Anda di halaman 1dari 21

Tugas Makalah

Peralatan Life Support dan Live Saving Lanjut


Hemodialisa

Disusun Oleh :

Nama NIM
Dyah Ayu Damayanti ETE10150007
Eka Ramadhanty ETE10150008
Aulia Rahman ETE10150006
M. Ikhsan Faisal ETE10150019
Syarif Hidayatullah ETE10150031

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK ELEKTROMEDIK


POLITEKNIK UNGGULAN KALIMANTAN
BANJARMASIN
2017
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
terselesaikannya makalah Hemodialisa ini. Penulisan makalah ini bertujuan agar
kita dapat mengetahui tentang Hemodialisa. Sehingga kita dapat lebih memahami
teori atau materi tentang Hemodialisa secara mendalam.
Kami mengucapkan terima kasih kepada :
Tri Wahyu Ngalimah, S.Tr. Em selaku dosen mata kuliah yang setia memberikan
arahan dan bimbingan kepada kami selama mengikuti pelajaran. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang turut memberikan dukungan
baik berupa materil maupun moril.
Semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan yang
lebih luas kepada pembaca. Meski, karya tulis ini memiliki kelebihan dan
kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun kami harapkan.
Terima kasih.

Banjarmasin, April 2017

Penyusun

ii
Daftar Isi

Halaman
Kata Pengantar..ii

Daftar Isi......iii

Daftar Gambariv

Bab 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang........1

1.2 Rumusan Masalah.......1

1.3 Tujuan.........1

1.3.1. Tujuan Umum.........1

1.3.2. Tujuan Khusus........2

Bab 2 Pembahasan

2.1 Definisi Hemodialisis.........4

2.2 Tujuan Hemodialisis......5

2.3 Hemodialisa........5

2.4 Komplikasi Yang Muncul Selama Hemodialisa........6

2.5 Peralatan Hemodialisa........8

2.7 S.O.P ( Standart Opersional Peralatan ) .......14

2.8 Pemeliharaan dan Kalibrasi......15

Bab 3 Penutup

3.1 Kesimpulan.........4

Daftar Pustaka

iii
Daftar Gambar

Halaman

Gambar 2.1. Hemodilisis ................................................................................................................ 4


Gambar 2.2 AVBL .......................................................................................................................... 8
Gambar 2.3 Arificial Kidney .......................................................................................................... 9
Gambar 2.4 Water Treatment ......................................................................................................... 9
Gambar 2.5 Larutan Dialisat ......................................................................................................... 10
Gambar 2.6 Mesin Hemodialisa ................................................................................................... 10
Gambar 2.7 Hemodialisis.............................................................................................................. 11
Gambar 2. 8 Prinsip Kerja Hemodialisa ....................................................................................... 12

iv
Bab 1
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Hemodialisa adalah pengobatan bagi orang yang menurun fungsi
ginjalnya. Hemodialisa mengambil alih fungsi ginjal untuk membersihkan
darah dengan cara mengalirkan melalui ginjal buatan. Hal yang melatar
berlakangi isi makalah ini di harapkan agar pengobatan hemodialisa dapat
di cegah bagi para penderita penurunan fungsi ginjal dengan lebih
meningkatkan asupan cairan bagi fungsi ginjal yang belum kronis.
Haemodialysis adalah pengeluaran zat sisa metabolisme seperti
ureum dan zat beracun lainnya, dengan mengalirkan darah lewat alat
dializer yang berisi membrane yang selektif-permeabel dimana melalui
membrane tersebut fusi zat-zat yang tidak dikehendaki
terjadi.Haemodialysa dilakukan pada keadaan gagal ginjal dan beberapa
bentuk keracunan.
Banyak orang merasa tak nyaman dan ragu-ragu saat-saat pertama
dilakukan hemodialisa. Saat dilakukan hemodialisa sebenarnya anda tidak
akan merasakan apa-apa, beberapa orang akan merasa lelah setelah selesai
dilakukan hemodialisa terutama bila baru beberapa kali hemodialisa.
Setelah beberapa kali hemodialisa maka cairan yang berlebih dan racun
dari tubuh anda akan berkurang, anda akan merasa kembali bertenaga.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu hemodialisa?
2. Bagaimana prinsip kerja hemodialisa?
3. Apa saja komplikasi dari pengunaan hemodialisa?

1.3 Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Sebagai pedoman untuk mempertahankan kehidupan dan
kesejahteraan pasien sampai fungsi ginjal pulih kembali.
2

1.3.2. Tujuan Khusus


a. Untuk mengetahui bagaimana membuang produk metabolisme
protein seperti urea, kreatinin dan asam urat.
b. Untuk mengetahui bagaimana membuang kelebihan air.
c. Untuk mengetahui bagaimana mempertahankan atau
mengembalikan system buffer tubuh.
d. Untuk mengetahui bagaimana mempertahankan atau
mengembalikan kadar elektrolit tubuh.
e. Untuk mengetahui bagaimana memperbaiki status kesehatan
penderita
4

Bab 2
Pembahasan

2.1 Definisi Hemodialisis

Gambar 2.1. Hemodilisis


Hemodialisa berasal dari kata hemo=darah,dan dialisa=pemisahan
atau filtrasi. Pada prinsipnya hemodialisa menempatkan darah
berdampingan dengan cairan dialisat atau pencuci yang dipisahkan oleh
suatu membran atau selaput semi permeabel.Membran ini dapat dilalui oleh
air dan zat tertentu atau zat sampah. Proses ini disebut dialysis yaitu proses
berpindahnya air atau zat, bahan melalui membran semi permeabel (
Pardede, 1996 ).
Terapi hemodialisa adalah suatu teknologi tinggi sebagai terapi
pengganti untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme atau racun tertentu
dari peredaran darah manusia seperti air, natrium, kalium, hidrogen, urea,
kreatinin, asam urat, dan zat-zat lain melalui membran semi permeabel
sebagai pemisah darah dan cairan dialisat pada ginjal buatan dimana terjadi
proses difusi, osmosis dan ultra filtrasi (Setyawan, 2001).
Hemodialisa adalah suatu teknologi tinggi sebagai terapi pengganti
fungsi ginjal untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme atau racun tertentu
dari peredaran darah manusia seperti air, natrium, kalium, hydrogen, urea,
kreatinin, asam urat, dan zat-zat lain melalui membran semi permeable
sebagai pemisah darah dan cairan dialisat pada ginjal buatan dimana terjadi
proses difusi, osmosis dan ultra filtrasi.
5

Dialisis merupakan suatu proses yang digunakan untuk


mengeluarkan cairan dan produk limbah dari dalam tubuh ketika ginjal
tidak mampu melaksanakan fungsi tersebut.
Pada dialisis, molekul solut berdifusi lewat membran
semipermeabel dengan cara mengalir dari sisi cairan yang lebih pekat
(konsentrasi solut lebih tinggi) ke cairan yang lebih encer (konsentrasi solut
lebih rendah). Cairan mengalir lewat membran semipermeabel dengan cara
osmosis atau ultrafiltrasi (aplikasi tekakan eksternal pada membran).
Membran semipermeabel adalah lembar tipis, berpori-pori terbuat
dari selulosa atau bahan sintetik.Ukuran pori-pori membran memungkinkan
difusi zat dengan berat molekul rendah seperti urea, kreatinin, dan asam
urat berdifusi.Molekul air juga sangat kecil dan bergerak bebas melalui
membran, tetapi kebanyakan protein plasma, bakteri, dan sel-sel darah
terlalu besar untuk melewati pori-pori membran.Perbedaan konsentrasi zat
pada dua kompartemen disebut gradien konsentrasi.
Hemodialisa merupakan suatu proses yang digunakan pada pasien
dalam keadaan sakit akut dan memerlukan terapi dialisis jangka pendek
(beberapa hari hingga beberapa minggu) atau pasien dengan penyakit ginjal
stadium terminal yang membutuhkan terapi jangka panjang atau terapi
permanen. Sehelai membran sintetik yang semipermeabel menggantikan
glomerolus serta tubulus renal dan bekerja sebagai filter bagi ginjal yang
terganggu fungsinya.

2.2 Tujuan Hemodialisis


Hemodialisis bertujuan untuk mengambil zat-zat nitrogen yang
toksik dari dalam darah dan mengeluarkan air yang berlebihan, pada
hemodialisis aliran darah yang penuh dengan toksik dan limbah nitrogen
dialihkan dari dalam tubuh ke dialiser tempat darah tersebut dibersihkan
dan kemudian dikembalikan ke dalam tubuh.

2.3 Hemodialisa
Hemodialisa adalah metode pencucian darah dengan membuang
cairan berlebih dan zat-zat yang berbahaya bagi tubuh melalui alat dialysis
6

untuk menggantikan fungsi ginjal yang rusak. Terapi dibutuhkan apabila


fungsi ginjal seseorang telah mencapai tingkatan terakhir (stage 5) dari
gagal ginjal kronik. Dokter akan menentukan tingkatan fungsi ginjal
seseorang berdasarkan perhitungan GFR atau Glomerular Filtration Rate,
dimana pada tingkatan GFR dibawah 15, ginjal seseorang dinyatakan
masuk dalam kategori gagal ginjal terminal (End Stage Renal Disease).
Hemodialisa dilakukan bila ginjal anda sudah tidak mampu
melaksanakan fungsinya atau biasa disebut dengan gagal ginjal. Gagal
ginjal dapat dibagi dua yaitu gagal ginjal akut dimana fungsi ginjal
terganggu untuk sementara waktu sehingga hemodialisa dilakukan hanya
hingga fungsi ginjal membaik dan gagal ginjal kronis dimana fungsi ginjal
rusak secara permanen akibatnya hemodialisa harus dilakukan seumur
hidupnya.
Cuci darah dilakukan jika gagal ginjal menyebabkan:
Kelainan fungsi otak (ensefalopati uremik)
Perikarditis (Peradangan kantong jantung)
Asidosis (peningkatan keasaman darah) yang tidak memberikan respon
terhadap pengobata lainnya.
Gagal Jantung
Hiperkalemia (kadar kalium yang sangat tinggi dalam darah)

2.4 Komplikasi Yang Muncul Selama Hemodialisa


1. Kram otot
Kram otot pada umumnya terjadi pada separuh waktu berjalannya
hemodialisa sampai mendekati waktu berakhirnya hemodialisa. Kram
otot seringkali terjadi pada ultrafiltrasi (penarikan cairan) yang cepat
dengan volume yang tinggi.
2. Hipotensi
Terjadinya hipotensi dimungkinkan karena pemakaian dialisat asetat,
rendahnya dialisat natrium, penyakit jantung aterosklerotik, neuropati
otonomik, dan kelebihan tambahan berat cairan.
7

3. Aritmia
Hipoksia, hipotensi, penghentian obat antiaritmia selama dialisa,
penurunan kalsium, magnesium, kalium, dan bikarbonat serum yang
cepat berpengaruh terhadap aritmia pada pasien hemodialisa.
4. Sindrom ketidakseimbangan dialisa
Sindrom ketidakseimbangan dialisa dipercaya secara primer dapat
diakibatkan dari osmol-osmol lain dari otak dan bersihan urea yang
kurang cepat dibandingkan dari darah, yang mengakibatkan suatu
gradien osmotik diantara kompartemen-kompartemen ini. Gradien
osmotik ini menyebabkan perpindahan air ke dalam otak yang
menyebabkan oedem serebri. Sindrom ini tidak lazim dan biasanya
terjadi pada pasien yang menjalani hemodialisa pertama dengan
azotemia berat.
5. Hipoksemia
Hipoksemia selama hemodialisa merupakan hal penting yang perlu
dimonitor pada pasien yang mengalami gangguan fungsi
kardiopulmonar.
6. Pendarahan
Uremia menyebabkan ganguan fungsi trombosit. Fungsi trombosit
dapat dinilai dengan mengukur waktu perdarahan. Penggunaan heparin
selama hemodialisa juga merupakan faktor risiko terjadinya perdarahan.
7. Gangguan pencernaan
Gangguan pencernaan yang sering terjadi adalah mual dan muntah yang
disebabkan karena hipoglikemia. Gangguan pencernaan sering disertai
dengan sakit kepala.
8. Pembekuan darah
Pembekuan darah disebabkan karena dosis pemberian heparin yang
tidak adekuat ataupun kecepatan putaran darah yang lambat.
8

2.5 Peralatan Hemodialisa


1. Arterial Venouse Blood Line (AVBL)

Gambar 2.2 AVBL


AVBL terdiri dari :
a) Arterial Blood Line (ABL)
Adalah tubing tubing/line plastic yang menghubungkan darah dari
tubing akses vaskular tubuh pasien menuju dialiser, disebut Inlet
ditandai dengan warna merah.
b) Venouse Blood Line
Adalah tubing/line plastic yang menghubungkan darah dari dialiser
dengan tubing akses vascular menuju tubuh pasien disebut outlet
ditandai dengan warna biru. Priming volume AVBL antara 100-500
ml. priming volume adalah volume cairan yang diisikan pertama
kali pada AVBL dan kompartemen dialiser.
Bagian-bagian dari AVBL dan kopartemen adalah konektor, ujung
runcing,segmen pump,tubing arterial/venouse pressure,tubing
udara,bubble trap,tubing infuse/transfuse set, port biru obat ,port
darah/merah herah heparin,tubing heparin dan ujung tumpul.
9

2. Dializer /ginjal buatan (artificial kidney)

Gambar 2.3 Arificial Kidney

Adalah suatu alat dimana proses dialisis terjadi terdiri dari 2 ruang
/kompartemen, yaitu:
a) Kompartemen darah yaitu ruangan yang berisi darah.
b) Kompartemen dialisat yaitu ruangan yang berisi dialisa

Kedua kompartemen dipisahkan oleh membran semipermiabel.


Dialiser mempunyai 4 lubang yaitu dua ujung untuk keluar masuk
darah dan dua samping untuk keluar masuk dialisat.

3. Water Treatment

Gambar 2.4 Water Treatment

Air dalam tindakan hemodialis dipakai sebagai pencampur dialisat peka


(diasol). Air ini dapat berasal dari berbagai sumber, seperti air PAM
10

dan air sumur, yang harus dimurnikan dulu dengan cara "water
treatment sehingga memenuhi standar AAMI (Association for the
Advancement of Medical Instrument). Jumlah air yang dibutuhkan
untuk satu session hemodilaisis seorang pasien adalah sekitar 120 Liter.

4. Larutan Dialisat

Gambar 2.5 Larutan Dialisat

Dialisat adalah larutan yang mengandung elektrolit dalam komposisi


tertentu. Dipasaran beredar dua macam dialisat yaitu dialisat asetat dan
dialisat bicarbonate. Dialisat asetat menurut komposisinya ada beberapa
macam yaitu : jenis standart, free potassium, low calsium dan lain-lain.
Bentuk bicarbonate ada yang powder, sehingga sebelum dipakai perlu
dilarutkan dalam air murni/air water treatment sebanyak 9,5 liter dan
ada yang bentuk cair (siap pakai).
5. Mesin Haemodialisis

Gambar 2.6 Mesin Hemodialisa


11

Ada bermacam-macam mesin haemodilisis sesuai dengan merek nya.


Tetapi prinsipnya sama yaitu blood pump, system pengaturan larutan
dilisat, system pemantauan mesin terdiri dari blood circuit dan dillisat
circuit dan bebagai monitor sebagai deteksi adanya kesalahan. Dan
komponen tambahan seperti heparin pump, tombol bicarbonate, control
ultrafiltrasi, program ultrafiltrasi, kateter vena, blood volume monitor.
2.6 Cara Kerja Mesin Hemodialisis

Gambar 2.7 Hemodialisis


Hemodialisis adalah sebuah terapi medis. Kata ini berasal dari kata
haemo yang berarti darah dan dilisis sendiri merupakan proses pemurnian
suatu sistem koloid dari partikel-partikel bermuatan yang menempel pada
permukaan Pada proses digunakan selaput Semipermeabel. Proses
pemisahan ini didasarkan pada perbedaan laju transport partikel.Prinsip
dialisis digunakan dalam alat cuci darah bagi penderita gagal ginjal, di
mana fungsi ginjal digantikan oleh dialisator.
Hemodialisis merupakan salah satu dari Terapi Pengganti Ginjal,
yang digunakan pada penderita dengan penurunan fungsi ginjal, baik akut
maupun kronik. Hemodialisis dapat dikerjakan untuk sementara waktu
(misalnya pada Gagal Ginjal Akut) atau dapat pula untuk seumur hidup
(misalnya pada Gagal Ginjal Kronik).
Hemodialisis berfungsi membuang produk-produk sisa metabolisme
seperti potassium dan urea dari darah dengan menggunakan mesin dialiser.
Mesin ini mampu berfungsi sebagai ginjal menggantikan ginjal penderita
yang sudah rusak kerena penyakitnya, dengan menggunakan mesin itu
12

selama 24 jam perminggu, penderita dapat memperpanjang hidupnya


sampai batas waktu yang tidak tertentu.
Prinsip dari Hemodialisis adalah dengan menerapkan proses
osmotis dan ultrafiltrasi pada ginjal buatan, dalam membuang sisa-sisa
metabolisme tubuh. Pada hemodialisis, darah dipompa keluar dari tubuh
lalu masuk kedalam mesin dialiser ( yang berfungsi sebagai ginjal buatan )
untuk dibersihkan dari zat-zat racun melalui proses difusi dan ultrafiltrasi
oleh cairan khusus untuk dialisis (dialisat). Tekanan di dalam ruang dialisat
lebih rendah dibandingkan dengan tekanan di dalam darah, sehingga cairan,
limbah metabolik dan zat-zat racun di dalam darah disaring melalui selaput
dan masuk ke dalam dialisat. Proses hemodialisis melibatkan difusi solute
(zat terlarut) melalui suatu membrane semipermeable.
Molekul zat terlarut (sisa metabolisme) dari kompartemen darah
akan berpindah kedalam kompartemen dialisat setiap saat bila molekul zat
terlarut dapat melewati membran semipermiabel demikian juga sebaliknya.

Setelah dibersihkan, darah dialirkan kembali ke dalam tubuh.

Gambar 2. 8 Prinsip Kerja Hemodialisa


13

Mesin hemodialisis (HD) terdiri dari pompa darah, sistem


pengaturan larutan dialisat, dan sistem monitor. Pompa darah berfungsi
untuk mengalirkan darah dari tempat tusukan vaskuler ke alat dializer.
Dializer adalah tempat dimana proses HD berlangsung sehingga terjadi
pertukaran zat-zat dan cairan dalam darah dan dialisat. Sedangkan tusukan
vaskuler merupakan tempat keluarnya darah dari tubuh penderita menuju
dializer dan selanjutnya kembali lagi ketubuh penderita.
Kecepatan dapat di atur biasanya diantara 300-400 ml/menit. Lokasi
pompa darah biasanya terletak antara monitor tekanan arteri dan monitor
larutan dialisat. Larutan dialisat harus dipanaskan antara 34-39 C sebelum
dialirkan kepada dializer. Suhu larutan dialisat yang terlalu rendah ataupun
melebihi suhu tubuh dapat menimbulkan komplikasi. Sistem monitoring
setiap mesin HD sangat penting untuk menjamin efektifitas proses dialisis
dan keselamatan.
Pada saat proses Hemodialisa, darah kita akan dialirkan melalui
sebuah saringan khusus (Dialiser) yang berfungsi menyaring sampah
metabolisme dan air yang berlebih. Kemudian darah yang bersih akan
dikembalikan kedalam tubuh. Pengeluaran sampah dan air serta garam
berlebih akan membantu tubuh mengontrol tekanan darah dan kandungan
kimia tubuh jadi lebih seimbang.
Dialisator tersedia dalam berbagai jenis ukuran. Dialisator yang
ukurannya lebih besar mengalami peningkatan dalam membran area, dan biasanya
akan memindahkan lebih banyak padatan daripada dialisator yang ukurannya lebih
kecil, khususnya dalam tingkat aliran darah yang tinggi. Kebanyakan jenis
dialisator memiliki permukaan membran area sekitar 0,8 sampai 2,2 meter persegi
dan nilai KoA memiliki urutan dari mulai 500-1500 ml/min.
KoA yang dinyatakan dalam satuan ml/min dapat diperkirakan melalui
pembersihan maksimum dari dialisator dalm tekanan darah yang sangat tinggi dari
grafik tingkat alirannya. Secara singkat konsep fisika yang digunakan dalam
hemodialisis adalah konsep fluida bergerak. Syarat fluida yang ideal yaitu cairan
tidak viskous (tidak ada geseran dalam), keadaan tunak (steady state) atau melalui
lintasan tertentu, mengalir secara stasioner, dan tidak termampatkan
14

(incompressible) serta mengalir dalam jumlah cairan yang sama besarnya


(kontinuitas).
2.7 S.O.P ( Standart Opersional Peralatan )
Sebelum dilakukan punksi dan memulai hemodialisa, ukur tanda-
tanda vital dan berat badan pre hemodialisa.
1. Setelah selesai punksi, sirkulasi dihentikan, pompa dimatikan, ujung
AV blood line diklem
2. Lakukan reset data untuk menghapus program yang telah dibuat, mesin
otomatis menunjukkan angka nol (0) pada UV, UFR, UFG dan time left
3. Tentukan program pasien dengan menghitung BB datang BB standar
+ jumlah makan saat hemodialisa
4. Tekan tombol UFG = target cairan yang akan ditarik
5. Tekan tombol time left = waktu yang akan deprogram
6. Atur concentrate sesuai kebutuhan pasien (jangan merubah Base Na +
karena teknisi sudah mengatur sesuai dengan angka yang berada di
gallon. Na = 140 mmol)
7. Tekan tombol temperatur (suhu mesin = 360C 370C)
8. Buatlah profil yang sesuai dengan keadaan pasien.
9. Berikan kecepatan aliran darah 100 rpm
10. Menyambung selang fistula inlet dengan selang darah arteri
Matikan (klem) selang infuse
Sambungkan selang arteri dengan fistula arteri (inlet)
Masing-masing kedua ujung selang darah arteri dan fistula di-swab
dengan kassa betadine sebagai desinfektan
Ujung selang darah venous masukkan dalam gelas ukur
Hidupkan pompa darah dan tekan tombol V atau 100 rpm
Perhatikan aliran cimino apakah lancar, fixasi dengan micropore.
Jika aliran tidak lancar, rubahlah posisi jarum fistul
Perhatikan darah, buble trap tidak boleh penuh (kosong), sebaiknya
terisi bagian
Cairan normal saline yang tersisa ditampung dalam gelas ukur
namanya cairan sisa priming
15

Setelah darah mengisi semua selang darah dan dialyzer, matikan


pompa darah
11. Menyambung selang darah venous dengan fistula outlet
Sambung selang darah venous ke ujung AV fistula outlet (kedua
ujungnya diberi kassa betadine sebagai desinfektan). Masing-
masing sambungan dikencangkan)
Klem pada selang arteri dan venous dibuka, sedangkan klem infus
ditutup
Pastikan pada selang venous tidak ada udara, lalu hidupkan pompa
darah dari 100 rpm sampai dengan yang diinginkan
Tekan tombol UF pada layar monitor terbaca dialysis
Selama proses hemodialisa ada 7 lampu hijau yang menyala (lampu
monitor, on, dialysis start, pompa, heparin, UF dan Flow
Rapikan peralatan

2.8 Pemeliharaan dan Kalibrasi


a. Pemeliharaan
1. Melakukan pembersihan alat setiap setelah digunakan
2. Penggantian Dializer pada setiap pasien berbeda
3. Membersihkan selang saluran darah
4. Melakukan charge pada alat apabila battery kosong karena jarang di
pakai
5. Membersihkan filter filter
6. Memeriksa pada blood pump dari kotoran jangan sampai
menganggu putaran
7. Pembersihan pada tabung pembuangan & tabung cairan dialisat
8. Matikan power apabila indikasi battery sudah penuh

b. Kalibrasi

1. Penggantian pada dialyzer


2. Kalibrasi pada blood pump
3. Kalibrasi pada vacuum dan semua navigasi pada alat hemodialisa
Bab 3
Penutup

3.1 Kesimpulan
Hemodialisis adalah suatu pengobatan yang dilakukan oleh
penderita gagal ginjal. Penderita gagal ginjal tingkat akut harus terus
menerus melakukan hemodiolisis sampai akhirnya mendapat donor ginjal.
Apabila penderita gagal ginjal akut tidak mendapatkan donor ginjal, maka
mereka harus melakukan hemodiolisis seumur hidup.
Hemodiolisis sebagai bentuk pengobatan juga memiliki efek
samping bagi pasien adatu penderita. Apabila ada cara lain yang lebih
alami untuk menangani gagal ginjal maka ada baiknya, tidak terlalu
bergantung pada hemodiolisis
Daftar Pustaka

Fadli, Rano. 2016. Hemodilizer


https://www.slideshare.net/ranofadli/hemodialyzer?qid=0035c610-8716-
42cc-a17e-f2d4c0a093d9&v=&b=&from_search=8 Diakses pada taggal 7
April 2017

Nefrologyners. 2014. SOP Tindakan Hemodialisa.


https://nefrologyners.wordpress.com/2014/01/19/sop-tindakan-hemodialisa/
Diakses pada taggal 7 April 2017

Nulis, Waton. 2013. Hemodialisa. http://waton-


nuliss.blogspot.co.id/2013/03/hemodialisa.html Diakses pada taggal 7 April
2017

Rasutachi, Purima. Hemodialisa dan Gagal Ginjal.


https://www.academia.edu/5130962/Hemodialisa_dan_Gagal_Ginjal
Diakses pada taggal 7 April 2017

Site. Hemodialisis.
http://site.rsiaummi.com/main/3170/index.asp?pageid=162520&t=artikel
Diakses pada taggal 7 April 2017

Wikipedia. Hemodialisis. https://id.wikipedia.org/wiki/Hemodialisis Diakses pada


taggal 7 April 2017

Anda mungkin juga menyukai