Anda di halaman 1dari 31

Sumber : http://yurryelian.blogspot.co.id/2012/05/ecg-cuuyy.

html
ELECTRO CARDYOGRAPH
DATA TEKNIS ELEKTRO CARDIOGRAF

Nama Pesawat : Elektro Cardiograf (ECG)


Model : Cardisuny 501 B
Tegangan : AC 220 V / 250 V
Fuse : 0,5 A (Pengaman pesawat)
5 mA (pengaman pasien)
Frekuensi : 50 Hz / 60 Hz
Daya : 60 VA

TEORI DASAR PESAWAT


Pesawat Elektro Cardiograph (ECG) merupakan perangkat diagnostik yang digunakan
untuk mendeteksi pulsa listrik yang dibangkitkan oleh jantung atau mencatat pulsa bioelektrik
yang dihasilkan oleh jantung, sehingga kecepatan denyut jantung rata-rata (Heart Rate Per Bip)
dapat dihitung dalam denyut permenit, dan juga dapat melihat kelainan irama jantung. Biasanya
pesawat ini ditempatkan diruang-ruang yang strategis, seperti diruang gawat darurat (UGD),
ruang bedah, di ruang rawat intensif (ICU / ICCU),dan ruang-ruang lain yang memerlukan
pemantauan keadaan pasien secara langsung. Cara pesawat ini memonitor keadaan jantung
pasien adalah dengan memasang elektroda-elektroda yang ditempatkan pada titik-titik tertentu
pada permukaan kulit pasien. Elektroda-elektroda ini berfungsi sebagai penangkap sinyal
aktivitas jantung, kamudian diperkua sehingga dapat terlihat dilayar monitor atau terbaca pada
kertas perekam (recordd paper)
Prinsip kerja dari pesawat elektrocardiograp adalah dengan memanfaatkan rambatan
aktivitas listrik dari jantung ke seluruh tubuh , pada permukaan kulit , yang menghasilkan
perbedaan potensial elektrik pada sel-sel syarat yang disebut bio-potensial / potensial bio elektrik
yang kemudian di deteksi melalui perantara elektroda yang dipasang pada permukaan kulit
pasien , sehingga didapat pengukuran bioelektrik
Bentuk gelombang yang dihasilkan oleh bio eliktrik, kemudian dikuatkan oleh ECG pre
amplifier yang merupakan amplifier differential bioelektrik, dimana ranagkaian inputannya
memiliki impedansi yang tinggi. Untuk pemilihan lead dapat dilakukan dengan memutar saklar
pemilihan lead, dan pesawat ini juga dilengkapi dengan perangkat pengkalibrasi dengan
amplitude sebesar 1 mV. Hasil kalibrasi dapat dilihat pada kertas perekam yang menampilkan
bentuk segi empat.

Gambar. Pemasangan Lead ECG


POTENSIAL LISTRIK JANTUNG
Bagian kanan atas jantung (atrium) disebut sinoatrial node (SA node). SA node berfungsi untuk
memulai denyut jantung dan mengatur ritmenya. Potensial listrik jantung dimulai dari SA node,
ini diakibatkan oleh kontraksi otot-otot jantung yang membentuk impuls. Impuls ini menjalar
sepanjang serabut-serabut penghubung (conducting fiber) ke trio ventricular node (AV node) dan
merangsang node tersebut berdepolarisasi. Depolarisasi dan repolarisasi SA node yang
dilanjutkan dengan depolarisasi dan repolarisasi AV node inilah yang akan membangkitkan
potensial listrik jantung yang dikenal dengan ‘’External action potentia ‘’ yang dapat dideteksi
pada permukaan tubuh. External action potential ini berbentuk gelombang ECG. Pulsa jantung
terdiri atas pulsa P, TA, QRS, T dan U. Pulsa P didapat pada saat mulainya SA node
berdepolarisasi yang diakibatkan oleh kontraksi otot-otot atrium. Pada saat repolarisasi atrium
didapat pulsa TA yang pada praktek jarang diamati. Pada saat rangsangan mencapai AV node,
node ini berdepolarisasi yang juga menyebabkan depolarisasi ventrikuler. External action
potential dikenal sebagai pulsa QRS complex. Setelah depolarisasi akan diikuti repolarisasi
ventrikuler yang menghasilkan pulsa T. Setelah pulsa T biasanya diikuti pulsa kecil U yang
belum diketahui penyebabnya. Dalam proses pembentukan pulsa ECG ada yang dikenal ‘’Atrium
Ventricular Conduction time‘’ atau PR interval, lamanya antara 120-220 millidetik ‘’waktu‘’ ini
dihitung sejak potensial listrik yang dibangkitkan karena depolarisasi SA node menjalar melalui
serabut-serabut (fibers) dalam atrium menuju AV node.
KOMPONEN
1. Elektrode dan pasien kabel.
a. Lempengan
b. Suction Cup
c. Disposible
2. Rangkaian isolasi (proteksi).
3. Lead selector.
4. Kalibrasi 1 mV.
5. Drive amplifier.
6. Stylus.
7. Recorder
8. Warna pada kabel ECG
a. RA = merah f. V2 = kuning
b. LA = Kuning g. V3 = Hijau
c. RL = Hitam h. V4 = coklat
d. LL = Hijau i. V5 = ungu
e. V1 = merah j. V6 = putih
JENIS-JENIS PESAWAT ECG
A. Berdasarkan Tampilan
1. ECG Recorder
- Stylus
- Printer
2. ECG Monitor
B. Berdasarkan Jumlah Perekaman
1. ECG 1 Chanel
2. ECG 2 Chanel
3. ECG Multi Chanel

KALIBRASI PULSA 1 mV

Sensitifity
0.5 1 KB
1 2 KB
2 4 KB
Prosedur kalibrasi 1 mV
1. Pilih lead selektor pada posisi C
2. Pilih sensitifitas 1
3. Tekan start
4. Tekan tombol kalibrasi

Menghitung BPM ( Beat per menit)

BPM adalah Jumlah Denyut Jantung dalam waktu 1 menit


1 Denyut = 1 R
Berarti : Menghitung BPM = Menghitung Jumlah Pulsa R dalam Waktu 1 menit

Kecepatan Motor
Kecepatan 25 mm/s
Berarti dalam 1 detik ditempuh 25 mm/25 KC/5 KB dengan demikian
1 KC ditempuh dalam waktu = 1/25=0.04 s
1 KB ditempuh dalam waktu = 1/5 = 0.2 s
Kecepatan 50 mm/s
Berarti dalam 1 detik ditempuh 50 mm/50 KC/10 KB dengan demikian
1 KC ditempuh dalam waktu = 1/50=0.24 s
1 KB ditempuh dalam waktu = 1/10 = 0.1s
Missal : Kecepatan 50 mm/s
Berarti dalam 1 detik ditempuh 50 mm/50 KC/10 KB dengan demikian
1 KC ditempuh dalam waktu = 1/50=0.24 s
1 KB ditempuh dalam waktu = 1/10 = 0.1s

Menghitung BPM dari R-R

Asumsikan bahwa Δt1= Δt2= Δtn


Misal jarak R1 ke R2 = 5 KB dengan Kec. 25 mm/s . Berapa BPM nya?
Jawab :
Δt = 5 KB x 0.2 s
= 1 detik
Berarti bahwa setiap 1 detik akan muncul Pulsa R sebanyak 1 kali.
1 R = 1 Detik 1R = Δt
BPM = 60/Δt
60 R = 60 Detik (1 menit) BPM. R = 60
Sehingga didapat :

CARA PENGOPERASIAN PESAWAT


1. Persiapan Perekaman
a. Tekan tombol power pada posisi ON
b. Pilih sensitivitas dengan pemilihan posisi sensitivity selector pada posisi 0,5,1 atau 2
c. Tempatkan posisi stylus agar berada tepat ditengah-tengahkertas grafik dengan mengatur pen
position adjustment
d. Sebelum perekaman dimulai pastikan lead selector test atau kalibrasi. Geser selector pada posisi
RUN kemudian tekan tombol kalibrasi untuk mendapatkan tampilan pulsa segi empat kalibrasi
pada kertas perekaman
e. Pastikan tinggi pulsa 5 mm pada sensitivity 0,5
f. Pastikan tinggi pulsa 10 mm pada sensitivity 1
g. Pastikan tinggi pulsa 20 mm pada sensitivity 2
h. Bial tampilan pulsa segi empat kalibrasi pada kertas perekaman tidak sesuai dengan bentuk
normal maka perlu setting ulang
i. Bila tinggi pulsa segi empat tidak sesuai dengan pemilihan dari sensitivity maka atur pada bagian
sensitivity adjuster, sedangkan bila tampilan pulsa kalibrasi tidak normal maka atur bagian
damping adjuster.
2. Persiapan Alat
a. Pasang kertas rekam pada tempatnya
b. Pasang kabel ground dan pastikan terpasang dengan baik
c. Pasang kabel catu daya pesawat pada stop kontak, sebaiknya menggunakan stabilisator agar
tegangan yang masuk pada pesawat stabil
d. Pasang kabel pasien (elektroda) pada pesawat, pastikan konektornyan terpasang dengan baik dan
tidak tertukar.
e. Periksa kondisi baterai ( bila pesawat mengguankan baterai) denagn mengatur kondisi pada
pemakaian sumber daya dari baterai.
3. Proses Perekaman
a. Proses perekaman dimulai dengan lead selector pada posisi lead 1
b. Aktivkan selector RUN yang berfungsi mengaktivakan proses perekaman ( yang ditandai dengan
bekerjanya motor penggerak kertas pencatat dan stylus yang muali bergerak mencatat pulsa
jantung pasien ) ntuk mendapatkan beberapa hasil perekaman sinyal pilsa jantung pasien.
c. Pindahkan lead selector pada posisi II dan III.
d. Selama pemindahan lead ,pastikan tidak terjadi proses perekaman , dengan mudah merubah
posisi selector dari posisi RUN pada posisi INST
e. Bila pada suatu kejadian selam aproses perekaman yang perlu mendapat perhatian , maka
gunakan even marker untuk menandakanya.
f. Setelah proses perekaman selesai, lead selector harus dalam posisi kalibrasi , sebelum kabel
pasien (elektroda ) dilepas pasien
4. Pemasangan Elektroda Pada Tubuh Pasien

a. Sebelum pemasangan elektroda , bersihkan terlebih dahuu bagian tubuh yang akan
ditempelkan elektroda, dengan menggunakan krim khusus atau dengan alcohol 70%
b. Gunakan jelly / pasta khusus secukupnya pada permukaan tubuh yang akan ditepelkan
elektroda agar penghantar sinyal jantung dapat tertangkap dengan baik oleh elektroda.
c. Pasang elektroda sesuai dengan kode yang ada pada ujung kabel sesuai dengan pola
berikut ini :

RA untuk lengan sebelah kanan


LA untuk lengan sebelah kiri
RL untuk kaki sebelah kanan
LL untuk kaki sebelah kiri
C dan V untuk bagian dada
Gambar elektroda pada ECG :

Pemasangan Electroda pada ECG


Bipolar
a. Lead 1 : Untuk mengukur potensial antara RA – LA
b. Lead 2 : Untuk mengukur potensial antara RA – LL
c. Lead 3 : Untuk mengukur potensial antara LA – LL
Unipolar
a. AVR : Untuk mengukur potensial antara RAdengan LA + LL
b. AVL : Untuk mengukur potensial antara LA dengan RA + LL
c. AVF : Untuk mengukur potensial antara LL dengan RA + LA
Unipolar Cheast Lead
a. V1 : Ruang iga ke 4 garis sternal kanan
b. V2 : Ruang iga ke 4 garis sternal kiri
c. V3 : Diantara V2 dan V4
d. V4 : Ruang iga ke 5 garis tengah clavicula kiri
e. V5 : Ruang iga ke 5 garis oxila depan kiri
f. V6 : Ruang iga ke 5 garis oxila tengah kiri

BLOK DIAGRAM PESAWAT

Cara Kerja Blok Diagram :


Input sinyal berasal dan pasien melalui elektroda yang disambungkan kerangkaian
multiplexer, kita atur lead selektor, kemudian dikuatkan menjadi I mV oleh pre Amp yang
biasanya digunakan untuk kalibrasi, selanjutnya sinyal 1 mV difilter guna menghilangkan noise
atau gangguan dari frekuensi lain, setelah sinyal difilter bersih 1 mV dikuatkan dalam level Volt
oleh Main Amp mencapai 400x dan penguatan dapat diatur melalui sensitifiti, selanjutnya sinyal
yang telah dikuatkan diproses oleh galvano meter dan stylus, galvanom meter ini akan bergerak
mengikuti amplitude dan irama denyut jantung higga tergambar di kertas ECG yang kesemuanya
itu disupply oleh blok power supply.

PRINSIP KERJA PESAWAT


Secara blok diagram maka dapat diuraikan analisa kerja pesawat ECG ini yaitu sebagai
berikut :
Blok diagram supply memberikan tegangan keseluruh bagian blok rangkaian pesawat.
Tegangan dapat bersumber dari tegangan jala-jala PLN, atau dari baterai. Elektroda yang
dipasangkan pada tubuh pasien berfungsi sebagai pengbah arus ionik yang ada pada tubuh pasien
menjadi arus elektrik. Kemudian arus dari elektrodaini masuk kedalam blok isolasi dan
rangkaian pengaman. Rangkaian dalam blok ini melindungi pasien dari arus balik yang
berbahaya yang mungkin terjadi atau dibangkitkan oleh ECG ini sendiri dan rangkaian ini
melindungi kebocoran arus atau tegangan ke blok lain , sehingga bila terjadi arus bocor atau
tegangan yang melewati input didalam kondisi normal, maka hal ini tidak akan merusak pesawat
dan tidak mempengaruhi pasien.
Setiap elektroda yang dihubungkan ke tubuh pasien, berhubungan dengan pemilihan lead
yang ada pada pesawat ECG. Blok pemilihan lead ini berfungsi untuk menenstukan elektroda
mana yang akan digunakan untuk mendeteksi atau mengetahui bentuk pulsa jantung pasien yang
direkam, kemudian diteruskan kerangkaian pre-amp.
Sebelum perekaman dilakukan, seharusnya dilakukan kalibrasi terlebih dahulu, yang
dilakukan oleh blok rangkaian kalibrasi.
Fungsi blok rangkaian pre-amplifier adalah menguatkan sinyal bioelektrik yang diperoleh
dari aktivitas listrik jantung. Pre-amp mempunyai penguatan impedansi input yang sangat tinggi
dan mempunyai Common Mode Rejection (CMMR) yang tinggi. Jenis pre-amp yang digunakan
yaitu defferensial amplifier.
Driver amplifier berfungsi untuk memperkuat pulsa ECG yang dihasilkan oleh
rangkaian pre-amp, dimana pulsa ini diperkuat sedemikian rupa sehingga mampu
menggerakkkan pena heat stylus recorder, sehingga stylus mampu bergerak sesuai bentuk pulsa
yang telah dikuatkan tersebut.
Pada blok recorder, umumnya dipakai jenis recorder oscillograph dan p-ada head stylus
recordernya menggunakan kertas khusus yang peka terhadap panas untuk merekam pulsa ECG.
Event Marker dilakukan untuk memberikan tanda pada tepi akhir perekaman pulsa ECG,
atau memberikan tanda bila terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan / tidak normal.

PEMELIHARAAN ALAT
1) Bersihkan elektroda dari sisa jelly atau pasta yang masih tersisa / melekat
2) Bersihkan pesawat dari debu dan kotoran yang ada pada badan pesawat dengan menggunakan
kain yang lembut
3) Simpan pada tempat yang kering dan sejuk
4) Periksa keadaan elektroda dan kencangkan bila perlu
5) Lakukan pengecekan standart kalibrasi pada bentuk pulsa kalibrasi 1 mV dengan tinggi pulsa 10
mm
6) Lakukan pemeriksaan stylus dengan mengatur tekanan stylus pada kertas perekaman dan periksa
apakah kondisi stylus masih dapat difungsikan dengan baik.
7) Alat harus selalu di lakukan pengecekan sedikitnya setiap 6 bulan sekali, artinya harus di lakukan
secara rutin.
8) Jika ingin memperpanjang jenjang waktu pemeliharaan rutin, pastikan kondisi alat dalam keadaan
normal.
9) Dalam pengkalibrasian alat handaknya tidak hanya menggunakan satu alat kalibrasi, tetapi lebih
agar bisa terus memantau kinerja alat.
10) Setiap kali menggunakn alat selalu memperhatikan kondisi betray yang terlihat pada indicator
battray, jika kondisi battray lemah lakukan charger.
11) Jangan gunakan battray jika level battray kurang daari 80%.
12) Untuk casing alat, bisa di bersihkan dengan kain yang di basahkan jika ada noda yang
13) Untuk kabel pasien / elektroda bersihkan dengan air dan sabun atau air hangat bersih kemudian
di keringkan sebelum di gunakan.

TOMBOL-TOMBOL YANG ADA PADA PESAWAT


a) Power switch AC yang berfungsi sebagai saklar pengaktifan sumber daya AC
b) Power indicator , yang berfungsi sebagai tanda bahwa pesawat mandapatkan catu daya AC
c) Kertas perekaman yang berfungsi sebagai sarana perekam aktivitas pulsa jantung adalah
merupakan kertas khusus yang sensitive terhadap panas.
d) Stylus / thermal print heat adalah pena khusus yang berfungsi sebagai alat pencatat sinyal
bioelektrik jantung ke kertas perekam
e) Pen position adjustment sebagai pengatur posisi mata stylus pada kertas perekam
f) Even marker stylus berfungsi sebagai alat pemberi tanda bila hasil perekaman tidak normal pada
kertas perekam
g) Tombol maker gunanya untuk mengaktivkan even meker stylus
h) Lead selector untuk mengatur dan menentukan lead mana yang akan digunakan
i) Sensitivity selector untuk mengatur sensitivity yang akan digunakan dalam perekaman pulsa
jantung
j) Tombol kalibrasi untuk pengaktivan rangkaian kalibrasi pada saat pertama kali alat akan
digunakan
k) Main switch untuk saklar utama yang akan digunakan mengaktivkan pesawat
l) Power meter indicator untuk mengetahui kekuatan operasional pesawat pada saat pengoperasian
m) Run / install selector yang digunakan untuk meaktivkan dan menonaktivkan proses perekaman ,
pada posisi run pesawat memulai proses perekaman, sedangkan posisi install digunakan bila
operator ingin memindahkan posisi lead selector sesuai dengan lead elektroda yang diigunakan
pada proses perekaman pulsa jantung pasien
n) Recorder paper caing tempat penyimpanan kertas perekam
o) Power konektor adalah tempat untuk menghubungkan blok sumber daya AC pada pesawat
dengan tegangan pada jala-jala .
p) Heat stylus adjuster untuk mengatur panas pada stylus
q) Speed selector adalah pengatur kecepatan motor penggerak kertas perekam, kecepata yang dapat
diplih adalah 25-50 mm/sec
r) DC output konektor tegangan keluaran DC yang dihasilkan oleh pesawat. Besarnya tegangan 12
V
s) DC input konektor adalah tempat penghubung antara blok power supply pesawat dengan sumber
daya DC yangada diluar pesawat.
t) Filter selector untuk mengaktivkan atau tidak filter pada pesawat
u) Ground konektor adalah tempat untuk kabel ground dipasang,guna kabel ground adalah sebagai
pengaman
v) Fuse yang berguna untuk mengamankan pasien dari arus listrik yang berbahaya yang ditimbulkan
pesawat . bila terjadi arus liar maka fuse akan memutuskan hbungan antara pesawat dengan
pasien sebelum arus iar itu sampai ke pasien
w) Konektor kabel pasien merupakan tempat kabel penghubung antara pesawat dengan pasien

TROUBLESHOOTING

Keluhan pesawat
Pada hasil pemeriksaan ECG terjadi trilling
Analisa kerusakan
Filter pada pesawat ECG Belum diaktifkan sehingga dapat interferensi dari luar.
Kabel elektroda ECG ada yang putus
ECG tidak mendapat grounding
Perbaikan
Setelah di check filternya sudah pada posisi ON
Setelah di ukur dengan multi meter ternyata kabel elektroda tidak ada yang putus hanya saja cup
elektroda yang kepasien kotor, banyak kerak karena gel yang mengering dan setelah itu kotoran
tersebut segera dibersihkan.
Setelah dicoba ternyata pesawat masih trilling, ternyata groundnya kurang baik sehingga ground
ditambah dengan kapas/kain yang dibasahi agar ground lebih baik.
Sumber : http://basukidwiputra.blogspot.co.id/2015/06/electrocardiography-ecg.html

Rabu, 17 Juni 2015

ELECTROCARDIOGRAPHY (ECG)

Elektrokardiografi adalah pemeriksaan penunjang jantung tertua, sejak permulaan abad 20.
Walaupun sudah tua EKG masih merupakan pemeriksaan yang penting, dan tak tergantikan
dengan pemeriksaan-pemeriksaan lain yang lebih baru.
Jika Anda pernah berurusan dengan tenaga kesehatan, hampir pasti Anda pernah mendengar,
bahkan melihat EKG. Saat ini pemeriksaan EKG sudah merupakan bagian pemeriksaan rutin untuk
setiap pemeriksaan kesehatan dasar. Termasuk juga sebagai persyaratan pemeriksaan kesehatan
dasar untuk karyawan baru, melanjutkan sekolah, atau masuk asuransi.

Dasar pemeriksaan EKG

Pengertian Elektrokardiografi sesuai namanya adalah pemeriksaan atau pencatatan (= grafi)


aktivitas listrik (= elektro) jantung (= kardio). Pemeriksaan aktivitas listrik jantung.
Kerja jantung yang utama adalah memompa darah. Bahasa medisnya kontraksi. Kontraksi dapat
terjadi karena adanya aktivitas listrik jantung. Aktivitas listrik inilah yang direkam oleh EKG.
Jantung yang normal akan memberikan gambaran rekaman dengan pola tertentu. Pola rekaman
yang tidak normal memberi petunjuk adanya kelainan jantung.

Tujuan pemeriksaan EKG

Rekaman listrik jantung yang dihasilkan EKG dapat memberi petunjuk adanya beberapa kelainan
jantung seperti:
Gangguan irama jantung
Penyakit jantung koroner
Serangan jantung
Penebalan otot jantung dan pembesaran rongga jantung
Apa yang tidak dapat dinilai dengan EKG

Rekaman EKG sangat bermanfaat memeberikan informasi tentang berbagai kelainan jantung.
Meskipun demikian, tidak semua kondisi jantung bisa dinilai dengan EKG.

Misalnya, EKG tidak dapat menilai kemampuan kontraksi atau pompa jantung. Artinya dokter
jantung tidak dapat menentukan apakah pompa jantung masih baik atau tidak dengan melihat
EKG.
EKG tidak dapat menentukan ada tidaknya kebocoran katup atau sekat jantung. EKG juga tidak
dapat menentukan ada tidaknya penyempitan katup jantung. Apalagi menentukan berat ringannya
kebocoran atau penyempitan katup jantung. Pemeriksaan ekokardiografi adalah pemeriksaan
standar untuk menilai kelainan katup seperti ini.

Persiapan untuk pemeriksaan EKG

Pemeriksaan EKG tidak memerlukan persiapan khusus. Tetapi paling tidak Anda harus dalam
keadaan rileks dan nyaman saat diperiksa. Posisi yang senyaman mungkin akan memberikan
gambaran rekaman yang paling baik. Tentu saja pada pasien dengan kondisi yang berat, seperti
sesak atau nyeri dada hebat, hal ini tidak selalu mungkin dilakukan.
Anda disarankan untuk tidak dalam kondisi sehabis aktivitas berat, atau baru minum kopi, karena
akan mempengaruhi laju jantung Anda. Sebaiknya juga jangan minum minuman dingin sesaat
sebelum pemeriksaan, karena bisa merubah gambaran pola rekaman salah satu gelombang EKG.
Anda akan diminta untuk melepas semua benda dari logam, supaya perekaman memberikan hasil
gambar yang optimal. Anda akan diminta berbaring, dan dipasang elektroda di kedua kaki dan
lengan Anda, dan di dada. Pemeriksaan EKG sama sekali tidak menyakitkan, dan hanya
membutuhkan waktu 5-10 menit.
Kegunaan/ keuntungan menggunakan EKG antara lain :

>Merupakan standar emas untuk diagnosis aritmia jantung


>EKG memandu tingkatan terapi dan risiko untuk pasien yang dicurigai ada infark otot jantung
akut
>EKG digunakan sebagai alat tapis penyakit jantung iskemik selama uji stres jantung
>EKG kadang-kadang berguna untuk mendeteksi penyakit bukan jantung (mis. emboli paru atau
hipotermia)
>EKG membantu menemukan gangguan elektrolit (mis. hiperkalemia dan hipokalemia)
>EKG memungkinkan penemuan abnormalitas konduksi (mis. blok cabang berkas kanan dan kiri.

Bagian dari alat EKG :

Satu.

4 (empat) buah sadapan ekstremitas,


Tangan kiri (LA)
Tangan kanan (RA)
Kaki kiri (LL)
Kaki kanan (RL)

Dua
6 (enam) buah sadapan dada yaitu V1, V2, V3, V4, V5, V6

Tiga

Kabel sadapan yang terdiri dari 10 elektroda (4 buah unruk elektroda ekstremitas, dan 6 buahuntuk
elektroda dada)

Empat

Kertas grafik EKG

Sebuah elektrokardiograf khusus berjalan di atas kertas dengan kecepatan 25 mm/s, meskipun
kecepatan yang di atas daripada itu sering digunakan. Setiap kotak kecil kertas EKG berukuran 1
mm². Dengan kecepatan 25 mm/s, 1 kotak kecil kertas EKG sama dengan 0,04 s (40 ms). 5 kotak
kecil menyusun 1 kotak besar, yang sama dengan 0,20 s (200 ms). Karena itu, ada 5 kotak besar
per detik. 12 sadapan EKG berkualitas diagnostik dikalibrasikan sebesar 10 mm/mV, jadi 1 mm
sama dengan 0,1 mV. Sinyal “kalibrasi” harus dimasukkan dalam tiap rekaman. Sinyal standar 1
mV harus menggerakkan jarum 1 cm secara vertikal, yakni 2 kotak besar di kertas EKG.
Lihat gambar 2

Monitor EKG (Bedside Monitor) modern memiliki banyak penyaring untuk pemrosesan sinyal.
Yang paling umum adalah mode monitor dan mode diagnostik.
Dalam mode monitor, penyaring berfrekuensi rendah (juga disebut penyaring bernilai tinggi
karena sinyal di atas ambang batas bisa lewat) diatur baik pada 0,5 Hz maupun 1 Hz dan penyaring
berfrekuensi tinggi (juga disebut penyaring bernilai rendah karena sinyal di bawah ambang batas
bisa lewat) diatur pada 40 Hz. Hal ini membatasi EKG untuk pemonitoran irama jantung rutin.
Penyaring bernilai tinggi membantu mengurangi garis dasar yang menyimpang dan penyaring
bernilai rendah membantu mengurangi bising saluran listrik 50 atau 60 Hz (frekuensi jaringan
saluran listrik berbeda antara 50 dan 60 Hz di sejumlah negara). Dalam mode diagnostik,
penyaring bernilai tinggi dipasang pada 0,05 Hz, yang memungkinkan segmen ST yang akurat
direkam. Penyaring bernilai rendah diatur pada 40, 100, atau 150 Hz. Sebagai akibatnya, tampilan
EKG mode monitor banyak tersaring daripada mode diagnostik, karena bandpassnya lebih sempit.

Sadapan pada EKG

Kata sadapan memiliki 2 arti pada elektrokardiografi yaitu bisa merujuk ke kabel yang
menghubungkan sebuah elektrode ke elektrokardiograf, atau ke gabungan elektrode yang
membentuk garis khayalan pada badan di mana sinyal listrik diukur. Lalu, istilah benda sadap
longgar menggunakan arti lama, sedangkan istilah 12 sadapan EKG menggunakan arti yang baru.
Nyatanya, sebuah elektrokardiograf 12 sadapan biasanya hanya menggunakan 10 kabel/elektroda.
Definisi terakhir sadapan inilah yang digunakan di sini.
Sebuah elektrokardiogram diperoleh dengan menggunakan potensial listrik antara sejumlah titik
tubuh menggunakan
penguat instrumentasi biomedis. Sebuah sadapan mencatat sinyal listrik jantung dari gabungan
khusus elektrode rekam yang itempatkan di titik-titik tertentu tubuh pasien.

Saat bergerak ke arah elektrode positif, muka gelombang depolarisasi (atau rerata vektor listrik)
menciptakan defleksi positif di EKG di sadapan yang berhubungan.
Saat bergerak dari elektrode positif, muka gelombang depolarisasi menciptakan defleksi negatif
pada EKG di sadapan yang berhubungan.
Saat bergerak tegak lurus ke elektrode positif, muka gelombang depolarisasi (atau rerata vektor
listrik) menciptakan kompleks equifasik (atau isoelektrik) di EKG, yang akan bernilai positif saat
muka gelombang depolarisasi (atau rerata vektor listrik) mendekati (A), dan kemudian menjadi
negatif saat melintas dekat (B).

Jenis jenis Sadapan


Ada 2 jenis sadapan, yaitu unipolar dan bipolar. EKG lama memiliki elektrode tak berbeda di
tengah segitiga Einthoven (yang bisa diserupakan dengan ‘netral’ stop kontak dinding) di potensial
nol. Arah sadapan-sadapan ini berasal dari “tengah” jantung yang mengarah ke luar secara radial
dan termasuk sadapan (dada) prekordial dan sadapan ekstremitas (VL, VR, dan VF). Sebaliknya,
EKG baru memiliki kedua elektrode itu di beberapa potensial dan arah elektrode yang
berhubungan berasal dari elektrode di potensial yang lebih rendah ke tinggi, mis., di sadapan
ekstremitas I, arahnya dari kiri ke kanan, yang termasuk sadapan ekstremitas adalah I, II, dan III.
Sadapan Ekstremitas
Sadapan bipolar standar (I, II, dan III) merupakan sadapan asli yang dipilih oleh Einthoven untuk
merekam potensial listrik pada bidang frontal. Elektroda-elektroda diletakkan pada lengan kiri (
LA = Left Arm), lengan kanan (RA = Right Arm), dan tungkai kiri (LL = Left Leg). Sifat kontak
dengan kulit harus dibuat dengan melumuri kulit dengan gel elektroda. Sadapan LA, RS, dan LL
kemudian dilekatkan pada elektroda masing-masing. Dengan memutar tombol pilihan pada alat
perekam pada 1, 2, dan 3, akan terekam sadapan standar ( I, II, dan III).
Alat elektrokardiografi juga mempunyai elektroda, tungkai kanan (RL = Right Leg), dan sadapan
yang bertindak sebagai “arde” (ground) dan tidak mempunyai peranan dalam pembentukan EKG.
Sadapan bipolar menyatakan selisih potensial listrik antara 2 tempat tertentu.
Hantaran I = Selisih potensial antara lengan kiri dan lengan kanan (LA-RA)
Hantaran II = Selisih potensial antara tungkai kiri dan lengan kanan (LL-RA)
Hantaran III = Selisih potensial antara tungkai kiri dan lengan kiri (LL-LA)
Sadapan Dasar
Sebuah elektrode tambahan (biasanya hijau) terdapat di EKG 4 dan 12 sadapan modern, yang
disebut sebagai sadapan dasar yang menurut kesepakatan ditempatkan di kaki kiri, meski secara
teoritis dapat ditempatkan di manapun pada tubuh.

Sadapan Prekordial
Penempatan sadapan prekordial yang benar.
Sadapan prekordial V1 (merah), V2 (kuning), V3 (hijau), V4 (coklat), V5 (hitam), dan V6 (ungu)
ditempatkan secara langsung di dada. Karena terletak dekat jantung, 6 sadapan itu tak memerlukan
augmentasi. Terminal sentral Wilson digunakan untuk elektrode negatif, dan sadapan-sadapan
tersebut dianggap unipolar. Sadapan prekordial memandang aktivitas jantung di bidang horizontal.
Sumbu kelistrikan jantung di bidang horizontal disebut sebagai sumbu Z.
Sadapan V1, V2, dan V3 disebut sebagai sadapan prekordial kanan sedangkan V4, V5, dan V6
disebut sebagai sadapan prekordial kiri.
Kompleks QRS negatif di sadapan V1 dan positif di sadapan V6. Kompleks QRS harus
menunjukkan peralihan bertahap dari negatif ke positif antara sadapan V2 dan V4. Sadapan
ekuifasik itu disebut sebagai sadapan transisi. Saat terjadi lebih awal daripada sadapan V3,
peralihan ini disebut sebagai peralihan awal. Saat terjadi setelah sadapan V3, peralihan ini disebut
sebagai peralihan akhir. Harus ada pertambahan bertahap pada amplitudo gelombang R antara
sadapan V1 dan V4. Ini dikenal sebagai progresi gelombang R. Progresi gelombang R yang kecil
bukanlah penemuan yang spesifik, karena dapat disebabkan oleh sejumlah abnormalitas konduksi,
infark otot jantung, kardiomiopati, dan keadaan patologis lainnya.

Sadapan V1 ditempatkan di ruang intercostal IV di kanan sternum.


Sadapan V2 ditempatkan di ruang intercostal IV di kiri sternum.
Sadapan V3 ditempatkan di antara sadapan V2 dan V4.
Sadapan V4 ditempatkan di ruang intercostal V di linea (sekalipun detak apeks berpindah).
Sadapan V5 ditempatkan secara mendatar dengan V4 di linea axillaris anterior.
Sadapan V6 ditempatkan secara mendatar dengan V4 dan V5 di linea midaxillaris.
Yang harus diperhatikan dalam melaksanakan perekaman EKG antara lain :
EKG sebaiknya direkam pada pasien yang berbaring di tempat tidur yang nyaman atau pada meja
yang cukup lebar untuk menyokong seluruh tubuh. Pasien harus istirahat total untuk memastikan
memperoleh gambar yang memuaskan. Hal ini paling baik dengan menjelaskan tindakan terlebih
dahulu kepada pasien yang takut untuk menghilangkan ansietas. Gerakan atau kedutan otot oleh
pasien dapat merubah rekaman.
Kontak yang baik harus terjadi antara kulit dan elektroda. Kontak yang jelek dapat mengakibatkan
rekaman suboptimal.
Alat elektrokardiografi harus distandarisasi dengan cermat sehingga 1 milivolt (mV) akan
menimbulkan defleksi 1 cm. Standarisasi yang salah akan menimbulkan kompleks voltase yang
tidak akurat, yang dapat menimbulkan kesalahan penilaian.
Pasien dan alat harus di arde dengan baik untuk menghindari gangguan arus bolak-balik.

Setiap peralatan elektronik yang kontak dengan pasien, misalnya pompa infus intravena yang
diatur secara elektrik dapat menimbulkan artefak pada EKG.

Irama Normal Pada EKG

Rekaman EKG biasanya dibuat pada kertas yang berjalan dengan kecepatan standard 25mm/ detik
dan defleksi 10mm sesua dengan potensial 1mV
Gambaran EKG normal menunjukkan bentuk dasar sebagai berikut :

Gelombang P :
Gelombang ini pada umumnya berukuran kecil dan merupakan hasil depolarisasi atrium kanan
dan kiri.
Segmen PR :
Segmen ini merupakan garis iso-elektrik yang menghubungkan antara gelombang P dengan
Kompleks QRS

Kompleks QRS :
Kompleks QRS merupakan suatu kelompok gelombang yang merupakan hasil depolarisasi
ventrikel kanan dan kiri.Kompleks QRS pada umumnya terdiri dari gelombagn Q yang merupakan
gelombang defleksi negatif pertama, gelombang R yang merupakan gelombang defleksi
positif pertama, dan gelombang S yang merupakan gelombang defleksi negatif pertama setelah
gelombang R.

Segmen ST :
Segmen ini merupakan garis iso-elektrik yang menghubungkan kompleks QRS dengan gelombang
T

Gelombang T :
Gelombang T merupakan pontesial repolarisasi dari ventrikel kiri dan kanan

Gelombang U :
Gelombang in berukuran kecil dan sering tidak ada. Asal gelombang ini masih belum jelas
Lihat gambar 1
Dalam melaporkan hasil EKG sebaiknya mencakup hal-hal beikut :
Frekuensi (heart rate)
Irama jantung (Rhyme)
Sumbu jantung (Axis)
Ada /tidaknya tanda tanda hipertrofi (atrium/ventrikel)
Ada/tidaknya tanda tanda kelainan mikard (iskhemi/ injuri/infark)
Ada/tidaknya tanda tanda akibat gangguan lain (efek obat obatan, gangguan keseimbangan
elektrolit, gangguan fungsi pacu jantung )

Contoh gambaran pulse EKG yang tidak normal :


Blok Diagram Instrumentasi Elektrokardiogram (EKG)
Elektrokardiogram merupakan suatu instrumen yang prinsip kerjanya dapat dijelaskan melalui
suatu blok diagram. Dimana diagram blok elektrokardiogram tersebut terdiri atas :
1. Rangkaian Proteksi
2. Lead Selector (Multiplexer)
3. Sinyal Kalibrasi
4. Preamplifier
5. Rangkaian isolasi
6. Rangkaian Driven Right Leg
7. Driver Amplifier
8. Sistem Memory
9. Mikrokomputer
10. Recorder Printer
Rangkaian proteksi berfungsi untuk mencegah tegangan tinggi yang muncul pada input EKG pada
kondisi tertentu agar tidak merusak alat. Lead selector berfungsi untuk memilih elektroda yang
akan diambil datanya. Sinyal kalibrasi 1 mV berfungsi pada saat tertentu pada setiap kanal yang
direkam. Preamplifiermerupakan penguat awal sinyal EKG dimana impedansi input dan CMRR
tinggi.Rangkaian Isolasi merupakan rangkaian pencegah arus dari power line (50 Hz atau 60
Hz). Rangkaian driven right leg ialah rangkaian titik referensi pada pasien (normal sebagai
ground) yang dihubungkan dengan elektroda pada kaki kanan pasien. Driver amplifier ialah
rangkaian dengan penguatan yang mendekati sinyal perekaman. Inputnya merupakan kopling ac
sehingga tegangan offset yang dikuatkan preamplifier dapat dihilangkan. Status memory berfungsi
untuk menyimpan hasil perekaman sinyal ECG. Mikrokomputer digunakan untuk mengontrol
semua operasi alat. Recorder printer merupakan alat pencetak (hardcopy) hasil perekaman sinyal
ECG termasuk identitas pasien dan informasi klinis yang dimasukkan oleh operator.
Peranan EKG (Electrokardiogram) dalam Monitoring Kondisi Jantung

Gagal jantung atau payah jantung adalah sindrom klinis (sekumpulan tanda dan gejala) ditandai
oleh sesak napas (dispneu) dan mudah lelah (fatigue), baik pada saat istirahat atau saat aktivitas)
yang disebabkan oleh kelainan struktur atau fungsi jantung, yang mengganggu kemampuan
ventrikel (bilik jantung) untuk mengisi dan mengeluarkan darah ke sirkulasi. Gagal jantung
kongestif merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai dengan adanya abnormalitas fungsi
ventrikel kiri dan kelainan regulasi neurohormonal, disertai dengan intoleransi kemampuan kerja
fisis retensi cairan, dan memendeknya umur hidup.

Prevalensi gagal jantung di negara berkembang cukup tinggi dan makin meningkat. Oleh karena
itu gagal jantung merupakan masalah kesehatan yang utama. Setengah dari pasien yang
terdiagnosis gagal jantung masih punya harapan hidup 5 tahun(4). Penelitian Framingham
menunjukkan mortalitas 5 tahun sebesar 62% pada pria dan 42% wanita Berdasar perkiraan
tahun 1989, di Amerika terdapat 3 juta penderita gagal jantung dan setiap tahunnya bertambah
400.000 orang. Walaupun angka-angka yang pasti belum ada untuk seluruh Indonesia, dapat
diperkirakan jumlah penderita gagal jantung akan bertambah setiap tahunnya. Dan angka
kematian pun secara tidak langsung akan meningkat karena tidak tertangani dengan baik akibat
biaya pengobatan yang sangat mahal. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu tindakan preventif
atau pencegahan, yaitu dengan cara memonitoring kondisi jantung dengan cara merekam
aktivitas kelistrikan jantung dalam waktu tertentu. Alat yang digunakan untuk melakukan
tindakan ini disebut Elektrokardiogram (EKG).

Elektrokardiogram (EKG)

Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu sinyal yang dihasilkan oleh aktifitas listrik otot jantung.
EKG ini merupakan rekaman informasi kondisi jantung yang diambil dengan memasang
electroda pada badan. Rekaman EKG ini digunakan oleh dokter ahli untuk menentukan kondisi
jantung dari pasien. Sinyal EKG direkam menggunakan perangkat elektrokardiograf.
Elektrokardiogram tidak menilai kontraktilitas jantung secara langsung. Namun, EKG dapat
memberikan indikasi menyeluruh atas naik-turunnya suatu kontraktilitas.

Elektrokardiogram
Fungsi Elektrokardiogram (EKG)

1. Merupakan standar terbaik untuk mendiagnosis aritmia jantung


2. Memandu tingkatan terapi dan resiko untuk pasien yang dicurigai ada infark otot jantung
3. Membantu menemukan gangguan elektrolit seperti hiperkalemia dan hipokalemia
4. Memungkinkan penemuan abnormalitas konduksi seperti blok cabang berkas kanan dan
kiri
5. Sebagai alat untuk mencegah penyakit jantung sistemik selama uji stres jantung
6. Mendeteksi penyakit bukan jantung seperti emboli paru dan hipotermia

Sensor Elektrokardiogram (EKG)

Sensor EKG

Elektroda EKG

Fungsi dasar dari elektroda adalah mendeteksi sinyal kelistrikan jantung. Fungsi dari transducer
adalah untuk mengkonversi informasi biologis menjadi sinyal elektrik yang dapat diukur.
Transducer ini dipakai dengan menggunakan interface jelly electrode-electrolyte. Dengan
menggunakan elektroda Ag/AgCl mengurangi noise dengan frekuensi rendah pada sinyal EKG
yang terjadi karena pergerakan.

Signal EKG yang berasal dari jantung merambat keseluruh tubuh dan mempunyai magnitude
dengan arah tertentu (cardiac vector). Untuk mendeteksi signal EKG, ditentukan tittik-titik
referensi pengukuran untuk menempatkan elektroda. Pengukuran signal EKG dilakukan dengan
pemilihan tiga titik bipolar (diperkenalkan pertama kali oleh Einthoven) sehingga disebut dengan
istilah segitiga Einthoven.

1. Lead I : potensial antara Right Arm (RA) terhadap Left Arm (LA)
2. Lead II : potensial antara Right Arm (RA) terhadap Left Leg (LL)
3. Lead III : potensial antara Left Arm (LA) terhadap Left Leg (LL)

Standarisasi Elektrokardiogram (EKG)

Standarisasi diperlukan karena adanya beberapa pabrik pembuat alat ini. Kebutuhan akan
standarisasi ini telah dikembangkan beberapa tahun yang lalu (anonymous 1991). Rekomendasi
tersebut bagian dari voluntary standard (standar tidak mengikat). FDA berencana untuk
mengembangkan mandatory standard.

Blok Diagram Instrumentasi Elektrokardiogram (EKG)

Elektrokardiogram merupakan suatu instrumen yang prinsip kerjanya dapat dijelaskan melalui
suatu blok diagram. Dimana diagram blok elektrokardiogram tersebut terdiri atas :

1. Rangkaian Proteksi
2. Lead Selector
3. Sinyal Kalibrasi
4. Preamplifier
5. Rangkaian isolasi
6. Rangkaian Driven Right Leg
7. Driver Amplifier
8. Sistem Memory
9. Mikrokomputer
10. Recorder Printer

Rangkaian proteksi berfungsi untuk mencegah tegangan tinggi yang muncul pada input EKG
pada kondisi tertentu agar tidak merusak alat. Lead selector berfungsi untuk memilih elektroda
yang akan diambil datanya. Sinyal kalibrasi 1 mV berfungsi pada saat tertentu pada setiap kanal
yang direkam. Preamplifier merupakan penguat awal sinyal EKG dimana impedansi input dan
CMRR tinggi. Rangkaian Isolasi merupakan rangkaian pencegah arus dari power line (50 Hz
atau 60 Hz). Rangkaian driven right leg ialah rangkaian titik referensi pada pasien (normal
sebagai ground) yang dihubungkan dengan elektroda pada kaki kanan pasien. Driver amplifier
ialah rangkaian dengan penguatan yang mendekati sinyal perekaman. Inputnya merupakan
kopling ac sehingga tegangan offset yang dikuatkan preamplifier dapat dihilangkan. Status
memory berfungsi untuk menyimpan hasil perekaman sinyal ECG. Mikrokomputer digunakan
untuk mengontrol semua operasi alat. Recorder printer merupakan alat pencetak (hardcopy) hasil
perekaman sinyal ECG termasuk identitas pasien dan informasi klinis yang dimasukkan oleh
operator.

Bagian penting lainnya dari EKG ialah elektrokardiograf dan kertas perekam. Elektrokardiograf
telah mengembangkan model sederhana untuk menyatakan aktivitas listrik jantung. Sebuah
elektrokardiograf khusus berjalan di atas kertas dengan kecepatan 25 mm/s, meskipun kecepatan
yang di atas daripada itu sering digunakan. Setiap kotak kecil kertas EKG berukuran 1 mm².
Dengan kecepatan 25 mm/s, 1 kotak kecil kertas EKG sama dengan 0,04 s (40 ms). 5 kotak kecil
menyusun 1 kotak besar, yang sama dengan 0,20 s (200 ms). Karena itu, ada 5 kotak besar per
detik. 12 sadapan EKG berkualitas diagnostik dikalibrasikan sebesar 10 mm/mV, jadi 1 mm
sama dengan 0,1 mV. Sinyal “kalibrasi” harus dimasukkan dalam tiap rekaman. Sinyal standar 1
mV harus menggerakkan jarum 1 cm secara vertikal, yakni 2 kotak besar di kertas EKG.

Penempatan Elektroda atau Lead Elektrokardiogram (EKG)

1. Lead Bipolar
Lead yang merekam biopotensial jantung dari bidang frontal. Lead ini hanya merekam beda
potensial dua elektrode, ditandai dengan angka romawi I, II, III yang disebut dengan

 Lead I : mengukur potensial antara Right Arm (RA) terhadap Left Arm (LA) – aVL
 Lead II : mengukur potensial antara Right Arm (RA) terhadap Left Leg (LL) – aVR
 Lead III: mengukur potensial antara Left Arm (LA) terhadap Left Leg (LL) – aVF

2. Lead Unipolar Ekstremitas dan Prekordial


Lead unipolar ektremitas yang mengukur biopotensial jantungg pada bidang transversal. Lead
unipolar prekordial merekam biopotensial jantung dari bidang horizontal. Disebut unipolar
karena potensial yang muncul pada satu elektroda bersama-sama dengan elektroda referensi yang
ekuivalen, yang merupakan sinyal yang ditunjukkan satu atau dua elektroda. Hubungan
matematis sandapan unipolar ekstremitas ialah sebagai berikut :

aVR + aVL + aVF = 0

Lead unipolar prekordial menggunakan 6 elektroda yang ditempatkan pada permukaan dada
pada tempat-tempat yang telah ditentukan.

Peranan Elektrokardiogram

Kemampuan EKG untuk menganalisis irama jantung menjadikannya berperan penting dalam
mengontrol kondisi aktivitas kelistrikan jantung manusia. Ada beberapa aturan dasar yang dapat
diikuti untuk mengenali irama jantung pasien, yaitu denyutan, keteraturan denyut dan lain-lain.

Sebuah EKG yang khas melacak detak jantung normal (atau siklus jantung) terdiri atas 1
gelombang P, 1 kompleks QRS dan 1 gelombang T. Sebuah gelombang U kecil normalnya
terlihat pada 50-75% di EKG. Voltase garis dasar elektrokardiogram dikenal sebagai garis
isoelektrik. Khasnya, garis isoelektrik diukur sebagai porsi pelacakan menyusul gelombang T
dan mendahului gelombang P berikutnya.

1. Gelombang P
Selama depolarisasi atrium normal, vektor listrik utama diarahkan dari nodus SA ke nodus AV,
dan menyebar dari atrium kanan ke atrium kiri. Vektor ini berubah ke gelombang P di EKG,
yang tegak pada sadapan II, III, dan aVF (karena aktivitas kelistrikan umum sedang menuju
elektrode positif di sadapan-sadapan itu), dan membalik di sadapan aVR (karena vektor ini
sedang berlalu dari elektrode positif untuk sadapan itu). Sebuah gelombang P harus tegak di
sadapan II dan aVF dan terbalik di sadapan aVR untuk menandakan irama jantung sebagai
Irama Sinus. Analisisnya :

 Hubungan antara gelombang P dan kompleks QRS membantu membedakan sejumlah


aritmia jantung
 Bentuk dan durasu gelombang P dapat menandakan pembesaran atrium

2. Interval PR

Interval PR diukur dari awal gelombang P ke awal kompleks QRS, yang biasanya panjangnya
120-200 ms. Pada pencatatan EKG, ini berhubungan dengan 3-5 kotak kecil.

 Interval PR lebih dari 200 ms dapat menandakan blok jantung tingkat pertama.
 Interval PR yang pendek dapat menandakan sindrom pra-eksitasi melalui jalur tambahan
yang menimbulkan pengaktifan awal ventrikel, seperti yang terlihat di Sindrom Wolff-
Parkinson-White.
 Interval PR yang bervariasi dapat menandakan jenis lain blok jantung.
 Depresi segmen PR dapat menandakan lesi atrium atau perikarditis.
 Morfologi gelombang P yang bervariasi pada sadapan EKG tunggal dapat menandakan
irama pacemaker ektopik seperti pacemaker yang menyimpang maupun takikardi atrium
multifokus.

3. Kompleks QRS

 Durasi, amplitudo, dan morfologi kompleks QRS berguna untuk mendiagnosis aritmia
jantung, abnormalitas konduksi, hipertrofi, infark otot jantung, gangguan elektrolit, dan
keadaan sakit lainnya.
 Gelombang Q bisa normal (fisiologis) atau patologis. Bila ada, gelombang Q yang
normal menggambarkan depolarisasi septum interventriculare. Atas alasan ini, ini dapat
disebut sebagai gelombang Q septum dan dapat dinilai di sadapan lateral I, aVL, V5 dan
V6.
 Gelombang Q lebih besar daripada 1/3 tinggi gelombang R, berdurasi lebih besar
daripada 0,04 s (40 ms), atau di sadapan prekordial kanan dianggap tidak normal, dan
mungkin menggambarkan infark mikokardium.

4. Segmen ST
Elevasi segmen ST bisa menandakan infark otot jantung.

5. Gelombang T
Gelombang T menggambarkan repolarisasi (atau kembalinya) ventrikel. Interval dari awal
kompleks QRS ke puncak gelombang T disebut sebagai periode refraksi absolut. Separuh
terakhir gelombang T disebut sebagai periode refraksi relatif (atau peride vulnerabel). Jika
gelombang T terbalik atau negatif bisa menjadi iskemia koroner, sindrom Wellens, hipertrofi
ventrikel kiri atau gangguan SSP. Jika gelombang T yang tinggi atau bertenda bisa menandakan
hiperkalemia. Gelombang T yang datar dapat menandakan iskemia koroner atau hipokalemia.

6. Interval QT
Interval QT beragam berdasarkan pada denyut jantung, dan sejumlah faktor koreksi telah
dikembangkan untuk mengoreksi interval QT untuk denyut jantung

7. Gelombang U
Gelombang U diperkirakan menggambarkan repolarisasi otot papillaris atau serabut Purkinje.
Gelombang U yang menonjol sering terlihat di hipokalemia, namun bisa ada di hiperkalsemia,
tirotoksitosis, atau pemajanan terhadap digitalis, epinefrin, dan antiaritmia Kelas 1A dan 3,
begitupun di sindrom QT panjang bawaan dan di keadaan pendarahan intrakranial. Sebuah
gelombang U yang terbalik dapat menggambarkan iskemia otot jantung atau kelebihan muatan
volume di ventrikel kir

Daftar Referensi

http://www.wikipedia.com
Surawan, Tri. 2011. Modul Biopotensial Amplifier. Instrumentasi Medis. Fisika UI. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai