Anda di halaman 1dari 11

PENDAHULUAN

Hemoroid adalah pelebaran varises satu segmen atau lebih pembuluh darah vena hemoroidales
pada poros usus dan anus yang disebabkan karena otot & pembuluh darah sekitar anus atau
dubur kurang elastis sehingga cairan darah terhambat dan membesar. Anus merupakan lubang di
ujung saluran pencernaan dimana limbah (tinja, kotoran) keluar dari dalam tubuh. Rektum
merupakan bagian dari saluran pencernaan diatas anus, dimana tinja disimpan sebelum
dikeluarkan dari tubuh melalui anus. Hemoroid bisa mengalami peradangan, menyebabkan
terbentuknya bekuan darah (trombus), perdarahan atau akan membesar dan menonjol keluar.
Wasir yang tetap berada di anus disebut hemoroid interna (wasir dalam) dan wasir yang keluar
dari anus disebut hemoroid eksterna(wasir luar).
Hemoroid atau wasir (ambeien) merupakan vena varikosa pada kanalis ani. Hemoroid timbul
akibat kongesti vena yang disebabkan oleh gangguan aliran balik dari vena hemoroidalis.
Hemoroid sering dijumpai dan terjadi pada sekitar 35% penduduk berusia lebih dari 25 tahun.
Walaupun keadaan ini tidak mengancam jiwa, namun dapat menimbulkan perasaan yang sangat
tidak nyaman (Price dan Wilson, 2006).
Di atas umur 50 tahun, hemoroid sangat sering terjadi. Hemoroid seringkali dihubungkan dengan
konstipasi kronis dan kehamilan. Terkadang dihubungkan dengan diare, sering mengejan,
pembesaran prostat, fibroid uteri, dan tumor rectum. Penyakit hati kronis yang disertai hipertensi
portal sering mengakibatkan hemoroid.
Komplikasi dapat menyebabkan nyeri hebat, gatal, dan perdarahan rectal (Chandrasoma, 2006;
Price dan Wilson, 2006).
ANATOMI DAN FISIOLOGI ANOREKTUM
Rectum adalah bagian terminal dari intestinum crasum yang merupakan kelanjutan dari colon
sigmoideum. Rectum terletak di linea mediana sebelah anterior dari sacrum. Rectum dibagi
menjadi 2 bagian, yaitu rectum propium dan canalis analis. Canalis analis berasal dari proktoderm
yang merupakan invaginasi ektoderm, sedangkan rectum berasal dari entoderm. Karena
perbedaan asal inilah maka vaskularisasi, innervasi, dan pengaliran limfe berbeda juga, demikian
pula epitel yang menutupinya. Canalis analis dan sekitarnya kaya akan persarafan sensoris
somatik dan peka terhadap rangsang nyeri. Sedangkan mukosa rectum mempunyai persarafan
otonom dan tidak peka terhadap nyeri (Budianto, 2004; Syamsuhidajat, 1997).

Di anus terdapat otot-otot sphincter yang mengatur kontraksinya antara lain : m. levator ani, m.
sphincter ani internus, dan m. sphincter ani externus. Rectum mendapat vascularisasi dari a.
rectalis superior cabang a. mesenterica inferior, a. rectalis media cabang a. hipogastrica, dan a.
rectalis inferior cabang a. pudenda interna. Sedangkan aliran darah balik rectum terdiri dari 2
vena, yaitu v hemoroidalis supeiro dan v hemoroidalis inferior. V hemoroidalis superior berasal
dari plexus hemoroidalis internus dan berjalan ke arah cranial ke dalam v mesenterica inferior dan
seterusnya melalui v lienalis ke v porta. Vena ini tidak berkatup sehingga tekanan rongga
abdomen menentukan tekanan di dalamnya. V hemoroidalis inferior mengalirkan darah ke dalam
v pudenda interna dan ke dalam v iliaca interna dan sistem cava.Pembesaran v hemoroidalis dapat
menimbulkan keluhan hemoroid (Faradillah, Firman, dan Anita, 2009; Syamsuhidajat, 1997).
DEFINISI HEMOROID
Hemoroid adalah pelebaran vena (varises) di dalam plexus hemoroidalis yang bukan merupakan
keadaan patologik. Hanya bila menyebabkan keluhan atau penyulit diperlukan tindakan
(Syamsuhidajat, 1997).
ETIOLOGI
Penyebab terjadinya hemoroid antara lain:
1. Terlalu banyak duduk
2. Diare menahun/kronis
3. Kehamilan: disebabkan oleh karena perubahan hormon
4. Keturunan penderita wasir
5. Hubungan seks tidak lazim (perianal)
6. Penyakit yang membuat penderita mengejan
7. Sembelit/ konstipasi/ obstipasi menahun
8. Penekanan kembali aliran darah vena
9. Melahirkan
10. Obesitas
11. Usia lanjut
12. Batuk berat
13. Mengangkat beban berat
14. Tumor di abdomen/usus proksimal
PATOFISIOLOGI
Hemoroid adalah bantalan jaringan ikat dibawah lapisan epitel saluran anus. Sebagai
bantalan, maka ia berfungsi untuk:
Mengelilingi dan menahan anastomosis antara arteri rektalis superior dengan vena
rektalis superior, media, dan inferior
Mengandung lapisan otot polos di bawah epitel yang membentuk masa bantalan
Memberi informasi sensorik penting dalam membedakan benda padat, cair, atau
gas
Secara teoritis, manusia memiliki tiga buah bantalan pada posterior kanan, anterior
kanan, dan lateral kiri.
Kelainan-kelainan bantalan yang terjadi adalah pembesaran, penonjolan keluar, trombosis, nyeri,
dan perdarahan yang kemudian disebut/menjadi ciri dari hemoroid.
KLASIFIKASI
Berdasarkan vena yang terkena, hemoroid dibedakan menjadi 2 :
1. hemoroid interna apabila yang melebar adalah vena hemoroidalis superior.
2. hemoroid externa bila yang membesar adalah vena hemoroidalis inferior.
Hemoroid externa diklasifikasikan sebagai bentuk akut dan kronis. Bentuk akut berupa
pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya merupakan suatu hematoma.
Bentuk ini sering terasa sangat nyeri dan gatal karena ujung-ujung saraf pada kulit merupakan
reseptor nyeri. Bentuk kronis biasanya merupakan skuele dari hematom akut. Hemoroid ini
berupa satu atau lebih lipatan kulit anus yang terdiri dari jaringan ikat dan sedikit pembuluh darah
(Price dan Wilson, 2006).
Hemoroid interna dikelompokkan dalam derajat I, II, III, dan IV. Pada derajat I hemoroid
menyebabkan perdarahan merah segar tanpa nyeri pada waktu defekasi. Pada stadium ini tidak
terdapat prolaps dan pada pemeriksaan anoskopi terlihat hemoroid yang membesar menonjol ke
dalam lumen. Hemoroid derajat II menonjol melalui canalis analis tetapi dapat kembali secara
spontan. Pada derajat III penonjolan dapat kembali dengan pendorongan sesudah defekasi. Pada
derajat IV penonjolan tidak dapat didorong masuk (Syamsuhidajat, 1997).
Hemoroid interna dibagi berdasarkan gambaran klinis, yaitu:
Derajat I: bila terjadi pembesaran hemoroid yang tidak prolaps keluar kanal anus.
Hanya dapat dilihat dengan anorektoskop;
Derajat II: pembesaran hemoroid yang prolaps dan menghilang atau masuk sendiri
ke dalam anus secara spontan.
Derajat III: pembesaran hemoroid yang prolaps dapat masuk lagi ke dalam anus
dengan bantuan dorongan jari.
Derajat IV: prolaps hemoroid yang permanen, rentan, dan cenderung untuk
mengalami trombosis atau infark.
Untuk melihat risiko perdarahan, hemoroid dapat dideteksi olek adanya stigmata perdarahan
berupa bekuan darah yang masih menempel, erosi, kemerahan di atas hemoroid.
GAMBARAN KLINIS
Perdarahan umumnya merupakan tanda pertama hemoroid. Darah yang keluar berwarna merah
segar dan tidak tercampur dengan feses, dapat hanya berupa garis pada feses sampai terlihat
menetes. Manifestasi lainnya antara lain perasaan tidak nyaman pada anus, pengeluaran lendir,
anemia sekunder, bila sudah derajat II ke atas timbul prolaps (Syamsuhidajat, 1997).
KOMPLIKASI
Komplikasi hemoroid yang sering terjadi adalah pendarahan, trombosis, dan strangulasi.
Hemoroid yang mengalami strangulasi adalah hemoroid yang mengalami prolapsus di mana suplai
darah dihalangi oleh sfingter ani.
DIANOSIS BANDING
Diagnosis hemoroid dibuat dengan inspeksi dan proktoskopi. Bila hemoroid dan pendarahan
terjadi pada penderita usia pertengahan dan usia lanju, perlu bagi dokter untuk menyingkirkan
kanker (Price, 1995).
Perdarahan rectum juga ditemukan pada karsinoma kolorectum, penyakit divertikel, polip, kolitis
ulserosa, angiodisplasia, dan kolitis Crohn (Hadi, 1997).
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasar manifestasi klinis dan beberapa pemeriksaan seperti:
1. pada pemeriksaan fisik akan tampak kelainan khas.
2. rectal toucher untuk menyingkirkan karsinoma rectum.
3. anoskopi dan proktosigmoidoskopi (Syamsuhidajat, 1997).
Penatalaksanaan hemoroid terdiri dari penatalaksanaan medis dan penatalaksanaan
bedah.
1. Penatalaksanaan Medis
Ditujukan untuk hemoroid interna derajat I sampai III atau semua derajat hemoroid yang
ada kontraindikasi operasi atau klien yang menolak operasi.
a. Non-farmakologis
Bertujuan untuk mencegah perburukan penyakit dengan cara memperbaiki defekasi.
Pelaksanaan berupa perbaikan pola hidup, perbaikan pola makan dan minum,
perbaikan pola/cara defekasi. Perbaikan defekasi disebut Bowel ManagementProgram
(BMP) yang terdiri atas diet, cairan, serat tambahan, pelicin feses, dan perubahan
perilaku defekasi (defekasi dalam posisi jongkok/squatting). Selain itu, lakukan
tindakan kebersihan lokal dengan cara merendam anus dalam air selama 10-15 menit,
2-4 kali sehari. Dengan perendaman ini, eksudat/sisa tinja yang lengket dapat
dibersihkan. Eksudat/sisa tinja yang lengket dapat menimbulkan iritasi dan rasa gatal
bila dibiarkan.
b. Farmakologi
Bertujuan memperbaiki defekasi dan meredakan atau menghilangkan keluhan dan
gejala.
Obat-obat farmakologis hemoroid dapat dibagi atas empat macam, yaitu:
1. Obat yang memperbaiki defekasi
Terdapat dua macam obat yaitu suplement serat (fiber suplement) dan pelicin tinja
(stool softener). Suplemen serat komersial yang yang banyak dipakai antara
lain psylium atau isphaluga Husk (ex.: Vegeta, Mulax, Metamucil, Mucofalk) yang
berasal dari kulit biji plantago ovate yang dikeringkan dan digiling menjadi bubuk.
Obat ini bekerja dengan cara membesarkan volume tinja dan meningkatkan
peristaltik usus. Efek samping antara lain ketut dan kembung. Obat kedua adalah
laxant atau pencahar (ex.: laxadine, dulcolax, dll).
2. Obat simptomatik
Bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi keluhan rasa gatal, nyeri, atau
kerusakan kulit di daerah anus. Jenis sediaan misalnya Anusol, Boraginol N/S dan
Faktu. Sediaan yang mengandung kortikosteroid digunakan untuk mengurangi
radang daerah hemoroid atau anus. Contoh obat misalnya Ultraproct, Anusol HC,
Scheriproct.
3. Obat penghenti perdarahan
Perdarahan menandakan adanya luka pada dinding anus atau pecahnya vena
hemoroid yang dindingnya tipis. Psyllium, citrus bioflavanoida yang berasal dari
jeruk lemon dan paprika berfungsi memperbaiki permeabilitas dinding pembuluh
darah.
4. Obat penyembuh dan pencegah serangan
Menggunakan Ardium 500 mg dan plasebo 32 tablet selama 4 hari, lalu 22 tablet
selama 3 hari. Pengobatan ini dapat memberikan perbaikan terhadap gejala
inflamasi, kongesti, edema, dan prolaps.
c. Minimal Invasif
Bertujuan untuk menghentikan atau memperlambat perburukan penyakit dengan
tindakan-tindakan pengobatan yang tidak terlalu invasif antara lain skleroterapi
hemoroid atau ligasi hemoroid atau terapi laser. Dilakukan jika pengobatan
farmakologis dan non-farmakologis tidak berhasil.
2. Penatalaksanaan Tindakan Operatif
Ditujukan untuk hemoroid interna derajat IV dan eksterna atau semua derajat hemoroid
yang tidak berespon terhadap pengobatan medis.
o Prosedur ligasi pita karet
o Hemoroidektomi kriosirurgi
o Laser Nd: YAG
o Hemoroidektomi
3. Penatalaksanaan Tindakan non-operatif
o Fotokoagulasi inframerah, diatermi bipolar, terapi laser adalah tekhnik terbaru yang
digunakan untuk melekatkan mukosa ke otot yang mendasarinya
o Injeksi larutan sklerosan juga efektif untuk hemoroid berukuran kecil dan berdarah.
Membantu mencegah prolaps.
Nursing Assesment:
o Personal Hygiene yang baik terutama didaerah anal
o Menghindari mengejan selama defekasi
o Diet tinggi serat
o Bedrest/tirah baring untuk mengurangi pembesaran hemoroid
I. PENCEGAHAN
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya hemoroid antara lain:
1. Jalankan pola hidup sehat
2. Olah raga secara teratur (ex.: berjalan)
3. Makan makanan berserat
4. Hindari terlalu banyak duduk
5. Jangan merokok, minum minuman keras, narkoba, dll.
6. Hindari hubunga seks yang tidak wajar
7. Minum air yang cukup
8. Jangan menahan kencing dan berak
9. Jangan menggaruk dubur secara berlebihan
10. Jangan mengejan berlebihan
11. Duduk berendam pada air hangat
12. Minum obat sesuai anjuran dokter
J. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Riwayat kesehatan:
- Apakah ada rasa gatal, terbakar dan nyeri selama defekasi?
- Adakah nyeri abdomen?
- Apakah terdapat perdarahan dari rektum? Berapa banyak, seberapa sering, apa
warnanya?
- Adakah mucus atau pus?
- Bagaimana pola eliminasi klien? Apakah sering menggunakan laksatif?
Riwayat diet:
- Bagaimana pola makan klien?
- Apakah klien mengkonsumsi makanan yang mengandung serat?
Riwayat pekerjaan:
- Apakah klien melakukan pekerjaan yang memerlukan duduk atau berdiri dalam
waktu lama?
Aktivitas dan latihan:
- Seberapa jumlah latihan dan tingkat aktivitas?
Pengkajian obyektif:
- Menginspeksi feses apakah terdapat darah atau mucus dan area perianal akan
adanya hemoroid, fisura, iritasi, atau pus.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Konstipasi b.d mengabaikan dorongan untuk defekasi akibat nyeri selama defekasi
b. Ansietas b.d rencana pembedahan dan rasa malu
c. Nyeri b.d iritasi, tekanan dan sensitivitas pada area rektal/anal sekunder akibat
penyakit anorektal dan spasme sfingter post-operatif
d. Perubahan eliminasi urinarius b.d rasa takut nyeri post-operatif
e. Risiko ketidakefektifan penatalaksanaan program terapi
3. Perencanaan dan intervensi
- Menghilangkan konstipasi
Intervensi:
a. Menyusun waktu untuk defekasi, biasanya setelah makan atau pada waktu tidur
b. Menggunakan latihan relaksasi sesuai kebutuhan
c. Menambahkan makanan tinggi serat pada diet
d. Meningkatkan masukan cairan hingga 2 liter/24 jam
- Menurunkan ansietas
- Menghilangkan nyeri
Intervensi:
a. Mengubah posisi tubuh dan aktifitas untuk meminimalkan nyeri dan
ketidaknyamanan
- Meningkatkan eliminasi urinarius
- Pemantauan dan penatalaksanaan komplikasi
- Pendidikan klien dan pertimbangan perawatan di rumah
diposkan o


Hemoroid
A. Identifikasi
Pengertian
Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal-kanal. Hemoroid sangat umum
terjadi. Hemoroid sangat sering terjadi pada usia 50an, 50 % individu mengalami berbagai
tipe hemoroid berdasarkan luasnya vena yang terkena.(R.Sjamsuhijat dan Wim de
Jong 1997).
Klasifikasi Hemoroid
Hemoroid dibedakan menjadi dua yaitu hemoroid interna dan hemoroid eksterna
1. Hemoroid interna
Pada wasir dalam terdapat pembuluh darah pada anus yang ditutupi oleh selaput lendir
yang basah.hemoroid internal merupakan bantalan vaskuler dalam jaringan sub mukosa pada
rectum sebelah bawah. Sering hemoroid terdapat pada posisi primer yaitu kanan depan, kanan
belakang dan kiri lateral .
Jika tidak ditangani bisa terlihat muncul mhenonjol ke luar seperti wasir luar. Gejala
wasir dalam adalah suka ada darah yang keluar dari anus saat bab / buang air besar. Jika
sudah parah bisa menonjol keluar dan terus membesar sebesar bola tenis sehingga harus
diambil tindakan operasi untuk membuang wasir.
Hemoroid Interna menjadi 4 derajat untuk menilai tingkat keparahannya:
Derajat 1 :Vena membesar, ada benjolan mukosa tetapi masih di dalam usus besar, gejala yang dirasakan:
adanya perdarahan stelah BAB, tidak ada rasa nyeri.
Derajat 2 :Benjolan mukosa dapat keluar dari lubang anus ketika BAB terutama waktu mengejan, namun
secara spontan kembali ke dalam setelah BAB, gejala lain yang menyertai: perdarahan, rasa
pedih, gatal.
Derajat 3:Benjolan mukosa keluar dari lubang anus ketika BAB, dan kembali ke dalam dengan bantuan
jari. Gejala yang menyertai: perdarahan, nyeri, gatal.
Derajat 4:Benjolan mukosa keluar dari lubang anus, dan tidak dapat dimasukkan kembali ke
dalam.Gejala yang menyertai: perdarahan, nyeri, gatal.
2. Hemoroid Luar/Eksterna
Hemoroid eksterna yang merupakan pelebaran dan penonjolan pleksus hemoroid inferior
terdapat disebelah distal garis mukokutan dibawah epitel anus
Faktor Penyebab Terjadinya Hemoroid
a. Diet kurang serat dan air, tinggi protein penyebab obstipasi kronis (hipomotilitas) dan
mengedab saat buang air besar
b. Usia lanjut mudah terjadi hemoroid karena degenerasi jaringan tubuh : otot sphincter menipis
dan atoni (daya kontraksi menurun)Keturunan : dinding pembuluh darah lemah dan tipis
c. Obesitas meningkatkan tekanan direktum
d. Anatomi : vena di daerah anorektal katupnya lemah dan pleksus hemoroidalis kurang
mendapat sokongan dari otot sekitarnya
e. Mekanik : banyak duduk, kurang aktivitas, mengangkat barang berat memiliki peluang kena
hemoroid
f. Diare, dapat menyebabkan lecet dan peradangan dinding rektrum dan anus
g. Kehamilan lebih mudah terjadi hemoroid akibat hormone progesteroneberefek relaksasi
dinding vena di anus, berat uterus, bendungan venapelvis (rongga panggul) dan
konstipasiPenyakit hati (sirosis) terjadi bendungan vena porta (berhubungan dengan vena-
vena dari usus)
B. Tanda dan Gejala Hemoroid
Beberapa tanda dan gejala klinis hemoroid antara lain
1. Nyeri disekitar anus dan rectum
Nyeri yang hebat akan jarang sekali ada hubungannya dengan hemoroid interen dan
hanya timbul pada hemoroid eksteren yang mengalami thrombosis.
2. Dubur mengalami pendarahan
Perdarahan peda umumnya merupakan tanda pertama pada hemoroid interna akibat
adnya feses yang keras. Darah yang keluar berwarna merah segar dan tidak tercampur dengan
feses dapat hanya berupa garis pada feses , atau sampai pada perdarahan yang menetes atau
mewarnai warna toilet menjadi merah. Walaupun kberasal dari vena darah yang keluar
berwarna merah segar karena kaya akan zat asam. Pendarahan luas dan intensif di pleksus
hemoroidalis menyebabkan darah di vena tetap merupakan darah arteri.
3. Iritasi dan gatal
4. Tonjolan atau benjolan dianus
C. Patofisiologi Hemoroid
Dalam keadaan normal sirkulasi darah yang melalui vena hemoroidalis mengalir dengan
lancar sedangkan pada keadaan hemoroid terjadi gangguan aliran darah balik yang melalui
vena hemoroidalis. Gangguan aliran darah ini antara lain dapat disebabkan oleh peningkatan
tekanan intra abdominal. Vena porta dan vena sistematik, bila aliran darah vena balik terus
terganggu makan dapat menimbulkan pembesaran vena (varices) yang dimulai pada bagian
struktur normal di regio anal, dengan pembesaran yang melebihi katup vena dimana sfingter
anal membantu pembatasan pembesaran tersebut. Hal ini yang menyebabkan pasien merasa
nyeri dan faeces berdarah pada hemoroid interna karena varices terjepit oleh sfingter anal.
Peningkatan tekanan intra abdominal menyebabkan peningkatan vena portal dan vena
sistemik dimana tekanan ini disalurkan ke vena anorektal. Arteriola regio anorektal
menyalurkan darah dan peningkatan tekanan langsung ke pembesaran (varices) vena
anorektal. Dengan berulangnya peningkatan tekanan dari peningkatan tekanan intra
abdominal dan aliran darah dari arteriola, pembesaran vena (varices) akhirnya terpisah dari
otot halus yang mengelilinginya ini menghasilkan prolap pembuluh darah hemoroidalis.
Hemoroid interna terjadi pada bagian dalam sfingter anal, dapat berupa terjepitnya pembuluh
darah dan nyeri, ini biasanya sering menyebabkan pendarahan dalam faeces, jumlah darah
yang hilang sedikit tetapi bila dalam waktu yang lama bisa menyebabkan anemia defisiensi
besi. Hemoroid eksterna terjadi di bagian luar sfingter anal tampak merah kebiruan, jarang
menyebabkan perdarahan dan nyeri kecuali bila vena ruptur. Jika ada darah beku (trombus)
dalam hemoroid eksternal bisa menimbulkan peradangan dan nyeri hebat.
D. Tingkatan atau Grade Hemoroid
Kondisi hemoroid dibedakan atas 4 tingkat. Tingkat pertama, hanya terjadi perdarahan dengan
rasa gatal. Tingkat kedua, terjadi perdarahan disertai rasa sakit dan munculnya benjolan kecil yang
belum mengganggu proses buang air besar. Tingkat ketiga, adanya perdarahan dengan benjolan
yang keluar sesudah buang air besar, tetapi dapat masuk sendiri. Tingkat keempat ditandai dengan
benjolan yang nongol setelah buang hajat tidak dapat masuk sendiri, sehingga harus dibantu untuk
memasukkannya kembali. Gradasi kelima, yakni ketika benjolan tidak dapat didorong masuk kembali.
Ini terjadi lantaran adanya proses fibrosis (pengerasan) atau pembentukan thrombosis (pembekuan
darah). Pada tingkat ini penderita biasanya sangat kesakitan. Perbedaan tingkatan hemoroid inilah
yang kemudian membedakan cara penanganannya.
E. Fokus Anamnesa pada Hemoroid
Berdasarkan identifikasi kasus hemoroid di atas focus pengkajian yang dapat di lakukan
adalah :
1. Pola Eliminasi
Berapa kali klien melakukan BAB dan BAK sebelum dan sesudah sakit pada setiap harinya
Bagaimnakah nafsu makan klien sebelum dan setelah sakit
Bagaimana konsentrasi feses klien saat BAB sebelum dan setelah sakit
Apakah klien mengalami konstipasi saat BAB sebelum dan setelah sakit
Apa warna feses yang dikeluarkan sebelum dan sesudah sakit
Apakah feses pada klien bercampur darah sebelum dan setelah sakit
Apakah klien sering menahan BAB saat sebelum dan sesudah sakit
2. Pola Nutrisi
Berapa kali klien makan setiap harinya sebelum dan setelah sakit
Jenis makanan apa yang sering dikonsumsi klien sebelum dan setelah sakit
Berapa gelas klien minum sebelum dan setelah sakit setiap harinya
Jenis minuman apa yang sering dikonsumsi sebelum dan setelah sakit
3. Pola Aktifitas
Aktifitas apa saja yang dilakukan setiap harinya sebelum dan setelah sakit
Apa pekerjaan klien

Anda mungkin juga menyukai