Anda di halaman 1dari 5

BAB XI

PERENCANAAN DALAM MAINTENANCE


9.1 Manfaat Perencanaan
setiap kegiatan dalam bidang industri maupun bidang-bidang lain termasuk
didalamnya bidang maintenance bila direncanakan terlebih dahulu akan
memberikan hasil yang lebih baik dengan biaya atau usaha yang lebih ringan.
Banyak orang yang sudah berpengalaman kadang-kadang masih belum yakin
bahwa hampir semua bidang pekerjaan dalam maintenance dapat dilaksanakan
secara berencana. Tetapi kenyataan berdasarkan pengalaman dibeberapa Negara
terutama di Amerika Serikat menunjukan lebih dari 75% pekerjaan maintenance
dapat terlebih dahulu direncanakan dengan baik. Dalam penyusunan perencanaan
ini dengan sendirinya harus didasarkan pada seluruh potensi dari sumber-sumber
yang telah dimiliki sendiri. Sumber utama yang penting adalah sumber daya
manusia. Dalam hal ini perlu diteliti mengenai :
Beberapa orang tenaga ahli yang tersedia.
Beberapa orang supervisor yang sudah menjalani training secara penuh.
Sampai lapisan mana training telah dilaksanakan terhadap tenaga
maintenance.
Sampai berapa jauh perbedaan kemampuan antara tenaga ahli dan tenaga
lainnya.
Bagaimana training ini dapat dilakukan tanpa mengganggu terlalu banyak
program kerja yang sedang berlangsung.
Bagaimana mengawasi kelompok-kelompok kerja terdesentralisasi.
Bagaimana susunan pembagian tenaga kerja yang tersebar ditempattempat kerja yang berberda.
Beberapa Negara ada peraturan bahwa pekerjaan perlistrikan harus dikerjakan
khusus oleh ahlinya. Beberapa orang dari bidang perlistrikan memang tidak
menyukai pekerjaan mekanik, sebagai akibatnya terpaksa harus mengirimkan
paling sedikit dua orang ahli masing-masing dari listrik dan mekanik bila ada
masalah kerusakan peralatan mesin produksi. Dengan bertambahnya peralatanperalatan yang menggunakan listrik,maka keadaannya menjadi tidak tertangani
lagi.
Oleh karenanya orang-orang dari bidang perlistrikan harus juga dilatih sampai
mampu mengerjakan bidang perlistrikan sampai tingktan tertentu. Bila hal ini
tidak dilakukan maka akan terajadi kenaikan jumlah tenaga kerja yang terlalu
besar didalam bidang maintenance.
Satu hal lagi yang perlu diingat bahwa perencanaan tidak boleh dibuat terlalu
berlebihan.

Perencanaan harus dibuat sampai tingkat atau derajat tertentu sihingga keadaan
optimal dapat dicapai. Hal ini terutama akan mempengaruhi biaya perencanaan.
Sebagai contoh dapat dilihat pada gambar berikut.
Bila derajat perencanaan ditingkatkan jelas akan mengurangi kemungkinan terjadi
kerusakan yang tak terduga karena segala kemungkinan yang dapat menimbulkan
kerusakan sudah teramati atau dideteksi dengan baik. Ini berarti pula biaya yang
diakibatkan oleh kerusakan tak terduga yang dikenal dengan emergency
maintenance cost akan menurun. Dilain fihak derajat perencanaan yang makin
sempurna (meningkat) akan memakan biaya yang lebih besar.
Oleh karenanya harus dicari suatu kompromi antara tingkat perencanaan dan
biaya kerusakan tak terduga yang secara keseluruhan memberikan biaya yang
minimum. Berdasarkan data dari maintenance record dapat dibuat grafik eperti
gamabr berikut.
Pada gambar ini terlihat bahwa pada derajat perencanaan yang rencah akan
menyebabkan terjadinya emergency yang tinggi yang memakan biaya 85% dari
biaya total dengan 5% biaya perencanaan dari 10% biaya lain-lain.
Pada derajat perencanaan yang tinggi akan menurunkan emergency dengan biaya
hanya 5% dari biaya total tetapi dengan 85% biaya perencanaan dan 10% biaya
lain-lain. Pada keadaan ini tidak menunjukan adanya pengurangan biaya karena
adanya derajat perencanaan yang tidak berimbangan.
Dapat dipastikan bahwa pada derajat perencanaan tertentu dakan dapat
memberikan pengurangan biaya administrasi secara keseluruhan.
MAINTENANCE COST

Keadaan ini dapat dicapai (menurut contoh ini) pada keadaan biaya perencanaan
60% dangan 10% biaya emergency dan 10% biaya lain-lain dimana 20% sisanya
adalah penguranagan biaya maintenance yang diperoleh.
Keuntungan dari maintenance yang telah direncanakan adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Berkurangnya kemungkinan terjadi perbiakan/perawatan darurat.


Berkurangnya waktu terhentinya mesin (down time)
Kesiapan instalasi unutk berproduksi bertambah.
Penggunaan tenaga kerja pada bidang maintenance dan produksi akan lebih
efisien.
Selang waktu antara dua perbaikan akan bertambah lama.
Penggantian suku cadang akan berkurang dan membantu pengendalian
penyediaan dan penyimpangan suku cadang.
Memperbaiki efisiensi mesin
Menjamin keterandalan dan pengendalian anggaran dan biaya
Memberikan informasi tentang kapan suatu mesin harus diganti baik mengenai
umur teknik maupun umur ekonominya.

9.2 Aspek perencanaan


Perencanaan merupakan salah satu aspek terpenting dalam rangka pengolahan
kegiatan maintenance yang baik dan akan memberikan kontribusi yang cukup
berarti unutk meningkatkan hasil kerja maintenance.

Tanpa perencanaan yang baik akan menyebabkan :

Pekerjaan tidak selesai


Terjadi keterlambatan
Terjadi kerugian material
Terjadi interupsi pekerjaan
Terjadi kelebihan atau kekurangan pekerja
Efisiensi kerja menurun
Menimbulkan masalah-masalah sampingan.

Langkah-langkah yang perlu


maintenance yang efektif yaitu:

diambil

untuk

memperoleh

perencanaan

Tentukan jenis pekerjaan yang akan dilakukan


Buat rencana kerja untuk mengatasi pekerjaan yang telah ditetapkan
diatas
Tentukan jumlah pekerja terampil yang diperlukan
Tentukan waktu yang diperlukan
Rencanakan dan lakukan pemesanan-pemesanan suku cadang dan
material lain yang diperlukan
Buat urutan prioritas pekerjaan misalnya keadaan darurat
(emergency),keadaan mendesak (urgent),keadaan biasa (routine),
keadaan dapat ditangguhkan (deferrable)
Hitung biaya yang diperlukan
Buat perintah kerja

Dari langkah-langkah yang sudah diambil taid diharapkan adanya perbiakanperbaikan antara lain :

Keterlambatan dapat berkurang


Interupsi pekerjaan dapat diperkecil
Perjalanan-perjalanan tambahan dapat dikurangi
Pengendalian penggunaan material dapat lebih baik
Kondisi kerja menjadi lebih baik
Kualitas hasil kerja lebih baik
Semua pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik
Metode kerja dapat dilaksanakan secara optimal
Tidak terjadi kelebihan tenaga kerja
Supervisi lebih mudah

Para perencana perlu pula membuat suatu backlog yang berisi catatancatatan mengenai volume pekerjaan yang diajukan atau diidentifikasikan
dan jumlah minggu yang diperlukan tiap pekerjaan yang diajukan tersebut
tetapi datangnya belum lengkap.

Surat Perintah Kerja (SPK) merupakan sarana kmunikasi yang baik antara
pemohon,perencana,pengawas dan pekerja.
Suatu system kerja dengan bentuk perintah-perintah kerja tetulis yang dibuat
dengan perenanaan dan penjadwalan yang efektif merupakan persyaratan
utama bagi tercapainya hasil kerja Preventive Maintenance yang efektif.
Perintah kerja merupakan catatan dasar dari suatu pekerjaan maintenance
sejak pekerjaan tersebut dimulai sampai pekerjaan tersebut selesai
dikerjakan dengan sempurna.
Dalam formulir perintah kerja tersebut tercantum

Jenis pekerjaan yang harus dilakukan


Lokasi pekerjaan
Nama dan spesifikasi peralatan yang diperbaiki
Kapan pekerjaan harus mulai dilaksanakan
Kapan pekerjaan berakhir
Siapa yang diminta unutk mengerjakan pekerjaan tersebut dan siapa
penanggung jawab pekerjaan tersebut
Siapa yang dapat memberikan informasi yang diperlukan unutk
menyelesaikan pekerjaan tersebut
Jumlah pekerja yang diperlukan
Peralatan yang diperlukan
Material yang diperlukan
Informasi-informasi lain yang diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai