Anda di halaman 1dari 123

TUGAS AKHIR

ANALISIS KONSENTRASI UDARA AMBIEN CO DI JALAN


ALTERNATIF CAR FREE DAY KOTA MAKASSAR MENGGUNAKAN
PROGRAM CALINE-4

FEBRIYANTI S. ABDULLAH

D121 14 024

DEPARTEMENT TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS HASANUDDIN
2018

iii
iii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah


Subhanahuwata’ala karena atas berkat rahmat dan ridhoNyalah sehingga penulis
dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir dengan judul “Analisis Konsentrasi
Udara Ambien CO Di Jalan Alternatif Car Free Day Kota Makassar
Menggunakan Program Caline-4 ”. Shalawat dan salam semoga tercurahkan
kepada junjungan Nabi Muhammad SAW pimpinan dan sebaik-baik teladan bagi
ummat yang membawa manusia dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang
benderang.
Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis banyak mengalami hambatan,
namun berkat bantuan, bimbingan, dan kerjasama yang ikhlas dari berbagai pihak,
akhirnya tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik. Pencapaian tugas akhir
ini tidak terlepas dari jasa-jasa orang tua penulis. Ungkapan terima kasih yang
tulus penulis persembahkan untuk kedua orang tua tercinta Ayahanda Said
Abdullah dan Ibunda Mardia Hamisi yang tiada hentinya memberikan support,
nasehat dan doa – doa yang senantiasa mengiringi setiap langkah dan yang telah
mencurahkan segenap kasih sayang yang tak terbatas serta segala bentuk motivasi
yang telah diberikan kepada penulis selama menempuh pendidikan sampai di
tingkat perguruan tinggi.
Dalam proses penyusunan hingga terselesaikannya tugas akhir ini, penulis
sangat terbantu oleh banyak pihak, karenanya penulis ingin mengucapkan rasa
terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Muhammad Arsyad Thaha, MT., selaku Dekan Fakultas
Teknik Universitas Hasanuddin.
2. Bapak Prof. Baharuddin Hamzah, ST.,M.Arch.,Ph.D. selaku Wakil Dekan
dan Pembantu Dekan I Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.
3. Ibu Dr. Ir. Hj. Sumarni Hamid Aly, MT., selaku Ketua Departemen Teknik
Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.
4. Bapak Dr. Ir. H. Mubassirang Pasrah, ST., MT., selaku Dosen Pembimbing
I dan Ibu Rasdiana Zakaria ST., MT., selaku Dosen Pembimbing II yang

iii
telah memberikan arahan dan bimbingan, meluangkan waktu di tengah
kesibukannya selama penulis melaksanakan penelitian dan penyusunan
tugas akhir ini, dan juga selalu memberikan semangat selama penulis
melaksanakan penelitian dan penyusunan tugas akhir.
5. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Teknik Departemen Teknik Lingkungan atas
bimbingan, arahan, didikan, dan motivasi yang telah diberikan selama
kurang lebih empat tahun.
6. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin atas
segala bantuannya selama penulis menempuh perkuliahan terutama kepada
staf S1 Teknik Lingkungan Ibu Sumiati dan Kak Olan.
7. Untuk partner TA saya Herliani, terima kasih atas kerjasama timnya yang
selalu setia menemani, membantu dan mendukung mulai dari pengurusan
alat dan pengambilan data hingga penulisan tugas akhir ini selesai.
8. Untuk sahabatku Nia ibrahim, nadya meidiana yang selalu memberikan
dukungan dan nasihat yang tiada hentinya selama masa perkuliahan hingga
penyelesaian tugas akhir ini.
9. Untuk Zidakong 09 (Mitra, kiki, ode, lulu, sela, umi, tanti dan nita) terima
kasih atas support dan bantuan yang telah dilakukan selama masa kuliah
hingga penyelesaian tugas akhir ini.
10. Untuk tari, famas terima kasih telah meluangkan waktu dan dukungan
dalam pengambilan data hingga penyelesaian tugas akhir ini.
11. Untuk teman-teman Teknik Lingkungan 2014 atas segala bantuan dan
dorongan selama perkuliahan.
12. Untuk Saudara dan saudariku Portal 2015, Terima kasih telah memberikan
cerita, telah memberikan warna-warni dalam dunia perkuliahan, dan telah
mengajarkan arti persaudaraan, tetap semangat, tetap berikan warna pada
2014.
13. Dan kepada rekan, sahabat, saudara dan berbagai pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapakan banyak terimakasih atas
setiap bantuan dan doa yang diberikan.

iv
Semoga Allah SWT membalaskan kebaikan kebada kalian semua. Penulis
menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun, penulis
berharap tugas akhir ini memberikan manfaat bagi pembaca. Akhir kata semoga
tugas akhir ini memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Gowa 20 November 2018


Penulis,

Febriyanti S. Abdullah
D121 14 024

v
ANALISIS KONSENTRASI UDARA AMBIEN CO DI JALAN
ALTERNATIF CAR FREE DAY KOTA MAKASSAR MENGGUNAKAN
CALINE-4
Mubassirang Pasrah 1), Rasdiana Zakaria 2), Febriyanti S. Abdullah3)

1 Departemen Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin


Kampus Teknik Gowa, Poros Malino Km. 6 Bontomarannu, Gowa, Sulawesi
Selatan
2 Departemen Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

ABSTRAK

Salah satu dari program pemerintah di kota Makassar dalam menurunkan


pencemaran udara adalah melaksanakan kegiatan Car Free Day di hari minggu.
Pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan di tiga Lokasi Kegiatan Car Free Day
yaitu di Jl. Boulevard, Jl. Karunrung dan Pantai Losari. Namun setelah kegiatan
tersebut berlangsung, maka jalan tersebut ditutup dan akan menimbulkan
beberapa dampak yaitu terjadinya peningkatan pencemaran udara di sekitar
jalan alternatif karena adanya perubahan arus lalu lintas, dimana jalan alternatif
dari ketiga Lokasi yang diadakan dikegiatan Car Free Day yaitu Jl. Ance Daeng
Ngoyo, Jl. Karunrung dan Jl. Haji Saleh Daeng Tompo. Penelitian ini membahas
seberapa besar peningkatan konsentrasi CO dan jumlah kendaraan bermotor
pada hari minggu yang dibandingkan dengan hari senin yang mewakili hari
kerja, kemudian membuat estimasi sebaran pencemaran udara di ketiga Jalan
alternatif dari kegita lokasi Car Free Day. Metodologi yang dilakukan adalah
dengan melakukan pengukuran langsung dengan menggunakan alat impinger,
dan menghitung volume kendaraan ditiap titik yang telah ditentukan, kemudian
dianalisis menggunakan software CALINE-4 dan Surfer 15. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa estimasi dampak polutan CO tertinggi pada saat car free
day dan non-car free day di jalan Ance daeng ngoyo terjadi pada reseptor Masjid
Ar-rahman sebesar 3,6 ppm dan 3,4 ppm, Jalan Karunrung terjadi pada reseptor
Endekado sebesar 9,3 ppm dan 8,1 ppm, jalan Haji Saleh Daeng Tompo sebesar
5,5 ppm pada reseptor design centre dan 4,1 pada reseptor warung makan nasi
uduk. Pola sebaran CO dipengaruhi oleh arah angin dan kecepatan angin serta
faktor emisi.

Kata Kunci : Car Free Day, Volume kendaraan, Polutan CO, Penyebaran
Polutan, Program, Reseptor

vi
ANALYSIS OF AMBIEN CO AIR CONCENTRATION IN THE ROAD OF
ALTERNATIVE CAR FREE DAY CITY OF MAKASSAR USING
CALINE-4
Mubassirang Pasrah 1), Rasdiana Zakaria 2), Febriyanti S. Abdullah3)

1 Environmental Engineering Department, Faculty of Engineering, University of


Hasanuddin, Gowa Engineering Campus, Poros Malino Km. 6 Bontomarannu,
Gowa, South Sulawesi
2 Department of Environmental Engineering, Faculty of Engineering, University
of Hasanuddin

ABSTRACT
One of the government programs in the city of Makassar in removing air pollution
is carrying out Car Free Day activities on Sundays. The implementation of this
activity was carried out in three locations of Car Free Day Activities, namely on
Jl. Boulevard, Jl. Karunrung and Losari Beach. However, after the activity takes
place, the road is closed and will cause some additional disbursements to be
carried out around alternative locations because they can access it from Day Free
Cars, namely Jl. Ance Daeng Ngoyo, Jl. Karunrung and Jl. Haji Saleh Daeng
Tompo. This study discusses the magnitude of the increase in CO and the number
of motorized vehicles on the same day as the days that represent the working day,
which results in the distribution of air pollution on the road. The methodology
used is direct measurement using impinger devices, and measuring the volume of
vehicles that have been determined, then analyzed using CALINE-4 and Surfer 15
software. The results show that COESTER pollutants during car free day and non-
car free day on the Ance daeng ngoyo road occurred at the Ar-Rahman Mosque
receptor at 3.6 ppm and 3.4 ppm, Jalan Karunrung occurred at the Endekado
receptor of 9.3 ppm and 8.1 ppm, the Haji Saleh Daeng Tompo road was 5.5 ppm
at the design center receptors and 4.1 at the receptor stalls eat rice uduk. The
pattern of CO distribution distinguishes between wind direction and wind speed
and emission factors.

Keywords: Car Free Day, Vehicle Volume, CO Pollutants, Spread of Pollutants,


Programs, Receptors

vii
DAFTAR ISI

halaman

SAMPUL i

LEMBAR PENGESAHAN ii

KATA PENGANTAR iii

ABSTRAK vi

ABSTRACT vii

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR LAMPIRAN xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 3

C. Tujuan Penelitian 3

D. Manfaat Penelitian 4

E. Ruang Lingkup 4

F. Sistematika Penulisan 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Udara Ambien 7

1. Pengertian Udara Ambien 7

B. Pencemaran Udara 7

viii
1. Pengertian Pencemaran Udara 7

2. Jenis Pencemaran Udara 8

3. Sumber Pencemaran Udara 10

C. Emisi Kendaraan bermotor 11

D. Besaran Emisi Kendaraan bermotor 12

E. Karbon Monoksida (CO) 12

1. Pengertian Karbon Monoksida (CO) 12

2. Pengaruh Karbon Monoksida (CO) Terhadap Kesehatan 15

3. Baku Mutu Udara Karbon Monoksida (CO) 16

F. Car Free Day 17

1. Pengertian Car Free Day 16

G. Model Dispersi CALINE-4 18

H. Program Golden Surfer 15 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian 22

B. Tahapan Penelitian 22

C. Waktu Penelitian 24

D. Gambaran Lokasi 24

E. Peralatan Yang Digunakan 27

1. Perangkat Keras 27

2. Perangkat Lunak 29

F. Metode Pengumpulan Data 33

1. Pengumpulan Data Primer 33

ix
1. Pengumpulan Data Sekunder 34

F. Analisa Data 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi 35

B. Karakteristik Lalu Lintas 37

A. Volume Kendaraan 37

B. Nilai Besaran Emisi 42

C. Data Kecepatan dan Arah Angin 44

D. Estimasi Sebaran Polutan CO 45

1. Prediksi Polutan Jalan Ance Daeng Ngoyo Hari Minggu

Car Free day dan Hari senin (non-Car Free Day) 46

2. Prediksi Polutan Jalan Karunrung Hari Minggu Car Free day

dan Hari senin (non-Car Free Day) 48

3. Prediksi Polutan Jalan Haji Saleh Daeng Tompo Hari Minggu

Car Free day dan Hari senin (non-Car Free Day) 50

E. Pemetaan Sebaran Polutan 52

G. Data Kualitas Udara CO (Karbon Monoksida) Menggunakan Alat

Impinger 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 69

B. Saran 70

DAFTAR PUSTAKA 66

LAMPIRAN 75

x
DAFTAR TABEL

halaman

1. Nilai Faktor Emisi Kendaraan Bermotor 12

2. Sumber Pencemaran Karbon Monoksida 14

3. Faktor Emisi Kendaraan 14

4. Pengaruh Konsentrasi COHb di Dalam Darah Terhadap Kesehatan

Manusia 15

5. Baku Mutu Udara Ambien Karbon Monoksida 16

6. Lokasi Reseptor Berdasarkan Gambar Detail Lokasi Jalan 26

7. Besaran Emisi (q) Kendaraan Hari Minggu (Car Free Day) pukul

06.00-10.00 42

8. Besaran Emisi (q) Kendaraan Hari Senin (Car Free Day) pukul

06.00-10.00 43

9. Data Kecepatan dan Arah Angin 45

10. Estimasi Konsentrasi Polutan CO jl. Ance Daeng Ngoyo 46

11. Estimasi Konsentrasi Polutan CO jl. Karunrung 48

12. Estimasi Konsentrasi Polutan CO jl. Haji Saleh Daeng Tompo 51

13. Data Konsentrasi Ambien CO (Karbon Monoksida) 62

xi
DAFTAR GAMBAR

halaman

1. Seri Elemen Yang digunakan CALINE-4 19

2. Seri Elemen Yang diwakilkan Oleh Sumber Garis Terhingga Yang

Ekivalen 20

3. Representasi Elemen Sumber Garis Terbatas 20

4. Tahapan Penelitian 23

5. Peta Titik Lokasi Pengukuran Car Free Day Jl. Boulevard 25

6. Peta Titik Lokasi Pengukuran Car Free Day Jl. Jendral Sudirman 25

7. Peta Titik Lokasi Pengukuran Car Free Day Jl. Penghibur Pantai

Losari 25

8. Impinger 28

9. Alat GPSmaps 60CSx Garmin 29

10. Meteran 29

11. Counter 30

12. Apilikasi Google Earth 30

13. Software WRPLOT View 31

14. Diagram Alir Caline-4 32

15. Software Golden Surfer 15 33

16. Flowchat pengambilan data 34

17. Flowchat Analisa Data 37

18. Kegiatan Car Free Day Jl. Boulevard dan Jalan Alternatif Ance

xii
Daeng Ngoyo 35

19. Kegiatan Car Free Day Jl. Jendral Sudirman dan Jalan Alternatif

Karunrung 35

20. Kegiatan Car Free Day Jl. Penghibur dan Jalan Alternatif Haji Saleh

Daeng Tompo 36

21. Volume kendaraan untuk tipe jenis kendaraan sepeda motor atau MC pada

jalan alternatif saat kegiatan Car Free Day pantai dan non-Car Free Day 37

22. Volume kendaraan untuk tipe jenis kendaraan ringan atau LV (bensin) pada

jalan alternatif saat kegiatan Car Free Day pantai dan non-Car Free Day kota

makassar 38

23. Volume kendaraan untuk tipe jenis kendaraan ringan atau LV (solar)

pada jalan alternatif saat kegiatan Car Free Day pantai dan non-Car Free

Day kota makassar 39

24. Volume kendaraan untuk tipe jenis kendaraan berat atau truk pada jalan

alternatif saat kegiatan Car Free Day pantai dan non-Car Free Day

kota makassar. 40

25. Volume kendaraan untuk tipe jenis kendaraan berat atau HV pada jalan

alternatif saat kegiatan Car Free Day pantai dan non-Car Free Day kota

makassar. 41

26. Estimasi Konsentrasi Polutan CO Jl. Ance Daeng Ngoyo 47

27. Estimasi Konsentrasi Polutan CO Jl. Karunrung 49

28. Estimasi Konsentrasi Polutan CO Jl. Haji Saleh Daeng Tompo 51

xiii
29. Sebaran Polutan CO Jalan Ance Daeng Ngoyo pada Hari Minggi dan hari

Senin 53

30 Wind Rose Jl. Ance Daeng Ngoyo (Car Free Day)


31. Sebaran Polutan CO di Jalan Ance Daeng Ngoyo pada hari Senin (Non-

Car Free Day) 54

32. Wind Rose Jl. Ance Daeng Ngoyo (Non-Car Free Day) 55

33. Sebaran Polutan CO di Jalan Karunrung pada hari Minggu (Car Free
Day) 56

34. Wind Rose Jl. Karunrung (Car Free Day) 56

35. Sebaran Polutan CO di Jalan Karunrung pada hari Senin (Non-Car Free
Day) 57
36. Wind Rose Jl. Karunrung (Non-Car Free Day) 57

37 Sebaran Polutan CO di Jalan Hj Saleh Dg Tompo pada hari Minggu


(Car Free Day) 58

38. Wind Rose Jl. Hj Saleh Dg Tompo (Car Free Day) 59

39. Sebaran Polutan CO di Jalan Hj Saleh Dg Tompo pada hari Senin (Non-
Car Free Day) 60
40. Wind Rose Jl. Hj Saleh Dg Tompo (Non-Car Free Day) 60

41. Analisis data hasil pengukuran di laboraturium balai kesehatan kota


Makassar 62
42. Perbandingan Konsentrasi CO Hari Car Free day dan Non-Car Free
day Jl. Alternatif Kegiatan Car Free Day Kota Makassar 64
43. Perbandingan jumlah kendaraan dengan konsentrasi CO pada saat kegiatan
Car Free day dan Non-Car Free day dijalan alternatif Ance daeng ngoyo 65
44. Perbandingan jumlah kendaraan dengan konsentrasi CO pada saat kegiatan
Car Free day dan Non-Car Free day dijalan alternatif karunrung 66

xiv
45. Perbandingan jumlah kendaraan dengan konsentrasi CO pada saat kegiatan
Car Free day dan Non-Car Free day dijalan alternatif Haji Saleh Daeng
Tompo 67

xv
DAFTAR LAMPIRAN

halaman

1. Dokumentasi Penelitian 67

2. Hasil Pengukuran CO 71

3. Hasil Data Koordinat Reseptor 73

4. Predikasi Penyebaran CO dengan Apilikasi CALINE-4 77

5. Tutorial Penggunaan CALINE-4 80

6. Result CALINE-4 90

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Udara yang berada di bumi merupakan komponen yang tak dapat


dipisahkan dari kehidupan manusia. Hidup manusia sangat bergantung pada
udara yang bersih untuk bernafas dan demi kelangsungan hidupnya pada setiap
saat dan setiap waktu. Salah satu perkembangan teknologi saat ini adalah
majunya teknologi di bidang transportasi. Dampak yang ditimbulkan dari bidang
ini adalah bertambahnya jumlah kendaraan. Dengan bertambahnya jumlah
kendaraan di suatu kota dapat memicu timbulnya pencemaran udara (Haderiah,
2017).
Pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi,
dan/atau komponen lain ke dalam udara oleh kegiatan manusia, sehingga mutu
udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan atau mempengaruhi
kesehatan manusia. (Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1407 tahun 2002
tentang Pedoman Pengendalian Dampak Pencemaran Udara)
Pencemaran udara dari aktivitas kendaraan bermotor yang merupakan salah
satu polutan utama yang dihasilkan oleh aktivitas pembakaran bahan bakar
minyak kendaraan bermotor serta selalu berpindah pindah dari satu tempat ke
tempat lain dan selama perjalanannya mengeluarkan hasil pembakaran yang tak
sempurna seperti gas Karbon Monoksida (CO) (Nuryuneni, 2012).
Karbon monoksida (CO) adalah gas yang tidak berbau, tidak berwarna,
tidak memiliki rasa, dan cenderung tidak berpengaruh kepada tumbuhan atau
material tetapi memberikan dampak yang sangat buruk pada manusia. (Sutrisno,
2017).
Salah satu kota besar di Indonesia yang mengalami peningkatan jumlah
kendaraan yang sangat tinggi, yaitu Kota Makassar. Kota Makassar merupakan
salah satu kota metropolitan di Indonesia dengan tingkat kinerja lalu lintas yang
rendah. Dari hasil evaluasi Kementrian Lingkungan Hidup pada tahun 2013, Kota

1
Makassar masuk dalam Level of Service (LOS) F dimana LOS F menjelaskan
kondisi arus terhambat, kecepatan rendah, volume di atas kapasitas, banyak
berhenti. Berdasarkan evaluasi tersebut dapat diketahui bagaimana tingkat
kemacetan dan volume kendaraan di Kota Makassar. Sehubungan dengan kondisi
tersebut Kementerian Lingkungan Hidup menyatakan nilai polutan CO yang
berasal dari kendaraan bermotor di Kota Makassar dari tahun 2011 ke tahun 2012
meningkat sebesar 38.46%. Jika kondisi tersebut terus terjadi maka kesehatan
masyarakat akan terancam. (BLHD Kota Makassar. 2013)

Melalui Kepmen LH No. 15/1996 Pemerintah Indonesia telah


mencanangkan program Langit Biru. Program langit biru adalah suatu program
pengendalian pencemaran udara dari kegiatan sumber bergerak dan tidak
bergerak. Di dalam program tersebut terdapat banyak program sebagai pendukung
pencegahan pencemaran udara. Salah satunya adalah program car free day (CFD).

Dikota makassar sendiri salah satu program pemerintah untuk mengurangi


polusi yaitu program hari bebas kendaraan (Car Free Day). Program car free day
(CFD) dilandasi Peraturan Walikota makassar Nomor 145 Tahun 2014 tentang
ketertiban, kelancaran, dan keselamatan lalu lintas kota makassar. Kegiatan dari
Car Free Day bertujuan untuk mengurangi penggunaan dari kendaraan bermotor
sehingga pencemaran udara dapat juga menurun.

Dalam kegiatan car free day kota makassar banyak aktivitas-aktivitas yang
dapat dilakukan oleh masyarakat, seperti berolahraga, berekreasi, dan berjualan,
hal tersebut menjadi daya tarik masyarakat untuk datang ke kegiatan car free day.
Banyaknya masyarakat yang datang mempengaruhi jumlah kendaraan yang parkir
di sekitar area car free day karena jalan yang digunakan oleh kegiatan car free
day ditutup dan tidak dapat dijadikan tempat parkir. Jalan yang ditutup akibat
adanya pelaksanaan car free day pun menyebabkan masyarakat mencari jalur
alternatif untuk mencapai tempat tujuan dan menyebabkan penumpukan
kendaraan sehingga tingkat polusi pada jalur alternatif tersebut meningkat seiring
dengan semakin banyaknya kendaran yang melewati jalur tersebut.

2
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu adanya penelitian untuk
mengetahui besarnya konsentrasi ambien Karbon Monoksida (CO) di jalan
alternatif sekitar area kegiatan Car Free Day dikota Makassar dan untuk
mengetahui pola sebaran serta estimasi dampak polutan yang diterima pada
lingkungan sekitar. Estimasi yang dihasilkan dari penelitian ini yaitu berupa
prediksi besaran dampak polutan di jalan alternatif di tiga kawasan kegiatan car
free day yakni Car Free Day Pantai Losari, Car Free Day Jl. Jendral Sudirman
dan Car Free Day Jl. Boulevard. Salah satu cara untuk mengetahui hal tersebut
yaitu dengan menggunakan pemodelan CALINE-4. Dari model CALINE-4 ini kita
dapat mengestimasi sebaran polutan dan besaran dampaknya pada lingkungan
disekitar lokasi pengamatan.

Maka dari itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian sebagai Tugas
Akhir dengan judul :
“Analisis Konsentrasi Udara Ambien CO Di Jalan Alternatif Car Free
Day Kota Makassar Menggunakan Program CALINE-4”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa


permasalahan diantaranya :

1) Bagaimana pengaruh jumlah kendaraan terhadap besaran emisi CO dikota


makassar pada saat Car Free Day dan non-Car Free Day
2) Bagaimana pola sebaran konsentrasi Udara ambien Karbon Monoksida
(CO) di Jalan Alternatif kawasan kegiatan Car Free Day Kota Makassar
menggunakan Caline-4.
3) Berapa tingkat konsentrasi Udara ambien Karbon Monoksida (CO) di
jalan alternatif kawasan Kegiatan Car Free Day kota makassar.

C. Tujuan Penelitian

Adapun beberapa tujuan penelitian ini sebagai berikut :

3
1) Pengaruh jumlah kendaraan terhadap besaran emisi kendaraan bermotor di
jalan alternatif kawasan Kegiatan Car Free Day kota makassar.
2) Mengetahui pola sebaran emisi Karbon Monoksida (CO) di jalan alternatif
kawasan kegiatan Car Free Day Kota Makassar berbasis pemodelan
CALINE-4
3) Mengetahui besarnya Konsentrasi Udara Ambien Karbon Monoksida
(CO) saat diadakan kegiatan Car Free Day dan non-Car Free Day di jalan
alternatif kawasan kegiatan Car Free Day Kota Makassar.

D. Ruang Lingkup Wilayah

Adapun batasan – batasan dari penelitian ini yaiu :

1) Parameter pencemar yang digunakan dalam permodelan dan pemantauan


adalah Karbon Monoksida (CO)
2) Lokasi penelitian yaitu di Lokasi kegiatan Car Free Day Jl. Pengayoman
yakni Jl. Ance Daeng Ngoyo, Lokasi kegiatan Car Free Day Jl. Jendral
Sudirman yakni Jl. Karunrung, dan di Lokasi kegiatan Car Free Day
Pantai Losari yakni Jl. Hj Saleh Daeng Tompo
3) Penelitian dilakukan pada saat diadakan program Car Free Day dan non-
Car Free Day yaitu pukul 06.00-10.00 WITA

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu :


1). Bagi Penulis
Sebagai syarat untuk menyelesaikan studi dan mendapat gelar ST (Sarjana
Teknik) di Departemen Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas
Hasanuddin.
2). Bagi Universitas
Dapat dijadikan sebagai referensi bagi generasi-generasi selanjutnya yang
berada di Departemen Teknik Lingkungan khususnya yang mengambil

4
konsentrasi dibidang Kualitas Udara atau sejenisnya dalam pengerjaan
tugas, pembuatan laporan praktikum, atau dalam tahap penyusunan tugas
akhir.

3). Bagi Masyarakat


Memberikan pengetahuan bagi masyarakat pengunjung kegiatan Car Free
Day dan pengguna jalan raya mengenai besaran pencemaran polutan
Karbon Monoksida (CO) yang telah dihasilkan oleh kendaraan pada Jalan
alternatif kawasan lokasi kegiatan Car Free Day.

F. Sistematika Penulisan

Penulisan laporan penelitian tugas akhir ini terdiri dari beberapa bab dimana
masing-masing bab membahas masalah tersendiri, selanjutnya sistematika laporan
ini sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, identifikasi permasalahan


objek tugas akhir, maksud dan tujuan, batasan masalah, dan bagaimana
sistematika penulisannya.

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

Bab ini menjelaskan suatu landasan teori dari suatu penelitian tertentu atau
karya ilmiah sering juga disebut sebagai studi literatur atau tinjauan pustaka.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Menjelaskan mengenai langkah-langkah atau prosedur pengambilan dan


pengolahan data hasil penelitian.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Menyajikan data-data hasil penelitian yang telah dikumpulkan, analisis data,


hasil analisis data dan pembahasannya.

5
BAB 5 PENUTUP

Dalam bab ini berisi kesimpulan dari hasil analisis data yang telah dilakukan serta
saran.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Udara Ambien

1. Pengertian Udara Ambien

Udara merupakan komponen yang membentuk atmosfer bumi, yang


membentuk zona kehidupan pada permukaan bumi. Udara terdiri dari berbagai
gas dalam kadar yang tetap pada permukaan bumi, kecuali gas metana, ammonia,
hidrogen sulfida, karbon monoksida dan nitrogen oksida mempunyai kadar yang
berbeda - beda tergantung daerah/lokasi

Udara ambien adalah udara bebas di permukaan bumi yang berada pada
lapisan troposfer yang dibutuhkan dan dapat mempengaruhi kesehatan manusia,
makhluk hidup serta unsur lingkungan hidup lainnya. Udara ambien, berdasarkan
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengenalan Pencemaran Udara,
adalah udara bebas di permukaan bumi pada lapisan troposfer yang berada di
dalam wilayah yuridis Republik Indonesia yang dibutuhkan dan memengaruhi
kesehatan manusia, makhluk hidup, dan unsur lingkungan hidup lainnya.

Menurut PP No 41 Tahun 1999, Mutu udara ambien adalah kadar zat, energi
atau komponen lain yang ada di udara bebas. Status mutu udara ambien adalah
keadaan mutu udara disuatu tempat pada saat dilakukan inventarisasi (Paerunan,
2015)

B. Pencemaran udara

1. Pengertian Pencemaran Udara

Pencemaran udara adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,


energi atau komponen lain ke udara oleh kegiatan manusia atau proses alam,
sehingga kualitas udara menurun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan

7
peruntukannya. (Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan
Hidup R.I No. KEP-03/MENKLH/II/1991).

Menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian


Pencemaran Udara, pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat,

energi, dari komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia,
sehingga

mutu udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien
tidak dapat memenuhi fungsinya.

Menurut mukono 2008, yang dimaksud pencemaran udara aadalah


bertambahnya bahan atau substrat fisik atau kimia ke dalam lingkungan normal
yang mencapai sejumlah tertentu, sehingga dapat dideteksi oleh manusia (atau
yang dapat dihitung dan diukur) serta dapat memberikan efek pada manusia,
binatang, vegetasi dan mineral (Wahyu, 2012)

Pencemaran udara dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang berbeda


tingkatan dan jenisnya, tergantung dari macam, ukuran dan komposisi kimianya.
Gangguan tersebut terutama terjadi pada fungsi faal dari organ tubuh seperti paru-
paru dan pembuluh darah, iritasi pada mata dan kulit. Pencemaran udara karena
partikel debu biasanya menyebabkan penyakit pernapasan seperti bronkhitis,
asma, kanker paru-paru. Gas pencemar yang terlarut dalam udara dapat langsung
masuk ke dalam paru-paru dan selanjutnya diserap oleh sistem peredaran darah
(Kemenlh, 2007).

2. Jenis pencemaran udara

Ada beberapa jenis pencemaran udara, yaitu (Sunu, 2001) :


 Berdasarkan Bentuk
1. Gas, adalah uap yang dihasilkan dari zat padat atau zat cair karena dipanaskan
atau menguap sendiri. Contohnya: CO2, CO, SOx, Nox

8
2. Partikel, adalah suatu bentuk pencemaran udara yang berasal dari zarah -
zarah kecil yang terdispersi ke udara, baik berupa padatan, cairan, maupun
padatan dan cairan secara bersama - sama. Contohnya: debu, asap, kabut, dan
lain - lain.

 Berdasarkan Tempat
1. Pencemaran udara dalam ruang (indoor air pollution) yang disebut juga udara
tidak bebas seperti di rumah, pabrik, bioskop, sekolah, rumah sakit, dan
bangunan lainnya. Biasanya zat pencemarnya adalah asap rokok, asap yang
terjadi di dapur tradisional ketika memasak, dan lain - lain.
2. Pencemaran udara luar ruang (outdoor air pollution) yang disebut juga udara
bebas seperti asap asap dari industri maupun kendaraan bermotor.
 Berdasarkan Gangguan atau Efeknya Terhadap Kesehatan
1. Irritansia, adalah zat pencemar yang dapat menimbulkan iritasi jaringan
tubuh, seperti SO2, Ozon, dan Nitrogen Oksida.
2. Aspeksia, adalah keadaan dimana darah kekurangan oksigen dan tidak
mampu melepas Karbon Dioksida. Gas penyebab tersebut seperti CO, H2S,
NH3, dan CH4.
3. Anestesia, adalah zat yang mempunyai efek membius dan biasanya
merupakan pencemaran udara dalam ruang. Contohnya; Formaldehide dan
Alkohol.
4. Toksis, adalah zat pencemar yang menyebabkan keracunan. Zat penyebabnya
seperti Timbal, Cadmium, Fluor, dan Insektisida.

 Berdasarkan Susunan Kimia


1. Anorganik, adalah zat pencemar yang tidak mengandung karbon seperti
asbestos, ammonia, asam sulfat, dan lain - lain.
2. Organik, adalah zat pencemar yang mengandung karbon seperti pestisida,
herbisida, beberapa jenis alkohol, dan lain – lain.

 Berdasarkan asalnya

9
1. Primer, adalah suatu bahan kimia yang ditambahkan langsung ke udara yang
menyebabkan konsentrasinya meningkat dan membahayakan. Contohnya:
CO2, yang meningkat diatas konsentrasi normal.
2. Sekunder, adalah senyawa kimia berbahaya yang timbul dari hasil reaksi
antara zat polutan primer dengan komponen alamiah. Contohnya : Peroxy
Acetil Nitrat (PAN)

3. Sumber pencemaran udara

Pencemaran udara terjadi akibat dilepaskannya zat pencemar dari berbagai


sumber ke udara. Sumber-sumber pencemaran udara dapat bersifat alami ataupun
dapat pula antropogenik (aktifitas manusia). Menurut Pasal 1 ayat (3) Peraturan
Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara,
sumber pencemar adalah setiap usaha dan/atau kegiatan yang mengeluarkan
bahan pencemar ke udara yang menyebabkan udara tidak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya.

Menurut Soedomo (2001), sumber pencemaran dapat merupakan kegiatan


yang bersifat alami (natural) dan kegiatan antropogenik. Contoh sumber alami
adalah akibat letusan gunung berapi, kebakaran hutan, dekomposisi biotic, debu,
spora tumbuhan dan lain sebagainya. Pencemaran udara akibat aktivitas manusia
(kegiatan antropogenik), secara kuantitatif sering lebih besar misalnya sumber
pencemar akibat aktivitas transportasi, industri, persampahan baik akibat proses
dekomposisi ataupun pembakaran dan rumah tangga (Ratnani, 2008).

Pencemaran udara akibat kegiatan transportasi yang sangat penting adalah


akibat kendaraan bermotor di darat. Kendaraan bermotor merupakan sumber
pencemaran udara yaitu dengan dihasilkannya gas CO, NOx, hidrokarbon, SO2
dan tetraethyl lead, yang merupakan bahan logam timah yang ditambahkan ke
dalam bensin berkualitas rendah untuk meningkatkan nilai oktan guna mencegah
terjadinya letupan pada mesin. Parameter-parameter penting akibat aktivitas ini
adalah CO, partikulat, NOx, HC, Pb, dan Sox (Fachrizal, 2018)

10
C. Emisi Kendaraan Bermotor

Menurut PP No. 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara


yang dimaksud dengan emisi adalah zat, energi dan/atau komponen lain yang
dihasilkan dari suatu kegiatan yang masuk dan/atau dimasukkannya ke dalam
udara ambien yang mempunyai dan/atau tidak mempunyai potensi sebagai unsur
pencemar. Sumber emisi adalah setiap usaha dan/atau kegiatan yang
mengeluarkan emisi dari sumber bergerak, sumber bergerak spesifik, sumber
tidak bergerak maupun sumber tidak bergerak spesifik

Emisi gas buang kendaraan adalah sisa hasil pembakaran bahan bakar
didalam mesin kendaraan yang dikeluarkan melalui sistem pembuangan mesin,
sedangkan proses pembakaran adalah reaksi kimia antara oksigen di dalam udara
dengan senyawa hidrokarbon di dalam bahan bakar untuk menghasilkan tenaga
dalam reaksi yang sempurna, maka sisa hasil pembakaran adalah berupa gas
buang yang mengandung karbondioksida (CO2), uap air (H2O), Oksigen (O2) dan
Nitrogen (N2). Dalam prakteknya, pembakaran yang terjadi di dalam mesin
kendaraan tidak selalu berjalan sempurna sehingga di dalam gas buang
mengandung senyawa berbahaya seperti karbonmonoksida (CO), hidrokarbon
(HC), Nitrogenoksida (NOx) dan partikulat. Di samping itu untuk bahan bakar
yang mengandung timbal dan sulfur, hasil pembakaran di dalam mesin kendaraan
juga akan menghasilkan gas buang yang mengandung sulfurdioksida (SO 2) dan
logam berat (Pb).

Pengertian uji emisi kendaraan bermotor berdasarkan Peraturan Menteri


Lingkungan Hidup nomor 5 tahun 2006 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang
Kendaraan Bermotor Lama adalah uji emisi gas buang yang wajib dilakukan
untuk kendaraan bermotor secara berkala. Di dalam peraturan tersebut juga
dijelaskan bahwa pelaksanaan uji emisi di suatu daerah dievaluasi oleh Bupati
atau Walikota minimal 6 bulan sekali

11
D. Besaran Emisi Kendaraan Bermotor

Nilai fakor emisi yang digunakan adalah faktor emisi gas buang kendaraan
untuk kota metropolitan dan kota besar di Indonesia yang ditetapkan berdasarkan
kategori kendaraan berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Pengendalian Pencemaran Udara di
Daerah. Nilai faktor emisi dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Nilai Faktor Emisi


Kategori untuk CO HC NOx PM10 CO2 SO2
No. perhitungan beban g/kg
g/km g/km g/km g/km g/km
pencemar udara BBM
1 Sepeda motor 14 5,9 0,29 0,24 3180 0,008
2 Mobil 40 4 2 0,01 3180 0,026
5 Bis 11 1,3 11,9 1,4 3172 0,93
6 Truk 8,4 1,8 17,7 1,4 3172 0,82
Sumber: Peraturan Menteri LH No. 12/ 2010
Besaran emisi dapat ditentukan melalui persamaan berikut :

(1)

dimana :
q = Besaran emisi (gram/ km)
EF = Faktor emisi kendaraan (gram/ km)
V = Volume kendaraan (kendaraan/ jam)
i = Tipe/ jenis kendaraan
T = Total Kendaraan

E. Karbon Monoksida (CO)

1. Pengertian Karbon Monoksida (CO)

Karbon Monoksida (CO) adalah suatu komponen tidak berwarna, tidak


berbau, dan tidak mempunyai rasa yang terdapat dalam bentuk gas pada suhu

12
diatas -1900C. Karbon Monoksida (CO) adalah hasil pembakaran tidak sempurna
bahan karbon atau bahan-bahan yang mengandung karbon (Wahyu, 2012).

Menurut Nevers (2000) tiga perempat dari CO yang masuk ke udara berasal
dari aktivitas manusia terutama dari kendaraan bermotor yang menggunakan
mesin internal engine, internal engine merupakan sebuah mesin yang sumber
tenaganya berasal dari pengembangan gas-gas panas bertekanan tinggi hasil
campuran bahan bakar dan udara yang berlangsung di dalam ruang bakar.
Konsentrasi ambien CO yang paling tinggi berasal dari kota-kota besar, dimana
hampir semua konsentrasi CO berasal dari kendaraan bermotor. Pengendalian
yang paling efektif dari CO adalah dengan cara mengurangi emisi dari kendaraan
bermotor. CO juga dihasilkan dalam jumlah yang sedikit berasal dari proses
pembakaran, contohnya adalah dari kebakaran hutan dan proses perindustrian.

Menurut Wardhana (2004) Karbon Monoksida adalah suatu gas yang tak
berwarna, tidak berbau dan juga tidak berasa. Gas CO dapat berbentuk cairan
pada suhu di bawah -1920C. Gas CO sebagian besar berasal dari pembakaran
bahan bakar fosil dengan udara, berupa gas buangan. Kota besar yang padat lalu
lintasnya akan banyak menghasilkan gas CO sehingga kadar CO dalam udara
relatif tinggi dibandingkan dengan daerah pedesaan. Selain dari itu gas CO dapat
pula terbentuk dari proses industri. Secara alamiah gas CO juga dapat terbentuk,
walaupun jumlahnya relatif sedikit, seperti gas hasil kegiatan gunung berapi,
proses biologi dan lainlainnya.

Karbon Monoksida (CO) yang terdapat di alam terbentuk melalui salah satu
reaksi berikut :
a. Pembakaran tidak lengkap terhadap karbon atau komponen yang
mengandung karbon.
b. Reaksi antara CO2 dengan komponen yang mengandung karbon pada suhu
tinggi.
c. Penguraian CO2 menjadi CO dan O.
Asap kendaraan merupakan sumber utama bagi karbon monoksida di
berbagai perkotaan. Data mengungkapkan bahwa 60% pencemaran udara di

13
Jakarta disebabkan karena benda bergerak atau transportasi umum yang berbahan
bakar solar terutama berasal dari Angkutan Umum. Formasi CO merupakan
fungsi dari rasio kebutuhan udara dan bahan bakar dalam proses pembakaran di
dalam ruang bakar mesin diesel. Percampuran yang baik antara udara dan bahan
bakar terutama yang terjadi pada mesin-mesin yang menggunakan Turbocharge
merupakan salah satu strategi untuk meminimalkan emisi CO (Wahyu, 2012).

Sumber pencemar gas CO yang terbesar, berdasarkan hasil penelitian di


negara-negara industri, adalah berasal dari pemakaian bahan bakar fosil (minyak
dan batubara) pada mesin-mesin penggerak transportasi. Hal ini bisa dilihat pada
tabel berikut :

Tabel 2. sumber pencemar Karbon Monoksida (CO)


Sumber pencemaran Karbon
Jumlah Presentase
Monoksida (CO)
Transportasi 63,8 %
Pembakaran Stasioner 1,9 %
Proses Industri 9,6 %
Pembuangan Limbah Padat 7,8 %

Selain itu, untuk melakukan penanggulangan dalam menurunkan dampak


yang diakibatkan oleh Karbon Monoksida (CO) menurut Soedomo (2001) adalah
sebagai berikut :
1. Kontrol emisi kendaraan bermotor
2. Kontrol sumber emisi stasioner
3. Penghindaran reseptor dari lingkungan yang tercemar
Tabel 3. Faktor Emisi Kendaraan Bermotor

Jenis Kendaraan Faktor Emisi CO (g/km)

Mobil Bensin 40
Mobil Solar 2,8
Sepeda motor 14
Sumber : PERMEN LH No. 12 Tahun 2010

14
2. Pengaruh Karbon Monoksida (CO) Terhadap Kesehatan

Menurut Soedomo (2001), Karbon Monoksida dapat mempengaruhi


kesehatan, yaitu tekanan fisiologikal, terutama pada penderita penyakit
jantung, dan keracunan darah. Sedangkan menurut Gintings (1995) bahwa
CO dapat menyebabkan penurunan dari daya tampung darah untuk oksigen.
Gas CO dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan gangguan kesehatan,
bahkan juga dapat menyebabkan kematian. Gas CO apabila terhisap ke dalam
paru-paru akan mengikuti peredaran darah dan akan menghalangi masuknya
oksigen (O2) yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas
CO bersifat racun metabolis, ikut bereaksi secara metabolis dengan darah
menjadi karboksihemoglobin (COHb). Ikatan karboksihemoglobin jauh lebih
stabil dari pada ikatan oksigen dengan darah (oksihemoglobin). Keadaan ini
menyebabkan darah menjadi lebih mudah menangkap CO dan menyebabkan
fungsi vital darah sebagai pengangkut oksigen terganggu (Endro, 2017).

Tabel 4. Pengaruh Konsentrasi COHb di Dalam Darah Terhadap Kesehatan


Manusia

Konsentrasi COHb Pengaruhnya terhadap kesehatan


dalam darah (%)

<1,0 Tidak ada pengaruh

1,0-2,0 Penampilan agak tidak normal

Pengaruhnya terhadap sistem syaraf


2,0-5,0 sentral, reaksi panca indra tidak
normal, benda terlihat kabur
Perubahan fungsi jantung dan
>5,0
pulmonari

Kepala pening, mual, berkunang-


10,0-80,0
kunang, pingsan, kesukaran
bernapas, kematian
Sumber : stoker and seager, 1972

15
3. Baku Mutu Udara Karbon Monoksida (CO)

Menurut Hadihardaja (1997) untuk menghindari dampak yang diakibatkan


pencemaran udara selain menghilangkan sumbernya juga dilakukan pengendalian
dengan penetapan nilai ambang batas. Daya racun suatu bahan tergantung pada
kualitas dan kuantitas bahan tersebut. Dengan jumlah sedikit sudah
membahayakan manusia ini tidak lain karena kualitasnya cukup memadai untuk
membunuh (Endro, 2017).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 untuk baku mutu


udara ambien adalah ukuran batas atau kadar zat, energi, dan/atau komponen yang
ada atau yang seharusnya ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang
keberadaannya dalam udara ambien, Udara yang melebihi baku mutu dapat
merusak lingkungan sekitarnya dan berpotensi mengganggu kesehatan masyarakat
sekitarnya. Berikut baku mutu udara ambien untuk karbon monoksida :

Tabel 5. Baku Mutu Udara Ambien Karbon Monoksida (CO)

Waktu
Parameter Baku Mutu
pengukuran

1 jam 30.000 μg/Nm3


Karbon Monoksida (CO)
24 jam 10.000 μg/Nm3

Adapun nilai baku mutu, apabila nilai satuannya dalam ppm, maka perlu
dikonversi ke µg/m3 agar dapat langsung dibandingkan ke standar baku mutu
udara ambien. Perhitungan yang digunakan yaitu rumus pada persamaan 2 berikut
ini (Desira, 2011).

ppm = ( ) (µg/m3) ..................................................................(2)

Dimana:
P : Tekanan udara (1 atm)
M : Berat molekul/senyawa

16
R : Konstanta gas universal
T : Temperatur absolut (°K)
F. Car Free Day

1. Pengertian Car Free Day

Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau dalam bahasa Inggris disebut
sebagai Car Free Day (CFD) bertujuan untuk mensosialisasikan kepada
masyarakat untuk menurunkan ketergantungan masyarakat terhadap kendaraan
bermotor. Kegiatan ini biasanya didorong oleh aktivis yang bergerak dalam
bidang lingkungan dan transportasi. Tema penting dalam hari bebas kendaraan
bermotor, adalah tinggalkan kendaraan bermotor dirumah dan berjalan kakilah
atau gunakan kendaraan tidak bermotor ataupun menggunakan kendaraan umum
untuk Perjalanan Panjang (Indah, 2012).

Program Car Free Day merupakan salah satu program untuk mengurangi
dan mengendalikan pencemaran udara. Program Car Free Day pertama kali
dilakukan di negara Belanda dan Belgia dalam rangka mengurangi krisis energi
pada 25 November 1956 hingga 20 Januari 1957. Pada 19 April 2001 program
Earth Car Free Day pertama kali diadakan dan serentak di seluruh penjuru
dunia.Lebih dari 300.000 organisasi dan kota di seluruh dunia ikut berpartisipasi
dalam kegiatan yang diadakan oleh The Commons WC/FD program and Earth
Day Network. Pada tanggal 29 September 2009, World Car Free Day dirayakan
di Washington, D.C. Kegiatan yang dilaksanakan di sana antara lain terdiri dari
reparasi kendaraan bermotor gratis, senam yoga dan kegiatan-kegiatan lain yang
dilakukan oleh berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat (Indah, 2012).

Tanggal 22 September ditetapkan sebagai perayaan CFD Internasional. Isu


mengurangi moda transportasi bermotor dimulai sejak krisis minyak tahun 1977.
Tetapi baru pada tahun 1994 isu tersebut mulai digencarkan dan digagas lebih
serius. Pidato Eric Britton, Ilmuwan Politik dan Aktivis Lingkungan pada
Konferensi Internasional Asesibilitas Kota (International Ciudades Accesibles
Conference) di Toledo, Spanyol mengawali gerakan Car Free Day. Baru pada

17
1995 terbentuklah forum nonformal Word Car free Day Consortium yang
mendukung gerakan Car Free Day di seluruh dunia. Pertama kali hajatan ini
digelar di Inggris pada tahun 1997, selanjutnya di Perancis (1998) dan
berkembang secara masif di Eropa pada tahun-tahun berikutnya hingga pada
tahun 2000 menjadi gerakan global (Indah, 2012).

Di Indonesia, program Car Free Day pertama kali dikenal dengan program
Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB). Pelaksanaanya pertama kali
dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 21 September 2004 di sepanjang ruas Jalan
Sudirman-Thamrin. Pada hari itu seluruh kendaraan bermotor dilarang melintas di
jalan yang telah ditentukan. HBKB bertujuan untuk mensosialisasikan kepada
masyarakat untuk menurunkan ketergantungan masyarakat terhadap kendaraan
bermotor. Kegiatan tersebut biasanya didorong oleh aktivis yang bergerak dalam
bidang lingkungan dan transportasi Gagasan utama yang dipromosikan dalam
gerakan Car Free Day adalah mengembangkan transportasi massal, bersepeda dan
berjalan kaki. Dasar hukum pelaksanaan Car Free Day diperkuat dengan
beredarnya Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 426/296/SJ Tahun 2015
perihal pelaksanaan Car Free Day dan penyediaan ruang terbuka olahraga (Indah,
2012).

G. Model Dispersi CALINE-4

CALINE-4 adalah program untuk memodelkan dispersi emisi udara dari


sumber garis yang dikembangkan oleh California Departemen of Transportation
(Caltrans). Progam ini menggunakan persamaan distribusi Gaussian dan konsep
zona pencampuran untuk membuat perkiraan dispersi polutan disekitar jalan raya.
Model ini dijalankan berdasarkan model difusi Gaussian dan menggunakan
konsep zona pencampuran untuk memperkirakan dispersi polutan dekat jalan raya
dengan beberapa parameter penting, seperti kekuatan sumber (volume lalu lintas
per link dan faktor emisi), meteorologi, dan geometri lokasi. CALINE-4 dapat
memprediksi konsentrasi zat pencemar terhadap penerima dampak (reseptor)
dengan jarak 500 meter dari jalan raya. Program ini dapat memprediksi

18
konsentrasi polutan seperti Karbon Monoksida (CO), Nitrogen Dioksida (NO 2),
dan Partikulat (Endro,2017).

CALINE-4 membagi jaringan kota yang berisi sejumlah jalan menjadi link-
link, dimana setiap link merupakan garis lurus dari suatu jalan yang memiliki
karakteristik emisi yang bervariasi. Link tersebut diperlakukan sebagai sumber
garis (line source) dalam perhitungan konsentrasi pada reseptor dengan
konsentrasi total berupa penjumlahan kontribusi berdasarkan link individual dan
konsentrasi ambien akibat gambaran dispersi tertentu yang tidak terakomodasi
oleh metode Gaussian sederhana (Colls, 2002). Gambar 1 memperlihatkan seri
elemen yang didasarkan pada sudut antara jalan dan arah angin.

Gambar 1. Seri Elemen Yang Digunakan CALINE-4


Sumber : Colls (2002)

Tiap elemen dimodelkan sebagai sumber garis terhingga (Finite Line Source-
FLS) ekuivalen yang diposisikan normal (tegak lurus) terhadap arah angin dan
berpusat di titik tengah elemen. Sistem koordinat x-y dapat disejajarkan dengan
arah angina dan berpusat di tengah elemen. Tingkat emisi yang terjadi di setiap
elemen bersumber dari sepanjang FLS yang terdispersi secara Gaussian dari
elemen-elemen tersebut. Panjang dan orientasi FLS merupakan fungsi dari ukuran
elemen dan sudut antara angin – jalan (Benson, 1989).

19
Gambar 2. Seri Elemen Yang Diwakilkan Oleh
Sumber Garis Terhingga Yang Ekivalen
Sumber : Benson, 1989

Untuk mendistribusikan emisi ke dalam bentuk yang dapat dirumuskan maka


tiap elemen dibagi menjadi 3 sub elemen, yakni sub elemen pusat dan 2 sub
elemen tambahan (ZON1, ZON2, dan ZON3). Geometri sub elemen merupakan
fungsi dari ukuran elemen dan sudut angin – jalan. Tingkat rata-rata emisi
diasumsikan sama pada semua elemen agar dapat dikomputasi.

Gambar 3. Representasi Elemen Sumber Garis Terbatas


Sumber : Benson, 1989

Emisi untuk sub elemen tambahan dimodelkan berkurang secara linier


(menuju nol) pada titik akhir FLS (Benson, 1989).

20
H. Program Golden Surfer 15

Surfer merupakan salah satu perangkat lunak produk Golden Software, Inc.
Untuk pembuatan peta kontur dan pemodelan tiga dimensi yang didasarkan atas
grid. Perangkat lunak ini berperan besar dalam pemetaan kawasan. Surfer
digunakan secara luas untuk pemodelan medan, "isualisasi landscape, analisis
permukaan, pemetaan kontur, pemetaan permukaan, gridding, "olumetrics
(Elizabhet, 2015).

Surfer adalah satu perangkat lunak yang digunakan untuk pembuatan peta
kontur dan pemodelan tiga dimensi dengan mendasarkn pada grid. Perangkat
lunak ini melakan plotting data tabular XYZ tak menjadi lembar titik-titik segi
empat (grid) yang beraturan. Grid adalah serangkain garis vertikal dan horisontal
yang dalam surfer berbentuk segi empat (Elizabhet, 2015).

Sufer membantu dalam analisi kelerengan, ataupun morfologi lahan dari suatu
foto udara atau citra satelit yang telah dimiliki datum ketinggian Aplikasi lain
yang sering menggunakan surfer adalah analisis spasial untuk mitigasi bencana
alam yang berkaitan dengan faktor topografi dan morfologi lahan. Surfer dapat
memberikan gambaran secara spasial letak potensi bencana (Elizabhet, 2015).

Pada penelitian atau pun studi mengenai kualitas udara, aplikasi surfer dapat
dimanfaatkan untuk mengetahui pola penyebaran suatu zat pencemar atau polutan
pada suatu kawasan yakni lokasi penelitian atau studi. Variabel utama yang
dimasukkan untuk mengetahui pola sebaran polutan ialah variabel arah angin dan
kecepatan angin sehingga pada koordinat X dan Y merupakan koordinat untuk
arah angin dan kecepatan angin sedangkan Z merupakan tingkat konsentrasi
polutan sehingga dapat menunjukkan pemetaan sebaran polutan atau zat pencemar
pada suatu wilayah.

21
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini dimulai dengan mempelajari literatul dan penelitian-penelitian


terdahulu yang akan digunakan sebagai acuan dalam penelitian nanti. Setelah itu
dilakukan pengumpulan data sekunder dari beberapa instansi pemerintahan lalu
dilanjutkan dengan pengambilan data primer. Data yang diperoleh dari instansi
pemerintah adalah berupa Data lebar jalan, dan data arah angin, Sedangkan data
primer yang diambil adalah Data Pengukuran udara ambien, survei titik koordinat
di wilayah penelitian. Sebelum melakukan analisa data dilakukan observasi
lapangan untuk melihat kesesuaian antara tujuan dan kondisi lapangan.
Penelitian ini menghasilkan data penyebaran konsentrasi polutan menurut
pemodelan CALINE-4 di Alternatif area car free day yaitu Jl. Ance Daeng ngoyo,
Jl Karunrung dan Jl. Hj Saleh Daeng Tompo Kota Makassar.

B. Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 4 berikut ini :

22
Identifikasi
Masalah

Studi Literatur

Data sekunder Data Primer

1. Data Arah
1. Data
Angin 1. Data suhu Konsentrasi
2. Data 2. Data lebar Jalan ambien CO
Kecepatan 2. Data
Angin Ketinggian
Lokasi
Penelitian
Input WRPLOT View 3. Data
Koordinat
jalan
4. Data
Koordinat
Link
5. Data Volume
Kendaraan
6. Data Faktor
Emisi

Input CALINE-4

Input Golden Surfer 15

Gambar 4. Tahapan Penelitian

23
C. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 6 hari mewakili hari minggu (Car Free Day) dan
hari senin (non-Car Free Day) yaitu :

- Pengambilan data di Jalan Ance Daeng Ngonyo di kawasan Car Free Day Jl.
Boulevard pada tanggal 5 Agustus – 6 Agustus 2018 dan dilakukan pada jam
06.00 – 10.00 WITA
- Pengambilan data di Jl. Karunrung di kawasan Car Free Day Jl. Jendral
Sudirman pada tanggal 11 Agustus – 12 Agustus 2018 dan dilakukan pada
jam 06.00 – 10.00 WITA
- Pengambilan data di Jl. Hj Saleh Deng Tompo di kawasan Car Free Day
Pantai Losari pada tanggal 19 Agustus – 20 Agustus 2018 dan dilakukan
pada jam 06.00 – 10.00 WITA
-
D. Gambaran Lokasi Studi

Penelitian ini dilakukan pada 3 Lokasi jalan alternatif Kegiatan Car Free Day
di Kota Makassar dengan masing-masing lokasi terdiri dari 1 titik lokasi
pengukuran yaitu di jalan alternatif kegiatan Car Free Day Jl. Boulevard yakni di
Jl. Ance Daeng, Car Free Day Jl. Jendral sudirman yakni Jl. Karunrung dan Car
Free Day Pantai Losari yakni Jl. Hj. Saleh Daeng Tompo. Jalanan yang menjadi
lokasi penelitian merupakan jalan alternatif jika jalan yang merupakan lokasi
kegiatan Car Free Day tersebut ditutup, sehingga jalan tersebut menjadi sangat
ramai di lalui oleh kendaraan bermotor dan banyak aktivitas yang terjadi disekitar
jalan tersebut. Kemudian dari ruas jalan yang menjadi lokasi penelitian, dipilih
masing-masing link yang berdasarkan terjadinya perubahan geometrik jalan.
Tujuan dari pemilihan link ini yaitu untuk pemetaan pada software CALINE-4.
Titik lokasi pengukuran dapat dilihat pada Gambar 5 sampai Gambar 7

24
1. Car Free Day Jalan Boulevard

Gambar 5. Peta Titik Lokasi Pengukuran Car Free Day Jl. Boulevard
2. Car Free Day Jalan Jenderal Sudirman

Gambar 6. Peta Titik Lokasi Pengukuran Car Free Day Jl. Jendral Sudirman
3. Car Free Day Jl. Penghibur Pantai Losari

Gambar 7. Peta Titik Lokasi Pengukuran Car Free Day Jl. Penghibur Pantai
Losari

25
Berikut merupakan titik reseptor, dimana titik reseptor adalah titik yang
menerima prediksi nilai konsentrasi pada model caline 4 dalam bentuk koordinat.
Koordinat reseptor diposisikan berada diantara koordinat awal dan akhir dari
masing-masing tepi ruas jalan dengan jumlah maksimal 20 reseptor dalam satu
kali input model caline4.
Titik reseptor pada masing masing ruas jalan ditempatkan pada area sensitif
yang berada disekitar lingkungan jalan dan memiliki kemungkinan paling terpapar
oleh emisi kendaraan yang melalui jalan tersebut, seperti rumah sakit, apotik dan
balai kesehatan, mall, sekolah, hotel, pasar, tempat ibadah, museum dan
sebagainya.
Kriteria penentuan reseptor dilakukan dengan cara melihat arah angin
dominan pada waktu penelitian kemudian ditentukan reseptor-reseptor yang
terpilih dimana reseptor yang terpilih disini merupakan penerima dampak atau
pada area sensitif yang berada disekitar lingkungan jalan dan memiliki
kemungkinan paling terpapar oleh emisi kendaraan yang melalui jalan tersebut,
selain itu reseptor yang dipilih berjarak maksimal 500 meter dari lokasi atau
sumber ataupun jalan yang merupakan sumber dari reseptor tersebut.
Berikut Titik reseptor pada jalan pada jalan alternatif kegiatan Car Free Day
Kota makassar, dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Lokasi Reseptor Berdasarkan Gambar Detail Lokasi Jalan

Reseptor
No. Jl. Ance Jl. Haji Saleh Daeng
Jl. Karunrung
Daeng Ngoyo Tompo
Salon Sayor
1 Indomaret Baruga Angin Mamiri
Nara
Cafe dan
2 Warkop HK restorant Ruang Losari Cafe
Tengah
3 Klinik Titik Impinger Titik Impinger
Madoma
4 Toko Sportation Paud Kb Tweenies
Makassar
Cv. Mandiri
5 Optik Makassar Design Centre
Karya

26
Reseptor
No. Jl. Ance Jl. Haji Saleh Daeng
Jl. Karunrung
Daeng Ngoyo Tompo
Bank Yudha
6 Coffe Zamil Dehoex restaurant
Bakti
Restaurant Warung Makan nasi
7 Warteg Kurnia
Donald Bak Mie uduk ida
Sekolah Al-
8 Toko Mommy Tk Aisyiyah
Izar Makassar
Masjid Ar-
9 Start Utama Wafe Cafe
Rahman
Advent School
11 Titik Impinger Paramita Lab
Makassar
Hotel Atria Inn
12 Hotel Lestari -
Makassar
13 UD. Mitra Toko Endekado -

114 - Millenium -
Toko Serba
15 - -
Murah

E. Peralatan Yang Digunakan

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan beberapa alat dalam


pengambilan data serta pengolahan data. Pembagian jenis peralatan ini dibagi
menjadi 2 jenis yaitu perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat keras
digunakan dalam pengambilan data dilapangan sedangkan perangkat lunak
digunakan dalam melakukan pengolahan data.

1. Perangkat Keras
a. Impinger

27
Impinger merupakan alat sampling udara ambient. Ketelitian hasil analisis
cukup memadai dan metode sampling ini dapat digabungkan dengan metode
pengukuran dalam laboraturium.

Gambar 8. Impinger
Berdasarkan prinsip reaksi kimia larutan penangkap dengan gas pencemar,
analisis dilakukan terhadap hasil reaksi yang terjadi. Dalam metode ini udara
dalam jumlah tertentu ditarik oleh impinger melalui lajur alir tertentu yang stabil.
Cairan pengabsorbsi bereaksi dengan komponen gas yang tertangkap dan
membentuk substansi spesifik dan stabil. Keberhasilan metode sampling impinger
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : kesempurnaan absorbsi gas oleh
larutan penangkap, ketepatan pada pengukuran volume udara yang dipengaruhi
kestabilan pompa, analisis laboraturium dan perhitungan serta pemeliharaan alat
(Sugiana dan Wayudi, 2018). Peralatan impinger secara keseluruhan terdiri dari :
- Pompa vakum : berfungsi untuk menarik contoh udara kedalam impinger.
- Tabung impinger : tempat reaksi antara kontaminan udara dengan larutan
penangkap
- Moisture adsorber : tabung berisi bahan penyerap uap air (desikan) untuk
melindungi pompa dari korosi.
- Flow meter, yaitu alat pengukur kecepatan aliran udara.

b. GPSmap 60CSx GARMIN


Alat ini digunakan untuk mengetahui koordinat link (jalan) dan koordinat
reseptor pada daerah penelitian. Selain itu, alat ini juga dapat mengetahui
ketinggian lokasi pengukuran dari permukaan laut. Data - data ini kemudian akan
digunakan untuk mengolah data menggunakan software CALINE-4. Cara
pengambilan data dengan menggunakan alat ini yaitu pertama melaihat kondisi

28
geometrik jalan pada ruas jalan A.P. Pettarani mehlalui software Google Earth
dan penentuan link jalan. Setelah menentukan link jalan, kemudian melakukan
survey lokasi dengan tujuan menentukan reseptor - reseptor yang akan diambil
koordinatnya. Reseptor yang dipilih yaitu berdasarkan bangunan – bangunan yang
merupakan tempat umum dimana banyak aktivitas manusia didalamnya,
diantaranya yaitu sekolah, rumah sakit, hotel, dan restaurant / rumah makan.
Dari reseptor – reseptor yang sudah ditentukan tersebut, kemudian mengambil
data koordinat link dan juga reseptor serta data ketinggian jalan diatas permukaan
laut yang terdapat pada ruas jalan lokasi penelitian. Koordinat
link dan reseptor ini kemudian diinput kedalam software CALINE-4 untuk
memperoleh hasil pemetaan jalan.

Gambar 9. Alat GPSmap 60CSx GARMIN

c. Meteran
Meteran digunakan untuk mengukur lebar jalan pada setiap link yang menjadi
lokasi pengukuran. Hasil pengukuran tersebut akan diinput kedalam software
CALINE-4.

Gambar 10. Meteran

29
d. Counter

Gambar 11. Counter

Counter merupakan alat untuk menghitung volume kendaraan berdasarkan


jenis kendaraan kategore kendaraan menurut peraturan menteri negara lingkungan
hiduo nomor 12 tahun 2010 tentang pengendalian pencemaran udara di daerah
yaitu sepeda motor, mobil bensin, mobil solar, bus dan truk

2. Perangkat Lunak
a. Apilikasi Google Earth
Aplikasi Google Earth merupakan aplikasi yang dapat menampilkan peta
lokasi penelitian dan koordinat lokasi penelitian.

Gambar 12. Aplikasi Google Earth


b. WRPLOT View
Software ini merupakan software untuk mengetahui kondisi wind rose atau
arah dan kecepatan angin dominan. Angin merupakan suatu vektor sehingga angin
dinyatakan dalam arah dan kecepatannya. Arah angin dijelaskan secara
konvensional sebagai arah dari mana angin tersebut bertiup (blowing from) dan

30
diidentifikasi dengan 1 dari 16 (atau kadang 32) titik kompas atau secara keilmuan
dilihat sebagai sudut dalam derajat searah dengan jarum jam dari utara.
Sedangkan kecepatan angin merupakan hal penting dalam dispersi atmosferik
yang dinyatakan dalam skala Beaufort (biasa digunakan oleh marinir), m/s, knot,
mill/jam (Colls, 2002). Wind rose digunakan sebagai informasi meteorologis yang
berhubungan dengan penyebaran polutan, yang menggambarkan perubahan arah
dan kecepatan angin secara diagram pada waktu dan kawasan tertentu (Wark and
Warner, 1981).

Gambar 13. Interface Software WRPLOT View


c. CALINE-4
Software ini merupakan model kualitas udara sumber garis yang dikembangkan
oleh California Department of Transportation (Caltrans). Model ini dijalankan
berdasarkan model difusi Gaussian dan menggunakan konsep zona pencampuran
untuk memperkirakan dispersi polutan dekat jalan raya dengan beberapa
parameter penting, seperti kekuatan sumber (volume lalu lintas dan faktor emisi),
meteorologi, dan geometri lokasi. CALINE-4 dapat memprediksi konsentrasi
polutan di titik reseptor (titik estimasi/ perkiraan konsentrasi tersebut diterima)
yang berlokasi 500 meter dari jalan raya. Polutan yang diprediksi merupakan
polutan yang secara relatif bersifat inert, seperti Karbon Monoksida (CO),
Nitrogen Dioksida (NO2), dan partikel tersuspensi. (Benson, 1989). File input
tersedia untuk membantu dalam proses data, yakni cakupan data input, tombol-

31
tombol radio, daftar input, dan tabulasi halaman. Cakupan data input berisi data -
data secara alfanumerik, tombol radio dan daftar masukan berisi pilihan di antara
alternatif - alternatif, sedangkan tabulasi data dapat mengubah tampilan antara 5
(lima) layar data input. File input dalam penggunaan model Caline4 terdiri dari 5
(lima) tipe masukan yaitu Job Parameter, Run Conditions, Link Geometry, Link
Activity, Receptor Conditions dan 1 output yaitu Result.
Adapun langkah – langkah kerja program CALINE-4 dapat dilihat pada gambar
13 berikut :

DATA PERMODELAN

Ketinggian RUN CALINE - 4


Job Parameters :
Lokasi Informasi dasar
sebelum melakukan
Kecepatan Angin penelitian

Run Conditions :
Arah Angin Kondisi cuaca saat
penelitian
Suhu Result :
Hasil estimasi
Link Geometry :
sebaran polutan
Konsentrasi CO Informasi umum dan
pada reseptor yang
koordinat jalan untuk
terdapat pada
pemetaan kondisi
lingkungan jalan
Koordinat Jalan jalan
yang diteliti

Link Acitivity :
Lebar Jalan Aktivitas kendaraan
yang terjadi pada
jalan yang diteliti
Volume
Kendaraan

Faktor Emisi Receptor Conditions :


Koordinat reseptor
yang berada
Koordinat dilingkungan jalan
Reseptor yang diteliti

Gambar 14. Diagram Alir CALINE – 4

32
d. Golden Surfer 15
Surfer adalah paket pemodelan penuh fungsi visualisasi 3D, contouring dan
permukaan yang berjalan di bawah Microsoft Windows. Hasil dari Caline 4
berupa sebaran Polutan pada masing-masing reseptor kemudian akan di
visualisasi dengan software Golden Surfer 15

Gambar 15. Interface Software Golden Surfer 15

F. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini dibedakan


menjadi 2 jenis data yaitu data sekunder dan data primer.
1. Pengumpulan Data primer
Pengumpulan data ini dilakukan dengan metode survey langsung dilapangan.
Data primer yang digunakan dalam penelitian yaitu :
a. Konsentrasi Polutan CO menggunakan Alat Impinger
b. Koordinat Link dan Koordinat reseptor yang diperoleh dari hasil
pengukuran dengan menggunakan GPS yang kemudian dicocokkan pada
apilikasi google earth
c. Volume kendaraan diperoleh dari cara menghitung volume kendaraan
perjam pada setiap link menggunakan counter berdasarkan jenis
kendaraan.
d. Data kondisi suhu udara menggunakan alat Anemometer Sanfix.

33
e. Data Lebar Jalan diperoleh dengan mengukur menggunakan meteran
pada ruas jalan yang menjadi lokasi penelitian
2. Data sekunder
Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder adalah data pendukung untuk memenuhi kebutuhan data dalam
pengukuran. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data
kecepatan angin dan arah angin yang diperoleh dari Badan Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Paotere dan Balai Besar Badan
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika racing.

Gambar 16. Flowchat pengambilan data

G. Analisa Data

Data-data yang telah dikumpulkan pada penelitian akan dianalisis


berdasarkan tujuan dan model yang menjadi target utama dalam penelitian ini.
Terdapat 3 tahapan dalam menganalisis data.
Tahapan pertama dalam menganalisa data yaitu menggunakan software
WRPLOT View, dimana pada software ini kita menginput data hari, bulan, tahun,
dan jam pengambilan data, serta data kecepatan dan arah angin. Tujuan dari
analisa data dengan WRPLOT View yaitu untuk mengetahui kondisi wind rose
atau arah angin serta kecepatan angin dominan. Setelah itu tahapan selanjutnya
yaitu mengolah data menggunakan pemodelan CALINE-4 yang bertujuan untuk
memperoleh estimasi besaran polutan CO pada reseptor dilingkungan jalan yang

34
diteliti, dimana File input dalam penggunaan model CALINE-4 terdiri dari 5
(lima) tipe masukan yaitu Job Parameter, Run Conditions, Link Geomtry, Link
Activity, Reseptor Conditions dan 1 output yaitu result. Adapun langkah-langkah
kerja program CALINE-4 dapat dilihat pada gambar 17 berikut.
A. Job Parameter
Layar job parameter berisi informasi umum yang menggambarkan cara kerja,
pembagian model parameter secara umum, mengatur satuan (feet atau meter)
yang akan digunakan untuk memasukkan data ke link geometri dan layar
Receptor Position. Pada file input Job Parameters, pertama masukkan judul
pada kolom Job Title. Setelah itu pilih tipe polutan yaitu CO, kemudian
memilih Central Business District pada pilihan Aerodynamic Roughness
Coefficient Karena daerah penelitian termasuk kedalam pusat bisnis. Setelah itu
Standard pada pilihan Run Type karena penelitian ini hanya menghitung
konsentrasi rata-rata selama 1 jam yaitu pada jam puncak pagi, siang dan sore
hari. Kemudian memasukkan informasi pemodelan yaitu dalam bentuk satuan
meter.
B. Run Conditions
Layar run condition berisikan parameter meteorologi yang dibutuhkan untuk
menjalankan Caline 4. Pada bagian ini, kita memasukkan data – data yang telah
dikumpulkan sebelumnya yaitu data kecepatan angin, arah angin berhembus,
standar deviasi arah angin, kelas stabilitas atmosfer yang diperoleh berdasarkan
data kecepatan angin yang telah ditetapkan oleh CALINE-4, mixing height
yaitu sebesar 800 m karena berada pada zona Central Business District dan
data suhu serta konsentrasi background dari polutan CO.
C. Link Geometry
Layar link geometri, layar ini berupa isian untuk membagi jalur jalan raya
sebagai model. Setiap baris membagi satu ruas jalan. Dua puluh ruas jalan
dapat dimasukkan. Ruas jalan dapat dibagi menajadi bagian garis lurus. Link
Geometry merupakan tempat memasukkan data koordinat jalan untuk
pemetaan kondisi jalan. Masukkan nama jalan pada bagian kolom Link
Description, kemudian pada link type pilih At Grade yang umum digunakan

35
dalam perhitungan CALINE-4 dikarenakan lokasi penelitian oleh peneliti
berada ditengah kota atau dalam keadaan normal. Selanjutnya pada kolom X1,
Y1, X2,dan Y2 masukkan titik – titik yang telah diperoleh dari pengukuran
koordinat jalan. Pada kolom link height tetap 0 hal ini dikarenakan pada tipe
jalan At Grade, link height telah ditetapkan sebesar 0 karena kondisi kepulan
pada keadaan normal dan terjadi di bawah ground level. Kemudian
memasukkan data lebar jalan yang telah ditambah 3 pada bagian Mixing Zone
Width. Dan nilai 0 pada bagian kolom Canyon Buff dikarenakan tidak terdapat
jurang, sungai, atau hal lainnya yang memisahkan antar ruas jalan yang satu
dengan lainnya. Untuk melihat data yang diinput sudah benar dapat di lihat di
menu Receptor Positions
D. Link Activity
Pada layar link activity, tingkat lalu lintas dan tingkat emisi kendaraan dibagi
pada setiap ruas jalan. Pada bagian ini, kita memasukkan data jumlah
kendaraan selama 1 jam penelitian dan nilai faktor emisi dari polutan CO yang
telah dihitung pada masing masing link.
E. Receptor Position
Dipilihan input file ini, masukkan data nama reseptor dan koordinatnya. Hasil
pemetaan jalan yang dilakukan oleh CALINE-4 berdasarkan link geometry dan
receptor positions kemudian dapat dilihat pada bagian ini.
F. Result
Bagian Result, dibagian awalnya berisikan rekapitulasi dari data – data yang
telah diinput dari Job Parameters hingga Receptor Positions. Kemudian hasil
dari data – data yang telah diinput sebelumnya dapat dilihat pada bagian akhir
dari halaman ini. Hasil dari CALINE-4 menunjukkan lokasi Reseptor dan
prediksi polutan CO yang diterima oleh setiap reseptor.
Setelah itu analisis data terakhir yaitu menggunakan software Golden Surfer 15
untuk mengetahui pola sebaran polutan CO, dimana data Result dalam hasil
pemodelan Caline 4 kemudian akan diinput kedalam apilikasi Golden Surfer 15
untuk mengetahui pemetaan atau pola penyebaran karbon monoksida pada
masing-masing ruas jalan pada lokasi penelitian.

36
Tahapan analisis data dapat dilihat pada Gambar 15 berikut :

MULAI

- Kecepatan Angin
Input WRPLOT View - Arah Angin

Input CALINE-4 - Tinggi Permukaan


- Kecepatan Angin
Dominan
- Arah Angin Dominan
Input Golden Surfer 15 - Suhu Udara
- Konsentrasi CO
- Koordinat Link
SELESAI - Lebar Jalan
- Koordinat Reseptor
- Jumlah Kendaraan
- Faktor Emisi [Dihitung
menggunakan
Persamaan (1)]

* Penginputan Sesuai
Dengan Gambar 13

Gambar 17. Flowchart Analisa Data

37
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Gambar 18. Kegiatan Car Free Day Jl. Boulevard dan Jalan Ance Daeng Ngoyo
(Jalan alternatif Car Free Day kota makassar)

Lokasi penelitian dilakukan pada 3 (tiga) jalan alternatif kegiatan Car Free
Day kota Makassar, pada gambar diatas merupakan jalan Ance Daeng Ngoyo
dimana salah satu kondisi jalan pada saat kegiatan car free day sedang
berlangsung di Area Car Free Day Jl. Boulevard, jalan tersebut merupakan salah
satu jalan alternatif bagi pengguna kendaraan apabila jalan yang merupakan area
Car free day itu ditutup. Banyaknya masyarakat yang datang dapat mempengaruhi
jumlah kendaraan yang parkir di sekitar area Car Free Day sehingga terjadi
penumpukan kendaraan pada jalan alternatif tersebut.

. Gambar 19. Kegiatan Car Free Day Jendral sudirman dan Jalan Karunrung
(Jalan alternatif Car Free Day Jendral sudirman kota makassar)

38
Gambar 17 diatas merupakan kondisi jalan pada saat kegiatan car free day
sedang berlangsung di Jalan Jendral Sudirman, dan Jalan karunrung sebagai lokasi
penelitian dimana jalan tersebut merupakan salah satu jalan alternatif bagi
pengguna kendaraan apabila jalan yang merupakan area Car free day itu ditutup,
maka banyaknya masyarakat melewati jalan Karunrung sebagai jalan alternatif
untuk sampai ketempat tujuan, dan selain itu masyarakat yang datang di kegiatan
Car Free Day Jendral Sudirman banyak yang menggunakan kendaraan bermotor
sehingga dapat mempengaruhi jumlah kendaraan yang parkir di sekitar area Car
Free Day maka terjadi penumpukan kendaraan pada jalan alternatif tersebut.

A.

Gambar 20. Kegiatan Car Free Day pantai losari dan Jalan Haji Saleh Daeng
Tompo (Jalan alternatif Car Free Day kota makassar)
Lokasi penelitian terakhir di Jalan Alternatif kegiatan Car Free Day Pantai
Losari yaitu jalan Haji Saleh Deng tompo, pada gambar diatas merupakan kondisi
dimana kegiatan Car Free Day sedang berlangsung, banyaknya masyarakat
melewati jalan Haji Saleh Daeng Tompo sebagai jalan alternatif untuk sampai
ketempat tujuan apabila jalan yang merupakan lokasi Car Free Day tersebut
ditutup, dan selain itu masyarakat yang datang di kegiatan Car Free Day Jendral
Sudirman banyak yang menggunakan kendaraan bermotor sehingga dapat
mempengaruhi jumlah kendaraan yang parkir di sekitar area Car Free Day maka
terjadi penumpukan kendaraan pada jalan alternatif tersebut.

39
B. Karakteristik Lalu Lintas

A. Volume kendaraan

Pengambilan data volume kendaraan dilakukan pada Jalan Alternatif


Kegiatan Car Free Day Kota Makassar Selama 6 hari yakni 2 hari (Hari Minggu
dan Hari Senin) mewakili 1 minggu, dimana hari minggu pada saat kegiatan Car
Free Day dan hari senin Non-Car Free Day, Pengambilan data volume kendaraan
dilakukan selamat 4 jam dari masing-masing Link, dimana Link 1 dan Link ke 2
yakni pada saat kegiatan Car Free day yaitu pada jam 06.00-10.00 WITA.
Volume Kendaraan dapat dilihat pada tabel 21 :

MC
14000
12000
Volume Kendaraan

10000
8000
MC
6000
4000
2000
0

Gambar 21. Volume kendaraan untuk tipe jenis kendaraan sepeda motor atau MC
pada jalan alternatif saat kegiatan Car Free Day pantai dan non-Car Free Day
kota makassar

Berdasarkan gambar 19, dapat diketahui bahwa volume kendaraan tertinggi


untuk jenis kendaraan MC atau sepeda motor pada ke tiga jalan alternatif
kegiatan car free day saat car free day dan non car free day yaitu terjadi pada
jalan karunrung pada hari senin atau non-car free day sebanyak 11597 kendaraan,
Sedangkan volume kendaraan untuk tipe jenis kendaraan MC atau motor cycle
terendah terjadi di jalan ance daeng ngoyo pada hari minggu saat kegiatan car free

40
day berlangsung pada pukul 06.00 - 10.00 WITA sebanyak 6129 kendaraan.
Berdasarkan jumlah kendaraan pada hari minggu dan hari senin dijalan Ance
Daeng Ngoyo terjadi peningkatan kendaraan dari hari minggu ke hari senin, hal
ini diliat bahwa terjadi kenaikan volume kendaraan sepeda motor di jalan ance
daeng ngoyo dan kerunrung pada saat car free day ke non-car free day
dikarenakan pada hari senin merupakan hari yang mewakili hari kerja sehingga
banyak masyarakat yang beraktivitas untuk malewati jalan tersebut dan
menggunakan kendaraan sepeda motor, dibandingkan dengan jalan haji saleh
daeng tompo terjadi penurunan volume kendaraan dari hari minggu ke hari senin.
Pada gambar dibawah ini merupakan volume kendaraan untuk tipe jenis
kendaraan LV (bensin) atau kendaraan ringan dengan bahan bakar bensin di
ketiga jalan alternatif pada saat diadakan kegiatan Car Free Day dan non-Car
Free Day dimana car free day merupakan hari minggu dan non-car free day
merupakan hari senin, pengambilan data volume kendaraan berlangsung selama 4
jam yaitu dimulai dari jam 6 pagi sampai jam 10 pagi, pengambilan volume
kendaraan ini di lakukan pada dua titik dimana link 1 dan link ke 2, Volume
kendaraan untuk tipe jenis LV (bensin) atau kendaraan ringan berbahan bakar
bensin terdapat pada grafik dibawah ini :

LV (bensin)
Volume Kendaraan

6000
5000
4000
3000 LV (bensin)

2000
1000
0

Gambar 22. Volume kendaraan untuk tipe jenis kendaraan ringan atau LV
(bensin) pada jalan alternatif saat kegiatan Car Free Day pantai dan non-Car Free
Day kota makassar

41
Berdasarkan gambar 22, dapat diketahui bahwa volume kendaraan tertinggi
untuk tipe jenis kendaraan ringan berbahan bakar bensin pada ketiga jalan
alternatif saat kegiatan car free day dan non-car free day terjadi pada jalan
karunrung saat kegiatan car free day berlangsung yaitu sebesar 5590 kendaraan,
sedangkan volume kendaraan terendah terjadi pada jalan ance daeng ngoyo pada
hari senin atau non-car free day pada pukul 06.00 - 10.00 WITA dimana sebanyak
905 kendaraan. Berdasarkan jumlah kendaraan untuk tipe jenis kendaraan ringan
berbahan bakar bensin terjadi penurunan dari hari minggu ke hari senin untuk
jalan ance dang ngoyo dan jalan karunrung, akan tetapi berbeda pada jalan haji
saleh daeng tompo dimana terjadi peningkatan volume kendaraan, hal ini
dikarenakan pada hari senin merupakan hari yang mewakili hari kerja sehingga
banyak masyarakat yang beraktivitas untuk malewati jalan tersebut dibandingkan
dengan hari minggu.

Berikut gambar dibawah ini merupakan volume kendaraan untuk tipe jenis
kendaraan LV (solar) atau kendaraan ringan dengan bahan bakar solar di ketiga
jalan alternatif pada saat diadakan kegiatan Car Free Day dan non-Car Free Day
dimana car free day merupakan hari minggu dan non-car free day merupakan hari
senin, pengambilan data volume kendaraan berlangsung selama 4 jam yaitu
dimulai dari jam 6 pagi sampai jam 10 pagi, pengambilan volume kendaraan ini di
lakukan pada dua titik dimana link 1 dan link ke 2, Volume kendaraan untuk tipe
jenis LV (bensin) atau kendaraan ringan berbahan bakar solar terdapat pada grafik
dibawah ini :

LV (solar )
2000
Volume Kendaraan

1500

1000
LV (solar )
500

42
Gambar 23. Volume kendaraan untuk tipe jenis kendaraan ringan atau LV (solar)
pada jalan alternatif saat kegiatan Car Free Day pantai dan non-Car Free Day
kota makassar
Berdasarkan gambar 21, dapat diketahui bahwa volume kendaraan tertinggi
untuk tipe jenis kendaraan ringan berbahan bakar solar pada ketiga jalan alternatif
saat kegiatan car free day dan non-car free day terjadi pada jalan karunrung saat
kegiatan car free day berlangsung yaitu sebesar 1669 kendaraan, sedangkan
volume kendaraan terendah terjadi pada jalan ance daeng ngoyo pada hari senin
atau non-car free day pada pukul 06.00 - 10.00 WITA dimana sebanyak 270
kendaraan. Berdasarkan jumlah kendaraan untuk tipe jenis kendaraan ringan
berbahan bakar solar terjadi penurunan dari hari minggu ke hari senin untuk jalan
ance dang ngoyo dan jalan karunrung, akan tetapi berbeda pada jalan haji saleh
daeng tompo dimana terjadi peningkatan volume kendaraan, hal ini dikarenakan
pada hari senin merupakan hari yang mewakili hari kerja sehingga banyak
masyarakat yang beraktivitas untuk malewati jalan tersebut dibandingkan dengan
hari minggu.

Pengambilan data Volume kendaraan dimana pada saat diadakan kegiatan


Car Free Day dan non-Car Free Day, pengambilan data volume kendaraan
berlangsung selama 4 jam yaitu dimulai dari jam 6 pagi sampai jam 10 pagi,
pengambilan volume kendaraan ini di lakukan pada dua titik dimana link 1 dan
link ke 2, berikut merupakan volume kendaraan tipe jenis kendaraan berat yaitu
truk di ketiga jalan alternatif pada saat car free day dan non-car free day :

TRUCK
50
Volume Kendaraan

40
30
20 HV

10
0

43
Gambar 24. Volume kendaraan untuk tipe jenis kendaraan berat atau truk pada
jalan alternatif saat kegiatan Car Free Day pantai dan non-Car Free Day kota
makassar

Berdasarkan Gambar 24 diatas , dapat diketahui bahwa volume kendaraan


tipe jenis kendaraan berat atau truk yang paling tertinggi pada ketiga jalan
alternatif kegiatan Car Free Day pada pukul 06.00 - 10.00 WITA yaitu sebanyak
45 kendaraan yang terjadi di jalan alternatif karunrung pada hari senin yakni non-
car free day, Sedangkan volume kendaraan terendah utnuk tipe jenis kendaraan
berat atau truk terjadi pada hari minggu dijalan ance daeng ngoyo yaitu pada
pukul 06.00 - 07.00 WITA sebanyak 7 kendaraan. Dapat dilihat bahwa terjadi
kenaikan volume kendaraan berat dari hari minggu ke hari senin untuk ketiga
jalan alternatif kegiatan car free day.

Pada gambar dibawah ini merupakan volume kendaraan untuk tipe jenis
kendaraan berat atau bus di ketiga jalan alternatif pada saat diadakan kegiatan car
free day dan non-car free day dimana car free day merupakan hari minggu dan
non-car free day merupakan hari senin, pengambilan data volume kendaraan
berlangsung selama 4 jam yaitu dimulai dari jam 6 pagi sampai jam 10 pagi,
pengambilan volume kendaraan ini di lakukan pada dua titik dimana link 1 dan
link ke 2, Volume kendaraan untuk tipe jenis kendaraan berat atau truk terdapat
pada grafik dibawah ini :

BUS
8
Volume Kendaraan

7
6
5
4 BUS
3
2
1
0

44
Gambar 25. Volume kendaraan untuk tipe jenis kendaraan berat atau HV
pada jalan alternatif saat kegiatan Car Free Day pantai dan non-Car Free Day
kota makassar.

Berdasarkan gambar 25 diatas, dapat diketahui bahwa volume kendaraan tertinggi


untuk jenis kendaraan bus pada ketiga jalan alternatif kegiatan car free day saat
car free day dan non car free day yaitu terjadi pada jalan karunrung pada hari
minggu dan senin atau pada saat car free day dan non-car free day sebanyak 7
kendaraan, Sedangkan volume kendaraan terendah terjadi di jalan ance daeng
ngoyo pada hari minggu saat kegiatan car free day berlangsung pada pukul 06.00 -
10.00 WITA sebanyak 0 kendaraan, hal ini karena jalan ance daeng ngoyo
lebarnya hanya 8m sehingga untuk jenis kendaraan bus susah untuk melewati
jalan tersebut.

B. Nilai besaran emisi

Dari hasil volume kendaraan yang terdapat dari ketiga jalan alternatif dari
masing-masing lokasi kegiatan car free day yakni jalan alternatif ance daeng
ngoyo, jalan alternatif karunrung dan jalan alternatif haji saleh daeng tompo
dimana pada saat diadakan kegiatan car free day dan non- car free day maka
dapat dihitung nilai besaran emisi dari masing-masing volume kendaraan yang
terjadi pada setiap jalan alternatif lokasi penelitian, dimana perhitungan nilai
besaran emisi (q) untuk parameter Karbon Monoksida (CO) ini menggunakan
Persamaan (1) yang terdapat pada bab 2 di jalan alternatif kegiatan car free day
kota makassar ialah sebagai berikut :
Tabel 7. Besaran Emisi (q) Kendaraan Hari Minggu (Car Free Day) pukul 06.00-
10.00 WITA
Nilai Emisi CO / Jenis Kendaraan
(g/mi) Besaran
Nama
No Link Waktu Emisi
Jalan LV LV
MC Truk Bus (g/mi)
(bensin) (solar)
06.00 –
Ance Link 1 2950 512 153 7 0 10,68
10.00
1 Daeng
06:00 –
Ngoyo Link 2 3179 904 207 7 0 11,61
10:00

45
Nilai Emisi CO / Jenis Kendaraan
(g/mi) Besaran
Nama
No Link Waktu Emisi
Jalan LV LV
MC Truk Bus (g/mi)
(bensin) (solar)
06.00 –
Link 1 5184 2363 705 13 7 12,71
10.00
2 Karunrung
06:00 – 13,21
Link 2 5836 3227 964 13 7
10:00
06.00 –
Hj. Saleh Link 1 5395 1615 482 6 2 11,72
10.00
3 Daeng
06:00 –
tompo Link 2 5627 1652 494 14 7 11,67
10:00
Berdasarkan Tabel 9, merupakan hasil perhitungan besaran emisi dari hasil
volume kendaraan dimana jumlah rata-rata volume kendaraan yang telah di
kalikan dengan faktor emisi berdasarkan tipe jenis kendaraan kemudian dibagi
dengan total volume kendaraan selama 4 jam maka dari hasil tersebut dapat
diketahui bahwa nilai faktor emisi tertingi selama 4 jam pada saat kegiatan car
free day pada jalan Karunrung terdapat pada di link 2 sebesar 13,21g/ml,
sedangkan nilai faktor emisi terendah terdapat pada jalan Ance Deng Ngoyo pada
Link 1 sebesar 10,68 g/ml. Dari hasil tersebut maka dapat di ketahui bahwa nilai
besaran emisi bergantung pada volume kendaraan dari tiap-tiap jenis kendaraan
bermotor, karena jumlah kendaraan dari tiap jenis kendaraan bermotor itu
mempengaruhi besaran emisi berdasarkan nilai faktor emisi dari tiap-tiap jenis
kendaraan bermotor.
Tabel berikut merupakan hasil besaran emisi kendaraan di 3 jalan
alternatif kegiatan car free day pada hari senin yaitu non-Car Free Day dimana
nilai besaran emisi kendaraan ini dihitung menggunakan persamaan (1) yang
terdapat pada bab 2, berikut hasil besaran emisi pada hari senin (Non-Car Free
Day)
Tabel 8. Besaran Emisi (q) Kendaraan Hari Senin (Non-Car Free Day) pukul
06.00-10.00 WITA

46
Nilai Emisi CO / Jenis Kendaraan (g/mi) Besaran
Nama
No Link Waktu LV LV Emisi
Jalan MC Truk Bus
(bensin) (solar) (g/ml)
06.00 –
Ance Link 1 4251 441 132 8 1 9,97
10.00
1 Daeng
06:00 –
Ngoyo Link 2 3745 464 138 8 1 10,19
10:00
06.00 –
Link 1 5356 2612 781 45 7 12,85
Karunrun 10.00
2
g 06:00 –
Link 2 6241 2821 842 45 7 12,66
10:00
06.00 –
Hj. Saleh Link 1 2445 1114 333 14 1 12,69
10.00
3 Daeng
06:00 –
tompo Link 2 4160 2262 676 19 1 13,15
10:00

Berdasarkan tabel diatas, merupakan hasil perhitungan besaran emisi dari


hasil volume kendaraan dimana jumlah rata-rata volume kendaraan yang telah di
kalikan dengan faktor emisi berdasarkan tipe jenis kendaraan kemudian dibagi
dengan total volume kendaraan selama 4 jam maka dari hasil tersebut dapat
diketahui bahwa nilai faktor emisi tertinggi selama empat jam pada hari senin atau
non-Car Free Day pada jalan Haji Saleh Daeng tompo yaitu terdapat pada di link
2 sebesar 13,15 g/ml, sedangkan besaran faktor emisi terendah pada jalan Ance
Daeng Ngoyo Link 1 dimana hasil besaran emisi sebesar 9,97 g/ml. Berdasarkan
hasil perhitungan besaran emisi diatas maka dapat diketahui bahwa nilai besaran
emisi bergantung pada volume kendaraan dari tiap-tiap jenis kendaraan bermotor,
karena jumlah kendaraan dari tiap jenis kendaraan bermotor itu mempengaruhi
besaran emisi berdasarkan nilai faktor emisi dari tiap-tiap jenis kendaraan
bermotor.

C. Data Kecepatan dan Arah Angin

Data kecepatan dan arah angin merupakan data sekunder yang diperoleh dari
BMKG (Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika) kota makassar yang
disesuaikan dengan hari pengukuran atau pengambilan data penelitian pada jalan
alternatif saat kegiatan car free day dan non-car free day yang berlangsung
selama 4 jam, dimana pada jalan Ance Daeng Ngonyo pada tanggal 5 Agustus –

47
6 Agustus 2018 dan dilakukan pada jam 06.00 – 10.00 WITA, jalan Karunrung
pada tanggal 11 Agustus – 12 Agustus 2018, pada jalan Haji Saleh Daeng
Tompo pada tanggal 19 Agustus – 20 Agustus 2018. Data tersebut kemudian
dimasukkan ke dalam Ms.Excel dan disave dengan format .xlsx. File excel
tersebut kemudian diinput kedalam software WRPLOT View untuk memperoleh
gambaran Wind Rose (arah angin dominan) dan kecepatan angin dominan pada
masing-masing ruas jalan alternatif yang telah diamati. Data kecepatan angin dan
arah angin dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9. Data Kecepatan dan Arah Angin

Jalan Ance Daeng Ngoyo Jalan Karunrung Jalan Hj Saleh dg tompo


Minggu Senin Minggu Senin Minggu Senin

Arah Kece Arah Kece Arah Kece Arah Kece Arah Kece Arah Kece
Wakt
Angi patan Angi patan Angi patan Angi patan Angi patan Angi patan
u
n Angi n Angi n Angi n Angi n Angi n Angi
(Dera n (Dera n (Dera n (Dera n (Der n (Der n
jat) (m/s) jat) (m/s) jat) (m/s) jat) (m/s) ajat) (m/s) ajat) (m/s)

6:00-
225 0,5 45 0,5 180 0,5 90 1,7 40 1 140 1
7.00

7:00-
225 0,5 45 0,5 180 0,5 90 1,7 40 1 120 2
8.00

8:00-
225 0,5 135 1,7 135 0,8 135 1,6 40 1 150 1
9.00

9:00-
202,5 3,5 225 0,5 202,5 1,3 225 0,8 180 1 360 1
10.00

E. Estimasi Sebaran Polutan CO

Untuk mengestimasi sebaran polutan CO yang telah terdispersi ke udara bebas


dengan besaran dampak yang diterima pada setiap reseptor di Jalan Alternatif
kegiatan car free day yaitu jalan Ance Daeng Ngoyo, Jalan karunrung, Jalan Jl.
Haji Saleh Daeng Tompo dengan menggunakan sebuah software CALINE-4.

48
Dimana data – data yang telah dikumpulkan sebelumnya kemudian diinput
kedalam software CALINE-4 untuk melihat pemetaan wilayah dan dampak dari
sumber pencemar pada setiap reseptor.
1. Prediksi polutan CO Jalan Ance Daeng Ngoyo hari Minggu (Car Free
Day) dan hari senin (non-Car Free Day)

Pada ruas Jalan Ance Daeng Ngoyo, dipilih sebanyak 12 reseptor yang berada
disekitar lingkungan jalan dan memiliki kemungkinan paling terpapar oleh emisi
kendaraan yang melalui jalan tersebut, salah satu titik reseptor yaitu dititik alat
impinger dimana pengambilan salah satu reseptor dititik alat impinger tersebut
bertujuan untuk memvalidasi data pengukuran menggunakan impinger dengan
data CO caline-4.
Berdasarkan arah angin dominan pada hari minggu yaitu berhembus kearah
barat daya dengan sudut rata – rata selama 4 jam sebesar 45º , rata – rata
kecepatan angin 1 m/s, dan arah angin dominan pada hari senin yaitu berhembus
kearah timur laut dengan sudut rata-rata 45º rata – rata kecepatan angin 1 m/s,
maka hasil prediksi sebaran polutan CO yang dikeluarkan oleh kendaraan
bermotor yang melintas selama 4 jam yaitu pada jam 06.00-10.00 dengan nilai
faktor emisi pada setiap Link jalan untuk hari minggu (Car Free Day) yaitu
sebesar 10,68 g/mi dan 11,61 g/mi dan hari senin (non-Car Free Day) yaitu 9,97
g/mi dan 10,19 g/mi disetiap reseptor yang berada di jalan Ance Daeng Ngoyo
ialah sebagai berikut :
Tabel 10. Estimasi Konsentrasi Polutan CO Jl. Ance Daeng Ngoyo
Estimasi Konsentrasi CO
Hari
Hari minggu Hari senin ( Hari senin
minggu
NO Reseptor (Car Free non-Car Free ( non-Car
(Car Free
Day) Day) Free Day)
Day)
ppm Ppm µg/m³ µg/m³
1 Indomaret 1,0 1,0 1133 1137
2 Warkop HK 1,0 1,0 1133 1137
3 Klinik 1,0 1,0 1133 1137
Madoma
4 1,3 1,5 1473 1705
makassar
Cv Mandiri
5 1,0 1,1 1133 1251
Karya
6 Coffe zamil 2,7 2,9 3059 3297

49
Estimasi Konsentrasi CO
Hari
Hari minggu Hari senin ( Hari senin
minggu
NO Reseptor (Car Free non-Car Free ( non-Car
(Car Free
Day) Day) Free Day)
Day)
ppm Ppm µg/m³ µg/m³
7 warteg kurnia 3,2 3,2 3626 3638
Sekolah al-izar
8 1,7 2,1 1926 2387
Makassar
Masjid ar-
9 3,6 3,4 4079 3865
rahman
Reseptor
10 1,0 1,2 1133 1364
(impinger)
11 Atria inn Hotel 1,0 1,0 1133 1137
12 UD. Mitra al 1,0 1,2 1133 1364

Jalan Ance Daeng Ngoyo


4,0
3,5
3,0
jam 06.00-
2,5
CO (ppm)

10.00 (car
2,0 free day)

1,5
1,0 jam 06.00-
10.00 (non-
0,5 car free day)
0,0

Gambar 26. Estimasi Konsentrasi Polutan CO Jl. Ance Daeng Ngoyo

Hasil estimasi sebaran polutan CO pada Jalan Alternatif kegiatan car


free day yakni Jl. Ance Daeng Ngoyo dengan menggunakan model CALINE-
4 menunjukkan bahwa pada saat kegiatan car free day berlangsung selama 4
jam, pada hari minggu yakni pada saat kegiatan car free day reseptor Masjid
Ar-rahman memiliki tingkat polutan CO paling tertinggi yaitu 3,6 ppm atau
4079 µg/m³ sedangkan pada hari senin tingkat konsentrasinya menurun yaitu
sebesar 3,4 ppm atau 3856 µg/m³. Tingkat polutan CO yang terendah selama 4

50
jam pada hari minggu yaitu terjadi pada reseptor indomaret, Warkop Hk,
Klinik, Cv mandiri karya, titik impinger, Atria inn Hotel, dan UD. Mitra Al
yaitu 1,0 ppm atau sebesar 1133 µg/m³. Sedangkan pada hari senin (Non-Car
Free Day) pada ruas jalan Alternatif Ance Daeng Ngoyo tingkat konsentrasi
polutan CO tertinggi yaitu terjadi pada reseptor Masjid Ar-rahman yaitu
sebesar 3,4 ppm atau 3865 µg/m³ dan tingkat konsentrasi terendah yaitu terjadi
pada reseptor indomaret, Warkop HK, Cv Mandiri Karya, Klinik, dan Atria inn
Hotel sebesar 1,0 ppm atau 1137 µg/m³. Dari hasil estimasi konsentrasi CO
(Karbon Monoksida) pada caline-4 ditiap-tiap reseptor diatas maka hasil
konsentrasi CO (Karbon Monoksida) masih berada pada nilai ambang batas
yang dipersyaratkan oleh Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang
baku mutu udara ambien.

2. Prediksi polutan CO Jalan Karunrung hari Minggu (Car Free Day) dan
hari senin (non-Car Free Day)
Pada ruas Jalan Karunrung, dipilih sebanyak 14 reseptor yang berada disekitar
lingkungan jalan dan memiliki kemungkinan paling terpapar oleh emisi kendaraan
yang melalui jalan tersebut, salah satu titik reseptor yaitu dititik alat impinger
dimana pengambilan salah satu reseptor dititik alat impinger tersebut bertujuan
untuk memvalidasi data pengukuran menggunakan impinger dengan data CO
caline-4.
Berdasarkan arah angin dominan pada hari minggu yaitu berhembus kearah
Selatan dengan sudut rata – rata selama 4 jam sebesar 180º , rata – rata kecepatan
angin 1 m/s, dan arah angin dominan pada hari senin yaitu berhembus kearah
timur laut dengan sudut rata-rata 270º rata – rata kecepatan angin 1 m/s, maka
hasil prediksi sebaran polutan CO yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor
yang melintas selama 4 jam yaitu pada jam 06.00-10.00 dengan nilai faktor emisi
pada setiap Link untuk hari minggu (Car Free Day) yaitu sebesar 12,71 g/mi dan
13,21g/mi dan hari senin (non-Car Free Day) yaitu 12,85 g/mi dan 12,66 g/mi
disetiap reseptor yang berada di jalan Ance Daeng Ngoyo ialah sebagai berikut :
Tabel 11. Estimasi Konsentrasi Polutan CO Jl. Karunrung

51
Estimasi Konsentrasi CO
CO µg/m³
(ppm)
Hari
NO Reseptor Hari minggu Hari senin Hari senin
minggu
(Car Free (Non Car (Non Car
(Car Free
Day) Free Day) Free Day)
Day)
1 Salon Sayor Nara 6,0 5,2 6821 5892
Ruang Tengah
2 5,9 5,2
Cafe 6707 5892
3 Titik Impinger 5,4 4,9 6139 5552
4 Sportation 8,1 2,7 9208 3059
5 Optik Makassar 4,6 1,0 5229 1133
Bank Yudha
6 5,5 1,3
Bakti 6253 1473
7 Resorant Donald 4,1 1,0 4661 1133
8 Toko Momy 9,9 7,1 11255 8045
9 Start Utama 3,8 1,0 4320 1133
10 Paramita Lab 5,1 1,0 5798 1133
11 Hotel Lestari 4,7 1,0 5343 1133
12 Endekado 9,3 8,1 10572 9178
13 Millenium 11,1 7,2 12619 8159
Toko Serba
14 9,7 7,7
Murah 11027 8725

Jalan Karunrung
12,0
Jam
10,0 06.00-
8,0 10.00 (car
CO (ppm)

free day)
6,0
4,0 Jam
2,0 06.00-
10.00
0,0 (Non-car
Salon Sayor…

Bank Yudha…

Toko Serba…
Ruang…

Optik…

Resorant…

Paramita Lab
Hotel Lestari
Endekado
Start Utama

Millenium
Titik Impinger

Toko Momy
Sportation

free day)

Gambar 27. Estimasi Konsentrasi Polutan CO Jl. Karunrung

Hasil estimasi sebaran polutan CO pada Jalan Alternatif kegiatan Car


Free Day yakni Jl. Karunrung dengan menggunakan model CALINE-4

52
menunjukkan bahwa pada saat kegiatan Car Free Day berlangsung selama 4
jam, reseptor Millenium memiliki tingkat polutan CO paling tertinggi yaitu
11,1 ppm 8159 µg/m³. Sedangkan tingkat polutan CO yang terendah selama
4 jam pada hari minggu (Car Free Day) yaitu terjadi pada reseptor Start
Utama yaitu 3,8 ppm atau 4320 µg/m³. Sedangkan pada hari senin (Non-Car
Free Day) pada ruas jalan Alternatif Karunrung tingkat konsentrasi polutan
CO tertinggi yaitu terjadi pada reseptor Endekado yaitu sebesar 8,1 ppm atau
9178 µg/m³ dan tingkat konsentrasi terendah yaitu terjadi pada reseptor Optik
Makassar, Resto Donald, Start Utama, Paramita Lab, Hotel Lestari sebesar
1,0 ppm atau 1133 µg/m³. Dari hasil estimasi konsentrasi CO (Karbon
Monoksida) pada caline-4 ditiap-tiap reseptor di jalan karunrung pada hari
minggu dan hari senin diatas maka ada beberapa reseptor yang hasil
konsentrasi CO (Karbon Monoksida) nya melebihi nilai ambang batas yang
dipersyaratkan oleh Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang baku
mutu udara ambien, artinya dampak yang diterima dari reseptor tersebut
sangat besar.

3. Prediksi polutan CO Jalan Haji Saleh Daeng Tompo hari Minggu (Car
Free Day) dan hari senin (non-Car Free Day)

Pada ruas Jalan Haji Saleh Daeng Tompo, dipilih sebanyak 10 reseptor yang
berada disekitar lingkungan jalan dan memiliki kemungkinan paling terpapar oleh
emisi kendaraan yang melalui jalan tersebut, salah satu titik reseptor yaitu dititik
alat impinger dimana pengambilan salah satu reseptor dititik alat impinger
tersebut bertujuan untuk memvalidasi data pengukuran menggunakan impinger
dengan data CO caline-4.
Berdasarkan arah angin dominan pada hari minggu yaitu berhembus kearah
Timur Laut dengan sudut rata – rata selama 4 jam sebesar 45º , rata – rata
kecepatan angin 1 m/s, dan arah angin dominan pada hari senin yaitu berhembus
kearah tenggara dengan sudut rata-rata 135º rata – rata kecepatan angin 1 m/s,
maka hasil prediksi sebaran polutan CO yang dikeluarkan oleh kendaraan
bermotor yang melintas selama 4 jam yaitu pada jam 06.00-10.00 dengan nilai

53
faktor emisi pada setiap Link untuk hari minggu (Car Free Day) yaitu sebesar
11,72 g/mi dan 11,67 g/mi dan hari senin (non-Car Free Day) yaitu 12,69 g/mi
dan 13,15 g/mi disetiap reseptor yang berada di jalan Haji Saleh Daeng Tompo
ialah sebagai berikut :
Tabel 12. Estimasi Konsentrasi Polutan CO Jl. Haji Saleh Daeng Tompo
Estimasi Konsentrasi CO
CO µg/m³
(ppm)
Hari Hari
NO Reseptor Hari senin Hari senin
minggu minggu
(Non Car (Non Car
(Car Free (Car Free
Free Day) Free Day)
Day) Day)
Baruga Anging 3,9 4434
1 4,2 4792
Mamiri
2 Losari Cafe 4,5 2,4 5134 2728

3 Titik Impinger 3,9 3,8 4450 4320


Paud Kb 3,6 4093
4 3 3423
Tweenies
5 Design Centre 5,5 3,3 6275 3752

6 Dehoex 2,8 4,0 3195 4547

Warung Makan 4,1


7 1,3 1483 4661
Nasi Uduk Ida
8 Tk Asiyiyah 4,5 2,5 5134 2842

9 Wafe Cafe 1,0 2,1 1141 2387

10 Aftens School 5,2 2,6 5933 2956

Jalan Haji Saleh Daeng Tompo


6
5
4 Jam 06.00-
CO (ppm)

10.00 (car
3 free day)
2 Jam 06.00-
1 10.00 (Non-
car free day)
0

54
Gambar 28. Estimasi Konsentrasi Polutan CO Jl. Hj. Saleh Daeng tompo
Hasil estimasi sebaran polutan CO pada Jalan Alternatif kegiatan Car
Free Day yakni Jl. Saleh Daeng tompo dengan menggunakan model
CALINE-4 menunjukkan bahwa pada saat kegiatan Car Free Day
berlangsung selama 4 jam, dimana reseptor Design Centre memiliki tingkat
polutan CO paling tertinggi yaitu 5,5 ppm atau 6275 µg/m³. Sedangkan tingkat
polutan CO yang terendah selama 4 jam pada hari minggu (Car Free Day)
yaitu terjadi pada reseptor Warung Makan Wafe Cafe yaitu 1,0 ppm atau
1141µg/m³. Sedangkan pada hari senin (Non-Car Free Day) pada ruas jalan
Alternatif Hj Saleh Daeng tompo tingkat konsentrasi polutan CO tertinggi
yaitu terjadi pada reseptor Aftens School yaitu sebesar 4,4 ppm atau 5002
µg/m³ dan tingkat konsentrasi terendah yaitu terjadi pada reseptor Wafe Cafe
sebesar 1,9 ppm atau 2160 µg/m³. Dari hasil estimasi konsentrasi CO
(Karbon Monoksida) pada caline-4 ditiap-tiap reseptor dijalan haji saleh
daeng tompo pada hari minggu dan hari senin diatas maka hasil konsentrasi
CO (Karbon Monoksida) masih berada pada nilai ambang batas yang
dipersyaratkan oleh Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang baku
mutu udara ambien.

F. Pemetaan Sebaran Polutan

Pemodelan berupa pemetaan dengan sebaran konsentrasi karbon monoksida


dapat dilihat dengan menggunakan software Golden Surfer 15. Hasil model
CALINE-4 kemudian diinput kedalam aplikasi Surfer dengan hasil berupa
pemetaan sebaran polutan CO.
Penyebaran polutan CO pada ruas jalan Ance Daeng Ngoyo pada hari Minggu
(Car Free Day) dan hari senin (Non-Car Free Day). dan besaran dampaknya
dapat dilihat pada Gambar 31 di bawah ini :

55
0% – 25%
Dampak
26% – 50%
Dampak
51% – 75%
Dampak
76% –
100%
Dampak
=
Reseptor

Gambar 29. Sebaran Polutan CO di Jalan Ance Daeng Ngoyo pada hari
minggu (Car Free Day).

Gambar 30. Wind Rose Jl. Ance Daeng Ngoyo (Car Free Day)
Berdasarkan Gambar diatas terdapat 12 reseptor, dimana kriteria
penentuan reseptor dilakukan dengan cara melihat arah angin dominan pada saat
waktu penelitian kemudian ditentukan reseptor-reseptor yang terpilih dimana
reseptor yang terpilih disini merupakan penerima dampak atau pada area sensitif

56
yang berada disekitar lingkungan jalan dan memiliki kemungkinan paling terpapar
oleh emisi kendaraan yang melalui jalan tersebut, selain itu reseptor yang dipilih
berjarak maksimal 500 meter dari lokasi atau sumber ataupun jalan yang
merupakan sumber dari reseptor tersebut. Dapat diketahui bahwa rata-rata
tertinggi polutan CO pada saat kegiatan Car Free Day dan non Car Free Day
berlangsung di jalan Ance Daeng Ngoyo masuk dalam skala warna jingga yaitu
dengan kisaran dampak 76% - 100%. Sedangkan polutan CO terendah masuk
dalam skala warna putih dengan kisaran dampak 0% – 25%. Sedangkan pada
Gambar 31 menunjukkan bahwa reseptor terletak pada daerah berwarna hijau
dengan kisaran dampak 26% - 50% dengan kondisi semakin jauh jarak
penyebaran polutan maka besaran dampaknya semakin berkurang seperti yang
terlihat pada pola warna pada Gambar 31, jika dilihat dari arah angin dominan
maka arah angin berhembus ke arah barat laut ke timur laut sehingga polutan
lebih mengarah ke arah timur laut pada saat car fre day. Hal ini sejalan dengan
hasil penelitian terdahulu oleh Gita Frederica P (2016), bahwa semakin jauh dari
sumber polutan menurut arah angin, maka konsentrasi polutan semakin
berkurang.

0% – 25%
Dampak
26% – 50%
Dampak
51% – 75%
Dampak
76% –
100%
Dampak
=
Reseptor

Gambar 31. Sebaran Polutan CO di Jalan Ance Daeng Ngoyo pada hari Senin
(Non-Car Free Day)

57
Gambar 32. Wind Rose Jl. Ance Daeng Ngoyo (Non-Car Free Day)
Berdasarkan Gambar diatas terdapat 12 reseptor, dimana kriteria penentuan
reseptor dilakukan dengan cara melihat arah angin dominan pada saat waktu
penelitian kemudian ditentukan reseptor-reseptor yang terpilih dimana reseptor
yang terpilih disini merupakan penerima dampak atau pada area sensitif yang
berada disekitar lingkungan jalan dan memiliki kemungkinan paling terpapar oleh
emisi kendaraan yang melalui jalan tersebut, selain itu reseptor yang dipilih
berjarak maksimal 500 meter dari lokasi atau sumber ataupun jalan yang
merupakan sumber dari reseptor tersebut. Dapat diketahui bahwa rata-rata
tertinggi polutan CO pada saat kegiatan Car Free Day dan non Car Free Day
berlangsung di jalan Ance Daeng Ngoyo masuk dalam skala warna jingga yaitu
dengan kisaran dampak 76% - 100%. Sedangkan polutan CO terendah masuk
dalam skala warna putih dengan kisaran dampak 0% – 25%. Sedangkan pada
Gambar 31 menunjukkan bahwa reseptor terletak pada daerah berwarna hijau
dengan kisaran dampak 26% - 50% dengan kondisi semakin jauh jarak
penyebaran polutan maka besaran dampaknya semakin berkurang seperti yang
terlihat pada pola warna pada Gambar 31, jika dilihat dari arah angin dominan
maka arah angin mengarah ke arah barat laut sehingga polutan lebih mengarah ke
arah barat laut pada saat car fre day.
Berikut pada gambar 32 dibawah ini merupakan penyebaran emisi polutan
CO dan besaran dampaknya pada Jalan Alternatif Karunrung dimana merupakan
jalan alternatif pada lokasi kegiatan Car Free Day Jendral sudirman.

58
0% – 25%
Dampak
26% – 50%
Dampak
51% – 75%
Dampak
76% –
100%
Dampak
=
Reseptor
Gambar 33. Sebaran Polutan CO di Jalan Karunrung pada hari Minggu (Car
Free Day)

Gambar 34. Wind Rose Jl. Karunrung (Car Free Day)

Berdasarkan Gambar diatas terdapat 12 reseptor, dimana kriteria


penentuan reseptor dilakukan dengan cara melihat arah angin dominan pada saat
waktu penelitian kemudian ditentukan reseptor-reseptor yang terpilih dimana
reseptor yang terpilih disini merupakan penerima dampak atau pada area sensitif
yang berada disekitar lingkungan jalan dan memiliki kemungkinan paling terpapar
oleh emisi kendaraan yang melalui jalan tersebut, selain itu reseptor yang dipilih
berjarak maksimal 500 meter dari lokasi atau sumber ataupun jalan yang
merupakan sumber dari reseptor tersebut. Hasil penyebaran polutan CO (Karbon
Monoksida) berdasarkan gambar 33 tertinggi terdapat pada Link ke 2 selain itu

59
dapat diketahui bahwa rata-rata tertinggi polutan CO pada saat kegiatan Car Free
Day berlangsung di jalan Ance Daeng Ngoyo masuk dalam skala warna jingga
yaitu dengan kisaran dampak 76% - 100%. Sedangkan polutan CO terendah
masuk dalam skala warna putih dengan kisaran dampak 0% – 25%. Sedangkan
pada Gambar 33 menunjukkan bahwa reseptor terletak pada daerah berwarna
hijau dengan kisaran dampak 26% - 50% yang terdapat pada Link 1, dan warna
jingga masuk pada link 2 dimana dilihat dari nilai besaran emisi paling tertinggi
terdapat pada link ke 2. Jika dilihat dari arah angin dominan maka arah angin
dominan berhembus dari arah selatan sehingga polutan lebih mengarah ke arah
selatan pada saat car fre day.

0% – 25%
Dampak

26% – 50%
Dampak

51% – 75%
Dampak
76% – 100%
Dampak
 = Reseptor

Gambar 35. Sebaran Polutan CO di Jalan Karunrung pada hari Senin (Non-Car
Free Day)

Gambar 36. Wind Rose Jl. Karunrung (Non-Car Free Day)

60
Berdasarkan Gambar diatas, dapat diketahui bahwa emisi rata-rata tertinggi
polutan CO pada saat non Car Free Day berlangsung di jalan Karunrung masuk
dalam skala warna jingga yaitu dengan kisaran dampak 76% - 100%. Sedangkan
polutan CO terendah masuk dalam skala warna putih dengan kisaran dampak 0%
– 25%. Dan pada Gambar 37 menunjukkan bahwa reseptor yang terdapat pada
lokasi jalan alternatif jl. Karunrung pada saat car free day dan non-car free day
terletak pada daerah berwarna kuning dengan kisaran dampak 51% - 75% berbeda
dengan jalan alternatif ance daeng ngoyo, di jalan karunrung polutan CO lebih
tinggi atau masuk dalam skala kuning hal ini berarti jumlah kendaraan yang
melewati lebih banyak sehingga polutan CO meningkat selain ini tergantung dari
faktor meteorologi yakni arah dan kecepatan angin dimana arah angin dominan
pada jalan karunrung pada saat car free day yaitu berhembus dari arah timur ke
barat sehingga hasil sebaran polutan lebih tinggi berada pada arah barat
dibandingkan arah timur akan tetapi jika dilihat dari hasil polutan tiap reseptor
pada arah timur lebih tinggi hasil polutannya dikarenakan mengikuti volume
kendaraan yang terdapat pada link ke 2, selain itu jika kecepatan angin semakin
meningkan maka polutan CO juga akan semakin berkurang tetapi jika kecepatan
angin rendah maka tingkat konsentrasi polutan CO akan semakin meningkat
dilokasi tersebut.
Pada Jalan Alternatif Haji Saleh Daeng tompo penyebaran emisi polutan CO dan
besaran dampaknya pada saat car free day dapat dilihat pada Gambar di bawah
ini :

0% – 25%
Dampak
26% – 50%
Dampak
51% – 75%
Dampak
76% –
100%
Dampak
=
Reseptor

61
Gambar 37. Sebaran Polutan CO di Jalan Hj Saleh Dg Tompo pada hari Minggu
(Car Free Day)

Gambar 38. Wind Rose Jl. Haji Saleh Daeng Tompo (Car Free Day)

Berdasarkan Gambar diatas, dapat diketahui bahwa emisi rata-rata tertinggi


polutan CO pada saat kegiatan Car Free Day berlangsung di jalan Hj. Saleh
Daeng Tompo masuk dalam skala warna jingga yaitu dengan kisaran dampak
76% - 100%. Sedangkan polutan CO terendah masuk dalam skala warna putih
dengan kisaran dampak 0% – 25%. Dan pada Gambar 32 yakni pada saat kegiatan
Car Free Day Jalan Alternatif Haji Saleh Deng Tompo menunjukkan bahwa
reseptor yang terdapat pada lokasi jalan tersebut terletak pada daerah berwarna
jingga dengan kisaran dampak 76% - 100% hal ini menandakan tingginya
pencemaran yang terjadi di lokasi tersebut selain itu banyaknya jumlah kendaraan
bermotor dan faktor emisi CO dari kendaraan yang melewati area tersebut
sehingga banyak menghasilkan sumber emisi polutan CO, dijalan tersebut juga
terjadi penumpukan kendaraan dikarenakan banyak pengunjung yang datang ke
lokasi car free day yang menggunakan kendaraan bermotor dan memanfaatkan
jalan sebagai lahan parkir sehingga menimbulkan kemacetan dan penumpukan di
lokasi tersebut. Selain itu jika dilihat dari arah angin dominan pada jalan haji saleh
daeng tompo pada hari minggu bertiup dari arah timur laut, sehingga sebaran
polutan pada saat car free day pada jalan haji saleh daeng tompo mengarah ke

62
arah timur laut, akan tetapi dilihat pada hasil volume kendaraan pada jalan haji
saleh daeng tompo lebih kecil volume kendaraan pada link 1 dari pada link 2.
Pada Jalan Alternatif Haji Saleh Daeng tompo penyebaran emisi polutan
CO dan besaran dampaknya pada saat car free day dapat dilihat pada Gambar di
bawah ini :

0% – 25%
Dampak
26% – 50%
Dampak
51% – 75%
Dampak
76% – 100%
Dampak
 = Reseptor

Gambar 39. Sebaran Polutan CO di Jalan Hj Saleh Dg Tompo pada hari senin
(Non-Car Free Day)

Gambar 40. Wind Rose Jl. Haji Saleh Daeng tompo (Non-Car Free Day)

Berdasarkan Gambardiatas, dapat diketahui bahwa emisi rata-rata tertinggi


polutan CO (Karbon Monoksida) pada non-Car Free Day di jalan Hj. Saleh
Daeng Tompo masuk dalam skala warna jingga yaitu dengan kisaran dampak

63
76% - 100%. Sedangkan polutan CO terendah masuk dalam skala warna putih
dengan kisaran dampak 0% – 25%. Dan pada Gambar 32 yakni pada saat kegiatan
Car Free Day dan non-Car Free Day Jalan Alternatif Haji Saleh Deng Tompo
menunjukkan bahwa reseptor yang terdapat pada lokasi jalan tersebut terletak
pada daerah berwarna jingga dengan kisaran dampak 76% - 100% hal ini
menandakan tingginya pencemaran yang terjadi di lokasi tersebut selain itu
banyaknya jumlah kendaraan bermotor dan faktor emisi CO dari kendaraan yang
melewati area tersebut sehingga banyak menghasilkan sumber emisi polutan CO,
dijalan tersebut juga terjadi penumpukan kendaraan dikarenakan banyak
pengunjung yang datang ke lokasi car free day yang menggunakan kendaraan
bermotor dan memanfaatkan jalan sebagai lahan parkir sehingga menimbulkan
kemacetan dan penumpukan di lokasi tersebut. Selain itu faktor jika dilihat arah
angin dominan pada lokasi tersebut dominan ke arah angin berhembus ke selatan
dan ke barat laut tetapi walaupun arah angin bertiup ke selatan dan barat laut
namun berdasarkan hasil penelitian penyebaran polutan CO (Karbon Monoksida)
dominan mengikuti Volume Kendaraan dan faktor emisi, selain itu kecepatan
angin juga mempengaruhi sebaran polutan dimana semakin cepat kecepatan angin
pada lokasi tersebut maka semakin berkurang polutan yang terjadi di lokasi
tersebut begitu pun sebaliknya, jika dilihat dari gambar diaatas kecepatan angin
rendah sehingga polutan yang terjadi pada jalan atau daerah tersebut sangat besar
terkena dampak.

G. Data kualitas udara CO (Karbon Monoksida) menggunakan Alat


Impinger
Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan menggunakan alat
impinger. Lokasi yang diteliti yaitu di jalan alternatif pada saat kegiatan Car Free
Day (hari minggu) dan non-Car Free Day (hari senin) mewakili hari kerja,
Pengukuran Konsentrasi CO dilakukan selama 6 hari pada Jalan Alternaif
Kegiatan Car Free Day Kota Makassar, pengukuran yang dilakukan selama 2 hari
yaitu hari Minggu dan hari Senin mewakili 1 minggu, dimana hari minggu pada
saat kegiatan Car Free Day dan hari senin Non-Car Free Day, Pengukuran yang

64
dilakukan dilokasi jalan alternatif area Car Free Day dimana tabung impinger
diisi dengan larutan AgNO3 yang berfungsi sebagai bahan penyerap dengan
volume larutan 20 ml. Pengambilan sampel udara dilakukan selama 4 jam yaitu
jam 06.00-10.00 WITA. Pada saat kegiatan car free day, setelah dilakukan
pengukuran dilapangan kemudian sampel tersebut dibawa ke laboraturium untuk
di analisis dengan menggunakan alat UV Visible spectrophometer dimana alat UV
Visible spectrophometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi
dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada obyek
kaca atau kaursa yang disebut dengan kuvet. Setelah hasil di yang telah keluar
dari alat spectrophometer kemudian dihitungan dengan menggunakan rumus yang
telah ditentukan.

Gambar 41. Analisis data hasil pengukuran di laboraturium balai kesehatan kota
makassar

Hasil pengukuran Konsentrasi CO dapat dilihat pada tabel 12 :


Tabel 13. Data Konsentrasi Ambien CO (Karbon Monoksida)
Konsentrasi CO
(μg/Nm3) Baku Mutu
NO Lokasi Waktu
(μg/Nm3)
Minggu Senin
1 Jl. Ance Daeng 1303.54 1570.24 30.000 1 jam

65
Konsentrasi CO
(μg/Nm3) Baku Mutu
NO Lokasi Waktu
(μg/Nm3)
Minggu Senin
Nyogo 10.000 24 jam
1.000 1 tahun
30.000 1 jam
2 Jl. Karunrung 1033.53 1355.56 10.000 24 jam
1.000 1 tahun
30.000 1 jam
Jl. Hj Saleh Daeng
3 1137.62 861.15 10.000 24 jam
Tompo
1.000 1 tahun
Berdasarkan tabel 15 diatas maka nilai konsentrasi CO pada ketiga lokasi
penelitian yaitu jalan alternatif pada kegiatan Car Free Day masih berada pada
ambang batas yang dipersyaratkan, meskipun nilai konsentrasi pada ketiga lokasi
tersebut berbeda atau terjadi kenaikan nilai konsentrasi dari hari minggu ke hari
senin, dimana untuk jalan Ance Daeng Ngoyo dan pada jalan Karunrung terjadi
kenaikan konsentrasi polutan CO, sedangkan pada jalan Haji Saleh Daeng Tompo
terjadi penurunan dari hari minggu ke hari senin, dimana hari minggu terjadi
peningkatan pada saat kegiatan Car Free Day sedang berlangsung akan tetapi nilai
konsentrasi CO pada lokasi tersebut juga masih berada pada ambang batas yang di
persyaratkan oleh Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang baku mutu
udara ambien.

66
Konsentrasi Karbon Monoksida hari Sabtu dan Minggu

1800
Konsentrasi CO μg/Nm3

1600

1400

1200

1000
MINGGU
800

600
SENIN
400

200

0
Ance daeng ngoyo Karunrung Hj saleh dg tompo

Gambar 42. Perbandingan Konsentrasi CO Hari Car Free day dan Non-Car Free
day Jl. Alternatif Kegiatan Car Free Day Kota Makassar
Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan maka nilai konsentrasi
CO pada Jalan Ance Daeng Ngoyo meningkat dari hari minggu ke sabtu, sama
halnya pada jalan Karunrung terjadi peningkatan nilai konsentrasi CO dari hari
minggu ke hari senin, sedangkan pada jalan alternatif Haji Saleh Daeng Tompo
Terjadi peningkatan nilai Konsentrasi pada hari minggu, hal tersebut terjadi akibat
adanya kegiatan car free day yang menyebabkan peningkatan jumlah kendaraan
yang melalui jalan Haji Saleh Daeng dimana di lokasi tersebut terdapat banyak
jumlah kendaraan yang parkir sehingga terjadi penumpukan kendaraan bermotor.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Arifiyanti (2012) “Konsentrasi CO
meningkat seiring dengan peningkatan volume kendaraan” dan sesuai pula
menurut Fardiaz (1992) yang menyatakan “kecenderungan CO akan terus
meningkat seiring dengan meningkatnya sumber pencemar pada sistem
transportasi”

67
Hubungan jumlah kendaraan dengan konsentrasi CO jalan
jumlah kendaraan dan konsentrasi CO Ance Daeng Ngoyo pada hari minggu dan hari senin
10000
9000
8000
7000
6000
volume
5000 kendaraan
4000
3000 Konsentrasi
CO
2000
1000
0
Car Free Non - Car
Day Free Day

Gambar 43. Perbandingan jumlah kendaraan dengan konsentrasi CO pada saat


kegiatan Car Free day dan Non-Car Free day dijalan alternatif Ance daeng ngoyo
Nilai konsentrasi CO di Jalan Ance Daeng Ngoyo meningkat dari hari
minggu ke senin. Hal tersebut terjadi karena pada hari minggu merupakan hari car
free day dimana jalan alternatif merupakan jalan untuk sampai ke tempat tujuan
bagi para pengendara kendaraan bermotor tetapi jumlah kendaraan dari hari
minggu kehari senin berbeda dikarenakan pada hari senin merupakan hari kerja
sehingga pada hari senin banyak masyarakat yang melakukan aktivitas kerja,
sekolah dan lain-lain, dan apalagi dijalan tersebut terdapat sekolah, hotel sehingga
banyak pengguna kendaraan bermotor yang melewati jalan tersebut. Konsentrasi
yang tadinya pada hari minggu adalah 1303.54 μg/Nm3 mengalami peningkatan
di hari senin menjadi 1570.24 μg/Nm3 seiring dengan terjadinya fluktuasi rata-rata
jumlah kendaraan yang melewati Jalan tesebut. Grafik tersebut menunjukan
adanya hubungan antara jumlah kendaraan dengan konsentrasi CO di jalan dijalan
alternatif Ance daeng ngoyo dimana konsentrasi CO meningkat dan jumlah rata
rata kendaraan di jalan Ance daeng ngoyo pun meningkat. Hal tersebut sesuai
dengan pernyataan Arifiyanti (2012) “Konsentrasi CO meningkat seiring dengan
peningkatan volume kendaraan.

68
Hubungan jumlah kendaraan dengan konsentrasi CO jalan
jumlah kendaraan dan konsentrasi CO Ance Daeng Ngoyo pada hari minggu dan hari senin

20000
18000
16000
14000
12000
Volume
10000 Kendaraan
8000
6000 Konsentrasi
4000 CO

2000
0
Car Free Day Non - Car
Free Day

Gambar 44. Perbandingan jumlah kendaraan dengan konsentrasi CO pada saat


kegiatan Car Free day dan Non-Car Free day dijalan alternatif karunrung
Berdasarkan gambar 44, Nilai konsentrasi CO di Jalan karunrung meningkat
dari hari minggu ke senin sama halnya dengan jalan Ance Daeng Ngoyo pada hari
minggu meningkat ke hari senin. Hal ini terjadi karena pada hari minggu
merupakan hari car free day dimana jalan alternatif karunrung merupakan jalan
alternatif untuk sampai ke tempat tujuan bagi para pengendara kendaraan
bermotor atau pun pengunjung car free day, tetapi jumlah kendaraan dari hari
minggu ke hari senin berbeda dikarenakan pada hari senin merupakan hari kerja
sehingga pada hari senin banyak masyarakat yang melakukan aktivitas-aktivitas
kerja, sekolah dan lain-lain, selain itu dilokasi tersebut terdapat banyak toko-toko
dan sekolah sehingga jalan tersebut banyak dilewati bagi pengendaraan bermotor
untuk sampai ke tempat tujuan tersebut. Konsentrasi yang tadinya pada hari
minggu adalah 1303.54 μg/Nm3 mengalami peningkatan di hari senin menjadi
1570.24 μg/Nm3 seiring dengan terjadinya fluktuasi rata-rata jumlah kendaraan
yang melewati Jalan tesebut. Adanya peningkatan dan penurunan jumlah rata rata
kendaraan menjadi salah satu factor berubahnya nilai konsentrasi CO Hal tersebut
sesuai dengan pernyataan Arifiyanti (2012) “Konsentrasi CO meningkat seiring
dengan peningkatan volume kendaraan.

69
Hubungan jumlah kendaraan dengan konsentrasi CO jalan
Haji Saleh Daeng Tompo pada hari minggu dan hari senin
jumlah kendaraan dan konsentrasi CO 18000
16000
14000
12000
10000 Volume
Kendaraan
8000
6000 Konsentrasi
CO
4000
2000
0
Car Free Non - Car
Day Free Day

Gambar 45. Perbandingan jumlah kendaraan dengan konsentrasi CO pada saat


kegiatan Car Free day dan Non-Car Free day dijalan alternatif Haji Saleh Daeng
Tompo
Adanya peningkatan dan penurunan jumlah rata rata kendaraan menjadi
salah satu faktor berubahnya nilai konsentrasi CO di Jalan Haji Saleh Daeng
Tompo pada hari minggu dan senin, konsentrasi CO hari minggu meningkat
artinya pada saat dilaksanakan Car Free Day jumlah kendaraan bermotor
meningkat sehingga nilai konsentrasinya juga meningkat, dimana pada saat Car
Free Day atau hari minggu nilai konsentrasi adalah 1137,62 μg/Nm3 dan di hari
senin menurun menjadi 861,15 μg/Nm3. Dari grafik dapat dilihat bahwa jumlah
rata-rata kendaraan cenderung berkurang dari hari minggu ke senin. Hal tersebut
dapat terjadi karena pada hari minggu merupakan hari car free day sehingga jalan
Haji Saleh Daeng Tompo yang merupakan jalan alternatif banyak masyarakat
yang memanfaatkan atau dijadikan sebagai area parkir dan berjualan makanan
pada hari minggu, hal tersebut menyebabkan kepadatan dan penyempitan ruas
jalan sehingga kendaraan yang melewati jalan tersebut tidak dapat jalan dengan
kecepatan normal. Keadaan tersebut mempengaruhi konsentrasi CO sebagaimana
pendapat Purwani (2004) dalam Faradina (2012), “Semakin rendah kecepatan
kendaraan akan menyebabkan konsentrasi CO dan HC meningkat, begitu pula

70
sebaliknya. Selain itu sesuai dengan pernyataan Arifiyanti (2012) “Konsentrasi
CO meningkat seiring dengan peningkatan volume kendaraan” maka konsentrasi
CO yang terjadi di Jalan alternatif lebih meningkat pada saat dilaksanaan kegiatan
Car Free Day dari pada hari senin yakni non-Car Free Day.

71
BAB V

PENUTUP

1. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan dari penelitian ini yang dilandaskan pada hasil penelitian
dan analisis data, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Nilai besaran emisi bergantung pada volume kendaraan dari tiap-tiap jenis
kendaraan bermotor, karena jumlah kendaraan dari tiap jenis kendaraan
bermotor itu mempengaruhi nilai besaran emisi berdasarkan nilai faktor
emisi dari tiap-tiap jenis kendaraan bermotor, Jumlah kendaraan dari tiap-
tiap jenis kendaraan bermotor mempengaruhi besaran emisi dimana
volume kendaraan bergantung pada nilai faktor emisi yang ditentukan
pada lokasi Ance Daeng Ngoyo pada saat diadakan car free day nilai
besaran emisi paling tertinggi yaitu 13,03 g/ml dengan volume kendaraan
4360 di link geometry kedua, hal ini berarti semakin besar volume
kendaraan maka semakin besar pula besaran emisi yang di hasilkan, akan
tetapi pada hari senin volume kendaraan berbanding terbalik dengan
besaran emisi yang di hasilkan dimana besaran emisi yang di hasilkan
yaitu link 2 10,91 g/ml dan link 1 yaitu 10,60 dengan volume kendaraan
4356 dan 4833, sehingga volume kendaraan berbanding terbalik dengan
besaran emisi yang dihasilkan, hal ini dikarenakan tergantung dari volume
kendaraan dari tiap-tiap jenis kendaraan bermotor tersebut.
2. Pola sebaran CO dipengaruhi oleh arah angin dimana arah angin, dari ke 3
lokasi penelitian arah angin cenderung berhembus dari arah timur laut
kearah selatan dan barat daya sehingga arah timur laut dari tiga lokasi
penelitian tidak berdampak signifikan terhadap polutan CO. Sebaliknya,
pada arah selatan merupakan daerah paling terkena dampak namun terus
berkurang seiring dengan pertambahan jarak. Hal ini terjadi dikarenakan
semakin jauh jarak penyebaran polutan CO dari sumbernya, maka
konsentrasi dari polutan CO tersebut akan semakin berkurang karena

72
ruang dispersi dari polutan tersebut semakin membesar, akan tetapi pada
daerah atau lokasi jalan alternatif Karunrung dampak yang terkena oleh
reseptor sangat besar hal ini tergantung dari faktor meteorologi seperti
kecepatan angin, arah angin dan suhu.
3. Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan maka hasil konsentrasi
CO masih berada pada nilai ambang batas yang dipersyaratkan oleh
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang baku mutu udara
ambien. Polutan CO yang paling tertinggi yang dihasilkan ke tiga lokasi
jalan alternatif car free day yaitu di jalan Ance Daeng Ngoyo pada hari
senin sebesar 1570.24 μg/Nm3 hal ini mempengaruh kualitas udara yang
terjadi pada lokasi tersebut dikarenkan polutan CO volume kendaraan
pada hari senin juga meningkat maka konsentrasi CO yang dihasilkan juga
meningkat seiring dengan peningkatan volume kendaraan, sedangkan
Polutan CO yang paling terendah yaitu pada jalan haji saleh daeng tompo
pada hari senin sebesar 861.15 μg/Nm3, dikarenakan volume kendaraan
bermotor yang terjadi juga menurun, berbeda dengan hari minggu pada
saat kegiatan car free day sedang berlangsung, volume kendaraan sangat
meningkat karena terjadi penumpukan kendaraan akibat banyak
masyarakat yang memanfaatkan setengah dari jalan tersebut sebagai lahan
parkir kendaran maka terjadi penumpukan di lokasi tersebut.

2. Saran

1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan pada saat pengambilan titik


reseptor harus melihat terlebih dahulu arah angin dominan yang terdapat
pada lokasi penelitian, dan untuk memvalidasi data pengukuran dan data
hasil caline-4 disarankan untuk mengambil data kualitas udara pada
masing-masing reseptor yang dipilih agar dapat memvalidasi data
pengukuran dan data hasil program caline-4.
2. Para pengunjung kegiatan Car Free Day sebaiknya menuju ke lokasi
menggunakan sepeda agar polusi udara bisa berkurang karena car free day

73
merupakan hari bebas kendaraan bermotor bukan untuk menambah polusi
dan penumpukan kendaraan sehingga menimbulkan polutan yang
dihasilkan oleh kendaraan tersebut, dan apabila menggunakan kendaraan
bermotor ke lokasi car free day sebaiknya mencari lahan parkir yang tidak
mengganggu para pengguna jalan di jalan alternatif.

74
DAFTAR PUSTAKA

Sutrisno. Endro, 2017. Analisis Dampak Kualitas Udara Karbon Monoksida (Co)

Di Sekitar Jl. Pemuda Akibat Kegiatan Car Free Day Menggunakan

Program Caline4 Dan Surfer (Studi Kasus: Kota Semarang). Jurnal

Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1

Haderiah. 2017. Kualitas Udara Di Tinjau Dari Parameter Carbon Monoksida

(Co) Pada Jl. Urip Sumoharjo Km 7 Ex Adipura Tello Kota Makassar.

Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Makassar. Vol.17

No.1

Azizah Aulia, 2011. Analisis Kualitas Udara Ambien Dengan Parameter Gas

So2, No2 Dan Co Di Balai Hiperkes Dan Keselamatan Kerja Provinsi

Kalimantan Selatan. Banjarbaru : Universitas Lambung Mangkurat

Frederica, Gita P. 2016. Analisis Penyebaran Polutan CO Kendaraan Bermotor

Berbasis Model Dispersi Gauss. Makassar : Universitas Hasanuddin

Paerunan Jepi, 2015 Analisis Kualitas Udara Pada Kawasan Terminal Daya Di

Kota Makassar. Makassar : Universitas Hasanuddin

Muhlisa Ade, 2015. Studi Tingkat Kualtas Udara Pada Ruas Jalan Utama Kota

Makassar Pada Jam Sibuk. Makassar : Universitas Hasanuddin

Febriansyah Edy, 2015. Analisis Tingkat Pencemaran Udara Hotel Grand Clarion

Makassar. Makassar : Universitas Hasanuddin

Laila Wahyu, 2012. Pengaruh Paparan Gas Karbon Monoksida CO terhadap

kelelahan kerja pada pedagang asogang diterminal tirtonadi surakarta.

Surakarta : Universitas Sebeles Maret

75
Ratnani, R.D. 2008. Teknik Pengendalian Pencemaran Udara Yang Diakibatkan

oleh Partikel. Semarang : Universitas Wahid Hasyim

Muchtar Fakhrizal, 2018. Analisis Emisi Kendaraan Berbasis Model Caline4 Di

Jalan Nasional Pada Kawasan Mamminasata. Makassar : Universitas

Hasanuddin

Widyasmara, Indah. 2012. Pusat Rekreasi Area Car Free Day Solo. Surakarta :

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Ortarita Elizabhet, 2015. Manfaat Dan Kegunaan Surfer. Yogyakarta : Universitas

Pembangunan Pembangunan Nasional Veteran

Mustafa Nahlah, 2015. Studi Tingkat Kualitas Udara Pada Kawasan Mall

Panakukang Di Makassar. Makassar : Universitas Hasanuddin.

Khamdalasari, Tp Mahas, 2018. Analisis Emisi Kendaraan Berbasis Model Caline 4

Di Sekitar Jalan Propinsi Pada Kawasan Mamminasata. Makassar :

Universitas Hasanuddin

Subhra Konar,Tuhin, 2012. Applicability of Caline4 model for Nox in Kolkata Roadway.

Jadavpur University, India

Annisa Nova, 2014. Pemetaan Distribusi Konsentrasi Karbon Monoksida (Co)

Dihubungkan Dengan Aktivitas Kendaraan Bermotor Di Kampus Universitas

Lambung Mangkurat Banjarbaru.Banjarbaru : Universitas Lambung Mangkurat

Driejana, 2015. Pemodelan Kontribusi Kendaraan Pengangkut Barang Terhadap

Konsentrasi Ambien Co Dari Sumber Transportasi Di Kota Bandung. Institut

Teknologi Bandung

76
Novianti, Srikandi. 2009. Inventarisasi dan Pemetaan Emisi Oksida Nitrogen dari

Sektor Transportasi. Tugas Akhir Program Studi Teknik Lingkungan ,

FTSL, ITB

Utami, Inda Astri. 2012. Pemodelan Dispersi Skala Mikro Konsentrasi PM10 di

Udara Ambien dari Sektor Transportasi di Karees, Bandung.

77
LAMPIRAN

78
LAMPIRAN A
Dokumentasi Penelitian

79
Proses pengambilan Data Kualitas Udara

Proses pengambilan Data Kualitas Udara

80
Analisis Sampel Di laboraturium Balai Kesehatan Kota Makassar

Analisis Sampel Di laboraturium Balai Kesehatan Kota Makassar

81
LAMPIRAN B
Hasil pengukuran Konsentrasi CO

82
1. Data Hasil Pengukuran CO (Karbon Monoksida)

Konsentrasi CO Baku
NO LOKASI (μg/Nm3) Mutu Waktu
Minggu senin (μg/Nm3)
Jl. Ance Daeng 30.000 1 jam
1 nyogo (Car Free 1303.54 1570.24 10.000 24 jam
Day) 1.000 1 tahun
30.000 1 jam
2 Jl. Karunrung 1033.53 1355.56 10.000 24 jam
1.000 1 tahun
30.000 1 jam
Jl. Hj Saleng
3 1137.62 861.15 10.000 24 jam
Daeng tompo
1.000 1 tahun

83
LAMPIRAN C
Hasil Data Koordinat reseptor

84
1. Koordinat Reseptor Jalan Ance Daeng Ngoyo

Koordinat X Koordinat Y
NO Reseptor
° ' " ° ' "

1 Indomaret 5 9 21.0 119 26 33.9

2 Warkop HK 5 9 20.1 119 26 33.7

3 Madoma Makassar 5 9 19.9 119 26 33.8

4 Cv. Mandiri Karya 5 9 16.6 119 26 33.7

5 Coffe Zamil 5 9 13.1 119 26 34.7

6 Warteg Kurnia 5 9 11.0 119 26 35.0

Sekolah Al-Izar
7 5 9 10.2 119 26 35.3
Makassar

8 Masjid Ar-Rahman 5 9 07.8 119 26 35.5

9 Titik Impinger 5 9 05.9 119 26 35.7

Hotel Atria Inn


10 5 9 05.4 119 26 36.5
Makassar

11 UD. Mitra 5 9 03.1 119 26 36.5

85
2. Koordinat Reseptor Jalan Karunrung

Koordinat X Koordinat Y
NO Reseptor
° ' " ° ' "

1 Salon Sayor Nara 5 8 42.0 119 24 47.7

Cafe dan restorant


2 5 8 42.2 119 24 48.3
Ruang Tengah

3 Titik Impinger 5 8 42.3 119 24 48.9

4 Toko Sportation 5 8 42.6 119 24 28.5

5 Optik Makassar 5 8 42.8 119 24 48.7

6 Bank Yudha Bakti 5 8 42.7 119 24 48.9

Restaurant Donald
7 5 8 42.2 119 24 49.8
Bak Mie

8 Toko Momies 5 8 42 119 24 50.45

9 Start Utama 5 8 42.16 119 24 51.24

10 Paramita Lab 5 8 42.31 119 24 51.97

11 Hotel Lestari 5 8 42.35 119 24 52.21

12 Toko Endekado 5 8 42.72 119 24 52.07

13 Millenium 5 8 42.72 119 24 52.51

14 Toko Serba Murah 5 8 42.82 119 24 53.13

86
3. Koordinat Reseptor Jalan Haji Saleh Daeng Tompo

Koordinat X Koordinat Y
NO Reseptor
° ' " ° ' "

Baruga Angin
1 5 8 51.5 119 24 35.4
Mamiri

2 Losari Cafe 5 8 51.9 119 24 35.7

3 Titik Impinger 5 8 57.6 119 24 36.8

Paud Kb
4 5 8 51.14 119 24 38.67
Tweenies

5 Design Centre 5 8 51.52 119 24 38.56

6 Dehoex restaurant 5 8 51.07 119 24 39.33

Warung Makan
7 5 8 50.33 119 24 41.76
nasi uduk ida

8 Tk Aisyiyah 5 8 50.95 119 24 42.05

9 Wafe Cafe 5 8 49.17 119 24 44.16

Advent School
10 5 8 349. 119 24 45.63
Makassar

87
LAMPIRAN D
Prediksi Penyebaran CO dengan apilikasi
CALINE-4

88
1. Prediksi konsentrasi CO Jalan Ance Daeng Ngoyo (car free day dan non -
car free day)

Estimasi Konsentrasi CO
Hari minggu (Car Hari senin ( non-
NO Reseptor
Free Day) Car Free Day)
Ppm ppm
1 Indomaret 1,0 1,0
2 Warkop HK 1,0 1,0
3 Klinik 1,0 1,0
4 Madoma makassar 1,3 1,5
5 Cv Mandiri Karya 1,0 1,1
6 Coffe zamil 2,7 2,9
7 warteg kurnia 3,2 3,2
Sekolah al-izar
8 1,7 2,1
Makassar
9 Masjid ar-rahman 3,6 3,4
Reseptor
10 1,0 1,2
(impinger)
11 Atria inn Hotel 1,0 1,0
12 UD. Mitra al 1,0 1,2

2. Prediksi konsentrasi CO Jalan Karunrung (car free day dan non - car
free day)

Estimasi Konsentrasi CO (ppm)

No Reseptor Hari minggu (Car Hari senin (non-


Free Day) Car Free Day)

1 Salon Sayor Nara 6,0 5,2

2 Ruang Tengah Cafe 5,9 5,2

3 Titik Impinger 5,4 4,9

4 Sportation 8,1 2,7

5 Optik Makassar 4,6 1,0

6 Bank Yudha Bakti 5,5 1,3

89
Estimasi Konsentrasi CO (ppm)

No Reseptor Hari minggu (Car Hari senin (non-


Free Day) Car Free Day)

7 Resorant Donald 4,1 1,0

8 Toko Momy 9,9 7,1

9 Start Utama 3,8 1,0

10 Paramita Lab 5,1 1,0

11 Hotel Lestari 4,7 1,0

12 Endekado 9,3 8,1

13 Millenium 11,1 7,2

3. Prediksi konsentrasi CO Jalan Haji Saleh Daeng Tompo (car free day
dan non - car free day)

Estimasi Konsentrasi CO (ppm)


No Reseptor Hari minggu (Car Hari senin (non-
Free Day) Car Free Day)
Baruga Anging 3,9
1 4,2
Mamiri
2 Losari Cafe 4,5 2,4

3 Titik Impinger 3,9 3,8

Paud Kb 3,6
4 3
Tweenies
5 Design Centre 5,5 3,3

6 Dehoex 2,8 4,0

Warung Makan 4,1


7 1,3
Nasi Uduk Ida
8 Tk Asiyiyah 4,5 2,5

9 Wafe Cafe 1,0 2,1

10 Aftens School 5,2 2,6

90
LAMPIRAN D
Tutorial Penggunaan Program CALINE-4

91
Permodelan Caline 4 meliputi pemasukan data input dan eksekusi. Output dari
permodelan ini berupa besaran nilai pencemaran udara pada masing masing
reseptor. File input tersedia untuk membantu dalam proses data, yakni cakupan
data input, tombol tombol radio, daftar input dan tabulasi halaman. File input
dalam penggunaan model Caline 4 terdiri dari 5 (lima) yaitu (Melissa, 2007)

1. JOB PARAMETER
Layar Job parameter berisi informasi umum yang menggambarkan cara kerja,
pembagian model parameter secara umum, mengatur satuan (feet atau meter) yang
akan digunakan untuk memasukkan data ke link geometri dan layar receptor
positions. Masukan Job Parameter terdiri dari beberapa bagian, yakni:

FILE NAME : Berupa nama file yang setelah file disave dalam
format (*.dat), FILE NAME akan terisi dengan
sendirinya.
JOB TITLE : Merupakan icon tambahan untuk menjelaskan
model yang dibuat (dapat berisi 40 Karakter).
RUN TYPE : Merupakan pilihan dalam menentukan periode rata-
rata untuk konsentrasi pencemar dan sudut angin
rata-rata perjam. Pilihan-pilihan yang dapat
digunakan:(1) STANDARD yang menghitung
konsentrasi rata-rata selama 1 jam pada reseptor dan
users harus memasukkan arah angin pada layar
RUN CONDITIONS, (2) MULTI-RUN yang
menghitung konsentrasi CO rata-rata selama 8 jam
pada reseptor dan users harus memasukkan arah
angin setiap jamnya, (3) WORST-CASE WIND
ANGLE yang menghitung konsentrasi CO rata-rata
selama 1 jam pada reseptor dan model akan
memilih sudut angin yang menghasilkan konsentrasi
CO tertinggi pada setiap reseptor serta merupakan

92
pilihan yang tepat bagi kebanyakan users, (4)
MULTI-RUN/WORSTCASE HYBRID yang
menghitung konsentrasi rata-rata CO selama 8 jam
pada reseptor dan model juga akan memilih sudut
angin yang menghasilkan konsentrasi CO tertinggi
pada setiap reseptor.
AERODYNAMIC : Merupakan pilihan dalam menentukan jumlah
ROUGHNESS
turbulensi udara lokal yang mempengaruhi
COEFFICIENT
penyebaran kepulan. Pilihan yang dapat digunakan
(1) RURAL, (2) SUBURBAN, (3) CENTRAL
BUSINESS DISTRICT
MODEL : Berupa informasi ringkas mengenai:
INFORMATION
INFORMATION (1) LINK / RECEPTOR
GEOMETRY UNITS untuk menentukan satuan dari
geometri jaringan jalan dan posisi reseptor, (2)
ALTITUDE ABOVE SEA LEVEL untuk
mendefinisikan ketinggian di atas rata-rata
permukaan laut dalam menentukan nilai dari
penyebaran suatu kepulan dan hal ini tidak
mempengaruhi Link Geometry atau Receptor
Positions, (3) No of LINKS yang merupakan
jumlah total jaringan yang ada pada lembar Link
Geometry, (4) No of RECEPTORS yang merupakan
jumlah total reseptor yang ada pada lembar
Receptor Positions, (5) AVERAGING INTERVAL
yang mengindikasikan pilihan users dalam
menghitung konsentrasi rata-rata CO pada reseptor.

93
2. RUN CONDITIONS
Layar Run Condition berisikan parameter meteorologi yang dibutuhkan untuk
menjalankan Caline4, diantaranya:
WIND SPEED : Berupa kecepatan angin dalam unit meter per
detik dengan nilai minimum kecepatan angin
pada kondisi terburuk berdasarkan CL4 = 0,5
m/det
WIND DIRECTION : Arah Angin Dominan yang bertiup searah
dengan jarum jam mulai dari arah Utara
(Utara=0, Timur=90, Selatan=180 dan
Barat=270)
WIND DIRECTION : Berupa Standar deviasi statistik dai arah
STD DEVIATION
angin yang biasa disebut sebagai “sigma
theta”
ATMOSPHERIC : Merupakan ukuran turbulensi atmosfer
STABILITY CLASS
dengan nilai 1-7. nilai Atmospheric Stability
Class berdasarkan CL4 yaitu, nilai 1 ketika

94
Valid Wind Speed (m/s) < 4, nilai 2 ketika
Valid Wind Speed (m/s) < 5,5, nilai 3 ketika
Valid Wind Speed (m/s) < 1000, nilai 4
ketika Valid Wind Speed (m/s) < 1000, nilai
5 ketika Valid Wind Speed (m/s) < 5,5, nilai
6 ketika Valid Wind Speed (m/s) < 4,4, nilai
7 ketika Valid Wind Speed (m/s) < 3,5
MIXING HEIGHT : Berupa ketinggian turbulensi termal yang
terjadi berkaitan dengan pemanasan sinar
matahari ke bumi.
AMBIENT : Merupakan temperatur ambien yang secara
TEMPERATURE
signifikan mempengaruhi emisi pencemar,
digambarkan dalam unit derajat celcius
AMBIENT : Merupakan gambaran tingkat latar belakang
POLLUTANT
konsentrasi polutan alami ketika tidak ada
CONCENTRATION
aktivitas dalam satuan unit parts per million
(ppm).

95
3. LINK GEOMETRY

Link Geometry merupakan tempat memasukkan data koordinat jalan untuk


pemetaan kondisi jalan. Setiap baris pada matrix mendefinisikan single link dengan
input maksimal sebanyak 20 links. Links tersebut mendefinisikan sebagai segmen
garis lurus.
LINK NAME : Berupa icon pilihan dalam mendeskripsikan
nama yang ingin dicantumkan sebanyak 12
karakter untuk setiap link.
LINK TYPE : Berupa icon pilihan untuk mendefinisikan tipe
jalan raya yang mewakili tiap link. Pilihan-
pilihan pada CL4 meliputi : (1)AT GRADE
dimana CL4 tidak memasukkan kepulan ke
dalam campuran yang terjadi di bawah ground
level sehingga diasumsikan ketinggiannya = 0
(nol), (2)FILL dimana CL4 secara otomatis
mengatur ketinggian link = 0 (nol) dan
mengasumsikan tidak ada gangguan aliran
udara yang mengikuti area permukaan, (3)
DEPRESSED dimana terjadi penambahan
kumpulan udara pada periode daerah tertentu ke
dalam zona pencampuran sejalan dengan
kedalaman tekanan jalan raya sebab konsentrasi
pencemar akan berkurang lebih cepat pada arah
downwind untuk link yang bertekanan akibat
adanya pertambahan pencampuran secara
vertikal sesuai dengan periode daerah, (4)
BRIDGE dimana udara mengalir di atas dan di
bawah link sehingga kepulan merupakan
campuran keseluruhan dari link, (5) PARKING
LOT dimana Algoritma CL4 menghitung

96
mekanisme pengurangan dan antisipasi
turbulensi termal dari pergerakan lambat dan
kendaraan yang dinyalakan dalam keadaan
dingin pada jalan akses menuju tempat parkir.
ENDPOINT : Berupa merupakan sistem koordinat Cartesian
COORDINATES
yang mendefinisikan posisi dari link endpoints
(X1,Y1) dan (X2,Y2) dan menggunakan
satuan unit pengukuran yang disesuaikan
dengan pilihan pada layar Job Parameters
(meters atau feet). Axis Y diorientasikan pada
arah utara-selatan sedangkan axis X
diorientasikan pada arah timur-barat.
LINK HEIGHT : Mendefinisikan ketinggian link di atas daerah
sekitarnya untuk semua jenis link kecuali
Bridge, untuk Ground Level = 0 meter atau
feet (z=0). Nilai ketinggian link untuk At-
Grade Links = 0 atau nilai positif, untuk Fill
Links selalu bernilai = 0, untuk Depressed
Links kedalaman tekanan diindikasikan
sebagai nilai negatif, dan untuk Parking Lots
= 0.
MIXING ZONE WIDTH : Zona pencampuran didefinisikan sebagai lebar
jalan dengan penambahan 3 meter pada setiap
sisi jalan dengan nilai minimum sebesar 10
meter atau 32,81 feet
CANYON/BLUFF MIX : Merupakan pendekatan khusus CL4 untuk
daerah tanah lapang yang kompleks seperti
jurang atau penghalang

97
4. LINK ACTIVITY
Pada bagian ini berupa tingkatan lalu linttas dan nilai emisi kendaraan pada
setiap link yaitu:
TRAFFIC VOLUME : Berupa volume lalu lintas per jam pada
setiap link dalam unit kendaraan per jam
EMISSION FACTOR : Berupa angka rata-rata pembuangan emisi
kendaraan terukur pada kelompok
kendaraan secara lokal dan digambarkan
dalam unit gram per mile Setelah
memasukkan semua data tersebut,
selanjutnya kembali ke halaman paling
awal yaitu Job Parameters, kemudian pilih
“save” karena CALINE-4 hanya dapat
menjalankan hitungan ketika file tersebut
telah disimpan. Setelah file disimpan,
selanjutnya pilih Run CALINE-4 untuk
melihat hasil dari data – data yang telah
diinput sebelumnya

98
.

5. RECEPTOR POSITIONS
Dipilihan input file ini, masukkan data nama reseptor dan koordinatnya. Hasil
pemetaan jalan yang dilakukan oleh CALINE-4 berdasarkan link geometry dan
receptor positions kemudian dapat dilihat pada bagian ini. Untuk satu kali input
CALINE-4 hanya dapat maksimal 20 reseptor.

Setelah memasukkan semua data tersebut, selanjutnya kembali ke halaman


paling awal yaitu Job Parameters, kemudian pilih “save” karena CALINE-4 hanya
dapat menjalankan hitungan ketika file tersebut telah disimpan. Setelah file disimpan,

99
selanjutnya pilih Run CALINE-4 untuk melihat hasil dari data – data yang telah
diinput sebelumnya.

Kemudian akan muncul nilai besaran konsentrasi polutan pada bagian Result,
dibagian awalnya berisikan rekapitulasi dari data – data yang telah diinput dari
Job Parameters hingga Receptor Positions. Kemudian hasil dari data – data yang
telah diinput sebelumnya dapat dilihat pada bagian akhir dari halaman ini. Hasil
dari CALINE-4 menunjukkan lokasi Reseptor dan prediksi polutan CO yang
diterima oleh setiap reseptor.

100
LAMPIRAN E
Result CALINE-4

101
1. Jalan Ance Daeng Ngoyo hari minggu (Car Free Day)

102
2. Jalan Ance Daeng Ngoyo hari senin (non-Car Free Day)

103
3. Jalan Karunrung hari minggu (Car Free Day)

104
4. Jalan Karunrung hari senin (non-Car Free Day)

105
5. Jalan Haji Saleg Daeng Tompo hari minggu (Car Free Day)

106
6. Jalan Haji Saleh Daeng Tompo hari senin (non-Car Free Day)

107

Anda mungkin juga menyukai