Kapal
Dari Wikibooks Indonesia, sumber buku teks bebas berbahasa Indonesia
< Pelayaran Sungai dan Danau
Langsung ke: navigasi, cari
Kapal-kapal yang beroperasi di sungai ataupun danau pada prinsipnya menggunakan pendekatan
yang sama seperti halnya kapal-kapal yang beroperasi dilaut, namun terdapat beberapa
perbedaan yaitu dalam pelayaran pedalaman terdapat batasan dimensi, batasan olah gerak kapal,
berat jenis air yang lebih kecil dari air laut sehingga draft yang kapal lebih dalam diair tawar dari
di laut, kapal sungai tidak mengalami gelombang yang besar sehingga lambung
bebasnya/freeboard dapat dibuat lebih rendah.
Daftar isi
1 Bagian-bagian kapal
o 1.1 Lambung Kapal
o 1.2 Bentuk lambung
1.2.1 Perbandingan lambung datar dengan lambung V
1.2.1.1 Keuntungan Bentuk Lambung datar
1.2.1.2 Keuntungan Bentuk Lambung V
o 1.3 Kulit kapal
1.3.1 Sekat Pelanggaran
1.3.1.1 Kegunaan
1.3.1.2 Ketentuan
1.3.2 Sekat Belakang
1.3.3 Lunas
o 1.4 Anjungan
1.4.1 Perlengkapan anjungan
o 1.5 Geladak
1.5.1 Konstruksi geladak
1.5.1.1 Geladak besi
1.5.1.2 Geladak kayu
1.5.1.3 Geladak serat kaca
1.5.2 Gading
1.5.3 Lajur Geladak
o 1.6 Bak
2 Dimensi Kapal
o 2.1 Panjang kapal
2.1.1 LOA (length over all)
2.1.2 LWL (length water line)
2.1.3 LBP (length between perpendicular)
o 2.2 Lebar
2.2.1 Breadth Extreme
2.2.2 Breadth moulded
o 2.3 Dimensi Vertikal
2.3.1 Sarat air (d) atau (T)
2.3.2 Dalam (depth) / Tinggi geladak
2.3.3 Lambung bebas minimum (f)
3 Koefisien Kapal
o 3.1 Koefisien Bentuk (Cb)
o 3.2 Koefisien Water Line (Cwl) dan Koefisien Midship (Cm)
3.2.1 Koefisien Water line
3.2.2 Koefisien midship
3.2.3 Koefisien prismatik
o 3.3 Perbandingan Ukuran Utama Kapal
4 Ukuran Berat Kapal
o 4.1 Ukuran Menurut Isi
4.1.1 Gross Tonnage (GT)
4.1.1.1 Perhitungan
o 4.2 Net Tonnage (NT)
o 4.3 Ukuran Menurut Bobot
5 Stabilitas Kapal
o 5.1 Titik-Titik Penting dalam Stabilitas
5.1.1 Titik Berat (Centre of Gravity)
5.1.2 Titik Apung (Centre of Buoyance)
5.1.3 Titik Metasentris
o 5.2 Ukuran dalam stabilitas
5.2.1 KG – Adalah tinggi titik berat ke lunas/jarak/letak titik berat terhadap
lunas
5.2.2 GM – Tinggi Metacentric:
5.2.3 BM – Radius Metacentric:
5.2.4 KB (Tinggi Titik Apung dari Lunas)
o 5.3 Segitiga stabilitas
5.3.1 Momen Penegak (Righting Moment/RM)
5.3.2 Kondisi Stabilitas
5.3.3 Kurva statistik stabilitas
6 Referensi
Bagian-bagian kapal
Bagian-bagian kapal yang penting ditunjukkan dalam gambar berikut, gambar ini tidak berbeda
banyak dari kapal sungai.
Bagian-bagian kapal
Pada kapal penyeberangan Ro-ro masih dilengkapi dengan pintu rampa yang terletak pada
haluan dan buritan kapal.
Secara umum pada prinsipnya kapal penyeberangan dan kapal perairan pedalaman dengan yang
kapal yang digunakan dilaut memiliki karakteristik yang sama kecuali pada bagian tertentu di
mana kapal penyeberangan dilengkapi dengan sistem pintu pendarat (ramp door) untuk naik
turun penumpang dan kendaraan serta pola sandar pada dermaga yang menggunakan dermaga
khusus untuk kapal penyeberangan.
Lambung Kapal
Lambung kapal atau dalam bahasa Inggris disebut hull adalah badan dari perahu atau kapal.
Lambung kapal menyediakan daya apung (Bouyancy) yang mencegah kapal dari tenggelam yang
dirancang agar sekecil mungkin menimbulkan gesekan dengan air, khususnya untuk kapal
dengan kecepatan tinggi.
Rancang bangun lambung kapal merupakan hal yang penting dalam membuat kapal karena
merupakan dasar perhitungan stabilitas kapal, besarnya tahanan kapal yang tentunya berdampak
pada kecepatan kapal rancangan, konsumsi bahan bakar, besaran daya mesin serta draft/ sarat
kapal untuk menghitung kedalaman yang diperlukan dalam kaitannya dengan kolam pelabuhan
yang akan disinggahi serta kedalaman alur pelayaran yang dilalui oleh kapal tersebut.
Bentuk lambung
Bentuk
Keterangan
lambung
Kapal lambung datar
Kapal dengan lambung datar ini merupakan kapal yang bisa digunakan pada
perairan tenang. Biasanya digunakan untuk kapal dengan kecepatan rendah.
Banyak digunakan untuk kapal tangker, tongkang Draft kapal biasanya lebih
kecil. Untuk meningkatkan stabilitas biasanya titik berat kapal diturunkan
Katamaran
Kapal dengan beberapa lambung ini mempunyai kestabilan yang tinggi, namun
gelombang yang ditimbulkan lebih kecil sehingga merupakan kapal yang sesuai
untuk dioperasikan di sungai, tetapi diperairan yang bergelombang dampaknya
terhadap goyangan di kapal tinggi.
Lambung V
Lambung terowongan
Kapal yang dibangun diatas ponton, kapal seperti ini sangat stabil, dan dapat
dijalankan dengan mudah menggunakan mesin tempel atau ditarik dengan kabel
untuk penyeberangan sungai. Tidak efisien bila dihunakan untuk pelayaran jarak
jauh.
Desain lambung mempengaruhi kecepatan, semakin streamline semakin cepat. Demikian juga
dalam hal penggunaan energi. Tetapi di lain pihak, muatan yang bisa diangkut akan lebih rendah,
sehingga kapal barang, tangker akan lebih sesuai untuk menggunakan bentuk lambung di datar.
Pada lambung datar, stabilitas relatif lebih baik karena pada bentuk datar mempunyai
momen kopel lebih besar pada sudut oleng yang sama jika dibandingkan dengan bentuk
V.
Pada lambung datar, daya muat lebih besar oleh karena coefisient block (Cb) lebih besar.
Bentuk lambung datar diperoleh nilai periode oleng lebih baik karena nilai momen inersia
massa total kapal lebih besar dari bentuk V.
Untuk daya muat yang sama, lambung datar draft lebih rendah dari lambung berbentuk V
sehingga dapat berlayar di shallow water.
Pada lambung berbentuk V untuk kecepatan rancangan yang sama, diperoleh besaran
daya mesin yang lebih kecil dari bentuk lambung datar.
Bentuk lambung V, kemampuan sea keeping dan manouvering kapal lebih baik dari
bentuk lambung datar oleh karena bentuk lambung yang ramping.
Kebutuhan bahan bakar untuk kecepatan mesin yang sama lebih rendah dari bentuk
lambung V oleh karena nilai tahanan kekentalan (viscous resistance) lebih kecil dari
bentuk lambung datar.
Namun mempunyai tahanan gelombang (wave resistance) yang lebih besar karena
mempunyai lebar yang lebih pada garis air muat.
Kulit kapal
Kulit kapal merupakan permukaan kapal yang terbuat[1] dari plat–plat baja, kayu atau aluminium
yang disambung menjadi lajur yang terdapat pada badan kapal biasa disebut dengan kulit kapal
atau disebut juga ship shell. Kegunaan kulit kapal:
Sekat Pelanggaran
Pada kapal sekat pelanggaran ini ditentukan letaknya yaitu 5% dari panjang kapal pada garis air
dihitung dari haluan kapal. Pada kapal panjang ditambah 10” ( feet ).
Kegunaan
Mencegah kebocoran.
Memperkuat melintang kapal setempat.
Jika terjadi kebocoran pada kapal, maka kapal dapat berlayar pelan-pelan dengan
menggunakan sekat pelanggaran.
Ketentuan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan kaitannya dengan sekat pelanggaran adalah:
Sekat pelanggaran ini harus lebih tebal dari pada sekat kedap air lainnya.
Batas penguat harus ditaruh pada bagian muka sekat Pelanggaran masing-masing
berjarak 24”.
Baja siku dipasang pada bagian sekat pelanggaran.
Sekat Belakang
Pada sekat belakang pada bagian lobang baling-baling harus ditambah plat yang lebih tebal 22
mm untuk menahan getaran baling-baling. Bagi penguat yang terletak di bagian belakang kapal,
masing-masing berjarak 24” dan baja siku keliling diletakkan pada bagian muka kapal.
Lunas
Lunas adalah bagian terbawah dari kapal, lunas terdiri dari berbagai jenis yaitu lunas dasar, lunas
tegak dan lunas lambung. Lunas dasar merupakan lajur kapal pada dasar yang tebalnya +/- 35 %
dari pada kulit kapal lainnya. Sedangkan lunas tegak ialah lunas yang tegak sepanjang kapal ,
tebalnya 5/8 lebih besar daripada lunas dasar pada 4/10 bagian lunas tegak di tengah–tengah
kapal. Kapal besar pada umumya memiliki lunas lambung yang berfungsi untuk melindungi
kapal bila kandas. Lunas lambung ini biasanya terdapat 1/4 - 1/3 dari panjang kapal pada bagian
tengah yang berfungsi juga untuk mengurangi olengan kapal.
Anjungan
Anjungan kapal sungai
Anjungan (bridge) adalah ruang komando kapal di mana ditempatkan roda kemudi kapal,
peralatan navigasi untuk menentukan posisi kapal berada dan biasanya terdapat juga kamar
nakhoda dan kamar radio.
Anjungan biasanya ditempatkan pada posisi yang mempunyai jarak pandang yang baik ke segala
arah.
Perlengkapan anjungan
Roda kemudi,
Radar
Global Positioning Satelite atau dikenal sebagai GPS,
Radio komuniasi
Perangkat komando ruang mesin
Kompas
Teropong
Geladak
Geladak dalam bahasa Inggrisnya deck adalah lantai kapal. Nama–nama geladak ini tergantung
dari banyaknya geladak yang ada di kapal tersebut. Pada umumnya geladak yang berada di
bawah dinamakan geladak dasar sedangkan geladak yang di atas dinamakan geladak atas atau
geladak utama (main deck). Bila antara geladak dasar dan geladak atas terdapat geladak lagi,
maka geladak tersebut dinamakan geladak antara.
Konstruksi geladak
Geladak besi
Kapal-kapal besi umumnya menggunakan geladak yang terbuat dari plat baja, yang dilas satu
dengan yang lainnya dari kedua arah (atas dan bawah). Plat baja ini bertumpu pada gading-
gading (kerangka) kapal. Pada kapal Ro-ro/penyeberangan geladak kendaraan harus mampu
untuk menahan beban kendaraan beserta muatannya.
Geladak kayu
Geladak terbuat dari papan kayu yang tahan terhadap air laut yang disusun berdampingan dan
bertumpu ke gading-gading kapal. Untuk membuat geladak kedap terhadap air, celah di antara
papan yang digunakan diisi dengan serat tahan air dan diikat/direkatkan dengan tar atau resin.
Geladak kayu digunakan pada kapal-kapal pinisi, yach atau kapal kayu.
Bahan modern yang banyak digunakan pada kapal-kapal kecil adalah geladak yang terbuat dari
kaca serat atau yang dikenal fiber glass yang mudah dibuat dan ringan. Serat kaca juga
digunakan untuk melapis geladak kayu agar lebih kedap air serta tahan lebih lama.
Gading
Merupakan rangka dari kapal di mana kulit–kulit kapal diletakkan. Nama dari gading
disesuaikan dengan tempatnya. Gading yang terletak di sekitar haluan disebut gading haluan.
Gading yang terletak pada tempat yang terlebar dari kapal disebut gading besar sementara gading
yang terletak di sarung poros baling–baling disebut gading kancing. Gading–gading ini
mempunyai jarak antara satu dan lainnya kira–kira 21–37 inci sesuai dengan ukuran kapal dan
diberi nomor urut mulai nol yang dimulai dari belakang.
Lajur Geladak
Bagian ini biasanya terbuat dari kayu yang melapisi geladak baja. Untuk itu kayu lajur geladak
ini harus memenuhi kriteria berikut:
1. Cukup keras, tahan lama, dan daya serap air harus sekecil mungkin.
2. Dalam perubahan suhu, perubahan kembang dan menyusut harus sekecilnya.
3. Tidak mengandung bahan kimia yang merusak baja.
4. Harus cukup kering.
5. Harus bersih dari serat-serat licin.
Untuk itulah maka lapisan ini biasanya terbuat dari bahan kayu teak sejenis Jati (di Indonesia)
dan atau kayu Cemara.
Bak
Pada umumnya kapal memiliki satu gudang mini yang dipergunakan untuk memperlancar
kegiatan deck terutama pada saat sandar dan lepas sandar. Untuk itu disediakan satu ruangan
yang biasa disebut bak. Bak adalah bagian bangunan kapal yang ada di ujung depan kapal,
digunakan untuk menyimpan alat tali menali kapal dan rantai jangkar.
Dimensi Kapal
Dimensi kapal
Panjang kapal
Panjang Kapal (Length) pada umumnya terdiri dari LOA (Length Over All), LWL (Length on
designes water Line), dan LBP (Length Beetwen Perpendicular).
Secara definisi LOA adalah panjang keseluruhan kapal yang diukur dari ujung haluan kapal
terdepan sampai pada ujung belakang buritan kapal. Merupakan ukuran utama yang diperlukan
dalam kaitannya dengan panjang dermaga, muatan, semakin panjang LOA semakin besar kapal
berarti semakin besar daya angkut kapal tersebut.
LWL adalah panjang kapal yang diukur dari perpotongan garis air pada haluan kapal sampai
buritan kapal pada garis air, atau dengan kata lain adalah panjang bagian kapal yang berada di
bawah garis air.
LBP adalah panjang antara 2 (dua) garis tegak kapal yang diukur dari tinggi haluan kapal pada
garis air sampai tinggi kemudi.
Lebar
Lebar dan kedalaman kapal merupakan ukuran utama lainnya dalam menentukan ukuran-ukuran
kapal. Ada beberapa ukuran lebar yang biasa digunakan dalam pengukuran dimensi lebar kapal
yaitu Breadth Extreme/maximum breadth dan Breadth Moulded.
Breadth Extreme
Lebar kapal merupakan besaran yang diukur dari kulit kapal bagian terluar (starboard=sisi kiri)
sampai kulit kapal bagian luar sisi lainnya (port=sisi kanan) termasuk jika ada bagian geladak
yang menonjol keluar melampaui lambung kapal.
Breadth moulded
Lebar menurut mal ialah lebar yang diukur dari bagian luar gading-gading pada satu sisi ke
gading-gading sisi yang lain.
Dimensi Vertikal
Sarat air atau dikenal sebagai sebagai draught adalah jarak tegak antara lunas (keel) sampai garis
air muat, maksimumnya ditetapkan sebagai batas lambung timbul (freeboard). Sarat air biasa
disimbolkan dengan huruf ”d” atau “T”. Sarat kapal sangat ditentukan beberapa faktor seperti
model lambung kapal, termasuk di dalamnya dimensi kapal rancangan itu sendiri, muatan
(payload), berat konstruksi, suhu air serta viskositas air di mana kapal dioperasikan.
Depth moulded (dalam) menurut mal adalah kedalaman atau tinggi yang diukur dari bagian atas
lunas sampai bagian bawah geladak yang terendah di tengah-tengah panjang kapal (LBP).
Lambung bebas minimum (Min. freeboard), ialah jarak vertikal antara garis geladak bagian atas
sampai dengan lingkaran Plimsol Mark (garis muat). Semakin besar muatan kapal, benaman
kapal yang tercelup ke dalam air semakin dalam sampai batas aman yang ditandai dengan
Plimsol Mark. Sedang lambung bebas (freeboard) adalah jarak vertikal antara garis geladak
bagian atas sampai garis air.
Koefisien Kapal
Koefisien kapal merupakan suatu besaran yang merupakan fungsi dari dimensi utama kapal
(main dimension). Koefisien–koefisien yang diperoleh akan digunakan dalam perhitungan
rancangan kapal. Jenis koefisien kapal adalah sebagai berikut:
V = Volume Carena
L = Panjang Garis Air
B = Lebar Kapal
T = Sarat Kapal
Koefisien bentuk ini berfungsi untuk mengetahui bentuk lambung dari sebuah kapal rancangan
yang mana semakin besar nilai sebuah koefisien bentuk, maka berdampak pada bentuk lambung
yang gemuk. Sebaliknya pun demikian. Dalam Buku Teori Bangunan Kapal diberikan nilai
batasan koefisien bentuk yaitu: (0,20 – 0,84). Untuk rancangan kapal–kapal penyeberangan yang
ada sekarang pada umumnya menggunakan Cb yang besar. Hal ini bertujuan untuk mencapai
sebuah kapasitas ruang muat yang lebih besar meski tidak sedikit yang menggunakan nilai Cb
yang relatif kecil.
Koefisien Water line (CW) - (range: 0,70 – 0,90). adalah luas bagian kapal yang berada digaris
air dibagi panjang pada garis air dikali lebar kapal. Nilai yang kecil menunjukkan kapal yang
streamline seperti pada kapal layar atau kapal penumpang sedangan nilai yang besar
menunjukkan kapal kecepatan rendah yang digunakan pada kapal barang atau kapal tangker.
Koefisien midship
Koefisien Midship (CM) - (range: 0,50 – 0,995) adalah potongan melintang pada bagian tengah
kapal, atau bagian terbesar yang dibagi dengan lebar (beam) x draft. Yang merupakan ratio
antara bagian yang berada dibawah air dengan luas pesegi antara lebar dengan draft. Nilai yang
kecil menunjukkan kapal yang streamline yang biasanya ditemukan pada kapal layar dan nilai
yang besar biasanya pada kapal barang atau tangker.
Koefisien prismatik
Koefisien prismatik adalah volume dibagi dengan panjang pada garis air dikali luas potongan
dibawah garis air. Angka yang rendah menunjukkan bagian tengah kapal yang penuh sedang
ujung-ujung yang lancip yang biasa digunakan pada kapal kecepatan tinggi sedangkan angka
yang besar digunakan pada kapal kecepatan rendah.
Perbandingan ukuran utama kapal menentukan karakteristik sebuah rancangan kapal. Secara
terperinci rasio ukuran utama dapat kita lihat sebagai berikut:
Bagi usaha penyeberangan, umumnya dalam pemilihan kapal akan mengambil kapal yang
memiliki ruangan yang dapat menampung kendaraan yang akan diseberangkan sebanyak
mungkin, bahkan ruangan yang lebih dari satu dek (geladak), agar daya muat kendaraannya
besar. Sedang untuk angkutan sungai dan danau yang dipentingkan adalah muatan penumpang
atau barang yang bisa diangkut. Untuk mengetahui daya muat atau ruang yang luas adalah
ukuran menurut isi kapal, tepatnya net registered tonnage (NRT)
Ukuran Menurut Isi
Untuk mengetahui tonnage isi kapal, diukur ruangan dalam kapal dengan alasan bahwa ruangan
yang tertutup dan digunakan untuk pemuatan barang (di bawah atau di atas geladak) adalah
faktor penting penentuan daya pendapatan (earning power) suatu kapal. Oleh karenanya ruangan
tersebut dijadikan sebagai dasar perhitungan untuk pengukuran dan sebagai batas perhitungan
ukuran, diambil tonnage dek (geladak ukur), yaitu geladak teratas untuk kapal yang memiliki
kurang dari 3 dek lengkap (continous deck) atau geladak lengkap kedua dari bawah bagi kapal
yang memiliki deck lengkap lebih dari 2 buah geladak lengkap.
Ada 2 macam ukuran menurut isi kapal yaitu Gross Tonage (GR) dan Net Tonage (NT)
Gross Tonnage atau dulu disebut Gross Register Tonnage atau dalam bahasa Indonesia disebut
sebagai tonase kotor yaitu jumlah seluruh ruangan di bawah geladak ukur (Tonnage deck) dan
ruangan-ruangan tertutup yang ada di atasnya dan dikurangi dengan ruangan-ruangan tertentu,
yakni: ruangan cahaya dan angin, rumah kemudi (Wheelhouse), dapur, tangga, WC, hatchways
di atas ½ % dari gross tonnage dan ruangan-ruangan yang menurut peraturan pengukuran terbuka
(seperti open shelter deck). GRT ini untuk mendapatkan kapal-kapal (ship registration), surat
ukur kapal. Arti ton dalam hal ini diartikan sebagai isi atau registered ton. Satu (1) ton sama
dengan 100 cubicfeet atau sama dengan 2,83 M3 (1 M3 = 35,3165 cf).
Badan yang melakukan pendaftaran kapal ini (badan swasta) disebut classification society, yang
akan menerbitkan sertifikat klasifikasi. Badan ini mengikuti pertumbuhan kapal, mulai dari
pembuatan sampai dengan pemusnahan (from the cradle to the grave). Beberapa badan
klasifikasi di dunia:
Perhitungan
Perhitungan tonase kotor dijelaskan di dalam Regulation 3 dari Annex 1 dalam The International
Convention on Tonnage Measurement of Ships, 1969. Tergantung dari dua variabel:
Setelah V dan K diketahui, tonase kotor dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Sebagai contoh, kita dapat menghitung tonase kotor suatu kapal dengan volume sebesar 10,000
m³.
GT = K1 × V
= 0.28 × 10,000
= 2,800 tons
NT atau sering juga disebut Regitered ton atau Net Tonnage, diperoleh dari pengurangan Gross
Tonnase dengan isi ruangan-ruangan tempat kediaman awak kapal, (kamar nakhoda dan perwira-
perwira, ruangan navigasi, tempat alat-alat serang (boatswain) tempat air ballast dan air minum,
tempat pompa-pompa, mesin Bantu (donkey) dan ketel (boiler) tempat penyimpanan layar (tidak
boleh lebih dari 21/2 % tempat mesin kapal). Berarti bahwa net tonnage adalah jumlah seluruh
isi ruangan kapal yang tersedia untuk keperluan pengangkutan barang muatan atau barang
dagangan.
Contoh Perhitungan
Dasar perhitungan tonase bersih berdasarkan ketentuan [3] tergantung kepada variabel berikut:
Selanjutnya dengan menggunakan ketiga nilai tersebut perhitungan NT diperoleh dari rumus:
Di mana faktor (4d/3D)2 tidak boleh melebihi 1, dan nilai Vc × K2 × (4d/3D)2 tidak melebihi 0.25
GT, dan nilai akhir NT tidak boleh diterima bila hasilnya kurang dari 0.30 GT.
Dalam menghitung NT untuk kapal-kapal yang diizinkan mengangkut 13 atau lebih penumpang
digunakan tambahan 3 variabel lain:
Pertama sekali dihitung pengali K3 atas dasar GT dengan menggunakan rumus berikut:
Di mana faktor (4d/3D)2 tidak boleh melebihi 1, sehingga Vc × K2 × (4d/3D)2 tidak akan lebih
dari 0.25 GT, dan nilai akhir dari NT tidak boleh diterima kalau kurang dari 0.30 GT.
Ukuran menurut bobot atau berat kapal, digunakan satuan longton ( 1 longton = 224 pound / lbs
= 1.016 kg) atau satuan short ton (1 short ton = 907, 18 Kg), namun kalau tidak dinyatakan lain
maka ton berat adalah longton. Ada 2 macam ukuran ton berat, yaitu:
1. Tonase bobot mati (Inggris: deadweight tonnage disingkat DWT) adalah jumlah
bobot/berat yang dapat ditampung oleh kapal untuk membuat kapal terbenam sampai
batas yang diizinkan dinyatakan dalam long ton atau metrik ton. Batas maksimum yang
diizinkan ditandai dengan plimsol mark pada lambung kapal. Tonase bobot mati
didefinisikan sebagai perjumlahan dari bobot/berat berikut ini: muatan barang, bahan
bakar, air tawar, air ballast, barang konsumsi, penumpang, awak kapal.
2. Berat benaman atau disebut juga sebagai displacement tonnage adalah bobot yang
sesungguhnya dari keseluruhan kapal, merupakan jumlah dari DWT dan LWT. Kalau
tanpa muatan dan BBM, disebut LIGHT DISPLACEMENT, yang terdiri dari berat baja
kapal, berat peralatan dan mesin penggerak beserta instalasi pembantu. Kalau termasuk
muatan, BBM dan berat kapal sampai pada garis muat yang terdalam (to her deepes
mark) disebut HEAVY DISPLACEMENT.
Stabilitas Kapal
Salah satu penyebab kecelakaan kapal di laut ,baik yang terjadi di laut lepas maupun ketika di
pelabuhan, adalah peranan dari para awak kapal yang tidak memperhatikan perhitungan stabilitas
kapalnya sehingga dapat mengganggu keseimbangan. Secara umum akibatnya dapat
menyebabkan kecelakaan fatal seperti kapal tidak dapat dikendalikan, kehilangan keseimbangan
dan bahkan tenggelam yang pada akhirnya dapat merugikan harta benda, kapal, nyawa manusia
bahkan dirinya sendiri. Sedemikian pentingnya pengetahuan menghitung stabilitas kapal untuk
keselamatan pelayaran, maka setiap awak kapal yang bersangkutan bahkan calon awak kapal
harus dibekali dengan seperangkat pengetahuan dan keterampilan dalam menjaga kondisi
stabilitas kapalnya sehingga keselamatan dan kenyamanan pelayaran dapat dicapai.
Titik-titik penting dalam stabilitas antara lain adalah titik berat (G), titik apung (B) dan titik M.
M - Metacenter
G – Titik berat (Centre of Gravity)
B – Titik apung (Centre of Buoyancy)
K – Lunas/Keel
Titik berat (center of gravity) dikenal dengan titik G dari sebuah kapal, merupakan titik tangkap
dari semua gaya-gaya yang menekan ke bawah terhadap kapal. Letak titik G ini di kapal dapat
diketahui dengan meninjau semua pembagian bobot di kapal, makin banyak bobot yang
diletakkan di bagian atas maka makin tinggilah letak titik G-nya.
Secara definisi, titik berat (G) ialah titik tangkap dari semua gaya–gaya yang bekerja ke bawah.
Letak titik G pada kapal kosong ditentukan oleh hasil percobaan stabilitas. Perlu diketahui
bahwa, letak titik G tergantung daripada pembagian berat di kapal. Jadi selama tidak ada berat
yang di geser/ditambah/dikurangi, titik G tidak akan berubah walaupun kapal oleng atau
mengangguk/trim.
Titik apung (center of buoyance) dikenal dengan titik B dari sebuah kapal, merupakan titik
tangkap dari resultan gaya-gaya yang menekan tegak ke atas dari bagian kapal yang terbenam
dalam air. Titik tangkap B bukanlah merupakan suatu titik yang tetap, akan tetapi akan
berpindah-pindah oleh adanya perubahan sarat dari kapal. Dalam stabilitas kapal, titik B inilah
yang menyebabkan kapal mampu untuk tegak kembali setelah mengalami senget. Letak titik B
tergantung dari besarnya senget kapal (bila senget berubah maka letak titik B akan berubah /
berpindah. Bila kapal menyenget titik B akan berpindah kesisi yang rendah.
Titik Metasentris
Titik metasentris
Titik metasentris atau dikenal dengan titik M dari sebuah kapal, merupakan sebuah titik semu
dari batas di mana titik G tidak boleh melewati di atasnya agar supaya kapal tetap mempunyai
stabilitas yang positif (stabil). Meta artinya berubah-ubah, jadi titik metasentris dapat berubah
letaknya dan tergantung dari besarnya sudut senget.
Apabila kapal senget pada sudut kecil (tidak lebih dari 150), maka titik apung B bergerak di
sepanjang busur di mana titik M merupakan titik pusatnya di bidang tengah kapal (centre of line)
dan pada sudut senget yang kecil ini perpindahan letak titik M masih sangat kecil, sehingga
masih dapat dikatakan tetap.
Ada beberapa ukuran-ukuran yang digunakan dalam stabilitas kapal seperti ditunjukkan dalam
gambar berikut.
Nilai KB untuk kapal kosong diperoleh dari percobaan stabilitas (inclining experiment),
selanjutnya KG dapat dihitung dengan menggunakan dalil momen. Nilai KG dengan dalil
momen ini digunakan bila terjadi pemuatan atau pembongkaran di atas kapal dengan mengetahui
letak titik berat suatu bobot di atas lunas yang disebut dengan vertical centre of gravity (VCG)
lalu dikalikan dengan bobot muatan tersebut sehingga diperoleh momen bobot tersebut.
Selanjutnya jumlah momen-momen seluruh bobot di kapal dibagi dengan jumlah bobot dan
menghasilkan nilai KG pada saat itu.
Di mana,
Diperoleh dari diagram metasentris atau hydrostatical curve bagi setiap sarat (draft) saat itu.
GM – Tinggi Metacentric:
Tinggi metasentris atau metacentris high (GM) yaitu jarak tegak antara titik G dan titik M. Dari
rumus disebutkan:
GM = KM – KG
GM = (KB + BM) – KG
Nilai GM inilah yang menunjukkan keadaan stabilitas awal kapal atau keadaan stabilitas kapal
selama pelayaran nanti
BM – Radius Metacentric:
BM dinamakan jari-jari metasentris atau metacentris radius karena bila kapal mengoleng dengan
sudut-sudut yang kecil, maka lintasan pergerakan titik B merupakan sebagian busur lingkaran di
mana M merupakan titik pusatnya dan BM sebagai jari-jarinya. Titik M masih bisa dianggap
tetap karena sudut olengnya kecil (100-150). Lebih lanjut dijelaskan bahwa:
Di mana :
Letak titik B di atas lunas bukanlah suatu titik yang tetap, akan tetapi berpindah-pindah oleh
adanya perubahan sarat atau senget kapal. Menurut Rubianto (1996), nilai KB dapat dicari:
Untuk kapal tipe plat bottom, KB = 0,50d
Untuk kapal tipe V bottom, KB = 0,67d
Untuk kapal tipe U bottom, KB = 0,53d
Di mana d = draft kapal
Dari diagram metasentris atau lengkung hidrostatis, di mana nilai KB dapat dicari pada setiap
sarat kapal saat itu
Segitiga stabilitas
Bila suatu kapal senget maka titik apung akan bergerak sedangankan titik berat (gravitasi) tidak
berubah. Karena gaya apung dan gravitasi sama besar dan searah, tetapi kalau kapal miring akan
membentuk dua gaya yang paralel dengan arah yang berlawanan, mengakibatkan terjadi rotasi.
Rotasi ini mengakibatkan kapal kembali ke posisi semula karena gaya apung dan gravitasi sama
besar berlawanan arah akan saling menutup. Hal ini dikatakan sebagai pasangan (coupled)
karena kedua gaya yang bekerja menghasilkan rotasi. Rotasi inilah yang menyebabkan terjadi
keseimbangan kapal.
Jarak antara gaya apung dan gravitasi disebut sebagai lengan penegak. Pada gambar di atas
lengan penegak merupakan garis yang ditarik dati titik gravitasi ke vektor gaya apung kapal.
Untuk kemiringan yang kecil (0o sampai 7o ke 10o, metacenter tidak berubah), nilai lengan
penegak (GZ) dapat diperoleh secara trigonometry.
Moment penegak adalah ukuran stabilitas kapal terbaik. Menjelaskan kenapa kapal bisa
mengatasi kemiringan dan kembali ke titik keseimbangan/stabilitas. Moment penegak adalah
sama dengan lengan penegak dikali displacement kapal.
Contoh:
Suatu kapal mempunyai displacement sebesar 6000 LT dan mempunyai lengan penegak sebesar
2.4 FT bila dimiringkan 40 derajat. Berapa momen penegak kapal?
RM = 2.4 FT x 6000 LT
RM = 14,400 FT-Tons (disebut "foot tons")
RM = 0,73 M x 6000LT
RM =4384 M-ton
Kondisi Stabilitas
Posisi Titik gravitasi dan Metacentre menunjukkan indikasi awal stabilitas kapal. Kalau terjadi
permasalahan yang mengganggu stabilitas kapal maka dikelompokkan dalam:
Stabilitas positif
Stabilitas netral
Bila suatu kapal disengetkan melalui berbagai sudut senget dan lengan penegak untuk setiap
derajat senget diukur maka dapat diperoleh kurva statistik stabilitas. Kurva ini adalah gambaran
stabilitas kapal pada muatan tertentu.
Rentang stabilitas: Kapal ini akan menghasilkan lengan penegak bila disengetkan dari 0o sampai
74o. (Kurva ini diasumsikan bahwa seluruh struktur utama kapal kedap air.)
Lengan penegak maksimum: adalah jarak terbesar antara gaya dari daya apung dengan gravitasi.
Di sinilah para tenaga ahli perkapalan menghabiskan energinya.
Sudut maksimum lengan penegak: adalah sudut senget di mana lengan penegak mencapai
puncaknya. Sudut bahaya: adalah separoh sudut lengan penegak maksimum.
Referensi
1. ↑ Boat Building Materials [1]
2. ↑ Membuat kapal dari fiber [2]
3. ↑ Regulation 4 of Annex 1 of The International Convention on Tonnage Measurement of
Ships, 1969 [3]
Perancangan Kapal 1
Design requirements
Yang diberikan umumnya adalah
Jenis muatan, muatan bersih dalam ton, atau jumlah container, jumlah dan kelas
penumpang, jumlah dan jenis kendaraan, GT (kapal ikan) dsb.
Kecepatan dinas dan kecepatan percobaan
Radius pelayaran
Pembatasan ukuran utama kapal karena melewati terusan atau kedalaman perairan di
pelabuhan dll.
Lain-lain
Statutory regulations
SOLAS (International Convention for the Safety of Life at Sea 74/78)
MARPOL (International Convention for the Prevention of Pollution from Ships 73/78)
International Convention on Load lines 1966 and Protocol of 1988, as amended in 2003,
Consolidated Edition 2005
International Convention on Tonnage Measurements of Ships 1969
Code on Intact Stability Criteria for All Types of Ships Covered by IMO Instruments,
2002 Edition, IMO, London
Peraturan Biro Klasifikasi terbaru
“Convention on the International Regulations for Preventing Collisions at Sea, 1972”,
Consolidated Edition 2002, IMO, London, 2002.
“Maritime Labour Conventions and Recommendations”, International Labour
Organization, Geneva, 1994·
point based design: dalam kelompok ini dicari satu ukuran utama kapal dengan berbagai
metode (mis. cara Manning, Mandelli dsb.), kemudian diperiksa apakah semua ketentuan
dan persyaratan dipenuhi. Kalau ada ketentuan dan persyaratan yang tidak dipenuhi,
ukuran utama dirubah/dikoreksi supaya memenuhi. Proses perubahan/koreksi ini disebut
“spiral design” dan menghasilkan satu ukuran utama. Kelemahannya, karena harga tidak
dihitung, kita tidak tahu hasil ukuran utama tadi mahal atau murah. Dalam proses ini
tidak dilakukan optimisasi.
Set based design: dalam kelompok ini dihitung banyak ukuran utama dengan
memvariasikan angka Froude, perbandingan ukuran utama, koefisien bentuk dan letak
LCB (sebagai variable) secara sistematis (bukaan acak). Banyaknya variasi disesuaikan
kebutuhan dan ketelitian yang diinginkan. Semua ukuran utama ini diperiksa apakah
semua ketentuan dan persyaratan dipenuhi dan berapa besar beayanya, baik investasi
maupun operasional atau yang lain. Kalau ada ketentuan dan persyaratan yang tidak
dipenuhi, ukuran utama yang bersangkutan dibuang. Proses menuju titik optimum
dilakukan dengan membuang harga variable (misalnya harga L/B = 5.5) yang
tidak/sedikit sekali menghasilkan ukuran utama yang memenuhi semua ketentuan dan
persyaratan dan mengambil harga variable yang baru (misalnya harga L/B = 6) yang
diharapkan memberikan lebih banyak ukuran utama yang memenuhi semua ketentuan
dan persyaratan. Dari semua ukuran utama yang memenuhi semua ketentuan dan
persyaratan dipilih yang beayanya terendah atau fungsi obyektif yang lain. Maka kita
tahu harga kapal kita tidak akan mahal. Kekurangannya, dibutuhkan banyak perhitungan.
Tujuan point terakhir: beaya investasi dan/atau operasi semurah mungkin, secara tidak langsung
menunjuk pada proses optimisasi dan cara set based design. Tetapi karena dalam urutan mata
kuliahnya Tugas Merancang 1 diberikan lebih dahulu, maka dipakai metode optimisasi
“comprehensive search” yang tanpa pengolahan matematis, tetapi menghitung saja dan hasil
akhirnya dibandingkan.
Metode ini diperkenalkan oleh R.D. Murphy, D.J. Sabat, R.J. Taylor dalam papernya “Least Cost
Ship Characteristics by Computer Techniques”, Marine Technology, April 1965.
Langkah pengerjaan yang diberikan di bawah ini bukanlah satu-satunya langkah yang dapat
dipakai untuk merancang kapal.
o ukuran utama (LWL, B, Ta, Tf ). Untuk LWL bisa diambil harga 1.04 LPP.
o koefisien (CB, CM, CWP)
o letak memanjang LCB dalam % L
o volume displasemen (dapat dihitung)
o koefisien bentuk badan belakang cstern. Lihat Watson hal. 182
o luas penumpang bulb ABT, lihat catatan di atas.
o tinggi titik berat penumpang bulb hB (sekitar 0.58 tinggi bulb untuk bentuk tetes
air terbalik)
o luas transom waktu kapal diam AT, lihat catatan di atas.
o luas kemudi (dari rules atau sumber lain), luas bilge keel (lihat Watson (1998)
section 8.7.4 rumus 8.9 dan 8.10 hal. 254) dan luas appendages lainnya
o sedang untuk panjang run LR, WSA, setengah sudut masuk bidang air iE (dalam
derajat) disediakan rumus pendekatan
Hasilnya adalah hambatan kapal dalam Newton.
perancangan baling-baling
(jika diminta) lihat file “Merancang baling-baling”
o perhitungan titik pusat massa bagian-bagian DWT (payload, fuel, oil, water,
provision etc.)
Untuk muatan di bawah geladak, dapat diambil KGmuatan = hDB + 0.55(H – hDB)
Untuk muatan tangki di dasar ganda, KGtangki = 0.55hDB
Untuk provision, KGprov = H + 0.5 tinggi bangunan atas
Untuk ABK, KGABK = H + 1.5 tinggi bangunan atas
Untuk kapal yang mempunyai muatan geladak, jangan lupa massa dan titik pusat massa muatan
geladaknya.
o hitunglah untuk tiap 50 supaya nanti luas mudah dihitung dengan cara Simpson
o pemeriksaan syarat IMO untuk intact stability (termasuk SOLAS)
perhitungan freeboard
Termasuk minimum bow height. Ada Peraturan Garis Muat Indonesia PGMI untuk kapal yang
hanya berlayar di dalam negeri misalnya ferry ro-ro rute air tenang (tidak semua, ke Singapura,
Malaysia atau Filipina adalah pelayaran internasional), kapal barang sekitar 5000 DWT ke
bawah. Selain itu harus dipakai peraturan International Load Line Convention 1966 Consolidated
Edition 2005, yang banyak berbeda dari PGMI.
Watson (1998)
Diberikan 3 rumus,
Rumus (3.6) menghitung volume di bawah geladak termasuk tambahan volume karena camber
dan sheer kapal. Cbd dihitung sampai tinggi geladak. Ini adalah volume yang tersedia (available).
Hubungan antara Cb pada tinggi geladak dan Cb pada sarat rancang diberikan pada rumus (3.10)
atau rumus setelah (3.10) atau grafik Fig. 3.6.
Rumus (3.7) menghitung volume yang dibutuhkan (required) di bawah geladak dibagi menjadi
dua bagian, yaitu kebutuhan volume muatan Vm dan kebutuhan volume lain-lain Vo (misalnya
ruang untuk permesinan, tangki-tangki, ceruk dsb) di bawah geladak.
Rumus (3.8) menghitung volume yang dibutuhkan berdasarkan volume yang dibutuhkan muatan
di bawah geladak dengan koefisien Kc yang dapat dibaca dari Fig. 3.5 untuk kapal tanker, bulk
carrier, container dan kapal pendingin.
Jadi hasil (3.6) harus sedikit lebih besar dari hasil (3.7) atau 3.8).
Volume Ruang Permesinan dapat diperkirakan dari chapter 5 point (39) – (41) hal. 141
berdasarkan berat permesinan.
Parsons (2003)
Untuk kapal container, ruang yang tersedia (available) dapat dipakai rumus [90]. Ini
dibandingkan dengan volume yang dibutuhkan.
Schneekluth (1998)
Dalam section 3.4 diberikan rumus untuk volume ruang muat, hal. 101. Ada juga perbandingan
volume container dengan gross volume ruang muat (termasuk wing tank), hal. 104.