8 %
14,4 %
12,0 %
8,6 %
5,5 %
4,2 %
1,0 %
0,6 %
45
2009
38,4 %
16,0 %
12,7 %
9,20 %
8,1 %
4,4 %
3,1 %
0,6 %
0,5 %
2010
36,8 %
11,5 %
13,9 %
9,3 %
8,0 %
4,9 %
3,2 %
0,5 %
0,6 %
2011
34,8 %
15,6 %
15,0 %
10,6 %
5,10 %
6,30 %
3,20 %
0,4 %
0,7 %
2012
36,3 %
15,9 %
13,3 %
11,3 %
6,20 %
8,40 %
5,12%
0,6 %
0,8 %
10
Lainnya
6,6 %
7,5 %
6,6 %
7,9 %
8,7 %
8,9 %
Berdasarkan tabel 1.3 terdapat Sembilan perusahaan yang menguasai pangsa pasar
yang menguasai pangsa pasar atau mempunyai angka penjualan tertinggi dipasar dalam
negeri,dari salah satu merek mobil yang memiliki pangsa pasar yang cukup besar yaitu
Toyota.toyota astra motor sebagai produsen tunggal mobil Toyota menempati urutan
pertama dalam tabel penjualan mobil secara nasional ,dan tetap menjadi market leader
disetiap tahun dibandingkan dengan para kompetitornya persaingan yang sangat kompetittif
membuat beberapa produsen mobil ini melakukan berbagai macam strategi dan
mengeluarkan berbagai macam varian produk agar mampu bersaing dengan para
competitor.toyota sampai saat ini tetap memimpin market share.
2.1.8 Pengaruh paling dominan terhadap keputusan pembelian pada mobil Toyota
Avanza
1.Popularitas brand sangat kuat: alasan mengapa Toyota Avanza banyak diminati yang
pertama adalah karena kuatnya brand Toyota di pasaran. Kondisi tersebut tentunya
membuat Avanza sangat dikenal atau populer di Indonesia. Kuatnya brand tersebut tentu
tidak bisa lepas dari keberhasilan Avanza menjadi salah satu pioner untuk jenis mobil Low
MPV di tanah air
2. Kapasitas penumpang: Alasan yang kedua adalah karena Avanza memiliki kapasitas
penumpang yang cukup banyak (7 penumpang). Memang tidak bisa dipungkiri jika
46
sebagian besar masyarakat Indonesia lebih suka pada jenis mobil yang memiliki kapasitas
banyak penumpang seperti MPV daripada mobil sedan ataupun mobil hatchback.
3. Harga terjangkau: Penyebab Toyota Avanza masih banyak diminati yang ketiga adalah
karena harganya terjangkau. Toyota Avanza dibanderol dengan rentang harga sekitar Rp160
hingga Rp200 Jutaan Kisaran harga tersebut adalah zona potensial yang banyak dilirik oleh
sebagian besar calon konsumen untuk segmen mobil Low MPV).
4. Mesin handal: hingga saat ini, kualitas mesin yang dimiliki oleh Toyota Avanza terbukti
cukup handal di kelasnya. Itu sebabnya, mengapa dari dulu hingga sekarang Toyota Avanza
masih saja memiliki banyak peminat.Bahkan beberapa kali sempat menjadi mobil terlaris
dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia.
5. Kualitas bodi: meskipun kualitas bodi (plat) yang digunakan pada Toyota Avanza bukan
yang paling istimewa, tapi setidaknya kualitas plat yang digunakan untuk membalut bodi
Avanza masih tergolong lebih baik dari kualitas bodi saudara kembarnya. Begitu juga
dengan kualitas komponen pendukung lain, Avanza masih tergolong lebih unggul. Itu
sebabnya, banyak orang yang lebih condong untuk memilih Avanza meskipun dari sisi
harga, harga Avanza sedikit lebih mahal terutama untuk varian Avanza veloz.
6. Spare part (suku cadang) mudah didapat: faktor yang menjadi penyebab mengapa Toyota
47
Avanza memiliki banyak peminat yang berikutnya adalah karena spare part atau suku
cadangnya sangat mudah di dapat. Hampir semua bengkel resmi ataupun non-resmi yang
tersebar di seluruh Indonesia selalu menyediakan spare part mobil ini. Meskipun harganya
tidak bisa dibilang murah, tapi spare part atau suku cadang Toyota Avanza dikenal memiliki
kualitas yang cukup baik. Selain itu, dengan banyaknya bengkel resmi yang tersebar
tersebut (tidak hanya di kota-kota besar melainkan hingga di daerah-daerah), akses
perbaikan atau service menjadi lebih mudah.Ini merupakan salah satu pertimbangan ketika
seseorang hendak membeli sebuah mobil.
7. Harga Jual kembali: minat masyarakat yang begitu besar serta brand yang sudah sangat
populer, kedua fakta tersebut tentunya berimbas pada kestabilan harga resale Toyota Avanza
di pasaran.Hal ini umumnya juga selalu menjadi salah satu pertimbangan penting ketika
seseorang berniat membeli sebuah mobil baru. Sebab tidak menutup kemungkinan mereka
akan menjualnya kembali suatu saat, entah karena butuh uang ataupun karena bosan dan
ingin ganti dengan yang baru.
48
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
a. PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia adalah salah satu perusahaan otomotif
terbesar di Indonesia. PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (yang dulunya dikenal
dengan nama PT. Toyota-Astra Motor) sebagai industri papan atas di Indonesia tentunya
sudah memiliki sistem kerja dan sistem manajemen yang sudah jelas pula.
b. Tujuan dari sistem produksi Just in Time ini adalah mengurangi ongkos
produksi dan meningkatkan produktivitas total industri secara keseluruhan
dengan cara menghilangkan pemborosan (waste) secara terus menerus
49
1.
2.
3.
4.
Improvement)
5.
Penyempurnaan kualitas produk (Product Quality Perfection)
6.
Respek terhadap semua orang/karyawan (Respect to People)
7.
Mengurangi segala bentuk ketidak pastian (Seek to Eliminate Contigencies)
8.
Perhatian dalam jangka panjang
d. Atribut produk pada Toyota avanza yaitu Atribut produk mobil Toyota
Avanza yang diteliti terdiri dari : Desain Produk, Kualitas Mesin, Teknologi
Produk, Suku Cadang, Warna, Aksesoris dan Garansi
e. Pengaruh paling dominan terhadap keputusan pembelian pada mobil Toyota
Avanza:
1.Popularitas brand sangat kuat
2. Kapasitas penumpang
3. Harga terjangkau
4. Mesin handal
5. Kualitas bodi
6 .Spare part (suku cadang) mudah didapat
7. Harga Jual kembali
3.2 Saran
a. Sebaiknya Perusahaan Toyota Motor Manufacturing Indonesia system kerja
manajemen kerja harus lebih ditingkatkan lagi dan lebih diperbaiki lagi
b. Dalam segi teknis untuk mengetahui kelayakan atas investasi sebuah
proyek,dan efisiensi dan menekan biaya produksi Toyota yaitu
A.Mengurangi Development Cost yang tinggi, dengan memindahkan proses yang
ada di supplier di
pindahkan ke intern Divisi Engineering, Departement Product Engineering No.1,
Seksi Styling Development.
50
mobil
ini
melakukan
berbagai
macam
strategi
dan
51
DAFTAR PUSTAKA
Universitas pendidikan Indonesia/repository.upi.edu/perpustakaan.upi.edu
See more at: http://charis7512.blogspot.com/2014/12/jenis-bodimobil.html#sthash.QNFAdhx1.dpuf
http://www.toyota-id.com/2016/02/mobil-terlaris-toyota-sepanjang-tahun.html
52