PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Sindrom gawat nafas (Respiratory Distress Syndroma/RDS) adalah kumpulan gejala
yang terdiri dari dispnea atau hiperpnea dengan frekuensi pernafasan besar 60 x/i, sianosis,
merintih waktu ekspirasi dan retraksi di daerah epigastrium, suprosternal, interkostal pada
saat inspirasi (Ngatisyah, 2005).
Kumpulan gejala yang terdiri dari frekuensi nafas bayi lebih dari 60x/i atau kurang dari
30x/i dan mungkin menunjukan satu atau lebih dari gejala tambahan gangguan nafas
(PONED, 2004) sebagai berikut:
Bayi dengan sianosis sentral (biru pda lidah dan bibir)
Ada tarikan dinding dada
Merintih
Apnea (nafas berhenti lebih dari 20 detik)
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24jam masalah pola nafas tidak
efektif teratasi dengan kriteria hasil, Jln Nafas paten, RR 56x/i ,Irama nafas normal, Kedalam
inspirasi normal, Tidak ada suara nafas tambahan, Tidak ada dispnoe dan apnoe, Tidak
terlihat Penggunaan alat bantu pernafasan, Suhu tubuh 37,2ᵒc, HR 112x/i.
5.2 Saran
Semoga asuhan keperawatan ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan perawat ruangan
untuk dijadikan sebagai pedoman dan acuan dalam menyusun intervensi keperawatan untuk
bayi lain dengan kasus masalah gangguan pernafasan.
47
DAFTAR PUSTAKA
Wilkinson. J.M, dan Ahern. N.R, 2011, Buku Saku Diagnosis Keperawatan : diagnosis
NANDA, intervensi NIC, kriteria hasil NOC, ahli bahasa Esty Wahyuningsih,
Jakarta: EGC
47