Anda di halaman 1dari 3

Assalamualikum wr. Wb.

Saya fajar bayu pambudi akan mempresentasikan fenomena terkait 8 standar nasional
pendidikan. Saya mengambil fenomen ini dengan judul KURANGNYA KUANTITAS DAN
KUALITAS GURU PRODUKTIF YANG BERPENGARUH PADA MUTU LULUSAN
SMK, lanjut ke latar belakang. Guru disini itu memiliki peranan yang sangat penting dalam
pengendalian kegiatan belajar mengajar dan guru menentukan bagaimana proses
pembelajaran dilangsungkan. Ditangan gurulah, seperti kurikulum, sumber belajar, sarana
dan prasarana serta pembelajaran menjadi sesuatu yang berarti bagi peserta didik. Mengapa
sangat berarti? Karena guru itu setiap kali dipersalahkan atas pendidikan yang menunjukkan
hasil yang mengecawakan dan kualitas guru pun dipertanyakan. Tetapi ya untuk faktanya itu
masih terdapat sekolah yang mempekerjakan guru yang belum memenuhi standar kualifikasi
maupun kompetensi yang memadahi, sehingga hasil dan proses belajarnya pun belum
maksimal. Dari apa yang sudah saya bicarakan tadi itu, maka upaya menyiapkan tenaga
guru dan meningkatkan mutu guru itu merupakan langkah utama dan pertama yang harus
dilakukan serta untuk menghadapi masalah tersebut, pengorganisasian pemrograman sekolah
seharusnya diperbaiki dan disesuaikan dengan 8 standar nasional pendidikan.

Lanjut ke Standar dan Kriteria Pencapaian Standar dan kriteria pencapaian


penyelenggaraan pembelajaran nasional SMK/MAK itu diatur pada Permendikbud Nomor 34
Tahun 2018. Standar Nasional Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah
Kejuruan (SNP SMK/MAK) adalah kriteria minimal mengenai sistem pendidikan pada
tingkat Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan di seluruh wilayah hukum
NKRI. Disini itu SNP SMK/MAK terdiri 8 standar yang dikelompokkan dalam 5 aspek.
Aspek-aspek itu meliputi
Satu, Aspek Kurikulum Pendidikan , dimana didalam kurikulum terdapat beberapa standar
isi, standar (proses) penilaian, standar proses (pembelajaran) dan standar kompetensi
lulusan,
Standar Isi Struktur standar isi terdiri atas area kompetensi, standar kompetensi lulusan, sub
standar kompetensi lulusan, dan ruang lingkup materi, ada Standar Proses Pembelajaran,
Proses pembelajaran SMK/MAK mencakup 3 (tiga) dimensi, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
dan penilaian proses pembelajaran. Dimensi pertama yaitu perencanaan, perencanaan
disusun dalam bentuk RPP dan/atau perangkat pembelajaran lain yang mengacu kepada
silabus dan kurikulum. Dimensi kedua itu Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Dan dimensi ketiga yaitu penilaian
pembelajaran dilakukan untuk perbaikan proses pembelajaran. Standar Proses Penilaian
Penilaian Hasil Belajar peserta didik oleh pendidik ada 3 yaitu penilaian proses pembelajaran
(assessment for learning), penilaian capaian pembelajaran (assessment of learning), dan
penilaian sebagai pembelajaran (assessment as learning). Yang terakhir Standar
Kompetensi Lulusan.
Kedua Aspek Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dimana didalam aspek ini
terdapat hal-hal penting seperti peningkatan kualifikasi dan sertifikasi, pembayaran
tunjangan sertifikasi, uji kompetensi dan pengukuran kinerja
Ketiga Aspek Sarana dan Prasarana, dimana didalam aspek ini terdapat beberapa hal
penting dalam membangun sarana prasarana sekolah yang berupa ada Standar Lahan,
Standar Bangunan, Standar Ruang Pembelajaran Umum, Standar Ruang
Praktik/Laboratorium Umum, Standar Ruang Praktik/Laboratorium Keahlian, Standar Ruang
Pimpinan dan Administrasi, dan Standar Ruang Penunjang
Keempat Aspek Pembiayan , dimana didalam aspek ini terdapat hal yang berkaitan dalam
Biaya Operasi Pendidikan yang diperlukan untuk membiayai kegiatan operasi SMK/MAK
sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan secara teratur dan berkelanjutan
Kelima Aspek Pengelolaan, didalam aspek ini bagaimana mengatur manajemen berbasis
sekolah sehingga nantinya tercipta sekolah yang mampu menciptakan SDM yang baik

Selanjutnya ke Mutu/Lulusan SMK di Indonesia, bisa dilihat Persentase TPT (tingkat


pengangguran terbuka). Data ini saya ambil dari bps.go.id. tahun 2020 dan pada tahun
tersebut lebih tepatnya tanggal 5 November 2020 BPS merilis Berita Statistik tentang
Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia yang dirilis berbagai media daring, bisa dilihat lulusan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mendominasi jumlah pengangguran di Indonesia.
tingkat pengangguran terbuka (TPT) dari lulusan SMK sebesar 13,55%, sementara yang
paling rendah merupakan lulusan sekolah dasar (SD) yaitu 3,61%. Sedangkan sisanya seperti
sekolah menengah pertama (SMP) sebesar 6,46%, sekolah menengah atas (SMA) sebesar
9,86%. Lalu untuk lulusan diploma sebesar 8,08% dan untuk lulusan sarjana sebesar 7,35%.
Hal ini menunjukkan Kualitas lulusan SMK di Indonesia masih tergolong rendah

Lalu Bagaimana Kondisi Pendidikan SMK di Indonesia ? Kondisi Pendidikan Sekolah


Menengah Kejuruan saat ini mendapat perhatian khusus dari pemerintah terutama terkait
beberapa masalah yang dapat menghambat upaya pemerintah dalam memperbanyak lulusan
SMK berkompetensi tinggi dan berkarakter yang dipersiapkan agar bisa bersaing khususnya
di era MEA atau yang biasa disebut Masyarakat Ekonomi ASEAN. Sebenarnya masalah yang
dihadapi dlam smk itu banyak. Salah satunya yang saat ini terjadi kurangnya jumlah guru
produktif SMK dan kurangnya kualitas guru produktif SMK Saat ini SMK masih
membutuhkan guru bidang hingga 91.000 orang. Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
(LPTK) yang ada selama ini belum bisa mencetak calon guru sesuai bidang, seperti pertanian,
kelautan, atau industri kreatif. LPTK itu lebih banyak mencetak guru yang menguasai ilmu
murni. Banyak guru yang tidak menguasai bidang ajaran, terutama untuk mengajar
ketrampilan bagi siswa. Akibat hal tersebut banyak SMK yang lebih banyak mencetak
lulusan tapi tidak mencetak tenaga kerja siap pakai.

Setelah mengetahui kondisi tersebut, Apa Upaya Peningkatan Kuantias dan Kualitas
Guru Produktif SMK ? saya menjelaskan hanya 3 saja yang pertama Peningkatan
kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan oleh sekolah, dalam peningkatanya ini
melalui seminar, workshop, diklat dan magang guru di dunia industri.
Yang kedua Mempercepat Program Sertifikasi bagi pendidik dan tenaga kependidikan
Yng ketiga Pemerintah melaksanakan Program keahlian ganda guru, program keahlian
ganda guru bisa dengan cara merekrut guru normatif-adaptif untuk dilatih menjadi guru
bidang kejuruan.

Anda mungkin juga menyukai