SEHARI-HARI
A. Pengertian Atmosfer
Istilah atmosfer berasal dari dua suku kata, yaitu atmos yang artinya uap atau gas
dan sphaira yang artinya lapisan. Jadi secara harfiah, atmosfer adalah berbagai macam gas
yang menyelimuti bumi. Partikel-partikel gas yang mengisi atmosfer terdiri atas tiga
kelompok, yaitu udara kering, uap air, dan aerosol (Mu’in, 2004).
Ilmu yang mempelajari atmosfer adalah meteorologi. Atmosfer merupakan media
penerima dan perjalanan gas-gas buang/ bahan pencemar, terutama pada lapisan troposfer.
Troposfer meliputi ruang mulai permukaan bumi sampai ketinggian + 10 km atau 33.00 ft
dengan volume kurang lebih 5,1 X 10 9 Km 3. lapisan ini mengandung sekitar 75% massa
dari atmosfir.
Atmosfer adalah lapisan udara yang mengelilingi bumi. Atmosfer terdiri atas
beberapa gas yang dipertahankan oleh gravitasi bumi dan digunakan untuk melindungi bumi.
Udara kering pada atmosfer mengandun gas nitrogen +78%, oksigen + 21%, karbon dioksida
0,03%, argon 0,9%, metana, kalium, dan lain- lain +0,07 %.
Untuk lebih spesifikasinya yaitu dengan terjadi peristiwa hujan. Bumi kita terdiri atas
dua per tiga air. Air ada dimana-mana, di samudra, lautan sungai, kali, parit, bak mandi,
bahkan di tubuh kita. Air ini akan mengalami penguapan oleh sinar matahari. Uap air juga
bisa berasal dari transpirasi tumbuhan dan hewan, juga manusia. Uap air ini selanjutnya
terkumpul di udara lalu mengalami kondensasi (pemadatan. Dari hasil kondensasi ini kita
bisa melihat awan. Awan-awan itu akan bergerak ke tempat yang berbeda dengan bantuan
hembusan angin baik secara vertikal maupun horizontal. Gerakan angin vertikal ke atas
menyebabkan awan bergumpal. Gerakan angin tersebut menyebabkan gumpalan awan
semakin membesar dan saling bertindih-tindih. Akhirnya gumpalan awan berhasil mencapai
atmosfir yang bersuhu lebih dingin. Di sinilah butiran-butiran air dan es mulai terbentuk.
Lama-kelamaan angin tidak dapat lagi menopang beratnya awan dan akhirnya awan yang
sudah berisi air ini mengalami presipitasi, maka jatuhlah air tersebut yang kemudian
dinamakan hujan.
Banyaknya hujan yang jatuh pada suatu tempat di bumi dapat diketahui dengan
mengukur besarnya curah hujan tersebut menggunakan alat penakar hujan. Ada pula
beberapa sebutan untuk alat penakar hujan yaitu sering disebut fluviometer ataupun
ombrometer. Curah hujan atau presipitasi adalah banyaknya air hujan atau kristal es yang
jatuh hingga permukaan bumi. Alat pengukur curah hujan berfungsi untuk mengukur jumlah
hujan yang jatuh selama sehari di dalam suatu gelas ukur. Alat pencatat hujan otomatik
berfungsi mencatat secara otomatis jumlah curah hujan pada kertas pencatat yang setiap hari
atau minggu diganti dengan yang baru. Cara menghitung curah hujan dalam sebulan adalah
dengan menjumlah curah hujan di tiap hari dalam satu bulan.
Besarnya curah hujan tidak merata di setiap wilayah Indonesia. Jumlah curah hujan
tidak sama sepanjang tahun, paling banyak ialah selama bertiup angin musim barat. Ada
bermacam-macam jenis hujan yang dapat dijelaskan berikut ini.
1. Hujan zenithal, adalah hujan yang terjadi di daerah tropis, disebut juga hujan naik
ekuatorial, biasa terjadi pada waktu sore hari setelah terjadi pemanasan maksimal
antara pukul 14.00–15.00. Di daerah tropis selama setahun mengalami dua kali hujan
zenithal, sedangkan daerah lintang 23½° LU/LS mengalami satu kali hujan zenithal. Di
daerah tropis, daerah lintang 10° LU–10° LS, hujan ini terjadi bersamaan waktunya
dengan kedudukan matahari pada titik zenitnya, atau beberapa waktu sesudahnya.
2. Hujan muson, adalah hujan yang terjadi di daerah-daerah muson. Hujan zenithal di
daerah muson mengalami perubahan karena daerahdaerah ini dipengaruhi oleh angin
muson.
3. Hujan siklonal, adalah hujan yang terjadi karena udara panas naik disertai angin
berputar atau cyclon. Karena kondisi di atas dingin, udara menjadi jenuh, dan setelah
itu terjadilah prosesi kondensasi yang menimbulkan awan dan akhirnya hujan siklonal
terjadi.
4. Hujan musim dingin, adalah hujan yang terjadi di daerah-daerah subtropis. Daerah
subtropis di pesisir barat kontinen-kontinen pada waktu musim dingin mengalami
hujan, ketika matahari berada pada posisi nadir. Daerah hujan musim dingin, antara
lain: Portugal, Spanyol, Afrika Utara, Palestina, Mesopotamia, dan California Barat
Daya.
5. Hujan musim panas, adalah hujan yang terjadi di daerah subtropis, di sekitar pesisir
timur kontinen-kontinen. Daerahnya terletak antara 30°– 40° LU/LS, yaitu sebelah
tenggara Amerika Serikat, Argentina Utara, Uruguay, Cina Timur, Jepang, dan lain-
lain.
6. Hujan frontal, adalah hujan yang terjadi jika massa udara yang dingin dengan kekuatan
besar memecah massa udara yang panas dan kemudian massa yang lebih ringan
terangkat ke atas. Pergolakan udara dengan pusaran-pusaran bergerak ke atas sehingga
bertemulah massa udara panas dan dingin yang dibatasi oleh garis yang disebut garis
front. Di sekitar garis inilah terbentuk awan yang bergumpal dan bergerak ke atas
dengan cepat sehingga terjadilah hujan lebat atau hujan frontal.
7. Hujan pegunungan atau hujan orografis, adalah hujan yang terjadi di daerah
pegunungan, di mana udara yang mengandung uap air bergerak naik ke atas
pegunungan. Gerakan itu menurunkan suhu udara tersebut sehingga terjadi kondensasi
dan turunlah hujan pada lereng yang berhadapan dengan arah datangnyaangin.
Beberapa daerah yang jarang turun hujan adalah di daerah pedalaman benua.
Misalnya, Gurun Sahara, Gurun Gobi, Daerah Tibet, Semenanjung Arabia, pedalaman Persia,
Turkistan, bagian barat Afrika Selatan, dan di sebagian daerah subtropis. Sebutan daerah
basah dan kering sangat dipengaruhi oleh banyak sedikitnya curah hujan yang turun di daerah
tersebut. Daerah basah mempunyai curah hujan tinggi, di atas 3.000 mm/tahun. Contohnya
adalah Dataran Tinggi Sumatra Barat, Sibolga, Ambon, Bogor, Batu Raden, dan Dataran
Tinggi Irian Jaya (Papua). Daerah kering mempunyai curah hujan rendah, kurang dari 1.000
mm/tahun. Contohnya adalah daerah padang rumput di Nusa Tenggara dan sekitar Palu dan
Luwuk di Sulawesi Tengah.
Daerah di sekitar garis ekuator 0°–10° LU/LS secara umum merupakan daerah panas
dan daerah dingin terletak antara 66 ½°–90° LU/LS. Di samping itu, letak lintang dan tinggi
tempat menentukan panas dinginnya suatu daerah di muka bumi.
Gambar . Pohon berfungi menyerap CO2, penghasil O2 dan penyimpan karbon (foto oleh Aep
Syaepul R.).
4. Sebagai Tabir Penghalang Bagi Benda Luar Angkasa Yang Jatuh Dan
Mengurangi Dampak Tumbukan Ke Permukaan Bumi
Untuk peranan yang kali ini sangat berkaitan pada lapisan Mesosfer yang merupakan
lapisan dengan ketinggian antara 50-80 km. Pada lapisan ini, makin bertambah ketinggian
maka suhu akan makin turun. Pada ketinggian sekitar 50 km, suhu berkisar 5°C, sedangkan
pada lapisan puncaknya yang disebut mesopause, suhu berkisar –95°C. Gas pada lapisan ini
tidak terlalu padat. Pada lapisan ini, tidak ada sirkulasi udara. Lapisan ini berfungsi
menyaring benda-benda angkasa (meteor) yang akan jatuh ke bumi karena tarikan gravitasi
Diantara funginya adalah:
(1) Mesosfer berfungsi sebagai lapisan pelindung bumi dari kejatuhan meteor. Meteor yang
menuju bumi akan terbakar dan hancur sebelum sampai di permukaan bumi.
(2) Temperatur berkisar antara –50°C sampai 70°C.
(3) Mesosfer terletak di antara lapisan stratopause dan mesopause. Lapisan peralihan antara
mesosfer dengan stratosfer disebut mesopause.
Gambar: contoh lapisan yang siap menghancurkan benda apa saja yang berusaha menembus
ke permukaan bumi.
5. Menjaga Temperatur Bumi.
Tanpa atmosfer, temperatur bumi pada siang dan malam dapat berbeda drastis.
Temperatur siang akan tinggi sekali dan temperatur malam akan rendah sekali. Atmosfer
menjaga agar temperatur antara siang dan malam hari tidak terlalu jauh berbeda.
6. Sebagai Pemantul Gelombang Radio Yang Digunakan Dalam Proses
Telekomunikasi.
Lapisan termosfer merupakan lapisan atmosfer yang paling tinggi. Ketinggiannya
berkisar > 80 km. Pada lapisan ini, terdapat molekul-molekul oksigen dan nitrogen. Makin
tinggi lapisan termosfer, maka temperaturnya akan makin tinggi pula. Pada kisaran tinggi 480
km, temperatur dapat mencapai 1,23°C. Sementara, pada kisaran tinggi 120 km, suhunya
mencapai -38°C, dan pada lapisan paling bawah, suhu berkisar antara -95°C. Termosfer
adalah zona terakhir atmosfer sebelum menyentuh angkasa hampa. Di dalamnya terdapat
lapisan eksosfer, di mana molekul-molekul gas bumi terlepas ke ruang angkasa. Gejala
aurora tercipta di lapisan terbawah termosfer dari kedua kutub.
Pada lapisan termosfer, terjadi proses ionisasi. Ionisasi merupakan proses di mana
elektron pada partikel-partikel yang ada pada termosfer bertambah atau berkurang. Oleh
sebab itu, lapisan ini disebut pula sebagai lapisan ionosfer. Karena peristiwa ionisasi tersebut,
lapisan termosfer bermuatan listrik. Partikel ion yang terbentuk pada lapisan ini berfungsi
sebagai pemantul gelombang radio, sehingga sangat membantu dalam bidang komunikasi.
Lapisan pemantul gelombang radio disebut lapisan Kennelly Heaviside dan lapisan Apleton.
Gambar: satelit yang siap menagkap pantulan dari gelombang radio yang telah dipantlkan
lebih
dahulu oleh pemancar di bumi.
Demikianlah diantara peranan penting atmosfer bumi yang berdampak positif bagi
kehidupan manusia, dan masih banyak lagi peranan-peranan lainnya jika kita mau
mengkajinya lebih dalam lagi.