Di Susunn sebagai sala satu syarat guna memperoleh gelar sarjana Teknik
Oleh :
ACHMAD HARIS M RAHAYAAN
13 111 010
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 2
1.3 Batasan Masalah ................................................................................... 2
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................... 2
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................ 2
1.6 Sistematika Penulisan ........................................................................... 3
vi
2.5.2 Fasilitas Penunjang Terminal ...................................................... 15
2.6 Kapasitas Terminal ............................................................................... 16
2.7 Komponen Penataan Terminal ............................................................. 19
2.8 Penataan Terminal Berdasarkan Kebutuhan Manusia .......................... 20
2.9 Terminal Angkutan Umum sebagai Penunjang Transportasi ............... 21
2.10 Terminal Angkutan Umum dalam Hubungannya dengan Pola Sirkulasi 21
2.11 Sistem Parkir ....................................................................................... 23
2.11.1 Volume Parkir .......................................................................... 23
2.11.2 Akumulasi Parkir ..................................................................... 23
2.11.3 Lama Waktu Parkir (Durasi Parkir) ......................................... 23
2.11.4 Indeks Parkir (IP) ..................................................................... 24
2.11.5 Teori Antrian ........................................................................... 24
2.12 Rumus Dasar Analisis Parkir .............................................................. 26
2.12.1 Ruang Parkir yang Dibutuhkan .................................................. 26
2.12.2 Kapasitas Statis ........................................................................... 26
2.12.3 Kapasitas Dinamis ...................................................................... 27
2.13 Standar Pelayanan Terminal Penumpang ........................................... 27
vii
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Survey Terminal Bayangan Waena ............................................ 34
4.1.1 Kondisi Exiting Terminal ......................................................... 35
4.1.2 Kondisi Sarana Prasarana Terminal .......................................... 38
a. Jalur keberangkatan Angkutan ........................................... 39
b. Jalur Kedatangan Angkutan ................................................ 40
c. Tempat Parkir ..................................................................... 40
4.1.3 Analisis Jenis Kendaraan yang Masuk Terminal Waena ......... 41
Data Trayek dan Jumlah Kendaraan ......................................... 42
4.2 Distibusi Jumlah Angkutan yang Berangkat dan Masuk ke Dalam
Terminal Bayangan ............................................................................... 43
4.2.1 Waktu tunggu Kendaraan yang Masuk Terminal Bayangan .... 43
4.2.2 Akumulasi Parkir dan Distribusi kendaraan Keluar Masuk
Terminal Bayangan ................................................................... 43
4.3 Volume Angkutan Umum yang Beroperasi didalam Terminal ............ 46
4.3.1 Volume Parkir .............................................................................. 46
4.3.2 Kebutuhan Ruang Parkir .............................................................. 47
4.3.3 Tingkat Pergantian Parkir (Turnover)....................................... ... 48
4.4 Analisa Trayek ...................................................................................... 49
4.4.1 Lama Waktu Pelayanan dan Waktu Menunggu ........................ 49
4.4.2 Distribusi Waktu Pelayanan dan Waktu Menunggu .................. 50
4.5 Volume Kendaraan ................................................................................ 53
4.6 Konsep dan Hasil Perencanaan Terminal Baru Tipe B Waena ............. 55
4.5.1 Konsep Perencangan dan Realisasi ............................................. 55
4.5.2 Hasil Perancangan dan Realisasi ................................................. 58
4.7 Penutupan Rute Trayek yang Ada diterminal Tipe B Waena ............... 62
4.6.1 Analisa Lahan Terminal Waena .................................................. 62
4.6.2 Konsep Penataan Terminal Baru ................................................. 63
viii
BAB V KESIMPULAN dan SARAN
5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 67
5.2 Saran .................................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
ix
BAB 1
PENDAHULUAN
1
lain pengguna angkutan umum perkotaan, maka diperlukan penataan rute
trayek angkutan umum perkotaan di kota jayapura, agar bisa memenuhi
kebutuhan akses masyarakat menuju terminal.
2
1.6 Sistematika Penulisan
Garis besar sistematika skripsi ini terbagi dalam 3 (tiga) bagian dan
mencakup 5 (lima) bab, yaitu:
a. Bagian Pendahuluan yang berisi tentang: halaman judul, sari,
pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar
tabel, daftar gambar, dan lampiran.
b. Bagian isi skripsi, terdiri :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang, masalah, maksud dan
tujuan, pembatasan masalah, ruang lingkup materi dan wilayah studi,
serta sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini dijelaskan mengenai pustaka-pustaka yang ditinjau untuk
mendukung penelitian dan pada bab ini dijelaskan mengenai terminal,
teori analisis yang akan dipakai, maupun teori tentang penentuan
kebutuhan parkir.
BAB III : METODOLOGI
Pada bab ini dijelaskan mengenai metode penulisan meliputi kerangka
penulisan yang berisi langkah-langkah, dimulai dari pengumpulan data,
baik data primer maupun data sekunder, evaluasi data, dan analisis data
yang sesuai dengan tujuannya.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dilakukan analisis data yang diperoleh untuk mengevaluasi
hal–hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan Terminal Waena.
BAB V : PENUTUP
Pada bab ini ditarik kesimpulan dari proses analisis dan saran yang
merekomendasikan permasalahan dalam perencanaan pengembangan
Terminal angkutan umum tipe B Waena.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
a. Titik simpul dalam sistem transportasi jalan, tempat terjadinya putus arus
yang merupakan prasarana angkutan yang berfungsi pokok sebagai
pelayanan umum, atau barang, bongkar muat barang, tempat perpindahan
penumpang atau barang baik intra maupun antar moda yang terjadi
sebagai akibat adanya arus pergerakan manusia dan barang serta tuntutan
efisiensi transportasi.
b. Tempat pengendalian, pengawasan, pengaturan, dan pengoperasian lalu
lintas dan kendaraan umum.
c. Prasarana angkutan yang merupakan bagian dari sistem transportasi untuk
melancarkan arus penumpang atau barang.
d. Unsur tata letak ruang yang mempunyai peranan penting bagi efisiensi
kehidupan wilayah kota dan lingkungan.
Perumusan pengertian terminal dalam undang-undang Republik
Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu Lintas dan Angkutan Umum
sebagaimana juga didefinisikan juga dalam Peraturan Menteri Perhubungan
Republik Indonesia No. PM 132 Tahun 2015 tentang Penyelengaraan
Terminal Penumpang Angkutan Jalan, bahwa terminal adalah pangkalan
Kendaraan Bermotor Umum yang digunakan untuk mengatur kedatangan dan
keberangkatan, menaikkan dan menurunkan orang dan/atau barang, serta
perpindahan moda angkutan.
Secara umum pemberhentian angkutan umum dapat dikelompokkan
menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu:
1. Perhentian di ujung rute (terminal) Terminal adalah tempat dimana
angkutan umum harus memulai atau memutar untuk mengakhiri
perjalannya. Pada lokasi perhentian ini penumpang harus mengakhiri
perjalanannya atau sebaliknya penumpang memulai perjalanannya.
2. Perhentian terletak di sepanjang rute Perhentian harus disediakan dengan
jarak dan jumlah yang memadai, agar penumpang diberi kemudahan untuk
akses dan juga agar kecepatan angkutan umum dapat dijaga pada batas
yang wajar.
5
3. Perhentian pada titik dimana dua atau lebih lintasan bertemu Pada
perhentian ini, penumpang dapat bertukar angkutan dengan lintasan rute
lainnya. Pergantian angkutan umum pada titik tersebut dapat disebut
transfer (Aprianto, totok, 2006).
Adapun persyaratan umum yang harus dimiliki oleh tempat perhentian
adalah sebagai berikut:
a. Berada di sepanjang rute angkutan umum/bus;
b. Terletak pada jalur pejalan kaki dan dekat pada fasilitas pejalan kaki;
c. Diarahkan dekat dengan pusat kegiatan atau pemukiman;
d. Dilengkapi dengan rambu petunjuk; dan
e. Tidak mengganggu kelancaran arus lalulintas.
6
kelas 1, kelas 2 dan c. kelas. Klasifikasi terminal penumpang tersebut
ditetapkan melalui kajian teknis terhadap intensitas kendaraan yang dilayani
dengan mendasarkan pada kriteria:
a. tingkat permintaan angkutan;
b. keterpaduan pelayanan angkutan;
c. jumlah trayek;
d. jenis pelayanan angkutan;
e. fasilitas utama dan fasilitas penunjang terminal;
f. simpul asal dan tujuan angkutan.
7
d. Menyimpan kendaraan (dan komponen lainnya), memelihara dan
menentukan tugas selanjutnya.
e. Mengumpulkan penumpang dan barang di dalam grup-grup berukuran
ekonomis untuk diangkut (misalnya untuk memenuhi kereta api atau
pesawat udara) dan menurunkan mereka sesudah tiba di tempat tujuan.
Fungsi terminal adalah sebagai pelayanan umum antara lain berupa
tempat untuk naik turun penumpang dan atau bongkar muat barang, untuk
mengendalikan lalu lintas dan angkutan kendaraan umum, serta sebagai
tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.
Fungsi terminal angkutan jalan dapat ditinjau dari 3 unsur yaiut
a. Fungsi terminal bagi penumpang adalah untuk kenyamanan
menunggu,kenyamanan perpindahan suatu moda atau kendaraan ke moda
atau kendaraan lain, tempat fasilitas-fasilitas informasi dan fasilitas
parkir kendaraan pribadi.
b. Fungsi terminal bagi pemerintah adalah dari segi perencanaan dan
manajemen lalu lintas untuk menata lalu lintas dan menghindari dari
kemacetan, sebagai sumber pemungutan retribusi dan sebagai pengendali
kendaraan umum.
c. Fungsi terminal bagi operator/pengusaha adalah untuk pengaturan
operasi bus, penyediaan fasilitas istirahat dan informasi bagi awak bus
dan sebagai fasilitas pangkalan
Berdasarkan fungsi terminal di atas maka didapat komponen-
komponen yang harus ada di terminal regional, untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut.
Fungsi terminal berdasarkan komponen-komponen yang berinteraksi
didalamnya, adalah sebagai berikut :
1. Moda Angkutan Umum
Dilihat dari lintasan rutenya, moda angkutan umum (misal bus) datang di
terminal, kemudian menurunkan penumpang-penumpangnya. Setelah
menunggu beberapa lama (tergantung pada jadwal), selanjutnya bus
menaikkan penumpangnya untuk selanjutnya pergi kembali menelusuri
8
lintasan rutenya. Terkadang dengan alasan tertentu, bus terpaksa harus
memperbaiki atau dilakukan perawatan kecil, seperti penggantian ban,
mengganti busi ataupun penyetelan mesin. Untuk bus-bus yang harus
berangkat dari terminal dipagi hari, maka bus harus menginap ditempat
penyimpanan khusus. Dengan demikian, bagi bus fungsi terminal adalah:
a. Sebagai tempat bus menurunkan penumpang,
b. Sebagai tempat bus menaikkan penumpang,
c. Sebagai tempat bus mendapatkan perawatan kecil, dan
d. Sebagai tempat bus dapat disimpan untuk sementara
2. Penumpang
Kegiatan di terminal dimulai dengan datangnya penumpang, baik datang
dengan bus ataupun datang dengan sarana lainnya. Sesampainya di
terminal, maka penumpang turun dari bus. Jika ingin meneruskan
perjalanannya maka penumpang tersebut harus berganti bus dengan
lintasan rute yang sesuai dengan arah perjalanannya. Sedangkan jika
penumpang ingin berpindah pada lintasan rute yang lain, maka harus
membeli tiket dan menunggu kedatangan bus yang diperlukan terlebih
dulu. Setelah bus yang dinanti datang, calon penumpang dapat naik bus
dan meninggalkan terminal. Dengan demikian fungsi terminal bagi
seorang penumpang adalah:
a. Sebagai tempat penumpang turun dan mengakhiri perjalanan,
b. Sebagai tempat penumpang dapat berganti lintasan rute (transfer),
c. Sebagai tempat penumpang menunggu bus yang akan dinaikinya,
d. Sebagai tempat penumpang naik bus, dan
e. Sebagai tempat penumpang berganti dengan moda lainnya menuju
tujuan akhir perjalanannya.
3. Kiss & Ride
Bagi calon penumpang yang diantar (kiss & ride) dengan kendaraan oleh
orang lain, maka ketika sampai di terminal, calon penumpang segera turun
untuk segera membeli tiket sesuai dengan lintasan rute dan arah yang
dituju. Selanjutnya calon penumpang menuju ke platform dimana bus yang
9
dimaksud berada, dan menunggu beberapa saat sampai bus dimaksud
datang. kemudian naik bus dan bersama bus meninggalkan terminal.
Dengan demikian, bagi calon penumpang tipe kiss & ride, fungsi terminal
adalah:
a. Sebagai tempat calon penumpang turun dari kendaraan pengantar,
b. Sebagai tempat kendaraan pengantar datang dan langsung pergi,
c. Sebagai tempat beli tiket,
d. Sebagai tempat dia harus menunggu, dan
e. Sebagai tempat dia naik bus dan memenuhi perjalanannya.
4. Park & Ride
Bagi calon penumpang yang membawa kendaraan sendiri ke terminal
(park & ride), maka pada saat di terminal dia memarkir kendaraannya dan
masuk ke terminal untuk membeli tiket, sesuai dengan lintasan rute dan
tujuannya. Selanjutnya menuju ke platform yakni tempat dimana bus yang
dimaksud berada, dan menunggu beberapa saat sampai bus yang dimaksud
datang. Kemudian naik bus dan bersama bus pergi dari teminal. Dengan
demikian, bagi calon penumpang tipe park & ride, fungsi terminal adalah:
a. Sebagai tempat kendaraannya dapat diparkir selama melakukan
perjalanan,
Sebagai tempat beli tiket,
Sebagai tempat dia harus menunggu,
Sebagai tempat naik bus dan memulai perjalannya , dan
Sebagai tempat dia turun dan mengakhiri perjalannya dengan bus untuk
kemudian menggunakan kendaraan yang diparkir untuk pulang ke rumah.
5. Pejalan Kaki Bagi seorang pejalan kaki yang ingin menggunakan bus
untuk perjalanannya, dia harus datang ke terminal dengan berjalan kaki.
sesampainya di terminal kemudian membeli tiket, sesuai dengan lintasan
rute dan tujuannya. Selanjutnya menuju ke platform yakni tempat dimana
bus yang dimaksud berada, dan menunggu beberapa saat sampai bus yang
dimaksud. Kemudian naik bus dan bersama bus pergi dari terminal.
10
Dengan demikian, bagi calon penumpang pejalan kaki, fungsi terminal
adalah:
a. Sebagai tempat beli tiket,
b. Sebagai tempat untuk menunggu,
c. Sebagai tempat untuk naik bus dan memulai perjalanannya, dan
d. Sebagai tempat untuk mengakhiri perjalannya dengan bus.
Menurut Abubakar (1996), dijelaskan bahwa fungsi terminal
penumpang dapat ditinjau dari 3 unsur utama, yaitu :
1. Fungsi Terminal bagi Penumpang
Bagi penumpang adalah kenyamanan menunggu, kenyamanan
perpindahan dari satu moda atau kendaraan ke moda lain, tempat
fasilitas-fasilitas informasi dan fasilitas parkir kendaraan pribadi.
2. Fungsi Terminal bagi Pemerintah
Bagi pemerintah, keberadaan terminal dari segi perencanaan dan
manajemen lalulintas adalah untuk menata lalu lintas dan angkutan serta
menghindari dari kemacetan, sumber pemungutan retribusi dan sebagai
pengendali kendaraan angkutan umum.
3. Fungsi Terminal bagi Operator/ Pengusaha Angkutan
Salah satu kepentingan operator kendaraan terhadap terminal adalah
untuk pengaturan operasi bus/angkutan umum, penyediaan fasilitas
istirahat dan informasi bagi awak angkutan/bus, dan juga sebagai fasilitas
pangkalan.
11
2. Terminal sekunder adalah terminal untuk pelayanan penumpang dan
barang (jasa angkutan) yang bersifat lokal atau melengkapi kegiatan
terminal primer.
12
b. Jenis kendaraan yang masuk terminal untuk bongkar muat barang.
3. Terminal Khusus Yaitu suatu terminal yang dipengaruhi oleh sifat-sifat
barang yang diangkut.
4. Terminal Truk Terminal untuk kendaraan truk yang dinyatakan dalam
jumlah truk yang dapat di parkir dalam satuan waktu dengan ciri-ciri
sebagai berikut:
a. Sebagai tempat istirahat pengemudi truk setelah arus menerus
mengemudi dan berkapasitas 25 kendaraan perjam, dan
b. Sebagai tempat menunggu sebelum kendaraan truk diperbolehkan
masuk ke jalan-jalan kota.
13
2. Terminal Madya : 3 ha untuk di Pulau Jawa dan Sumatra, dan 2 ha
untuk di Pulau lainnya.
3. Terminal Cabang : tergantung kebutuhan.
14
6. Jalur lintasan
Jalur lintasan adalah pelataran yang disediakan bagi kendaraan
angkutan penumpang umum yang akan langsung melakukan perjalanan
setelah menurunkan atau menaikkan penumpang.
7. Loket penjualan karcis
Loket penjualan karcis adalah ruangan yang digunakan oleh masing–
masing penyelenggara untuk penjualan tiket yang melayani perjalanan
dari terminal yang bersangkutan.
8. Tempat istirahat sementara kendaraan
Tempat istirahat sementara kendaraan adalah tempat bagi kendaraan
untuk istirahat sementara dan dilakukan perawatan sebelum
melanjutkan pemberangkatan.
9. Rambu–rambu dan papan informasi yang sekurang–kurangnya memuat
petunjuk jurusan, tarif dan jadwal pemberangkatan.
2.5.2 Fasilitas Penunjang Terminal
Fasilitas penunjang adalah fasilitas yang menunjang fasilitas
utamasehingga dapat meningkatkan pelayanan terhadap penumpang,
terdiri atas :
a. Toilet
Toilet harus disediakan dalam jumlah yang cukup sesuai dengan
kapasitas layanan terminal terhadap penumpang maupun awak armada
angkutan umum, dan sedapat mungkin dalam keadaan bersih/layak
pakai.
b. Tempat ibadah
Tempat ibadah disediakan bagi penumpang maupun awak armada
angkutan umum untuk menunaikan kewajibannya sebagai umat
beragama.
c. Kantin/kios
Kantin/kios disediakan untuk memenuhi kebutuhan penumpang, awak
armada angkutan umum, petugas terminal dan lainnya terhadap
15
makanan, minuman, oleh-oleh dan lain-lain yang diperlukan selama
perjalanan dalam angkutan umum.
d. Ruang pengobatan
Ruang pengobatan disediakan untuk mengatasi keadaan darurat di
lingkungan terminal, khususnya yang berkaitan dengan masalah
kesehatan. Untuk itu ruang pengobatan ini juga perlu dilengkapi
dengan tenaga medis yang terampil.
e. Ruang informasi dan pengaduan
Ruang informasi dan pengaduan dibuat untuk memberikan informasi
mengenai kegiatan yang ada di terminal, trayek yang dilayani,
biayatransportasi dan lainnya, serta untuk menerima pengaduan dari
masyarakat terhadap keluhan-keluhan yang dirasakan dalam pelayanan
terminal.
f. Telepon umum
Telepon umum perlu disediakan sebagai sarana telekomunikasi.
g. Taman
Taman perlu dibuat dilingkungan terminal untuk memberikan kesan
yang indah dan asri, sehingga para penumpang yang menunggu
angkutan umum tidak merasa bosan.
2.6 Kapasitas Terminal
Pada dasarnya terdapat dua konsep dalam kapasitas terminal, dimana
kapasitas merupakan ukuran dari volume yang melalui terminal (atau
sebagian dari terminal). Konsep pertama yaitu kemungkinan arus lalu lintas
maksimum yang melalui terminal dapat terjadi, selalu harus terdapat suatu
satuan lalu lintas yang menunggu untuk memasuki tempat pelayanan segera
mungkin sesudah tempat itu tersedia. Kondisi ini jarang dicapai untuk periode
yang panjang, sebagian disebabkan karena arus transport biasanya
mempunyai jam puncak (peak hour).
Konsep kedua dari kapasitas yaitu volume maksimum yang masih
dapat ditampung dengan waktu menunggu atau kelambatan yang masih dapat
diterima. Biasanya berdasarkan waktu rata-rata di dalam sistem, tetapi
16
terkadang juga dapat berdasarkan distribusi waktu. Apabila lalu lintas
semakin memuncak atau padat pada bagian yang pendek dari keseluruhan
periode di mana volume diukur, kelambatan akan semakin meningkat. Untuk
masing-masing satuan lalu lintas waktu total adalah jumlah dari waktu
kelambatan dan waktu untuk pelayanan.
Terminal penumpang merupakan bagian dari sistem transportasi dan
secara umum berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.
Effektifitas terminal baik dalam hal kenyamanan pelayanan ataupun
kecepatan pergerakan penumpang sangat menentukan kapasitas sebuah
terminal. Perencanaan kapasitas terminal harus disesuaikan dengan
perkembangan yang akan datang. Kapasitas yang ada harus memperhitungkan
moda transportasi yang akan digunakan penumpang, fasilitas yang ada serta
tinjauan dari segi manajemen lalu lintas di lokasi terminal. Untuk mengetahui
kapasitas suatu terminal dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya
adalah dengan menggunakan teori antrian.
Teori antrian merupakan cabang yang terus berkembang dari teori
probabilitas. Teori ini berhubungan dengan antrian yang terjadi dengan
menarik kesimpulan dari berbagai karakteristik melalui analisis matematisdan
berusaha mendapatkan rumus yang secara langsung akan memberikan
keterangan dan jenis yang kita dapatkan dari simulasi.
Formulasi teori antrian memberikan berbagai informasi yang berguna
untuk merencanakan dan menganalisa performansi prasarana transportasi,
sebagai contoh jumlah rata–rata dari satuan jumlah kendaraan yang berada di
dalam antrian dan jumlah rata–rata dalam sistem (antrian dan pelayanan)
untuk menentukan cukup tidaknya area tempat menunggu bagi konsumen.
Distribusi dari waktu menunggu dan waktu tunggu rata–rata ini penting untuk
memperkirakan cukup tidaknya sistem pelayanan terhadap kendaraan. Proses
antrian merupakan suatu proses yang berhubungan dengan kedatangan
pengguna jasa pada suatu fasilitas pelayanan, menunggu dalam baris antrian
jika belum dapat dilayani, dilayani dan akhirnya meninggalkan fasilitas
tersebut sesudah dilayani.
17
1. Bentuk Kedatangan
Bentuk kedatangan para pengguna jasa biasanya diperhitungkan
melalui waktu antara kedatangan, yaitu waktu antara kedatangan dua
pengguna jasa yang berurutan pada suatu fasilitas pelayanan. Bentuk ini
dapat bergantung pada jumlah pengguna jasa yang berada dalam system
ataupun tidak bergantung pada keadaan sistem tersebut. Bila bentuk
kedatangan ini tidak disebut secara khusus, maka dianggap bahwa
pengguna jasa tiba satu persatu.
Asumsinya ialah kedatangan pengguna jasa mengikuti suatu proses
dengan distribusi probabilitas tertentu. Distribusi probabilitas yang sering
digunakan adalah distribusi poisson.Asumsi distribusi poisson
menunjukkan bahwa kedatangan pengguna jasa sifatnya acak dan
mempunyai rata–rata kedatangan sebesar lamda (λ).
2. Bentuk Pelayanan
Bentuk pelayanan ditentukan oleh waktu pelayanan, yaitu waktu
yang dibutuhkan untuk melayani pengguna jasa pada fasilitas
pelayanan.Besaran ini dapat bergantung pada jumlah pengguna jasa yang
telah berada di dalam fasilitas pelayanan ataupun tidak bergantung pada
keadaan tersebut.
Pelayanan dapat dilakukan dengan satu atau lebih fasilitas
pelayanan yang masing–masing dapat mempunyai satu atau lebih saluran
atau tempat pelayanan yang disebut dengan server.Apabila terdapat lebih
dari satu fasilitas pelayanan maka pengguna jasa dapat menerima
pelayanan melalui suatu urutan tertentu atau fase tertentu. Pada suatu
fasilitas pelayanan, pengguna jasa akan masuk dalam suatu tempat
pelayanan dan menerima pelayanan secara tuntas dari server. Bila tidak
disebutkan secara khusus, pada bentuk pelayanan ini, maka dianggap
bahwa suatu pelayan dapat melayani secara tuntas satu pengguna
jasa.Bentuk pelayanan dapat konstan dari waktu ke waktu.
Rerata pelayanan (mean server rate) diberi simbol μ (mu)
merupakan jumlah pengguna jasa yang dapat dilayani dalam satuan
18
waktu, sedangkan rerata waktu yang digunakan untuk melayani setiap
pengguna jasa diberi simbol 1/ μ unit (satuan). Jadi 1/ μ merupakan rerata
waktu yang dibutuhkan untuk suatu pelayanan.
3. Kapasitas Sistem
Kapasitas sistem adalah jumlah maksimum pengguna jasa, mencakup
yang sedang dilayani dan yang berada dalam antrian, yang dapat
ditampung oleh fasilitas pelayanan pada saat yang sama. Suatu system
yang tidak membatasi pengguna jasa di dalam pelayanannya dikatakan
memiliki kapasitas tak terhingga, sedangkan suatu sistem yang
membatasi jumlah pengguna jasa yang ada di dalam fasilitas
pelayanannya dikatakan memiliki kapasitas yang terbatas.
4. Disiplin Antrian
Disiplin antrian adalah aturan dimana para pengguna jasa dilayani, atau
disiplin pelayanan (service dicipline) yang memuat urutan (order) para
pengguna jasa menerima layanan.
19
2.8 Penataan Terminal Berdasarkan Kebutuhan Manusia
Keberadaan lingkungan binaan untuk melayani kebutuhan manusia
(human needs) memerlukan arahan penataan sesuai dengan kebutuhan. Peran
penataan lingkungan binaan antara lain adalah (Moleski dalam Preiser 1978):
a. Penataan lingkungan binaan bisa berperan sebagai tujuan dalam
pemenuhan kebutuhan manusia
b. Penataan lingkungan binaan bisa berperan sebagai pendorong yang dapat
mengarahkan pola tingkah laku manusia
c. Penataan lingkungan binaan bisa berperan sebagai pengatur, yang dapat
memunculkan terbentuknya pola tingkah laku tertentu dan
menghilangkan/menghambat terbentuknya pola tingkah laku yang tidak
diinginkan.
d. Penataan lingkungan binaan bisa berperan sebagai pendorong bagi
keberlangsungan suatu aktivitas
Fungsi penataan lingkungan binaan antara lain adalah (Moleski dalam
Preiser 1978) :
e. Mengatur elemen-elemen fisik yang dibutuhkan dalam pemenuhan
kebutuhan manusia, seperti cahaya, panas, suara, aroma dan lain-lain.
f. Menyediakan dan mangatur fasilitas fisik untuk membantu terbentuknya
pola aktivitas tertentu dan menghalangi terbentuknya aktivitas yang tidak
diinginkan. Variabel dari fungsi ini adalah hubungan spasial antar
kawasan, penataan kawasan dan komponen yang harus disediakan di
dalam kawasan tersebut.
g. Mendorong terbentuknya kondisi lingkungan yang sesuai untuk
memuaskan pengguna melalui pemenuhan kebutuhan fungsional dan
estetika.
Abraham Maslow (1954, dalam Lang 1994, 211 – 213) mengidentifikasi
lima kebutuhan dasar manusia :
1. Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan fisiologis manusia ini terdiri atas beberapa tingkatan, yaitu :
a. Bertahan hidup
20
b. Kesehatan
c. Pembangunan
d. Kenyamanan
2. Kebutuhan keamanan dan keselamatan
3. Kebutuhan bersosialisasi
4. Kebutuhan penghargaan diri
5. Kebutuhan pembuktian diri
21
c. Tidak terjadi perpotongan antara akses pejalan kaki dengan akses
kendaraan;
d. Ditempatkan dropping zone untuk kendaraan; dan
e. Pengaturan sirkulasi kendaraan di depan terminal untuk mendukung
fasilitas perpindahan moda.
Sistem sirkulasi ini juga harus ditata dengan memisahkan jalur
bus/kendaraan dalam kota dengan jalur bus angkutan antarkota. Agusvan dkk
(2014) dalam penelitian sebelumnya, permasalahan yang sering terjadi
mengenai sirkulasi kendaraan dikarenakan adanya titik temu antara kendaraan
yang masuk dan keluar.
22
2.11 . Sistem Parkir
Dilihat dari fungsinya, peran fasilitas parkir dalam sebuah sistem
transportasi adalah menyediakan tempat untuk menyimpan kendaraan di
tempat-tempat tujuan perjalanan dari pergerakan lalu lintas. Permasalahan
dalam sistem parkir yang terjadi dapat mencakup volume parkir, akumulasi
parkir, durasi parkir dan indeks parkir.
2.11.1. Volume Parkir
Volume parkir adalah jumlah kendaraan yang termasuk dalam
beban parkir.
23
Persamaan yang digunakan untuk menghitung rata-rata lamanya parkir
adalah :
Keterangan :
𝐸𝑥𝑡𝑖𝑚𝑒 = waktu saat kendaraan keluar dari lokasi parkir (keberangkatan,
unit)
𝐸𝑛𝑡𝑖𝑚𝑒 = waktu saat kendaraan masuk ke lokasi parkir (kedatangan, unit)
Jika IP lebih besar dari 100% berarti pemakaian areal parkir melebihi
kapasitas yang tersedia.
24
2. Tingkat Pelayanan (𝝁)
Tingkat pelayanan adalah jumlah kendaraan atau manusia yang dapat
dilayani oleh satu tempat pelayanan dalam satu satuan waktu tertentu,
dinyatakan dalam satuan kendaraan/jam atau menit/orang. Sehingga
bisa disimpulkan bahwa, waktu pelayanan :
25
a. Jumlah rata-rata kendaraan didalam sistem (kendaraan per satuan
waktu,𝑛̅)
26
2.12.3 Kapasitas Dinamis
Kapasitas dinamis dihitung menggunakan rumus (Hobbs, 1995):
T = Lama survai (jam)
KSxP
𝐾𝐷 = ...............................................................................(2.8)
𝐷
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
28
ruang parkir di lokasi yang telah ditentukan, sehingga dengan cara ini
dapat diperoleh informasi dan data-data yang dibutuhkan secara akurat.
Data primer yang diambil di lapangan seperti :
a. Data jumlah kedatangan dan keberangkatan angkutan Umum,
b. Durasi / lama parkir
c. Dokumentasi di lapangan
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data pendukung yang diperoleh dari literatur-
literatur mengenai kinerja operasional terminal, dapat juga diperoleh
dengan mencari informasi dari buku-buku penunjang yang berhubungan
dengan hal-hal yang akan dianalisis. Data sekunder yang diperlukan antara
lain :
a. Layout bangunan Terminal Waena
b. Luas Terminal Waena.
c. Data jumlah Kendaraan.
29
4. Kamera, untuk mengambil gambar atau dokumentasi langsung di
lapangan.
30
3.6 Bagan Metode Penelitian
Survey Awal
Pengumpulan Data
Analisa Data
31
3.7 Waktu Dan Lokasi Penelitian
3.7.1 Waktu Penelitian
Waktu yang diperlukan oleh penulis untuk menyelesaikan
Laporan Proposal Tugas Akhir ini Kurang Lebih 2.5 bulan.
Bulan
Uraian Agustus Oktober November
No Desember Januari
Pelaksanaan I I I I
I II III I II III I II III I II III I II
V V V V
Persiapan
1 Penelitian
Awal
Penyusunan
2
Proposal
Administrasi
3 Proposal dan
Ujian Proposal
4 Revisi Proposal
32
3.7.2 Lokasi Peneitian
Lokasi penelitian yang diambil oleh penulis adalah terminal baru Waena, saat ini terminal tersebut belum beroperasi,
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi kapasitas terminal saat ini di Terminal baru Waena dan juga untuk
mengantisipasi kebutuhan di masa yang akan datang di Terminal baru Waena.
Lokasi Terminal
Baru Waena
33
34
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
34
Tabel 4.2
Data Survey Trayek Waena-Sentani Hari Senin ,01-06-2020
35
Terminal bayangan waena merupakan terminal sementara yang
menggunakan bahu jalan setapak dan lahan parkir anjungan expo waena dan bahu
jalan utama Abepura-Sentani. Terminal bayangan ini sangat tidak memenuhi
standar suatu terminal, namun untuk sementara sambil menunggu pengerjaan
terminal waena yang baru maka lahan parkir dan bahu jalan di maksimalkan
untuk melayani para penumpang untuk mobilisasi antara sentani waena dan
waena youtefa.
Ketersediaan sarana dan prasarana juga tidak terpenuhi untuk memenuhi
kebutuhan dan pelayanan penumpang juga tidak terlayani dengan baik. Akan
tetapi untuk mengukur distribusi penumpang saat masuk dan keluar terminal serta
volume terminal maka terminal bayangan akan menjadi lokasi survey untuk
memberikan rekomendasi dalam pengaturan distribusi penumpang dan volume
parkir. Sehingga untuk memenuhi data tersebut perlu diberikan gambaran parkir
kendaraan dan mobilisasi penumpang dengan lay out terminal bayangan sebagai
berikut:
36
5 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN
PERENCANAAN (FTSP)
7
JAYAPURA (USTJ)
DOSEN PEMBIMBING
KETERANGAN
1. RUTE ABE - WAENA
2. IN
3. TITIK PENUMPANG TURUN
4. PARKIRAN KENDARAAN
5. TITIK PENUMPANG NAIK
6. PARKIRAN KENDARAAN
7. OUT
8. RUTE WAENA - ABE
1
4 3 2
NAMA GAMBAR
02 02
37
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN
PERENCANAAN (FTSP)
UNIVERSITAS SAINS DAN TEKNOLOGI
JAYAPURA (USTJ)
KETERANGAN
1. RUTE SENTANI - WAENA
2. IN
3. TITIK PENUMPANG TURUN
4. HALTE
5. PARKIRAN KENDARAAN
6. HALTE
2
7. TITIK PENUMPANG NAIK
8 8. OUT
9
9. RUTE WAENA - SENTANI
7
TANDA TANGAN DOSEN
3
6 4
NAMA GAMBAR
01 02
LOKASI SURVEY TERMINAL BAYANGAN WAENA
38
Tabel 4.3
Fasilitas Utama dan Fasilitas Penunjang Terminal Sementara Waena
39
sebelum berangkat.Jalur keberangkatan sudah ada namun belum diatur
dengan baik oleh supir- supir kendaraan Trayek tersebut.
c) Tempat Parkir
Fasilitas parkir kendaraan, jumlah ruang yang harus disediakan
untuk kendaraan di dalam terminal sangat dipengaruhi oleh karakteristik
kendaraan dan pengoperasian. terminal Sementara Waena, tempat parkir di
40
terminal Sementara Waena ini masih belum tertata dengan baik, seperti
terlihat pada gambar berikut ini :
41
Mobil angkutan antar kota Dalam Provinsi menggunakan
kendaraan Mitsubishi Colt L300 umumnya digunakan untuk angkutan
distribusi barang dan jasa, atau antar jemput penumpang dan travel antar
kota. Tidak jarang, L300 juga dipakai sebagai mobil angkutan kota. Mobil
ini jadi favorit karena dimensinya yang pas, tidak terlalu besar tapi juga
tidak kekecilan. Ukurannya proporsional untuk angkutan penumpang dan
barang. Untuk versi minibus kabinnya cukup lega untuk bisa memuat 10 –
12 orang penumpang. Bila digunakan sebagai mobil travel eksekutif, maka
kapasitasnya menyusut, jadi 8-10 penumpang saja. Dimensi L300 varian
pikap memiliki panjang 4.170 mm, lebar 1.700 mm dan tinggi 1.845 mm.
Jarak wheelbase 2.200 mm dengan ground clearance 200 mm. Ukuran bak
belakangnya yaitu memiliki panjang 2.425 mm, lebar 1.440 mm dan tinggi
1.380 mm. Pada dasarnya, L300 memang di desain khusus untuk dijadikan
mobil pengangkut barang.
42
yang mengarah kepada sektor keuangan, persewaan, jasa perusahaan, perkantoran.
Kendaraan angkutan umum yang direncanakan menggunakan terminal Waena
adalah kendaraan anggkutan umum dengan rute Waena - Terminal Youtefa dan
angkutan antar kota yaitu Waena – Sentani. Adapun trayek dan jumlah kendaraan
dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 4.4
Trayek angkutan umum terminal Waena
Tabel 4.5
Waktu Tunggu Rata-rata angkutan Umum
43
tertentu. Apabila kendaraan yang masuk area makin banyak sementara
yang keluar sedikit, maka nilai akumulasinya akan besar. Dilihat dari
lokasi yang ditinjau terminal anggkutan umum yang memiliki jumlah
pengunjung perhari cukup besar, maka peluang memiliki akumulasi yang
besar sangat mungkin terjadi.
Berdasarkan Tabel Akumulasi Parkir dan jumlah keluar masuk
angkutan umum di Terminal Waena pada Lampiran dapat dilihat besarnya
distribusi jumlah angkutan umum keluar masuk di Terminal Waena dari
hasil survai yang dilakukan diperoleh nilai rata-rata seperti pada gambar
berikut :
Distribusi Kedatangan
40
35
30
Jumlah Kedatangan
25
20
15
10
0
06.00 - 07.00 - 08.00 - 09.00 - 10.00 - 11.00 - 12.00 - 13.00 - 14.00 - 15.00 -
07.00 08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00
Jam Pengamantan
44
trayek Terminal Waena-Sentani jam puncak kendaraan masuk juga berada
pada jam 08.00 – 09.00 dengn jumlah kendaraan masuk sebesar 17
kendaraan.
Sedangkan distribusi angkutan umum yang berngkat dari terminal Waena
dapat dilihat pada grafik berikut:
Distribusi Keberangkatan
35
30
25
Jumlah Berangkat
20
15
10
0
06.00 - 07.00 - 08.00 - 09.00 - 10.00 - 11.00 - 12.00 - 13.00 - 14.00 - 15.00 -
07.00 08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00
Jam Pengamatan
45
Dari data kedatangan dan keberangkatan angkutan umum di atas (lihat
lampiran) dapat di gambarkan grafik akumulasi parkir sebagai berikut:
Akumulasi Parkir
30
25
Jumlah Kendaraan
20
15
10
0
06.00 - 07.00 - 08.00 - 09.00 - 10.00 - 11.00 - 12.00 - 13.00 - 14.00 - 15.00 -
07.00 08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00
Waktu Pengamatan
Dari grafik diatas menunjukkan bahwa puncak parkir terjadi pada jam
13.00-14.00 dengan jumlah kendaraan yang parkir di dalam terminal
sebesar 25 kendaraan untuk trayek waena – terminal youtefa sedangkan
untuk trayek Waena – Sentani terjadi pada jam 09.00-10.00 dengan jumlah
kendaraan yang parkir pada terminal sebesar 22 kendaraan.
46
Dari hasil pengamatan yang di lakukan di lapangan dalam priode 4 hari
pengamatan dengan durasi pengambilan data 10 jam per hari maka
diperoleh volume parkir seperti terlihat pada tabel berikut:
VOLUME PARKIR
Trayek Waena Youtefa Trayek Waena Sentani
250
200
JUMLAH KENDARAAN
150
100
50
0
SENIN 1 JUNI RABU 3 JUNI 2020 SABTU, 6 JUNI MINGGU 7 JUNI
2010 2020 2020
WAKTU PENGAMATAN
47
Tabel 4.6
Kebutuhan Ruang Parkir
Dari table diatas menunjukkan bahwa kebutuhan petak parkir untuk trayek
T.youtefa-terminal Waena adalah 51 SRP dan trayek Sentani sebesar 46
jika di total maka di butuhkan 97 SRP ruang parkir, jika di konfersi ke
satuan luas maka dibutuhkan 1178 m2 untuk dapat menampung angkutan
umum yang akan parkir pada terminal Waena.
Sesuai dengan standar dinas Perhubungan bahwa kebutuhan ruang parkir
untuk angkutan umum dalam kota sebesar 800 m 2 sedangkan berdasarkan
hasil hitungan di peroleh kebutuhan ruang parkir untuk angkutang kota
trayek T.Youtefa-Waena sebesar 620 m2 masih belum dapat memenuhi
persyaratan dinas Perhubungan. Untuk trayek Sentani yang merupakan
angkutan antar kota dalam provinsi di persyaratkan luas yang harus
dipenuhi sebesar 540m2, dari hasil perhitungan diperoleh kebutuhan luas
berdasarkan kondisi terminal sementara sebesar 559 m 2 ini menungjukkan
bahwa kondisi ini telah memenuhi persyratan luas ruang parkir untuk
terminal tipe B.
48
Tabel 4.7
Tingkat Pergantian Parkir
49
Pelat nomor DS 7548 AD
3 6 3 4 3 4 4 3 3
2 3 4 4 4 5 3 4 4
3 5 3 2 4
TOTAL 32 100,0000
50
4.4.2 Distribusi Waktu Pelayanan dan Waktu Menunggu
Waktu pelayanan didalam terminal merupakan salah satu analisa
mengenai tingkat pelayanan yang terjadi didalam terminal.
Waktu pelayanan didalam terminal yang ditinjau disini adalah lamanya
waktu yang dipergunakan oleh tiap unit bus kota/taksi untuk berbagai
jurusan selama mempergunakan areal penurunan penumpang dan areal
penaikan penumpang.
Waktu pelayanan tersebut didistribusikan setiap 3 (tiga) jam.
Cara-cara pendistribusian sama dengan distribusi headway, hanya pada
distribusi waktu menunggu dan waktu pelayanan mengambil batas
bawah interval kelas pertama adalah 0 (nol).
Penentuan ini berdasarkan kenyataan di lapangan bahwa terdapat bus
kota/taksi yang tidak melakukan aktifitas di areal penurunan
penumpang dan tidak parkir untuk menunggu waktu pemberangkatan.
Distribusi waktu pelayanan dan waktu menunggu menggunakan satuan
menit.
Berdasarkan tabel didapatkan pada pukul 7.00 - 10.00 WIT
prosentase waktu pelayanan terbesar berada antara 10-14 menit,
sedang pada waktu yang bersamaan waktu menunggu bus kota untuk
dapat dilayani ada diantara 15-19 menit sebelum menuju areal
pemberangkatan. Seperti yang tercantum pada tabel berikut :
51
55 59 57 1 48 2,0833 100,0000
TOTAL 48 100,0000
52
33 DS 7345 AD 07.00 00.00
34 DS 7662 J 07.00 00.00
35 PA 7491 AF 07.00 00.00
36 DS 7955 JL 07.00 00.00
37 DS 7358 AK 07.00 00.00
38 PA 2271 JK 07.00 00.00
39 DS 7907 JL 07.00 00.00
53
6 DS 7722 AF 08:00 1,25 08:45
7 DS 7813 AE 09:00 3,25 09:57
8 DS 7753 JK 09:00 4,30 10:01
9 DS 7358 AK 10:00 2,30 11:01
10 DS 7345 AD 10:00 4,17 11:05
11 DS 7991 AD 11:00 3,23 12:23
12 PA 7985 JK 11:00 3,25 12:26
13 DS 7658 AB 12:00 3,17 13:07
14 DS 7633 AC 12:00 2,35 13:09
15 DS 7983 AC 13:00 2,11 14:00
16 DS 7955 JL 13:00 1,25 14:02
17 DS 7213 JL 14:00 2,47 15:03
18 DS 7157 JL 14:00 2,13 15:05
Tabel 4.2
Data Survey Trayek Waena-Sentani Hari Senin ,01-06-2020
54
4.5 Konsep Dan Hasil Perancangan Terminal Baru Tipe B Waena
4.5.1 Konsep Perancangan dan Realisasi
Perencanaan dan penataan bentuk dalam site plan menerapkan bentuk dasar
matriks. Penerapan struktur matrix pada tata massa bangunan ini berawal dari
pengaturan sirkulasi kendaraan. Kendaraan yang datang menurunkan penumpang
hingga kendaraan yang keluar. Konsep perancangan terminal baru tipe B waena
ini telah di desain dengan sarana dan prasarananya berupa :
A. Kantor Pengelola (1 lantai)
B. Mall Kantor Pengelola
C. Parkir Pengantar/Pengelola
D. Parkir Angkutan Pedesaan
E. Fasilitas Umum/kios
F. Menara (ketinggian 3 lantai)
G. Ruang Transisi (2 lantai)
H. Ruang Tunggu (1 lantai)
I. Parkir AKIP
J. Parkir Pengunjung Dermaga
K. Saluran Air Sungai
L. Taman
M. Jembatan Layang
N. Pos Pemeriksaan
O. Area Kedatangan
P. Area Keberangkatan
Q. Parkir Bus
Semua fasilitas sarana dan prasarana penunjang terminal dapat dilihat dalam lay
out perencanaan terminal eksisting pada gambar dibawah ini:
55
Gambar.4.13. Site Plan Ssarna dan Prasarana Terminal Waena
(Sumber : Dinas Perhubungan Provinsi Papua)
56
Gambar.4.14. Realisasi Terminal Baru Tipe B Waena
(Sumber : Foto dokumentasi dilapangan)
57
pagi hingga siang hari mengalami penurunan tetapi tidak signifikan, yaitu
dari 30 kendaraan sampai siang hari menurun menjadi 25 kendaraan. Data
ini menunjukan bahwa kendaraan yang parkir di terminal lebih banyak
dari mobilisasi penumpang.
a) Bentuk, Tampilan
Penampilan dan perancangan bentukan dasar bangunan Terminal ini
merupakan penerapan dan pembentukan rangka timbal balik untuk
menciptakan ruang terbuka atau open space yang nyaman. Seperti yang
telah didesain maka akan tercipta ruang ruang yang memiliki sirkulasi
udara yang memadai. Fasilitas sarana dan prasarana unuk pengelola
terminal, penumpang dan pengantar berupa kantor pengelola, Mall kantor
pengelola dan parkir pengantar/pengelola, sebagaimana dalam gambar
dibawah ini:
58
Gambar.4.16. Realisasi Kantor Pengelola, Mall Kantor Pengelola, dan Parkir Pengantar/Pengelola
(Sumber : Foto dokumentasi dilapangan)
Gambar.4.17. Rancangan Area Parkir, area kedatangan dan keberangkatan, jembatan layang,
Ruang Transisi, Ruang Tunggu, Menara, Fasilitas Umum
(Sumber : Dinas Perhubungan Provinsi Papua)
59
Gambar.4.18. Realisasi Area Parkir, area kedatangan dan keberangkatan, jembatan layang, Ruang
Transisi, Ruang Tunggu, Menara, Fasilitas Umum
(Sumber : Foto dokumentasi dilapangan)
60
Gambar.4.19. Ruang Parkir Bus, Ruang Terbuka Hijau/taman
(Sumber : Dinas Perhubungan Provinsi Papua)
Gambar.4.20. Pos Pemeriksaan, Parkir Bus, Taman, Area Kedatangan dan Keberangkatan, Parkir
Bus
(Sumber : Foto dokumentasi dilapangan)
Hasil perancangan dan realisasi terminal baru waena harus memenuhi
volume parkir kendaraan. Dari gambar 4.6 menunjukkan bahwa volume parkir
tertinggi untuk angkutan umum trayek terminal Yuotefa-Waena terjadi pada hari
senin 1 juni 2020 dengan jumlah kendaraan parkir sebesar 199 kendaraan,
sedangkan untuk trayek Terminal Waena-Sentani juga terjadi pada hari yang sama
dengan jumlah kendaraan 136 kendaraan. Maka volume parkir akan besar pada
hari kerja dan hari sekolah yang mobilisasi penumpang meningkat dan keramaian
terminal juga akan meningkat. Sebagaimana dalam tabel 4.4 bahwa kebutuhan
petak parkir untuk trayek T.youtefa-terminal Waena adalah 51 SRP dan trayek
Sentani sebesar 46 jika di total maka di butuhkan 97 SRP ruang parkir, jika di
konfersi ke satuan luas maka dibutuhkan 1178 m 2 untuk dapat menampung
angkutan umum yang akan parkir pada terminal Waena.
Jadi untuk terminal baru berdasarkan standar dinas Perhubungan bahwa
kebutuhan ruang parkir untuk angkutan umum dalam kota sebesar 800 m 2 , jadi
pembangunan terminal baru waena pasti akan sesuai dengan standar dinas
61
perhubungan karena dirancang dan dilaksanakan oleh dinas perhubungan. Selain
itu berdasarkan hasil hitungan pada terminal bayangan di peroleh kebutuhan ruang
parkir untuk angkutang kota trayek T.Youtefa-Waena sebesar 620 m2. Untuk
trayek Sentani yang merupakan angkutan antar kota dalam provinsi di
persyaratkan luas yang harus dipenuhi sebesar 540m 2, dari hasil perhitungan
diperoleh kebutuhan luas berdasarkan kondisi terminal sementara sebesar 559 m 2 .
jadi untuk terminal bayangan tidak memenuhi standar namun untuk terminal baru
waena memenuhi standar terminal.
62
Gambar.4.22. Realisasi Terminal Angkutan Umum Tipe B Waena
(Sumber : Foto dokumentasi dilapangan)
63
Gambar.4.23. Potongan Memanjang Kawasan Terminal Waena
(Sumber : Dinas Perhubungan Provinsi Papua)
Site plan terminal baru waena yang bersumber dari dinas perhubungan tersebut
belum tergambarkan rute trayek sehingga perlu adanya penataan rute trayek
sebagaimana hasil survey dan penelitian dari data terminal bayangan maka lay out
terminal eksisting sebagai berikut:
64
UNIVERSITAS SAINS DAN
TEKNOLOGI JAYAPURA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN
PERENCANAAN PROGRAM STUDI
TEKNIK SIPIL
B F KETERANGAN
C A.RUTE ABE - WAENA
G E B. IN
C. PENUMPANG TURUN
D D. RUANG TUNGGU
H E. PARKIRAN KENDARAAN
E F
F. PENUMPANG NAIK
I C G. RUTE WAENA - ABE
H. OUT
B I. RUTE SENTANI - WAENA
J. RUTE WAENA - SENTANI
TANDA TANGAN DOSEN
H
G
NAMA GAMBAR
I
PERENCANAAN PENATAAN
J TERMINAL BARU TIPE B
WAENA
01 01
Dari gambar penataan rute rayek tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai
berikut:
65
2) Rute Trayek Sentani-Waena
Penataan rute trayek kendaraan umum dari jalur terminal Sentani kearah
pemberhentian penumpang di terminal baru waena dapat dilihat dengan arah
panah berwarnah biru dengan kode huruf I pada gambar diats, masuk kedalam
terminal dengan huruf B, penurunan penumpang kode huruf C, kemudian
penumpang dapat menunggu di kode huruf D, dan kendaraan yang baru
datang akan parkir di kode huruf E, sedangkan kendaraan yang mendapatkan
giliran keberangkatan akan mengambil penumpang dengan kode huruf F,
penumpang dari jalu yotefa yang menunggu di ruang tunggu huruf D naik
kendaraan di huruf F dan mengantar penumpang kearah terminal Sentani
dengan simbol arah panah berwarna Merah dan keluar melalui kode huruf J
dan keluar melalui kode huruf H.
66
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Dari hasil perhitungan yang dilakukan Volume kendaraan yang masuk ke
terminal sebesar 199 untuk trayek T. Youtefa-Expo dan trayek Terminal
Expo – Sentani dengan jumlah kendaraan 136, dimana distribusi
kendaraan yang masuk maksimal pada jam 08.00 – 09.00 dengan jumlah
kendaraan 34 untuk trayek T.Youtefa – T.Expo sedangkan untuk trayek
T.Expo Sentani jam puncak kendaraan masuk juga berada pada jam
08.00 – 09.00 dengn jumlah kendaraan masuk sebesar 17 sedangkan
untuk jam puncak keberangkatan dari terminal expo adalah pada jam
08.00 – 09.00 dengan jumlah kendaraan 30 kendaraan untuk trayek
T.Youtefa-T.Expo sedangkan untuk trayek Waena Sentani jam puncak
kendaraan yang berangkat dari terminal terjadi pada jam 14.00 – 15.00
dengn jumlah kendaraan yang keluar dari terminal sebesar 19 kendaraan
2. Adapun karakteristi angkutan yang akan beroperasi adalah kebutuhan
lahan parkir sebsar 97 petak dengan rincian 51 petak parkir untuk trayek
T.Youtefa-T.Expo dan 46 utuk trayek T.Expo Sentani dengan tingkat
pergantian parkir sebesar 4 untuk trayek T.Youtefa Expo dan 3 untuk
trayek T.Expo Sentani dengan waktu tunggu rata-rata 2.41
jam/kendaraan dan 3.41 jam/kendaraan untuk trayek T.Expo Sentani.
5.2 Saran
1. Pemanfaatan lahan diharapkan sesuai dengan peruntukannya agar
operasional Terminal dapat berjalan sesuai dengan yang di harapkan dan
tidak menimbulkan kesembrawutan.
2. Guna menciptakan kondisi Terminal yang aman dan Nyaman bagi
penumpang yang menggunakan Terminal pengelolah terminal harus
memperhatikan unsur keamanan dan keindahan terminal.
67