sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun
2014-2018 dan sesuai dengan kriteria yang telah diatur oleh penulis. Perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai populasi penelitian ini dengan
alasan bahwa Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan bursa efek representative di
Indonesia. Tahun penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah tahun 2014-
2018. Periode pengamatan dilakukan selama lima tahun, sehingga penulis dapat
periode 2014-2018.
sampling. Maka jumlah data yang menjadi sampel selama periode 2014-2018
44
sebanyak 30 sampel laporan keuangan dari 6 perusahaan dikalikan dengan 5 tahun
Tabel 4.1
Kriteria
1 Perusahaan sektor 41
pertambangan yang
terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2014
sampai tahun 2018.
2 Perusahaan yang (10) 31
menerbitkan annual
report periode 2014-
2018.
4 Menyajikan laporan (19) 12
keuangan dalam
satuan rupiah (Rp)
selama tahun 2014-
2018.
5 Perusahaan yang (6) 6
mengalami laba
selama 2014-2018.
penelitian.
perusahaan yang sesuai kriteria dikalikan dengan tahun periode selama lima (5)
tahun. Sehingga total sampel penelitian ini adalah 30 sampel. Selain itu berikut ini
45
adalah daftar nama perusahaan sektor pertambangan yang berjumlah 6 perusahaan
Tabel 4.2
No Nama Perusahaan
Tabel 4.3
Descriptive Statistics
46
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui hasil analisis statistik deskriptif dari masing-
sebelum pajak dibagi total aset. Dengan jumlah sampel 30, tingkat profitabilitas
dengan kriteria terendah adalah 0,01 pada perusahaan ELSA tahun 2015 sedangkan
tingkat profitabilitas tertinggi adalah 28,13 pada perusahaan PTBA pada tahun
2018. Rata-rata tingkat profitabilitas adalah 8,7221 dan standar deviasinya adalah
7,66184.
dibagi total aset. Dengan jumlah sampel 30, tingkat pajak solvabilitas dengan
kriteria terendah adalah 0,31 pada perusahaan ELSA tahun 2016, sedangkan tingkat
solvabilitas tertinggi adalah 0,78 pada perusahaan CTTH tahun 2014. Rata-rata
Biaya audit diukur dengan LnFee = biaya audit. Dengan jumlah sampel 30,
Tingkat biaya audit dengan kriteria terendah adalah Rp. 713.767.710 pada
perusahaan CITA tahun 2014, sedangkan tingkat biaya audit tertinggi adalah
39.589.213.486.2.
Ukuran KAP diukur dengan variabel dummy dengan nilai 1 untuk KAP Big
Four dan 0 untuk KAP Non Big Four. Dengan jumlah sampel 30, tingkat ukuran
KAP dengan kriteria terendah adalah 0,00 pada perusahaan yang menggunakan jasa
KAP Non Big Four, dengan nilai tertinggi adalah 1,00 pada perusahaan yang
47
menggunakan jasa audit Big Four. Rata-rata tingkat ukuran KAP adalah 0,5000
Audit delay diukur secara kuantitatif dengan cara menghitung dalam jumlah
hari antara tanggal tutup buku sampai dengan tanggal tanda tangan auditor dalam
laporan auditor independen. Dengan jumlah sampel 30, tingkat audit delay dengan
kriteria terendah adalah 39,00 pada perusahaan ELSA pada tahun 2016, dengan
nilai tertinggi adalah 85,00 pada perusahaan RUIS 2017. Rata-rata audit delay
variabel penggangu atau residual memiliki retribusi normal. Dalam uji normalitas
ini ada 2 cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak,
yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2013: 105).
48
Gambar 4.1
Grafik Normal P - Plot
Pada grafik diatas yaitu normal probability plot dapat dilihat persebaran
data yang berada disekitar garis diagonal seperti gambar diatas dan mengikuti
model regresi sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang diolah merupakan data
yang berdistribusi normal sehingga uji normalitas terpenuhi. Uji normalitas juga
Tabel 4.4
Unstandardized
Residual
N 30
Normal Parametersa,b Mean .00000
00
Std. Deviation 5.4455
8470
Most Extreme Differences Absolute .123
Positive .123
Negative -.076
Test Statistic .123
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
Berdasarkan tabel diatas secara statistik data dapat menunjukan N =30 yang
berarti jumlah sampel yang diambil sebanyak 30 sampel. Mean= 0,0000000 yang
49
berarti nilai rata-rata sampel X untuk menghampiri mean populasi µ, dan standar
pengurangan untuk menghasilkan angka negatif terbesar -0,076, dan absolute yang
merupakan angka terbesar yaitu 0,123. Nilai Kolgomorov Smirnov Z yaitu 0,200
dan dapat diketahui bahwa besarnya nilai Asymp. Sig. (2-tailed) menunjukan data
lebih besar dari 0,05 dimana nilai tersebut (0,200 > 0,05) artinya data residual
berdistribusi normal. Hasil uji statistik ini hasilnya konsisten dengan analisis grafik
Tabel 4.5
Coefficientsa
Mode Collinearity
l Statistics
Tolerance VIF
(Constant)
PROF .463 2.160
SOLV .310 3.224
BA .247 4.050
UKAP .181 5.540
a. Dependent Variable: AD
Sumber : Diolah penulis spss 22 (2020)
Pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa hasil dari uji multikolonieritas
dari nilai tolerance profitabilitas ialah sebesar 0,463 yang artinya bahwa nilai
50
profitabilitas lebih besar dari nilai 0,10 atau 0,463 > 0,10 dan nilai VIF ialah 2,160
yang artinya bahwa nilai VIF profitabilitas lebih kecil dari nilai 10,0 atau 2,160 <
10,0. Nilai tolerance solvabilitas ialah 0,310 yang artinya bahwa nilai solvabilitas
lebih besar dari nilai 0,10 atau 0,310 > 0,10 dan nilai VIF ialah 3,224 yang artinya
bahwa nilai VIF solvabilitas lebih kecil dari nilai 10,0 atau 3,224 < 10,0. Nilai
tolerance biaya audit ialah 0,247 artinya bahwa nilai biaya audit lebih besar dari
nilai 0,10 atau 0,247 > 0,10 dan nilai VIF ialah 4,050 artinya bahwa nilai biaya
audit lebih kecil dari nilai 10,0 atau 4,050 < 10,0. Nilai tolerance ukuran KAP ialah
1,181 artinya bahwa nilai biaya audit lebih besar dari nilai 0,10 atau 0,181 > 0,10
dan nilai VIF ialah 5,540 artinya bahwa nilai ukuran KAP lebih kecil dari nilai 10,0
atau 5,540 < 10,0. Dengan melihat hasil uji multikolonieritas dapat disimpulkan
bahwa dalam penelitian ini multikolonieritas antar variabel bebas dalam model
Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas dilihat melalui hasil uji statistik.
Gambar 4.2
51
Sumber : Diolah penulis spss 22 (2020)
menyebar dengan pola tidak berurutan dibawah dan diatas 0 pada sumbu Y,
Tabel 4.6
Coefficientsa
Model T Sig.
profitabilitas sebesar 0,252, nilai solvabilitas sebesar 0,100, nilai biaya audit
sebesar 0,419, nilai ukuran KAP sebesar 0,369, ini menunjukan bahwa nilai
signifikan diatas > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa data tersebut dinyatakan lolos.
regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan
dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah yang bebas
52
autokorelasi, penelitian ini menggunakan pengujian run test dengan hasil sebagai
berikut:
Tabel 4.7
Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea -.05292
Cases < Test Value 15
Cases >= Test Value 15
Total Cases 30
Number of Runs 11
Z -1.672
Asymp. Sig. (2-tailed) .094
a. Median
Sumber : Diolah penulis spss 22 (2020)
sesudahnya dengan asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,94 lebih besar dari nilai
signifikan 0,05. Hasil pengujian ini menunjukan bahwa data yang dinalisis
berdistribusi secara normal, dan menunjukan bahwa model regresi telah lolos dari
uji autokorelasi.
53
Tabel 4.8
Hasil Uji F
ANOVAa
Model F Si
g.
Regres 3 .0
sion 4.183 00b
1 Residu
al
Total
a. Dependent Variable: AD
b. Predictors: (Constant), UKAP, PROF, SOLV, BA
Sumber : Diolah penulis spss 22 (2020)
Berdasarkan tabel 4.8 hasil uji f menunjukan nilai fhitung sebesar 34,183
dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai ftabel (dfl = jumlah variabel - 1 = 5 - 1
> Ftabel 2,76 dan 0,000b < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi dapat
Tabel 4.9
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
B
(Constant) 89.666
PROF -.367
1SOLV -17.888
BA 2.723E-010
UKAP -39.723
54
a. Dependent Variable: AD
Berdasarkan tabel hasil regresi linier berganda diatas, maka dapat disusun
Keterangan :
Y = Audit Delay
X1 = Profitabilitas
X2 = Solvabilitas
X3 = Biaya Audit
X4 = Ukuran KAP
A = Konstanta
e = Error
(SOLV), Biaya Audit (BA), dan Ukuran KAP (UKAP) terhadap variabel dependen
1. Nilai konstanta (a) adalah 89,666 dapat diartikan bahwa audit delay akan
bernilai 90 hari jika profitabilitas, solvabilitas, biaya audit, dan ukuran KAP
nilainya adalah 0.
55
2. Nilai koefisien regresi profitabilitas (X1) bernilai negatif sebesar -0,367
meningkat 3% atau satu satuan maka audit delay akan menurun sebesar 1
meningkat 1% atau satu satuan maka audit delay akan menurun sebesar 18
4. Nilai koefisien regresi biaya audit (X3) bernilai sebesar 2,723e-010 artinya
dapat diartikan bahwa biaya audit berpengaruh negatif terhadap audit delay
dengan koefisien regresi sebesar 10,435 yang artinya bahwa jika biaya audit
meningkat 1% atau satu satuan maka audit delay akan meningkat sebesar
5. Nilai koefisien regresi ukuran KAP (X4) bernilai negatif sebesar -39,723
dengan koefisien regresi sebesar -39,723 yang artinya bahwa jika ukuran
KAP meningkat 1% atau satu satuan maka audit delay akan menurun
56
4.4.3 Uji Koefesien Determinasi (R2)
mempunyai interval antara 0 sampai 1 (0 < R2 < 1). Jika nilai R2 bernilai besar
dependen sangat terbatas. Koefisien determinasi adalah kuadrat dari nilai korelasi
pada tabel model summary output SPSS yang dikalikan dengan 100%. Berikut
adalah hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 4.10 sebagai berikut:
Tabel 4.10
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of
Square the Estimate
1 .919a .845 .821 5.86507
a. Predictors: (Constant), UKAP, PROF, SOLV, BA
b. Dependent Variable: AD
Sumber : Diolah penulis spss 22 (2020)
pengaruh dari seluruh dari seluruh variabel independen terhadap variabel dependen.
tabel tersebut, nilai pada kolom R adalah 0,919 artinya pengaruh profitabilitas,
solvabilitas, biaya audit, ukuran KAP terhadap audit delay adalah 91,9% (0,919 x
100%), namun nilai tersebut bisa dikatakan “terkontaminasi” oleh berbagai nilai
57
memberikan alternatif nilai R square sebagai perbandingan akurasi pengaruhnya.
Terlihat bahwa nilai R square sebesar 0,845 yang artinya 84,5%, nilai ini lebih kecil
dari nilai R akibat adanya penyesuaian, namun demikian sebagai catatan nilai
tersebut tidak serta merta lebih kecil dari R namun juga terkadang lebih besar.
Untuk lebih akuratnya prediksi pengaruh dapat berpatokan pada nilai adjusted R
square yaitu nilai R square tadi yang sudah lebih disesuaikan dan lazimnya ini yang
paling akurat. Terlihat bahwa adjusted R square-nya lebih sebesar 0,821 atau 82,1%
Tabel 4.11
Coefficientsa
Model T Sig.
58
Berdasarkan hasil SPSS pada tabel 4.11 nilai uji t (Parsial) yaitu
sebagai berikut :
1. Profitabilitas (X1) memperoleh t hitung sebesar -1,755 yang lebih kecil dari t
tabel dengan nilai 2,05954. Tingkat signifikansi sebesar 0,92 lebih besar dari
0,05. nilai signifikansi profitabilitas 0,92 > 0,05 sehingga H1 ditolak dan dapat
2. Solvabilitas (X2) memperoleh t hitung sebesar -1,132 yang lebih kecil dari t
tabel dengan nilai 2,05954. tingkat signifikansi sebesar 0,269 lebih besar dari
0,05. nilai signifikansi profitabilitas 0,269 > 0,05 sehingga H1 ditolak dan dapat
3. Biaya audit (X3) memperoleh t hitung sebesar 4,919 yang lebih besar dari t tabel
dengan nilai 2,05954. tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05.
nilai signifikansi profitabilitas 0,000 < 0,05 sehingga H1 gagal ditolak dan dapat
4. Profitabilitas memperoleh t hitung sebesar -7,880 yang lebih besar dari t tabel
dengan nilai 2,05954. Tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05.
nilai signifikansi profitabilitas 0,000 < 0.05 sehingga H1 gagal ditolak dan dapat
59
4.5 Diskusi Hasil dan Pembahasan
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, dapat dilihat nilai Thitung
< Ttabel yaitu sebesar -1,755 < 2,05954 dan nilai signifikansi sebesar 0,92 dimana
nilai 0,92 > 0,05 sehingga H1 ditolak yang artinya Profitabilitas Tidak Berpengaruh
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ramadhan (2018),
Berpengaruh terhadap Audit Delay. Hal ini dikarenakan proses audit perusahaan
yang memiliki tingkat profitabilitas rendah tidak berbeda dengan proses audit
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, dapat dilihat nilai Thitung
< Ttabel yaitu sebesar -1,132 < 2,05954 dan nilai signifikansi sebesar 0,269 dimana
nilai 0,269 > 0,05 sehingga H2 ditolak yang artinya Solvabilitas Tidak Berpengaruh
60
Hal ini sejalan seperti penelitian yang dilakukan oleh Ilhami (2013)
standar pekerjaan auditor yang telah diatur dalam SPAP menyatakan bahwa
pelaksanaan prosedur audit perusahaan baik yang memiliki total utang besar dengan
jumlah debtholder yang banyak atau perusahaan dengan utang yang kecil dan
laporan keuangan, karena auditor yang ditunjuk pasti telah menyediakan waktu
Putra (2017) Solvabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay jika perusahaan
memiliki pengendalian internal yang kuat maka akan mengurangi tingkat kesalahan
hutang yang besar memiliki tanggung jawab harus cepat dalam menyelesaikan audit
kecil ataupun besar akan tetap meminimalisasikan audit delay untuk meyakinkan
pemegang saham dan kreditor bahwa perusahaan tetap dalam kondisi baik.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, dapat dilihat nilai Thitung
> Ttabel yaitu sebesar 4,919 > 2,05954 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 dimana
nilai 0,000 < 0,05 sehingga H3 gagal ditolak yang artinya Biaya Audit Berpengaruh
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Syofiana dkk (2018)
Kantor audit yang berukuran besar akan cenderung memberikan penawaran biaya
audit yang tinggi, karena kantor audit yang berukuran besar lebih banyak memiliki
61
auditor yang berpengalaman dibidang audit serta staff kerja yang banyak, fasilitas
audit yang lengkap dan teknologi yang lebih canggih, dengan biaya audit yang
tinggi perusahaan berharap auditor lebih cepat dalam melakukan proses audit
laporan keuangan, sehingga audit delay lebih pendek karena audit pada perusahaan
besar membutuhkan jam kerja staff audit yang lebih besar, teknik dan teknologi
audit tertentu sehingga menyebabkan tingginya biaya audit. Hal ini juga akan
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, dapat dilihat nilai Thitung
> Ttabel yaitu sebesar -7,880 > 2,05954 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 dimana
nilai 0,000 < 0,05 sehingga H4 gagal ditolak yang artinya Ukuran KAP Berpengaruh
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Larasati (2017)
Ukuran KAP Berpengaruh terhadap Audit Delay. Dapat dikatakan bahwa KAP big
four mempunyai tenaga spesialis yang profesional yang mampu melakukan audit
secara efisien sehingga mampu menyelesaikan laporan audit dengan tepat waktu
sesuai peraturan yang berlaku. Hal ini juga terjadi seperti penelitian yang dilakukan
oleh Lestari dan Saitri (2017) bahwa Ukuran KAP Berpengaruh Signifikan terhadap
Audit Delay. Auditor yang bekerja pada KAP yang berafiliasi dengan the big four
auditan. KAP yang berafiliasi dengan big four memiliki pelatihan dan pengalaman
yang lebih banyak terkait dengan pelaksaanaan audit sehingga memerlukan waktu
62
yang relatif singkat karena pengetahuan audit yang sudah mencukupi. menunjukan
bahwa Ukuran KAP Berpengaruh Positif dan Signifikan terhadap Audit Delay.
1.
63