Anda di halaman 1dari 10

KEGIATAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH

SMK PGRI 2 PONOROGO TH. 2021-2021

Mata Pelajaran : Dasar Perancangan Teknik Mesin


Kelas : X TPM
Guru Mapel : Deny Fidiawan, S.Pd
Hari/Tanggal : Selasa, 3 Agustus 2021
Waktu : 09.00 – 11.00

A. Materi
1. Kompetensi Dasar
3.2 Memahami prinsip pengolahan bahan logam
4.2 Mengidentifikasi pengolahan bahan logam

2. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.2.1 Menjelaskan proses pengolahan besi
3.2.2 Menjelaskan proses konverter
4.2.1 Mengidentifikasi proses pengolahan besi
4.2.2 Mengidentifikasi proses konverter

3. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat proses pengolahan besi dengan benar.
2. Siswa dapat menjelaskan proses konverter pada besi kasar dengan benar.
3. Siswa dapat mengidentifikasi proses pengolahan besi sesuai jenisnya.
4. Siswa dapat mengidentifikasi proses konverter pada besi kasar sesuai jenisnya.

4. Materi Pembelajaran

1
STERIDA Pembelajaran Jarak Jauh 2021-2022
D. MATERI PEMBELAJARAN
Perut bumi mengandung banyak zat padat, cair maupun
yang berguna untuk keperluan hidup kita sehari-hari, misalnya biji
besi, biji tembaga, minyak bumi, gas bumi, dan panas bumi.
Pengertian mineral merupakan bahan yang banyak ter-
dapat di dalam bumi baik di dalam maupun di permukaan tanah,
yang memiliki bentuk, ciri-ciri khusus dan susunan kimia yang
tetap. Sedangkan pengertian batu-batuan merupakan gabungan
antara dua macam atau lebih mineral-mineral serta tidak memi-
liki susunan kimia yang tetap.
Pengertian biji merupakan mineral atau batu-batuan yang
mengandung satu atau lebih dari logam dalam prosentase yang
cukup banyak untuk dijadikan bahan tambang. Banyaknya logam
yang terkandung dalam biji itu berbeda-beda. Logam dalam
keadaan murni ini jarang dijumpai di dalam bumi, kebanyakan
merupakan senyawa-senyawa oksida, sulfida, karbonat, dan sulfat
sehingga perlu diproses lebih lanjut untuk menjadi bahan logam
yang bermanfaat bagi manusia.
1. Pembuatan Besi Kasar
a. Penambangan biji besi
Bahan utama untuk membuat biji kasar adalah biji besi. Biji
besi didapat dari hasil penambangan. Biji besi dalam alam
berupa oksid besi dan karbonat besi yang dikelom- pokkan
menjadi 4 macam, yaitu:
1) Biji besi coklat (limontit), warnanya merah tua mende-
kati coklat dengan susunan kimia 2Fe2O3 + 3H2O dan
mempunyai kandungan besi sekitar 30–50%
2) Biji besi merah (hematite), warnanya merah dengan
susunan kimia Fe2O3 dan mempunyai kandungan besi
sekitar 40–60%
3) Biji besi magnet (mempunyai sifat magnet), warnanya
hitam tua kebiru-biruan dengan susunan kimia Fe2O3
dan mempunyai kandungan besi sekitar 60–70%

Modul Pengolahan Bahan Teknik | 18


4) Biji besi kalsit (besi spat), warnanya putih kekuning-
kuningan dan jika dalam keadaan lembab warnanya
kebiru-biruan dengan susunan kimia FeCO3 serta
mempunyai kandungan besi sekitar 30–50%.
b. Pengolahan pendahuluan biji besi
Biji besi hasil penambangan masih dalam bongkahan atau
pasir besi yang masih bercampur dengan kotoran dan batu-
batuan yang tidak mengandung besi. Sehingga biji besi
harus dilakukan proses pengolahan pendahuluan, yaitu:
1) Pemecahan biji besi (biji besi dipecah atau digiling pada
mesin pemecah mekanik)
2) Pemisahan biji besi (biji besi dipisahkan dari kotoran
dengan cara memasukkannya pada mesin bertromol
magnetik)
3) Pencucian biji besi (biji besi dicuci, disortir, dan dike-
lompokkan sesuai ukurannya)
4) Pengeringan biji besi (biji besi dikeringkan dan dipang-
gang pada alat pengering/oven).
c. Pengolahan biji besi menjadi besi kasar
Untuk mengolah biji besi menjadi besi kasar dilakukan pada
dapur/tanur tinggi. Konsruksi dapur tinggi terdiri dari rumah
berbentuk kerucut terpancung yang terbuat dari batu tahan
api dan diperkuat dengan konstruksi baja. Pada bagian
bawah terdapat dua saluran yaitu saluran besi dan saluran
terak. Di bagian tengah terdapat saluran udara untuk
memasukkan udara pembakaran, dan di bagian atas
terdapat saluran gas untuk mengeluarkan gas sisa
pembakaran.
Jalannya proses produksi di dalam dapur tinggi:
1) Terlebih dahulu dapur tinggi dipanasi dengan udara
panas yang dihembuskan melalui saluran pipa di sekeli-
ling dapur tinggi. Selanjutnya dilakukan pengisian ba-

Modul Pengolahan Bahan Teknik | 19


han muatan melalui saluran masuk di bagian atas dapur
tinggi dengan menggunakan alat angkut, alat angkat,
dan crane. Secara berlapis-lapis dimasukkan bahan
muatan mulai bahan bakar kokas, bahan baku biji besi,
dan bahan tambah berupa batu kapur dan dolomit
dengan perbandingan 10:3,6:1.
2) Selanjutnya dilakukan pembakaran, zat arang dan kokas
membakar menurut rekasi = C + O2  CO2, sebagian
dari CO2 bersama zat arang C membentuk CO menurut
reaksi = CO2 + C  2CO.
3) Pada suhu 300oC–800oC, oksida besi yang lebih tinggi
diubah menjadi oksida lebih rendah oleh reduksi tidak
langsusng dengan CO, menurut reaksi Fe2O3 + CO 
2FeO + CO2.
4) Pada suhu 1000oC, muatan yang mulai mencair turun
beraturan dan terjadi reduksi tidak langsung, menurut
reaksi FeO + CO  Fe + CO2.
5) Pada suhu 1800oC, terjadi reduksi langsung menurut
reaksi FeO + C  Fe + CO, sehingga dihasilkan besi
kasar cair dan terak. Kotoran atau terak dikeluarkan
melalui salura terak, sedangkan besi kasar cair dikelu-
arkan melalui saluran besi dan ditapung ke dalam ladel,
untuk selanjutnya dituang menjadi balok-balok besi
kasar atau dapat juga lansung diolah menjadi baja pada
dapur Thomas dna dapur Bessemer.

Gambar 2.1 Skema Dapur Tinggi


(sumber: google.com)

Modul Pengolahan Bahan Teknik | 20


d. Hasil dari dapur tinggi
Pengolahan biji besi pada dapur tinggi menghasilkan
besi kasar cair, slag/terak, dan gas. Terak yang berwarna
biru, hitam, dan abu-abu dapat dipakai untuk bahan cam-
puran pembuatan balok-balok bangunan. Gas yang keluar
dari corong atas dapur tinggi dapat dipakai sebagai gas
pemanas pada dapur tinggi, pemanasaan ketel uap, dan
menggerakkan turbin uap.
Besi kasar cair yang dihasilkan dari dapur tinggi ada
dua macam, yaitu besi kasar kelabu dan besi kasar putih
yang selanjutnya dipakai untuk bahan pembuat baja.
Besi kasar kelabu mengandung 1–3% Si dan 3% C,
mempunyai warna kelabu muda sampai kelabu tua men-
dekati hitam, sifatnya halus dan liat, mempunya massa
jenis 7,0–7,4, dan titik cairnya sekitar 1300oC. Besi kasar
kelabu banyak dipakai untuk bahan pembuatan alat-alat
perkakas.
Besi kasar putih mengandung 5–30% Mn dan 3–4%
C, berwarna agak putih, sifatnya kasar dang etas, mempu-
nyai massa jenis 7,3–7,73 dengan titik cair sekitar 1100oC.
besi kasar putih banyak dipakai untuk pembuatan baja atau
besi tempa.

2. Pembuatan Baja
a. Dapur Bessemer
Konvertor Besemer merupakan tempat mengolah
baja dengan bahan baku berupa besi kasar kelabu atau
besi kasaar cair yang baru dihasilkan dari dapur tinggi,
dengan bahan tambah berupa Ferro Silisium dan Ferro
Mangan. Konvertor Bessemer berbentuk bejana yang
terbuat dari pelat baja dan dindingnya dilapisi dengan batu
tahan api yang bersifat asam dari bahan silika.

Modul Pengolahan Bahan Teknik | 21


Proses pengolahan baja
Besi kasar cair/besi kasar kelabu dimasukkan ke dalam
dapur Bessemer yang telah diputar miring. Udara tekan
dihembuskan ke dalam dapur Bessemer dan segera dite-
gakkan, sehingga kotoran dan karbon bersenyawa dengan
zat asam yang berasal dari udara tekan, akibatnya terjadi
oksidasi dan menyebabkan timbul nyala api (oleh karena
itu proses Bessemer tidak memerlukan nyala api). Dalam
keadaan api menyala dimasukkan ferro silisium. Jika
diinginkan baja dengan kadar karbonnya rendah, maka
nyala api akan mati, menunjukkan zat arangnya telah habis
terbakar dan besi kasar telah berubah menjadi baja.
Selanjutnya cairan baja dituang ke dalam ladel untuk dicor
ke dalam cetakan menjadi baja cor, baja tuang, atau
produk tertentu.

Gambar 2.2 Skema Dapur Bessemer


(Sumber: google.com)

b. Dapur Thomas
Konvertor Thomas merupakan tempat mengolah
baja dengan bahan baku berupa besi kasar putih atau besi
kasar cair yang baru dihasilkan dari dapur tinggi, dengan
bahan tambah berupa phosphor. Konvertor

Modul Pengolahan Bahan Teknik | 22


Thomas berbentuk bejana yang terbuat dari pelat baja dan
dindingnya dilapisi dengan batu tahan api yang bersifat
basa dari bahan dolomit.

Proses pengolahan baja


Besi kasar cair/besi kasar putih dimasukkan pada dapur
Thomas yang telah diputar miring. Udara tekan dihem-
buskan ke dalam dapur Thomas dan segera ditegakkan,
akibatnya timbul kalor dan terjadi pembakaran. Setelah
suhunya mencapai 1300oC, maka zat arang (C) dan
phosphor (P) terbakar, karbonnya hilang dan menimbul-
kan panas yang banyak, api menyembur dari mulut
konvertor. Setelah apinya padam, berarti besi kasar telah
berubah menjadi baja cair dan dituang ke dalam ladel
untuk dicor ke dalam cetakan menjadi baja cor atau baja
tuang. Hasilnya berupa baja berkadar 0,05–0,6% C yang
banyak dipergunakan untuk baja-baja profil dan pelat
kapal.

Gambar 2.3 Skema Dapur Thomas


(Sumber: goggle.com)

c. Dapur Siemen Martin


Dapur Siemen Martin atau dapur perapian terbuka
atau regenerator merupakan tempat untuk membuat baja
dengan bahan baku berupa besi kasar cair atau besi

Modul Pengolahan Bahan Teknik | 23


aksar padat ditambah dengan besi skraf atau baja per-
kakas.

Proses pengolahan baja


Bahan baku dimasukkan ke dalam tungku yang terbuat
dari batu tahan api. Bahan bakar cair atau bahan bakar
gas disemprotkan melalui injektor yang terpasang di atas
dapur, sehingga timbul nyala api yang dapat memanas-
kan bahan baku dan dapat menghasilkan gas bekas yang
masih panas, maka gas bekas itu dibelokkan ke suatu
ruangan yang disebut ruang regenerator. Ruang regene-
rator berfungsi untuk memanaskan udara pembakaran
hingga suhu 980oC. Selanjutnya udara panas dialirkan ke
injektor dan bereaksi dnegan bahan bakar, sehingga
timbul nyala api yang dapat membakar bahan baku hingga
mencair menjadi baja.
Hasil pengolahan baja berupa:
 Baja cair (selanjutnya diproses menjadi baja cor)
 Baja ingot atau balok-balok baja
 Baja SM (untuk membuat pelat baja dan komponen
mesin seperti roda gigi)
 Terak (untuk campuran membuat balok-balok bang-
unan dan tanggul di tepi laut).

Gambar 2.4 Dapur Siemen Martin


(Sumber: google.com)

Modul Pengolahan Bahan Teknik | 24


d. Dapur Listrik
Konstruksi dari dapur peleburan baja mengguna-
kan listrik terdiri atas: badan dapur yang terbuat dari baja,
dinding batu tahan api dari bahan silika atau dolomit,
elektroda, pintu saluran, pemutar roda gigi, dan rack yang
digerakkan dengan hidrolis.

Proses pengolahan baja


Bahan baku berupa besi spong, besi bekas dimasukkan ke
dalam dapur, dipanaskan dengan tenaga listrik sehingga
terdengar suara gemuruh dan ledakan-ledakan (terjadi
penetrasi) yang menandakan bahan baku mulai mencair.
Setelah suara gemuruh tidak ada dan penetrasi selesai,
berarti besi telah mencair, kemudian dimasukkan bahan
tambah seperti mangan, ferro mangan, dan ferro silisium.
Beberapa saat kemudian diambil sampel untuk diperiksa
susunan kimia yang terdapat pada baja. Setelah susunan
kimia pada baja memenuhi syarat sesuai yang diinginkan,
maka baja cair dituang ke ladel dan dimasukkan ke
cetakan menjadi suatu produk.

E. RANGKUMAN
1. Bahan utama untuk membuat biji kasar adalah biji besi.
2. Pengelompokan biji besi: biji besi coklat, biji besi merah, biji
besi magnet, dan biji besi kalsit.
3. Proses pengolahan pendahuluan biji besi: pemecahan, pemi-
sahan, pencucian, dan pengeringan.
4. Dapur tinggi adalah alat untuk merubah biji besi menjadi besi
kasar.
5. Hasil dari dapur tinggi: besi kasar kelabu dan besi kasar putih.
6. Dapur Bessemer: bahan baku besi kasar kelabu/besi kasar
cair dengan bahan tambah ferro silisium dan ferro mangan.

Modul Pengolahan Bahan Teknik | 25


B. Latihan Soal
Langkah untuk mengerjakan latihan soal Dasar Perancangan Teknik Mesin :
1. Siapkan akun gmail
2. Klik link berikut https://forms.gle/Bd8tuGSFAtvwHHog8
3. Silahkan absen atau isi data diri dengan benar
4. Kerjakan latihan soal pada soal yang telah disediakan di google form tersebut.

Selamat Mengerjakan

2
STERIDA Pembelajaran Jarak Jauh 2021-2022

Anda mungkin juga menyukai