Anda di halaman 1dari 6

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1.1 Rerata Saturasi O2 Sebelum Pelaksanaan KMC dan Sesudah

Pelaksanaan KMC Pada Bayi BBLR Di Ruangan Perinatologi RSUD Dr.

Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2018

Pelaksanaan KMC didukung dengan metode penyuluhan pendekatan

individu memberikan edukasi kepada Ibu bayi dan keluarga untuk

meningkatkan pengetahuan ibu.Pemberian edukasi ini sangat membantu

pelaksanaan KMC dan meningatkan kemauan ibu untuk melakukan KMC

pada bayinya. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara keseluruhan

terjadi perubahan pada hasil pengukuran tanda vital bayi sebelum, sesudah 3

jam dilakukan KMC yang meliputi suhu tubuh,denyut jantung,laju

pernafasan, dan peningkatan rerata saturasi oksigen bayi sebelum KMC

(91%) dan sesudah KMC (93%).

BBLR memiliki permukaan tubuh yang relatif luas, kulit tipis

transparan dan jaringan lemak subkutan yang kurang sehingga pusat

pengaturan suhu tubuh menjadi belum matang. Akibatnya BBLR menjadi

sangat mudah mengalami kehilangan panas tubuh yang dapat mengakibatkan

terjadinya hipotermi.
Hasil penelitian Miller, Lee dan Gould (2011) mengatakan bahwa

hipotermi banyak terjadi pada BBLR. Hipotermi pada bayi dengan berat

badan lahir rendah bisa menjadi pemicu turunnya saturasi oksigen dan

menjadi faktor resiko kematian bayi baru lahir (Gitto&Pellegrin, 2012).

Salah satu evidence based terbaru dalam merawat bayi dengan kasus

berat badan lahir rendah adalah menggunakan metode perawatan kanggoro

atau kangaroo mother care (KMC). Penelitian Ulfah (2010) menyatakan

bahwa perawatan bayi dengan metode kangguru dapat menurunkan

hilangnya panas melalui konduksi dan radiasi serta bertujuan untuk

mempertahankan Neutral Thermal Environment/ NTE.

Selain itu metode kangguru ini juga memberikan dampak kestabilan

bayi dalam bernafas yang ditunjukan dengan presentase oksigen didalam

darah bayi yang baik.

Menurut analisa peneliti, bayi BBLR sudah memiliki organ paru yang

matur. Kekurangan oksigen pada bayi prematur dapat disebabkan oleh

perawatan bayi yang teletak begitu saja di tempat tidur,bisa jadi

kemungkinannya posisi bayi saat ditempat tidur agak tertekuk sehingga

mengalami kesulitan dalam mempertahankan oksigenisasinya dan bayi

terlihat sesak nafas. Sesak nafas ini lah yang merupakan salah satu tanda

bayi mengalami kekurangan oksigen.


6.1.2 Rata-Rata Saturasi Oksigen Sesudah Dilakukan Metode Kangaroo

Mother Care (KMC) Pada Bayi BBLR Di Ruangan Perinatologi RSUD

Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2018

Berdasarkan tabel 5.3 terlihat rata-rata saturasi oksigen Sesudah

dilakukan Metode Kangaroo Mother Care (KMC) yaitu 93.176 dengan

standar deviasi 2.5796. Nilai saturasi oksigen terendah adalah 89% dan

tertinggi adalah 98% seperti yang terlihat pada tabel 5.4.

Menurut penelitian Sodoughi,2015 KMC dilakukan pada bayi baru

lahir dalam kelompok studi selama satu jam setiap hari selama 3 hari

berturut-turut. Tanda-tanda vital termasuk suhu, pernapasan dan denyut

jantung per menit, dan tingkat saturasi oksigen arteri diukur dan dicatat

sebelum, selama dan setelah proses perawatan pada kedua kelompok dan

kemudian dibandingkan dan dianalisis. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa variasi suhu rata-rata dan tingkat saturasi oksigen arteri antara kedua

kelompok memiliki perbedaan yang signifikan dalam 3 hari pemeriksaan

(P <0/056, P = 0/00), tetapi tidak ada perbedaan yang signifikan.


Sejalan dengan penelitian Piracicaba ,SP 2005 nilai saturasi oksigen

perifer median adalah 93,8% sebelum aplikasi, dan 30 menit setelah

menerapkan KMC, menjadi sekitar 97,3%. Hasilnya penelitan

menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam suhu dan saturasi oksigen

perifer, dan penurunan yang signifikan dalam tingkat pernapasan.

Menurut analisa peneliti, bahwa perawatan bayi BBLR yang dirawat

dalam inkubator dapat menyebabkan stress bayi yang ditandai dengan

peningkatan nadi. Ini dikarenakan bayi dipisah dengan ibunya dan juga

diakibatkan sering terpapar dengan prosedur yang menyebabkan nyeri baik

prosedur diagnostik, prosedur teraupetik, maupun pemasangan alat untuk

monitoring parameter fisiologi. Stress pada bayi dengan berat badan lahir

rendah antara lain adalah perubahan fungsi fisiologis seperti peningkatan

resiko terjadinya hipotermi, peningkatan denyut jantung, peningkatan atau

penurunan frekuensi pernafasan bahkan bisa menyebabkan terjadinyas

apneu, serta akibat yang juga sangat fatal berupa penurunan presentase

haemoglobin yang mengikat oksigen

6.2 Analisa Bivariat


Berdasarkan tabel 5.3 diketahui bahwa rata-rata saturasi oksigen bayi

sebelum sebelum saturasi oksigen Sesudah dilakukan Metode Kangaroo Mother

Care (KMC) adalah 91,353 dengan standar deviasi 1.9689. Sedangkan rata-rata

saturasi oksigen bayi sesudah dilakukan Metode Kangaroo Mother Care (KMC)

yaitu 93.176 dengan standar deviasi 2.5796. Terlihat perbedaan rata-rata saturasi

O2 sebelum dan sesudah dilakukan Metode Kangaroo Mother Care (KMC)

yaitu adalah 1.8235 dengan nilai t = 3.000. Dapat disimpulkan bahwa ada

perbedaan rata-rata saturasi oksigen sebelum dan setelah dilakukan Metode

Kangaroo Mother Care (KMC) signifikan di Ruang Perinatologi RSUD Dr.

Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2018, nilai p = 0,008 (p < 0,05).

Peningkatan saturasi O2 bayi dapat terjadi karena KMC sangat bermanfaat

untuk menjaga suhu tubuh bayi tetap normal, mempercepat pengeluaran ASI dan

meningkatkan keberhasilan menyusui, perlindungan bayi dari infeksi, berat

badan bayi cepat naik, stimulasi dini dan kasih sayang (Proverawati dan

Ismawati, 2010).

Peningkatan saturasi O2 bayi juga dapat terjadi karena bayi dalam

keadaan rileks, beristirahat dengan posisi yang menyenangkan, mirip dengan


posisi dalam rahim, sehingga kegelisahan bayi berkurang dan tidur lebih lama.

Pada keadaan demikian konsumsi oksigen dan kalori berada pada tingkat paling

rendah, sehingga kalori yang ada digunakan untuk menaikkan berat badan. Selain

itu peningkatan berat badan juga disebabkan oleh produksi ASI yang meningkat

dan frekuensi menyusu yang lebih sering (Suradi dan Yanuarso, 2000).

Sejalan penelitian yang dilakukan oleh Maman, dkk (2012) mengenai

pengaruh Metode kangaroo mother care (KMC) terhadap fisiologi bayi baru

lahir berat rendah didapatkan hasil 65% mempengaruhi kondisi fisiologis bayi

dimana selama proses kongaroo mother care (KMC) keadaan fisiologi bayi stabil

dan tidak rewel.

Menurut asumsi peneliti, hasil penelitian ini mendapatkan hasil bahwa

ketika bayi dilakukan Metode kangaroo mother care (KMC) bayi merasa

nyaman rentang tidur bayi akan lebih panjang maka stres bayi akan berkurang

Untuk itu diperlukan keterampilan khusus perawat untuk edukasi ibu dalam

melakukan Metode kangaroo mother care (KMC) agar tidak terjadi penurunan

saturasi yang dapat komplikasi kepada bayi saat melakukan Metode kangaroo

mother care (KMC) ini, diantaranya bayi tertekuk, susah bernafas dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai