Anda di halaman 1dari 9

REKAYASA LINGKUNGAN (HSKK 531) TUGAS KE-1 DEPLESI LAPISAN OZON

Oleh : Hendra Prasetya M. Annursetiawan Anggi Pramadani M. Iman Akbar Ahmad Bijirmi Ronny Setiawan Muhammad Husein Fathurrahim M. Aris Anova P. Muhammad Aldy Zain Muttaqin Taufik Hidayat

Dosen : Dr. Mahmud, MT KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL BANJARBARU 2013

DEPLESI LAPISAN OZON

A. Latar Belakang Lingkungan hidup merupakan lingkungan dimana manusia tinggal dan menjaga kelangsungan hidupnya. Antara manusia dengan lingkungan hidupnya selalu terjadi interaksi timbal balik. Manusia mempengaruhi lingkungan hidupnya dan manusia dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya. Hanya dalam lingkungan hidup yang optimal, manusia dapat berkembang dengan baik, dan hanya dengan manusia yang baik lingkungan akan berkembang ke arah yang optimal. Penerapan IPTEK dan dampaknya telah menjadi wacana yang luas dan menimbulkan isu lingkungan yang meluas. Isu lingkungan global timbul akibat perubahan kondisi lingkungan yang bersifat global. Sebagai contoh, isu lingkungan yang sifatnya global adalah hujan asam, penipisan lapisan ozon, kenaikan iklim di bumi contoh pencemaran lingkungan saat ini yang sifatnya global, perhatian terhadap lingkungan semakin mendalam yang berimplikasi pada dampak-dampaknya yang juga dapat dirasakan secara global. Karena lapisan ozon stratosfir ini mempunyai fungsi penting dalam melindungi kehidupan di bumi, maka adanya penipisan atau deplesi ozon menjadi suatu isu lingkungan. Atmosfer sebagai salah satu aspek lingkungan hidup merupakan sebuah sistem yang kompleks, dinamik, dan rapuh. Belakangan ini tumbuh keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam konteks global dan hubungannya dengan pemanasan global, perubahan iklim dan deplesi ozon di stratosfer yang semakin meningkat. Masalah deplesi Ozon (Ozone, O3) sudah banyak dibicarakan orang sejak beberapa tahun terakhir, dengan ditemukannya dan kecenderungan kemungkinan meluasnya lubang ozon. Meskipun kadar ozon dalam udara sangat rendah dibanding kadar lainnya, namun perubahan jumlah dan sebarannya yang kecil pun sudah dapat memberi pengaruh buruk yang nyata terhadap bumi. Meskipun letak lubang ozon (O3) berada di atas daerah kutub Antartika, namun oleh karena sebaran dan perubahan luas lubangnya dapat semakin bertambah besar, sehingga dampak yang mungkin ditimbulkan pada manusia dan kemanusiaan dapat semakin besar pula.

B. Sifat dan Keberadaan Lapisan Ozon di Atmosfer

Ozon adalah molekul gas yang reaktif yang terdiri dari tiga atom Oksigen. Ozon adalah oksidan kuat, beracun, dan merupakan zat pembunuh jasad renik pada sterlisasi. Ozon dapat pula menghilangkan warna dan bau pada air. Ozon dapat merusak kesehatan makhluk hidup. Lapisan ozon adalah suatu lapisan yang terletak di lapisan stratosfir, 20-45 km diatas permukaan bumi, yang terdiri dari molekul-molekul ozon. Lapisan ini dapat menyerap radiasi ultra violet yang dipancarkan matahari. Pada lapisan ini ozon terbentuk dan terurai melalui keseimbangan dinamis secara berkesinambungan melalui suatu siklus yang rapuh. Keberadaan bahan-bahan kimia tertentu di stratosfir dapat mengganggu kesetimbangan reaksi tersebut, sehingga semakin lama molekul ozon semakin berkurang, dan menimbulkan lubang ozon. Sekitar 90% dari seluruh molekul ozon yang ada di atmosfir berada di lapisan stratosfir , sekitar 10-45 km dari permukaan bumi, sedangkan sisanya berada di lapisan trofosfer, dari permukaan bumi hingga 10 km ke atas.

1. Pembentukan Ozon Bila sebuah molekul oksigen menyerap photon dari sinar dengan panjang gelombang lebih pendek dari 200 nm, maka energinya dapat memisah satu molekul itu menjadi dua buah atom oksigen. Selanjutnya satu dari atom ini akan bereaksi dengan molekul oksigen lain membentuk ozon. 2. Peruraian Ozon

Sebuah molekul ozon akan menyerap photon dari sinar dengan panjang gelombang 200-300 nm terurai menjadi sebuah molekul oksigen dan sebuah atom oksigen. Selanjutnya sebuah atom oksigen ini bereaksi dengan 1 molekul ozon membentuk 2 molekul oksigen. Ozon yang berada di lapisan stratosfir adalah ozon yang baik, walaupun sebenarnya mempunyai sifat-sifat sama dengan yang di lapisan trofosfir. Ozon ini melindungi bumi dari radiasi sinar ultra violet matahari yang berbahaya bagi makhluk hidup di bumi. Sebaliknya ozon yang berada di lapisan trofosfir bersifat racun bagi makhluk hidup, juga termasuk salah satu dari gas-gas rumah kaca, oleh karenanya ozon di lapisan ini adalah ozon yang jahat. Untuk selanjutnya, yang dimaksud dengan ozon pada pokok bahasan ini ialah ozon stratosfir. Lapisan oksigen dan ozon stratosfir menyerap sekitar 97%-99% sinar ultraviolet matahari yang mempunyai panjang gelombang lebih pendek dari 320 nanometer (UV-B dan UV-C). Sinar ultraviolet tipe-tipe ini sangat berbahaya bagi kehidupan makhluk di bumi. Sedangkan sinar ultraviolet dengan panjang gelombang antara 320-400 nm (UV-A) tidak diserap oleh ozon, namun tidak membahayakan. Ozon adalah trace gas di atmosfir, jadi jumlahnya cukup sedikit. Ada 4 cara untuk menunjukkan ukuran jumlah ozon, yaitu: sebagai fraksi, parts per million (ppm), microgram per m3 atau dalam Dobson Unit (DU). Tiga cara yang pertama biasanya digunakan untuk ozon yang dipermukaan bumi, dimana tekanan dan suhu dapat dianggap

konstan. Sedangkan Dobson Unit (DU) untuk yang berada pada ketinggian dimana sifat udara sangat bervariasi. Satu DU didefinisikan sebagai 0,01 mm tebal lapisan ozon pada tekanan 1 atm dan 0 oC, atau dalam 1 DU terdapat 2,691016 molekul ozon per cm2 luas permukaan bumi. Konsentrasi ozon stratosfir berkisar antara kurang dari 250 DU di daerah ekuator dan lebih dari 500 DU di daerah kutub pada musim semi, di daerah lain umumnya sekitar 300 DU. Pada lapisan Stratosfer radiasi matahari memecah molekul gas yang mengandung khlorin atau bromin dan menghasilkan radikal Khlor dan Brom. Radikalradikal khlorin dan bromin kemudian melalui reaksi berantai memecahkan ikatan gas-gas lain di atmosfer, termasuk ozon. Molekul-molekul ozon terpecah menjadi oksigen dan radikal oksigen. Dengan terjadinya reaksi ini akan mengurangi konsentrasi ozon di stratosfer. Kegunaan-kegunaaan ozon, antara lain Ozon digunakan dalam bidang pengobatan untuk mengobati pasien dengan cara terawasi dan mempunyai penggunaan yang meluas seperti di Jerman. Di antaranya ialah untuk perawatan kulit terbakar. Sedangkan dalam perindustrian, ozon digunakan untuk: mengenyahkan kuman sebelum dibotolkan (antiseptik), menghapuskan pencemaran dalam air (besi, arsen, hidrogen sulfida, nitrit, dan bahan organik kompleks yang dikenal sebagai warna), membantu proses flokulasi (proses pengabungan molekul untuk membantu penapis menghilangkan besi dan arsenik), mencuci, dan memutihkan kain (dipaten), membantu mewarnakan plastik, dan menentukan ketahanan getah. C. Definisi Deplesi Ozon Deplesi Ozon adalah menipisnya lapisan ozon stratosfir karena terjadi perusakan/pengurangan kadar ozon stratosfir oleh reaksi kimiawi akibat adanya zat-zat yang sebagian besar berasal dari aktivitas manusia. Deplesi ozon ini juga sering diistilahkan dengan Lubang Ozon, namun hanya sebagai istilah saja, tidak mempunyai arti harfiah. Phenomena ini sangat penting bagi kehidupan di bumi. Karena lapisan ozon stratosfir ini mempunyai fungsi penting dalam melindungi kehidupan di bumi, maka adanya deplesi ozon menjadi suatu isu lingkungan global. D. Sejarah Penemuan Deplesi Ozon Sebenarnya sejak adanya pesawat supersonic kekhawatiran rusaknya lapisan ozon sudah timbul. Dalam hal ini adanya uap air dan nitrogen oksida dikhawatirkan akan merusak lapisan ozon stratosfir. Pada tahun 1973 Molina dan Rowland mengumumkan temuan mereka bahwa segolongan bahan kimia yang disebut khlorofluorokarbon (disingkat CFC) berpengaruh besar pada perusakan ozon. Selanjutnya pada tahun 1985, Farman dan kawan-kawannya anggota tim peneliti di Antartika mengumumkan bahwa pada musim semi (Oktober) tahun 1978 di Antartika kadar ozon turun hingga hanya 125 DU. Pada awalnya temuan ini disangsikan karena satelit cuaca Amerika Serikat, TOMS dan SBUV tidak pernah melaporkan angka sedemikian. Namun akhirnya diterima oleh para peneliti, dan sejak itu deplesi ozon membuat kekhawatiran orang, dan phenomena ini dijuluki dengan lubang ozon.

E. Mekanisme Deplesi Lapisan Ozon Stratosfir Penyebab utama dari menipisnya lapisan ozon stratosfir adalah karena terjadinya reaksi yang berantai antara bahan-bahan halocarbon (atau secara umum disebut ODS, Ozone Depleting Substances) dengan ozon. Yang dimaksud dengan zat-zat halocarbon ialah senyawa-senyawa karbon dengan halogen, tiga diantaranya adalah khloro 105 fluorokarbon (CFC), karbontetrakhlorid, bromofluorokarbon, dan metil bromide. Bahanbahan ini sifatnya sangat stabil di trofosfir dan dianggap yang paling merusak lapisan ozon. Dua bahan yang disebut terakhir termasuk kelompok halon. Sifat stabil dari bahanbahan ini menyebabkannya terdiffusi di atmosfir, dan dalam jangka waktu yang cukup lama sampai di lapisan stratosfir. Di stratosfir akibat radiasi sinar matahari dengan panjang gelombang yang sesuai, bahan-bahan ini, terurai melepas radikal khlor dan brom. Radikal khlor dan brom yang terlepas ini selanjutnya yang menjadi agen perusak ozon. Data ilmiah telah menunjukan bahwa terlepasnya bahan-bahan kimia buatan manusia, seperti CFC, Halon, Metil Bromida, dan bahan perusak ozon lain ke udara dapat menyebabkan rusaknya lapisan pelindung bumi di lapisan stratosfir. Berjuta-juta molekul ozon mengalami kerusakan setiap menitnya, sehingga menyebabkan peningkatan intensitas sinar UV-B berbahaya yang sampai ke permukaan bumi. 1. Deplesi oleh CFC Khlorofluorokarbon (CFC), senyawa ini hasil rekayasa manusia, jenisnya bermacammacam, namun selalu terdiri dari atom-atom Karbon, Fluor, dan Khlor. Rumus kimianya tergantung pada jenisnya, misalnya CFC-11 adalah trikhloro-fluorometan dengan rumus kimia CFCl3 , CFC-12 adalah dikhlorofluorometan, CF2Cl2, dan lain-lainnya. CFC sebelum ini banyak digunakan sebagai bahan pendingin pada kulkas dan AC mobil, bahan untuk membuat plastic busa, bahan pembersih dan pendorong aerosol pada kemasan kosmetik. Mekanisme proses deplesi yang terjadi dari CFC di Antartika dapat digambarkan dengan contoh dari dikhlorofluorometan, CCl2F2 , sebagai berikut : CCl2F2 mengalami penguraian oleh sinar ultraviolet bergelombang pendek yang mengandung banyak energi. Penguraian ini menyebabkan lepasnya atom khlor yang reaktif (17), selanjutnya atom khlor ini dalam waktu yang sangat singkat bereaksi dengan ozon membentuk khloromonoksida yang juga bersifat reaktif (18). Pada siang hari zat ini dalam beberapa menit akan segera bereaksi dengan atom oksigen yang ada di stratosfir membentuk gas oksigen dan radikal khlor lagi (19). Dengan terbentuknya kembali radikal khlor maka akan terjadi lagi reaksi dengan ozon. Reaksi ini akan terus berjalan berantai berulang-ulang menghabiskan ozon.

CCl2F2 + uv > Cl + CClF2 ..... (17) Cl + O3 > ClO + O2 . (18) ClO + O > Cl + O2 .............(19) Rantai reaksi di atas disebut rantai reaksi ClOx . Reaksi ini baru akan berhenti apabila Cl bereaksi membentuk HCl dan khloronitrat yang selanjutnya terdiffusi ke lapisan trofosfir. Apabila zat ini tercuci oleh hujan terhentilah reaksi berantai ini. Pada musim dingin di Antartika pembentukan HCl dan khloronitrat terhenti, tetapi karena suhunya dingin akan terbentuk awan PSC yang mengandung kristal asam nitrat. dan es, maka kedua zat tersebut berubah menjadi Cl2 dan HOCl. Kemudian pada awal musim semi HOCl terurai lagi oleh sinar ultraviolet membentuk Cl* dan radikal OH*. Radikal ini kedua-duanya akan bereaksi dengan ozon menghasilkan oksigen dan HOCl kembali. Selanjutnya reaksi berantai akan terjadi lagi. Semua reaksi reaksi di atas merupakan reaksi katalitik yang berantai, dimana khlor terbentuk kembali sehingga sebuah atom khlor dapat merusak hingga 100.000 molekul ozon, berarti pula sebuah molekul CFC dapat merusak 100.000 molekul ozon. 2. Deplesi Oleh Halon dan Metilbromida Disamping senyawa khlor, senyawa-senyawa brom juga merupakan perusak ozon. Antara lain senyawa halon yang banyak digunakan untuk pemadam kebakaran, misalnya bromokhlorodifluorometan, CF2BrCl. Senyawa brom lainnya metil bromida, CH3Br yang digunakan sebagai antihama tanaman. Deplesi lapisan ozon stratosfir oleh zat-zat di atas tidak berbeda jauh mekanis- menya dengan oleh CFC. Contohnya untuk metil bromide, dengan adanya sinar ultraviolet, metil bromida di lapisan stratosfir akan terurai hingga terbentuk radikal bromin yang reaktif. Radikal bromine ini selanjutnya akan bereaksi dengan ozon membentuk oksigen dan bromoksida. Kemudian bromoksida bereaksi dengan ozon hingga terbentuk kembali radikal bromine dan gas oksigen, dan selanjutnya terjadi reaksi berantai. Menurut penelitian, bromine dari metil bromide enampuluh kali lebih effektif dalam merusak ozon dibandingkan dengan khlor dari CFC. F. Dampak Deplesi Ozon Dampak deplesi ozon pada dasarnya berpangkal pada meningkatnya radiasi sinar ultraviolet-B (panjang gelombang 280-320 nm) ke bumi karena berkurangnya lapisan ozon yang menerapnya di lapisan stratosfir. Karena sinar yang bergelombang pendek ini mempunyai energi yang sangat besar, maka sinar ini mempunyai pengaruh pada sel hidup. Menurut perkiraan Badan Proteksi Lingkungan Amerika Serikat (US EPA) hanya dengan pengurangan ozon sebesar 5% saja akan menyebabkan dampak antara lain sebagai berikut:

1. Meningkatnya kasus kanker kulit melanoma, yang sering berakibat fatal. 2. Menaikkan kasus katarak dan kerusakan mata, kulit terbakar matahari, dan kanker mata pada sapi. 3. Menurunkan daya kekebalan tubuh (imunitas) manusia hingga mudah sakit. 4. Menurunkan laju pertumbuhan daun dan batang pada jenis-jenis kapas, melon, dan kol. 5. Menurunkan kapasitas produksi pada beras, jagung, dan kedelai. 6. Menurunkan kemampuan fotosintesis, kemampuan reproduksi, dan pertumbuhan ekosistem akuatik laut dan peraairan tawar. 7. Merusak bahan-bahan plastic dan polimer. Dari beberapa dampak di atas dapat disimpulkan juga bahwa deplesi lapisan ozon ini selain membawa dampak pada kesehatan akhirnya akan berdampak besar pada sosialekonomi masyarakat. G. Penyelesaian Masalah Karena penyebab utama deplesi lapisan ozon adalah CFC, Halon, metalbromida, serta bahan perusak ozon lainnya, maka usaha yang pertama adalah segera mengurangi dan menghentikan pemakaian dan memproduksi bahan-bahan itu, antara lain dengan cara-cara berikut: 1. 2. 3. 4. 5. Penghentian penggunaan CFC sebagai bahan penyemprot/aerosol. Penghentian penggunaan metilbromida dalam penyemprotan hama. Penghentian produksi busa plastik yang menggunakan CFC. Penggantian bahan pendingin CFC/Freon pada AC/kulkas dengan bahan lainnya. Penggantian halon pada pemadam kebakaran.

Kepedulian industri, pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan masyarakat umum sangat diharapkan untuk mengambil tindakan dalam menghadapi kecenderungan meningkatnya bahaya tersebut, dengan cara mengurangi dan menghapuskan penggunaan Bahan Perusak ozon tersebut sehingga apabila upaya-upaya tersebut sepenuhnya dilaksanakan, dperkirakan lubang ozon dapat menutup sempurna pada tahun 2050. Dukungan internasional untuk melindungi lapisan ozon dimulai sejak Konvensi Wiena pada bulan Maret 1989, dimana disepakati oleh 20 negara untuk mengurangi penggunaan CFC dan melakukan studi lanjut tentang effek CFC pada lapisan ozon. Kemudian pada September 1987 lahir kesepakatan international ke dua yang lebih dikenal dengan nama Protokol Montreal, disini 27 negara peserta sepakat untuk membatasi produksi CFC dan halon. Hingga tahun 2000 Protokol Montreal ini telah diratifikasi oleh 160 negara dan telah dimodifikasi dengan amandemen London (1990), amandemen Copenhagen (1992), dan amandement Montreal (1997). Tujuan utama dari amandemen-amandemen ini ialah untuk mempercepat phasing out CFC dan halon.

Pemerintah Indonesia sehubungan dengan ini telah mengeluarkan Peraturan Menteri Perindustrian dan Perdagangan no. 110/MPP/Kep/1/98 and no 111/MPP/Kep/1/98 dan diamandemen dengan keputusan no. 410/MPP/Kep/9/98 dan no. 411/MPP/Kep/9/98 yang isinya antara lain larangan importasi CFC dan barang-barang yang berisi CFC, serta pembuatan barang yang menggunakan CFC sejak awal 1998. Disamping itu juga digiatkan sosialisasi tentang penghentian penggunaan CFC dan penggunaan bahan penggantinya, baik melalui seminar-seminar atau penjelasan langsung oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Bapedal.

Anda mungkin juga menyukai