Anda di halaman 1dari 2

Nama : Falah Jauhari

NIM : 2101418016

Matkul: Analisis Wacana

Dilihat dari niatnya...

“Calon pembeli Kijang Commando, jangan beli AC untuk Lebaran!” Begitu Toyota
menawarkan AC gratis 1,2 juta setiap pembelian Kijang Commando dari 1 Maret-5 April 1992 di
Majalah Tempo Edisi 28 Maret 1992. Ya, lebaran adalah waktunya perantau pulang ke kampung
halaman. Bagi pemudik, cangkingan lebaran wajib dibawa, minimal bawa maaf. Pasti dimaafkan.
Apalagi bawa mobil, pasti lebih dimaafkan. Pikir orang-orang, gengsi juga kalau merantau jauh buat
cari duit, tapi nggak kelihatan bedanya. Apa kata Tetangga!

Ia akan wira-wiri cari utangan untuk beli mobil. Apalagi tiap pembelian mobil ada bonusnya.
Kalau beberapa ayah beda lagi, Ia menggebu beli mobil luas supaya anaknya yang banyak nyaman di
perjalanan. Sekaligus bisa sekali angkut. Keluarga lain yang sama-sama punya banyak anak beda lagi,
lebih memilih bolak-balik dua kali untuk memboyong keluarga ke kampung halaman dengan sepeda
motor. Kalau cuma buat gengsi dan tiap mobil cuma diisi satu orang, bisa jadi jalan di kampung
malah jadi showroom mobil dadakan, eh tempat parkir. Sudah sempit jadi makin sempit. Ah, perkara
beli mobil atau tidak, kredit atau tunai, ngutang atau nabung semua bergantung niatnya.

Analisis Wacana:

“Calon pembeli Kijang Commando, jangan beli AC untuk Lebaran!”

Maksud: dalam wacana di atas, toyota menawaran sebuah mobil kijang. Dari mobil kijang itulah AC
akan diberikan kepada pembeli secara Cuma-Cuma. “jangan beli AC untuk Lebaran” ini bermkasud
untuk menarik minat para pembeli untuk membeli mobil. Untuk memancing para pembli dengan
promo pembelian Mobil dengan AC gratis.

“Bagi pemudik, cangkingan lebaran wajib dibawa, minimal bawa maaf. Apalagi bawa mobil, pasti
lebih dimaafkan”

Maksud: tradisi lebaran biasanya seorang saling bermaaf-maafan. Termasuk seorang pemudik.
Wacana di atas, memberikan kesan bahwa seorang pemudik jangan hanya membawa maaf saja, tapi
ada juga oleh-olehnya. Apalagi bila oleh-olehnya berupa mobil. Di sinilah ada kaitannya dengan
promo mobil di wacana sebelumnya. Wacana ini lebih berkesan dengan kasus mobil.

“Kalau beberapa ayah beda lagi, Ia menggebu beli mobil luas supaya anaknya yang banyak nyaman
di perjalanan.”

Maksud : jika sebelumnya, alasan beli mobil karena takut gunjingan tetangga, kalimat “beberapa
ayah” ini bermkasud dengan ada beberapa ayah yang ingin beli mobil karena alasan agar
keluarganya nyaman saat mudik bersama.

“Kalau cuma buat gengsi dan tiap mobil cuma diisi satu orang, bisa jadi jalan di kampung malah jadi
showroom mobil dadakan, eh tempat parkir”
Maksud: “Kalau cuma buat gengsi dan tiap mobil cuma diisi satu orang,” kalimat di samping
menggambarkan bahwa bagi yang keluargnaya sedikit dan arena gengsi tidak perlu membeli mobil. ,
“bisa jadi jalan di kampung malah jadi showroom mobil dadakan, eh tempat parkir” kalau semua
orang ingin pakai mobil, halaman kampung malah menjadi ajang pamer mobil.

“Ah, perkara beli mobil atau tidak, kredit atau tunai, ngutang atau nabung semua bergantung
niatnya”

Maksud : keperluan beli mobil juga bergantung tujuan pembelian. Baik mau berutang, langsung
tunai, kredit, tidak menjadi masalah, yang penting ada mobilnya.

Anda mungkin juga menyukai