Perencanaan harus dibuat sampai tingkat atau derajat tertentu sihingga keadaan
optimal dapat dicapai. Hal ini terutama akan mempengaruhi biaya perencanaan.
Sebagai contoh dapat dilihat pada gambar berikut.
Bila derajat perencanaan ditingkatkan jelas akan mengurangi kemungkinan terjadi
kerusakan yang tak terduga karena segala kemungkinan yang dapat menimbulkan
kerusakan sudah teramati atau dideteksi dengan baik. Ini berarti pula biaya yang
diakibatkan oleh kerusakan tak terduga yang dikenal dengan emergency
maintenance cost akan menurun. Dilain fihak derajat perencanaan yang makin
sempurna (meningkat) akan memakan biaya yang lebih besar.
Oleh karenanya harus dicari suatu kompromi antara tingkat perencanaan dan
biaya kerusakan tak terduga yang secara keseluruhan memberikan biaya yang
minimum. Berdasarkan data dari maintenance record dapat dibuat grafik eperti
gamabr berikut.
Pada gambar ini terlihat bahwa pada derajat perencanaan yang rencah akan
menyebabkan terjadinya emergency yang tinggi yang memakan biaya 85% dari
biaya total dengan 5% biaya perencanaan dari 10% biaya lain-lain.
Pada derajat perencanaan yang tinggi akan menurunkan emergency dengan biaya
hanya 5% dari biaya total tetapi dengan 85% biaya perencanaan dan 10% biaya
lain-lain. Pada keadaan ini tidak menunjukan adanya pengurangan biaya karena
adanya derajat perencanaan yang tidak berimbangan.
Dapat dipastikan bahwa pada derajat perencanaan tertentu dakan dapat
memberikan pengurangan biaya administrasi secara keseluruhan.
MAINTENANCE COST
Keadaan ini dapat dicapai (menurut contoh ini) pada keadaan biaya perencanaan
60% dangan 10% biaya emergency dan 10% biaya lain-lain dimana 20% sisanya
adalah penguranagan biaya maintenance yang diperoleh.
Keuntungan dari maintenance yang telah direncanakan adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
diambil
untuk
memperoleh
perencanaan
Dari langkah-langkah yang sudah diambil taid diharapkan adanya perbiakanperbaikan antara lain :
Para perencana perlu pula membuat suatu backlog yang berisi catatancatatan mengenai volume pekerjaan yang diajukan atau diidentifikasikan
dan jumlah minggu yang diperlukan tiap pekerjaan yang diajukan tersebut
tetapi datangnya belum lengkap.
Surat Perintah Kerja (SPK) merupakan sarana kmunikasi yang baik antara
pemohon,perencana,pengawas dan pekerja.
Suatu system kerja dengan bentuk perintah-perintah kerja tetulis yang dibuat
dengan perenanaan dan penjadwalan yang efektif merupakan persyaratan
utama bagi tercapainya hasil kerja Preventive Maintenance yang efektif.
Perintah kerja merupakan catatan dasar dari suatu pekerjaan maintenance
sejak pekerjaan tersebut dimulai sampai pekerjaan tersebut selesai
dikerjakan dengan sempurna.
Dalam formulir perintah kerja tersebut tercantum