Anda di halaman 1dari 30

Konsep komunikasi pada lansia

Dosen pembimbing :
Ns. Ade Sriwahyuni ,MNS
¤ AMELZA PRAMITHA
¤ FELMI DWI ANNUR
¤ INTAN PERMATA SURYA
¤ LIVIA PERMATA GITA
¤ RAKES
KELOMPOK 1
¤ TESYA NANDRA
CIMBERLY
01
DEFINISI DARI LANSIA
Lansia adalah seorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas baik pria maupun
wanita, yamg masih aktif beraktifitas yang bekerja maupubn mereka yang
tidak berdaya untuk mencari nafka sendiri hingga bergantung pada orang lain
untuk menghidupi drinya sendiri (nugroho, 2006).
Keperawatan Gerontik adalah Suatu bentuk pelayanan profesional yang
didasarkan pada ilmu dan kiat/teknik keperawatan yang berbentuk bio-psiko-
sosio-spritual dan kultural yang holistik, ditujukan pada klien lanjut usia, baik
sehat maupun sakit pada tingkat individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
02
KLASIFIKASI LANSIA
Menurut WHO, lansia dapat diklasifikasikan menjadi
(Nugroho, 2009):
Usia pertengahan lansia Lansia tua Lansia sangat tua

45 – 59 60 – 74 75 – 90 > 90
tahun tahun tahun tahun

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 tahun 1998 dalam Bab 1 Pasal 1 Ayat 2,Indonesia
mengakui bahwa batasan lansia adalah seseorang dengan usia lebih dari 60 tahun.
03
KARAKTERIST
IK LANSIA
Karakteristik Lansia ( Dewi 2014)
• Berusia > 60 tahun.
• Kebutuhan dan masalah sangat bervariasi dari
rentang sehat hingga sakit, dari kebutuhan biologis
hingga spiritual, serta dari koping yang adaptif
hingga maladaptif.
• Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi.
04
DEFINISI
KOMUNIKASI
Menurut ilham havifi (2014), komunikasi efektif
pada lansia adalah komunikasi interpersonal yang
sangat penting dalam membangun hubungan yang baik
antara perawat dan lansia. Komunikasi dengan lansia
adalah suatu proses penyampaian pesan/gagasan dari
perawat atau pemberi asuhan keperawatan kepada lansia
dan diperoleh tanggapan dari lansia , sehingga diperoleh
kesepakatan bersama tentang isi pesan komunikasi.
Tercapainya komunikasi berupa pesan yang
disampaikan oleh komunikator (perawat) sama dengan
pesan yang diterima oleh komunikan (lansia)
05
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
KOMUNIKASI
DENGAN LANSIA
Faktor yang mempengaruhi komunikasi dengan
lansia
Manusia
● Tingkat pengetahuan
● Perkembangan
● Hubingan
● Status fisik,mental dan
emosional

Pesan
Lingkungan
06
TEKNIK
KOMUNIKASI
DENGAN LANSIA
Mundakir (2006) mengidentifikasi beberapa teknik komunikasi yang dapat digunakan
perawat dalam berkomunikasi dengan lansia adalah:

Tindakan asertif Supportif


Perawat bersikap menerima yang menunjukkan Lansia sering menunjukkan sikap labil atau berubah-
sikap peduli dan sabar untuk mendengarkan dan ubah. Perubahan iniperlu disikapi dengan menjaga
memperhatikan klien serta berusaha untuk kestabilan emosi klien lansia dengan cara
mengerti/memahami klien memberikan dukungan (suppotif)

Klarifikasi
Responsif Klarifikasi adalah teknik yang digunakan perawat untuk memperjelas
merupakan bentuk perhatian perawat kepada informasi yang disampaikan klien, klarifikasi dilakukan dengan cara
klien yang dilakukan secara aktif untuk mengajukan pertanyaan ulang atau meminta klien memberi penjelasan
memberikan ketenangan klien. ulang atau meminta klien memberi penjelasan ulang dengan tujuan
menyamakan persepsi.
Fokus
perawat harus tetap fokus pada topik
pembicaraan dan mengarahkan kembali
Sabar dan ikhlas
komunikasi lansia pada topik untuk Perubahan yang terjadi pada lansia terkadang merepotkan dan
mencapai tujuan terapi seperti kekanak-kanakan. Perubahan ini harus disikapi dengan
sabar dan ikhlas agar hubungan antara perawat dengan klien
lansia dapat efektif dan terapeutik.
07
SUASANA YANG
HARUS DICIPTAKAN
SAAT
BERKOMUNIKASI
DENGAN LANSIA
Disamping sikap komunikasi pada orang dewasa, kita harus memperlihatkan atau mampu
menciptakan suasana yang dapat mendorong efektivitas komunikasi pada kelompok usia dewasa
maupun lansia dan juga menciptaan suasana komunikasi yang dapat mencapai tujuan yang
diinginkan. Ada beberapa suasana yang harus diciptakan :

Suasana saling menghargai


Suasana saling percaya
Suasana saling terbuka
Suasana saling menghormati
08
HAMBATAN
KOMUNIKASI PADA
LANSIA
Adapun kendala-kendala dan hambatan dalam berkomunikasi dengan lansia :
Gangguan neurology
Serring menyebabkan gangguan bicara danberkomunikasi dapat juga karena pengobatan medis, mulut
yang keringdan lain-lain.
Penurunan daya pikir
Sering menyebabkan gangguan dalam mendengarkan, mengingat dan respon pada pertanyaan
seseorang.
Perawat sering memanggil dengan nenek, sayang, dan lain-lain.
Hal tersebut membuat tersinggung harga dirinya dianjurkan memanggil nama panggilannya.
Dianjurkan tidak menegur dan mendengarkan dengan tidak penuh perhatian.
Perbedaan budaya hambatan komunikasi, dan sulit menjalin hubungan saling percaya.
Gangguan sensoris dalam pendengarannya
Gangguan penglihatan : Sehingga sulit menginterprestasikan pesan-pesannon-verbal.
Overload dari sensoris : terlalu banyak informasi dalam satu waktu ataubanyak orang berkomunikasi
dalam yang sama sehingga kognitifberkurang.
Gangguan fisik yang menyebabkan sulit berfokus dalam pembicaraan misalnya focus pada rasa sakit,
haus, lapar, capai, kandung kemih penuh, udara yang tidak enak, dan lain-lain.
Hambatan pada pribadi : penurunan sensoris, ketidaknyamanan fisik, efek pengobatan dan kondisi
patologi, gangguan fungsi psikososial,karena depresi atau dimensia, gangguan kontak dengan realita.
Hambatan dalam suasana/lingkungan : tempat wawancara : ribut/berisik, terlalu banyak informasi
dalam waktu yang sama, terlalubanyak orang yang ikut bicara, peerbedaan budaya, perbedaan
bahasa,prejudice, dan strereotipes.
09
CARA MENGATASI
HAMBATAN KOMUNIKAIS
DENGAN LANSIA
Cara Mengatasi Hambatan komunikasi
dengan Lansia
● Gunakan umpan balek

● Pahami perbedaan individu atau kompleksitas individu dengan baik

● Gunakan komunikasi langsung (face to face)

● Gunakan bahasa yang sederhana dan mudah.

● Gunakan pola kalimat sederhana (kanonik) karena kalimat yang mengandung


banyak anak kalimat membuat pesan sulit dimengerti.
Berikut adalah cara lainnya untuk mengatasi hambatan komunikasi pada
lansia :

● Menjaga agar tingkat kebisingan minimum


● Menjadi pendengar yang setia, sediakan waktu untuk mengobrol
● Menjamin alat bantu dengar berfungsi dengan baik
● Yakinkan bahwa kacamata bersih dan pase.
● Jangan berbicara dengan keras/berteriak
● Jangan terlalu jauh berdiri di depan klieng.
● Perhatikan penggunaan kalimat yang pendek dan sederhanah
● Beri kesempatan pada klien untuk berfikiri.
● Mendorong keikutsertaan dalam aktivitas sosial seperti perkumpulan orang
tua dan kegiatan rohani.
● Berbicara pada tingkat pemahaman klien
● Selalu menanyakan respons, terutama ketika mengajarkan suatu tugas atau
keahlian.
● Jika mungkin ikutkan keluarga atau yang merawat dalam ruanganbersama
anda. Orang ini biasanya paling akrab dengan pola komunikasi klien dan
dapat membantu proses komunikasi..
11
STRATEGI PENDEKATAN
KOMUNIKASI PADA
KLIEN LANSIA DAN
KELUARGA
Strategi Pendekatan Komunikasi Pada Klien Lansia dan
Keluarga
• Pendekatan fisik
Perawatan yang memperhatikan kesehatan obyektif, kebutuhan, kejadiankejadian yang dialami pasien
lanjut usia semasa hidupnya, perubahan fisik pada organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa
dicapai dan dikembangkan, dan penyakit yang dapat dicegah atau ditekan progresivitasnya.
• Pendekatan Psikis
perawat dapat berperan sebagai supporter, interpreter terhadap segala sesuatu yang asing, dan sebagai
sahabat yang akrab. Perawat hendaknya memiliki kesabaran dan ketelitian dalam memberikan
kesempatan dan waktu yang cukup banyak untuk menerima berbagai bentuk keluhan agar para lanjut
usia merasa puas. Perawat harus selalu memegang prinsip “Triple S”, yaitu sabar, simpatik, dan service.
• Pendekatan Sosial
Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercerita merupakan salah satu upaya perawat dalam
pendekatan sosial. Memberi kesempatan untuk berkumpul bersama dengan sesama klien lanjut usia
berarti menciptakan sosialisasi mereka. Pendekatan sosial ini merupakan suatu pegangan bagi perawat
bahwa orang yang dihadapinya adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain .
• Pendekatan Spiritual
Perawat harus bisa memberikan ketenangan dan kepuasan batin dalam hubungannya dengan Tuhan
atau agama yang dianutnya, terutama bila pasien lanjut usia dalam keadaan sakit atau mendekati
kematian. Sehubungan dengan pendekatan spiritual bagi pasien lanjut usia yang menghadapi kematian,
11
DEFINISI
KOMUNIKASI
TERAUPETIK
Menurut Nugroho (2012), ciri hubungan atau komunikasi teraupetik adalah berpusat
pada klien lansia, menghargai klien lansia sebagai individu yang unik dan bebas, serta
meningkatkan kemampuan klien lansia untuk berpartisipasi dengan aktif dalam
mengambil keputusan mengenai pengobatan dan perawatannya.Selain itu,juga
dengan menghargai keluarga, kebudayaan, kepercayaan, nilai-nilai hidup, dan hak
asasi dari lansia.
12
MANFAAT
KOMUNIKASI
TERAUPETIK
Manfaat komunikasi terapeutik adalah untuk mendorong
dan menganjurkan kerja sama antara perawat dan pasien
melalui hubungan perawat dan pasien. Mengidentifikasi.
mengungkap perasaan dan mengkaji masalah dan evaluasi
tindakan yang dilakukan oleh perawat (Indrawati, 2003 :
50)
13
TAHAP-TAHAP
KOMUNIKASI
TERAUPETIK
Menurut Nugroho (2012), hubungan teraupetik memiliki tahapan yang
meliputi tahap prainteraksi,pengenalan,tahap kerja,dan tahap terminal

• Tahap I (Prainteraksi)
• Tahap II (Pengenalan)
• Tahap III (Kerja)
• Tahap IV (Terminal)
THANKS

Anda mungkin juga menyukai