Anda di halaman 1dari 17

TUGAS ELEKTRONIKA INDUSTRI

KELOMPOK 8 KP (B) :

Dandy Tito Oktova ( 160316127 )


Ayunda Permata Sukma ( 160316128 )
Kalfin Wahyu F ( 160316134 )
Dimas Reza Zakar ( 160316136 )
Asprila Dwi Kurnia Sandi ( 160316142)
Muhammad Daffarahza ( 160316144 )
Transformator

Pengertian Transformator (Trafo) dan Prinsip Kerjanya

Pengertian Transformator (Trafo)

Transformator atau sering disingkat dengan istilah Trafo adalah suatu alat listrik yang dapat
mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain. Maksud dari pengubahan taraf tersebut
diantaranya seperti menurunkan Tegangan AC dari 220VAC ke 12 VAC ataupun menaikkan
Tegangan dari 110VAC ke 220 VAC. Transformator atau Trafo ini bekerja berdasarkan prinsip
Induksi Elektromagnet dan hanya dapat bekerja pada tegangan yang berarus bolak balik
(AC).Transformator (Trafo) memegang peranan yang sangat penting dalam pendistribusian tenaga
listrik. Transformator menaikan listrik yang berasal dari pembangkit listrik PLN hingga ratusan
kilo Volt untuk di distribusikan, dan kemudian Transformator lainnya menurunkan tegangan listrik
tersebut ke tegangan yang diperlukan oleh setiap rumah tangga maupun perkantoran yang pada
umumnya menggunakan Tegangan AC 220Volt.

Bentuk dan Simbol Transformator (Trafo)


Prinsip Kerja Transformator (Trafo)

Sebuah Transformator yang sederhana pada dasarnya terdiri dari 2 lilitan atau kumparan kawat
yang terisolasi yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder. Pada kebanyakan Transformator,
kumparan kawat terisolasi ini dililitkan pada sebuah besi yang dinamakan dengan Inti Besi
(Core). Ketika kumparan primer dialiri arus AC (bolak-balik) maka akan menimbulkan medan
magnet atau fluks magnetik disekitarnya. Kekuatan Medan magnet (densitas Fluks Magnet)
tersebut dipengaruhi oleh besarnya arus listrik yang dialirinya. Semakin besar arus listriknya
semakin besar pula medan magnetnya. Fluktuasi medan magnet yang terjadi di sekitar kumparan
pertama (primer) akan menginduksi GGL (Gaya Gerak Listrik) dalam kumparan kedua (sekunder)
dan akan terjadi pelimpahan daya dari kumparan primer ke kumparan sekunder. Dengan demikian,
terjadilah pengubahan taraf tegangan listrik baik dari tegangan rendah menjadi tegangan yang
lebih tinggi maupun dari tegangan tinggi menjadi tegangan yang rendah.

Sedangkan Inti besi pada Transformator atau Trafo pada umumnya adalah kumpulan lempengan-
lempengan besi tipis yang terisolasi dan ditempel berlapis-lapis dengan kegunaanya untuk
mempermudah jalannya Fluks Magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik kumparan serta untuk
mengurangi suhu panas yang ditimbulkan.

Beberapa bentuk lempengan besi yang membentuk Inti Transformator tersebut diantaranya seperti

E I Lamination
E E Lamination
L L Lamination
U I Lamination

Fluks pada Transformator:

Rasio lilitan pada kumparan sekunder terhadap kumparan primer menentukan rasio tegangan pada
kedua kumparan tersebut. Sebagai contoh, 1 lilitan pada kumparan primer dan 10 lilitan pada
kumparan sekunder akan menghasilkan tegangan 10 kali lipat dari tegangan input pada kumparan
primer. Jenis Transformator ini biasanya disebut dengan Transformator Step Up. Sebaliknya, jika
terdapat 10 lilitan pada kumparan primer dan 1 lilitan pada kumparan sekunder, maka tegangan
yang dihasilkan oleh Kumparan Sekunder adalah 1/10 dari tegangan input pada Kumparan Primer.
Transformator jenis ini disebut dengan Transformator Step Down.

Jenis jenis Transformator

1. Trafo Step-Up Step-Down


Pembagian jenis trafo yang pertama ini didasarkan pada hubungan antara trafo tegangan
yang digunakan dan tegangan yang diperlukan untuk suplay rangkaian alat elektronika
tertentu. Berdasarkan fungsi tersebut, trafo dibedakan menjadi dua macam yakni trafo
Step-Up dan trafo Step-Down.

Trafo Step-Up

Trafo step up adalah jenis trafo yang berfungsi untuk menaikkan tegangan AC ke nilai
tertentu. Misal listrik PLN memiliki tegangan 220 volt, sedangkan alat elektronika
membutuhkan tegangan 240 volt, maka diperlukan sebuah trafo step up untuk
menjalankannya. Jumlah lilitan sekunder pada trafo step up ini lebih banyak dibanding
dengan lilitan primer. Trafo jenis ini banyak diaplikasikan pada jaringan-jaringan
pembangkit litrik serta alat-alat elektronika yang memerlukan tegangan tinggi seperti
inverter, televisi, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Trafo Step-Down

Trafo step down adalah jenis trafo yang berfungsi untuk menurunkan tegangan AC ke
nilai tertentu. Misal listrik PLN memiliki tegangan 220 volt, sedangkan alat
elektronika membutuhkan tegangan 110 volt, maka diperlukan sebuah trafo step down
untuk menjalankannya. Jumlah lilitan primer pada trafo step up ini lebih banyak
dibanding dengan lilitan sekunder. Trafo jenis ini banyak diaplikasikan pada alat-alat
elektronika yang memerlukan tegangan rendah.

2. Trafo Frekwensi

Pembagian jenis trafo yang kedua ini didasarkan pada seberapa besar frekwensi trafo
tersebut bekerja. Jenis trafo frekwensi ini terbagi lagi menjadi tiga macam yakni trafo
frekwensi rendah, trafo frekwensi menengah, dan juga trafo frekwensi tinggi. Berikut
penjelasan lengkap mengenai masing-masing jenis trafo tersebut.

Tranfo Frekuensi Rendah

Trafo frekwensi rendah adalah trafo yang bekerja di frekwensi audio yakni antara 20 Hz
sampai dengan 20 KHz. Ciri-ciri dari trafo frekwensi rendah ini biasanya menggunakan
inti besi lunak. Contoh dari trafo frekwensi rendah ini adalah trafo adaptor dan juga trafo
input/output.

Trafo Frekwensi Menengah

Trafo frekwensi menengah ini juga biasa disebut dengan trafo IF (intermediate freqwency)
yakni jenis trafo yang bekerja di frekwensi menengah. Trafo jenis ini banyak digunakan
untuk perangkat radio AM/FM yang bekerja di frekwensi 455 kHz/10,7 MHz. Pada trafo
ini, lilitan primer dan sekunder diparalel dengan sebuah kapasitor.
Trafo Frekwensi Tinggi

Trafo frekwensi tinggi adalah jenis trafo yang bekerja di frekwensi tinggi dan biasanya
digunakan untuk keperluan pembangkit frekwensi atau osilator, lilitan resonansi, serta
flyback pada rangkaian televisi tabung. Meskipun tak sepopuler trafo IF, namun trafo ini
dianggap sangat penting untuk beberapa keperluan tertentu.

3. Trafo Jenis Output

Trafo jenis output yang memiliki bentuk identik dengan jenis trafo lainnya. Pada trafo ini
terdapat lilitan coil yang terbuat dari bahan nikelin yang punya fungsi untuk menentukan
besar kecilnya arus masuk. Trafo jenis ini banyak diaplikasikan pada alat-alat elektronik
yang berkaitan dengan suara seperti radio, tape reconder, amplifier, dan lain sebagainya.

4. Trafo Adaptor
Trafo adaptor adalah jenis trafo yang berfungi untuk mengubah arus listrik AC menjadi
DC. Trafo jenis ini juga memiliki dua buah lilitan yakni lilitan primer dan sekunder.
Lilitan primer pada trafo adaptor ini bertugas untuk menerima arus listrik AC 110 volt
hingga 240 volt, sedangkan lilitan sekundernya menghasilkan arus DC sebesar 4 hingga
12 volt.

5. Trafo Switching

Trafo switching banyak digunakan pada power supply berteknologi switching. Trafo
jenis ini menggunakan sistem pembangkit frekwensi tinggi yang efisiensinya lebih baik
dibanding dengan trafo dengan sistem pembangkit frekwensi rendah.

Aplikasi Trafo:

1. Penerapan Transformator Pada Pengapian Sepeda Motor


Transformator diterapkan dalam pengapian sepeda motor sehingga menghasilkan tegangan
yang sangat tinggi. Jenis transformator yang digunakan adalah transformator jenis step up.
Di mana trafo step up berfungsi untuk menaikan tegangan. Maka dari itu busi pada sepeda
motor bisa menghasilkan tegangan yang sangat tinggi. Dalam artikel tersebut dijelaskan
bahwa busi (spark plug) mampu mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi
loncatan bunga api melalui elektrodanya. Loncatan bunga api terjadi disebabkan adanya
perbedaan tegangan diantara kedua kutup elektroda busi ( 10.000 volt). Fungsi dari busi
tersebut adalah untuk membuat pengapian dengan tengangan yang tinggi. Jadi agar motor
dapat berjalan dengan baik maka perlu pengapian dengan tegangan tinggi. Bagaimana
caranya bisa menghasilkan tegangan yang sangat tinggi ( 10 kV)?

Pengapian adalah cara untuk memantik/ignition yaitu menciptakan percikan api untuk
memulai proses pembakaran di dalam silinder yang telah berisi gas dari bahan bakar yang
telah tercampur dengan oksigen. Pembakaran yang cepat tesebut menimbulkan ledakan
yang menggerakkan piston naik dan turun, demikian seterusnya berulang ulang.

Untuk menghasilkan percikan, listrik harus melompat melewati celah udara yang terdapat
di antara dua elektroda pada busi. Karena udara merupakan isolator (penghantar listrik
yang jelek), tegangan yang sangat tinggi dibutuhkan untuk mengatasi tahanan dari celah
udara tersebut, juga untuk mengatasi sistem itu sendiri dan seluruh komponen sistem
pengapian lainnya. Koil pengapian mengubah sumber tegangan rendah dari aki atau koil
sumber (12 V) menjadi sumber tegangan tinggi (10 KV atau lebih) yang diperlukan untuk
menghasilkan loncatan bunga api yang kuat pada celah busi dalam sistem pengapian. Jadi
koil pengapian ini berfungsi sebagai transformator step up.

Sumber gambar: Mas Alimuktar


Pada koil pengapian, kumparan primer dan sekunder digulung pada inti besi. Kumparan-
kumparan ini akan menaikkan tegangan yang diterima dari baterai menjadi tegangan yang
sangat tinggi melalui induksi elektromagnetik. Inti besi (core) dikelilingi kumparan yang
terbuat dari baja silicon tipis.

Dalam kumparan pengapian terdapat kumparan primer dan kumparan sekunder yang
dililitkan pada tumpukan-tumpukan plat besi tipis. Diameter kawat pada kumparan primer
0,6 0,9 mm, dengan jumlah lilitan 200400 kali, sedangkan diameter kawat pada
kumparan sekunder 0,050,08 mm dengan jumlah lilitan sebanyak 200015.000 kali.
Karena perbedaan jumlah gulungan pada kumparan primer dan sekunder tersebut, dengan
cara mengalirkan arus listrik secara terputus-putus pada kumparan primer (sehingga pada
kumparan primer timbul/hilang kemagnetan secara tiba-tiba), maka kumparan sekunder
akan terinduksi sehingga timbul induksi tegangan tinggi sebesar 10.000 volt.

2. Rangkaian Alat-Alat Elektronik


Dalam alat-alat elektronik transformator banyak digunakan untuk menurunkan tegangan
dari jaringan PLN. Hal ini disebabkan alat-alat elektronik menggunakan tegangan rendah,
yaitu berkisar antara 3 V sampai dengan 12 V.
Transformator yang digunakan adalah transformator penurun tegangan atau transformator
step down. Biasanya, transformator dipadukan dengan rangkaian listrik penyearah sebelum
digunakan pada alat elektronik.
Rangkaian hasil paduan transformator, rangkaian penyearah, dan perata arus ini disebut
adaptor. Nama lain adaptor yang sering digunakan di laboratorium adalah catu daya.

3. Alat Las Listrik


Alat las listrik merupakan alat yang memanfaatkan konsep pengubahan energi listrik
menjadi energi panas. Alat ini digunakan untuk menyambungkan antara satu logam dan
logam lainnya. Las listrik memanfaatkan prinsip kerja transformator, yaitu dengan
menaikkan arus listrik keluaran menjadi beberapa puluh atau beberapa ratus kali arus listrik
masukan. Transformator yang digunakan untuk tujuan ini memiliki lilitan kumparan
keluaran yang jauh lebih sedikit dari lilitan kumparan masukannya. Perbandingan jumlah
lilitan masukan dan keluaran dapat mencapai 100 : 1.
Jadi, dengan mengalirkan arus sebesar 1 ampere pada masukan akan dihasilkan kuat arus
listrik sebesar 100 A pada keluarannya.

Motor listrik

Pengertian Motor Listrik


Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik menjadi
energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya, memutar impeller pompa, fan
atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan, dan lain sebagainya. Motor listrik
digunakan juga di rumah (mixer, bor listrik, fan atau kipas angin) dan di industri. Motor listrik
dalam dunia industri seringkali disebut dengan istilah kuda kerja nya industri sebab diperkirakan
bahwa motor-motor menggunakan sekitar 70% beban listrik total di industri.
Prinsip Kerja Motor Listrik
Prinsip kerja motor listrik pada dasarnya sama untuk semua jenis motor secara umum :

Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya


ika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran/loop, maka
kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan gaya pada
arah yang berlawanan.
Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/ torque untuk memutar kumparan.
Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga
putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh susunan
elektromagnetik yang disebut kumparan medan.

Dalam memahami sebuah motor, penting untuk mengerti apa yang dimaksud dengan beban motor
listrik. Beban mengacu kepada keluaran tenaga putar/ torque sesuai dengan kecepatan yang
diperlukan. Beban umumnya dapat dikategorikan kedalam tiga kelompok (BEE India, 2004) :

Beban torque konstan adalah beban dimana permintaan keluaran energinya bervariasi
dengan kecepatan operasinya namun torque nya tidak bervariasi. Contoh beban dengan
torque konstan adalah conveyors, rotary kilns, dan pompa displacement konstan.
Beban dengan variabel torque adalah beban dengan torque yang bervariasi dengan
kecepatan operasi. Contoh beban dengan variabel torque adalah pompa sentrifugal dan
fan (torque bervariasi sebagai kwadrat kecepatan).
Beban dengan energi konstan adalah beban dengan permintaan torque yang berubah
dan berbanding terbalik dengan kecepatan. Contoh untuk beban dengan daya konstan
adalah peralatan-peralatan mesin.
Prinsip kerja motor listrik dapat dijelaskan dengan lebih jelas melalui gambar berikut :

Jenis-Jenis Motor AC/Arus Bolak-Balik

1. Motor sinkron. Motor sinkron adalah motor AC yang bekerja pada kecepatan tetap
pada sistim frekwensi tertentu. Motor ini memerlukan arus searah (DC) untuk
pembangkitan daya dan memiliki torque awal yang rendah, dan oleh karena itu motor
sinkron cocok untuk penggunaan awal dengan beban rendah, seperti kompresor udara,
perubahan frekwensi dan generator motor. Motor sinkron mampu untuk memperbaiki
faktor daya sistim, sehingga sering digunakan pada sistim yang menggunakan banyak
listrik.

Komponen utama motor sinkron

Rotor. Perbedaan utama antara motor sinkron dengan motor induksi adalah
bahwa rotor mesin sinkron berjalan pada kecepatan yang sama dengan perputaran
medan magnet. Hal ini memungkinkan sebab medan magnit rotor tidak lagi
terinduksi. Rotor memiliki magnet permanen atau arus DC-excited, yang dipaksa
untuk mengunci pada posisi tertentu bila dihadapkan dengan medan magnet lainnya.
Stator. Stator menghasilkan medan magnet berputar yang sebanding dengan
frekwensi yang dipasok.
2. Motor induksi. Motor induksi merupakan motor yang paling umum digunakan pada
berbagai peralatan industri. Popularitasnya karena rancangannya yang sederhana, murah
dan mudah didapat, dan dapat langsung disambungkan ke sumber daya AC.

Komponen Motor induksi memiliki dua komponen listrik utama (Gambar 2):

Rotor. Motor induksi menggunakan dua jenis rotor:


a) Rotor kandang tupai terdiri dari batang penghantar tebal yang dilekatkan
dalam petak-petak slots paralel. Batang-batang tersebut diberi hubungan
pendek pada kedua ujungnya dengan alat cincin hubungan pendek.
b) Lingkaran rotor yang memiliki gulungan tiga fase, lapisan ganda dan
terdistribusi. Dibuat melingkar sebanyak kutub stator. Tiga fase digulungi
kawat pada bagian dalamnya dan ujung yang lainnya dihubungkan ke cincin
kecil yang dipasang pada batang as dengan sikat yang menempel padanya.
Stator dibuat dari sejumlah stampings dengan slots untuk membawa gulungan tiga
fase. Gulungan ini dilingkarkan untuk sejumlah kutub yang tertentu. Gulungan
diberi spasi geometri sebesar 120 derajat.

Aplikasi Motor AC:


1. Mesin cuci
Alat rumah tangga yang satu ini sudah umum digunakan di setiap rumah, motor listrik
akan dihubungkan dengan vbelt ke gearbox untuk selanjutnya memutar pulsator agar
dapat memutar pakaian yang sedang berada di dalam tabung pencuci, selain itu motor
listrik dipakai juga bagian tabung pengering, pada bagian ini poros/as motor listrik
langsung terhubung dengan tabung pengering tanpa bantuan vbelt.

2. Kipas angin
Alat ini banyak digunakan oleh masyarakat yang tinggal di daerah panas, seperti
Jakarta atau Surabaya, dan kota-kota yang dekat dengan kawasan pantai. Di dalam
kipas angin terdapat sebuah motor listrik yang berperan untuk memutar baling-baling
kipas, di sini as/poros pada motor listrik langsung terhubung dengan baling-baling yang
berfungsi menggerakkan udara sehingga menjadi angin yang terhembus ke satu arah.
3. Pompa air listrik
As atau poros motor listrik pada mesin pompa air listrik yang berputar akan terhubung
dengan roda gigi yang berfungsi menyedot/menarik air dari pipa penyedot dan
sekaligus mengalirkan/mendorong air tersebut ke pipa pengeluaran. As tersebut juga
akan terhubung dengan kipas yang berfungsi mendinginkan motor.

4. Alat penghisap/penyedot debu (vacuum cleaner)


Motor listrik yang berada di dalam vacuum cleaner akan memutar baling-
baling/kipas/blower yang akan menyedot partikel kecil seperti debu melalui selang
fleksibel, kemudian partikel kecil tersebut akan melewati sebuah saringan /filter dan
akan terperangkat/nyangkut pada filter tersebut, maka udara yang didorong oleh kipas
akan dialirkan ke lubang pembuangan.

5. Blender
Ada yang lain pada penggunaan motopr listrik untuk blender, putaran motor dapat
diatur dengan beberapa tombol sehingga putaran blender mempunyai variasi putaran
yang berbeda mulai dari lambat-sedang-kencang. Selain itu ada juga tombol khusus
yang berfungsi memutar motor pada kecepatan penuh, perbedaan kecepatan tersebut
diatur oleh rangkain sederhana yang memanfatkan sifat dioda. Motor listrik yang
berada pada bagian bawah badan blender akan memutar as yang terpasang pisau kecil
yang akan berputar dan menghancurkan makanan atau buah-buahan yang ada di dalam
gelas besar blender.

6. Mixer
Mixer yang dimaksud di sini adalah alat yang biasa digunakan untuk membuat adonan
kue atau telur. Di dalam mixer terdapat dua buah motur listrik yang berfungsi memutar
dua buah pengaduk yang nantinya akan mencampur adonan yang ada di dalam suatu
wadah. Sama halnya dengan blender, pada mixer terdapat pula pilihan putaran motor
listrik yang yang memiliki perbedaan putaran motor mulai dari putaran pelan-sedang-
cepat, dan ada pula tombol khusus yang digunakan untuk memutar pengaduk dengan
kecepatan penuh.
7. Hair dryer
Alat yang satu ini lebih akrab dengan Ibu-ibu atau para wanita karena merekalah yang
sering menggunakan hairdrier(pengering rambut) untuk kebutuhan rambut meraka.
Motor listrik yang berputar di dalam hairdryer akan memutar kipas/baling-baling
untuk menyalurkan udara dingin untuk menyalurkan udara dingin untuk melewati
ruang panas yang dihasilkan oleh elemen pemanas, dengan begitu udara yang
sebelumya dingin akan berubah menjadi panas untuk kemudian di keluarkan ke lubang
pengeluaran untuk digunakan mengeringkan rambut.

8. Conveyor
Di dalam industri, bahan -bahan yang digunakan kadangkala merupakan bahan yang berat maupun
berbahaya bagi manusia. Untuk itu diperlukan alat transportasi untuk mengangkut
bahan -bahan tersebut mengingat keterbatasan kemampuan tenaga manusia baik itu berupa
kapasitas bahan yang akan diangkut maupun keselamatan kerja dari karyawan. Salah satujenis alat
pengangkut yang sering digunakan adalah Conveyor yang berfungsi untuk mengangkut
bahan -bahan industri yang berbentuk padat.
Motor Induksi tiga fasa sangat tepat dalam aplikasi konveyor karena konveyor
memerlukan daya untuk menggerekakan rantai yang cukup besar dan memerlukan
sistem pengereman yang bisa diatur sehingga akan memudahkan dalam pengkerjaan
tugas.
Apabila sumber tegangan 3 fase dipasan g pada kumparan stator, akan timbul medan
putar den gan kecepatan ns = 120 f/P,sehingga Medan putar stator tersebut akan
memotong batang konduktor p ada rotor. Akibatnya pada batang konduktor dari rotor
akan timbul GGL induksi. Karena batang konduktor merupakan rangkaian yang
tertutup maka GGLakan menghasilkan arus (I). Adanya arus (I) di d alam medan
magnet akan menimbulkan gaya (F) pada rotor. Bila kopel mula yan g dihasilkan oleh
gaya (F) pada rotor cukup besar untuk memikul kopel beban, rotor akan berputar
searah dengan medan putar stator. GGL induksi timbul karena terpoton gn ya batang
konduktor (rotor) oleh medan putar stator. Artinya agar GGL induksi tersebut timbul,
diperlukan adanya perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator (ns) dengan
kecepatan berputar rotor (nr). Perbedaan k ecepatan antara nr dan ns disebut slip (s),
dinyatakan dengan S= (ns- nr)/ ns Bila nr = ns, GGL induksi tidak akan timbul dan
arus tidak mengalir pada batang konduktor (rotor), dengan demikian tidak dihasilkan
kopel. Dilihat dari cara kerjanya, motor induksi disebut juga sebagai motor tak
serempak atau asinkron. Daya yang dihasilkan kemudian akan menggerakan rantai
pada konveyor sehingga konveyor bergerak. Konveyor itu sendiri digerakan dengan
motor induksi tiga fasa karena dengan motor induksi tiga fasa beban lebih mudah
dijalankan.
Pengereman untuk menghentikan putaran motor induksi dapat dirancang secara
dinamik yaitu menggunakan sistem pengereman yang dilakukan dengan membuat
medan magnetik motor stasioner. Keadaan tersebut dilaksanakan dengan
menginjeksikan arus DC pada kumparan stator motor induksi tiga fasa setelah
hubungan kumparan stator dilepaskan dari sumber tegangan suplai AC. Metode
pengereman dinamik (dynamic braking) memiliki keuntungan antara lain kemudahan
pengaturan kecepatan pengereman terhadap motor induksi tiga fasa Pengereman
dinamik digunakan untuk menghentikan putaran rotor motor induksi. Tegangan pada
stator diubah dari sumber tegangan AC menjadi tegangan DC dalam waktu yang
sangat singkat. Torsi yang dihasilkan dari pengereman tergantung pada besar arus DC
yang diinjeksikan pada belitan stator.

9. Aplikasi Motor Induksi Pada Eskalator/Travolator:


Suatu bangunan yang besar dan tinggi, memerlukan sarana angkut/transportasi yang
nyaman untuk aktifitas perpindahan orang dan barang secara vertikal. Sarana angkut
vertikal yang bekerja secara mekanik elektrik adalah eskalator dan travolator yang
merupakan alat transportasi antar lantai pada gedung bertingkat yang menggunakan tangga
berjalan yang digerakkan oleh motor listrik. Dengan adanya alat tersebut maka para
pengunjung tidak perlu mengeluarkan banyak energi untuk berjalan antar lantai.
Prinsip Kerja Eskalator secara sederhana dapat dijelaskan dengan menggunakan gambar
diatas: Tangga (step) dan handrail digerakkan oleh sebuah motor listrik seperti yang terlihat
pada sistem transmisi eskalator dalam gambar diatas. Mekanisme berputarnya 2
menggunakan batang utama (shaft) 4 yang digerakkan oleh driving equipment 13 melalui
rantai penggerak 1. Sproket penggerak handrail dan tangga menggunakan rantai yang terpasang
secara terpisah. Ukuran dari tiap roda rantai dan jumlah giginya dirancang sesuai
dengan keperluan pergerakan eskalator. Semua rantai mudah untuk dirakit dan dibongkar
serta dijamin kuat.
Pada Eskalator, jenis motor yang digunakan adalah motor induksi 3 fasa sedangkan
untuk rangkaiannya memenggunakan rangkaian pembalikan arah putaran.
Daftar Pustaka
http://teknikelektronika.com/pengertian-transformator-prinsip-kerja-trafo/
http://artikel-teknologi.com/macam-macam-motor-listrik-ac/3/
http://berbagi-now.blogspot.co.id/2013/02/penerapan-transformator-pada-pengapian.html
https://perawatanrtdonto.blogspot.co.id/2013/05/prinsip-kerja-motor-listrik.html
http://reehokstyle.blogspot.co.id/2010/03/aplikasi-motor-induksi-3-fasa-dalam.html
http://aisatsu-warden.blogspot.co.id/2016/06/aplikasi-motor-listrik-eskalator.html

Anda mungkin juga menyukai