Anda di halaman 1dari 6

Rangkaian Cos-Phi meter

Cos-Phi meter adalah alat ukur faktor kerja daya untuk jaringan ac yang akan
mengukur suatu pergeseran phasa antara tegangan dan arus pada suatu beban
listrik. Dalam hal ini alat ukur cos-Phi meter termasuk suatu alat ukur tipe
elektrodinamis kumparan silang.

Untuk rangkaian cos-Phi meter dapat dilihat pada gambar dibwah ini :

(a) (b)

Gbr cos phi meter (a): dengan L, (b): dengan C

Keterangan Gbr (b) cos-Phi meter jumlah lilitan P dan Q sama banyak dimana
kumparan P dihubung seri dengan tahanan R dan kumparan Q dihubung seri
dengan kapasitor C, sehingga arus yang melalui kumparan Q mendahului arus
melalui kumparan P sebesar 90° listrik. Apabila cos-Phi meter bekerja pada
jaringan beban resistip maka arus yang mengalir pada kumparan P akan
sephasa dengan arus yang mengalir pada kumparan tetap A dan B sehingga
torsi kumparan silang = 0.

Maka jarum penunjuk tidak bergerak yang dikalibrasi cos-Phi = 1. Tetapi jika
beban reaktip murni (L atau C). Arus melalui kumparan Q akan sepasa dengan
kumparan A dan B dan berbeda phasa dengan kumparan P sebesar 90 derajat
akibatnya kumparan silang (tegangan) bergerak sedemikian rupa dimana
kumparan Q membentuk posisi baru menjadi tegak lurus terhadap kumparan
F1 dan F2 yang ditandai dengan cos φ = 0. Selanjutnya jarum akan bergerak
sebesar φ derajat. Apabila arus beban I bergeser sebesar φ derajat terhadap
beban.

Arah gerakan jarum penunjuk searah jarum jam ditandai dengan (LAG) atau
mendahului dan yang berlawanan dengan arah jarum jam akan ditandai
dengan (LEAD) atau tertinggal dapat dibaca pada papan skala pembacaan cos
φ meter. Pada keterangan cos phi meter Gbr (b) akan dijelaskan tersendiri
pada bahasan yang berbeda ( bersama cos phi meter untuk 3 fasa).

Menurut definisi, faktor daya adalah cosinus sudut fasa antara tegangan dan
arus, dan pengukuran faktor daya biasanya menyangkut penentuan sudut fasa
ini. Pada dasarnya instrumen ini bekerja berdasarkan prinsip
elektrodinamometer, dimana elemen yang berputar terdiri dari dua kumparan
yang dipasang pada poros yang sama tetapi tegak lurus satu sama lain.
Kumparan putar berputar di dalam medan maknetik yang dihasilkan oleh
kumparan medan yang membawa arus jala-jala. Ini ditunjukkan dalam kerja
alat ukur faktor daya.

Konstruksi Alat Ukur Faktor Daya

Alat ukur faktor daya kumparan bersilang (crossed-coil power faktor meter)
seperti terlihat pada gambar alat ukur faktor daya. Instrumen ini mempunyai
sebuah coil diam, yang terdiri dari F1 dan F2. Dengan dihubungkan seri dengan
line supply maka akan dialiri arus. Jelaslah bahwa medan yang merata akan
dihasilkan oleh F1 dan F2, yang sebanding dengan arus line. Pada medan ini
diletakkan moving coil C1 dan C2 yang dipasang pada tangkai atau spindle yang
sama. Kedua moving coil ini adalah coil tegangan C1 yang mempunyai tahanan
seri R, sedangkan coil C2 mempunyai induktansi L. Harga R dan L seperti halnya
lilitan C1 dan C2, diatur sedemikian hingga ampereturn pada C1 dan C2 sama
besar. Arus I1 sefasa dengan tegangan supply V, sedangkan I2 lagging
(tertinggal) 90° (atau mendekati 90°) dibelakang V.

Gambar Rangkaian Alat Ukur Faktor Daya Satu Fasa

Gambar Konstruksi Alat Ukur Faktor Daya


Prinsip Kerja Alat Ukur Faktor Daya

Dianggap bahwa power-faktor (p.f) sama dengan satu, yaitu I (arus) sefasa
dengan V (tegangan). Kemudian I1 sefasa dengan I sedangkan I2 lagging 90°
terhadap I. Akibatnya timbul sebuah kopel yang bekerja pada C1, menimbulkan
gaya gerak mengarah bidang tegak lurus terhadap sumbu magnit kumparan F1
dan F2. Secara bersamaan dengan posisi penunjuk pada p.f sama dengan 1.
Sedangkan pada C2 tidak ada kopel. Sekarang anggap bahwa p.f = 0, yaitu I
lagging 90° terhadap V. Dalam hal ini I2 dibuat sefasa dengan I sedangkan I1
berbeda fasa 90° dengan I. Akibatnya, tidak ada kopel pada C1 tetapi akan
timbul kopel pada C2 sehingga bidangnya tegak lurus terhadap sumbu
megnetis F1 dan F2. Pada harga p.f pertengahan, simpangan penunjuk akan
bersesuaian dengan simpangan sudut p.f, yaitu F, atau cos F. Jika instrumen ini
dikalibrasi langsung menunjukkan besarnya p.f. Pada beban seimbang 3 fasa,
instrumen ini dimodifikasi sedemikian agar C1 dan C2 bersudut 120° satu sama
lain, bukannya 90° seperti pada supply fasa tunggal. Seperti terlihat pada
gambar rangkaian alat ukur faktor daya tiga fasa dibawah, C1 dan C2
dihubungkan seri terhadap fasa ketiga (sehingga mengalirkan arus line). Karena
tidak diperlukan fasa bercelah diantara arus-arus pada C1 dan C2, I1 dan I2
tidak ditentukan oleh circuit fasa bercelah (fasa splitting), akibatnya instrumen
ini tidak akan berpengaruh oleh perubahan frekuensi maupun bentuk
gelombang arus.
Gambar Rangkaian Alat Ukur Faktor Daya Tiga Fasa

Alat ukur faktor daya dengan daun terpolarisasi (polarized vane power-faktor
meter) ditunjukkan dalam sketsa konstruksi gambar 4- 29. Instrumen ini
terutama digunakan dalam sistem daya tiga fasa sebab prinsip kerjanya
bergantung pada pemakaian tegangan tiga fasa.

Gambar Alat Ukur Faktor Daya Tipe Daun Terpolarisasi

Kumparan luar adalah kumparan potensial yang dihubungkan ke antaran-


antaran sistem tiga fasa. Penyambungan tegangan tiga fasa ke kumparan
potensial menyebabkan bertindak seperti stator motor induksi tiga fasa
sewaktu membangkitkan fluksi magnit berputar. Kumparan ditengah atau
kumparan arus dihubungkan seri dengan salah satu antaran fasa, dan ini
mempolariser daun-daun besi. Daun-daun terpolarisasi bergerak di dalam
medan magnit berputar dan mengambil suatu posisi dimana medan putar
pada suatu saat mempunyai fluksi polarisasi paling besar (maksimal). Posisi ini
merupakan indikasi sudut fasa dan berarti indikasi faktor daya. Instrumen ini
dapat digunakan dalam sistem satu fasa dengan syarat bahwa rangkaian
pemisah fasa (serupa dengan yang digunakan dalam motor satu fasa)
ditambahkan untuk membangkitkan medan magnit putar yang diperlukan.

Gambar Konstruksi Faktor Daya (Cos π Meter)

Seperti ditunjukkan pada gambar diatas, alat ukur Cos π meter bagian-bagian
eksternalnya dijelaskan sebagai berikut :

1. Jarum penunjuk

2. Kaca : difungsikan untuk mengeliminir kesalahan parallax dalam pembacaan.

3. Skala : bagian kanan pada beban induktif, faktor dayanya ketinggalan (lag).

4. Skala : bagian kiri pada beban kapasitif, faktor dayanya mendahului (lead).

5. Tabel range tegangan dan arus, tabel ini digunakan untuk memilih tegangan
pada selektor.

6.Terminal arus, salah satu terminal diberi tanda (±) untuk menunjukkan
bahwa terminal ini dihubungkan dengan terminal common tegangan, dan
terminal arus yang lain mengindikasikan ukuran arus terukur.

7. Terminal arus, untuk memilih batas ukur sesuai dengan besaran yang diukur.

8. Selektor tegangan.

9. Terminal tegangan : digunakan untuk menyambungkan tegangan. Terminal


common tegangan diberi tanda (±), dan terminal tegangan yang lain
mengindikasikan ukuran tegangan dipilih.

10. Terminal untuk menghubungkan kawat penghantar.


Read more at: http://elektronika-dasar.web.id/faktor-daya-dan-alat-ukur-
faktor-daya/

Anda mungkin juga menyukai