books-tax differences mempunyai 2 variabel indikator yaitu beda waktu dan beda
tetap. Beda waktu di ukur dengan cara membagi jumlah beda waktu dengan total
aktiva suatu perusahaan, beda tetap juga di ukur dengan cara membagi jumlah
ukur dengan cara membagi jumlah kepemilikan saham terbesar dengan jumlah
saham yang beredar. Persistensi laba yang merupkan variabel dependent dalam
penelitian ini yang di ukur dengan cara laba sebelum pajak tahun pengamatan di
kurang dengan laba sebelum pajak tahun sebelumnya kemudian di bagi dengan
total aktiva. Variabel dependent dan independent dalam penelitian ini di hitung
penelitian ini digunakan Program Aplikasi pengolah data Statistical Package for
Social Sciences (SPSS) Versi 23.0 for windows. Data dalam penelitian ini berupa
data skunder yaitu data yang diperoleh dengan mengunduh data laporan keuangan
perusahan yang telah di audit oleh auditor independen di situs resmi Bursa Efek
40
Penelitian ini menggunakan populasi seluruh perusahan sektor manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013 sampai dengan tahun 2015
pilih berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan dengan harapan sampel dapat
dilakukan selama tiga tahun, sehingga peneliti dapat menganalisis dan mengamati
dari laporan keuangan yang telah di audit oleh auditor independen selama tiga
tahun sesuai dengan tahun pengamatan penelitian yaitu tahun 2013 sampai dengan
tahun 2015.
41
Berdasarkan hasil perhitungan dengan Observasi sebanyak 93, di dapatkan
hasil uji statistik deskriptif yang dapat dilihat dari tabel 4.1.
Tabel 4.1
Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean
Deviation
persistensi Laba 93 -,2608 ,2247 -,003114 ,0567669
Beda Waktu 93 -,1311 ,0291 ,001543 ,0177434
Beda Tetap 93 -,8464 ,0455 -,009398 ,0890829
Konsentrasi Kepemilikan 93 ,2140 ,9975 ,648866 ,2112473
Valid N (listwise) 93
Sumber : Output SPSS 23
Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa Nilai rata-rata yang di peroleh dari hasil
adalah sebesar -0,31%. Perusahaan yang memiliki persistensi laba di atas rata rata
bawah nilai rat-rata. Nilai maksimum yang di miliki oleh persistensi laba adalah
sebesar 22,47% yaitu pada PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk tahun 2013. Nilai
minimum pada variabel ini adalah -26.08% yaitu PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk
tahun 2014. Standar Deviasi pada variabel persistensi laba adalah sebesar 15,68%
yang lebih besar di bandingkan dengan nilai rata-rata yang berarti bahwa data
pada variabel persistensi laba ini tidak berkelompok atau tidak bervariasi.
Veriabel beda waktu memiliki nilai rata rata sebesar 0,15% yang berarti
bahwa ada koreksi positif yang dapat menambah laba kena pajak tahun berjalan
dan menghasilkan pajak lebih besar sehingga laba yang di peroleh perusahaan
42
semakin kecil. Perusahaan yang memiliki beda waktu di atas arata-rata selama
memiliki beda waktu di bawah rata rata. Nilai maksimum yang yang dimiliki
variabel beda waktu adalah sebesar 2,91% pada PT. Daria-Varia Laboratoria Tbk
tahun 2014 dan nilai minumum sebesar -013,11% pada perusahaan PT. Duta
Pertiwi Nusantara Tbk Tahun 2013. Selain itu nilai rata rata lebih kecil
data pada variabel beda waktu menyebar atau bervariasi. Hal ini di sebabkan
karena beberapa perusahaan memiliki pengurang atau penambah baik dari sisi
pendapatan maupun dari sisi biaya pada koreksi fiskalnya dengan jumlah yang
berbeda beda sesuai dengan transaksi yang terjadi setiap tahun nya baik teratur
Variabel beda tetap memiliki nilai rata rata sebesar -0,93%, Arti Minus (-)
dalam variabel ini menggambarkan bahwa adanya koreksi negatif yang dapat
mengurangi laba kena pajak tahun berjalan dan menghasilkan pajak lebih kecil
sehingga laba perusahaan menjadi lebih besar. Perusahaan yang memiliki beda
tetap di atas nilai rata rata selama tahun pengamatan 2013-2015 adalah sebanyak
maksimum pada variabel ini adalah sebesar 4,55% yaitu PT. Astra Otoparts Tbk
Tahun 2014 sementara nilai minimum sebesar -84,64 pada PT. Delta Djakarta Tbk
tahun 2014. Standar deviasi pada variabel ini adalah sebesar 8,90% yang berarti
nilai rata rata lebih kecil di bandingkan dengan nilai standar deviasi yang
menunjukan bahwa beda tetap bervariasi. Hal ini di sebabkan karena beberapa
43
perusahaan memiliki pengurang atau penambah baik dari sisi pendapatan maupun
dari sisi biaya pada koreksi fiskalnya dengan jumlah yang berbeda beda sesuai
dengan transaksi yang terjadi setiap tahun nya baik teratur maupun tidak teratur.
99,75% yaitu PT. Tunas Alfin Tbk tahun 2013 dimana saham di miliki 99,75%
saham PT. Tunas Alfin Tbk dimiliki oleh PT.Proinvestindo dan nilai minimum
pada variabel ini adalah 0,2140 atau 21,40% yaitu PT. Ultrajaya milk industry &
kepemilikan saham terbesar pada suatu perusahaan yang kurang dari 50% berarti
terbesar suatu perusahaan lebih dari 50% maka perusahaan tersebut memiliki
Uji asumsi klasik memiliki tujuan untuk memperoleh model regresi dengan
estimasi yang tidak bias dan pengujian dapat dipercaya. Pengujian yang dilakukan
44
4.2.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
atau tidak (Ghozali,2016). Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi apakah data
berdistribusi normal atau tidak dapat di lihat dari grafik P-P Plots, dengan
menggunakan analisis grafik Normal P-P Plots data yang ditunjukan menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka data terdistribusi
normal dan model regresi dapat dikatakan memenuhi syarat asumsi normalitas.
Berikut ini adalah hasil uji analisis grafik normal P-P Plots
Gambar 4.1
P-P Plots
Sumber : Hasil Output Spss 23
45
Berdasarkan grafik P-P Plots dapat dilihat bahwa garis pada grafik P-P Plots
dapat dilakukan dengan menganalisis korelasi antar variabel dan perhitungan nilai
tolerance serta variance inflation factor (VIF) dari hasil analisis menggunakan
program SPSS versi 23 Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel independent
mengukur variabel independent yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel
independent lain nya. Hasil Uji multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 4.2
Tabel 4.2
Uji Multikolonieritas
46
Berdasarkan tabel dari Hasil Output SPSS versi 23 diketahui bahwa nilai
Variance Inflation Factor (VIF) variabel beda waktu, beda tetap dan konsentrasi
kepemilikan adalah 1,025; 1,025; 1,006 dimana nilai tersebut adalah < 10,
demikian juga dengan nilai tolerance masing-masing variabel adalah > 0,1 yaitu
0,975; 0,976; 0,994. Dengan demikian dapat disimpulakn bahwa antar variabel
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ada korelasi
Tabel 4.3
Uji Autokolerasi
akan di bandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikan 0,05.
Sampel (n) yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebanyak 93 observasi dan
47
dan nilai dU sebesar 1,7295, hal itu berarti bahwa nilai DW berada di atas nilai dU
dan kurang dari 2,2705 (4-dU) sehingga dapat di simpulkan bahwa tidak ada
autokolerasi.
Model regresi yang baik adalah yang homoskedasitisitas atau tidak terjadi
apabila tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y. Hasil Uji heteroskesdatisitas dapat dilihat pada
Gambar 4.2
ScatterPlots
Sumber : Hasil Output SPSS 23
48
Berdasarkan Gambar scatterpot di atas dapat di lihat bahwa titik titik
menyebar secara acak dan tidak membentuk pola yang jelas sehingga dapat
Nilai koefisien determinasi berada di antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil
menggunakan SPSS versi 23 diperoleh hasil seperti pada Tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.4
Uji Koefisien Determinasi
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai koefisien determinasi Adjusted R
Square sebesar 0,250 atau sebesar 25% yang berarti bahwa terdapat kontribusi
yang besar dari variabel independen yaitu book tax difference, dan konsentrasi
49
sedangkan sisanya sebesar 75% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak terdapat
pada hasil output SPSS 23 dan membandingkan antara nilai t hitung dan t tabel.
Uji t dalam penelitian ini digunakan untuk melihat apakah variabel beda
Dalam penelitian ini hipotesis yang di gunakan adalah hipotesis 2 arah dengan
nilai signifikansi 5% atau 0,05 dan derajat kebebasan (df) n-k atau 93-4 = 89
Tabel 4.5
Uji t
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -,001 ,017 -,040 ,968
Beda Waktu -1,129 ,293 -,353 -3,858 ,000
Beda Tetap -,281 ,058 -,442 -4,832 ,000
Konsentrasi Kepemilikan -,005 ,024 -,019 -,212 ,833
a. Dependent Variable: persistensi Laba
50
Berdasarkan hasil pengujian di atas menunjukan bahwa Hipotesis Pertama
(H1a) yang menyatakan bahwa beda waktu berpengaruh terhadap persistensi laba,
dalam pembuktianya dapat dilihat bahwa t hitung sebesar -3,858 dan t tabel
sebesar 1,987, ini menunjukan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel
persistensi laba. Nilai signifikansi beda waktu yang di hasilkan dari hasil output
SPSS 23 adalah sebesar 0,00 yang berarti bahwa nilai signifikan kurang dari 0,05,
Maka dari itu hipotesis 1a di terima. Dengan demikian hipotesis yang menunjukan
terdapat pengaruh antara beda waktu terhadap persistensi laba terbukti secara
statistik. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasan
persistensi laba, dalam pembuktianya dapat dilihat bahwa t hitung sebesar -4,832
dan t tabel sebesar 1,987, ini menunjukan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel
persistensi laba. Nilai signifikansi beda tetap yang di hasilkan dari hasil output
SPSS 23 adalah sebesar 0,00 yang berarti bahwa nilai signifikan kurang dari 0,05,
maka dari itu hipotesis 1b di terima. Dengan demikian hipotesis yang menunjukan
terdapat pengaruh antara beda tetap terhadap persistensi laba terbukti secara
statistik. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasan
51
Hipotesis kedua (H2) yang menyatakan bahwa konsentrasi kepemilikan
hitung sebesar -0,212 dan t tabel sebesar 1,987, ini menunjukan bahwa t hitung
lebih kecil dari t tabel (0,212<1,987) hal ini membuktikan bahwa konsentrasi
sebesar 0,833 yang berarti bahwa nilai signifikan lebih dari 0,05, maka dari itu
secara statistik. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
laba.
dalam penelitian ini digunakan untuk melihat pengaruh beda waktu, beda tetap
Dalam penelitian ini uji F dilakukan dengan nilai signifikansi 5% atau 0,05,
dan dapat di uji dengan rumus df1 = 4-1 =3 dan df2 = 93-4 = 89, maka nilai F
52
Berdasarkan perhitungan statistik dengan menggunakan SPSS 23 di peroleh
Tabel 4.6
Uji F
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression ,081 3 ,027 11,205 ,000b
Residual ,215 89 ,002
Total ,296 92
a. Dependent Variable: persistensi Laba
b. Predictors: (Constant), Konsentrasi Kepemilikan, Beda Tetap, Beda Waktu
Berdasarkan hasil output SPSS 23 di atas dapat dilihat bahwa nilai F hitung
lebih besar dari F tabel (11,205>2,71) dengan tingkat signifikan lebih kecil dari
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa berdasarkan cara pengambilan keputusan uji
simultan dalam analisis regresi, Variabel beda waktu, beda tetap dan konsentrasi
laba.
differences. Perbedaan ini bersifat sementara yang dapat terpulihkan di masa yang
akan datang, beda waktu timbul karena adanya perbedaan metode antara akuntansi
dan fiskal.
Berdasarkan hasil pengujian parsial atau uji T dalam penelitian ini dapat
dilihat bahwa beda waktu menunjukan hasil T hitung lebih besar dibandingkan
53
dengan T Tabel dan tingkat signifikansi kurang dari 0,05 (Lihat tabel 4.5), hal ini
laba, Beda waktu memiliki nilai t hitung negatif yang berarti terjadi kolerasi
negatif antara beda waktu dengan persistensi laba, berdasarkan hal tersebut maka
perusahaan yang memiliki beda waktu yang besar akan menghasilkan persistensi
laba yang rendah dan sebalik nya jika suatu perusahaan memiliki beda waktu yang
relatif kecil maka akan menghasilkan persistensi laba yang tinggi, hal ni
dimungkinkan dapat terjadi karena dalam beda waktu terdapat akun aset pajak
pajak tangguhan yang akan mempengaruhi neraca dan laba rugi suatu perusahaan.
Jika terjadi koreksi positif maka akan menyebabkan timbulnya penghasilan pajak
tangguhan dan jika terjadi koreksi negatif akan menyebabkan timbul nya akun
beban pajak tagguhan. Maka jika beda waktu negatif akan berdampak pada laba
setelah pajak yang besar saat ini dan kecil dimasa depan hal ini dapat terjadi
tujuan perpajakan lebih cepat dari pada pengakuan penghasilan untuk tujuan
komersial Sehingga sesuai dengan definisi persistensi laba yaitu laba yang
persisten adalah laba yang mampu mempertahankan laba di masa yang akan
datang.
terhadap persistensi laba secara parsial sehingga tinggi atau rendahnya beda waktu
dapat merubah variasi nilai persistensi laba pada perusahaan manufaktur yang
54
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2015 dan menyatakan bahwa
Selain beda waktu, beda tetap yang juga merupakan komponen pembentuk
books-tax difference dan mendapatkan hasil yang sama dalam pengujian parsial
dimana T Hitung untuk beda tetap lebih besar di bandingkan dengan T tabel dan
tingkat signifikansi di bawah 0,05 (Lihat tabel 4.5) yang berarti bahwa secara
parsial beda tetap juga berpengaruh terhadap persistensi laba. Nilai t hitung yang
dihasilkan oleh Spss 23 menunjukan angka negatif yang berarti beda tetap juga
mempunyai korelasi yang negatif sehingga apabila beda tetap semakin besar maka
kemungkinan tingkat persistensi laba akan kecil begitu juga sebalik nya apabila
perusahaan memiliki beda tetap yang kecil maka tingkat persistensi laba akan
menjadi tinggi. Hal tersebut terjadi karena adanya pendapatan yang dikenakan
pajak penghasilan yang bersifat final dan bukan merupakan objek pajak sehingga
harus dikurangkan dari laba kena pajak yang dapat memperbesar dan
beda tetap berpengaruh terhadap persistensi laba secara parsial sehingga tinggi
atau rendahnya beda tetap dapat merubah variasi nilai persistensi laba pada
55
4.3.3 Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan terhadap persistensi laba
pemilik saham mayoritas, manajemen, dan pemilik saham minoritas. Keadaan ini
menunjukan hasil bahwa nilai T Hitung lebih kecil dari T Tabel dengan tingkat
signifikansi lebih dari 0,05 (Lihat tabel 4.5) yang berarti bahwa konsentrasi
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013 smpai dengan
2015. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Ikhsan
persistensi laba dan bertentangan dengan hasil penelitian yang di lakukan oleh
Juliardi (2013) dan Sholikhati (2015) yang menunjukan hasil bahwa perusahaan
56
selain uji T peneliti juga melakukan Uji F dalam pembuktianya dan di peroleh
hasil bahwa bahwa F hitung lebih besar dari F tabel dengan tingkat signifikan
kurang dari 0,05 (Lihat tabel 4.6) hal ini membuktikan bahwa secara simultan atau
jika semua variabel di uji secara bersamaan maka semua variabel independent
dalam penelitian ini yaitu beda waktu, beda tetap dan konsentrasi kepemilikan
disimpulkan bahwa secara simultan variabel beda waktu, beda tetap dan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013 sampai dengan
tahun 2015.
57