Anda di halaman 1dari 9

PROBIOTIK - KEFIR - GULA DARAH

DAN CARA KERJA VIRUS COVID-19


Informasi Prof. Dr. Isak Ibrahim, Ahli Mikribiologi (I)

l. ANTIBIOTIK SAHABAT CORONA ?

Semua antibiotik tidak bisa membunuh virus.

Semua sepakat bahwa virus hanya bisa dibunuh oleh antibodi.


Antibiotik berspektrum luas, membunuh bakteri patogen, tapi juga
membunuh bakteri baik/probiotik.

Padahal pembentukan sistem imun (antibodi) sangat dipengaruhi oleh


keberadaan probiotik.

Jadi ketika probiotik dimusnahkan oleh antibiotik, sistem imun


menurun dan virus tidak punya musuh lagi.

Virus akan berjaya bila kita menggunakan antibiotik.

Sementara itu Kolostrum adalah antibodi konsentrasi tinggi yang


sudah siap untuk digunakan melawan virus.
Terbukti bisa digunakan per oral.
Jadi ini adalah andalan utama.
*Ada yang mengatakan selain Kolostrum (antibodi) ada yang bisa
membunuh virus tanpa mengganggu eksistensi probiotik.
Ada yang bisa menjelaskan cara kerjanya sehingga bisa membunuh
virus tanpa mengganggu probiotik (beneficial microflora).

Konon kalau AIP prinsipnya bukan membunuh dalam arti kata


"meracuni" virus, melainkan menyerap racun yang dihasilkan
virus/bakteri patogen. Benarkah ?

Sambil menunggu bantuan dari berbagai substansi lain, satu hal pasti :
Kolostrum adalah benteng dan pasukan penumpas virus & bakteri
patogen yang tidak diragukan lagi kemampuannya.
*Kefir biasa untuk menghasilkan antibodi caranya tidak lagsung.
Melalui probiotik dan leukosit, yang mengolah nutrisi menjadi antibodi.
Ini bisa terjadi kalau asupan nutrisi juga memadai.
Kalau kurang gizi maka produksi antibodi juga tidak lancar.

Jadi disini masalahnya adalah "balapan" antara pembuatan antibodi


untuk melawan virus dan kecepatan berkembangnya virus. Kalau
dalam perlombaan ini virus yang lebih cepat, maka orang tumbang.
Beda dengan kolostrum, begitu masuk tubuh sudah langsung bisa
menyerang virus.

II. PROBIOTIK KEFIR

PROBIOTIK KEFIR yang mengandung asam laktat yang diteliti oleh para
peneliti di Korea diyakini mampu melawan gejala corona virus.

Enzim dari bakteri asam laktat tersebut mampu meningkatkan


produksi interferon, yaitu suatu protein yg berfungsi untuk
memperbaiki respon sistem imun terhadap infeksi virus. Selain itu,
enzim bakteri asam laktat juga merangsang produksi immunoglobulin
yg digunakan untuk menetralkan virus.

(Prof. PARK Yong-ha, Departermen of MIcrobiology Yeungnam


University)

III. PROBIOTIK BISA MENCEGAH INFEKSI SALURAN


PERNAPASAN LEBIH AMAN KETIMBANG ANTIBIOTIK
GERAKAN TANGKAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN DAN
CORONA SEJAK DINI

Selain dikenal memiliki manfaat bagi saluran pencernaan, probiotik


Kefir Kolostrum Ezel/ Etzel Kefir Drink juga ternyata baik untuk
mencegah terjadinya infeksi saluran pernapasan atau respiratory.

Diketahui, saat ini polusi udara di dunia semakin hari semakin


memburuk yang menyebabkan kita berisiko terkena infeksi saluran
pernapasan tersebut, terlebih lagi wabah Covid19 yang langsung
menyerang saluran pernapasan manusia.
Dilansir dari NCBI, sebuah penelitian yang dipublikasikan PLOS One
tahun 2016 menunjukan bahwa probiotik keifr dapat mencegah
terjadinya infeksi saluran pernapasan.
Hal ini dikarenakan probiotik kefir tidak hanya mematikan virus
penyebab infeksi, tapi juga menghancurkan virus tesebut.

Menurut peneliti probiotik merupakan mikroorganisme aktif yang jika


dikonsumsi dalam jumlah yang tepat, akan bermanfaat bagi
kesehatan.

Dengan mengonsumsi probiotik Kefir secara teratur, para peneliti


memprediksi bahwa waktu berlangsungnya infeksi bisa dipangkas
hingga 2,3 juta hari per tahun.
Juga bisa menekan pemakaian antibiotik sebanyak 52.000 hingga
84.000 resep.

Seperti kita ketahui, penderita infeksi saluran pernapasan biasanya


diberi resep antibiotik setiap pengobatan.

Perlu diketahui, Infeksi saluran pernapasan merupakan infeksi yang


sangat berbahaya karena bisa berakibat fatal, seperti yang terjadi
pada penderita Covid19 atau yang populer dengan sebutan Corona
Virus.

Ada dua jenis infeksi saluran pernapasan berdasarkan letaknya, yaitu


infeksi saluran pernapasan atas dan bawah.

Penyakit yang dikaitkan dengan infeksi saluran pernapasan atas antara


lain seperti, pilek, sinusitis, tonsillitis, dan laringitis.

Sedangkan Infeksi saluran pernapasan bawah, seperti bronkitis,


bronkiolitis, hingga pneumonia.

Tentunya tidak ada seorang pun yang ingin mengalami infeksi saluran
pernapasan ini.

Oleh karena itu, tidak ada salahnya kita mulai rutin mengonsumsi
probiotik Kefir Kolostrum Ezel/ Etzel Kefir Drink ini demi mencegah
infeksi saluran pernapasan terjadi.

*Selain lebih aman dibanding antibiotik, bakteri baik ini juga mudah di
dapatkan karena sudah tersebar dalam berbagai produk seperti Kefir
Kolostrum Ezel/Etzel Kefir Drink yang diperkaya dengan rumput laut
dan nikmat dilidah anda.
IV. MARI RENUNGKAN SAMA-SAMA

1. Virus hanya bisa dibunuh oleh antibodi .

2. Orang terinfeksi dan tumbang karena antibodinya rendah , kalah


kecepatan produksi antibodinya dibandingkan dengan kecepatan
berkembangnya virus.

3. Kefir adalah sumber probiotik lengkap. Probiotik lengkap adalah


yang paling bertanggungjawab menjaga sistem imun.

4. Kolostrum adalah sumber antibodi siap pakai yang langsung bisa


digunakan untuk menumpas virus .

5. Setiap hari anggota NETFARM dan Komunitas Kefir Indonesia (KKI)


bisa memproduksi lebih dari 10.000 liter Kefir yang cukup untuk
menjaga keberadaan probiotik bagi 20.000 sd 30.000 orang.

6. Setiap hari Indonesia menghasilkan sekitar 5.000 liter setara


Kolostrum . Orang yang terpapar ringan hanya perlu sekitar 500 cc
sehari, dan terpapar berat sampai 1 liter kolostrum, yang bisa
menyembuhkan dalam kisaran 14 hari. Artinya kolostrum yang ada
bisa menyembuhkan sekitar 8.000 penderita dalam waktu bersamaan.

7. Indonesia memiliki berbagai substansi dan materi dukungan berupa


makanan yang (masih) mencukupi, vitamin, sinar matahari dsb.

8. Indonesia memiliki dana yang memadai untuk mengeksploitasi


semua sumberdaya untuk mengusir Covid19.

Mestinya Covid19 bisa diusir dalam waktu tidak lama.


V. CARA VIRUS COVID-19 BEKERJA DAN CARA MERESPONNYA

Izin share logika berpikir terkait Virus COVID-19 yang diperoleh dari
berbagai sumber, agar kita aware cara virus tersebut bekerja, dan
bagaimana cara merespons-nya.

Virus COVID-19 pada dasarnya adalah genetik material (RNA) yang


dibungkus dengan selubung membran (Envelope) yang terbuat dari
material sejenis lemak (Lipid).
Di atas selubung tersebut diliputi oleh semacam duri-duri (Spikes)
yang terbuat dari Glycoprotein (S-Protein) yang digunakannya untuk
menempel kepada dinding sel spesifik dalam tubuh manusia.
Duri-duri tersebut telah berevolusi secara khusus untuk dapat masuk
kedalam permukaan sel-sel yang terdapat dalam sistem pernafasan
manusia (yang padanya terdapat ACE2 Receptor Protein).

Setelah berhasil membuka jalan, maka ia akan menginjeksikan genetik


material (RNA) kedalam sel korban, yang akan memerintahkan sel
korban untuk membuat copy virus tersebut sebanyak-banyaknya
sampai sel korban tersebut mati dan copy virus dikandungnya keluar
dan menginfeksi sel-sel lainnya dalam sistem pernafasan manusia.
Siklus ini akan terus berulang dalam laju kecepatan eksponensial.
Apabila sudah terinfeksi, maka yang dapat memeranginya satu-
satunya hanyalah sistem imunitas tubuh kita.
Karena Virus ini belum ada obatnya, belum ada vaksinnya. Antibiotik
jenis apapun tidak dapat mematikan virus, karena pada dasarnya
antibiotik adalah untuk membunuh bakteri, bukan virus.

Apabila belum terinfeksi, maka kita dapat mecegah virus tersebut


masuk ke tubuh kita dengan cara senantiasa membersihkan diri. Cara
yang efektif adalah dengan menggunakan sabun, karena sabun dapat
merusak selubung membran lipid (Envelope) dipermukaan virus
tersebut, sehingga virus tersebut rusak dan tidak bisa hinggap
kembali. Stay safe, keep doing Social Distance, dan perkuat Benteng
Imunitas Tubuh dengan cara makan makanan yang sehat dan bergizi,
konsumsi multivitamin dan jamu2an, minum air yang banyak, tidur
cukup 6-8 jam sehari, rutin olahraga, dan selalu Cuci Tangan, Mandi,
dan bersih-bersih tubuh menggunakan Sabun.
Semoga bermanfaat
VI. KENDALI GULA DARAH ADALAH MASALAH NASIONAL

Pada tahun 2013 saja, masalah gula darah, mulai dari "sekedar" Gula
Darah Puasa Terganggu (GDPT), kemudian Toleransi Glukosa
Terganggu (TGT) sampai ke Diabetes (DM), sudah lebih dari 75% total
populasi.

Kondisi ini dari tahun ke tahun makin memburuk.


Pada usia 50 tahun ke atas, sudah leboih dari 90% mengalami masalah
dengan kondisi gula darahnya.

Kalau sudah masuk tahapan DM, maka aneka komplikasi juga muncul.
Tahun 2020, total DM diperkirakan sudah melewati angka 8%. Artinya
ada sekitar 20 juta jiwa yang menderita Diaetes Mellitus.
Kalau sudah jadi DM, maka biaya pengobatan sudah mulai mahal.
Produktivitas penderita juga menurun drastis.

Pengamatan sementara menunjukkan biaya yang dikeluarkan


penderita DM (belum komplikasi) sudah berada pada kisaran di atas Rp
1,5 juta per bulan.

Bila sudah ada komplikasi mencapai Rp 5,- juta/bulan.

Ini belum terhitung biaya tidak langsung berupa penurunan


produktivitasnya.

Membiasakan minum segelas Kefir sejak usia dini (sebelum 15 tahun),


bisa sangat signifikan menurunkan prevalensi gangguan gula pada
usia dewasa dan usia lanjut.

Jadi mau minum Kefir Kolostrum Ezel/Etzel Kefir setelah ambruk?

Jangan dong... Ayo jaga kesehatan mulai sekarang, karena hanya


keluarga sehat lahir batinlah yang mudah mendapatkan kebahagiaan.

Anda mungkin juga menyukai