Bab ini akan membahas tentang tahap-tahap dan pengelohan data tentang
meliputi variabel dependen yaitu harga saham, variabel independen yaitu dept to
equity ratio (DER) , return on equity (ROE), net profit margin (NPM) dan
earning per share (EPS) . Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017
dengan kriteria sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Beberapa kriteria yang
Tabel 4.1
Kriteria Sampel Penelitian
No Keterangan Jumlah
1 Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa 18
Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2013 sampai 2017
2 Perusahaan makanan dan minuman yang tidak (6)
mempublikasikan laporan tahunan (Annual Report) selama
44
45
terdaftar di BEI pada periode 2013-2017 yang dapat dianalisis, sehingga jumlah
periode penelitian).
Tabel 4.2
Daftar Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di BEI
Periode tahun 2013-2017
No. Kode Nama Perusahaan
1 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, PT
2 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk, PT
3 ICBP Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk, PT
4 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk, PT
5 MYOR Mayora Indah Tbk, PT
6 PSDN Prashida Aneka Niaga Tbk, PT
7 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk, PT
8 SKBM Sekar Bumi Tbk, PT
9 ULTJ Ultrajaya Milk Industry And Trading Company Tbk, PT
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), maksimum, minimum, dan standar deviasi
46
Tabel 4.3
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
Valid N (listwise) 45
Sumber : Data sekunder yang diolah SPSS, 2018
Berdasarkan hasil dari laporan keuangan seperti dijelaskan pada tabel tersebut
1. Berdasarkan tabel 4.3 di atas terlihat bahwa selama tahun 2013 – 2017
variabel dept to quity ratio (DER) memiliki nilai minimum sebesar -5,18
dan nilai maksimum 0,54 dengan nilai rata-rata -0,3090 dan standar
deviasi lebih kecil dari nilai rata-rata yang berarti bahwa sebaran data
adalah merata.
Hasil penelitian menunjukkan nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai
0,15 dengan nilai rata-rata 0,0590 dan standar deviasi sebesar 0,05669.
Hasil penelitian menunjukkan nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai
lebih besar dari nilai rata-rata yang berarti bahwa sebaran data adalah
tidak merata, karena perbedaan data satu dengan yang lainnya lebih besar
besar dari nilai rata-rata yang berarti bahwa sebaran data adalah tidak
merata, karena perbedaan data satu dengan yang lainnya lebih besar dari
nilai rata-rata.
digunakan dalam penelitian ini yaitu dept to equity (DER), return on equity
(ROE), net profit margin (NPM), dan earning per share (EPS). Dan variabel
48
dependen yang digunakan adalahharga saham. Uji asumsi klasik terdiri dari uji
Hasil pengujian dari uji asumsi klasik yang telah dilakukan adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.4
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
Unstandardized Residual
N 45
Negative -.105
Kolmogorov-Smirnov Z 1.079
Smirnov sebesar 1,079 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,194 yang berarti
diatas 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini
berdistribusi normal.
2018:107). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi antar
perhitungan nilai tolerance dan VIF. Suatu model regresi yang bebas dari
multikolinieritas terjadi jika nilai tolerance diatas 0,10 atau sama dengan nilai
Tabel 4.5
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 830.998 427.021 1.946 .059
penelitian ini memiliki nilai tolerance > 0,10 dan semua variabel memiliki
nilai VIF < 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada
pengganggu pada periode t-1. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada
problem autokorelasi.
test). Uji Durbin-Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first
model regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel independen
dibawah ini:
Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi Durbin-Watson
Model Summaryb
Berdasarkan tabel 4.6 hasil analisis regresi diperoleh nilai D-W sebesar
2,162 dengan k’=4 dan N= 45 dengan nilai Du yaitu sebesar 1,7200 dan nilai
DW lebih kecil dari 4-Du dan nilai 4-Du adalah 4-1,7200 = 2,2800 Sehingga
variabel dept to equity ratio (DER), return on equity (ROE), net profit margin
(NPM), dan earning per share (EPS) terhadap harga saham tidak terjadi
yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
Table 4.7
Hasil Uji Glejser
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
independen mempunyai nilai sig. ≥ 0,05. Jadi, tidak ada variabel independen
dari residual. Dengan demikian dapat disimpulkan dalam model regresi ini
Untuk menguji model pengaruh dan hubungan variabel bebas yang lebih
dari dua variabel terhadap variabel dependen, digunakan persamaan regresi linier
mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan
program IBM SPSS 16 dan hasil analisis yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Tabel 4.8
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
berikut:
LN_DER
bahwa setiap terjadi kenaikan dept to equity ratio (DER), maka harga
pengaruh negatif terhadap variabel harga saham, yang berarti bahwa setiap
mengalami penurunan.
pengaruh positif terhadap variabel harga saham, yang berarti bahwa setiap
mengalami peningkatan.
pengaruh positif terhadap variabel harga saham, yang berarti bahwa setiap
mengalami peningkatan.
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur
telah memenuhi unsur goodness of fit, maka dapat dilihat dari koefisien
dibawah ini:
55
Tabel 4.9
Koefisien Determinasi
Model Summaryb
0,623 atau 62,3 persen. Hasil yang didapat tersebut dapat diartikan dept to equity
ratio (DER), return on equity (ROE), net profit margin (NPM), dan earning per
sisanya, yaitu 37,7 persen dipengaruhi oleh variabel lain diluar model penelitian.
4.2.3.2.2 Uji F
Tabel 4.10
Uji-F
ANOVAb
Total 3.592E8 44
Berdasarkan tabel 4.10 diatas dept to equity ratio (DER), return on equity
(ROE), net profit margin (NPM), dan earning per share (EPS) sebesar 19,152
dengan sig. 0.000. nilai sig. yang didapat masih lebih kecil dari tingkat sig. α
atau individual (Ghozali, 2018:98). Untuk melakukan uji t dilakukan dengan cara
bila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih, dan derajat kepercayaan
sebesar 5%, maka Ho yang menyatakan bi = 0 ditolak bila nilai t lebih besar dari 2
(dalam nilai absolut). Dengan kata lain menerima hipotesis alternatif, yang
Tabel 4.11
Uji-t
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
menunjukan nilai sig.0.669, dimana nilai sig. yang didapat lebih besar dari
tingkat sig. 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa DER (X1) tidak
menunjukkan nilai sig. 0,170, dimana nilai sig. yang didapat lebih besar
dari tingkat sig. 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa ROE (X2) tidak
menunjukkan nilai sig. 0,394, dimana nilai sig. yang didapat lebih besar
dari tingkat sig. 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa NPM (X3) tidak
menunjukkan nilai sig. 0,000, dimana nilai sig. yang didapat lebih kecil
dari tingkat sig. 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa EPS (X4)
4.3 Pembahasan
(DER) tidak berpengaruh terhadap harga saham. Dapat diartikan bahwa DER
secara statistik tidak berpengaruh terhadap peningkatan harga saham. Hal ini
disebabkan karena hutang perusahaan lebih besar dari modal sendiri pada tahun
jangan mempunyai jumlah utang yang lebih besar darpada jumlah modal sendiri
atau dengan kata lain debt rasio jangan lebih besar dari 50%, sehingga modal
yang dijamain (utang) tidak lebih besar dari modal yang menjadi jaminannya
(modal sendiri).
pemegang saham berdasarkan struktur modal ini. Pendekatan ini berulang kali
Hasil analisis ini berbeda dengan hasil penelitian Jelie et al (2017) yang
harga saham. Hal ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arifin
& Agustami (2016) dan Nordiana & Budiyanto (2017) yang menyatakan bahwa
dept to equity ratio (DER) berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham.
Hal ini dapat disebabkan karena perbedaan tahun dan perbedaan perusahaan yang
diteliti.
(ROE) tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini terjadi karena ROE
dengan besar kecilnya ROE sebagai pertimbangan investasi yang akan dilakukan
investor.
(ROE) berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Dan penelitian yang
terhadap harga saham, artinya ada atau tidaknya ROE belum dapat mempengaruhi
tinggi rendahya harga saham terhadap harga saham. Perbedaan ini dapat
60
terhadap harga saham. Semakin tinggi atau rendah nilai NPM perusahaan
perusahaan tersebut. Hal ini terjadi karena investor kurang menyukai NPM karena
yang dimiliki oleh perusahaan yang relatif kecil sehingga tidak dapat memberi
perusahaan dikatakan baik jika NPM yang dimiliki di atas rata-rata industri pada
umumnya yaitu 20%, sedangkan sebagian besar nilai NPM perusahaan yang
penjualannya dalam mencapai laba. Semakin tinggi nilai NPM semakin efisien
perusahaan tersebut mendapatkan laba dari penjualan. Hal itu juga menunjukkan
bahwa perusahaan mampu menekan biaya – biaya dengan baik. Begitu juga
perusahaan memperoleh laba atas penjualan dan mengelola biaya – biaya atas
Hasil analisis ini berbeda dengan hasil penelitian Watung & Ilat (2016)
saham. Tetapi penelitian ini didukung oleh penelitian Dita & Saifi (2017) yang
menyatakan bahwa NPM tidak berpengaruh terhadap harga saham. Perbedaan ini
signifikan terhadap harga saham. Hasil yang positif menunjukkan ketika jumlah
per lembar saham juga meningkat, begitu pula sebaliknya ketika earning per
share (EPS) menurun maka harga saham akan menurun. Maka menarik investor
untuk menanamkan modalnya dan akan meningkatnya harga saham. Karena para
perusahaan, sehingga akan mempengaruhi naik turunnya harga saham (Watung &
Ilat : 2016). Earning per share yang semakin tinggi maka akan menggembirakan
pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang
Sesuai dengan pendapat Watung & Ilat (2016) Earning per Share (EPS)
merupakan indikasi dari laba yang mendapatkan masing-masing saham biasa dan
sering digunakan untuk menilai profitabilitas dan resiko yang terkait dengan
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Arifin & Agustami
(2016) dan Watung & Ilat (2016) yang menunjukkan bahwa earning per share