Anda di halaman 1dari 7

Voltage Swell

Definisi Voltage swell

Voltage swell merupakan suatu fenomena kenaikan tegangan rms dari nilai nominalnya yang
terjadi dalam waktu yang singkat, sekitar 10 ms sampai beberapa detik. IEC 61000-4-30
mendefinisikan voltage swell sebagai kenaikan besar tegangan sementara pada titik
diatas nilai threshold-nya. Sedangkan berdasarkan IEEE Standard 1159-1995, voltage
swell merupakan variasi tegangan rms dengan besar antara 110% sampai 180% dari tegangan
nominal dan berlangsung selama 0,5 siklus sampai satu menit. Gambar berikut
menunjukkan gelombang tegangan saat terjadi voltage swell dengan besar 1.2 pu dan
berlangsung selama 0,12 detik.

Gambar 2.2. Contoh Bentuk Gelombang Saat Terjadi Voltage swell

Karakteristik Voltage swell


Karakteristik dari voltage swell dapat dilihat pada Gambar 3 untuk gelombang tegangan yang ideal
(sinusoidal murni, tanpa harmonik)

Voltage swell dicirikan dengan besarnya swell (tegangan saat terjadi fault) dan durasinya. Besarnya
swell ditentukan oleh jarak terjadinya fault dan durasinya bergantung pada waktu penghilangan fault.

Gambar 2.3. Karakteristik Voltage swell

of 6 25/03/2015 14:45
Swell magnitude

Merupakan tegangan rms total saal fault terjadi, yang dinyatakan dalam persen atau dalam
nilai per-unit dari tegangan nominalnya.

Swell Duration

Durasi swell merupakan waktu saat tegangan menjadi tinggi, biasanya kurang dari 1
detik. Durasi swell bergantung pada peralatan proteksi arus lebih dan seberapa lama arus
fault diperbolehkan untuk mengalir. Ada banyak jenis peralatan yang digunakan untuk
menghilangkan fault dan masing-masing mempunyai waktu absolut minimum untuk

menghilangkan fault.

Phase angle jump

Fault yang terjadi pada sistem tenaga listrik tidak hanya menyebabkan turunnya besar
tegangan, tapi juga menyebabkan perubahan pada sudut fasa tegangan. Phase angle jump
(yaitu perbedaan sudut fasa selama terjadi swell dan sebelum terjadi swell) dapat dihitung
dari nilai tegangan kompleks Vswell.

Model Matematis untuk Menghitung Voltage swell

Berdasarkan referensi yang didapat, ada dua model matematika yang digunakan untuk
menghitung besarnya voltage swell, model pertama yang mengabaikan besarnya arus beban,
dan model kedua yang memperhitungkan arus beban.

Model pertama : arus beban diabaikan

Besarnya voltage swell dapat dinyatakan dalam model pembagian tegangan (voltage divider)
sebagaimana yang tergambar pada gambar berikut:

Gambar2.4. Model Pembagian Tegangan Saat Terjadi Voltage swell

of 6 25/03/2015 14:45
Dengan mengabaikan arus beban, tegangan swell,
Vswell, dapat dinyatakan sebagai:
Dimana Zs merepresentasikan impedansi sumber pada point of common coupling
(PCC) dan Zf

merepresentasikan impedansi diantara PCC sampai ke lokasi terjadinya fault. Pada


titik terjadinya fault, tegangan bernilai mendekati nol. Oleh karena itu, impedansi Zsdan
Zfmenentukan besarnya voltage swell,

sedangkan durasi terjadinya voltage swell ditentukan oleh waktu penghilangan fault
alat proteksi. Dari persamaan di atas, terlihat bahwa jika fault terjadi di dekat PCC, akan
menyebabkan voltage swell yang terjadi semakin dalam.

Model kedua : Memperhitungkan arus beban

Dengan memperhatikan Gambar 2.5, pada kondisi normal (tidak terjadi fault), arus yang
mengalir menuju beban A dan beban B bernilai sama (beban seimbang). Ketika terjadi fault
pada feeder 1, arus yang sangat besar akan mengalir menuju feeder 1. Sehingga, berdasarkan
pada hukum Kirchhoff, aliran arus menuju feeder 2 akan berkurang. Sebagai akibatnya,
tegangan pada feeder 2 juga akan turun. Penurunan tegangan ini kemudian didefinisikan
sebagai voltage swell.

Jika diasumsikan:

Beban A = ZLOAD_A
Gambar 2.5. Perhitungan Voltage swell

Beban B = ZLOAD_B

Reaktansi feeder 1 = x1

Reaktansi feeder 2 = x2

Arus dari sumber =I


Arus pada feeder 1 = I1

of 6 25/03/2015 14:45
Arus pada feeder 2 = I2
Sehingga I = I1+ I2

Pada kondisi normal (tidak terjadi fault)


Ketika fault terjadi pada feeder 1 karena hubung singkat, arus yang sangat besar akan

mengalir melalui feeder 1 begitu pula arus sumber I. Pada saat ini, tegangan pada feeder 2
menjadi turun karena peningkatan voltage drop pada reaktansi xsyang pada akhirnya
menyebabkan swell terjadi.
Sehingga:

(Ketika fault terjadi)


dan nilai V2menjadi lebih kecil dari nilai nominalnya (voltage swell)

Metode Deteksi Tegangan

1
. Deteksi tegangan sangat diperlukan karena dapat menentukan unjuk kerja dinamik dari
regulator voltage swell.
Oleh karena itu, deteksi tegangan yang presisi dan cepat merupakan bagian penting dari
regulator voltage swell.
Beberapa metode deteksi tegangan yang telah didokumentasikan pada penggunaan berbagai
macam skema kompensasi tegangan antara lain:

Metode rata-rata
Metode deteksi RMS (RMS detection method)
Metode deteksi dengan transformasi DQ
Metode deteksi puncak (peak detection method)
Menggunakan signal processing

Diantara metode-metode di atas, banyak pendekatan yang telah menggunakan


transformasi DQ dengan kerangka acuan sinkron (synchronous reference frame) untuk
mendeteksi adanya swell. Teknik pemrosesan sinyal seperti FFT (Fast Fourier Transformation)
dan Wavelet Transformation dapat digunakan untuk mendeteksi voltage swell. Akan tetapi,
untuk mendapatkan informasi besar tegangan yang akurat, FFT dapat memakan waktu
sampai satu siklus frekuensi fundamental. Sedangkan penggunaan Wavelet Transformation,
sekalipun dapat mendeteksi perubahan mendadak pada tegangan suplai, implementasi

of 6 25/03/2015 14:45
secara real time menjadi sulit karena jumlah pemrosesan data yang besar. Metode
transformasi DQ dan metode deteksi puncak dapat dijelaskan sebagai berikut:

Transformasi DQ untuk Deteksi Tegangan

Teori transformasi DQ telah banyak digunakan pada aplikasi motor drive selama beberapa
tahun, dan teori ini kemudian diadaptasi untuk mendeteksi voltage swell. Nilai transformasi
DQ dihitung dengan menggunakan
persamaan (5), dimana nilai tiga fasa ditransformasikan ke nilai stasioner dua-sumbu
menjadi Vdsdan Vqs.

Kedua nilai ini kemudian ditransformasikan menjadi nilai dq pada kerangka rotasi

dimana θ adalah perbedaan sudut antara fase A dengan sumbu-q

Jika parameter tiga fasa seperti arus dan tegangan bernilai seimbang, nilai transformasi DQ akan
menghasilkan nilai DC yang konstan. Dengan adanya pengubahan nilai AC tiga fasa menjadi
nilai DC yang konstan menjadikan desain kontroler tegangan menjadi lebih mudah. Gambar 2.6 (kiri)
menunjukkan tegangan tiga fasa dan hasil transformasi dq-nya (Gambar 2.6 kanan). Dari gambar, terlihat
jelas bahwa sekalipun terjadi voltage swell, nilai pada sumbu-d tetap bernilai nol, dan komponen
sumbu-q secara langsung mengindikasikan perubahan pada besarnya tegangan. Transformasi DQ
menggunakan nilai sesaat yang menjadikan waktu deteksi menjadi lebih cepat dibandingkan dengan
metode lain seperti metode deteksi RMS, metode puncak dan metode rata-rata.
Gambar 2.6. Hasil Transformasi DQ Tegangan Tiga Fasa Seimbang

Akan tetapi, untuk voltage swell yang tidak seimbang, metode transformasi DQ tidak menunjukkan adanya
perubahan seketika pada nilai DC-nya. Nilai keluaran transformasi DQ mempunyai komponen ripple 100 /
120 Hz, yang merupakan dua kali nilai frekuensi sumber tegangan.

Metode Deteksi Tegangan Puncak

Metode transformasi DQ memberikan waktu deteksi yang cepat untuk sistem tiga fasa yang seimbang.
Akan tetapi, untuk mendapatkan komponen DC pada kerangka rotasi pada sistem yang tidak seimbang,
of 6 25/03/2015 14:45
komponen ripple 120 Hz perlu dihilangkan dengan menggunakan filter yang membuat respon deteksi
menjadi lamban.

Untuk mengendalikan dan mendeteksi voltage swell, kompensator tegangan hanya membutuhkan nilai
puncak tegangan input dan output. Oleh karena itu, metode sederhana yang disebut “peak detection method”
digunakan. Jika transformasi DQ membutuhkan informasi ketiga fasanya, peak detection method hanya
membutuhkan nilai fasa tunggalnya. Low-pass filter dengan frekuensi cut-off yang dibutuhkan untuk
mengeliminasi noise pengukuran dipasang pada rangkaian pengindera. Sebagaimana yang telah disebutkan
sebelumnya, penyaringan (filtering) pada transformasi DQ menyebabkan adanya detection delay. Dengan
membandingkan waktu deteksinya, peak detection method mempunyai waktu deteksi yang hampir sama
dengan transformasi DQ yang mempunyai notch filter 120 Hz. Peak detection method diimplementasikan
sebagaimana terlihat pada Gambar 10, dan persamaan XXX menunjukkan metode deteksi puncak ini

of 6 25/03/2015 14:45
Gambar 2.7. Pengukuran Tegangan dengan Peak Detection Method

Proses pengukuran magnitudo puncak dapat dijelaskan sebagai berikut. Tegangan phase-to-neutral salah
satu fasa diukur, dan nilai cosinus tegangan ini dicari dengan menggunakan phase shifter 90o.
Dengan
mengasumsikan frekuensi suplai bernilai tetap, nilai pergeseran 90 o dapat dicari dengan
menggunakan rangkaian digital atau dengan pemrosesan sinyal digital. Komponen sinus dan cosinus
kemudian dikuadratkan dan dijumlahkan untuk mendapatkan Vm2. Dengan mendapatkan nilai akar dari
Vm2, besarnya tegangan dapat ditemukan. Gambar 11 menunjukkan hasil pengukuran tegangan

menggunakan peak detection method.


Gambar 2.8. Hasil Pengukuran Tegangan dengan Peak Detection

Tags: Voltage
Swell Method
Create a free website or blog at WordPress.com. | The Oxygen Theme.

Follow

of 6 25/03/2015 14:45

Anda mungkin juga menyukai