Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Karakterisasi arang aktif dari cangkang kelapa sawit dilakukan dengan


menggunakan alat Scanning Electron Microscope (SEM) Vega 3 Tescan. Analisis
morfologi permukaan untuk bentuk pori arang aktif cangkang kelapa sawit, dilakukan
dengan software ImageJ untuk masing-masing gambar hasil karakterisasi. Adapun
hasil analisis untuk permukaan arang dan arang aktif adalah sebagai berikut :
a. Tanpa Aktivasi

(a) (b)
Gambar 4.1 ( a ) Morfologi permukaan hasil karakterisasi dari SEM
pada perbesaran 5000x untuk sampel yang tidak
diaktivasi dan (b) hasil ImageJ.

Hasil karakterisasi dari SEM memperlihatkan permukaan arang dari sampel


yang tidak diaktivasi masih tertutup oleh senyawa hidrokarbon yang terdapat pada
arang. Selain itu, hasil analisis oleh imageJ juga memperlihatkan masih sedikit pori
arang yang terbuka pada arang cangkang kelapa sawit yang tidak diaktivasi.

21
b. Temperatur Aktivasi 700°C

(a) (b)
Gambar 4.2 (a) Morfologi permukaan hasil karakterisasi dari SEM pada
perbesaran 5000x untuk sampel Aktivasi 700°C dan (b) hasil
ImageJ.

Permukaan arang yang diaktivasi pada temperatur 700°C terlihat senyawa


hidrokarbon yang menutupi pori mulai berkurang, sehingga terbentuk pori yang
baru dan juga terdapat pori yang lebih luas dibandingkan pori lainnya.

c. Temperatur Aktivasi 750°C

(a) (b)
Gambar 4.3 (a) Morfologi permukaan hasil karakterisasi dari SEM pada
perbesaran 5000x untuk sampel Aktivasi 750°C dan (b) hasil
ImageJ.

22
Gambar 4.3a menunjukkan senyawa hidrokarbon yang menutupi pori arang
aktif menjadi sangat sedikit, sehingga jumlah pori yang terbentuk menjadi semakin
banyak dan terdapat beberapa pori yang lebih luas dibandingkan dengan pori arang
pada sampel yang tidak diaktivasi dan sampel yang diaktivasi pada temperatur
700°C.
d. Temperatur Aktivasi 800°C

(a) (b)

Gambar 4.4 (a) Morfologi permukaan hasil karakterisasi dari SEM pada
perbesaran 5000x untuk sampel Aktivasi 800°C dan (b) hasil
ImageJ.

Hasil karakterisasi oleh SEM untuk sampel aktivasi 800°C menunjukan pori
permukaan arang aktif yang semakin meluas. Namun, terlihat jumlah pori yang
lebih sedikit jika dibandingkan dengan pori yang ada pada temperatur aktivasi
700°C dan 750°C. sedangkan untuk bentuk pori pada tiap sampel arang dan arang
aktif cenderung hampir sama, yaitu tidak beraturan.
SEM menampilkan morfologi pori dari arang aktif dalam bentuk gambar.
Jumlah dan ukuran pori dari arang aktif cangkang kelapa sawit dianalisis dengan
menggunakan ImageJ, dan hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.1 Jumlah dan Luas Pori Arang dan Arang Aktif Cangkang Kelapa
Sawit
No. Temperatur Aktivasi Jumlah Pori Luas Rata-rata (m2)
1. Tanpa Aktivasi 146 8,820
2. 700 oC 299 8,972
3. 750 oC 1386 9,591

23
4. 800 oC 560 13,332

4.2 Pembahasan

Hasil karakterisasi menggunakan SEM terhadap morfologi permukaan arang


dan arang aktif dengan temperatur aktivasi 700 oC, 750 oC, dan 800 oC, dan hasilnya
ditampilkan pada gambar 4.1, 4.2, 4.3, dan 4.4. Pori yang muncul berbeda untuk setiap
temperatur aktivasi, baik bentuk, jumlah maupun ukurannya. Bentuk pori untuk setiap
temperatur memiliki bentuk yang cenderung hampir sama yaitu tidak beraturan.
Jumlah pori pada arang dan arang aktif, aktivasi pada temperatur 700 oC
menyebabkan terbentuknya pori yang lebih banyak dibandingkan dengan arang yang
tidak diaktivasi. Namun, Temperatur 750oC memiliki jumlah pori yang lebih banyak
dibandingkan dengan yang lainnya. Meningkatnya jumlah pori yang terbentuk sampai
temperatur aktivasi 750oC disebabkan karena penetrasi panas yang tinggi membuat
senyawa kompleks yang ada dalam arang menguap. Hal ini didukung oleh penelitian
yang dilakukan oleh Hastuti dkk (2017) yang mengemukakan bahwa pada temperatur
tersebut terdapat beberapa unsur yang mengalami degradasi akibat pertambahan suhu
akivasi yang menyebabkan terbentuknya rongga-rongga kecil. Menurut Pari (2006),
pada pemanasan 700oC senyawa sulfur dan nitrogen dalam arang tidak akan menguap.
Pada temperatur 800oC, jumlah pori menjadi lebih sedikit dibanding jumlah
pori pada temperatur aktivasi sebelumnya. Menurunnya jumlah pori pada temperatur
800oC ini disebabkan karena pori yang semakin meluas hingga menyebabkan dinding
antar pori menjadi rusak sehingga banyak pori yang bergabung.
Luas rata-rata pori semakin meningkat seiring dengan naiknya temperatur
aktivasi. Semakin tinggi temperatur aktivasi, maka luas pori pada arang aktif juga
semakin besar. Luas pori rata-rata terbesar diperoleh pada temperatur aktivasi 800 oC.
Pori yang semakin luas disebabkan oleh temperatur aktivasi yang semakin meningkat
menyebabkan banyaknya pori yang bergabung. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang

24
dilakukan oleh Zudit (2016), yang menyatakan bahwa luas pori akan semakin besar
pada temperature 800 oC.
Pori permukaan arang yang tidak diaktivasi dan yang diaktivasi hingga pada
temperatur 800oC digolongkan pada kategori macropori. Menurut Da-Wei Wang et al.
(2008) dalam Handoko (2008), mengemukakan bahwa pori-pori yang berukuran lebih
dari 50 nm disebut macropores, 2 nm – 50 nm mesopores, dan dibawah 2 nm
micropores. Ukuran pori-pori yang diperoleh pada arang aktif cangkang kelapa
sawit adalah mesopori dan makropori, sehingga dapat digunakan untuk menyerap
kotoran/zat yang tidak diinginkan dari cairan atau larutan, dan arang aktifnya
disebut sebagai arang aktif fase cair (Liquid-phase activated carbon) (Lempang,
2014).

25
26

Anda mungkin juga menyukai