(a) (b)
Gambar 4.1 ( a ) Morfologi permukaan hasil karakterisasi dari SEM
pada perbesaran 5000x untuk sampel yang tidak
diaktivasi dan (b) hasil ImageJ.
21
b. Temperatur Aktivasi 700°C
(a) (b)
Gambar 4.2 (a) Morfologi permukaan hasil karakterisasi dari SEM pada
perbesaran 5000x untuk sampel Aktivasi 700°C dan (b) hasil
ImageJ.
(a) (b)
Gambar 4.3 (a) Morfologi permukaan hasil karakterisasi dari SEM pada
perbesaran 5000x untuk sampel Aktivasi 750°C dan (b) hasil
ImageJ.
22
Gambar 4.3a menunjukkan senyawa hidrokarbon yang menutupi pori arang
aktif menjadi sangat sedikit, sehingga jumlah pori yang terbentuk menjadi semakin
banyak dan terdapat beberapa pori yang lebih luas dibandingkan dengan pori arang
pada sampel yang tidak diaktivasi dan sampel yang diaktivasi pada temperatur
700°C.
d. Temperatur Aktivasi 800°C
(a) (b)
Gambar 4.4 (a) Morfologi permukaan hasil karakterisasi dari SEM pada
perbesaran 5000x untuk sampel Aktivasi 800°C dan (b) hasil
ImageJ.
Hasil karakterisasi oleh SEM untuk sampel aktivasi 800°C menunjukan pori
permukaan arang aktif yang semakin meluas. Namun, terlihat jumlah pori yang
lebih sedikit jika dibandingkan dengan pori yang ada pada temperatur aktivasi
700°C dan 750°C. sedangkan untuk bentuk pori pada tiap sampel arang dan arang
aktif cenderung hampir sama, yaitu tidak beraturan.
SEM menampilkan morfologi pori dari arang aktif dalam bentuk gambar.
Jumlah dan ukuran pori dari arang aktif cangkang kelapa sawit dianalisis dengan
menggunakan ImageJ, dan hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.1 Jumlah dan Luas Pori Arang dan Arang Aktif Cangkang Kelapa
Sawit
No. Temperatur Aktivasi Jumlah Pori Luas Rata-rata (m2)
1. Tanpa Aktivasi 146 8,820
2. 700 oC 299 8,972
3. 750 oC 1386 9,591
23
4. 800 oC 560 13,332
4.2 Pembahasan
24
dilakukan oleh Zudit (2016), yang menyatakan bahwa luas pori akan semakin besar
pada temperature 800 oC.
Pori permukaan arang yang tidak diaktivasi dan yang diaktivasi hingga pada
temperatur 800oC digolongkan pada kategori macropori. Menurut Da-Wei Wang et al.
(2008) dalam Handoko (2008), mengemukakan bahwa pori-pori yang berukuran lebih
dari 50 nm disebut macropores, 2 nm – 50 nm mesopores, dan dibawah 2 nm
micropores. Ukuran pori-pori yang diperoleh pada arang aktif cangkang kelapa
sawit adalah mesopori dan makropori, sehingga dapat digunakan untuk menyerap
kotoran/zat yang tidak diinginkan dari cairan atau larutan, dan arang aktifnya
disebut sebagai arang aktif fase cair (Liquid-phase activated carbon) (Lempang,
2014).
25
26