Anda di halaman 1dari 20

Metoda Pengukuran

(Efek Pembebanan)
Zubair Aman Daulay, ST, MM
Fakultas Sains dan Teknologi UINSU
PENDAHULUAN
Efek Pembebanan Instrument Ukur pada Medium
 Instrumen Ukur dapat membebani medium yang diukur
sehingga harga hasil pengukuran yang terbaca pada
alat ukur tidak sama dengan harga variabel pengukuran
jika alat ukur tidak dipasang.
 Contoh:
 Thermometer yg membebani medium pengukuran
 Voltmeter atau Ameter yang membebani rangkaian pengukuran.
Contoh : Efek Pembebanan pada Pengukuran Tegangan
 Voltmeter dihubungkan paralel  Contoh :
dengan ke-kutub tegangan
yang diukur
 voltmeter sebagai shunt bagi
rangkaian yang diukur
 Terjadi pembagian arus antara
voltmeter dan tegangan jatuh
yang diukur pada suatu
rangkaian sehingga voltmeter
akan menghasilkan Terdapat 2 voltmeter untuk
pembacaan yang lebih rendah pengukuran di atas, voltmeter 1
dari seharusnya dengan sensitivitas 1000 W/V
dan voltmeter 2 dengan 20.000
W/V
Kedua voltmeter tsb digunakan
pada range 0-50 V. Tentukan
Efek Pembenanan
 Pembacaan setiap voltmeter
 Kesalahan pembacaan
Pengukuran
Contoh : Efek Pembebanan pada Pengukuran Arus
 Ammeter dihubungkan seri  Contoh :
pada rangkain dengan arus
yang diukur
 Ammeter sebagai tahan depan
bagi rangkaian yang diukur
 Terjadi tegangan jatuh pada
ammeter sehingga ammeter
akan menghasilkan
pembacaan arus yang lebih
rendah dari seharusnya Terdapat 2 ammeter untuk
pengukuran di atas, ammeter 1
dengan tahanan dalam 1000 W
dan ammeter 2 dengan tahanan
dalam 50 W
Kedua ammeter tsb digunakan
pada range 0-50 V. Tentukan
Efek Pembenanan
 Pembacaan setiap ammeter
 Kesalahan pembacaan
Pengukuran
PENDAHULUAN
 Pembebanan pada sistem pengukuran
 Pembebanan oleh media yang diukur terhadap sistem
pengukuran (process loading)
 Pembebanan antar elemen pada sistem pengukuran (inter
element loading)
 Dampak efek pembebanan
 Penurunan akurasi pengukuran

Analisis Pembebanan
(analogi rangkaian elektrik)

Rangkaian pengganti THEVENIN


Rangkaian pengganti NORTON
Pembebanan pada sistem pengukuran
 Alat ukur atau sistem yang dipasang pada medium dapat menerima transfer
variabel tegangan, variabel arus atau variabel daya dari medium, tergantung
pada alat ukur/sistem.
 Alat ukur tegangan menerima transfer variabel tegangan dari medium
 Alat ukur arus menerima transfer variabel arus dari medium
 Alat ukur daya menerima transfer daya dari medium

 Efek Pembebanan tidak hanya terjadi pada sistem elektrik, tetapi pada
sistem termal, sistem mekanis, dsb juga akan terjadi efek pembebanan jika
suatu sistem (Instrumen) dihubungkan dengan instrumen lainnya atau suatu
sistem fisis dihubungkan dengan sistem fisis lainnya
Hubungan antara variabel alir (q1) dengan variabel potensial (q2)
 Secara umum semua sistem fisis mempunyai dua variabel yang saling
bebas, yaitu variabel alir (q1) dan variabel potensial (q2) misal:
 pada sistem listrik ada variabel arus (q 1=I) dan tegangan listrik (q2 = V)
 Pada sistem termal ada variabel temperatur (q 2 =T) dan aliran kalor (q1 = Q)
 Pada sistem aliran fluida ada debit aliran (q 1=Q) dan tekanan fluida (q2 = p).

 Jika perkalian q1dan q2 besaran energi


 Impedansi = Z = q2/q1
 Admitansi = Y = 1/Z = q1/q2
 Daya = P = q1*q2

 Contoh:
 pada sistem elektrik q1 = I (arus listrik) dan q2=V (tegangan listrik),
maka P = VI
 Jika perkalian q1 q2 berupa besaran energi, maka
 Stiffness atau kekakuan sistem adalah perbandingan variabel potensial dengan variabel alir
 S = q2/q1

 Compliance adalah atau kelenturan sistem adalah perbandingan variabel alir dengan variabel
potensial
 C = 1/S=q1/q2

 Contoh:
 pada pegas F = K x,
 F (gaya) adalah variabel potensial dan x (defleksi pegas) adalah variabel alir. K stiffness pegas, dan
C compliance pegas = 1/K
 Jika suatu sistem dihubungkan dengan sistem lainnya, dan yang
ditransfer adalah variabel tertentu, maka stiffness (impedansi) input
dari sistem fisis kedua dapat membebani sistem fisis pertama, jika
harga stiffness (impedansi) output sistem pertama tidak sesuai
dengan stiffness (impedansi) input sistem kedua.

 Apakah alat ukur (sistem fisis kedua) akan membebani medium


pengukuran (sistem fisis pertama), tergantung pada variabel yang
diukur, variabel alir atau variabel potensial atau variabel daya dan
harga stiffness (impedansi) input dan output dari kedua sistem
 Pada sistem yang perkalian dua variabelnya adalah besaran daya,
 maka efek pembebanan dinyatakan dalam variabel impedansi atau admitansi.
 Supaya kedua sistem tidak saling membebani:
 Jika yang diukur atau ditransfer adalah variabel potensial (q2) maka Impedansi input sistem kedua
harus jauh lebih besar dari pada impedansi output sistem pertama (Z2i >> Z1o)
 Jika yang diukur atau ditransfer adalah variabel alir (q1), maka Z2i<<Z1o atau Y2i >> Y1o
 Jika yang akan ditransfer daya, maka Z2i ~ Z1o (Matching Impedansi)
 Pada sistem yang perkalian dua variabelnya adalah besaran energi,
 maka efek pembebanan dinyatakan dalam variabel stiffness atau compliance.
 Supaya kedua sistem tidak saling membebani:
 Jika yang diukur atau ditransfer adalah variabel potensial (q2) maka Stiffness input sistem kedua
harus jauh lebih besar dari pada stiffness output sistem pertama (S2i >> S1o)
 Jika yang diukur atau ditransfer adalah variabel alir (q1), maka S2i<<S1o atau C2i >> C1o
 Jika yang akan ditransfer daya, maka S2i ~ S1o (Matching Stiffness)
ANALISIS PEMBEBANAN
analogi rangkaian elektrik

Rangkaian pengganti THEVENIN


Rangkaian pengganti NORTON
RANGKAIAN EKIVALEN THEVENIN
 Rangkaian Ekivalen THEVENIN

ETH
Arus : i
Z TH  Z L

ZL
Tegangan : VL  i Z L  ETH
Z TH  Z L

Jika Z L  Z TH
RANGKAIAN EKIVALEN
THEVENIN
 Contoh: Sistem Pengukuran Temperatur

2  10
6 10 4
Vin  40  10 6 T VL  1000Vin 4
2  106  20 10  75
 2  106  10 4 
TM    4 T
 2 10  20  10  75 
6

 0.9925T

berapa “loading error” ?


pH meter
 Sistem pengukuran pH

Tentukan pH pengukuran jika


 tanpa amplifier
 menggunakan amplifier
RANGKAIAN EKIVALEN NORTON
 Rangkaian Ekivalen NORTON

Tegangan ZN  ZL
pada beban VL  i N
ZN  ZL

Jika Z L  Z N
RANGKAIAN EKIVALEN NORTON
 Contoh : Differential Pressure Transmitter

Tegangan total pada kabel dan recorder


RN  RC  RR 
VL  i N Tegangan pada recorder
RN  RC  RR RN
VR  iN RR
RN  RC  RR

VR  0,9995 iN RR “loading error” = 0,05% ?


Contoh Soal
 Suatu transmiter elektronik memberikan arus keluaran 4 – 20 mA
linier terhadap masukan beda tekanan 0 s/d 104 Pa. Impedansi
Norton transmiter adalah 105 W. Transmiter dihubungkan ke suatu
indikator dengan impedansi sebesar 250 W melalui suatu kabel
dengan total resistansi 500 W. Indikator memberikan pembacaan 0
dan 104 Pa untuk input tegangan antara 1 dan 5 V.
 Hitung kesalahan pengukuran akibat pembebanan untuk input tekanan
5x103 Pa
Contoh Soal
 Suatu Electronic Level Transmitter memberikan arus keluaran 4 –
20 [mA] linier terhadap masukan beda ketinggian cairan 0 s/d 10
[m]. Impedansi transmiter adalah 5 x 104 [W]. Transmiter
dihubungkan ke suatu indikator dengan impedansi sebesar 200 [W]
melalui suatu kabel dengan total resistansi 250 [W]. Indikator
memberikan pembacaan 0 dan 10 [m] untuk input tegangan antara
0,8 dan 4 [V].
 Hitung kesalahan pengukuran akibat pembebanan untuk
input ketinggian 5 [m]
Contoh Soal
 Suatu glass pH electrode mempunyai sensitivitas 59 mV/pH dan resistansi 109 W,
digunakan untuk mengukur pH dalam range 0 s/d 15. Elektroda dihubungkan ke
recorder yang memiliki input 0 s/d 100 mV dan resistansi 100 W, menggunakan suatu
buffer amplifier dengan unity gain dan resistansi output 100 W
 Hitung impedansi input amplifier, dan sensitivitas recorder yang diperlukan untuk
mendapatkan recording pH yang akurat
 Jika resistansi elektroda bertambah menjadi 2 x 109 W akibat reaksi kimia, Hitung
kesalahan pengukuran dalam % untuk pH 0 s/d 7

Anda mungkin juga menyukai