Anda di halaman 1dari 99

SHARING KNOWLEDGE

RANGKING PERFORMANCE
TRAFO

APP Karawang, 25 - 26 April 2016

TOPIK PEMBAHASAN
PROGRES QUICKWIN SMT-1
2016

FORUM TRANSMISI-1 2016


MONITOING TVSOP, SLO
dan Penambahan Kapasitas
GI
Program Kerja Bidang
Konstruksi Dan
Pemeliharaan
2

Andal Profesional Proaktif


inovatif

KONSEP DASAR

MANAJEMEN ASET

Andal Profesional Proaktif


inovatif

STRATEGI PEMELIHARAAN
Pemeliharaan
setelah
terjadi kerusakan.
Merugikan
karena
instalasi harus berhenti
tanpa terencana.

Dilaksanakan untuk
memberikan
jaminan
reliabiliti tertentu pada
suatu peralatan.
Proses
sangat
kompleks karena sudah
melibatkan
unsur
probabilitas kerusakan
suatu
komponen
peralatan.

10 %

FUTURE

40 %

50 %

Pemeliharaan
untuk
menjaga
kondisi
peralatan.
Terdiri dari Time Based
dan Performance Based.

Pemeliharaan apabila
kondisi peralatan telah
sampai pada batasan
yang ditentukan.

Siklus
umum
:
Pengujian Pengolahan
data
pengujian

Analisis
dan
pengambilan
keputusan (Pengujian
ulang atau pengujian
lanjutan
bila
diperlukan)

Pelaksanaan
pemeliharaan
Pengujian

Andal Profesional Proaktif


inovatif

FILOSOFI ASESMEN

Proses penuaan peralatan pasti terjadi dan mungkin bisa terjadi lebih cepat.
Langkah yang dapat dilakukan untuk mengetahui kondisi peralatan akibat proses
penuaan adalah dengan melakukan asesmen.
Asesmen adalah bentuk evaluasi dan analisa atas dasar data-data operasional,
inspeksi maupun hasil uji yang bersumber dari sistem operasi dan sistem
pemeliharaan

Andal Profesional Proaktif


inovatif

TUJUAN & MANFAAT ASESMEN

Dengan adanya asesmen kondisi peralatan, diharapkan masa steady state


dapat diperpanjang (usia peralatan lebih lama) karena kita dapat
mengetahui lebih dini kondisi peralatan dan dapat melakukan pencegahan
terhadap kegagalan yang mungkin bisa terjadi.

Andal Profesional Proaktif


inovatif

ASESMEN KONDISI PERALATAN


INDEX
CONDITION

INDEKS KONDISI

USULAN TINDAK
LANJUT
(INVESTIGASI,
INSPEKSI,
DIRECT
SHUTDOWN)

MISALNYA
PENGURANGAN
PEMBEBANAN
TRAFO

Andal Profesional Proaktif


inovatif

ALUR ASESMEN PERALATAN

Andal Profesional Proaktif


inovatif

METODOLOGI ASESMEN
7
SUBSISTEM
TRAFO

10

Andal Profesional Proaktif


inovatif

DIAGNOSA TRAFO

11

MEKANISME PENILAIAN

Pembebanan
Temperatur minyak
Kondisi arcing
horn
Warna silica gel
Counter OLTC
dsb

Visual monitoring
CBM IL1

Uji DGA
Uji karakteristik
minyak
dsb

Tan Delta
SFRA
Tahanan isolasi
Resistansi
pembumian
dsb

Online monitoring
CBM IL2

Offline
monitoring
CBM IL3

DIAGNOSA
TRAFO
12

Andal Profesional Proaktif


inovatif

PENGUJIAN SUB SISTEM BUSHING


1. JENIS BUSHING (OIP/RIP/RBP)

13

Andal Profesional Proaktif


inovatif

STANDAR HASIL UJI BUSHING


REFERENSI

TAN DELTA

Faktor yang mempengaruhi nilai


Tan Delta :
1. Tingkat kelembaban.
2. Impurity content.
3. Temperatur.
4. Bushing yang kotor ataupun
lembab

KAPASITANSI
REFERENSI

14

Andal Profesional Proaktif


inovatif

PENGUJIAN SUB SISTEM DIELEKTRIK


1. JUSTIFIKASI DENGAN
MELIHAT
H2,
WARNA,
INDEKS
NILAI
METODE
MINIMUM
KORELASI
POLARISASI
KADAR
POLARIZATION
FREQUENCY
ISOLASI
ASAM,
ANTAR
C2H6,
(IP)
DOMAIN
IFT
HASIL
DEPOLARIZATION
C2H2UJI.
SPECTROSCOPY
(TDCG)
CURRENT
(FDS)(PDC)
DISSOLVED
KARAKTERISTIK
KADAR
AIRCO,CH4,C2H4,
PADA
GAS
MINYAK
ANALYSIS
KERTAS
(DIRANA)
(DGA)

15

Andal Profesional Proaktif


inovatif

STANDAR HASIL UJI DIELEKTRIK


Batasan Konsentrasi Gas Kunci Terlarut
(ppm)

35
36-50
51-80
> 80

Sumber: Tabel 1 IEEE C57.104-2008

16

Andal Profesional Proaktif


inovatif

Monitoring Deteriorasi Isolasi


Menggunakan Volume Gas Terlarut

Volume total gas yang terbentuk merupakan indikator


besarnya gangguan yang sudah terjadi.
Perhitungan volume gas terlarut akibat gangguan:

FG(V) : jumlah gas H2, CH4, C2H6, C2H4, C2H2, dan CO (L/L
atau ppm)
V
: volume minyak dalam trafo (liter)
TDCGV : volume total gas mudah terbakar yang terlarut
(liter)

17

Andal Profesional Proaktif


inovatif

STANDAR HASIL UJI DIELEKTRIK

Tindak Lanjut berdasarkan Laju Pembentukan


TDCG
Kondisi

Kondisi
1

Level
TDCG
(ppm)

Interval
Sampling

Prosedur Operasi

> 30

Bulanan

- Analisis gas individual


- Tentukan pengaruh
pembebanan terhadap laju
pembentukan gas

10 - 30
< 10
>30
10 - 30

Setiap 4 bulan
Tahunan
Bulanan
Bulanan

< 10

Setiap 4 bulan

>30
10 - 30
< 10
>30

Mingguan
Mingguan
Bulanan
Harian

10 - 30

Harian

< 10

Mingguan

720

Kondisi
2

721 1920

Kondisi
3

1921 4630

Kondisi
4

TDCG Rate
(ppm/hari)

> 4630

Sumber: Tabel 3 IEEE


C57.104-2008

18

- Operasi secara normal


- Analisis gas individual
- Tentukan pengaruh
pembebanan terhadap laju
pembentukan gas
- Analisis gas individual
- Rencanakan pemadaman
- Informasikan ke pabrikan
- Pertimbangkan untuk
penggantian
- Informasikan ke pabrikan
- Analisis gas individual
- Rencanakan pemadaman
- Informasikan ke pabrikan
Andal Profesional Proaktif
inovatif

Menentukan Laju Pembentukan TDCG

Laju pembentukan TDCG >2,8 L (0,1 ft3) per hari dalam


trafo tersebut terdapat gangguan internal yang aktif.
Perhitungan laju pembentukan TDCG:
1.Menghitung
jumlah
konsentrasi
seluruh
gas
mudah
terbakar (dalam L/L atau ppm) yaitu semua gas selain
CO2, O2, dan N2 pada sampel pertama dan kedua;
2.Menghitung dengan persamaan berikut:

R : laju pembentukan gas (liter/hari)


S0 : sampel pertama (mikroliter/liter atau ppm)
ST : sampel kedua (mikroliter/liter atau ppm)
V
T

: volume minyak di dalam tangki (liter)


: waktu (hari)
19

Andal Profesional Proaktif


inovatif

Analisa Karakteristik Minyak


BDV - KADAR AIR

20

Andal Profesional Proaktif


inovatif

STANDAR HASIL UJI BELITAN


ITEM

TAN DELTA
BELITAN

HASIL UJI

TAH. ISOLASI

21

Andal Profesional Proaktif


inovatif

ANALISA HASIL UJI FURAN


FURAN

22

Andal Profesional Proaktif


inovatif

ANALISA HASIL UJI PARTIAL


DISCHARGE

23

Andal Profesional Proaktif


inovatif

ANALISA HASIL UJI KADAR AIR PADA


KERTAS (DIRANA)

Moisture levels according to IEC


60422

KADAR AIR (%)

24

Andal Profesional Proaktif


inovatif

PENGUJIAN SUB SISTEM EMC & CCU


1. JUSTIFIKASI
WINDING
DENGAN
RESISTANCE
MELIHAT
(Rdc)
KORELASI ANTAR HASIL UJI.
Phase
Comparison

25

Andal Profesional Proaktif


inovatif

KAPAN DIPERLUKAN PENGUJIAN SFRA


Setelah transportasi
Routine test

Manufacturer

On-site

After through faults

Trafo

After earthquakes
After alarm messages and
protection relays operations

Quality Assurance

Trafo

After changes in monitored


variables (gasses)

Sebelum dan Sesudah


Short Circuit Test

After detecting abnormalities


with traditional diagnostic tests
(winding resistance, etc.)

Sebelum dan sesudah


Impulse test

After major maintenance in


OLTC, bushings, windings

Sebelum transportasi

Transformer modelling for


analysis of transients
26

Andal Profesional Proaktif


inovatif

Date X

Phase based comparison

Time based comparison

INTERPRETASI HASIL UJI SFRA

Date Y
Trafo A

1. 000e+002

5. 000e+002

1. 000e+003

5.000e+003

1. 000e+004

5.000e+004

1. 000e+005

5.000e+005

1. 000e+006

f/Hz

1.000e+002

5. 000e+002

1.000e+003

5. 000e+003

1. 000e+004

5. 000e+004

1.000e+005

5.000e+005

1.000e+006

f/Hz

-10
-10

-20
-20

-30
-30

-40
-40

-50

-50

-60

-60

-70

-70

-80

-80

dB

dB

100

Fingerprint
1. 000e+002

-50
-100

5. 000e+002

1. 000e+003

5.000e+003

1. 000e+004

Failure investigation
100

5.000e+004

1. 000e+005

5.000e+005

1. 000e+006

f/Hz

1.000e+002

5. 000e+002

1.000e+003

5. 000e+003

1. 000e+004

5. 000e+004

1.000e+005

5.000e+005

1.000e+006

f/Hz

-50

-100
-150

-150

N-U

N-V

Integrity verification
N-U

N-W

n-u

n-v

n-w

u2-v2

v2-w2

w2-u2

N-U Kontakte fliepoliert

v2-w2 second

N-V

N-W

n-u

n-v

n-w

u2-v2

v2-w2

w2-u2

N-U Kontakte flie poliert

v2-w2 second

Trafo A
1.000e+002

5. 000e+002

1. 000e+003

5. 000e+003

1.000e+004

5.000e+004

1.000e+005

5.000e+005

1. 000e+006

f/Hz

-10

-20

-30

-40

-50

-60

1.000e+002

5.000e+002

1. 000e+003

5. 000e+003

1.000e+004

5.000e+004

1. 000e+005

5.000e+005

1. 000e+006

-70
f/ Hz

-10

-80

dB

-20

-30

Failure investigation

100

-40

1.000e+002

-50

-50
-60

5. 000e+002

1. 000e+003

5. 000e+003

1.000e+004

5.000e+004

1.000e+005

5.000e+005

1. 000e+006

f/Hz

-100
-150

U vs. V

-70

-80

dB

N-U

1.000e+002

5.000e+002

1. 000e+003

5. 000e+003

1.000e+004

5.000e+004

1. 000e+005

5.000e+005

1. 000e+006

Integrity verification
N-V

n-u
u2-v2

N-U Kontakte flie poliert

100

N-W

n-v

n-w

v2-w2

w2-u2

v2-w2 second

f/ Hz

-50
-100
-150

N-U

N-V

Construction based comparison


U

1.000e+002

5. 000e+002

1. 000e+003

5. 000e+003

1.000e+004

5.000e+004

1.000e+005

5.000e+005

1.000e+006

f/Hz

Trafo B

Trafo A

1. 000e+002

5. 000e+002

1. 000e+003

5.000e+003

1. 000e+004

5.000e+004

1. 000e+005

5.000e+005

1. 000e+006

1. 000e+002

5. 000e+002

1. 000e+003

5.000e+003

1. 000e+004

5.000e+004

1. 000e+005

5.000e+005

1. 000e+006

f/Hz

-10

-10
-20
-20
-30
-30
-40
-40

-50
-50

-60
-60

-70
-70

-80
-80

dB

dB

100
100

1.000e+002

5. 000e+002

1. 000e+003

5. 000e+003

1.000e+004

5.000e+004

1.000e+005

5.000e+005

1.000e+006

f/Hz

f/Hz

-50
-50
-100
-100
-150
-150

N-U

N-V

N-U

N-W

n-u

n-v

n-w

u2-v2

v2-w2

w2-u2

N-U Kontakte flie poliert

v2-w2 second

27

N-V

N-W

n-u

n-v

n-w

u2-v2

v2-w2

w2-u2

N-U Kontakte fliepoliert

v2-w2 second

Andal Profesional Proaktif


inovatif

KRITERIA TIPE KERUSAKAN & KELAYAKAN


BERDASARKAN SUB BAND FREKUENSI
Regio
n

Frequenc
y SubBand

Region
1

< 2 kHz

Region
2
Region
3

2 kHz to 20
kHz
20 kHz to
400 kHz

Region
4

400 kHz to 1
MHz

No

Hasil Uji
(CCF)

Components

Failure Sensitivity
Core Deformation, Open Circuits,
Shorted Turns and Residual
Magnetism
Bulk Winding Movement between
Windings and Clamping Structure
Deformation within the Main or Tap
Wndings
Movement of the Main and Tap
Windings, Ground Impedances
Variations
Rekomendasi

Main Core Bulk Winding


Inductance
Bulk Component Shunt
Impedances
Main Windings
Main winding, Tap windings
and Test Leads

Keterangan

0.95 1

Cocok

0.90 0.95

Hampir Cocok

< 0.89

Kurang Cocok

0.0

Tidak atau sangat tidak


cocok

Lakukan Pengujian
Lainnya

28

Andal Profesional Proaktif


inovatif

ANALISA TURN RATIO TEST


HUBUNG SINGKAT
PUTUSNYA
KETIDAKNORMALAN
BELITANANTAR
TAP CHANGER
BELITAN

Perbedaan Rasio V1 / V2
Hasil Pengukuran Terhadap
Perhitungan Nameplate

Kriteria

Kurang dari 0.20 %

Baik

0.20 % menjadi 0.50 %

Pemburukan

Lebih besar dari 0.50 %

Buruk

29

Andal Profesional Proaktif


inovatif

ANALISA WINDING RESISTANCE


Max WINDING
deviasi
1 % (BOLTED,
terhadap
SHORT
POOR
BAD
RESISTANCE
CONTACTS
JOINTS
CIRCUIT
TURNS
(TAP CHANGER
BRAZED
OR
LINKS)
CRIMPED)
TRANSFORMER
HEATSOR
OR
COOLS
pengukuran pabrikan.
Max
deviasi
2

3
%
terhadap nilai Rdc fasa
lain
atau
dengan
hasil
pengujian sebelumnya.

1.Karena nilai tahanan kumparan dipengaruhi oleh temperatur, maka


sebelum pengukuran dimulai sebaiknya dihitung nilai temperatur
rata-rata dari trafo.
2.Pembacaan hasil pengujian seharusnya dibandingkan dengan hasil
pengujian pabrikan. Untuk perbandingan ini diperlukan konversi
yang membutuhkan temperatur referensi.
3.Formula untuk mengkonversikan pembacaan nilai kumparan pada
kumparan tembaga adalah :

30

Andal Profesional Proaktif


inovatif

TIPE GRAFIK HASIL PENGUJIAN Rdc

31

Andal Profesional Proaktif


inovatif

ARUS EKSITASI
SHORTJOINT
KONEKSI
PHASE
MECHANIC
CLAMPING
KERUSAKAN
CORE
TURN
KUMPARAN
TO
KONDUKTOR
PHASE
PROBLEM
DAN
PADA
TOMULTIPLE
DISLOCATIONS
TURN
- GND
ELECTRICAL
LAMINASI
HIGHCORE
RESISTANCE
INTI
TRACKING
GROUNDS

32

Andal Profesional Proaktif


inovatif

PRINSIP PENGUJIAN ARUS EKSITASI


No Load

1.
2.

3.

Ketika sumber tegangan AC diaplikasikan ke trafo maka akan ada


sejumlah arus kecil mengalir
Arus kecil ini disebut arus magnetisasi, yaitu arus yang
dibutuhkan me-magnetisasi inti trafo dengan fluks magnetik mag.
Arus magnetisasi ini yang nantinya akan diukur dan dicatat
Fluks magnet akan menginduksi tegangan pada kumparan kedua
(V2)

33

Andal Profesional Proaktif


inovatif

PRINSIP PENGUJIAN ARUS EKSITASI


Dengan Beban

1.

Ketika beban ditempatkan pada kumparan sekunder maka akan


timbul arus yang mengalir sebesar
I2=V2/R2 [Ohms Law]

2.

Arus I2 kemudian akan menghasilkan fluks magnet berlawanan 2

3.

Generator yang mengatur tegangan pada level yang ditentukan


akan menghasilkan arus berlebih untuk menjaga agar
magnetisasi inti sama dengan fluks lawan
Iexcitation=Imag+I2

34

Andal Profesional Proaktif


inovatif

PRINSIP PENGUJIAN ARUS EKSITASI


Turn to Turn Fault

1.

Jika terjadi gangguan pada sisi kumparan sekunder, gangguan ini


seolah-olah akan menjadi sebuah beban pada kumparan
sekunder yang terganggu sehingga timbul arus Ifault

2.

Efeknya adalah peningkatan arus eksitasi karena adanya fluks


lawan yang diciptakan oleh gangguan (fault)

Kesimpulan : Sebuah kerusakan akan menyebabkan arus


eksitasi meningkat

35

Andal Profesional Proaktif


inovatif

PRINSIP PENGUJIAN ARUS EKSITASI


Grounded Winding

1.

Jika terjadi gangguan pada sisi kumparan sekunder, gangguan ini


seolah-olah akan menjadi sebuah beban pada kumparan
sekunder yang terganggu sehingga timbul arus Ifault

2.

Efeknya adalah peningkatan arus eksitasi karena adanya fluks


lawan yang diciptakan oleh gangguan (fault)

Kesimpulan : Sebuah kerusakan akan menyebabkan arus


eksitasi meningkat

36

Andal Profesional Proaktif


inovatif

ANALISIS HASIL PENGUJIAN

Menentukan Phase Patterns, penentuan


bahwa pengukuran bisa dianggap identik jika
:
Nilai arus berkisar antara 0 hingga 50
mA dan perbedaan nilainya dalam range
10%
Nilai arus lebih dari 50 mA dan
perbedaan nilainya dalam range 5%
37

Andal Profesional Proaktif


inovatif

PENGUJIAN SUB SISTEM OLTC


DYNAMIC
TAHANAN
LUAS
BDV
TIME
&BASED
PERMUKAAN
WATER
RESISTANCE
TRANSISI
& CONTENT
PERFORMANCE
KONTAK
BASED

38

Andal Profesional Proaktif


inovatif

FILOSOFI PENGUJIAN SUB SISTEM


OLTC

Continuity test : memanfaatkan ohmmeter yang dipasang serial dengan belitan primer trafo, setiap perubaha

39

Andal Profesional Proaktif


inovatif

ANALISA PENGUJIAN SUB SISTEM


OLTC
N
o

Item
Pemeriksaan

Kondisi Normal

Rekomendasi Bila
Kondisi Normal Tidak
Terpenuhi

Pengujian
Kontinuitas

Tidak terjadi
Lakukan pengujian
diskontinuitas arus dynamic resistance
saat perubahan tap

Pengujian
dynamic
resistance

Pola grafik tahanan Lakukan inspeksi visual


terhadap waktu
pada tiap tap sama

Pengukuran
tahanan transisi

Sesuai dengan
nameplate

Ganti

Pengukuran luas

Sesuai dengan
manual

Ganti

40

Andal Profesional Proaktif


inovatif

LITERATUR PENGUJIAN
SUB SISTEM OLTC

41

Andal Profesional Proaktif


inovatif

LITERATUR PENGUJIAN
SUB SISTEM OLTC

42

Andal Profesional Proaktif


inovatif

LITERATUR PENGUJIAN
SUB SISTEM OLTC

43

Andal Profesional Proaktif


inovatif

LITERATUR PENGUJIAN
SUB SISTEM OLTC

44

Andal Profesional Proaktif


inovatif

LITERATUR PENGUJIAN
SUB SISTEM OLTC

45

Andal Profesional Proaktif


inovatif

LITERATUR PENGUJIAN
SUB SISTEM OLTC

46

Andal Profesional Proaktif


inovatif

KEBUTUHAN DATA
DIAGNOSA

47

KEBUTUHAN DATA DIAGNOSA

48

Andal Profesional Proaktif


inovatif

KEBUTUHAN DATA DIAGNOSA

49

Andal Profesional Proaktif


inovatif

KEBUTUHAN DATA DIAGNOSA

50

Andal Profesional Proaktif


inovatif

KEBUTUHAN DATA DIAGNOSA

51

Andal Profesional Proaktif


inovatif

KEBUTUHAN DATA DIAGNOSA

52

Andal Profesional Proaktif


inovatif

PENENTUAN INDEKS
KONDISI

53

KRITERIA KONDISI PERALATAN (CIGRE 227)


Normal

Tidak ada gejala yang nyata. Tidak ada tindakan perbaikan yang
disarankan. Tidak ada bukti degradasi.

Fair

Kondisi trafo dapat diterima, tetapi tidak berarti bebas cacat atau
kondisi trafo sama dengan dan atau berubah yang tidak signifikan
menuju ke pemburukan.

Pemburukan

Tidak ada dampak yang signifikan terhadap keandalan jangka

(deterioration)

pendek, tapi umur hidup aset dapat dipengaruhi secara negatif


dalam jangka panjang kecuali tindakan perbaikan dilakukan.

Abnormal

Bisa tetap beroperasi, tapi kehandalan jangka pendek kemungkinan

(buruk)

akan berkurang. Mungkin atau tidak mungkin untuk memperbaiki


kondisi dengan tindakan perbaikan.

Rusak

Tidak bisa dioperasikan. Diperlukan tindakan perbaikan peralatan

(damage)

agar dapat dikembalikan kondisi yang baik (mungkin tidak efektif


karena biaya besar, seperti memerlukan penggantian).

54

Andal Profesional Proaktif


inovatif

KRITERIA KONDISI PERALATAN (PLN)

Baik

Tidak ada gejala yang nyata. Tidak ada tindakan


perbaikan yang disarankan. Tidak ada bukti degradasi.

Sedang

Kondisi trafo dapat diterima, tetapi tidak berarti bebas


cacat atau kondisi trafo sama dengan dan atau berubah
yang tidak signifikan menuju ke pemburukan.

Buruk

Diperlukan tindakan perbaikan peralatan agar dapat


dikembalikan kondisi yang baik (mungkin tidak efektif
karena biaya besar, seperti memerlukan penggantian).

55

Andal Profesional Proaktif


inovatif

PENGOLAHAN DATA INSPEKSI LEVEL 1

Tujuan IL1:
mencatat anomali peralatan yang berfungsi untuk
menginisiasi tindak lanjut terhadap peralatan
tersebut.

Output IL1:
Daftar anomali
Indeks kondiri berdasarkan inspeksi level 1
Jenis tindak lanjut
Waktu untuk tindak lanjut

Tindak lanjut IL1:


Pemeliharaan sederhana asisten supervisor,
Pemeliharaan tidak sederhana pemeliharaan BC
Inspeksi level 2
Inspeksi lanjutan bersifat diagnostic
Permintaan pengurangan pembebanan trafo dalam
kondisi tertentu

56

Andal Profesional Proaktif


inovatif

PENENTUAN TINDAK LANJUT & INTERVAL

a. Bentuk tindak lanjut


ditentukan
oleh
item
inspeksi
yang
mengakibatkan kondisi peralatan BURUK atau
SEDANG.
b. Interval atau waktu tindak lanjutnya
ditentukan berdasarkan pengetahuan tentang
proses
aging
di
lapangan
(pengalaman
pengoperasian)
atau
percobaan
di
laboratorium.

57

Andal Profesional Proaktif


inovatif

PENGOLAHAN DATA IL2 & IL3


(DIAGNOSA LEVEL 1)
Mengklasifikasikan data tiap item
inspeksi ke dalam kategori Baik,
Sedang atau Buruk

Penentuan indeks kondisi tiap


subsistem

Penentuan indeks kondisi sistem

58

Andal Profesional Proaktif


inovatif

PENGGUNAAN WEIGHTING FACTOR

Perlunya Weighting Factor


Tiap item inspeksi berbeda
sensitivitasnya dalam menggambarkan
kondisi suatu subsistem
Tiap subsistem berbeda pengaruhnya dalam
menentukan kondisi suatu peralatan

Weighting factor diperoleh dari


Hasil FMECA
Percobaan aging di laboratorium
Pengalaman lapangan.

59

Andal Profesional Proaktif


inovatif

PENENTUAN INDEKS TRAFO OVERALL

SKOR

INDEKS

KATEGORI

< 4.68

BURUK

4.68 6.04

SEDANG

> 6.04

BAIK

60

Andal Profesional Proaktif


inovatif

METODE ASESMEN SISTEM TRAFO

61

Andal Profesional Proaktif


inovatif

PERHITUNGAN INDEKS KONDISI DENGAN


FAKTOR BOBOT

62

Andal Profesional Proaktif


inovatif

PERHITUNGAN INDEKS KONDISI DENGAN


FUNGSI OR

Jika salah satu item


inspeksi
bernilai
sedang (6) atau buruk
(1), maka nilai total
sub sistem tersebut
menjadi sedang (6)
atau buruk (1)
Dengan kata lain, nilai
akhir/total sub sistem
mengikuti
nilai
terburuk
komponen
item inspeksinya

63

Andal Profesional Proaktif


inovatif

KONSEP ASESMEN DIAGNOSA LEVEL 2


50 %

Condition Assessment

50 %

Overall Condition

Life Assessment

64

Andal Profesional Proaktif


inovatif

KONSEP ASESMEN DIAGNOSA LEVEL 3

Risk
Parameter

Weigh
t

Load

<60%

60-80%

>80%

20%

Age

<20 years

20-30
years

>30
years

20%

Neutral
Grounding
System

With
resistance

Solid

20%

Failure rate of
manufacturer

<0.1%/year

0.11%/year

>1%/yea
r

20%

Trough Fault
Current

< 6 times
moment
fault

6-10 times
moment
fault

>10
times
moment
fault

20%

65

Andal Profesional Proaktif


inovatif

PENENTUAN PROBABILITAS RISIKO


Probabilitas
:
Kemungkinan
kejadian/peristiwa.

terjadinya

suatu

Bagaimana probabilitas terjadinya suatu risiko dapat


ditentukan ??
Pendekatan statistik masa lalu :
Contoh : failure rate /laju kerusakan (%/tahun), trend kali
gangguan (kali/tahun)

Pendekatan predictive kondisi masa yang akan datang


berdasarkan kondisi masa sekarang :
Contoh : Hasil asesmen kondisi, umur peralatan, anomali peralatan

66

Andal Profesional Proaktif


inovatif

DARIMANA DATA DIPEROLEH ??


Kondisi peralatan Diagnosa level 1, level 2
Umur peralatan aplikasi PST
Failure rate per merk data kerusakan (buku evaluasi
gangguan)
Kali gangguan aplikasi FOIS
Anomali CBM inspeksi level 1, check list GI, catatan GI, dll.

67

Andal Profesional Proaktif


inovatif

KONSEP ASESMEN

68

Andal Profesional Proaktif


inovatif

RISK FRAMEWORK EX. P3B JB

69

Andal Profesional Proaktif


inovatif

LIHAT SELENGKAPNYA

70

Andal Profesional Proaktif


inovatif

REKOMENDASI ASESMEN

71

Rekomendasi Assessment Trafo


1 Negatif Tan Delta

1. Periksa desain struktur cover tap


bushing. Jika Normally Close (dibuka
covernya tapi tetap terground), maka
perlu perlakuan khusus untuk
pengujiannya.
2. Cek dengan phase lainnya apakah
juga memiliki nilai yang sama. Jika
tidak ditemukan yang sama, ada
kemungkinan sobek layer isolasi dan
menempel sehingga terhubung
ground terus menerus. Rencanakan
penggantian.

72

Andal Profesional Proaktif


inovatif

Rekomendasi Assessment Trafo


2 Nilai C1 > 1000 pF

1. Kemungkinan mode pengujian C1


bukan UST Mode. Contoh pada desain
bushing ABB, nilai maksimal C1
adalah 512 10% pF. Nilai C1
berbeda pada setiap bushing, untuk
itu perlu diverifikasi dengan
menggunakan manual pabrikan.

73

Andal Profesional Proaktif


inovatif

Rekomendasi Assessment Trafo


3Test Tap tidak bisa dibuka

4 Deviasi Nilai Kapasitansi

Apabila test tap tidak bisa


dibuka/berkarat atau jika dibuka
terdapat minyak bushing bocor, maka
rencanakan penggantian .
Saat terjadi perubahan struktur layer
kertas bushing, umumnya akan
menyebabkan perubahan nilai
kapasitansi. Rencanakan penggantian
jika nilai capasitansi sudah melebihi
10% sesuai literature dari CIGRE 445
dan Doble

74

Andal Profesional Proaktif


inovatif

Rekomendasi Assessment Trafo


4 Deviasi Nilai Kapasitansi

75

Andal Profesional Proaktif


inovatif

Rekomendasi Assessment Trafo


5 Deviasi Nilai Tan Delta

Dalam SKDIR 520, terdapat 4


acuan standard untuk deviasi tan
delta bushing. Jika mengacu IEC
60137 batasan untuk OIP adalah
0.7% sedangkan IEEE C.57.19.01
adalah 0.5%. Pertimbangkan
untuk melakukan tip up test
untuk tan delta bushing yang
memburuk

76

Andal Profesional Proaktif


inovatif

Rekomendasi Assessment Trafo


5 Deviasi Nilai Tan Delta

2010 Doble Engineering Company -77 th Annual International Doble Client Conference

77

Andal Profesional Proaktif


inovatif

Rekomendasi Assessment Trafo


6
Test)

Evaluasi Bushing dengan Sweep Tegangan (Tip Up

Tip Up test adalah pengujian yang mengadop metode pengujian Double. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui
apakah ada defect ataupun partikel konduktif pada bushing. Tip up test merupakan test tangen delta dengan
kenaikan tegangan uji secara bertahap. Tip Up test ditemukan dalam salah satu paper yang ditulis oleh Double[3][4].
Dalam paper tersebut, Double merekomendasikan penggantian pada bushing yang tan deltanya telah naik secara
bertahap, hal ini dikarenakan adanya kemungkinan adanya karbon dalam isolasi ataupun copper sulfide.

78

Andal Profesional Proaktif


inovatif

Rekomendasi Assessment Trafo


7
Effect)

Evaluasi Bushing dengan Sweep Tegangan (Garton

Normalnya uji Tip Up test, nilai tangen deltanya naik seiring dengan tegangan uji. Hal ini dapat
dimengerti karena apabila isolasi terdapat defect ataupun konduktif material maka akan terjadi PD,
dan respon PD ini akan membesar sejalan dengan nilai tegangan uji. Makin besar respon PD yang
muncul, maka akan semakin besar pula arus bocor yang timbul. Arus bocor tersebut terkonversi
menjadi panas sehingga nilai tangen delta juga semakin naik.
Akan tetapi pada kenyataannya ada nilai tangen delta yang menurun sejalan dengan tegangan uji.
Beberapa Paper menyebutkan fenomena ini disebut dengan effect Garton.
Dalam pandangan makroskopik, tangen delta dapat direpresentasikan sebagai respon pergerakan
ion dalam OIP ketika medan listrik diujikan. Nilai tangen delta yang meningkat seiring tegangan uji
menunjukkan makin mudahnya pergerakan ion dalam OIP terutama saat terdapat defect.
Seringkali Nilai tangen delta pada OIP meningkat seiring dengan suhu , hal ini dikarenakan
peningkatan suhu meyebabkan viskositas minyak meningkat sehingga pergerakan ion dalam OIP
juga semakin mudah.
Dalam Paper application of Dielectric Loss measurement for life consumptsion and future life
estimation modeling of oil impregnated paper insulation in HV power cables Dibahas sedikit Garton
Effect. Garton effect timbul ketika pergerakan ion dalam OIP terhambat oleh pori-pori kertas. Ion
tersebut tidak mengalir melainkan terjebak dalam pori-pori kertas. Dengan meningkatnya tegangan,
maka kecepatan ion akan semakin tinggi, akan tetapi ion tersebut tidak mengalir melainkan
tertahan dalam pori-pori kertas sehingga makin tinggi tegangan akan semakin rendah tangen delta.

79

Andal Profesional Proaktif


inovatif

Rekomendasi Assessment Trafo


8

Evaluasi Bushing dengan Sweep Frekuensi

Pengujian dengan menggunakan variasi frekuensi dilakukan karena pada dasarnya


pengujian pada frekuensi tertentu kurang dapat meranking kondisi isolasi suatu bahan.
Omicron banyak menyebutkan tentang kurang efektifnya menguji pada 1 frekuensi.
Pengujian frekuensi respon (Sweep frekuensi) dengan menggunakan inject tegangan,
familiar digunakan PLN untuk uji Dirana. Pengujian ini menggunakan range frekuensi yang
sangat besar (1mHz sampai 1000 Hz). Dirana bertujuan untuk mengetahui kadar air dalam
kertas dan Dirana menggunakan 2 metode pengujian yaitu FDS dan PDC. Penggunaan FDS
dan PDC tergantung dari besar noise yang diterima dikarenakan kekuatan untuk bertahan
dari noise antara kedua metode tersebut berbeda.
Pada bushing- bushing baik OIP,RIP, maupun RBP respon frekuensi mempunyai grafik
berbeda- beda. Terdapat bushing nilai tangen delta naik sejalan dengan naiknya frekuensi
dan terdapat bushing yang nilai tangen deltanya menurun sejalan dengan bertambahnya
frekuensi.
Umumnya nilai tangen delta dengan bertambahnya frekuensi cenderung flat walupun
terdapat sedikit penambahan nilai tangen delta. Pada pengujian dengan frekuensi respon
yang terpenting adalah benchmark antar fasa. Respon tangen delta terhadap frekuensi
tidak bisa digeneralisir bahwa nilai yang turun sejalan dengan frekuensi adalah yang terbaik
maupun nilai yang naik sejalan frekuensi yang terbaik. Dengan membandingkan antar fasa
dapat dilihat fasa yang mengalami anomali.

80

Andal Profesional Proaktif


inovatif

POINT PENTING
1. Pada proses assemen agar memperhatikan:
> Pelaksanaan validasi dan verifikasi data dilakukan secara periodik.
> Parameter yang dipertimbangkan dalam validasi data yaitu
a). Trend untuk tiap parameter uji
b). Korelasi antar parameter uji
c). Riwayat perbaikan
c). Riwayat penggantian
> Update data PST
2. Proses Diagnosa peralatan menggunakan data dari CBM dan diproses
secara manual setelah dilakukan validasi dan verifikasi data.
3. Laporan Diagnosa peralatan yang sudah diverifikasi dan valid dijadikan
dashboard healty indeks manajemen.
4. Peningkatan mindset enjiniring petugas pemeliharaan di GI maupun di
Basecamp.

81

Andal Profesional Proaktif


inovatif

STUDI KASUS

82

CASE : TRAFO #2 70/20 kV 20 MVA GI


PORONG
Rata-rata
Filter
Perbaikan
25/04/2016
On-Line
Tahun
kebocoran
Gangguan
2xLANJUT
2014
2010pada
85,89
dan
penyulang
2014
maintank
% (495,58
Okt
A)2012
DATA RIWAYAT
Tahun
2012
TINDAK
Penggantian
minyak
OLTC

OTI WTI
HV
Fan Fan
Operate
Operate
60 C,
60 Alarm
C, Alarm
80 C,
90 Trip
C, Trip
90 C
100 C

83

Andal Profesional Proaktif


inovatif

ANALISA DIELEKTRIK
TRAFO #2 70/20 kV 20 MVA GI PORONG
Inspeksi Level 2

84

Andal Profesional Proaktif


inovatif

ANALISA DIELEKTRIK
TRAFO #2 70/20 kV 20 MVA GI PORONG
Waveform

Penempatan sensor, pengujian tgl 30 April


2014 :
AE sensor position :
Sensor Biru dan Kuning ditempatkan
secara horizontal di maintank bawah sisi
High Voltage (Primer). Sensor Merah dan
Hijau tidak digunakan karena rusak.
AE sensor gain 100x
AE sensor filter 100 - 300 kHz
HFCT sensor position :
HFCT : ground body trafo
HFCT sensor gain 50x
HFCT sensor filter 1500 3000 kHz

Pulse
Phase
Graph

85

Andal Profesional Proaktif


inovatif

ANALISA DIELEKTRIK
TRAFO #2 70/20 kV 20 MVA GI PORONG
Inspeksi Level 3

86

Andal Profesional Proaktif


inovatif

ANALISA DIELEKTRIK
TRAFO #2 70/20 kV 20 MVA GI PORONG
PENGUJIAN TGL 13 OKT 2012 (APP PROBOLINGGO)
No

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Test Mode

GSTg-B

Measuremen
t
Capacitance
CHG + CHL

GSTg-RB

CHG

UST-R
Test 1-Test
2

CHL

GSTg-R

CHL
CLG + CLT

GSTg-RB

CLG

UST-B
Test 5-Test
6

CLT

GSTg-B

CLT
CTG + CHT

GSTg-RB

CTG

UST-R
Test 9-Test
10

CHT

Test

Capacitance

Voltage
(kV)

C
(pF)

10

9484.6

10

3576.12

10

5910.36

5908.48

10

8661.25

10

919.18

10

7748.3

7742.07

10

11940.98

10

11903.79

10

41.66

TAN DELTA
BELITAN
CHT

37.19

Tan Delta
(%)
29
20 oC
o
C
0.5
0.32
9
0.6
0.35
3
0.5
0.31
7

0.7
2
1.5
5
0.6
3

0.8
4
0.8
4
1.2
4

0.40
0.85

TAN DELTA
BUSHING

0.34

0.46
0.46

PENGUJIAN TGL 13 OKT 2012 (APP PROBOLINGGO)

0.68

No

1.
2.
3.
4.

Phase and
Bushing
No
1U /
76D5014
1V /
76D5015
1W /
76D5016
1N /
76D5050

87

Test
Mode

Test

Nameplate

Cap.

Volt

PF
(%
)

(kV)
UST
UST
UST
UST

Cap

Meas

(pF)

(pF)

Tan Delta
(%)
29 oC

20
o
C

10

290.31

0.41

0.49

10

268.71

0.6

0.73

10

270.03

0.57

0.69

10

275.48

0.26

0.32

Andal Profesional Proaktif


inovatif

ANALISA DIELEKTRIK
TRAFO #2 70/20 kV 20 MVA GI PORONG
PENGUJIAN TGL 10 FEB 2011

PENGUJIAN TGL 13 OKT 2012

G
Connectio
n

G
Polarization
Index

1
minute

10
minutes

HV+EARTH

2.74

4.17

1.522

LV+EARTH

3.42

4.95

TV+EARTH

2.37

HV+LV

Polarization
Index

1
minute

10
minutes

0.99

1.51

1.525

1.447

1.15

1.99

1.730

4.52

1.907

1.51

2.21

1.464

2.66

5.38

2.023

1.14

2.29

2.009

HV+TV

3.53

6.50

1.841

1.91

2.83

1.482

LV+TV

1.91

3.86

2.021

1.02

1.8

1.765

DIRANA

TAHANAN
ISOLASI

88

Andal Profesional Proaktif


inovatif

ANALISA EMC & CCU


TRAFO #2 70/20 kV 20 MVA GI PORONG
Inspeksi Level 3

89

Andal Profesional Proaktif


inovatif

ANALISA EMC & CCU


TRAFO #2 70/20 kV 20 MVA GI PORONG
TAP
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

TAP

1
2
3
4
5
6
7

HV
(Volt)
7280
0
7140
0
7000
0
6860
0
6720
0
6580
0
6440
0
6300
0
6160
0
6020
0

LV
(Volt
)
2000
0
2000
0
2000
0
2000
0
2000
0
2000
0
2000
0
2000
0
2000
0
2000
0

HV
(Volt)

LV
(Volt
)

7280
0
7140
0
7000
0
6860
0
6720
0
6580
0
6440

2000
0
2000
0
2000
0
2000
0
2000
0
2000
0
2000

THEORITIC
AL RATIO

PENGUJIAN TGL 10 FEB 2011


MEASURED RATIO
1U-1N
DEV
1V-1N
DEV
2U-2N
( 0.5%)
2V-2N
( 0.5%)

1W-1N
2W-2N

DEV
( 0.5%)

3.6400

3.6373

0.07

3.6368

0.09

3.6373

0.07

3.5700

3.5680

0.06

3.5681

0.05

3.5684

0.04

3.5000

3.4995

0.01

3.4993

0.02

3.4999

0.00

3.4300

3.4305

-0.01

3.4306

-0.02

3.4312

-0.03

3.3600

3.3619

-0.06

3.3619

-0.06

3.3628

-0.08

3.2900

3.2932

-0.10

3.2930

-0.09

3.2938

-0.12

3.2200

3.2132

0.21

3.2132

0.21

3.2139

0.19

3.1500

3.1445

0.17

3.1446

0.17

3.1452

0.15

3.0800

3.0758

0.14

3.0760

0.13

3.0766

0.11

3.0079

0.07

3.0077

0.08

3.0090

0.03

3.0100

THEORITIC
AL RATIO

PENGUJIAN TGL 13 OCT 2012


MEASURED RATIO
DEVIATI
DEVIATI
1U-1N
1V-1N
ON
ON
2U-2N
( 0.5%)
2V-2N
( 0.5%)

2W-2N

DEVIATI
ON
( 0.5%)

1W-1N

3.6400

3.6360

0.11

3.6370

0.08

3.6360

0.11

3.5700

3.5680

0.06

3.5680

0.06

3.5680

0.06

TURN RATIO TEST


3.5000

3.5000

0.00

3.5000

0.00

3.4990

0.03

3.4300

3.4310

-0.03

3.4310

-0.03

3.4310

-0.03

3.3600

3.3620

-0.06

3.3620

-0.06

3.3620

-0.06

3.2900

3.2940

-0.12

3.2940

-0.12

3.2200

3.2140

0.19

3.2130

0.22

90

Andal
Proaktif
3.2930 Profesional
-0.09
inovatif
3.2130
0.22

ANALISA EMC & CCU


TRAFO #2 70/20 kV 20 MVA GI PORONG
TAP

PENGUJIAN TGL 16 MARET 2012 (EX. UPT MALANG)


1U - 1N
1U-1V
1V - 1N
1W - 1N
RESISTANCE
RESISTANCE
RESISTANCE
DEVIASI
(m)
(m)
(m)
(%)

1V-1W

1W-1U

DEVIASI
(%)

DEVIASI
(%)

709.00

619.44

667.40

12.63

-7.74

-6.23

692.60

607.18

651.48

12.33

-7.30

-6.31

677.10

594.01

624.78

12.27

-5.18

-8.37

664.70

582.75

614.69

12.33

-5.48

-8.14

665.30

566.04

614.65

14.92

-8.59

-8.24

642.51

553.00

591.77

13.93

-7.01

-8.57

616.79

631.40

589.44

-2.37

6.65

-4.64

626.02

607.94

593.17

2.89

2.43

-5.54

608.75

593.07

566.88

2.58

4.42

-7.39

10

603.18

582.66

604.30

3.40

-3.71

0.19

PENGUJIAN TGL 22 MARET 2012 (UJI BY RJTB)


1U - 1N
1U-1V
1V - 1N
1W - 1N

1V-1W

1W-1U

DEVIASI
(%)
-8.94

DEVIASI
(%)
1.05

TAP

RESISTANCE
(m)

RESISTANCE
(m)

RESISTANCE
(m)

770.70

715.00

778.90

DEVIASI
(%)
7.23

752.60

702.60

765.40

6.64

-8.94

1.67

730.30

684.60

754.50

6.26

-10.21

3.21

713.30

670.40

730.90

6.01

-9.02

2.41

690.70

643.30

707.10

6.86

-9.92

2.32

687.40

640.91

697.10

6.76

-8.77

1.39

678.90

703.70

697.30

-3.65

0.91

2.64

670.90

647.28

704.30

3.52

-8.81

4.74

653.73

662.60

690.10

-1.36

-4.15

5.27

10

651.16

648.52

664.80

0.41

-2.51

2.05

TAP

PENGUJIAN TGL 12 OKTOBER 2012 (APP PROBOLINGGO)


1U - 1N
1U-1V
1V - 1N
1W - 1N
RESISTANCE
RESISTANCE
RESISTANCE
DEVIASI
(m)
(m)
(m)
(%)

1V-1W

1W-1U
DEVIASI
(%)
5.61

600.34

577.39

636.01

3.82

DEVIASI
(%)
-10.15

591.76

567.91

617.41

4.03

-8.72

4.15

584.24

559.09

608.25

4.30

-8.79

3.95

570.48

544.48

602.99

4.56

-10.75

5.39

553.43

534.84

601.63

3.36

-12.49

8.01

507.02

507.45

572.01

-0.08

-12.72

11.36

598.36

612.74

594.45

-2.40

2.98

-0.66

590.04

602.98

577.44

-2.19

4.24

-2.18

577.62

593.86

571.69

-2.81

3.73

-1.04

10

560.79

581.14

552.49

-3.63

4.93

-1.50

WINDING
RESISTANCE

91

Andal Profesional Proaktif


inovatif

ANALISA EMC & CCU


TRAFO #2 70/20 kV 20 MVA GI PORONG

SFRA BELITAN
PRIMER (OPEN)

SFRA BELITAN
SEKUNDER
(OPEN)

PHASE COMPARISON
92

Andal Profesional Proaktif


inovatif

HASIL TEMUAN
TRAFO #2 70/20 kV 20 MVA GI PORONG
2013

2014

TDCG Kondisi 4

X
2012
Tan Delta Normal 2012

2014

2012
Turn Ratio Normal2012

2012

X
TDCG + BDV + Kadar Air Buruk
dikarenakan Winding Resistance
Anomali ???
93

Andal Profesional Proaktif


inovatif

HASIL INVESTIGASI
TRAFO #2 70/20 kV 20 MVA GI PORONG

Ada jejak karbon pada


diverter switch

Overheating yang timbul pada Trafo 70/20


kV 20 MVA disebabkan karena kontak
mengalami
keausan/kendor
sehingga
menyebabkan timbulnya resistansi yang tinggi
antara kontak OLTC ke belitan utama namun
kondisi ini tidak menimbulkan short circuit ke
phasa yang lain ataupun ke ground.
Sebagai akibat overheating tersebut maka
timbul gas yang mudah terbakar (Dissolved
Combustible Gas) sehingga mengakibatkan
dekomposisi yang berlebihan yang ditunjukkan
dari nilai TDCG yang tinggi pula.
Hasil uji DGA pada maintank trafo
menunjukkan kondisi pemburukan karena
desain kompartemen selector switch OLTC
bersatu dengan maintank trafo sehingga
overheating yang timbul di kontak selector
switch OLTC yang menyebabkan timbulnya
karbon sangat berpengaruh pada minyak
maintank trafo. Hal ini berbeda dengan desain
trafo pada umumnya.

94

Andal Profesional Proaktif


inovatif

Terima
Kasih
Electricity For a Better Life

PT PLN (Persero) Transmisi Jawa Bagian Timur & Bali

95

Andal Profesional Proaktif


inovatif

Diagram Alir & Validasi


Mulai

REKOMENDASI
TERKAIT
HASIL PENGUJIAN
DGA

DGA

Normal
(9)

Kondis
i
Tidak normal
(1/6)

CO > Cond
2?
ya

tidak

CO > Cond
2?
tida
k

ya

Furan

A
Uji ulang
untuk melihat
Trend
Investigasi
penyebab dan
melihat "Act
based TDCG"

Selesai

Catatan:
Lihat diagram alir dalam
menentukan kondisi berdasarkan
hasil pengujian DGA
Lihat IEEE C57.104 - 2008
A = Masuk ke diagram alir
"hydrolysis & Oksidasi"

Diagram Alir & Validasi


A

Mulai
> 2400
ppb

Kondisi

Tida
k
valid

Kadar asam,
IFT dan
Warna

Buru
k

Lihat hasil
pengujian
kadar asam

Baik /
Cukup

Viscosity
dan
flash point

Validita
s
Valid

Kondisi

< 2400 ppb

Kondisi
Baik

Buru
k

REKOMENDASI TERKAIT
HASIL KONDISI HYDROLYSIS
DAN OKSIDASI
PADA MINYAK ISOLASI TRAFO

Ganti
minyak

Furan

Reklamasi
(Regenerasi
) dengan
pertimbang
an estimasi
DP

Pertimbang
an
Run to fail
(Pengganti
an)

Catatan:
Lihat norm kadar asam
Agar dikonsultasikan dengan
pihak kantor induk
Gunakan tabel validitas antara
kadar asam dan IFT
C&
D

Selesai
A

Hanya berlaku bila melibatkan


flowchart "DIAGRAM ALIR
REKOMENDASI TERKAIT TINGKAT
KELEMBABAN PADA SISTEM
ISOLASI TRAFO
Output dari diagram alir
REKOMENDASI HASIL PENGUJIAN
DGA

Diagram Alir & Validasi


Mulai
Kadar air
di kertas

Tegangan
Tembus
Kering

Bai
k

Kondisi

Kondisi

Furan
Kadar
air

D
Ya

Bur
uk

Kondisi

Ganti minyak ?

Lihat hasil
pengujian
kadar asam

Kondisi

Bai
k

C&
D

Baik

Buruk
Cek
validasi
pengujian
kadar air

Baik / Cukup
Kondisi

> 2400 ppb

Filter
dengan
pertimbang
an estimasi
DP

Buruk

Kondisi

Furan

Cek
validasi
pengujian

Agar dikonsultasikan
dengan pihak kantor
induk

Viscosity
dan
flash point

Buruk

Kondisi

Lihat norm kadar air


dan tegangan tembus

> 2400
ppb

< 2400 ppb

Buruk

Sedimen

Catatan:

Kondisi

Baik / Cukup

Tidak
Tida
k
Run to Fail ?
Ya

Cukup basah /
Basah /
sangat basah

REKOMENDASI TERKAIT
TINGKAT KELEMBABAN
PADA SISTEM ISOLASI
TRAFO

< 2400 ppb


Normal
filter

Selesa
i

Pertimbangk
an
run to fail
Ganti
minyak
Filter
dengan
pertimbang
an estimasi
DP

Pengujian rutin 2
tahunan
C = Masuk ke diagram
alir Hydrolysis &
Oksidasi
D = Input dari diagram
alir Hydrolysis &
Oksidasi

Diagram Alir & Validasi


Pertimbangan Estimated DP pada Treatment
Minyak
No.
1.

Hasil
pengujian
furan (2FAL)
< 292ppb

Estimated
DP
> 600

2.

292 2373
ppb

340 600

3.

2374 4523
ppb

260 340

4.

4524 7337
ppb

200 260

Rekomendasi treatment
Treatment secara normal
Treatment sesuai dengan
pengaturan debit tertentu (
1500 liter/jam)
Treatment dilakukan secara off
line
Reklamasi dengan trafo
kondisi off line atau run to fail
dan re-invest

Anda mungkin juga menyukai