Anda di halaman 1dari 2

Berdasarkan patofisiologi terbentuknya, hernia inguinalis diklasifikasikan menjadi hernia

inguinalis direk dan indirek. Klasifikasi hernia inguinalis direk dan indirek menunjukkan
posisi hernia terhadap arteri epigastrika inferior dan segitiga Hasselbach pada dinding
abdomen. Selain klasifikasi tersebut, berdasarkan keluar masuknya hernia melalui celah
defek, hernia juga dibedakan menjadi hernia reponibilis dan ireponibilis. [5]

Hernia Indirek
Pada hernia indirek, isi abdomen menonjol melalui anulus inguinalis profunda, yang terjadi
pada sisi lateral dari pembuluh epigastrika. Hernia tipe ini disebabkan oleh kegagalan
penutupan embrionik dari prosesus vaginalis. Pada pria, jalur hernia indirek (lateralis)
mengikuti jalur yang sama dengan jalur penurunan testis. Pada masa perkembangan organ
berkemih dan reproduksi, testis berpindah dari abdomen menuju skrotum. [3]

Secara anatomis, kanalis inguinalis pada pria memiliki diameter yang lebih besar dan annulus
yang lebih dalam yang memungkinkan migrasi testikel beserta struktur korda spermatika. Hal
ini yang diperkirakan berkontribusi pada tinggi nya insidens hernia inguinalis pada pria
dibandingkan wanita.[6]

Setelah penurunan testis pada skrotum, prosesus vaginalis secara normal akan menghilang.
Namun bila prosesus vaginalis menetap, struktur tersebut dapat berpotensi menjadi kantung
hernia, yang akan berkembang menjadi hernia inguinalis indirek. Sehingga pada hernia
indirek, proses kongenital memegang peranan utama. Stress kumulatif akibat kegiatan sehari-
hari seperti berdiri, berjalan atau mengangkat beban, juga menjadi salah satu faktor
terbentuknya hernia lateralis. Peningkatan tekanan intraabdomen yang sering dijumpai pada
berbagai kondisi patologis juga diperkirakan berpengaruh pada pembentukan hernia
inguinalis. Kondisi peningkatan tekanan intraabdomen tersebut meliputi asites, masa
intraperitoneal, obstipasi, organomegali, dan batuk kronis. [7-8]

Hernia Direk
Pada hernia inguinalis direk (medialis), kelainan terjadi pada sisi medial dari pembuluh
epigastrika inferior. Pada hernia tipe ini, isi rongga abdomen menonjol melalui sisi yang
lemah pada fasia transversalis, yaitu lapisan yang membentuk dinding posterior dari kanalis
inguinalis pada area segitiga Hasselbach. [6]

Kelemahan ini diperkirakan merupakan akibat perubahan struktur jaringan ikat yang
ditemukan lebih prominen pada hernia inguinalis tipe direk (medialis).[3] Perubahan tersebut
berhubungan dengan perubahan rasio kolagen. Pada pasien hernia, kolagen pada dinding
abdomen ditemukan sekitar 60% lebih rendah dibanding populasi kontrol.[9,10] Pada hernia
medialis juga ditemukan perubahan struktur fasia abdominalis, di antaranya serabut elastis
yang tidak beraturan, serta selaput muskulus rektus yang lebih tipis yang berkontribusi
terhadap terbentuknya defek pada fascia transversalis. [3]

Hernia Inguinalis Reponibilis dan Ireponibilis 


Berdasarkan mobilitasnya melalui celah defek, hernia juga diklasifikasikan sebagai
reponibilis dan ireponibilis. Pada hernia reponibilis, tonjolan hernia dapat dimasukkan
kembali dengan memberikan tekanan manual, yang biasa dilakukan dengan jari. Sedangkan
pada hernia ireponibilis atau inkarserata, lesi tidak dapat dimasukkan kembali meski
diberikan tekanan manual eksternal. Pada kondisi tersebut, isi abdomen dapat terjepit dan
menimbulkan obstruksi dan strangulasi.

Pada hernia obstruksi, lumen usus terjepit dan menimbulkan gejala obstruksi seperti mual dan
muntah. Sedangkan pada hernia strangulasi, terdapat penurunan suplai aliran darah pada usus
yang terjepit sehingga menimbulkan iskemia usus. [6]

Anda mungkin juga menyukai