DAFTAR ISI
PRAKTIKUM I ................................................................................................................ 1
PENGENALAN PERANGKAT ELEKTRONIKA ......................................................... 1
1.1. Tujuan ................................................................................................................ 1
1.2. Alat Dan Bahan .................................................................................................. 1
1.3. Landasan Teori .................................................................................................. 1
1.1.1. Pengenalan Alat .......................................................................................... 1
A. Osiloskop........................................................................................................ 1
B. Function Generator ......................................................................................... 2
C. PUDAK .......................................................................................................... 3
D. Power Supply ................................................................................................. 3
E. Multimeter ...................................................................................................... 5
1.1.2. Pengenalan Komponen Elektronika ........................................................... 5
A. Dioda .............................................................................................................. 5
B. Transistor........................................................................................................ 6
C. Kapasitor ........................................................................................................ 7
D. Resistor ........................................................................................................... 9
E. LED .............................................................................................................. 11
1.4. Soal .................................................................................................................. 12
1.5. Praktikum ......................................................................................................... 12
1.6. Analisa ............................................................................................................. 15
PRAKTIKUM II ............................................................................................................. 16
TEORI DASAR ELEKTRONIKA................................................................................. 16
2.1. Tujuan .............................................................................................................. 16
2.2. Alat Dan Bahan ................................................................................................ 16
2.3. Landasan Teori ................................................................................................ 16
A. Hukum Ohm .................................................................................................... 16
B. Teori Northon .................................................................................................. 17
C. Teori Thevenin ................................................................................................. 17
2.4. Soal .................................................................................................................. 18
2.5. Praktikum ......................................................................................................... 19
2.6. Analisa ............................................................................................................. 23
Praktikum Elektronika | i
Laboratorium Sistem Komputer
Praktikum Elektronika | ii
Laboratorium Sistem Komputer
Praktikum Elektronika | iv
Laboratorium Sistem Komputer
Praktikum Elektronika | v
Laboratorium Sistem Komputer
Praktikum Elektronika | vi
Laboratorium Sistem Komputer
PRAKTIKUM I
1.1. Tujuan
Praktikum Elektronika | 1
Laboratorium Sistem Komputer
yang terjadi pada saat itu dan tidak dapat ditampilkan pada lain
waktu, sedang pada osiloskop storage sinyal yang diamati dapat
disimpan untuk waktu yang relatif lama, dan dapat ditampilkan
sewaktu – waktu.
2. Fungsi Dari Osiloskop
• Berapa frekuensi, periode dan tegangan dari suatu sinyal
elektronik.
• Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap
waktu.
• Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.
• Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangakaian
listrik.
• Membedakan arus AC dengan arus DC.
• Mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan
hubungannya terhadap waktu.
B. Function Generator
1. Pendahuluan
Function Generator adalah alat ukur elektronik yang
menghasilkan, atau membangkitkan gelombang berbentuk sinus,
segitiga, ramp, segi empat, dan bentuk gelombang pulsa.
Function generator terdiri dari generator utama dan generator
modulasi. Generator Utama menyediakan gelombang output
sinus, kotak, atau gelombang segitiga dengan rangkuman
frekuensi 0,01 Hz - 13 MHz. Generator modulasi menghasilkan
bentuk gelombang sinus, kotak, dan segitiga dengan rangkuman
frekuensi 0,01 Hz - 10 kHz. Generator sinyal input dapat
digunakan sebagai Amplitudo Modulation (AM) atau Frequensi
Modulation (FM). Frekuensi bentuk – bentuk gelombang ini
dapat bisa diatur dari sati hertz sampai beberapa ratus kilokertz
(kHz) bahkan sampai megahertz (MHz).
Praktikum Elektronika | 2
Laboratorium Sistem Komputer
C. PUDAK
1. Pendahuluan
Dasar konstruksi sebuah sirkuit elektronik yang merupakan
bagian prototipe dari suatu rangkaian elektronik yang belum
disolder sehingga masih dapat dirubah skema atau pengantian
komponen. Alat ini cocok digunakan untuk tahap awal develop
project rangkaian elektronika. Merakit menjadi mudah karena
tidak perlu melakukan penyolderan sehingga komponen
komponen masih tetap bisa dipergunakan untuk project lain
dikemudian hari.
2. Fungsi PUDAK
Sebuah alat yang dirancang khusus untuk memudahkan
mahasiswa dalam merangkai rangkaian elektronika dalam bentuk
yang lebih besar daripada project board tetapi dengan fungsi yang
sama.
D. Power Supply
1. Pendahuluan
Power supply adalah suatu perangkat keras pada komputer yang
bertugas mengalirkan arus listrik untuk komponen2/hardware
pada komputer dengan arus DC (arus searah), power supply
berbentuk kotak dengan kabel2 yang menjulur keluar dengan
diujung2 kabelnya terdapat konektor dan biasanya terletak pada
belakang kesing komputer.
Praktikum Elektronika | 3
Laboratorium Sistem Komputer
Praktikum Elektronika | 4
Laboratorium Sistem Komputer
E. Multimeter
a. Pendahuluan
Multimeter adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur
tegangan listrik, arus listrik, dan tahanan (resistansi). Itu adalah
pengertian multimeter secara umum, sedangkan pada
perkembangannya multimeter masih bisa digunakan untuk
beberapa fungsi seperti mengukur temperatur, induktansi,
frekuensi, dan sebagainya. Ada juga orang yang menyebut
multimeter dengan sebutan AVO meter, mungkin maksudnya A
(ampere), V (volt), dan O (ohm).
b. Fungsi Multimeter
Berfungsi untuk mengukur tegangan listrik, arus listrik, dan
tahanan (resistansi). Multimeter juga dapat digunakan untuk
fungsi lainnya seperti mengukur temperatur, induktansi,
frekuensi, dan sebagainya.
Praktikum Elektronika | 5
Laboratorium Sistem Komputer
B. Transistor
1. Pendahuluan
Praktikum Elektronika | 6
Laboratorium Sistem Komputer
Praktikum Elektronika | 7
Laboratorium Sistem Komputer
Praktikum Elektronika | 8
Laboratorium Sistem Komputer
Diketahui :
C = Kapasitas Kapasitor (Farad)
Q = Muatan listrik yang disimpan (Coulomb)
V = Beda potensial kedua ujungnya (Volt)
D. Resistor
1. Pendahuluan
Praktikum Elektronika | 9
Laboratorium Sistem Komputer
Praktikum Elektronika | 10
Laboratorium Sistem Komputer
E. LED
1. Pendahuluan
Praktikum Elektronika | 11
Laboratorium Sistem Komputer
• Lampu Indikator
• Pemancar Infra Merah pada Remote Control (TV, AC, AV
Player)
1.4. Soal
1. Ukur berapa nilai masing – masing resistor yang telah disediakan
2. Ukur dan gambar berapa nilai masing – masing kapasitor yang telah
disediakan
3. Ukur dan gambar berapa nilai masing – masing transistor yang telah
disediakan
4. Gambar sebuah osiloskop dan tulis masing – masing fungsi tombol yang
ada pada osiloskop
5. Gambar sebuah fuction generator dan tulis masing – masing fungsi tombol
yang ada pada fucion generator
1.5. Praktikum
Membuat Rangkaian dan Mengenal Sifat Dasar Arus / Tegangan Listrik
a. Siapkan papan Plug-in, saklar, catu daya tegangan utama, lampu 6V, dan multimeter
b. Hubungkan keseluruhan gambar menurut Gambar 1.6 di bawah ini. Sebagai
ampermeter, gunakan multimeter.
Praktikum Elektronika | 12
Laboratorium Sistem Komputer
Gambar 1.6
c. Perhatikan apa yang terjadi pada lampu dan pembacaan ampermeter ketika jumper
sebelum dan sesudah dipasang
d. Ganti jumper (salah satu penghubung U) dengan menggunakan saklar SPDT/SPST
e. Apa yang terjadi dengan lampu sebelum dan sesudah saklar dihidupkan? Hasilnya
sama dengan menggunakan jumper Hal ini memperlihatkan bawha saklar berfungsi
sama dengan jumper. Akan tetapi dengan penggunaan saklar lebih memudahkan
penyalaan dan memadaman lampu.
f. Dalam keadaan saklar terhubung, catat nilai pembacaan arus pada ampermeter dan
polaritas sumber tegangannya pada tabel 1.
g. Kemudian putuskan saklar. Pertukarkan polaritas sumber tegangan.
Tabel 1.1
No Polaritas (Positif/Negatif) I (ampere)
h. Kemudian hubungkan kembali saklar. Catat kembali nilai pembacaan arus pada
ampermeter dan polaritas sumber tegangan, lalu lengkapi Tabel 1.1.
Praktikum Elektronika | 13
Laboratorium Sistem Komputer
i. Pada percobaan ini perlihatkan bahwa arah arus berubah bila polaritas sumber
tegangan berubah
(a)
Praktikum Elektronika | 14
Laboratorium Sistem Komputer
(b)
Gambar 1.7
c. Hubungkan saklar. Catat nilai pembacaan voltmeter dan ampermeter pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2
No E (Volt) I (ampere)
1.6. Analisa
1. Tulis pada sebuah tabel perbandingan nilai perhitungan manuali dari
sebuah resistor dengan nilai resistor ketika menggunakan Avometer
2. Buat kesimpulan dari praktikum yang telah anda kerjakan
Praktikum Elektronika | 15
Laboratorium Sistem Komputer
PRAKTIKUM II
2.1. Tujuan
Mahasiswa dapat memahami rumus-rumus dasar dan teori rangkaian listrik yang
terdapat pada sumber tegangan dan sumber arus.
A. Hukum Ohm
Simbol yang digunakan pada hukum Ohm adalah V untuk voltase
atau tegangan listrik yang diukur dalam satuan volt, R untuk resistansi atau
hambatan yang diukur dalam satuan ohm (Ω), dan I untuk arus listrik yang
diukur dalam satuan ampere. Sesuai dengan bunyi hukum Ohm, secara
matematis untuk menghitung besar voltase listrik menggunakan rumus:
Dan untuk menghitung kuat arus listrik, rumus diatas dipakai kembali
sehingga:
Praktikum Elektronika | 16
Laboratorium Sistem Komputer
B. Teori Northon
Suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan dengan hanya terdiri
dari satu buah sumber arus yang dihubungparalelkan dengan sebuah tahanan
ekivelennya pada dua terminal yang diamati. Tujuan untuk menyederhanakan
analisis rangkaian, yaitu dengan membuat rangkaian pengganti yang berupa
sumber arus yang diparalel dengan suatu tahanan ekivalennya. Langkah-
langkah penyelesaian dengan Teorema Norton :
1. Cari dan tentukan titik terminal a-b dimana parameter yang ditanyakan.
2. Lepaskan komponen pada titik a-b tersebut, short circuit kan pada
terminal a-b kemudian hitung nilai arus dititik a-b tersebut (Iab = Isc =
IN).
3. Jika semua sumbernya adalah sumber bebas, maka tentukan nilai tahanan
diukur pada titik a-b tersebut saat semua sumber di non aktifkan dengan
cara diganti dengan tahanan dalamnya (untuk sumber tegangan bebas
diganti rangkaian short circuit dan untuk sumber arus bebas diganti
dengan rangkaian open circuit) (Rab = RN = Rth).
4. Jika terdapat sumber tak bebas, maka untuk mencari nilai tahanan
pengganti Nortonnya didapatkan dengan cara Rn=Voc/In
5. Untuk mencari Voc pada terminal titik a-b tersebut dibuka dan dicari
tegangan pada titik tersebut (Vab = Voc).
6. Gambarkan kembali rangkaian pengganti Nortonnya, kemudian
pasangkan kembali komponen yang tadi dilepas dan hitung parameter
yang ditanyakan.
C. Teori Thevenin
Pada teorema ini berlaku bahwa, Suatu rangkaian listrik dapat
disederhanakan dengan hanya terdiri dari satu buah sumber tegangan yang
dihubungserikan dengan sebuah tahanan ekivelennya pada dua terminal yang
diamati. Tujuan sebenarnya dari teorema ini adalah untuk menyederhanakan
analisis rangkaian, yaitu membuat rangkaian pengganti yang berupa sumber
tegangan yang dihubungkan seri dengan suatu resistansi ekivalennya.
Langkah-langkah penyelesaian dengan Teorema Thevenin :
1. Cari dan tentukan titik terminal a-b dimana parameter yang ditanyakan.
Praktikum Elektronika | 17
Laboratorium Sistem Komputer
2. Lepaskan komponen pada titik a-b tersebut, open circuit kan pada
terminal a-b kemudian hitung nilai tegangan dititik a-b tersebut (Vab =
Vth).
3. Jika semua sumbernya adalah sumber bebas, maka tentukan nilai tahanan
diukur pada titik a-b tersebut saat semua sumber di non aktifkan dengan
cara diganti dengan tahanan dalamnya (untuk sumber tegangan bebas
diganti rangkaian short circuit dan untuk sumber arus bebas diganti
dengan rangkaian open circuit) (Rab = Rth).
4. Jika terdapat sumber tak bebas, maka untuk mencari nilai tahanan
pengganti Theveninnya didapatkan dengan cara Rth = Vth / Isc
5. Untuk mencari Isc pada terminal titik a-b tersebut dihubungsingkatkan
dan dicari arus yang mengalir pada titik tersebut (Iab = Isc).
6. Gambarkan kembali rangkaian pengganti Theveninnya, kemudian
pasangkan kembali komponen yang tadi dilepas dan hitung parameter
yang ditanyakan.
2.4. Soal
Gambar 2.1
Praktikum Elektronika | 18
Laboratorium Sistem Komputer
Gambar 2.2
2.5. Praktikum
Hukum Ohm
1. Siapkan papan plug-in, catu daya tegangan utama, hambatan 100Ω, saklar
dan multimeter digital
2. Buat rangkaian sesuai dengan gambar 2.3 dibawah ini
Gambar 2.3
3. Hidupkan saklar, lakukan pengukuran arus (I) dan tegangan (E), ukur juga
nilai hambatan dengan menggunakan multimeter, kemudian lengkapi tabel
2.1 dibawah ini
Tabel 2.1
Praktikum Elektronika | 19
Laboratorium Sistem Komputer
4. Daya yang disipasikan oleh hambatan berupa kalor yang nilainya sesuai
dengan rumus P=E.I = I2.R = E2/R
Teori Thevenin
1. Siapkan umber daya utama, sumber arus variable, multimeter digital, 6 buah
penghambat digital bernilai masing – masing 150Ω, 270Ω, 330Ω, 100Ω, 22Ω, dan
47Ω.
2. Dalam keadaan sumber tegangan mati, buatlah rangkaian pada gambar 2.4
dibawah ini.
Gambar 2.4
3. Hidupkansumber daya utamadan ukur arus I dan tegangan V, kemudian isikan
pada tabel 2.2
4. Berdasarkan teorema Thevenin rangkaian pada gambar 2.4 dibagi menjadi
rangkaian A dan rangkaian B seperti pada gambar 2.5. kemudian rangkaian A
diubah menjadi seperti gambar 2.6
Gambar 2.5
Praktikum Elektronika | 20
Laboratorium Sistem Komputer
Gambar 2.6
5. Untuk memperoleh nilai RTH, sumber tegangan pada rangkaian A gambar 2.5 dan
diganti dengan suatu hubungan singkat sperti pada gambar 2.7, lalu hitung
penghambat antara kutub – kutub X-Y
6. Buatlah rangkaian sesuai pada gambar 2.7
Gambar 2.7
7. Ukur hambatan pada X-Y, dan isikan pada tabel 2.2 sebagai nilai dari RTH
Tabel 2.2
Pengukuran Dengan Teori Thevenin
No. Catatan
I (amp) V (volt) RTH (Ω) I (amp) V (volt)
8. Kemudian berdasarkan hasil yang didapatkan tersebut dan dalam keadaan saklar
sumber tegangan utama mati, buatlah rangkaian pada gambar 2.6 dengan X dan
X’ serta Y dan Y’ masing – masing dihubungkan
Praktikum Elektronika | 21
Laboratorium Sistem Komputer
9. Hidupkan saklar sumber tegangan utama dan ukurlah arus I dan tegangan V,
kemudian isi tabel 2.2
10. Dalam keadaan sumber tegangan mati, buatlah rangkaian pada gambar 2.7
dibawah ini.
Gambar 2.7
11. Hidupkansumber daya utamadan ukur arus I dan tegangan V, kemudian isikan
pada tabel 2.2
12. Berdasarkan teorema Thevenin rangkaian pada gambar 2.4 dibagi menjadi
rangkaian A dan rangkaian B seperti pada gambar 2.5. kemudian rangkaian A
diubah menjadi seperti gambar 2.6
Gambar 2.8
Gambar 2.9
Praktikum Elektronika | 22
Laboratorium Sistem Komputer
13. Untuk memperoleh nilai RTH, sumber tegangan pada rangkaian A gambar 2.5 dan
diganti dengan suatu hubungan singkat sperti pada gambar 2.7, lalu hitung
penghambat antara kutub – kutub X-Y
14. Buatlah rangkaian sesuai pada gambar 2.10
Gambar 2.10
15. Ukur hambatan pada X-Y, dan isikan pada tabel 2.3 sebagai nilai dari RTH
Tabel 2.3
Pengukuran Dengan Teori Thevenin
No. Catatan
I (amp) V (volt) RTH (Ω) I (amp) V (volt)
16. Kemudian berdasarkan hasil yang didapatkan tersebut dan dalam keadaan saklar
sumber tegangan utama mati, buatlah rangkaian pada gambar 2.9 dengan X dan
X’ serta Y dan Y’ masing – masing dihubungkan
17. Hidupkan saklar sumber tegangan utama dan ukurlah arus I dan tegangan V,
kemudian isi tabel 2.3
2.6. Analisa
1. Hitung nilai arus I dan V pada gambar 2.5 dan gambar 2.6!
2. Hitung nilai arus I dan V pada gambar 2.7 dan gambar 2.9!
3. Buat kesimpulan dari praktikum yang telah anda kerjakan!
Praktikum Elektronika | 23
Laboratorium Sistem Komputer
PRAKTIKUM III
3.1. Tujuan
Mahasiswa mampu menerapkan teori diode sebagai penyearah tegangan kedalam
sebuah rangkaian sederhana.
Praktikum Elektronika | 24
Laboratorium Sistem Komputer
muncullah sesuatu yang baru. Batas antara tipe-n dan tipe-p disebut sambungan
pn. Dari sinilah awal munculnya diode, transistor, dan rangkaian terpadu (IC).
Praktikum Elektronika | 25
Laboratorium Sistem Komputer
Dioda bias maju dihasilkan dari dioda yang dihubungkan dengan sumber
DC, dimana kutub posistif sumber dihubungkan dengan elemen tipe-p dan kutub
negative sumber dihubungkan dengan elemen tipe-n. Tegangan dari baterai akan
mendorong hole-hole dan elektron-elektron bebas pada dioda menuju sambungan.
Jika tegangan baterai lebih besar dari hambatan potensial dioda, menyebabkan
elektron bebas mempunyai cukup energi untuk melintasi daerah deplesi dan
bergabung dengan hole.
3.4. Soal
1. Sebutkan fungsi – fungsi utama dari diode! (minimal 7)
2. Jelaskan efek Zener dan efek bandangan!
Praktikum Elektronika | 26
Laboratorium Sistem Komputer
3.5. Praktikum
Rangkaian Forward Bias
1. Siapkan alat dan komponen yang dibutuhkan pada praktikum ini, diode
silikon 1N4001, diode Germanium, dan juga diode Zener
2. Rangakailah rangkaian forward bias pada gambar 3.6. menggunakan diode
silikon 1N4001
3. Atur variable resistor sehingga memperroleh nilai If 1mA, 2mA, 3mA, 4mA,
5mA, 6mA, 7mA, 8mA, 9mA, 10mA
Praktikum Elektronika | 27
Laboratorium Sistem Komputer
3.6. Analisa
Tulis laporan kedalam beberapa tabel dibawah ini
1. Dioda 1N4001
Forward bias
Vs (v) Vd (v) If (mA)
Praktikum Elektronika | 28
Laboratorium Sistem Komputer
Reverse bias
Vs (v) Vd (v) If (mA)
Reverse bias
Vs (v) Vd (v) If (mA)
Praktikum Elektronika | 29
Laboratorium Sistem Komputer
3. Dioda Zener 6 – 2 Y.
Forward bias
Vs (v) Vd (v) If (mA)
Reverse bias
Vs (v) Vd (v) If (mA)
Praktikum Elektronika | 30
Laboratorium Sistem Komputer
PRAKTIKUM IV
4.1. Tujuan
Mahasiswa mampu menerapkan teori diode sebagai penyearah tegangan.
Praktikum Elektronika | 31
Laboratorium Sistem Komputer
diberi bias maju, dan seperti penghambat sempurna (hambatan tak hingga) saat
dibias balik.
Pada kenyataannya tidaklah mungkin membuat dioda seperti ini. Piranti
lain yang berperilaku seperti dioda ideal adalah saklar, yang mempunyai
hambatan nol saat ditutup dan hambatan tak hingga saat dibuka.
Gambar 4.1. (a) Kurva dioda ideal (b) Dioda ideal berperilaku seperti saklar
C. Pendekatan Kedua
Pendekatan dioda ideal dapat digunakan dalam proses troubleshooting.
Namun dalam analisis, diperlukan nilai arus dan tegangan yang lebih akurat.
Untuk itu digunakanlah pendekatan kedua.
Pendekatan kedua dioda memperhitungkan nilai dari tegangan lutut (0,7V
untuk dioda silikon). Sehingga meskipun dioda dibias maju, arus dioda tidak akan
mengalir sampai tegangan dioda melebihi 0,7V.
ID KEDUA
PENDEKATAN KEDUA
0,7V
BIAS BALIK
BIAS BALIK
0,7V
VD
0,7V
BIAS MAJU
(a) (b)
Gambar 4.2. (a) Kurva dioda pendekatan kedua (b) Rangkaian ekivalen
pendekatan kedua
Praktikum Elektronika | 32
Laboratorium Sistem Komputer
D. Pendekatan Ketiga
Dalam pendekatan ketiga dari dioda, nilai dari hambatan gabungan (RB)
diperhitungkan. Pengaruh RB terhadap kurva diode adalah kenaikan tegangan
yang linier terhadap kenaikan arus.
Rangkaian ekivalen untuk pendekatan ketiga ini adalah sebuah saklar yang
terhubung seri dengan sumber tegangan 0,7V dan hambatan RB, seperti terlihat
pada gambar di bawah.
ID PENDEKATAN KETIGA
0,7V RB
BIAS BALIK
BIAS BALIK
0,7V RB
VD
0,7V
BIAS MAJU
(a) (b)
Gambar 4.3. (a) Kurva dioda pendekatan ketiga, (b) Rangkaian ekivalen dioda
pendekatan ketiga
Pada pendekatan ketiga saat tegangan diode lebih besar dari 0,7V diode
akan menghantarkan listrik. Selama menghantar arus listrik, nilai tegangan total
yang melalui diode adalah :
VD = 0,7V + ID RB
Di dalam praktek, seringkali nilai hambatan gabungan lebih kecil dari 1Ω,
sehingga dapat diabaikan. Acuan untuk mengabaikan hambatan gabungan adalah
apabila :
RB < 0,001 RTH
Praktikum Elektronika | 33
Laboratorium Sistem Komputer
Hal ini berarti, bahwa nilai tegangan gabungan dapat diabaukan bila
nilainya lebih kecil 1/100 dari nilai hambatan Thevenin di depan sebuah diode.
Jika kondisi ini terpenuhi, dapat diasumsikan bahwa kesalahan adalah kurang 1%.
E. Garis Beban
Garis beban adalah sebuah perangkat yang dapat digunakan untuk
menghitung nilai arus dan tegangan dioda dengan tepat.
Perhatikan rangkaian berikut, dan kita akan menggambar garis beban dari
rangkaian tersebut:
Rs
100 Ohm
Ohm
Vs
2 V D1
Jadi :
2−0
𝐼𝐼𝐷𝐷 = 100
= 200𝑚𝑚𝑚𝑚, sehingga 𝐼𝐼𝐷𝐷 = 10𝑚𝑚𝑚𝑚 saat 𝑉𝑉𝐷𝐷 = 0𝑉𝑉, dan
Praktikum Elektronika | 34
Laboratorium Sistem Komputer
2−2
𝐼𝐼𝐷𝐷 = 100
= 0𝑚𝑚𝑚𝑚, sehingga 𝐼𝐼𝐷𝐷 = 0𝑚𝑚𝑚𝑚 saat 𝑉𝑉𝐷𝐷 = 2𝑉𝑉.
Diode
Diode
30 mA Curve
Saturation
20 mA
Saat garis beban digabungkan dengan kurva diode, terdapat titik potong
antara garis beban dan kurva dioda, yang dikenal sebagai titik Q. Q adalah
singkatan dari “quiescent” yang berarti istirahat.
Titik Q memerupakan penyelesaian simultan antara kurva dioda dan garis
beban. Titik ini merupakan satu-satunya titik pada grafik yang berlaku untuk dioda
dan rangkaian.
Dengan membaca koordinat titik Q, didapatkan titik operasi (operating
point) pada arus sebesar 12,5 mA dan pada tegangan dioda 0,75 V.
F. Half Rectifier
Praktikum Elektronika | 35
Laboratorium Sistem Komputer
Praktikum Elektronika | 36
Laboratorium Sistem Komputer
H. Penyearah Filter
Filter dalam rangkaian penyearah digunakan untuk memperkecil tegangan
ripple, sehingga dapat diperoleh tegangan keluaran yang lebih rata, baik untuk
penyearah gelombang setengah maupun gelombang penuh. Filter diperlukan karena
rangkaian – rangkaian elektronik memerlukan sumber tegangan DC yang tetap, baik
untuk keperluan sumber daya dan pembiasan yang sesuai operasi rangkaian.
Rangkaian filter dapat dibentuk dari kapasitor (C), induktor (L) atau
keduanya.Gambaran rangkaian penyearah dengan filter, ditunjukkan pada gambar
berikut ini.
Praktikum Elektronika | 37
Laboratorium Sistem Komputer
Untuk menjelaskan cara kerja kapasitor ini, perhatikan gambar dibawah ini
dimana penjelasan ini diambil untuk satu perioda sinyal masukan pada satu
dioda. Selama seperempat perioda positif yang pertama dari tegangan sekunder,
Dioda D1 menghantar. Karena dioda menghubungkan sumber VS1 secara langsung
dengan kapasitor, maka kapasitor akan dimuati sampai tegangan maksimum VM.
Setelah mencapai harga maksimum, dioda berhenti menghantar (mati), hal ini
terjadi karena kapasitor mempunyai tegangan sebesar VM, yang artinya sama dengan
tegangan sumber dan bagi dioda artinya tidak ada beda potensial. Akibatnya dioda
seperti saklar terbuka, atau dioda dibias mundur (reverse).
Dengan tidak menghantarnya dioda, kapasitor mulai mengosongkan diri
melalui resistansi beban RL, sampai tegangan sumber mencapai harga yang lebih
besar dari tegangan kapasitor. Pada saat dimana tegangan sumber lebih besar dari
tegangan kapasitor, dioda kembali menghantar dan mengisi kapasitor. Untuk arus
beban yang rendah tegangan keluaran akan hampir tetap sama dengan VM. Tetapi
bila arus beban tinggi pengosongan akan lebih cepat yang mengakibatkan ripple yang
lebih besar dan tegangan keluaran DC yang lebih kecil.
J. Tegangan Riple
Seperti terlihat pada gambar dibawah ini kapasitor mengisi (charges) dengan
cepat pada awal siklus sinyal dan membuang (discharges) dengan lambat setelah
Praktikum Elektronika | 38
Laboratorium Sistem Komputer
melewati puncak positif (ketika dioda dibias mundur). Variasi pada tegangan
keluaran untuk dua kondisi, mengisi dan membuang, disebut dengan tegangan ripple
(ripple voltage). Semakin kecil ripple, semakin baik penfilteran seperti terlihat pada
gambar dibawah.
Gambar 4.13. Tegangan ripple pada penyearah gelombang setengah dengan filter
4.4. Soal
1. Apa yang dimaksud dengan penyearah setengah gelombang
2. Apa yang dimaksud dengan penyearah penuh gelombang
3. Apa itu tegangan ripple
4. Jika diode yang terpasang pada rangkaian dibawah ini merupakan diode ideal,
berapakah nilai Id
Praktikum Elektronika | 39
Laboratorium Sistem Komputer
5. Jika dilakukan pendekatan pertama berapa arus yang dimelalui diode, jika
diode yang digunakan adalah diode silikon
6. Jika dilakukan pendekatan kedua berapa arus yang dimelalui diode, jika diode
yang digunakan adalah diode silikon, (resistor yang ditambahkan 100Ω)
7. Pada rangkaian soal no. 4 tentukan juga nilai V pada diod ideal, pendekatan
pertama dan pendekatan ke 2
4.5. Praktikum
Penyearah Setengah Gelombang
1. Proses penyearah gelombang
a. Siapkan papan plug-in, sumber tegangan AC, diode 1N400, penghambat 100kΩ,
multimeter digital, dan osiloskop.
b. Rangkailah gambar 4.15 pada papan plug-in
Praktikum Elektronika | 40
Laboratorium Sistem Komputer
Tabel 4.1
Hasil Pengukuran
Hasil Pengukuran Multimeter
Osiloskop
Pengukuran Pengukuran Nilai Puncak
Pengukuran
x√𝟐𝟐 xℼ
VA (Volt) -
VB (Volt) -
V / DIV (Ch.1)
V / DIV (Ch.2)
Grafik 4.1
Time / DIV :
V / DIV (Ch.1)
V / DIV (Ch.2)
Grafik 4.2
2. Pengaruh Kapasitor Penghalus
a. Siapkan kapasitor 1ℼF/35V, kapasitor elektrolit 10ℼF/35V, dan penghambat
4.7 kΩ
Praktikum Elektronika | 41
Laboratorium Sistem Komputer
Praktikum Elektronika | 42
Laboratorium Sistem Komputer
VB (Volt) -
V / DIV (Ch.1)
V / DIV (Ch.2)
Grafik 4.3
Praktikum Elektronika | 43
Laboratorium Sistem Komputer
Time / DIV :
V / DIV (Ch.1)
V / DIV (Ch.2)
Grafik 4.4
Praktikum Elektronika | 44
Laboratorium Sistem Komputer
4.6. Evaluasi
1. Tulis hasil pengamatan yang telah kalian lakukan pada sebuah laporan
2. Tuliskan minimal 6 kesimpulan-kesimpulan yang praktikum dapatkan selama
melakukan percobaan
Praktikum Elektronika | 45
Laboratorium Sistem Komputer
PRAKTIKUM V
5.1. Tujuan
Mahasiswa mampu menghitung tegangan puncak inverse, arus gelombang,
clippers, clampers dan menampilkannya pada osiloskop.
Praktikum Elektronika | 46
Laboratorium Sistem Komputer
B. Clipper Seri
Poin – poin yang perlu diperhatikan dari rangkaian clipper seri dengan
dioda adalah :
Dioda dan baterai sebagai rangkaian utama clipper dipasang
secara seri seri dengan sumber sinyal.
• Bila output rangkaian adalah katoda diode, maka bagian positif dari
sinyal input akan dilewatkan , dan bagian negative akan dipotong (berarti
clipper negative)
• Bila output rangkaian adalah anoda diode, maka bagian negative dari
sinyal input akan dilewatkan, dan bagian positif akan dipotong (berarti
clipper positip)
• Besarnya clipping atau pemotongan sinyal adalah tegangan batrai +
tegangan diode (0,7 untuk Si, 0,3 untuk Ge atau Vz bila menggunakan
dioda zener).
Praktikum Elektronika | 47
Laboratorium Sistem Komputer
C. Clipper Paralel
• Dioda dan baterai sebagian rangkaian utama clipper dipasang secara
parallel dengan jalur output rangkain
• Bila output rangkaian parallel dengan katoda diode, maka bagian positif
dari sinyal input akan dilewatkan, dan bagian negative akan dipotong
(berarti clipper negative)
• Bila ouput rangkaian parallel dengan anoda dioda, maka bagian negative
dari sinyal input akan dilewatkan, dan bagian positif akan dipotong
(berarti clipper positip)
• Baterai dalam rangkaian clipper ini berfungsi untuk batas pemotongan
atau level clipping
• Besarnya clipping atau pemotongan sinyal adalah tegangan batrai +
tegangan dioda (0,7 untuk Si, 0,3 untuk Ge atau Vz bila menggunakan
diode zener)
Praktikum Elektronika | 48
Laboratorium Sistem Komputer
D. Clampers
Rangkaian Clamper (penggeser) digunakan untuk menggeser suatu sinyal
ke level dc yang lain. Untuk membuat rangkaian clamper minimal harus
mempunyai sebuah kapasitor, dioda, dan resistor, disamping itu bias pula
ditambahkan sebuah batrai. Harga R dan C harus dipilih sedimikian rupa sehingga
konstanta waktu RC cukup besar agar tidak terjadi pengosongan muatan yang
cukup berarti saat diode tidak menghantar. Dalam analisa ini dianggap diodanya
adalah ideal.
Praktikum Elektronika | 49
Laboratorium Sistem Komputer
Pada saat ini sinyal output pada R adalah nol seperti terlihat pada ilustrasi
rangkaian clamper berikut.
Kemudian saat T/2 – T sinyal input berubah ke negative, sehingga dioda
tidak menghantar (OFF) (gambar ilustrasi clamper diode kondisi open). Kapasitor
membuang muatan sangat lambat, karena RC dibuat cukup lama. Sehingga
pengosongan tegangan ini tidak berarti dibanding dengan sinyal output. Sinyal
output merupakan penjumlahan tegangan input –V dan tegangan pada kapasitor –
V, yaitu sebesar -2V (gambar sinyal output clamper).
Terlihat pada gambar sinyal output clamper diatas bahwa sinyal output
merupakan bentuk gelombang kotak (seperti gelombang input) yang level dc nya
sudah bergeser kearah negative sebesar –V.
Besarnya penggeseran ini bias divariasi dengan menambahkan sebuah
baterai secara seri dengan dioda. Disamping itu arah penggeseran juga bisa kearah
positif dengan cara membalik arah dioda
Praktikum Elektronika | 50
Laboratorium Sistem Komputer
5.4. Soal
1. Apa yang anda ketahui dengan rangkaian clipper dan rangkaian clamper
2. Bagaimana cara kerja rangkaian clipper?
3. Bagaimana cara kerja rangkaian clamper?
4. Sebutkan manfaat dari rangkaian clipper?
5. Sebutkan manfaat dari rangkaian clamper?
5.5. Praktikum
Rangkaian Clipper
Buatlah rangkaian clipper positif seperti dibawah ini:
Praktikum Elektronika | 51
Laboratorium Sistem Komputer
Rangkaian Clamper
1. Buatlah rangkaian clamper positif dibawah ini:
Praktikum Elektronika | 52
Laboratorium Sistem Komputer
5.6. Analisa
1. Gambarkan setiap input dan output yang terjadi pada setiap rangkaian
Clipper Positif Input
Praktikum Elektronika | 53
Laboratorium Sistem Komputer
Limiter Input
Praktikum Elektronika | 54
Laboratorium Sistem Komputer
Limiter Output
Praktikum Elektronika | 55
Laboratorium Sistem Komputer
Praktikum Elektronika | 56
Laboratorium Sistem Komputer
PRAKTIKUM VI
TRANSISTOR BIPOLAR
6.1. Tujuan
Mahasiswa mampu menerapkan transistor bipolar untuk pada sebuah rangkaian
elektronika untuk menghitung garis beban.
Praktikum Elektronika | 57
Laboratorium Sistem Komputer
B. Arus Bias
Ada tiga cara yang umum untuk memberi arus bias pada transistor, yaitu
rangkaian CE (Common Emitter), CC (Common Collector) dan CB (Common
Base). Namun saat ini akan lebih detail dijelaskan bias transistor rangkaian CE.
Dengan menganalisa rangkaian CE akan dapat diketahui beberapa parameter
penting dan berguna terutama untuk memilih transistor yang tepat untuk aplikasi
tertentu. Tentu untuk aplikasi pengolahan sinyal frekuensi audio semestinya tidak
menggunakan transistor power, misalnya.
C. Arus Emiter
Dari hukum Kirchhoff diketahui bahwa jumlah arus yang masuk kesatu
titik akan sama jumlahnya dengan arus yang keluar. Jika teorema tersebut
diaplikasikan pada transistor, maka hukum itu menjelaskan hubungan :
IE = IC + IB
Praktikum Elektronika | 58
Laboratorium Sistem Komputer
Alpha (α)
Pada tabel data transistor (databook) sering dijumpai spesikikasiadc (alpha
dc) yang tidak lain adalah :
αdc = IC/IE
Beta (β)
Beta didefenisikan sebagai besar perbandingan antara arus kolektor
dengan arus base.
β = IC/IB
Dengan kata lain, b adalah parameter yang menunjukkan kemampuan
penguatan arus (current gain) dari suatu transistor. Parameter ini ada tertera di
databook transistor dan sangat membantu para perancang rangkaian elektronika
dalam merencanakan rangkaiannya.
Misalnya jika suatu transistor diketahui besarb=250 dan diinginkan arus
kolektor sebesar 10 mA, maka berapakah arus bias base yang diperlukan. Tentu
jawabannya sangat mudah yaitu :
IB = IC/β = 10mA/250 = 40 uA
Arus yang terjadi pada kolektor transistor yang memiliki b = 200 jika
diberi arus bias base sebesar 0.1mA adalah :
IC = β IB = 200 x 0.1mA = 20 mA
Dari rumusan ini lebih terlihat defenisi penguatan arus transistor, yaitu
sekali lagi, arus base yang kecil menjadi arus kolektor yang lebih besar.
Praktikum Elektronika | 59
Laboratorium Sistem Komputer
F. Kurva Base
Hubungan antara IB dan VBE tentu saja akan berupa kurva dioda. Karena
memang telah diketahui bahwa junction base-emitor tidak lain adalah sebuah dioda.
Jika hukum Ohm diterapkan pada loop base diketahui adalah :
IB = (VBB - VBE) / RB
VBE adalah tegangan jepit dioda junction base-emitor. Arus hanya akan
mengalir jika tegangan antara base-emitor lebih besar dari VBE. Sehingga arus IB
mulai aktif mengalir pada saat nilai VBE tertentu.
Praktikum Elektronika | 60
Laboratorium Sistem Komputer
IB = (VBB - VBE) / RB
= (2V - 0.7V) / 100 K
= 13 uA
G. Kurva Kolektor
Sekarang sudah diketahui konsep arus base dan arus kolektor. Satu hal lain
yang menarik adalah bagaimana hubungan antara arus base IB, arus kolektor IC
dan tegangan kolektor-emiter VCE. Dengan mengunakan rangkaian-01, tegangan
VBB dan VCC dapat diatur untuk memperoleh plot garis-garis kurva kolektor. Pada
Praktikum Elektronika | 61
Laboratorium Sistem Komputer
gambar berikut telah diplot beberapa kurva kolektor arus IC terhadap VCE dimana
arus IB dibuat konstan.
Dari kurva ini terlihat ada beberapa region yang menunjukkan daerah kerja
transistor. Pertama adalah daerah saturasi, lalu daerah cut-off, kemudian daerah
aktif dan seterusnya daerah breakdown.
H. Daerah Aktif
Daerah kerja transistor yang normal adalah pada daerah aktif, dimana arus IC
konstans terhadap berapapun nilai VCE. Dari kurva ini diperlihatkan bahwa arus
IC hanya tergantung dari besar arus IB. Daerah kerja ini biasa juga disebut daerah
linear (linear region).
Jika hukum Kirchhoff mengenai tegangan dan arus diterapkan pada loop
kolektor (rangkaian CE), maka dapat diperoleh hubungan :
VCE = VCC - ICRC
Praktikum Elektronika | 62
Laboratorium Sistem Komputer
I. Daerah Saturasi
Daerah saturasi adalah mulai dari VCE = 0 volt sampai kira-kira 0.7 volt
(transistor silikon), yaitu akibat dari efek dioda kolektor-base yang mana tegangan
VCE belum mencukupi untuk dapat menyebabkan aliran elektron.
J. Daerah Cut-Off
Jika kemudian tegangan VCC dinaikkan perlahan-lahan, sampai tegangan VCE
tertentu tiba-tiba arus IC mulai konstan. Pada saat perubahan ini, daerah kerja
transistor berada pada daerah cut-off yaitu dari keadaan saturasi (OFF) lalu
menjadi aktif (ON). Perubahan ini dipakai pada system digital yang hanya
mengenal angka biner 1 dan 0 yang tidak lain dapat direpresentasikan oleh status
transistor OFF dan ON.
Arus sebesar ini cukup untuk menyalakan LED pada saat transistor cut-off.
Tegangan VCE pada saat cut-off idealnya = 0, dan aproksimasi ini sudah cukup
untuk rangkaian ini.
Praktikum Elektronika | 63
Laboratorium Sistem Komputer
K. Daerah Breakdown
Dari kurva kolektor, terlihat jika tegangan VCE lebih dari 40V, arus IC
menanjak naik dengan cepat. Transistor pada daerah ini disebut berada pada
daerah breakdown. Seharusnya transistor tidak boleh bekerja pada daerah ini,
karena akan dapat merusak transistor tersebut. Untuk berbagai jenis transistor nilai
tegangan VCEmax yang diperbolehkan sebelum breakdown bervariasi. VCEmax
pada databook transistor selalu dicantumkan juga.
L. Datasheet transistor
Sebelumnya telah disinggung beberapa spesifikasi transistor, seperti
tegangan VCEmax dan PDmax. Sering juga dicantumkan di datasheet keterangan
lain tentang arus ICmax VCBmax dan VEBmax. Ada juga PDmax pada TA = 25o
dan PDmax pada TC = 25o. Misalnya pada transistor 2N3904 dicantumkan data-
data seperti :
VCBmax = 60V
VCEOmax = 40V
VEBmax = 6 V
ICmax = 200 mAdc
PDmax = 625 mW TA = 25o
PDmax = 1.5W TC = 25o
Praktikum Elektronika | 64
Laboratorium Sistem Komputer
M. Disipasi Kolektor
N. Garis beban DC
Perilaku penguat transistor dapat dianalisa secara grafis. Dengan bantuan
karakteristik IC-VCE di atas dan sebuah garis beban yang kita tarik di kurva
tersebut, dapat kita tentukan besar sinyal masukkan Vi yang dapat diberikan ke
transistor.
Persamaan Garis Beban. Garis beban dapat digambar melalui persamaan
garis beban. Persamaan garis diperoleh dari hukum persamaan teganganm
Kirchoff.
VCC = CxRC +VCE
Dari persamaan (9), tempat kedudukan dapat ditentukan dengan menghitung
sepasang koordinat (IC,VCE) yang dengan mudah diperoleh dengan memasukkan
nilai istimewa, yaitu IC = 0, dan VCE= 0. Diperoleh koordinat (VCE, IC)pertama =
(VCC,0) dan koordinat kedua, (0,VCC/RC). Kedua titik merupakan titik potong
Praktikum Elektronika | 65
Laboratorium Sistem Komputer
garis beban dengan sumbu-datar VCE dan sumbu-tegak IC. Garis beban kini dapat
digambarkan keatas kurva karakteristik IC – VCE. Garis beban kemudian dapat
dipakai untuk menentukan besar sinyal masukkan Vi ke transistor. Besar
simpangan maksimum Vi bergantung kepada faktor kemiringan garis beban, = –
1/RL. Kemiringan garis beban, diatur dengan mengubah tegangan sumber
VCC dan nilai resistor kolektor RC.
O. Titik Kerja
Garis beban akan memotong sekelompok kurva arus base konstan IB. Dengan
IB tertentu (yang diatur rangkaian bias), garis beban akan memotong kurva
IB tersebut di titik Q. Titik ini disebut titik kerja transistor. Titik kerja (tegangan
dan arus) menjadi kondisi awal pengoperasian transistor sebelum diberi sinyal
untuk diproses. Sinyal yang diterapkan ke transistor kelak, akan menggeser titik
kerja awal (Q) dari posisi semula. Artinya lihat gambar, sama dengan mengubah
nilai IB yang mengalir di transistor.
P. Perilaku Penguat
Dengan hadirnya sinyal Vi, titik kerja akan digeser dari posisi awal, naik-
turun sepanjang garis beban sesuai dengan perubahan sinyal. Sinyal masukan ini
mungkin saja membawa titik kerja di garis beban IC-VCE, ke batas atas (A) atau
batas bawah (B). Pada batas atas (kiri), arus mengalir penuh. Pada kondisi ini,
VCE = 0, IC = VCC/RC (dicari dari persamaan garis beban di atas); transistor disebut
jenuh karena bekerja di daerah jenuh atau saturasi. Sinyal masukan mungkin pula
menggeser titik kerja transistor hingga ke batas bawah (kanan). Disini sama sekali
tidak mengalir arus kolektor, IC = 0. Tegangan VCE = VCC. Transistor disebut
berada dalam keadaan padam atau Cut-Off.
Dalam percobaan ini kita akan mengamati pengaruh letak titik kerja yang
ditentukan dengan mengubah rangkaian bias, sehingga mendapatkan IB tertentu.
Untuk dicatat, pengaturan IB harus dilakukan berhati-hati agar disipasi maksimum
kolektor tidak terlampaui.
Praktikum Elektronika | 66
Laboratorium Sistem Komputer
-+ -+ -+ -+ -+
-+ -+ -+ -+ -+
N COLLECTOR
COLLECTOR
-+ -+ -+ -+ -+
-+ -+ -+ -+ -+
+ + + + +
- - - - -
+ + + + +
P - - - - - BASE
+ + + + +
- - - - -
-+ -+ -+ -+ -++ -++
-+ -+ -+ -+ -+ -+
N -+ -+ -+ -+ -+ EMITTER
-+
-+ -+ -+ -+ -+ -+
R. Transistor Bias
Jika sebuah transistor dihubungkan dengan sumber tegangan, maka arus akan
mengalir melalui bagian-bagian yang berbeda pada transistor.
Cara membiaskan transistor seperti terlihat dalam Gambar di bawah
merupakan cara yang paling banyak digunakan dan paling berguna, meskipun
terdapat cara membias yang lain. Sumber tegangan VBB membias maju dioda
emiter, sedang sumber VCC membias mundur dioda kolektor.
Praktikum Elektronika | 67
Laboratorium Sistem Komputer
++
RCC
p
+
+ VCE VCC
RB - - - -- -- -- ------
- - - -- -- -- ------
- - - -- -- -- ------ n
VBB VBE - - - -- -- -- ------
- -
Praktikum Elektronika | 68
Laboratorium Sistem Komputer
transistor, karena persyaratannya adalah lebar base hams sangat tipis sehingga
dapat diterjang oleh elektron.
Jika misalnya tegangan base-emitor dibalik (reverse bias), maka tidak akan
terjadi aliran elektron dari emitor menuju kolektor. Jika pelan-pelan 'keran' base
diberi bias maju (fbrward bias), elektron mengalir menuju kolektor dan besarnya
sebanding dengan besar anus bias base yang diberikan. Dengan kata lain, arus
base mengatur banyaknya elektron yang mengalir dari erniter menuju kolektor.
Tani yang dinamakan efek penguatan transistor, karena arus base yang kecil
menghasilkan arus emiter-colector yang lebih besar. Istilah amplifier (penguatan)
menjadi salah kaprah, karena dengan penjelasan di atas sebenarnya yang terjadi
bukan penguatan, melainkan arus yang lebih kecil mengontrol aliran arus yang
lebih besar. Juga dapat dijelaskan bahwa base mengatur mernbuka dan rnenutup
aliran ants erniter-kolektor (switch oriloff).
Pada transistor PNP, fenornena yang sama dapat dijelaskan dengan
mernbcrikan bias seperti pada gambar berikut. Dalam hal ini yang disebut
perpindahan arus adalah anus hole.
Untuk memudahkan pembahasan prinsip bias transistor lebih lanjut, berikut
adalah terminal parameter transistor. Dalam hal ini arah arus adalah dari potensial
yang lebih besar ke potensial yang lebih kecil.
Praktikum Elektronika | 69
Laboratorium Sistem Komputer
Perlu diingat, walaupun tidak perbedaan pada doping bahan pembuat emitor
dan kolektor, namun pada prakteknya emitor dan kolektor tidak dapat dibalik.
Dari satu bahan silikon (monolitic), emitor dibuat terlebih dahulu, kemudian
base dengan doping yang berbeda dan terakhir adalah kolektor. Terkadang dibuat
juga efek dioda pada terminal- erminalnya sehingga arus hanya akan terjadi pada
arah yang dikehendaki.
Hal-hal yang hams diperhatikan untuk aplikasi penguat pada transistor adalah
sebagai berikut :
Praktikum Elektronika | 70
Laboratorium Sistem Komputer
T. Impedasi Keluaran
Impedansi keluar Zo suatu penguat dapat ditentukan dengan menambahkan
resistor variabel Rx2. Tegangan keluar Vo kemudian diukur dalam keadaan tanpa
beban. Beban variabel Rx2 kemudian dihubungkan dan diatur hingga diperoleb
tegangan keluar=separuh nilai tegangan tanpa beban tadi. Besar resistansi beban
sekarang, adalah sama dengan besar impedansi keluaran Zo penguat yang dicari.
Pada pengukuran impedansi masukan dan keluaran ini harus diperhatikan
agar bentuk sinyal tidak mengalami distorasi atau cacat.
Praktikum Elektronika | 71
Laboratorium Sistem Komputer
𝑷𝑷𝒐𝒐𝒐𝒐𝒐𝒐
𝑷𝑷𝒅𝒅𝒅𝒅𝒅𝒅𝒅𝒅 (𝒅𝒅𝒅𝒅) = 𝟏𝟏𝟏𝟏 𝐥𝐥𝐥𝐥𝐥𝐥 � �
𝑷𝑷𝒊𝒊𝒊𝒊
6.4. Soal
1. Dengan menggunakan rangkaian gambar 1, jika transistor memiliki nilai penguatan
arus sebesar (βdc) = 100. (Gunakan pendekatan kedua)
Gambar 1
a. Berapa nilai adc transistor
b. Tentukan koordinat garis beban rangkaian dan gambarkan
c. Pada grafik garis beban yang sudah anda gambar, tentukan koordinat titik Q
rangkaian dan gambarkan
2.
Gambar. 2
Gunakan gambar 2 untuk mengerjakan soal berikut, dan dengan pendekatan ke-2,
hitung :
Praktikum Elektronika | 72
Laboratorium Sistem Komputer
Gambar 3
a. Tentukan arus saturasinya (IC(sat)) !
b. Hitunglah arus basis ! dan tentukan arus kolektornya bila diketahui nilai βdc =
100 !
c. Apakah rangkaian transistor pada Gambar 3 berada dalam keadaan jenuh ? uraian
singkat jawaban anda.
4.
Gambar 4
a. Hitunglah berapa tegangan basis VB !
b. Hitunglah tegangan emitter VE !
c. Hitunglah arus emiter dan arus kolektor !
d. Berapakah nilai tegangan kolektornya ?
Praktikum Elektronika | 73
Laboratorium Sistem Komputer
6.5. Praktikum
Common Emitter
Penguatan Sinyal
1. Saipkan papan plug-in dan komponen yang diperlukan dalam pembuatan rangkaian,
serta perlengkapan pendukung yang diperlukan.
2. Rangkailah rangkaian pada gambar 6.13 pada papan plug-in
V / DIV (Ch.1)
V / DIV (Ch.2)
Grafik 6.1
8. Lengkapi dan isi tabel 6.1
Praktikum Elektronika | 74
Laboratorium Sistem Komputer
Tabel 6.1
Dengan CE Tanpa CE
VA (mV)
Vout (volt) AV Vout (volt) AV
Impedansi Masukan
1. Masih menggunakan rangkaian yang sama dengan gambar 6.13
2. Putuskan titik A, kemudian serikan generator sinyal dengan penghambat 1kΩ
3. Hidupkan catu-daya tegangan utama dan generator sinyal
4. Atur agar besar sinyal titik A 20mV
5. Dengan menggunakan osiloskop Ch. 1 lihat besar sinyal pada titik A
6. Lengkapi tabel 6.2
Tabel 6.2
Dengan CE Tanpa CE
Impedansi Keluaran
1. Masih menggunakan rangkaian yang sama dengan gambar 6.13
2. Hidupkan catu-daya tegangan utama dan generator sinyal
3. Catat tegangan keluaran (VO) pada tabel 6.3
4. Lengkapi tabel 6.3
Tabel 6.3
Dengan CE Tanpa CE
Praktikum Elektronika | 75
Laboratorium Sistem Komputer
Common Collector
Penguatan Sinyal
1. Saipkan papan plug-in dan komponen yang diperlukan dalam pembuatan
rangkaian, serta perlengkapan pendukung yang diperlukan.
2. Rangkailah rangkaian pada gambar 6.14 pada papan plug-in
Praktikum Elektronika | 76
Laboratorium Sistem Komputer
V / DIV (Ch.1)
V / DIV (Ch.2)
Grafik 6.2
8. Lengkapi dan isi tabel 6.4
Tabel 6.4
No. VA (mV) Vout (volt) AV
Praktikum Elektronika | 77
Laboratorium Sistem Komputer
Impedansi Masukan
1. Masih menggunakan rangkaian yang sama dengan gambar 6.14
2. Putuskan titik A, kemudian serikan generator sinyal dengan penghambat 100kΩ
3. Hidupkan catu-daya tegangan utama dan generator sinyal
4. Atur agar besar sinyal titik A’ 1V
5. Dengan menggunakan osiloskop Ch. 1 lihat besar sinyal pada titik A
6. Lengkapi tabel 6.5
Tabel 6.5
𝑉𝑉𝐴𝐴′
No. VA (mV) VA’ (mV) 𝑍𝑍𝐼𝐼𝐼𝐼 = 𝑥𝑥1
𝑉𝑉𝐴𝐴 − 𝑉𝑉𝐴𝐴′
1.
2.
Impedansi Keluaran
1. Masih menggunakan rangkaian yang sama dengan gambar 6.14
2. Hidupkan catu-daya tegangan utama dan generator sinyal. Atur generator sinyal
dengan memberikan masukan sebesar 50mV
3. Catat tegangan keluaran (VO) pada tabel 6.6
4. Lengkapi tabel 6.6
Tabel 6.6
𝑉𝑉𝑂𝑂′
No. VO (mV) VO’ (mV) 𝑍𝑍𝐼𝐼𝐼𝐼 = 𝑥𝑥1
𝑉𝑉𝑂𝑂 − 𝑉𝑉𝑂𝑂′
1.
2.
Praktikum Elektronika | 78
Laboratorium Sistem Komputer
6.6. Analisis
1. Buat laporan dari setiap hasil percobaan yang telah anda lakukan
2. Beri kesimpulan pada setiap percobaan yang anda lakukan
Praktikum Elektronika | 79
Laboratorium Sistem Komputer
PRAKTIKUM VII
RANGKAIAN TRANSISTOR
7.1. Tujuan
Mahasiswa mampu menerapkan transistor kedalam sebuah rangkaian elektronika.
7.3. Soal
1. Siapkan papan plug-in, catu-daya tegangan utama, saklar, penghambat 10kΩ, dan
1kΩ, lampu LED, multimeter digital
2. Dengan keadaan saklar terbuka sesuai dengan rangkaian 7.1
1. Mati
2. Hidup
Praktikum Elektronika | 80
Laboratorium Sistem Komputer
Praktikum Elektronika | 81
Laboratorium Sistem Komputer
PRAKTIKUM VIII
OP – AMP
8.1. Tujuan
Mahasiswa mampu merangkai, menjelaskan dan menghitung dasar rangkaian Op-
Amp dalam sebuah rangkaian.
Praktikum Elektronika | 82
Laboratorium Sistem Komputer
Inilah dua aturan penting op-amp ideal yang digunakan untuk menganalisa
rangkaian op-amp.
Praktikum Elektronika | 83
Laboratorium Sistem Komputer
C. Op-Amp LM741
LM741 adalah salah satu IC (Integrated Circuit) Op-Amp (Operational
Amplifier) yang memiliki 8 pin. IC Op-Amp ini terdapat 2 jenis bentuk, yaitu
tabung (lingkaran) dan kotak (persegi), tetapi yang umum adalah yang berbentuk
persegi. Op-Amp banyak digunakan dalam sistem analog komputer, penguat
video/gambar, penguat audio, osilator, detector dan lainnya. LM741 biasanya
bekerja pada tegangan positif/negatif 12 volt, dibawah itu IC tidak akan bekerja.
Setiap pin/kaki-kaki pada IC LM741 mempunya fungsi yang berbeda-beda,
keterangan pin/kaki-kaki LM741 dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Praktikum Elektronika | 84
Laboratorium Sistem Komputer
Praktikum Elektronika | 85
Laboratorium Sistem Komputer
2. Penguat Membalik
Rangkaian dasar penguat operasional yang lain adalah pnguat mmbalik.
Penguat ini mirip dengan penguat tak membalik, akan tetapi inputnya
dimasukkan ke masukan mmbalik (-). Rangkaian dasanya digambarkan
sebagai berikut :
Praktikum Elektronika | 86
Laboratorium Sistem Komputer
8.4. Soal
1.
Gambar 8.6
Dari gambar diatas hitunglah besar tegangan keluaran dari rangkaian diatas!
2.
Gambar 8.7
Sebuah rangkaian seperti gambar di atas memiliki nilai-nilai yaitu: tahanan feed back
= 180 kΩ; tahanan input = 20 kΩ; dan tegangan input = 80 mV. Hitung berapa
perolehan tegangan (Av) dan tegangan output (Vout) yang dihasilkan rangkaian
tersebut?
3. Sebuah rangkaian seperti gambar no 2 memiliki nilai-nilai yaitu: tahanan feed back
= 300 kΩ; tahanan input = 50 kΩ; dan tegangan input = 85 mV. Hitung berapa
perolehan tegangan (Av) dan tegangan output (Vout) yang dihasilkan rangkaian
tersebut?
Praktikum Elektronika | 87
Laboratorium Sistem Komputer
8.5. Praktikum
1. Rangkaian Penguat tak Membalik
a. siapkan semua peralatan yang dibutuhkan
b. dalam keadaan catu daya mati, rangkai papan plug-in seperti gambar dibawah ini
Gambar 8.8
c. hubungkan basic mater pada I1 dan multimeter digital pada Vout (kaki 6)
d. isikan dengan lengkap tabel 8.1 dibawah ini
Tabel 8.1
VOUT AV RF / R + 1
VIN
R2= R2= R2= R2= R2= R2=
(V)
4.7kΩ 10kΩ 4.7kΩ 10kΩ 4.7kΩ 10kΩ
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Praktikum Elektronika | 88
Laboratorium Sistem Komputer
Impedansi Masukan
a. masih dengan rangkaian yang sama,
b. putuskan titik pada VIN, kemudian serikan catu daya tegangan variable dengan
penghambat 470kΩ
c. hidupkan catu daya
d. atur agar besar tegangan pada titik VIN 5V
e. lengkapi tabel 8.2 dibawah ini
Tabel 8.2
𝑍𝑍𝐼𝐼𝐼𝐼 = 𝑉𝑉𝐼𝐼𝐼𝐼 − 𝑉𝑉𝐼𝐼𝐼𝐼 ′
VIN (V) VIN’ 𝑉𝑉𝐼𝐼𝐼𝐼 ′ 𝐼𝐼 =
𝑥𝑥𝑅𝑅3 𝑅𝑅3
𝑉𝑉𝐼𝐼𝐼𝐼 − 𝑉𝑉𝐼𝐼𝐼𝐼 ′
Impedansi Keluaran
a. masih dengan rangkaian yang sama,
b. hidupkan catu daya tegangan utama dan generator sinyal. Atur generator sinyal
agar memberikan masukan sebesar 50mV
c. Hungungkan penghambat 470Ω sebagai beban
d. lengkapi tabel 8.3 dibawah ini
Tabel 8.3
𝑉𝑉𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂 ′
VOUT (V) VOUT’ 𝑍𝑍𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂 = 𝑥𝑥𝑅𝑅4
𝑉𝑉𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂 − 𝑉𝑉𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂 ′
Praktikum Elektronika | 89
Laboratorium Sistem Komputer
Gambar 8.9
c. hubungkan basic mater pada I1 dan multimeter digital pada Vout (kaki 6)
d. isikan dengan lengkap tabel 8.4 dibawah ini
Tabel 8.4
VOUT AV RF / R + 1
VIN
R2= R2= R2= R2= R2= R2=
(V)
4.7kΩ 10kΩ 4.7kΩ 10kΩ 4.7kΩ 10kΩ
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Impedansi Masukan
a. masih dengan rangkaian yang sama,
b. putuskan titik pada VIN, kemudian serikan catu daya tegangan variable dengan
penghambat 470kΩ
c. hidupkan catu daya
d. atur agar besar tegangan pada titik VIN 5V
e. lengkapi tabel 8.5 dibawah ini
Praktikum Elektronika | 90
Laboratorium Sistem Komputer
Tabel 8.5
𝑍𝑍𝐼𝐼𝐼𝐼 = 𝑉𝑉𝐼𝐼𝐼𝐼 − 𝑉𝑉𝐼𝐼𝐼𝐼 ′
VIN (V) VIN’ 𝑉𝑉𝐼𝐼𝐼𝐼 ′ 𝐼𝐼 =
𝑥𝑥𝑅𝑅3 𝑅𝑅3
𝑉𝑉𝐼𝐼𝐼𝐼 − 𝑉𝑉𝐼𝐼𝐼𝐼 ′
Impedansi Keluaran
a. masih dengan rangkaian yang sama,
b. hidupkan catu daya tegangan utama dan generator sinyal. Atur generator sinyal
agar memberikan masukan sebesar 50mV
c. Hungungkan penghambat 470Ω sebagai beban
d. lengkapi tabel 8.6 dibawah ini
Tabel 8.6
𝑉𝑉𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂 ′
VOUT (V) VOUT’ 𝑍𝑍𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂 = 𝑥𝑥𝑅𝑅4
𝑉𝑉𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂 − 𝑉𝑉𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂 ′
8.6. Analisis
1. Buat laporan dari setiap hasil percobaan yang telah anda lakukan
2. Beri kesimpulan pada setiap percobaan yang anda lakukan
Praktikum Elektronika | 91
Laboratorium Sistem Komputer
PRAKTIKUM IX
APLIKASI OP – AMP
9.1. Tujuan
Mahasiswa dapat membuat rangkaian sederhana menggunakan Op-Amp LM 741.
9.3. Soal
1. Buatlah rangkaian menggunakan Op-Amp LM741
2. Berikan penjelasan dan Analisa terhadap rangkaian yang telah anda buat
kedalam sebuah laporan.
Praktikum Elektronika | 92
Laboratorium Sistem Komputer
PRAKTIKUM X
AMPLIFIER
10.1. Tujuan
Mahasiswa mampu menyusun penguat transistor dua tingkat dengan kopel
Langsung dan mampu memahami sifat penguat dengan kopel langsung.
Praktikum Elektronika | 93
Laboratorium Sistem Komputer
Praktikum Elektronika | 94
Laboratorium Sistem Komputer
10.4. Soal
1. Apa yang anda ketahui tentang penguat kopel Langsung
2. Sebutkan kelebihan manggunakan rangkaian penguat kopel langsung
3. Sebutkan kelemahan rangkaian kopel langsung
4. Sebutkan contoh penggunaan rangkaian kopel langsung
5. Diketahui seperti gambar dibawah ini dimana :
RC = 10 kΩ
RS = 1 kΩ
Praktikum Elektronika | 95
Laboratorium Sistem Komputer
RE = 10 kΩ
βDC = 100
VCC = VEE = 20 V
Hitunglah arus emitor searah pada masing-masing transistor
10.5. Praktikum
1. Siapkan semua peralatan yang dibutuhkan
2. Angkai pada papan plug in seperti gambar 10.2 dibawah ini
Gambar 10.2
3. Hidupkan catu daya utama
4. Putus hubungan titik B
5. Ukur tegangan pada titik kolektor Tr1. Usahakan nilainya mendekati 2.5V
dengan memutar potensio P1
6. Hubungkan kembali titik B
7. Ukur pada titik C. Usahakan nilainya mendekati 2.5V dengam memutar
potensiometer P2, dan bila perlu diikuti potensio P1
8. Ukur tegangan di titik B, masukkan pada tabel 10.1
Praktikum Elektronika | 96
Laboratorium Sistem Komputer
Tabel 10.1
Gambar 10.3
Gambar 10.4
10.6. Analisis
1. Buat laporan dari setiap hasil percobaan yang telah anda lakukan
2. Beri kesimpulan pada setiap percobaan yang anda lakukan
Praktikum Elektronika | 97
Laboratorium Sistem Komputer
PRAKTIKUM XI
PENGUAT GANDENG RC
11.1. Tujuan
Mahasiswa mampu menyusun penguat transistor dua tingkat dengan kopel RC
dan mampu memahami sifat penguat dengan kopel RC
Praktikum Elektronika | 98
Laboratorium Sistem Komputer
Praktikum Elektronika | 99
Laboratorium Sistem Komputer
singkat. Sedang kapasitansi paralel seperti Cje dan Cjcmempunyai nilai amat kecil,
menghasilkan reaktansi amat tinggi sehingga dapat dianggap terbuka atau tidak
terpasang. Akibatnya pada daerah frekuensi tengah tidak ada komponen reaktif,
sehingga tanggapan amplitudo menjadi tidak bergantung pada frekuensi (datar).
11.4. Soal
1. Apa yang anda ketahui tentang penguat gandeng RC?
2. Sebutkan kelebihan manggunakan rangkaian penguat kopel RC
3. Sebutkan kelemahan rangkaian kopel RC
4. Sebutkan contoh penggunaan rangkaian kopel RC
11.5. Praktikum
1. Siapkan semua peralatan yang dibutuhkan
2. Angkai pada papan plug in seperti gambar 11.5 dibawah ini
Gambar 11.5
3. Hidupkan catu daya utama
4. Putus hubungan titik B
5. Ukur tegangan pada titik kolektor Tr1. Usahakan nilainya mendekati 2.5V dengan
memutar potensio P1
6. Hubungkan kembali titik B
7. Ukur pada titik C. Usahakan nilainya mendekati 2.5V dengam memutar
potensiometer P2, dan bila perlu diikuti potensio P1
8. Ukur tegangan di titik B, masukkan pada tabel 11.1
Tabel 11.1
No VA (volt) VB (volt) VC (volt)
Gambar 11.2
Gambar 11.3
11.6. Analisis
1. Buat laporan dari setiap hasil percobaan yang telah anda lakukan
2. Beri kesimpulan pada setiap percobaan yang anda lakukan
PRAKTIKUM XII
FILTER
12.1. Tujuan
Mahasiswa mengenal rangkaian Filter yang terusun dari komponen diskrit &
mengaplikasikannya kedalam macam – macam filter untuk pengolahan sinyal
Pendekatan perumusan frekuensi cutoff, sama seperti filter low pass, yaitu:
1
𝑓𝑓𝑓𝑓 =
2𝜋𝜋𝜋𝜋𝜋𝜋
Dan besar penguatan tegangannya adalah 1(Av=1)
Sama seperti filter low-pass, pada filter high-pass ini juga terdapat filter high-
pass tak membalik dan filter high-pass membalik. Pada filter high-pass tak membalik
mempunyai factor penguatan sebesar :
𝑅𝑅2
𝐴𝐴𝑣𝑣 = +1
𝑅𝑅3
Sedang filter high-pass tak membalik mempunyai factor penguatan sebesar :
−𝐶𝐶2
𝐴𝐴𝑣𝑣 =
𝐶𝐶1
Dengan frekuensi cut-off sebesar :
1
𝑓𝑓𝑓𝑓 =
2𝜋𝜋𝑅𝑅1 𝐶𝐶2
12.4. Soal
1. Apa yang dimaksud denga filter?
2. Sebutkan jenis filter dan fungsinya!
3. Suatu sinyal pengukuran yang mempunyai frekuensi 400 Hz mengandung
noise dengan frekuensi 0,5 MHz. Diinginkan untuk meredam noise tersebut
dengan menggunakan filter.
a. Rancanglah sebuah filter RC yang meredam noise tersebut sedemikian
rupa sehingga setelah keluar dari filter, noise yang tersisa tinggal 3%.
b. Berapa persen besarnya sinyal pengukuran (frekuensi 400 Hz) tersebut
setelah keluar dari filter?
12.5. Praktikum
Filter yang Teediri atas Hambatan dan Kapasitor
Filter Lolos Bawah
1. Siapkan papan plug in dan komponen yang digunakan untuk melakukan percobaan
ini
2. Rangkai komponen pada papa plug in sesuai gambar 12.3 dibawah ini
Gambar 12.3
3. Posisikan sinyal input yag merupakan tegangan VS (kanal 1) pada bagian layer
osiloskop, dan sinyal keluaran yang merupakan VO (kanal 2) pada bagian bawahnya
4. Tutup saklar, kalibrasi generator sinyal sddemikian sehingga pada frekuwenis paling
rendah yang ditunjukan pada tabel 12.1, diperoleh haisl sinyal sinus yang
memberikan tegangan puncak (VS) sebesar 1.5V.
5. Kemudian catat hasilnya pada tabel 12.1 dan pastikan frekuensi yang digunakan
adalah sama.
Tabel 12.1
No. Frekuensi (Hz) VS (volt) VO (volt)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Grafik 12.1
Gambar 12.4
3. Posisikan sinyal input yag merupakan tegangan VS (kanal 1) pada bagian layer
osiloskop, dan sinyal keluaran yang merupakan VO (kanal 2)pada bagian bawahnya
4. Tutup saklar, kalibrasi generator sinyal sddemikian sehingga pada frekuwenis paling
rendah yang ditunjukan pada tabel 12.2, diperoleh haisl sinyal sinus yang
memberikan tegangan puncak (VS) sebesar 1.5V.
5. Kemudian catat hasilnya pada tabel 12.2 dan pastikan frekuensi yang digunakan
adalah sama.
Tabel 12.2
No. Frekuensi (Hz) VS (volt) VO (volt)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Grafik 12.2
Gambar 12.5
3. Posisikan sinyal input yag merupakan tegangan VS (kanal 1) pada bagian layer
osiloskop, dan sinyal keluaran yang merupakan VO (kanal 2)pada bagian bawahnya
4. Tutup saklar, kalibrasi generator sinyal sddemikian sehingga pada frekuwenis paling
rendah yang ditunjukan pada tabel 12.3, diperoleh haisl sinyal sinus yang
memberikan tegangan puncak (VS) sebesar 1.5V.
5. Kemudian catat hasilnya pada tabel 12.3 dan pastikan frekuensi yang digunakan
adalah sama.
Tabel 12.3
No. Frekuensi (Hz) VS (volt) VO (volt)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Grafik 12.3
Gambar 12.6
3. Posisikan sinyal input yag merupakan tegangan VS (kanal 1) pada bagian layer
osiloskop, dan sinyal keluaran yang merupakan VO (kanal 2)pada bagian bawahnya
4. Tutup saklar, kalibrasi generator sinyal sddemikian sehingga pada frekuwenis paling
rendah yang ditunjukan pada tabel 12.4, diperoleh haisl sinyal sinus yang
memberikan tegangan puncak (VS) sebesar 1.5V.
5. Kemudian catat hasilnya pada tabel 12.4 dan pastikan frekuensi yang digunakan
adalah sama.
Tabel 12.4
No. Frekuensi (Hz) VS (volt) VO (volt)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Grafik 12.4
2. Rangkai komponen pada papa plug in sesuai gambar 12.7 dibawah ini
Gambar 12.7
3. Posisikan sinyal input yag merupakan tegangan VS (kanal 1) pada bagian layer
osiloskop, dan sinyal keluaran yang merupakan VO (kanal 2)pada bagian bawahnya
4. Tutup saklar, kalibrasi generator sinyal sddemikian sehingga pada frekuwenis paling
rendah yang ditunjukan pada tabel 12.5, diperoleh haisl sinyal sinus yang
memberikan tegangan puncak (VS) sebesar 1.5V.
5. Kemudian catat hasilnya pada tabel 12.5 dan pastikan frekuensi yang digunakan
adalah sama.
Tabel 12.5
No. Frekuensi (Hz) VS (volt) VO (volt)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Grafik 12.5
12.6. Analisis
1. Buat laporan dari setiap hasil percobaan yang telah anda lakukan
2. Beri kesimpulan pada setiap percobaan yang anda lakukan
PRAKTIKUM XIII
MULTIVIBRATOR
13.1. Tujuan
Mahasiswa mampu membuat rangkaian multivibrator
Mahasiswa mampu memahami sifat – sifat multivibrator
muncul pada R5. D1 hanya berkonduksi selama terjadi negative spike dan
diumpankan pada basis Q2. Ini mengawali terjadinya perubahan pada multivibrator.
Gambar berikut merupakan diagram waktu antar pulsa pemicu dan keluaran yang
dihasilkan monostable multivibrator.
B. Multivibrator Bistabel
Bistable multivibrator merupakan jenis multivibrator yang memiliki output
dengan dua keadaan stabil. Pulsa triger pada input rangkaian akan menyebabkan
rangkaian diasumsikan pada salah satu kondisi stabil. Pulsa kedua akan
menyebabkan terjadinya pergeseran ke kondisi stabil lainnya. Multivibrator bistabil
ini hanya akan berubah keadaan jika diberi pulsa triger sebagai input. Multivibrator
bistable ini sering disebut sebagai flip-flop. Output rangkaian multivibrator bistabil
akan lompat ke satu kondisi (flip) saat dipicu dan bergeser kembali ke kondisi lain
(flop) jika dipicu dengan pulsa triger berikutnya. Rangkaian kemudian menjadi stabil
pada suatu kondisi dan tidak akan berubah atau toggle sampai ada perintah dengan
diberi pulsa triger. Gambar berikut adalah salah satu contoh rangkaian multivibrator
bistable dengan menggunakan.
Pada saat pertama kali catu daya diberikan pada rangkaian multivibrator
bistable diatas, maka multivibrator diasumsikan berada pada suatu kondisi stabil.
Salah satu transistor pada rangkaian multivibrator bistable diatas akan berkonduksi
lebih cepat dibandingkan yang lain. Apabila diasumsikan Q1 pada rangkaian
13.4. Soal
1. Apa yang anda ketahui tentang multivibrator?
2. Apa yang dimaksud dengan multivibrator Monostabel?
3. Apa yang dimaksud dengan multivibrator Bistabel?
4. Apa yang dimaksud dengan multivibrator Anstabel?
13.5. Praktikum
Multivibrator Monostabel
1. Siapkan papan plug in dan komponen yang diperlukan dalam percobaan ini
2. Rangkai komponen sesuai pada gambar 13.3
Gambar 13.3
3. Hubungkan titik A pada gambar 13.4(a) ke terminal VIN pada gambar 13.3
(a) (b)
Gambar 13.4
4. Posisikan saklar S pada posisi 2
5. Hubungkan Ch.1 osiloskop pada kolektror transistor 2 dan Ch. 2 pada VIN
6. Hidupkan catu daya tegangan utama
7. Atur swep mode osiloskop pada single, trigger source pada Ch. 1, basis waktu pada
1s/div
8. Ubah posisi saklar ke posisi 1
9. Amati tampilan pada osiloskop dan kedua LED dan gambarkan pada gambar 13.5
Gambar 13.5
10. Matikan catu daya
11. Putuskan masukan VIN – titik A, kemudian hubungkan titik B gambar 13.4(b) ke titik
VIN dari gambar 13.3
12. Ubah posisi saklar ke posisi ke 2
13. Reset single sweep mode osiloskop
14. Ubah posisi saklar ke 1
15. Amati grafik pada osiloskop dan kedua LED. Dan gambar tampilan osiloskop pada
gambar 13.6
Gambar 13.6
16. Matikan catu daya utama
Multivibrator Bistabel
1. Persiapkan papan plug in dan komponen yang dibutuhkan
2. Rangkai papan plug in sesuai dengan rangkaian pada gambar 13.7 dibawah ini
Gambar 13.7
3. Hubungkan V dengan tegangan 5V
4. Hidupkan catu daya
5. Dengan membuka dan menutup saklar, isikan tabel 13.2 di bawah ini
Tabel 13.2
V=0V V=5V
No. S1 S2
LED Hijau LED Merah LED Hijau LED Merah
1. Mati Mati
2. Hidup Mati
3. Mati Hidup
Pemindahan Dinamis
1. Siapkan papan plug in dan komponen komponen yang digunakan dalam rangkaian
ini
2. Pasang kedua saklar pada posisi 2, rangkai komponen pada papan plug in sesuai
dengan gambar 13.8 dibawah ini
Gambar 13.8
3. Dengan memperhatikan LED ubah posisi saklar membentuk variasi seperti pada
tabel 13.3
Tabel 13.3
No. Posisi Saklar S1 Posisi Saklar S2 LED Hijau LED Merah
1. 2 2
2. 1 2
3. 2 2
4. 1 2
5. 2 2
6. 2 1
7. 2 2
8. 2 1
9. 2 2
4. Dalam keadaan saklar pada posisi 2, lepas saklar S2 dan hubungkan titik A dan titik
B
5. Buka dan tutup saklar sampai LED hijau
6. Lengkapi tabel 13.4
Tabel 13.4
No. Posisi Saklar S1 LED Hijau LED Merah
1. 2
2. 1
3. 2
4. 1
Multivibrator Anstabel
1. Siapkan papan plug in dan komponen yang akan digunakan pada percobaan ini
2. Rangkai komponen tersebut pada papan plug in sesuai dengan gambar 13.9 dibawah
ini
3. Hidupkan catu daya dan hitung tegangan pada VC1 dan VC2
4. Lengkapi tabel 13.5
No. LED Hijau LED Merah Keadaaan Tegangan VC1 Keadaaan Tegangan VC2
1.
2.
13.6. Analisis
1. Buat laporan dari setiap hasil percobaan yang telah anda lakukan
2. Beri kesimpulan pada setiap percobaan yang anda lakukan
PRAKTIKUM XIV
OSILATOR
14.1. Tujuan
Mahasiswa mampu menganalisis bentuk yang dihasilkan oleh osilator teredam dan
memahami proses terjadinya osilasi yang tersusun dari komponen pasif.
Osilator pada dasarnya menggunakan desahan kecil atau sinyal kecil yang
bersumber dari penguat itu sendiri. Ketika Amplifier atau penguat diberikan arus
listrik, desah kecil akan dapat terjadi, kemudian desah kecil tersebut diumpan balik
ke penguat sehingga terjadilah penguatan sinyal. Apabila output/ keluaran penguat
sefasa dengan sinyal yang diumpan balik (masukan) tersebut, maka dapat terjadi
osilasi.
14.4. Soal
1. Apa yang dimaksud dengan osilasi?
2. Apa yang menyebabkan terjadinya osilasi?
3. Aya yang dimaksud dengan osilator?
4. Sebutkan penggunaan osilator pada sebuah rangkaian!
5. Sebutkan macam – macam osilator!
14.5. Praktikum
1. Siapkan papan plug in dan semua komponen yang diperlukan
2. Dalam keadaan saklar terbuka, rangkai semua komponen seperti gambar 14.2
Gambar 14.2
3. Dengan menggunakan osiloskop pada sweep mode single dan trigger source
kanal 1, perhatikan bentuk sinyal yang terjadi ketika saklar digihupkan pada
grafik 14.3 dan 14.4
Gambar 14.3
Gambar 14.4
14.6. Analisis
1. Buat laporan dari setiap hasil percobaan yang telah anda lakukan
2. Beri kesimpulan pada setiap percobaan yang anda lakukan