Anda di halaman 1dari 35

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE UNTUK

PENINGKATAN KUALITAS MANAJEMEN LAYANAN

PADA BAGIAN PENJUALAN PT INDONESIA EPSON

INDUSTRY

Disusun Oleh :
RADEN ZAKA A 11190198
MUHAMMAD GAGAH 11190512
ARDIAN DHANY P 11190490
ACHMAD SUBAGJA 11190157
MUHAMMAD ALVIN 11190259

Kelas : 11.6A.11

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMATIKA

FAKULTAS SISTEM INFORMASI

UNIVERSITAS NUSA MANDIRI

BEKASI
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1. Latar Belakang........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................3
1.3. Batasan Masalah......................................................................................3
1.4. Tujuan Penulisan.....................................................................................3
1.5. Manfaat Penelitian..................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI.....................................................................................4
2.1. Enterprise Architecture..........................................................................4
2.2. TOGAF.....................................................................................................4
2.3. Metodologi Penelitian..............................................................................7
BAB III PEMBAHASAN...........................................................................................9
3.1. Preliminary Phase...................................................................................9
3.2. Requirements Management..................................................................10
3.3. Phase A: Architecture Vision...............................................................12
3.4. Phase B: Business Architecture............................................................17
3.5. Phase C: Information System Architecture........................................21
3.6. Phase D: Technology Architecture......................................................27
BAB IV PENUTUP...................................................................................................31
4.1. Kesimpulan............................................................................................31
4.2. Saran.......................................................................................................31

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

PT. Epson Indonesia yang bernama resmi PT. Indonesia Epson Industry

merupakan anak perusahaan dari Seiko Epson Coorporation yang berdiri di

Indonesia. Perusahaan ini bergerak dalam bidang pemasaran serta penjualan dari

produk-produk Epson dan sudah bekerja mulai pada tanggal 1 Oktober 2000.

Dalam era globalisasi dan perkembangan teknologi yang sangat pesat ini,

perindustrian juga turut mengalami kemajuan pesat. Kemajuan ini mendorong

munculnya banyak persaingan, apalagi menjelang era pasar bebas persaingan yang

harus dihadapi bukan hanya dengan sesama perusahaan di dalam negeri tetapi

juga dengan perusahaan dari luar negeri.

Seiring dengan perkembangan telekomunikasi dan komputerisasi maka

industri-industri pendukungnya juga mengalami perkembangan yang cukup besar

salah satunya adalah industri printer yang banyak melibatkan nama-nama

perusahaan besar. Penggunaan printer menjadi bagian yang tak terelakan lagi

karena merupakan bagian penting untuk kelengkapan kebutuhan dan kenyamanan

pengguna PC (Personal Computer). Maka dari itu kualitas dan teknologi dalam

industri printer ini dituntut untuk terus bersaing untuk menghadapi persaingan dan

mempertahankan kepercayaan diberikan konsumen.

PT. Indonesia Epson Industry (IEI) selaku perusahaan yang bergerak

dalam industri printer, sangat mengetahui pentingnya arti dari kualitas suatu

produk, hal itu dapat dilihat pada salah satu filosofi perusahaan yaitu memberikan

kepuasan kepada pelanggan yang berarti perusahaan tahu bahwa pelanggan tidak

mentolerir kecacatan sedikit pun. Oleh sebab itu IEI membuat Departement
1
pengawasan kualitasnya, yaitu CSQA (Customer Satisfaction Quality Assurance)

terpisah dari departmen produksinya, agar mutu dapat langsung terkontrol oleh

perusahaan, untuk penyimpangan-penyimpangan yang terjadi baik sebelum

produk diproduksi, pada saat produksi, sampai produk siap diluncurkan

kepasaran. Tujuannya agar semakin sedikit produk cacat yang diterima pelanggan,

sehingga semakin sedikit komplain yang diterima perusahaan dari pelanggan,

maka loyalitas pelanggan terhadap produk akan bertambah, yang berarti margin

keuntungan perusahaan akan meningkat pula.

Mengingat pentingnya pengembangan SI/TI maka PT Epson perlu

membuat perencanaan arsitektur enterprise pengembangan SI/TI sebagai acuan.

Untuk itu, diusulkan sebuah perencanaan arsitektur enterprise menggunakan

kerangka kerja The Open Group Architecture Process (TOGAF). Sesuai dengan

kerangka kerja TOGAF, langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini

dimulai dari pra-proses (persiapan), pengelolaan kebutuhan bisnis, penggambaran

arsitektur TOGAF, dan diakhiri dengan pembuatan arsitektur pada tiga tingkatan

yaitu bisnis, sistem informasi, dan teknologi (Josey, 2009). Outcome dari

penelitian ini berupa dokumen perencanaan arsitektur enterprise dengan konten

antara lain: arsitektur bisnis, arsitektur sistem informasi, arsitektur teknologi,

peluang dan solusi migrasi, tata kelola dan arsitektur manajemen perubahan. Dan

diharapkan perencanaan arsitektur enterprise menggunakan kerangka kerja

TOGAF ini dapat meningkatkan kualitas manajemen layanan penjualan PT

Epson.

2
1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana merencanakan arsitektur enterprise untuk meningkatkan

kualitas manajemen layanan penjualan di PT Epson.

1.3. Batasan Masalah

Untuk menjaga ruang lingkup pengerjaan, maka penelitian ini memiliki

beberapa batasan permasalahan sebagai berikut:

1. Ruang lingkup bisnis yang menjadi obyek penelitian adalah layanan yang ada

bagian Administrasi Penjualan PT Epson.

2. Pada Penelitian ini kerangka kerja yang digunakan adalah Kerangka Kerja

TOGAF.

1.4. Tujuan Penulisan

Membuat dokumen perencanaan arsitektur enterprise untuk meningkatkan

kualitas manajemen layanan penjualan di PT Epson menggunakan kerangka kerja

TOGAF.

1.5. Manfaat Penelitian

Memudahkan proses pengembangan SI/TI pada bagian Administrasi

Penjualan PT Epson, sehingga dapat meningkatkan kualitas manajemen layanan

penjualannya.

3
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Enterprise Architecture

Enterprise adalah sekumpulan organisasi atau pemerintah yang memiliki

tujuan yang sama. Architecture bisa dikatakan berarti untuk perusahaan atau

organisasi bisa menggambarkan bangunan dan struktur lainnya, gaya desain dan

metode konstruksi bangunan dan sturuk fisik yang lainnya. Enterprise architecture

adalah kumpulan metode, prinsip, dan model yang membantu untuk mendisain dan

merealisasikan struktur organisasi, proses bisnis, sistem informasi dan infrastruktur

pada perusahaan. Tujuan utama adalah memujudkan keselarasahan bisnis dengan

teknologi informasi. Enterpise architecture menghasilkan sebuah gambar biru atau

blue print untuk mengorganisasi semua proses bisnis enterpise, teknologi-teknologi

pendukung, dan informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan (The OpenGroup,

2011).

2.2. TOGAF

The Open Group Architecture Framework (TOGAF) adalah framework yang

dikembangkan pada tahun 1995 yang umum digunakan dalam membangun

enterprise architecture yang dibuat oleh “The Open Group”. TOGAF menyediakn

metodologi (metode dan alat) untuk membantu proses produksi, penerimaan,

pemeliharaan dan penggunaan dari enterprise architecture. TOGAF dibangun

bedasarkan model proses iterative yang didukung oleh best practice dan rausable set

dari aset arsitektur yang ada (Open Group, 2009).

TOGAF digunakan untuk mengembangkan arsitektur perusahaan, di mana

4
terdapat metode dan alat terperinci untuk membangun, mengimplementasikan,

dan memelihara arsitektur perusahaan, inilah yang membedakannya dari kerangka

arsitektur perusahaan lainnya (Murpratiwi et al., 2016).

Gambar 1 TOGAF Framework

Seperti pada Gambar 1, TOGAF terbagi menjadi beberapa tahapan yaitu

(Aryani & Assegaff, 2017):

1. Preliminary: Pada fase ini merupakan fase awal dari TOGAF yang memiliki

tujuan yaitu, untuk menentukan prinsip-prinsip sebagai arahan pengembangan

arsitektur dan mengidentifikasikan 5W+1H.

2. Requirements Management: Fase ini merupakan fase kedua setelah phase

preliminary. Pada fase ini bertujuan untuk menganalisis dan mengelola segala

kebutuhan dari organisasi dan user, serta mengidentifikasi masalah yang

dihadapi oleh organisasi dan memberikan solusinya.

3. Phase A – Architecture Vision: Fase ini akan menjelaskan atau

menggambarkan profil organisasi, struktur organisasi dan jabatannya, visi

misi organisasi, serta analisis bisnis organisasi diusulkan.

4. Phase B – Business Architecture: Pada fase ini akan menjelaskan atau


5
menggambarkan rancangan arsitektur bisnis yang diusulkan kepada

6
organisasi, melakukan analisis kesenjangan, menentukan penggunaan tools

serta teknik yang akan digunakan.

5. Phase C – Information System Architecture: Fase ini memiliki tujuan sebagai

perancangan arsitektur sistem informasi yang diusulkan, arsitektur ini

meliputi 2 (dua) domain yaitu data dan aplikasi.

6. Phase D – Technology Achitecture: Fase ini bertujuan untuk menyusun

rancangan arsitektur teknologi yang digunakan sebagai dasar implementasi

jaringan, perangkat lunak dan perangkat keras.

7. Phase E – Opportunities and Solutions: Pada fase ini bertujuan untuk

menganalisis pemodelan yang telah dirancang dengan menggunakan GAP

analisis. Fungsi dari analisis ini untuk memetakan komponenkomponen yang

terdapat pada arsitektur bisnis, teknologi dan sistem informasi dengan tujuan

agar dapat ditentukan peluang dan solusinya.

8. Phase F- Migration Planning: Pada fase ini untuk menentukan perencanaan

migrasi dari sistem yang lama ke sistem yang baru, dan menentukan urutan

implementasi dari rancangan aplikasi yang diusulkan serta roadmap dari

setiap rancangan aplikasi yang diusulkan.

9. Phase G – Implementation Governance: Tahapan ini bertujuan untuk

Menyusun suatu laksana implementasi, termasuk menyusun dan

memformalisasi tim, menyusun manajemen proyek, membuat suatu

manajemen komunikasi dari proyek, dll.

10. Phase H – Architecture Change Management: Pada fase ini merupakan

penting dari kerangka kerja TOGAF karena prasarana TI akan terus

berkembang menyesuaikan dengan kebutuhan bisnis yang ada. Tujuan dari

fase ini adalah untuk memastikan bahwa arsitektur telah mencapai target

7
bisnis dan untuk memastikan jika terjadi perubahan pada arsitektur sehingga

dapat dikelola sesuai dengan prosedur.

TOGAF ADM adalah sebuah metode pengembangan arsitektur dan

menyediakan langkah – langkah pendekatan serta pedoman untuk melaksanakan

langkah – langkah yang akan dikerjakan. TOGAF ADM juga mendeskripsikan

sebuah metode untuk merancang sebuah enterprise architecture dan memrancang

inti dari TOGAF. Tujuan TOGAF ADM mengintegrasikan dokumen-dokumen

yang ada pada TOGAF seperti aset arsitektur lainnya untuk memenuhi kebutuhan

bisnis dan TI dari perusahaan (Open Group, 2009).

2.3. Metodologi Penelitian

Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini antara lain:

Gambar 2 Kerangka Pikir

Penjelasan dari Gambar 2 kerangka pikir diatas adalah sebagai berikut:

1. Pada tahap awal kita melakukan studi literatur untuk pemahaman terhadap

teoriteori pendukung, penelitian terdahulu seperti jurnal yang terkait dengan

tema penelitian yang dilakukan. Hal ini dilakukan agar dapat memiliki

8
gambaran bagaimana melakukan penelitian.

2. Pada tahap kedua kita akan mengumpulkan data melalui beberapa metode,

yaitu wawancara, dan observasi. Tujuan pengumpulan data disini adalah

untuk mengumpulkan informasi dan data yang dibutuhkan untuk mendukung

penelitian ini.

3. Pada tahap ketiga, kita akan menggunakan tahapan kerangka kerja TOGAF

untuk membuat rancangan arsitektur enterprise.

4. Pada tahap keempat, merupakan tahapan terakhir dari kerangka penelitian

dari tahapan-tahapan yang sudah dilalui dan menghasilkan blueprint

enterprises (cetak biru) untuk rancangan arsitektur pada PT Epson.

9
BAB III

PEMBAHASAN

Pada bagian enterprise architecture ini menghasilkan sebuah rancangan

sistem informasi yang dapat mengatur proses penjualan menjadi lebih efesien dan

mudah, serta terhubung dalam suatu jaringan dengan menggunakan kerangka

kerja sistem informasi yaitu kerangka kerja TOGAF ADM yang dimulai dari

Preliminary Phase, Requirements Management, Architecture Vision, Business

Architecture, Information System Architecture, Technnology Architecture.

3.1. Preliminary Phase

Fase ini merupakan fase tahap awal untuk menentukan ruang lingkup

enterprise architecture (EA) yang akan dikembangkan serta menentukan

komitmen kedepannya dalam manajemen pengembangan EA. Langkah-langkah

yang dilakukan dijelaskan pada bagian dibawah ini.

3.1.1. Mendefinisikan ruang lingkup dari organisasi EA

Pendefinisian ruang lingkup dari organisasi EA dilakukan dengan

menggunakan metode value chain analysis dan observasi pada website internet,

seperti tampak pada Gambar 3.

10
Gambar 3 Value Chain Organisasi Penjualan

11
3.1.2. Menentukan Tools Arsitektur

Menentukan tools arsitektur dengan memilih tools modeling bisnis dan

data. Tools yang digunakan selama menyusun EA sebagai berikut:

1. Unified Modeling Languange (UML).

3.2. Requirements Management

Requirements Management bertujuan untuk membuat tempat proses

pengelolaan kebutuhan arsitektur sekitar fase pada siklus ADM. Cakupan tahap

ini dapat dilihat pada bagian dibawah ini.

3.2.1 Melakukan identifikasi bisnis inti organisasi

Identifikasi bisnis dilakukan dengan menggunakan metode value chain

analysis dan observasi pada website internet struktural organisasi penjualan. Hasil

identifikasi bisnis dapat dilihat pada gambar 3.

3.2.2 Melakukan identifikasi isu organisasi

Identifikasi isu organisasi dilakukan dengan cara observasi dan observasi

pada website internet struktural organisasi penjualan. Adapun uraiannya terdapat

pada Tabel 1.

12
Tabel 1 Identifikasi Isu Organisasi

No Aktivitas Permasalahan Tolak Ukur


1 Pembuatan produk printer dan tinta Bahan pembuatan Proses pembuatan
produk
2 Seleksi kelayakan produk Selektif produk jadi Proses seleksi
3 Penilaian hak paten dan kelayakan Pembuatan produk Proses produk
sudah jadi
4 Produk sudah bisa digunakan Efisiensi waktu rilis
Pelaksanaan
produk penjualan
5 Produk disebarkan ke gudang Produk dikirimkan Pelaksanaan
pengiriman barang
6 Melakukan penginputan produk Produk dalam proses Penginputan data ke
input data server
7 Melakukan uji coba produk sebelum Produk dalam uji coba Proses uji coba
dipasarkan
8 Produk mulai dipasarkan kebeberapa Pengedaran produk Pelaksanaan
daerah, kota, provinsi, dan negara penjualan
9 Produk siap diperjual belikan kepada Penjualan produk Proses transaksi jual
konsumen yang baru beli
10 Penanganan keluhan dan servis produk Permasalahan yang Pendataan keluhan
terjadi pada produk konsumen
atau servis kesalahan
software
11 Pembuatan laporan penjualan produk Laporan produk Proses input laporan
penjualan saat ini

3.2.3 Membuat konsep solusi

Konsep solusi dibuat dengan membuat konsep solusi bisnis dan konsep

solusi sistem informasi (SI) berdasarkan isu organisasi saat ini, Adapun uraiannya

terdapat pada Tabel 2.

13
Tabel 2. Konsep Solusi Bisnis dan Sistem Informasi

No Aktivitas Permasalahan Solusi Bisnis Solusi SI


1 Pembuatan produk printer dan Bahan pembuatan Mencari e-Commarce
tinta produk bahan
cadangan jika
sudah habis
2 Seleksi kelayakan produk Selektif produk Melakukan uji System AI
jadi coba produk
pada dengan
bantuan
komputer
3 Penilaian hak paten dan Pembuatan produk Menambahkan e-Verification
kelayakan sudah jadi label produk
dan hak paten
4 Produk sudah bisa digunakan Efisiensi waktu Automasi e-Announcement
rilis produk penyesuaian
produk
5 Produk disebarkan ke gudang Produk dikirimkan Automasi Ekspedisi
pengiriman
produk
6 Melakukan penginputan Produk dalam Automasi data System
produk proses input data produk Komputerisasi
7 Melakukan uji coba produk Produk dalam uji Automasi uji System AI, SDM,
sebelum dipasarkan coba coba Software
kelayakan
produk
8 Produk mulai dipasarkan Pengedaran produk Automasi e-Businnes
kebeberapa daerah, kota, pemasaran
provinsi, dan negara produk
9 Produk siap diperjual belikan Penjualan produk Automasi e-Commerce
kepada konsumen yang baru penjualan
produk
10 Penanganan keluhan dan Permasalahan yang Automasi e-HelpDesk
servis produk terjadi pada produk penanganan
atau servis keluhan
kesalahan software
11 Pembuatan laporan penjualan Laporan produk Automasi Microsoft Excel
produk penjualan saat ini penyesuaian
laporan

3.3. Phase A: Architecture Vision

Menciptakan keseragaman pandangan mengenai pentingnya enterprise

architecture untuk mencapai tujuan organisasi yang dirumuskan dalam bentuk

strategi serta menentukan lingkup dari arsitektur yang akan dikembangkan.

Langkah- langkah yang dilakukan dalam tahapan ini dapat dilihat pada bagian

dibawah ini.
14
3.3.1 Identifikasi Stakeholder Dan Kebutuhan Bisnis

Identifikasi stakeholder dan kebutuhan bisnis meliputi (1) profil

organisasi, (2) visi dan misi organisasi, dan (3) tujuan dan sasaran bisnis

organisasi.

1. Profil Organisasi
Bertindak sebagai pelopor printer digital ringan berdesain ringkas pertama

di dunia hingga menghadirkan jam quartz pertama, Epson tak pernah berhenti

menghasilkan produk dan layanan inovatif berbekal teknologi efisien, praktis,

dan dengan presisi tinggi.

Sebagai pemain teknologi terdepan dunia, Epson menciptakan dan

menawarkan solusi teknologi baik untuk konsumen bisnis dan individu, mulai

dari printer inkjet dan sistem cetak digital hingga proyektor 3LCD, kacamata

pintar, sistem pengindraan, dan robot industri. Epson berfokus untuk terus

mendorong inovasi dan melampaui ekspektasi konsumen terhadap produk dan

layanan inkjet, komunikasi visual, teknologi wearable, dan robotik. 

Epson telah hadir di Asia Tenggara selama lebih dari 30 tahun. Dengan

kantor pusat regional di Asia Tenggara, Epson memiliki jaringan infrastruktur

yang lengkap mulai dari gerai layanan, pusat solusi, dan fasilitas produksi untuk

mendukung kebutuhan pelanggan di kawasan ini.

Di Indonesia, PT Epson Indonesia dibentuk pada Oktober 2000 sebagai

perwakilan penjualan Seiko Epson Corporation yang berkedudukan di Jepang.

Berkantor di Jakarta, Epson Indonesia memiliki jaringan layanan yang luas di

114 kota-kota Indonesia. Hingga kini, Epson terus melampaui ekspektasi

pelanggan melalui  rangkaian produk lengkap yang menawarkan presisi tinggi

dan energi yang efisien.

15
2. Pendefinisian Visi Dan Misi

Visi:

Memberikan kontribusi bagi pengembangan dan kemajuan

masyarakat, melakukan inovasi dalam setiap bidang teknologi agar

menghasilkan daya cipta dan berjasa bagi kemajuan teknologi,

sekaligus mencapai kebersamaan dan kemakmuran global yang

nyata.

Misi:

Menjadi perusahaan atau pabrik printer yang terbesar dan terkuat

di dunia. Selalu fleksibel dalam menghadapi perubahan produksi.

Meningkatkan daya saing dalam sumber daya manusia, biaya,

kualitas, dan pengiriman.

3. Pendefinisian Tujuan Dan Sasaran

16
Tujuan Sasaran
1. Menghasilkan pengembangan 1. Ada berbagai pengembangan dan
perusahaan dan inovatif ipteks inovatif ipteks dipublikasikan dalam
sesuai teknologi masa depan. media masa atau dalam jurnal
terakreditasi nasional maupun
internasional.
2. Terdaftarnya sejumlah perusahaan
dengan teknologi dan hak intelektual
lainnya.
2. Menghasilkan suatu penjualan 1. Perusahaan memiliki multiple
standar mutu barang bersertifikat. intelligences yang siap bersaing dalam
penjualan pasar global
2. Perusahaan berjiwa entrepreneur dan
siap mengembangkan usaha secara
mandiri
3. Perusahaan tangguh, ulet dan kreatif
dalam mengembangkan penjualan
3. Meningkatkan kualifikasi dan 1. Sumber daya manusia memiliki
kompetensi Sumber Daya kualifikasiakademik tertinggi sesuai
Manusia. bidang
2. Sumber daya manusia memiliki
kompetensi profesional dalam
bidangnya
4. Menjadi perusahaan yang produktif 1. Memiliki corporate yang sehat dengan
tinggi bercitra positif dan program dan unit kerja yang memiliki
terkenal. standar mutu bersertifikat
2. Memiliki atmosfir akademik yang
kondusif dan produktif dengan karya
unggul
3. Memiliki inkubator/puat bisnis
berbasis perusahaan untuk
meningkatkan kinerja, produktivitas
dan kesejahteraan lembaga

5. Meningkatkan kerjasama dan 1. Memiliki kerjasama yang produktif


pencitraan penjualan. dengan berbagai pihak perusahaan,
baik di dalam maupun di luar negeri
2. Menjadi lembaga bercitra positif dan
terkenal
6. Meningkatkan pemberdayaan 1. Terciptanya masyarakat yang melek
ipteks bagi perusahaan. dengan produk epson
2. Peningkatan kualitas hidup
masyarakat melalui penerapan ipteks

3.3.2 Memastikan Stakeholder Organisasi

Langkah ini dilakukan dengan cara membuat organization decomposition

diagram dan membuat stakeholder map matrix yang terdapat pada Tabel 3.

17
Tabel 3. Stakeholder Map

Stakeholder Involvement Class


Owners Unsur yang mempunyai Keep Informed
sebuah perusahaan yang
berfungsi untuk mendanai
perusahaan
Leader Unsur pelaksana pemimpin Keep Consulted
yang berfungsi mengatur
semua kegiatan pembuatan
produk
Customer Unsur pembeli yang Keep Satisfied
berfungsi membeli produk
yang di pasarkan
Suppliers Unsur pelaksana teknis Keep Informed
dibidang bahan mentah
berfungsi untuk
menyiapkan semua jenis
bahan yang dibutuhkan
Management Unsur pelaksana dibidang Keep Consulted
manajemen yang berfungsi
untuk mengatur manajemen
perusahaan
Marketing Unsur pelaksana dibidang Keep Satisfied
pemasaran produk
Sales Unsur pelaksana dibidang Keep Satisfied
penjualan produk

3.3.3 Membuat Matriks Peran Dan Tanggung Jawab

Matriks peran dan tanggung jawab stakeholder terhadap organisasi dapat

dilihat pada Lampiran 1.

Lampiran 1. Peran dan Tanggung Jawab

No Stakeholder Owner Leader Customer Supplier Management Marketing Sales


Aktvitas
1 Pembuatan I R C
Produk
2 Seleksi Produk I R I
3 Penilaian I R A
Produk
4 Produk Jadi I R I A I
5 Produk dikirim I I C C I
ke gudang
6 Penginputan I A I A
Produk
7 Uji coba I R C
18
Produk
8 Produk I I I A R
dipasarkan
9 Produk I I I A R R
diperjual
belikan
10 Penanganan I R R I
Keluhan
11 Pembuatan I R
Laporan

3.3.4 Membuat Konsep Diagram Solusi

Konsep diagram solusi yang dibuat, seperti tampak pada Gambar 4.

Gambar 4. Solution Concept Diagram

3.4. Phase B: Business Architecture

Pada tahap ini mengembangkan sasaran bisnis arsitektur dengan

menggambarkan bagaimana arsitektur bisnis organisasi saat ini dan kedepannya

pada arsitektur yang ada, selanjutnya menyusun strategi bagaimana mencapai

tujuan bisnis dan mencapai tujuan strategis yang telah ditetapkan. Berikut yang

19
harus disusun pada tahap business architecture:

3.4.1 Pengembangan Arsitektur Bisnis Saat Ini & Kedepannya

Penggambaran proses bisnis organisasi saat ini dilakukan dengan cara

modeling business dengan Visual Studio Code. Penjelasan tentang masing-masing

proses bisnis organisasi sebagai berikut:

1. Arsitektur Produk

2. Arsitektur Penjualan

20
Sedangkan langkah-langkah dalam pengembangan arsitekturnya adalah

sebagai berikut:

1. Menggambarkan informasi yang dibutuhkan untuk mendukung satu atau

lebih layanan bisnis seperti pada Gambar 5

21
Gambar 5. Business Service/Information System

2. Menjabarkan proses bisnis terhadap fungsi bisnis organisasi pada functional

decomposition diagram yang dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Functional Decomposition Diagram

3. Mendefinisikan cara layanan bisnis mendukung proses bisnis perusahaan

22
dalam kontribusi untuk pencapain tujuan dan sasaran bisnis. Definisi ini dapat

dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Goal and Objective Diagram


3.5. Phase C: Information System Architecture

Tahap ini lebih menekankan pada aktivitas bagaimana arsitektur sistem

informasi dikembangkan. Pendefinisian arsitektur sistem informasi dalam tahap

ini meliputi arsitektur data dan arsitektur aplikasi yang akan digunakan oleh

organisasi. Ada dua langkah dalam fase ini, yang dapat dikembangkan baik secara

berurutan atau bersamaan, yaitu (1) arsitektur data, dan (2) arsitektur aplikasi.

3.5.1 Arsitektur Data

A. Mendefinisikan arsitektur data saat ini

Arsitektur saat ini didefinisikan dengan mengidentifikasi entitas bisnis saat

ini berdasarkan tiap-tiap proses bisnis yang telah didefinisikan pada value chain

layanan administrasi penjualan.

B. Mengembangkan arsitektur data masa depan

Pengembangan arsitektur masa depan dilakukan dengan langkah-langkah


23
sebagai berikut:

1. Memetakan hubungan antara entitas data dengan komponen aplikasi, seperti

tampak pada Tabel 4.

Tabel 4. System Data Matrix

Data
Application Components Data Entity Data
Entity Type
Data Customer Customer Master
Data Pembelian Pembelian Transaksi
Data Riwayat Riwayat Pencarian Transaksi
Pencarian
Data Acount Acount Master &
Customer Customer Transaksi
Data Pembatalan Transaksi
Pembatalan
CRM Data Transaksi Transaksi Transaksi

Data Pembayaran Pembayaraan Transaksi


Data Admin Admin Master
Data Keluhan Keluhan Transaksi
Data Riview Produk Riview Produk Transaksi
Data Keuangan Keuangan Transaksi
e-Business Data Produk Produk Master
Data Pembuatan Produk Pembuatan Produk Master &
Transaksi
Data Produk Produk Master

e-Commarce Data Transaksi Transaksi Transaksi


Data Deskripsi Produk Deksripsi Produk Transaksi
Data Faktur Faktur Transaksi
Pembelian Pembelian
e-Verification Data Uji Coba dan Hak Legalisir Transaksi
Paten produk
e-HelpDesk Data Keluhan Keluhan Transaksi
e-EPDP Data Laporan Penjualan EPDP Transaksi

2. Menggambarkan hubungan entitas data menggunakan class diagram:

a. Penjualan PT Epson

24
3.5.2 Arsitektur Aplikasi

A. Mendefinisikan Arsitektur Aplikasi Saat Ini

Arsitektur aplikasi saat ini didefinisikan dengan cara melakukan

pencatatan aplikasi-aplikasi yang digunakan untuk layanan penjualan. Definisi ini

dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Aplikasi Saat Ini

No. Nama Aplikasi Fungsionalitas


Pembuatan akun baru bagi pengguna yang belum membuat
1 Registrasi akun pada sistem informasi produk PT Epson

2 Login User Melakukan penginputan data user untuk memasuki sistem


informasi dengan cara mengisi email dan password
3 Katalog Produk Aplikasi online untuk melihat berbagai macam produk dari
PT Epson

25
4 Checkout Aplikasi online untuk melakukan proses pembelian barang
yang ingin dibeli
5 Penilaian Produk Aplikasi entry nilai produk
Aplikasi untuk layanan bantuan, masukan atau keluhan
6 Service dari pihak pengguna kepada customer service jika
terdapat kendala yang dialami
7 EPDP Aplikasi laporan data penjualan PT Epson

B. Mengembangkan Arsitektur Aplikasi Masa Depan

Pengembangan arsitektur aplikasi masa depan dilakukan dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

1. Memetakan hubungan antara aplikasi dengan proses bisnis dalam organisasi

pada Role/Function Matrix, seperti tampak pada Tabel 6.

Tabel 6. Role/Function Matrix

Role/Function Matrix
Application
Business Process CRM e- e-Commarce e-
Business EPDP
Registrasi Account X

Login Customer X

Produk X X
Proses Checkout X X

Proses Transaksi X X
Proses Pembayaran X X

Penilaian Produk X X
Account Admin X

Pembuatan Produk X

Penanganan Keluhan X
Penjualan
Pengelolaan Laporan X
EPDP

2. Mendefinisikan fungsionalitas sistem, seperti tampak pada Tabel 7.

26
Tabel 7. Fungsionalitas Sistem

Nama Aplikasi Fungsionalitas


CRM adalah customer relationship management strategis bisnis
tang memadukan proses, manusia, dan teknologi. Dimana
CRM aplikasi ini mengedepankan pengguna atau customer dimana
semua data customer tersimpan disini.
e-Business e-Business merupakan aplikasi yang menentukan
pembuatan produk dari bahan mentah ke bahan jadi, dimana
semua deskripsi dari produk ini ada dari banyaknya produk,
merk produk, spesifikasi produk, harga, dll.
e-Commarce merupakan aplikasi yang berkaitan dengan
e-Commarce layanan penjualan yang meliputi: data penjualan, data produk,
data pembelian, data riview, deskripsi produk, transaksi,
checkout dll.
e-EPDP e-EPDP merupakan aplikasi yang digunakan untuk
menyediakan kebutuhan pelaporan ke pihak penjualan.

3. Menggambarkan fungsi aplikasi menggunakan Use Case Diagram.

a. Katalog Produk

Berdasarkan solution concept diagram, maka dapat dilakukan proses

27
pemetaan komponen infrastruktur yang mengacu pada Technical Reference

Model (TRM) TOGAF terlihat pada Gambar 8:

Gambar 8. Technical Reference Model (TRM) TOGAF

Berikut pemetaan komponen infrastruktur yang mengacu pada Technical

Reference Model (TRM) TOGAF:

1. Infrastructure Application

Infrastructure Application terdiri dari Application Server, Web Server dan

Database Server.

2. Business Application

Sebagai aplikasi untuk keperluan bisnis yang diperuntukan untuk keperluan

rancangan arsitektur enterprise berbasis TOGAF.

3. Spesifikasi Komponen

a. Graphics dan Image


b. Data Management
c. Data Interchange
d. User Interface
e. International Operations
f. Location & Directory
g. Transaction Processing
h. Security
i. Software Engineering
j. System & Network Management
28
4. Operating System Services

Dekstop: Windows 8 dan 10 Professional Servers: Windows Server 2003 dan

Ubuntu

5. Network Service

Aplikasi yang berjalan pada lapisan aplikasi jaringan, yang menyediakan

penyimpanan data, manipulasi, presentasi, komunikasi dan kemampuan lainnya.

6. Communication Infrastructure

Infrastruktur jaringan terdiri dari LAN, Wireless dan Internet.

3.6. Phase D: Technology Architecture

Membangun arsitektur teknologi perusahaan yang diinginkan, dimulai

dari penentuan jenis kandidat teknologi yang diperlukan dengan menggunakan

Technology Portfolio Catalog yang meliputi perangkat lunak dan perangkat

keras. Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahapan ini dapat dilihat pada

bagian dibawah ini.

4.6.1 Mendefinisikan Arsitektur Teknologi Sekarang

Arsitektur teknologi peusahaan saat ini didefinisikan dengan membuat

daftar teknologi saat ini dengan cara observasi dan pengamatan internet. Daftar

ini dibagi kedalam beberapa kategori, yaitu:

1. Hardware dan Software Server yang tersaji pada Tabel 8.

Tabel 8. Hardware dan Software Server saat ini

No. Category Hardware Software IP Address


Name: OS: Windows
ASUS Vivobook14S Server 2010
Applicatio Processor: Web Server:
1 n Server 1 Intel Pentium 2,2 GHz Apache, IIS 10.10.10.11
Memory: 4 GB Application: Sicyca,
EPSBED
Harddisk: 500 GB
29
Name: OS: Windows
2 Applicatio ACER 14DSK001 Server 2010 10.10.10.10
n Server 2 Processor: Intel Web Server:
Pentium 2,4 GHz Apache,
Ngink
Memory: 4 GB Application:
Perwalian
Applicatio Online Presensi
n Server 2 Online 10.10.10.10
Penilaian Online
Penilaian KP & TA
BSS & BST
Harddisk: 1 TB
Name: Power Edge OS: Windows
T400 Server 2007
3 Database Processor: Intel Database: Oracle 10.10.10.15
Server Celeoron 2,2 GHz
Memory: 8 dan 8 GB
Harddisk: 500 GB

2. Infrastrukur jaringan yang tersaji pada Gambar 9.

Mobile

Database

Gambar 9. Infrastruktur Jaringan Saat Ini

3.6.2 Mengembangkan Arsitektur Teknologi Masa Depan

Pengembangan arsitektur teknologi masa depan dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menetapkan perubahan infrastruktur teknologi, yang tersaji pada Tabel 9.

Tabel 9. Hardware dan Software Server masa depan

No. Category Hardware Software IP Address


30
Name: OS: Windows
Infinix Inbook X2 Server 2020
Applicatio Processor: Application
1 n Server 1 Intel Core i3 Gen10 :Academic 10.10.10.11
3,1 GHz - IS
EPSBED
Memory: 16 GB
SSD: 1 TB
Name: OS: Ubuntu Server
DELL Power T520 versi 12.29
Applicatio Processor: Intel Application:
2 n Server 2 Core i3 Gen10 Student- IS, 10.10.10.10
3,2 GHz e-Scholarship
Memory: 8 GB
SSD: 1 TB
Name: Dell OS: Windows
Power Edge 7890 Server 2020
3 Web Server Processor: Intel Web Server: 10.10.10.12
Core i3 Gen10 Apache, Nginx, IIS
Memory: 8 GB
SSD: 1 TB
Name: Power OS: Windows
Edge Server 2020
4 Database T300 10.10.10.15
Processor: Intel Database: Oracle
Core i3 Gen11
3.8 GHz
Memory: 16 GB

SSD: 512 GB

2. Mengembangkan sketsa infrastruktur jaringan berdasarkan berdasarkan

infrastruktur jaringan perusahaan EPSON saat ini, dapat dilihat pada Gambar

10.

31
Mobile

Internal
External

External

Database

Gambar 10. Infrastruktur Jaringan Masa Depan

32
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diuraikan berdasarkan penyusunan Enterprise Architecture
Planning (EAP) adalah kumpulan metode, prinsip, dan model yang membantu untuk
mendesain dan merealisasikan struktur organisasi, proses bisnis, sistem informasi dan
infrastruktur pada perusahaan. Dalam Enterprise Architecture Planning mempunyai tujuan
yaitu memujudkan keselarasahan bisnis dengan teknologi informasi. Enterprise
Architecture Planning ini pun juga menghasilkan sebuah rancangan sistem informasi yang
dapat mengatur proses penjualan menjadi lebih efesien dan mudah, serta terhubung dalam
suatu jaringan dengan menggunakan kerangka kerja sistem informasi.

4.2 Saran
Setelah pembuatan Enterprise Architecture Planning (EAP) hendaknya dapat dilakukan
tahap implementasi, sehingga dapat dilakukan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat
digunakan dasar pengembangan SI/TI dan peningkatan kualitas manajemen layanan pada
bagian Administrasi di Perusahaan, Instansi, Organisasi, maupun Akademik.

33

Anda mungkin juga menyukai