Anda di halaman 1dari 183

i

Nutrisi Hati 3

Pembagian secara gratis sebanyak 2500 eksemplar

Nutrisi Hati 3
Kumpulan Karangan yang
Membahagiakan
Penerjemah: Dharma Patriot Lamrimnesia
Penyunting: Lobsang Rinchen
Perancang sampul: Seven Lim
Penata letak: Kezya Demetrius
Ilustrator: Kho Tek Mei

Hak cipta naskah Inggris ©2011-2018 Lion’s Roar Foundation, Kanada


Hak cipta naskah terjemahan Indonesia ©2019 Penerbit Saraswati

ISBN 978-602-52772-2-1

Diterbitkan oleh:
Penerbit Saraswati
Email: penerbitsaraswati@gmail.com

Distributor Lamrimnesia
Care: +6285 2112 2014 1 | Info: +6285 2112 2014 2
Fb: Lamrimnesia & LamrimnesiaStore
Ig: @Lamrimnesia & @Lamrimnesiastore
Tiktok: @Lamrimnesia_
E-mail: info@lamrimnesia.org
Website: www.lamrimnesia.org; www.store.lamrimnesia.com

Undang–Undang RI Nomor 28 Tahun 2014


Tentang Hak Cipta
Ketentuan Pidana Pasal 113 ayat (3) dan (4):
(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta
melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf
a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana
penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah).
(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam
bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau
pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
Pasal 114:
Setiap Orang yang mengelola tempat perdagangan dalam segala bentuknya yang dengan sengaja
dan mengetahui membiarkan penjualan dan/atau penggandaan barang hasil pelanggaran Hak Cipta
dan/atau Hak Terkait di tempat perdagangan yang dikelolanya sebagaimana dimaksud dalam Pasal
10, dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

ii
Daftar Isi

Prakata v
1. Merenungkan Kemalasan (Pema Chödrön) 1
2. Buatlah Cintamu Terampil (Geoffrey Shugen Arnold) 9
3. Buka Hatimu Lebih Jauh (Pema Khandro Rinpoche) 15
4. Adalah Sayang untuk Menyia-nyiakan Krisis yang Baik
(John Tarrant) 21
5. Bagaimana 3 Permata Menyembuhkan Hati Saya Setelah
Kekerasan (Ray Buckner) 33
6. Cara Menjadi Teman Sepanjang Hayat (Frank Ostaseski) 41
7. Kegembiraan yang Sesaat (Ray Buckner) 49
8. Latihan untuk Masa Tragedi (Sam Littlefair) 55
9. Apakah Milikku Lebih Besar Daripada Milikmu (Charles R.
Johnson) 63
10. Hush Puppy (Mary Rose O’Reilley) 69
11. Berlari Menuju Meditasi (Sakyong Mipham Rinpoche) 79
12. Api Ini Sejuk dan Menyegarkan (Cristina Moon) 87
13. Apakah Tidak Ada Adalah Ada (Thich Nhat Hanh) 93
14. Kota-kota Sebelah Dalam (Dzigar Kongtrul Rinpoche) 99
15. Mengapa Saya Tidak Mencoba Bunuh Diri (Brad Warner) 107
16. Kasus Tumimbal Lahir (Guy Armstrong) 115
17. Merenungkan 4 Dasar Perhatian Penuh (Bhante Henepola
Gunaratana) 125

iii
Nutrisi Hati 3

18. Sebelum Anda Menjalani Retret Panjang (Andrew Holecek) 133


19. Tubuh yang Seimbang dan Jalan Tengah (Will Johnson) 139
20. Selamat Malam, Bodhisatwa (Blanche Hartman) 149
21. Laut, Perkenalkan Boy (Koun Franz) 159
Daftar Pustaka 167
Menghormati Buku Dharma 171
Dedikasi 173
Tentang Penerbit 175

iv
Prakata

Perkembangan dan kemajuan media sosial dalam


penyebaran informasi merupakan sebuah hal yang tidak dapat
dipungkiri. Meskipun demikian, buku merupakan jembatan informasi
yang hingga detik ini bersifat universal dan dapat dijangkau oleh
seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena itulah untuk memfasilitasi
penyebaran teks Buddha Dharma di Indonesia, khususnya di
daerah-daerah tertinggal, Yayasan Pelestarian dan Pengembangan
Lamrim Nusantara menyelenggarakan Dharmacamp sebagai
sebuah bentuk kontribusi yang bertujuan menghasilkan pencetakan
dan penyebaran buku Dharma gratis untuk saudara-saudari kita
di seluruh Nusantara. Acara yang bertempat di Jhana Manggala
Meditasi Graha Center pada tanggal 28-30 Juli 2017 ini bertajuk
penerjemahan dan penyuntingan artikel Dharma yang dilakukan
oleh generasi muda Buddhis dari berbagai latar belakang dan
universitas. Selepas acara tersebut, buku Nutrisi Hati dan Nutrisi
Hati 2 telah diterbitkan. Dengan pertimbangan bahwa kedua buku
ini cukup berhasil, maka proyek penerjemahan artikel tersebut
dilanjutkan meski tidak di bawah tajuk Dharmacamp. Kami berharap
buku ketiga ini dapat tetap bermanfaat dalam menumbuhkan minat
baca dan ketertarikan untuk melestarikan dan menanamkan nilai
Buddhadharma pada masyarakat.
Pencetakan dan distribusi buku ini tentunya tidak terlepas
dari kebaikan hati banyak pihak yang telah mewujudkan mimpi ini.
Ucapan terima kasih yang sangat mendalam kami ucapkan kepada
para Dharma Patriot yang telah bersedia meluangkan waktu,
tenaga, dan pikiran dalam keseluruhan proses penerjemahan
dan penyuntingan buku. Tak lupa, kami juga menyampaikan

v
Nutrisi Hati 3

penghargaan dan terima kasih kepada Stanley Khu dan Sramaneri


Tenzin Tshojung, yang telah membimbing para relawan peserta
Dharmacamp. Terima kasih pula kepada para Dharma Patron yang
telah menyokong pendanaan sehingga buku ini dapat diterbitkan
dan didistribusikan ke berbagai wilayah di seluruh Indonesia.
Akhir kata, terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh
pihak yang telah berkontribusi secara langsung maupun tidak
langsung dalam penulisan artikel, penerjemahan, penyuntingan
hingga penerbitan buku ini. Semoga buku ini dapat menyebarkan
semakin banyak lagi kebaikan dan keindahan Dharma pada
sebanyak-banyaknya masyarakat di Indonesia.

Mettacitena,

Shierlen Octavia
Perwakilan Dharma Patriot Lamrimnesia

vi
1

Merenungkan Kemalasan
Oleh Pema Chödrön
Kontributor: Serly Octavia

1
Nutrisi Hati 3

Daripada dikecewakan oleh kemalasan, kita


dapat mengenalnya sedalam mungkin, dan
belajar dari kemalasan yang tengah kita
rasakan.

2
S
ecara tradisional, kemalasan diajarkan sebagai salah satu
penghalang pencerahan. Ada bermacam jenis kemalasan.
Pertama, ada rasa malas yang didasari kenyamanan. Kita
berusaha tak keluar dari zona nyaman. Kemudian, ada pula rasa
malas yang didasari hilangnya semangat, yang membuat kita
merasa tak termotivasi dan menyerah pada diri sendiri. Ada pula
kemalasan yang didasari perasaan tak acuh. Pada titik ini, kita
berkeras tak ingin ikut campur dengan urusan pihak lain dan
menutup diri.

Orientasi kenyamanan
Orientasi kenyamanan hadir dalam beragam bentuk pula.
Dalam tulisan Sogyal Rinpoche, contohnya, dikatakan bahwa di
Timur kemalasan hadir dalam bentuk berkumpul-kumpul dengan
teman, minum teh, bersantai sepanjang hari. Di Barat, kemalasan
justru hadir dalam bentuk ketergesaan. Orang-orang terburu-buru
melakukan satu hal ke hal lain, dari sasana olahraga ke kantor
ke bar ke pegunungan ke kelas meditasi ke bak cuci di dapur,
ke halaman belakang, lalu ke klub malam. Kita terus, terus, terus
berusaha mencari kenyamanan dan kemudahan
Entah kita berlambat-lambat atau terburu-buru, atau
di belahan dunia manapun kita berada sekarang, kemalasan
dilandasi oleh rasa nyaman dan dicirikan oleh kesengajaan untuk
tak peduli. Kita mencari ketidaktahuan, sebuah kehidupan yang
tak melukai, tak menyulitkan, tak menimbulkan keraguan ataupun
keresahan pada diri. Kita ingin beristirahat dari diri sendiri dan
kehidupan yang kita jalani. Melalui kemalasan, kita mengejar rasa
lenggang dan lega. Tapi, menemukan apa yang kita cari dengan
cara ini ibarat meminum air garam, karena kehausan kita akan
kenyamanan dan kemudahan takkan terpuaskan.

3
Nutrisi Hati 3

Kehilangan semangat hidup


Kemalasan yang didasari hilangnya semangat hidup
dicirikan oleh kerentanan, trauma, dan ketidaktahuan harus
berbuat apa. Kita berusaha menjadi diri sendiri namun hasilnya
tak memuaskan. Diri kita saat ini tak terasa cukup. Kita mengejar
kesenangan namun tak menemukan apapun yang bertahan lama.
Kita meminta istirahat, pergi berlibur, belajar meditasi, mendalami
ajaran spiritual, atau mendedikasikan banyak waktu merenungi
pandangan politik dan filsafat tertentu. Kita telah membantu
kaum papa atau menyelamatkan lingkungan atau minum-minum
dan mencoba narkotika, namun kita tak juga merasa puas. Kita
mencoba dan gagal hingga akhirnya mencapai tempat yang gelap
dan menyakitkan. Kita tak lagi ingin bergerak, serasa lebih baik
tidur ribuan tahun. Kehidupan kita terasa hampa. Kita begitu
putus asa hingga kelu rasanya.

Bukan Urusan Saya


Ini adalah bentuk ketidakpedulian yang lebih fatalistik
dan dingin. Sosok kemalasan yang ini dipenuhi sinisme dan
kepahitan. Kita merasa kita sama sekali tak bisa peduli lagi. Kita
merasa malas dan dengki di waktu yang sama. Kita merasa dengki
pada dunia yang menyedihkan dan mengecewakan ini, pada si
A dan si B. Utamanya, kita merasa dengki pada diri sendiri. Kita
telah melakukan kesalahan, apapun itu, tapi kesalahan ini begitu
besarnya sehingga kita kini merasa bahwa segala sesuatu bukan
urusan kita lagi! Kita berusaha melupakannya dengan segala cara.
Kita berhenti melakukan banyak hal, karena toh kita tak bisa
berbuat banyak. Lagipula, itu bukan urusan kita, kan.

Apa yang Harus Dilakukan?


Manusia seolah lahir dengan asumsi bahwa kita harus
melenyapkan kelemahan kita; sebagai seseorang yang mampu

4
Merenungkan Kemalasan

dan berharga, kita harus dapat melampaui kelemahan-kelemahan


kita begitu saja. Mungkin, hal yang pantas dilakukan sesuai cara
orang dewasa adalah meledakkan kemalasan dengan bom atau
menjatuhkannya ke Samudera Atlantik dengan pemberat yang amat
besar sehingga Ia takkan lagi muncul, atau mengirimnya ke ruang
angkasa sehingga ia akan melayang selamanya dalam kehampaan
dan kita takkan pernah perlu berurusan dengannya lagi.
Namun kita perlu menanyakan pada diri sendiri. Dari mana
kebahagiaan muncul? Dari mana inspirasi muncul? Kita akan
menemukan bahwa mereka tak muncul dari membuang ini-itu,
membelah diri sendiri menjadi dua, atau mati-matian melawan
sembari menghabiskan tenaga sendiri. Mereka tak muncul dari
memandang kemalasan sebagai musuh atau sesuatu yang harus
dilampaui. Mereka tak muncul dari upaya merendahkan diri sendiri.
Jalan menuju pencerahan adalah sebuah proses belajar,
secara perlahan, untuk mengakrabi ‘halangan-halangan’ yang
muncul. Maka dari itulah, daripada dikecewakan oleh kemalasan,
kita bisa memperhatikannya lebih dekat dan membangkitkan rasa
ingin tahu terhadapnya, sehingga akhirnya kita bisa mengenalnya
dengan baik.
Kita dapat bersatu dengan kemalasan, menjadi kemalasan
kita sendiri, mengetahui bau dan rasanya dalam badan kita.
Perjalanan spiritual adalah proses untuk bisa sungguh-sungguh
merasa nyaman pada saat ini. Kita berusaha terhubung dengan
momen kelesuan atau hilang semangat ini, dengan momen rasa
sakit, penghindaran, dan sikap tak peduli ini. Kita menghubungkan
diri dengan semua perasaan ini, kemudian melepasnya. Ini
adalah sebuah latihan. Baik dalam meditasi formal atau dalam
siang-malam yang kita lewati, kita dapat berlatih untuk berhenti
mengomentari diri sendiri dan menghubungkan diri dengan
pengalaman yang dirasakan tanpa tersangkut ke alur ceritanya.

5
Nutrisi Hati 3

Kita bisa meresapi momen saat ini dan membiarkannya pergi.


Kita bisa jadi tengah duduk bermeditasi atau melakukan
kebiasaan sehari-hari, dan tiba-tiba saja kita mendengar apa yang
sedang diri kita katakan. Yang kita dengar adalah, “Hoi oi, hoi oi,
inilah aku, seorang yang gagal. Tiada harapan.” Lihatlah apa yang
kita lakukan dan katakan pada diri sendiri, bagaimana kata-kata
ini menghilangkan semangat hidup atau mencoba mengalihkan
perhatian kita. Kemudian, biarkan kata-kata ini pergi menyentuh
hati kita saat ini. Sentuhlah momen keberadaan saat ini, lalu
biarkan ia pergi. Beginilah cara kita berlatih. Lagi dan lagi, inilah
praktik kita.
Kita memulihkan semangat hidup dengan kejujuran dan
kebaikan. Kita tak kabur dari sakitnya kemalasan, namun malah
bergerak mendekat. Kita membungkukkan badan pada arusnya,
berenang ke arahnya.
Di tengah proses penyatuan diri dengan saat ini, mungkin
kita akan tersadarkan bahwa di luar sana ada banyak saudara/i kita
yang juga tengah menderita. Dengan mengakrabi rasa sakit dan
malas yang kita alami, kita mendekatkan diri dengan mereka semua,
mengetahui, dan mengerti bagaimana kita semua terhubung.
Kita duduk di depan televisi, makan keripik, minum bir,
merokok. Selama berjam-jam kita hanya duduk diam. Lalu, tiba-
tiba kita melihat diri kita sejelas-jelasnya. Kita dapat memilih
makan bungkus keripik ke-10 dan menonton sinetron ke-16,
atau memahami rasa tertekan dan malas yang kita alami dengan
jujur dan terbuka. Kita meresapi perasaan dan merasa nyaman,
bukannya terus-menerus menutup diri dan pura-pura tak tahu.
Beginilah caranya berlatih.
Bisa jadi kita tengah membuka jendela atau berjalan-jalan
keluar, atau duduk dalam diam, namun apapun yang kita lakukan,
kita sadar untuk tetap mawas diri, untuk melampaui kata-kata

6
Merenungkan Kemalasan

dan rasa tak peduli, untuk sungguh-sungguh merasakan momen


saat ini di hati kita, di perut kita, untuk diri sendiri dan jutaan
orang yang juga mengalaminya. Kita mulai melatih keterbukaan
dan welas asih terhadap momen saat ini. Momen saat ini menjadi
tahap yang memulihkan dan menggugah. Seketika itu juga,
momen kemalasan menjadi guru pribadi kita.

7
Nutrisi Hati 3

8
2

Buatlah Cintamu Terampil


Oleh Geoffrey Shugen Arnold
Kontributor: Ferren Alwie, Silvi Wilanda

9
Nutrisi Hati 3

Salah satu aspek penting dari welas asih


adalah upaya, cara-cara terampil. Ketika
welas asih kita terampil, kita bisa memberikan
sesuatu yang benar-benar bermanfaat.

10
A
“ ku memohon welas asihmu. Tolong beri aku jalan menuju
pembebasan,” pinta sang murid.
“Siapa yang mengikatmu?” balas sang guru.
“Tidak ada yang mengikatku,” jawab sang murid.
“Lalu mengapa mencari pembebasan?” sahut sang guru.
Dalam tradisi Mahayana, kebijaksanaan yang tercerahkan
dan welas asih tanpa pamrih dipahami dan disadari sebagai satu
realitas. Hal ini karena realisasi kita mengenai kesunyataan dari
hakikat diri akan membiarkan “welas asih yang tanpa alasan”
bersinar seterusnya. Welas asih ini timbul tanpa kebutuhan atau
keinginan akan pengakuan atau penghargaan, tanpa melekat pada
suatu hasil akhir. Kita dapat memikirkan hal ini sebagai “bergerak
bebas dalam ranah Buddha”— ranah yang didedikasikan untuk
membantu meringankan penderitaan semua makhluk.
Sang Buddha mengajarkan bahwa 3 latihan mendasar
dalam jalan-Nya adalah samadhi (konsentrasi pada satu titik),
prajna (wawasan pengalaman tentang hakikat sejati dari diri
sendiri, orang lain, dan hal lainnya), dan sila (disiplin etis).
Dalam tradisi Zen, ketiga latihan tersebut dipraktikkan dan
disadari sebagai satu kesatuan realitas. Hal ini memiliki implikasi
yang dalam dan luas mengenai bagaimana kita memahami dan
mempraktikkan meditasi kita–bukan hanya di atas bantal, namun
di setiap dan seluruh momen dalam kehidupan sehari-hari kita.
Di sanalah realitas yang sangat penting dari ranah Buddha
dimanifestasikan.
Sebagian besar dari kita ingin melayani. Kita ingin
membantu orang lain dan menjadi berguna. Tetapi bagaimana
kita melakukannya? Bagaimana kita bisa benar-benar bermanfaat
dalam dunia dengan begitu banyak rasa sakit, kompleksitas, dan
kebingungan? Bagaimana kita bertemu apa yang baik dan jahat
di dunia kita tanpa jatuh pada keterikatan dan pandangan salah

11
Nutrisi Hati 3

tentang apa yang baik dan jahat? Bagaimana kita bisa sangat
peduli tanpa menjadi melekat?
Salah satu aspek penting dari welas asih adalah upaya, cara-
cara terampil. Ketika welas asih kita terampil, kita bisa memberikan
sesuatu yang benar-benar bermanfaat. Buddhisme mengajarkan
bahwa kita belajar mengenai welas asih dan cara-cara terampil
melalui pengalaman spiritual kita sendiri—memadukan kemelekatan
dan penderitaan kita dengan kebijaksanaan dan cinta kasih. Hal ini
menjadi basis dari apa yang kita berikan untuk orang lain.
Cara-cara terampil tidaklah abstrak maupun konseptual.
Mereka bersahaja dalam penerapan langsung mereka dan
luhur dalam keinginan mereka menuju pembebasan. Mereka
memperbolehkan kita untuk berpraktik dengan efektif,
membebaskan diri kita, dan menolong orang lain tanpa
keangkuhan atau ketidakberdayaan.
Semua praktik umat Buddhis dapat dipahami sebagai
cara-cara terampil. Kita bisa belajar mengenai bagaimana cara
membawa cara-cara terampil ke dalam praktik sehari-hari kita di
rumah dan di kantor, serta dalam pelayanan kita kepada orang-
orang, bumi, juga keadilan sosial dan rasial. Dalam ajaran Zen,
meditasi adalah cara-cara terampil untuk mengenali, memeriksa,
dan membebaskan banyak bentuk penderitaan yang kita alami.
Dengan mematikan lampu dan melihat melalui mata kebijaksanaan
yang tak terkekang, kita menyadari sifat dasar dari segala sesuatu:
“Apa yang sesungguhnya mengikat kita? Apa yang mengikatmu?”
Meditasi adalah tempat di mana kita belajar untuk berpraktik
dengan welas asih. Kita terlalu mudah untuk marah dan melawan
apa yang tampaknya menyebabkan rasa sakit kita sendiri: pikiran
yang menghantui dan emosi yang menjerat. Namun, adalah
suatu kesalahan untuk percaya bahwa meditasi hanyalah sekadar
praktik konsentrasi, bahwa jika kita dapat menenangkan pikiran,

12
Buatlah Cintamu Terampil

maka kita akan memperoleh wawasan dan menjadi makhluk yang


lebih berwelas asih. Meditasi di sini perlu dipahami secara lebih
luas sebagai pengembangan dan perwujudan batin Buddha dalam
semua hal yang kita lakukan.
Bergandengan tangan dengan praktik meditasi kita, kita
mewujudkan kebijaksanaan dalam kehidupan sehari-hari. Di sana
kita menguji dan menyempurnakan pemahaman kita. Jangan
sampai kita hanya terkurung dalam tempat meditasi. Kita juga
melakukan hal ini dengan bekerja untuk mengurangi penderitaan
yang muncul dari segala bentuk ketidakadilan. Inilah urat nadi
dari praktik umat Buddhis, dan apa yang membuatnya menjadi
perjalanan mendalam mengenai realisasi dan kebangkitan. Yang
terpenting, kita melakukan hal ini dengan hidup dalam kehidupan
kita sebagaimana jalan spiritual itu sendiri. Hidup dan praktik
adalah satu kesatuan.

13
Nutrisi Hati 3

14
3

Buka Hatimu Lebih Jauh


Oleh Pema Khandro Rinpoche
Kontributor: Ferren Alwie, Harvin

15
Nutrisi Hati 3

Ketika cinta kasih kita terasa melelahkan dan


mencapai batasnya, Buddhisme menyarankan
kita untuk membuka hati kita lebih jauh dan
memasuki cinta kasih yang lebih luas.

16
J angan menyerah pada cinta. Ketika cinta menjadi rumit atau
menyakitkan, bukalah hatimu lebih jauh.
Kalimat di atas merupakan nasihat yang diberikan oleh
guru Buddhis abad ke-19, Patrul Rinpoche. Beliau menceritakan
sebuah kisah mengenai seekor lebah emas yang hidup bahagia
dengan kekasihnya di taman teratai. Semenjak kedua lebah
tersebut bertemu, mereka langsung menjadi akrab. Mereka
tertawa dan tersenyum bersama, juga berbagi pemikiran terdalam
mereka. Namun, kemudian badai menerjang. Kekasih lebah emas
tersebut mati. Dalam sekejap, kebahagiaannya berubah menjadi
penderitaan. Terlepas dari kebaikan kekasih lebah emas ini dan
terlepas dari kenyataan mengenai betapa ia mencintainya, hidup
kekasihnya telah berakhir.
Untuk mengatasi kesedihan tersebut, si lebah emas meminta
nasihat. Ini adalah apa yang dikatakan kepadanya: “Semua
makhluk hidup adalah ibumu dan ayahmu dalam berbagai
kehidupan sebelumnya. Mereka sekarang mengembara dalam
keberadaan yang terkondisi. Meskipun mereka ingin merasakan
kebahagiaan, mereka justru mengalami penderitaan. Mereka juga
mungkin tidak mempunyai teman. Bawalah cinta kasih dan welas
asih ke dalam pikiran kita sambil mengingat orang lain dengan
cara ini. Mengingat mereka akan membangkitkan keberanianmu.
Dengan cinta kasih yang luar biasa, tumbuhkanlah harapan untuk
menghapus penderitaan semua makhluk.”
Nasihat untuk menumbuhkan cinta kasih tanpa batas bagi
semua makhluk ketika kita terpisah dari orang yang kita cintai
adalah ajaran untuk kita semua. Ketika cinta kasih kita terasa
melelahkan dan mencapai batasnya, Buddhisme menyarankan
kita untuk membuka hati kita lebih jauh dan memasuki cinta kasih
yang lebih luas. Membuka hati kita adalah langkah pertama untuk
membangkitkan kepahlawanan alamiah kita yang juga dikenal

17
Nutrisi Hati 3

sebagai cinta Bodhisatwa. Kita dapat membuka diri untuk cinta


kasih yang lebih besar pada momen-momen kesedihan karena
kerentanan dan welas kasih kita saling terkait.
Layaknya si lebah emas, kita dapat memulai untuk membuka
hati kita dengan merasakan welas asih terhadap diri kita sendiri,
dan kemudian mengingatkan orang lain yang sedang berada
dalam kondisi yang sama. Praktik ini bertentangan denan naluri
perlindungan diri yang biasanya kita lakukan. Namun ternyata,
ketika kita merenungkan penderitaan orang lain dan membuka
hati kita lebih jauh, sesungguhnya hal tersebut memberi kita lebih
banyak kekuatan. Hal tersebut memberi kita makna dan daya
tahan. Membuka hati kita membangkitkan keberanian kita karena
welas asih dan kepahlawanan alamiah kita saling terhubung.
Namun, harapan kita untuk menjalani kehidupan yang
penuh cinta kasih sering kali dikalahkan oleh kebiasaan sehari-
hari kita. Kita mungkin memulai sesuatu dengan niat yang
penuh cinta kasih, namun kita mudah sekali teralihkan dengan
menggenggam harapan atau tersesat dalam kecerdasan yang
salah. Jadi, bagaimana cara kita menumbuhkan cinta kasih tanpa
batas melalui cara yang berlandaskan kebijaksanaan?
Guru besar Tibet, Longchenpa, memberi nasihat dalam
salah satu teksnya, The Great Chariot, bahwa cinta kasih tanpa
batas harus dikembangkan “satu per satu”. Kita memulai dari
pengalaman langsung yang kita alami. Kita mengingat cinta yang
kita terima dari seseorang, atau yang kita rasakan untuk seseorang.
Kemudian, kita memperluas cinta tersebut untuk melingkupi orang
lain, dan lainnya, hingga cinta kita melingkupi semua makhluk
tanpa batas layaknya langit.
Cinta kasih tanpa batas lebih luas dari cinta yang kita kenal
pada awalnya. Inilah mengapa Buddhisme memperingatkan kita
untuk mengingat cinta yang kita terima dari ibu dan ayah kita (atau
pengasuh kita), dan kemudian mengembangkannya. Mungkin

18
Buka Hatimu Lebih Jauh

hubungan kita dengan orang tua kita bukanlah cinta yang mudah,
bahkan mungkin berpikir seperti ini memunculkan rasa sakit hati.
Tetapi hal tersebut juga merupakan bagian dari praktik, karena
mengembangkan cinta membuat kita berhubungan dengan
keseluruhan pengalaman hidup—baik keindahan dunia maupun
kepedihannya.
Mengingat pengalaman cinta kasih dan kebaikan yang
kita terima mendorong kita untuk terus melangkah melampaui
pemisahan yang kita rasakan. Hal tersebut membantu meleburkan
dinding yang kita bangun di antara diri kita dan orang lain.
Mengetahui kelembutan hati kita, kita sadar bahwa jalan dari cinta
kasih adalah cara hidup otentik karena keaslian dan kelembutan
hati kita yang berwelas asih terjalin bersamaan.
Praktik cinta kasih terkadang berat, bahkan bisa sangat
menyakitkan. Di suatu hari kita memutuskan untuk menjadi
penyayang dan baik hati, berikutnya di hari lain, kita tak bisa
sama sekali terhubung dengan cinta kasih. Apa yang hilang? Di
mana cinta kasih kita ketika kita tidak dapat merasakannya?
Seorang Buddhis yang bijak dari India, Wimalakirti, pernah
bertanya, “Bagaimana kita bisa menemukan cinta kasih Bodhisatwa
yang tak habis-habisnya?” Ia menjawab, “Kita harus memahami
ketanpaakuan dan kesunyataan.” Ketika cinta kasih terasa melelahkan,
kita harus melihat keterbukaan mendasar kita dan mengabaikan ego
kita. Membuka hati kita lebih jauh membuat berbagai sumber daya
tersedia secara spontan. Inilah mengapa mereka berkata bahwa
cinta kasih Bodhisatwa layaknya rembulan yang menyinari ratusan
mangkuk berisi air. Setiap mangkuk dipenuhi dengan sinar rembulan,
tetapi bulan tidak membuatnya terjadi melalui usaha besar-besaran.
Terdapat berlimpah cahaya selama bulan tidak melakukan apa-apa,
memberikan dirinya kilau sinar aslinya.
Berhubungan dengan cinta kasih tanpa batas menawarkan
kita ketenangan hati. Ketika kita menghadapi keadaan kita dengan

19
Nutrisi Hati 3

sikap cinta kasih, hal tersebut menawarkan cara hidup yang stabil
terlepas dari perilaku orang lain. Tidak dapat dipungkiri bahwa
hidup selalu dipenuhi drama dan ketidakpastian, tetapi kita bisa
menghadapinya dengan perasaan tulus dari panggilan hati kita
untuk menumbuhkan cinta kasih lebih lanjut.
Buddhisme mengatakan bahwa karena ketidakkekalan,
orang-orang yang sebelumnya merupakan teman kita dapat saja
menjadi musuh kita sekarang, dan orang-orang yang sekarang
merupakan teman kita dapat saja menjadi musuh kita di kemudian
hari. Teman kita tanpa disadari dapat membahayakan kita. Oleh
karena itu, kita akan menjadi tidak stabil apabila kita bergantung
pada bagaimana persepsi orang lain untuk memutuskan apakah
kita memiliki cinta atau tidak. Kita akan terperangkap dalam
reaksi mereka dibanding hidup dalam ketenangan yang muncul
dari tekad untuk menjalani hidup yang berisi kelembutan dan
kehangatan. Maka, penanaman cinta kasih tanpa batas dan
realisasi keseimbangan batin terjalin bersamaan. Ketika terdapat
drama di taman teratai, kita diyakinkan untuk menemui apa pun
yang datang dengan hati yang lebih terbuka.

20
4

Adalah Sayang untuk Menyia-nyiakan


Krisis yang Baik
Oleh John Tarrant,
Kontributor: Elvina, Frengki C

21
Nutrisi Hati 3

John Tarrant, seorang guru Zen, menawarkan


7 panduan untuk memanfaatkan berbagai
krisis dan hal tak terduga yang ada dalam
kehidupan.

22
M urid Zen: “Ketika ada kesulitan yang besar menghampiri
kita, bagaimana seharusnya kita menyambut mereka?”
Guru: “Selamat datang.”
Terlihat mengejutkan bahwa ternyata dunia yang baru
tampak seperti yang lama, kecuali untuk beberapa hal. Dua tahun
yang lalu harga rumah jatuh dari tebing dan hipotik jatuh hingga
ke dasar air. Saat ini, toko perangkat keras masih sepi dan penata
rambut yang ada di pinggir kota yang sibuk tidak memiliki satu
pun pelanggan pada hari Jumat. Fobia terhadap pengeluaran
membuat orang lain juga mengalami fobia–universitas yang hebat
menyatakan pembekuan perekrutan, dan klinik terancam ditutup
karena tidak mampu mengganti resepsionis yang diupahi $9,00
per jam. Berbagai situs konstruksi tergenang air, dan buldoser
yang dimiliki pun tidak terpakai.
Saat ini kita berada di dunia yang baru. Di dunia yang baru,
musim dingin tetap dingin, musim panas tetap hangat; roti, keju,
acar bawang, dan segelas bir masih menjadi makan siang bagi
seorang pembajak; langit masih memiliki celah yang tembus cahaya
saat matahari terbenam setelah hujan; dan daun tembakau juga
masih tetap memiliki bau yang sama. Mungkin semua hal itu tidak
masalah di dunia yang baru. Mungkin kita tidak perlu membuang
krisis ini dengan meratapi dan menggertakkan gigi kita.
“Anda tidak akan ingin menyia-nyiakan sebuah krisis yang
penting, dan yang saya maksudkan dengan hal itu adalah sebuah
kesempatan untuk melakukan berbagai hal yang Anda pikir tidak
dapat Anda lakukan sebelumnya,” ujar kepala staf Gedung Putih,
Rahm Emanuel.
Tidak menyia-nyiakan krisis bisa juga berarti menemukan
kebahagiaan tanpa harus mengubah kondisi dan situasi yang
terjadi di luar sana. Apabila kita memiliki risiko bahwa kita akan
diledakkan, tentu saja hari ini adalah hari yang baik untuk menjadi

23
Nutrisi Hati 3

bahagia. Sama halnya dengan apabila kita miskin. Apabila kita


sekarang harus mengendarai mobil yang kecil seperti yang mereka
lakukan di Sydney atau Paris, apakah ada yang salah dengan hal
tersebut?
Awal permulaan untuk menjadi baik-baik saja adalah dengan
menyadari hal-ihwal sebagaimana adanya, dan berdasarkan
yang saya alami, semuanya berasal dari latihan, dari meditasi,
dari menyadari kehidupan yang tanpa kesalahan, kemarahan,
ketakutan, dan kehidupan yang penuh dengan semua hal tersebut.
Dengan memperhatikan semua ini, welas asih akan masuk ke
dalam diri.

1. Kehidupan ini Penuh dengan Ketidakpastian, Sangat


Mungkin Penuh Kejutan
Kesadaran bekerja dengan cara membuat peta, dan
akan selalu ada perbedaan antara peta dengan keadaan yang
sebenarnya. Kejutan adalah sebuah fitur yang tidak terdapat
dalam peta saya sebelumnya. Saya memiliki gambaran bahwa
saya adalah seseorang yang, katakanlah, memiliki rekening bank,
namun ternyata saya adalah tipe orang yang lain, yang tidak
memiliki rekening bank. Kejutan merupakan hal yang umum dan
sebuah indikasi bahwa Anda benar-benar hidup. Saya tumbuh
bersama dengan orang-orang yang ingat Perang Dunia I; dimulai
pada bulan Agustus 1914, dan semua orang mengira bahwa
perang tersebut akan berakhir pada saat menjelang Natal (yang
terjadi tidaklah demikian). Peperangan tersebut benar terjadi. Pada
saat itu, hal tersebut merupakan sebuah kejutan. Setelah perang
muncul, wabah influenza muncul–kejutan lainnya yang memakan
jutaan nyawa. Akan tetapi, ada juga kejutan positif. Vaksin untuk
mengusir polio mulai diciptakan dan menyelamatkan hidup saya,
serta antibiotik yang juga menyelamatkan hidup saya.

24
Adalah Sayang untuk Menyia-nyiakan Krisis yang Baik

Gambaran yang kita miliki sangat rapuh dan berdasarkan


pada data yang buruk. Pikiran menilai peristiwa, dan berkata, “Hal
ini baik,” dan “Hal ini buruk,” akan tetapi nilai yang kita berikan
biasanya tidaklah substansial karena tidak berfokus pada detail yang
ada. Dunia ini benar-benar tidak dapat diprediksi, sehingga reaksi
kita terhadap kejadian atau peristiwa juga tidak dapat diprediksi,
sekalipun jika kita memiliki latihan meditasi yang mendalam.
Kita dapat bersekutu dengan kejutan. Metode-metode
meditasi tidak dimaksudkan untuk membuat dunia menjadi dapat
diprediksi, namun metode-metode tersebut menyediakan ruang
di mana kita dapat bereaksi tanpa harus berkelahi dengan diri
sendiri. Dan pada akhirnya, meditasi akan mengatur ulang peta
dan pikiran kita menjadi kosong. Hal ini mengatasi masalah yang
dimiliki oleh tokoh yang ditulis oleh James Joyce, Mr. Duffy,
yang “hidup agak menjauh dari kumpulannya, terkait dengan
tindakannya yang secara sekilas terlihat meragukan.”
Meditasi adalah suatu hal yang kita tahu dengan pasti akan
berhasil. Ketika kita bermeditasi, tidak ada hal lain di dunia ini,
dan apa pun yang kita miliki sudah cukup.

2. Jika Anda Hidup, Itu Baik; Rendahkan Standar


Dalam berbagai kesulitan, Anda dapat menyadari bahwa
Anda hidup. Mengingat betapa luasnya alam semesta, ini adalah
kejadian yang tidak mungkin terjadi pada umumnya, dan Anda
dapat bersukacita dan menikmati kejadian ini. Kebahagiaan
tidak benar-benar terkait dengan memiliki rekening bank; karena
jika begitu adanya, maka sebagian besar dari dunia ini dikutuk
untuk menjadi tidak bahagia. Saya memiliki seorang teman yang,
karena berbagai alasan yang tidak terkait dengan pandangan
ke masa mendatang, menarik uangnya keluar sebelum terjadi
kecelakaan finansial. Saya juga memiliki seorang teman yang

25
Nutrisi Hati 3

melihat bahwa hal tersebut akan terjadi dan menghasilkan


uang darinya. Saya memiliki teman lainnya, yang penasihat
investasinya menyimpan semua uangnya dalam skema ponzi
Bernard Madoff dan mungkin saja akan hilang. Saya bertanya
kepada teman terakhir ini apa dampak dari kehilangan uang
itu, dan dia meninggalkan pesan suara: “Yah, saya memiliki
minat yang sebelumnya tidak terduga untuk memasak dan
memperbaiki dapur, kadang-kadang saya bangun di tengah
malam dan kaki kiri saya sakit. Itu saja.” Ketika Anda benar-
benar melihat situasi Anda, itu bukan apa yang mungkin Anda
pikirkan. Teman saya yang kehilangan uangnya tidak tampak
lebih tidak senang daripada teman-teman lainnya.
Bagian-bagian dari kehidupan yang sulit mungkin bukan seperti
yang Anda takutkan. Bagian-bagian yang baik mungkin yang selalu
tersedia–seberkas cahaya yang menembus taman dan kemudian
hujan, berlari masuk ke dalam untuk mengeringkan diri, memasak
untuk teman, kicauan burung di pagi hari ketika Anda tidak dapat
tidur kembali, tindakan impulsif untuk memberikan sesuatu ketika
Anda hampir tidak memiliki apa pun. Ketika Anda hadir dalam hidup
Anda sendiri, ia meluas tanpa batas ke segala arah.

3. Di Tempat yang Gelap, Anda Masih Memiliki Hal yang


Berharga
Keindahan dan kemuliaan hidup Anda mungkin lebih terlihat
bagi Anda apabila terdapat sebuah kontras gelap yang tersedia.
Seorang wanita yang sedang memeditasikan koan di awal tulisan
ini — percakapan kecil tentang masa-masa sulit dan Selamat
Datang–ada dalam situasi yang tidak biasa. Ayahnya dituntut atas
pembunuhan ibunya, kematian yang terjadi beberapa dekade lalu
tanpa penyelesaian yang ditemukan. Tidak seorang pun yang dekat
dengan situasinya percaya bahwa ayahnya melakukan ini. Tapi ada
seseorang dengan dendam, dan bukti berupa desas-desus, dan

26
Adalah Sayang untuk Menyia-nyiakan Krisis yang Baik

kerabat yang memiliki demensia, dan jaksa yang bersemangat...


Si wanita yang melatih meditasi memperhatikan sesuatu
yang tidak terduga–dia bahagia, dia tidak marah, dan meskipun
orang berharap dan ingin agar dia marah pada jaksa, bukan
itu yang dia rasakan. Dia memberi nasihat kepada ayahnya,
bersimpati, dan uang untuk pengacara pembela, tetapi dia tidak
harus memberikan kesejahteraan emosionalnya sendiri. Intensitas
kesulitan itu benar-benar mendorongnya untuk berlatih lebih
dalam dan dunia tiba-tiba menjadi sangat indah, bukan pada
tanggal yang tidak ditentukan di masa depan, ketika situasinya
akan diselesaikan, tetapi saat ini juga, ketika tidak ada yang
diselesaikan, atau adil, atau masuk akal — sekarang, ketika turun
salju. Bahkan wajah jaksa itu bersinar terang. “Tidak ada yang
memberitahuku akan seperti ini,” katanya. Kebangkitan bisa
terjadi kapan saja, mungkin terutama ketika kita yakin bahwa
sesuatu yang lain sedang terjadi. Itu adalah kejutan positif, sebuah
malapetaka jinak.

4. Jika Anda dalam Kesulitan, Akan Ada Sebuah Jalan


Keluar
Di bagian utama, koan adalah masalah yang dapat Anda
gunakan jika Anda tidak memiliki apa pun yang tergeletak di
dalam hidup Anda. Biasanya, tentu saja, Anda memiliki kesulitan,
karena menjadi manusia adalah masalah. Namun, jika saya
memulai dari situasi saat ini, maka akan selalu ada jalan keluar.
Ketika saya bermeditasi, rasanya ibarat memanggil mantra dalam
bahasa yang terlupakan. Mantra itu perlahan menelusuri garis-
garis pintu, membuat jalan keluar terlihat, bahkan saat senja,
bahkan di penjara paling gelap dan paling terlupakan. Ketika
kita kehilangan uang atau mendapatkan diagnosis, kita mungkin
memutuskan bahwa hal tersebut adalah hal yang buruk, tetapi
kita mungkin salah. Ketidakpastian dan hal-hal yang tidak

27
Nutrisi Hati 3

diketahui bukanlah hal-hal yang harus ditanggung; mereka


adalah hal-hal yang dapat diandalkan. Jika Anda bahkan tidak
mempertimbangkan menang atau kalah, akan selalu ada jalan
keluar.
Ketika saya menderita kanker, saya pikir itu mungkin tidak
nyaman atau menakutkan, tetapi itu menarik. Itu membuat
saya tidak terlalu malas untuk hadir. Ada saat ketika diagnosis,
pengobatan, dan hasil menjadi tidak pasti, dan dalam kondisi
itu pikiran saya meraih kepastian lagi dan lagi. Pencarian itu,
tanpa harapan, membawa rasa sakit. Tetapi ketika pikiran
saya berhenti menjangkau dan jatuh kembali ke gelapnya
ketidakpastian yang hangat, waktu terbentang tak terhingga di
kedua sisi dan ada kolam sukacita yang tampak tanpa dasar
— sukacita dalam napas, sukacita ketika mendengar burung-
burung di udara dingin sebelum fajar. Memiliki kanker jauh
lebih menyenangkan daripada duduk di kursi berlengan sambil
menonton pertandingan pada hari Minggu. Semua yang saya
lihat memiliki aspek kelembutan dan kenikmatan. Saya menatap
ke mata petugas kasir dan melihat alam semesta menatap
kembali pada saya.

5. Apa yang Anda Perlukan Mungkin Akan Diberikan


kepada Anda
Kegelapan dapat menjadi hangat dan indah, sekalipun jika
Anda terlibat dalam situasi Anda. Anda tidak harus menjadi tidak
bersalah. Banyak orang menggunakan rumah mereka sebagai
mesin ATM dengan cara yang sangat ceroboh–sepertinya hal
tersebut merupakan ide bagus pada saat itu. Tidak ada yang
salah dengan ini; pelanggaran adalah jalan yang diketahui untuk
mengarah ke kebijaksanaan. Konsumsi narkoba, perselingkuhan
yang sulit dimengerti, mempertaruhkan uang Anda di Wall
Street–kehilangan kendali Anda dapat membuat hidup menjadi

28
Adalah Sayang untuk Menyia-nyiakan Krisis yang Baik

kosong hingga Anda tidak lagi menghargai kebaikan dari setiap


hal yang mendasar. Pada akhirnya, Anda harus memaafkan alam
semesta untuk cara kita hidup di dalamnya, memaafkannya untuk
kesalahan pembelajaran kita sendiri.
Kita juga harus mempercayai tanggapan kita sendiri. Ketika
saya pertama kali duduk dengan orang-orang yang sekarat,
saya sadar betapa bodohnya saya dan bahwa saya tidak tahu
hal yang benar untuk dikatakan atau dilakukan. Saya tidak
tahu apakah harus mengatakan, “Carilah pencerahan,” atau
membaca dengan lantang The Tibetan Book of the Dead, atau
memainkan Beethoven, atau bermeditasi, atau menceritakan
lelucon. Terkaan-terkaan yang ada ini hanya pikiran yang berjalan
secara alami, mencoba menemukan peta yang tepat. Sebenarnya,
peta tidaklah diperlukan. Saya benar-benar tidak tahu apa yang
harus saya katakan, dan jika saya tidak membuat omong kosong,
kata-kata akan melayang keluar dari laguna hitam ketidakpastian,
kata-kata yang tidak tampak seperti hal yang bisa saya pikirkan.
Jika tidak ada yang mengambang, saya bisa duduk di sana. Yang
penting bukan memiliki jawaban yang benar, tetapi tetap bersama
dengan teman ketika tidak seorang pun dari kita tahu ke mana
arah dari perjalanan ini. Hal itu merupakan pertemuan yang lebih
mendalam dari apa yang saya rencanakan.

6. Kehidupan yang Sebenarnya Terletak di Antara


Kemenangan dan Kekalahan
Kontradiksi adalah tempat manusia sepenuhnya. Imigran
gelap itu tidak bisa pulang karena dia tidak akan kembali ke negara
asalnya. Walikota Republik dari sebuah kota kecil yang berbicara
menentang imigrasi ilegal memberinya pekerjaan.
Kita tidak harus berpura-pura tidak memiliki pendapat.
Sebagian besar dari kita lebih suka menjadi kaya daripada miskin,
tetapi juga, saat kehilangan uang biasanya tidaklah mengerikan.

29
Nutrisi Hati 3

Kita dapat memiliki kehidupan di antara penemuan-penemuan


yang agak tidak menarik. Di antaranya adalah tempat manusia
selalu berada — itulah yang harus kita sambut, sebuah kisah
dengan akhir yang tidak pasti. Kondisi ini menarik jika Anda
mendiaminya; inilah hidup. Jika saya menghadapi sesuatu yang
saya tidak tahu bagaimana cara melakukannya, yang saya tidak
tahu apa yang benar dan sumber daya apa yang saya miliki,
benar-benar tidak tahu, maka itu harusnya cukup.
Saya memiliki kenangan lucu. Saya sedang berada di atas
kapal pemukat yang berkumpul di pantai untuk menuju Townsville
di Queensland Utara, Australia, dengan badai mulai berdatangan.
Itu belum terlalu buruk; tiga perempat dari perjalanan dan
badai mulai meningkat. Jarak penglihatan bagus. Kami banyak
berguling, tetapi kami terus mengarungi laut. Kapal kami penuh
dengan udang dan kami pikir kami akan kaya. Jadi Anda bisa
melihat bagaimana pikiran berputar: bagus karena kita punya
udang, buruk karena badai akan datang, bagus karena badai
belum datang, buruk karena kita memiliki tempat berlabuh di
dekat kita — seluruh kisah manusia.
Kami menemukan perahu lain di armada. Perahu tersebut
terkena gelombang di atas buritan dan kokpitnya telah terisi dan
tidak mengering. Perahu tersebut lebih rendah di buritan daripada
seharusnya dengan keadaan cuaca buruk yang semakin mendekat.
Nakhoda mencoba untuk mengeluarkannya tetapi buritannya cukup
rendah dan air terus masuk. Ia mungkin dapat menyelesaikan masalah
itu dengan melemparkan tangkapannya ke laut, tetapi celakanya ia
tidak akan melakukan hal tersebut... Ia tidak akan menyerahkan
udang-udang itu... Jika saya bergabung, apakah ia harus membayar
saya? Dan apakah perahunya — yang benar-benar kelebihan beban
— akan tenggelam? Situasinya tampak sangat samar.
Apakah ia akan kehilangan kapalnya? Apakah benar-
benar ada hiu? Haruskah saya berenang? Berapa yang akan

30
Adalah Sayang untuk Menyia-nyiakan Krisis yang Baik

kami dapatkan untuk tangkapan kami? Seberapa jauh kami


akan pergi di atas gelombang ombak ini? Semua orang merasa
sangat tertarik, mungkin sama tertariknya dengan malaikat yang
mengawasi bumi yang cantik. Kami senang berada di sana,
berkubang bersama dengan kesulitan kami sendiri. Itu hal yang
lucu dan juga merupakan momen pandangan terang–yang dalam
istilah Buddhis disebut prajna, kebijaksanaan yang memotong
delusi dan mengarah pada penghargaan dan welas asih alami.
Kita tidak hanya bisa bahagia dalam kesulitan kita; jika kita benar-
benar memperhatikan, kita sudah bahagia.

7. Jika Anda Tidak Memiliki Apa pun–Berikan Itu


Malam itu, hujan turun dan saya pikir saya adalah hujan.
Ketika saya bangun, saya memiliki banyak hal yang harus
dilakukan, tetapi saya berbaring di sana dan mendengarkan. Itu
adalah momen abadi. Dan ketika saya bangun, saya melihat tetesan
di dek di waktu fajar dan mengawasinya. Anak dari pemilik rumah
tempat saya tinggal terbangun dan berlari turun dan melompat ke
dalam pelukan saya. Kami terus menatapi hujan. Tidak ada hal
lainnya yang terjadi dan itu sudah cukup.
Semua sejarah ada di sini sekarang, apa pun yang kita
lakukan. Pikiran kita berpikir kita adalah hujan, dan kemudian
bahwa kita adalah anak kecil, melompat; pikiran kita berpikir
kita adalah satu sama lain. Tidak terlalu sulit memberikan diri
kita sepenuhnya kepada dunia dengan cara ini. Ketika kesulitan
menghampiri kita, mungkin kita akan melihat lebih jelas bahwa
kita dapat saling menjaga satu sama lain, dan bahwa jika kita
memiliki sedikit, kita dapat menjadi lebih murah hati daripada saat
kita berpikir kita memiliki banyak hal. Membantu satu sama lain
mungkin lebih menyenangkan daripada menjaga harta pribadi.
Dalam Buddhisme, ini disebut jalan Bodhisatwa: kita ingin
semua orang berbagi dalam sukacita pemahaman. Jalan ini berasal

31
Nutrisi Hati 3

dari kehilangan banyak hal alih-alih mendapatkan sesuatu.


Jika Anda kehilangan segalanya, Anda mungkin juga cukup
beruntung untuk kehilangan gambaran tentang siapa diri Anda
yang Anda kira adalah Anda yang sebenarnya, berikut rasa takut
dan putus asa yang terjadi dalam identitas itu. Mungkin yang
harus kita pelajari adalah bermain di dunia seperti seseorang
yang benar-benar lari untuk bergabung dengan sirkus ketika dia
memikirkannya sebagai seorang anak. Kita adalah bagian dari
sesuatu yang luas, dan kedermawanan adalah konsekuensi yang
mudah dari penemuan itu. Kita mendermakan apa yang sudah
kita temukan dan apa yang sudah diberikan pada kita.
Penting untuk tidak mengabaikan gagasan bahwa Anda
berada dalam krisis; Anda mungkin memiliki waktu dalam hidup
Anda.

32
5

Bagaimana 3 Permata Menyembuhkan


Hati Saya Setelah Kekerasan
Oleh Ray Buckner
Kontributor: Eko Hermanto, Vanessa Virginia

33
Nutrisi Hati 3

Di tengah hubungan penuh kekerasan,


praktisi Buddhis Ray Buckner mengatakan
bahwa berlindung pada setiap permata–
Buddha, Dharma, dan Sangha–adalah
penyembuhan untuk hati yang terluka.

34
K
etika saya memikirkan pengalaman pelecehan seksual dan
kekerasan dalam hubungan saya, saya berpikir mengenai 3
permata dalam ajaran Buddha. Bertahun-tahun lalu, ketiga
permata ini dihilangkan dari hidup saya oleh pasangan saya yang
kasar dan ringan tangan. Selama saya mengarungi hubungan
yang sulit ini, saya merasakan hilangnya 3 ungkapan pikiran
tercerahkan tempat umat Buddha berlindung: Buddha, Dharma,
dan Sangha. Tanpa mereka, saya merasa kehilangan diri saya
yang sebenarnya. Dengan mereka, saya menemukan ruang untuk
penyembuhan.
Saya adalah mahasiswa tahun pertama ketika saya menjalin
hubungan pertama saya. Meski masih terbilang muda, saya merasa
telah menunggu seumur hidup saya untuk membuka hati kepada
orang lain dan merasakan kesenangan dari cinta dan keakraban.
Tumbuh sebagai seorang yang aneh, trans dan berbeda, saya
kesulitan dalam memahami tubuh, hasrat, bahkan tempat saya di
dunia secara sosial dan seksual. Ketika saya menemukan seseorang
yang menarik dan juga menginginkan saya, saya sepenuhnya
merasa gembira (dengan sedikit perasaan ragu yang bercampur
dengan takut). Pada awalnya, hal tersebut sangat menyenangkan.
Kami menghabiskan waktu hingga larut malam mendiskusikan
keadilan rasial, kesukaan kami kepada novelis James Baldwin,
dan seri kanonik ‘aneh,’ The L Word. Akan tetapi, rasa senang
dan gembira itu segera hilang, dan hubungan tersebut dengan
cepat memburuk.

Saya mulai percaya bahwa saya sama sekali tidak berharga.


Selama beberapa bulan, saya dipaksa melakukan kegiatan
seksual dengan pasangan saya. Tidak ada rasa intim ataupun
koneksi di sana, Saya bukanlah orang, melainkan hanya
sebuah objek. Ketika saya menyentuhnya, saya takut jika sedikit

35
Nutrisi Hati 3

saja suara dari saya akan membuatnya mempermalukan dan


menyerang saya. Jika saya menentang perlakuan seksualnya, ia
akan menyalahkan saya karena tidak tahu apa yang sebenarnya
saya inginkan. Ia tidak mendengarkan keinginan saya. Rasa sakit
dan takut mengalir di tubuh saya, sebagaimana rasa marah dan
perilaku menyalahkan darinya menunggu–sebuah perasaan
bahwa setiap hal yang saya lakukan akan berbuah celaan dan
perasaan salah langkah darinya.
Saya kehilangan koneksi dengan tubuh saya, emosi saya,
dan diri saya sendiri. Ia jarang menunjukkan kebaikan yang kini
saya tahu layak saya dapatkan. Hasilnya, saya mulai percaya
bahwa saya sama sekali tidak berharga.
Ada suatu tahun ketika kami mengalami malam yang sulit di
malam tahun baru. Ke mana pun kami pergi, kebencian terhadap
wanita seakan sedang dalam titik terburuknya. Kami melihat
seorang wanita pingsan di pinggir jalan, kemudian seorang pria
yang tidak ia kenal melihat ke sekelilingnya untuk melihat apakah
ada yang memperhatikan wanita tersebut. Rasanya niat pria
tersebut jauh dari baik, sehingga saya dan teman saya menunggu
wanita tersebut hingga ia bertemu kembali dengan suaminya.
Setelahnya, saat malam semakin larut, kami membantu seorang
pria yang sedang mabuk untuk kembali ke hotelnya. Ia memanggil
wanita dalam kelompok kami “wanita jalang,” secara bergantian
menyerang dan menggoda mereka. Pria lain hampir memukul
kekasihnya sampai kami muncul dan menengahi. Kami melihat
semakin banyak pria yang melakukan pelecehan seksual terhadap
wanita dengan kata-kata maupun tubuh mereka.
Saya kembali ke rumah malam itu dengan rasa takut dan
marah. Pada malam itu, pasangan saya secara mengejutkan
menunjukkan welas kasih yang sangat besar sehingga saya pergi
tidur dengan perasaan dicintai. Ketika saya terbangun, saya

36
Bagaimana 3 Permata Menyembuhkan Hati Saya Setelah Kekerasan

berharap kelembutan ini akan tetap ada, namun ketika saya


membagikan hal yang mengusik saya pada malam sebelumnya,
ia hanya merespons dengan dingin. “Sudahlah, Ray. Kamu sudah
mendapatkan waktumu tadi malam.”
Ia berhenti mendengarkan, jadi saya berhenti berbicara.
Saya sering menangis–di kamar mandi, di luar, atau di kasur
saat ia tidur di samping saya. Saya belajar untuk menyembunyikan
air mata. Jika ia melihat saya menangis, ia akan cepat memberikan
kritiknya.
Bahkan air mata saya tidak lepas dari kebenciannya. Ia akan
berujar, “Yang benar saja, kamu lagi-lagi menangis?”
Satu per satu, ketiga permata itu jatuh dari ‘laci’ hidup saya.

Sang Buddha
Dalam ajaran Buddha, kita melihat tokoh sejarah yaitu
Siddhartha Gautama–yang telah sadar–sebagai tempat berlindung.
Kita melihat sosok Buddha sebagai diri kita sendiri. Kita melihat diri
kita sendiri sebagai makhluk yang memiliki benih kebijaksanaan,
pemahaman, welas asih, dan cinta yang dimiliki oleh Sang Buddha.
Sang Buddha mampu melihat penderitaannya, melihat
secara jelas emosi yang ia miliki, pengalamannya, serta apa yang
dibutuhkan komunitasnya.
Selama berada dalam hubungan yang kasar, perasaan
untuk secara jernih melihat diri saya sendiri terganggu. Saya tidak
bisa terbuka pada penderitaan saya. Saya tidak diperbolehkan
menunjukkan rasa sakit yang saya alami. Saya kehilangan seluruh
welas asih pada diri saya sendiri.
Secara mendasar, saya adalah seorang Buddhis–makhluk
hidup yang mengarungi dunia yang menderita–namun kesadaran
itu hilang dari pengalaman saya.

37
Nutrisi Hati 3

Dharma
Istilah Dharma merujuk pada ajaran dari Sang Buddha,
yang telah didalami dan dibangun oleh banyak generasi guru dan
praktisi. Dharma itu seperti sumur pengetahuan, membantu kita
dalam mencapai kehidupan yang berhasil.
Dalam hubungan kasar yang saya jalani, saya tidak
dapat menyerap kebijaksanaan dari ajaran-Nya. Saya memiliki
keterampilan bermeditasi, tapi tidak kemampuannya. Saya terlalu
takut menghadapi kecemasan yang bergemuruh dan kesadaran
akan kebenaran yang muncul ketika bermeditasi. Saya tidak dapat
membuat diri saya melakukan praktiknya. Pada akhirnya, jika saya
melatih diri, saya akan mendengar suara-suara yang memberitahu
bahwa saya terlalu muda, terlalu naif, terlalu merasa tidak aman,
dan terlalu bimbang. Kritik yang melukai tersebut terlalu pedih
untuk dirasakan, dan terlalu sakit untuk direnungkan. Bahkan
kata-kata yang kuat dari Thich Nhat Hanh yang saya baca saat itu
pun tidak dapat menemui jalannya ke dalam hati saya.
Dharma itu radikal dan transformatif ketika kita membuka
diri kepadanya. Di tengah perlakuan kasar yang saya dapatkan,
saya merasa tidak aman untuk melakukan hal tersebut.

Sangha
Pengalaman kekerasan yang saya alami menghancurkan
sangha pribadi saya, komunitas suci berisikan teman-teman saya.
Pada awal hubungan saya, saya merasa yakin kepada teman
saya untuk meminta pendapatnya terkait masalah yang saya
miliki dengan pasangan saya. Saya kembali kepada pasangan
saya untuk membicarakan hal tersebut dan ia merespons dengan
mempermalukan saya yang berbagi kesulitan pribadi dengan
orang lain.
Sejak saat itu, ia membenci teman saya yang satu itu. Ia
marah setiap kali kami berjumpa, dan tak lama kemudian, saya

38
Bagaimana 3 Permata Menyembuhkan Hati Saya Setelah Kekerasan

sama sekali berhenti menemui teman saya.


Hal ini berulang dengan banyak teman saya yang lain. Saya
takut mereka akan melihat penyiksaan yang bahkan belum dapat
saya akui kepada diri saya sendiri. Meskipun saya ingin berada
dalam sebuah komunitas, saya tak akan berani melangkahi
kekasih saya untuk mencapainya, atau membiarkan penyiksaan
yang ia lakukan terlihat oleh orang-orang yang saya cintai.
Kehilangan sangha menghalangi saya untuk jujur dengan
rasa sakit yang saya alami. Hal tersebut juga menghalangi saya
untuk berlindung pada hati orang-orang yang saya cintai dan
percayai.
Telah bertahun-tahun saya berjuang untuk mendiskusikan
hubungan ini, dan jujur kepada diri sendiri tentang dampak
traumatis yang dihasilkan. Saya memberitahu diri sendiri bahwa
penyiksaan yang saya alami bukanlah hal yang besar jika
dibandingkan dengan apa yang dialami teman saya, yang menurut
saya merasakan perlakuan yang lebih buruk.
Butuh bertahun-tahun pula sebelum saya dapat menyadari
bahwa pasangan saya telah melakukan pelecehan baik secara
seksual maupun emosional kepada saya. Bahkan hari ini, saya
kesulitan untuk menyebutkannya.
Ketika hubungan tersebut berakhir, ketiga permata kembali
ke hidup saya, membawa penyembuhan. Saya berlindung pada
Buddha, Dharma, dan Sangha. Masing-masing permata ini
telah membangkitkan pemahaman yang lebih mendalam terkait
pengalaman kekerasan yang saya alami.
Berlindung pada setiap permata membuat saya mampu
mempraktikkan welas asih pada hati saya yang terluka. Saya melihat
Buddha dalam diri saya dengan jernih, bahkan di saat rasa takut
dan marah bergejolak dalam tubuh saya. Saya tahu, saya pun
dapat mengikuti jalan menuju penerangan sempurna. Untuk sekali

39
Nutrisi Hati 3

lagi, saya dapat menyerap kata-kata serta ajaran dari Buddha dan
makhluk-makhluk tersadarkan yang telah melanjutkan warisan Sang
Buddha. Saya dapat membiarkan kebijaksanaan mereka menyentuh
hati saya. Saya dapat mengandalkan Sangha saya, teman dekat
saya, ketika saya merasa sakit dan tidak punya harapan.
Ajaran Buddha membantu saya memahami pengalaman
penyiksaan yang saya alami secara lebih jernih. Banyak orang-
orang trans dan genderqueer, sebagaimana pria dan wanita
cisgender yang akhir-akhir ini datang dengan cerita penyiksaan
yang mereka alami, juga membantu saya untuk mengenali dan
memahami pengalaman saya sendiri.
Ketiga permata belum sepenuhnya menyembuhkan rasa sakit
atau trauma yang saya alami, tetapi mereka membuat saya dapat
menghadapi realitas yang sulit ini dengan kebaikan, pemahaman,
dan penilaian adil. Mereka membantu saya memperbaiki hati yang
terluka secara lebih mendalam, mendukung dengan memberikan
kelembutan yang menunjukkan bahwa sangat mungkin untuk
sembuh. Setiap kali saya mengingat pengalaman tersebut, saya
mengingat ajaran singkat Thich Nhat Hanh: bahwa dari lumpurlah
tumbuh bunga teratai. Demikian pula, dari 3 permata muncul
pembebasan, muncul cinta kasih, muncul welas asih, muncul
kesadaran–muncul keteguhan untuk tetap membuat hati saya
lemah lembut, terbuka, berkembang, dan hidup.

40
6

Cara Menjadi Teman Sepanjang


Hayat
Oleh Frank Ostaseski
www.fiveinvitations.com
Kontributor: Eko Hermanto, Vanessa Virginia

41
Nutrisi Hati 3

Menurut Frank Ostaseski, menawarkan


kepedulian kita kepada seseorang yang akan
meninggal adalah ibarat bermeditasi: tidak
ada satu cara yang benar, namun praktik
dan juga panduan dasar dapat memberi
bantuan.

42
S
aat seorang teman atau anggota keluarga memberitahu
diagnosis yang mengancam nyawa, atau saat kita melihat
mereka tersandung atau tidak dapat berkata-kata; di saat
itulah kita menyadari bahwa kita akan mendampingi mereka yang
akan menghadapi kematiannya. Bisa saja kita memang secara sadar
membuat pilihan tersebut, atau bisa saja kita tidak punya pilihan.
Adalah hal yang penting di awal untuk mengingat bahwa kita
sebenarnya sudah tahu cara untuk peduli. Kita telah mengulurkan
tangan ratusan kali dengan ribuan cara yang bermakna dan penuh
cinta kasih. Peduli adalah ungkapan alami dari rasa kemanusiaan
kita. Kita dapat memercayai kebaikan hati kita untuk menjadi
pemandu yang dapat diandalkan.
Menawarkan kepedulian itu seperti bermeditasi: tidak ada
satu cara yang benar, tetapi praktik dan panduan dasar dapat
membantu kita.

Menerima Ketidakkekalan
Menyadari bahwa hidup hanya sementara adalah salah satu
prinsip utama ajaran Buddha. Ketidakkekalan adalah kebenaran
dasar yang terjalin dalam eksistensi. Ia tidak dapat dihindari dan
sangat alami. Cara kita untuk menghadapi kebenaran tersebut
akan membuat perbedaan yang berarti.
Salah satu istilah dalam budaya Jepang, mono no aware,
mengungkapkan sebuah sensitivitas estetis yang cukup menantang
untuk diartikan. Ia mengungkapkan kesedihan yang lembut–
sangat tergerak oleh sifat dasar segala sesuatu yang sementara dan
terbatas. Ia tidak berusaha meniadakan kesedihan atas kehilangan
yang kita alami, tetapi mengingatkan kita bahwa keindahan
segala sesuatu dan penghargaan terhadap hal yang kita anggap
berharga akan meningkat seiring kesadaran kita terhadap hakikat
ketidakkekalannya.

43
Nutrisi Hati 3

Bukankah singkat dan rapuhnya bunga sakura, cahaya pagi


hari, atau puncak ombak laut justru memikat hati dan membuat
kita bertanya-tanya dan bersyukur?

Masuk Secara Sadar


Dalam budaya Zen, ada praktik yang dinamakan dokusan:
pertemuan empat mata dengan sang guru. Sang murid diminta untuk
menunggu di luar pintu sang guru dan mempersiapkan diri. Ia tidak
tahu apa yang menunggunya di balik pintu tersebut, apa yang akan
ditanyakan gurunya, atau bahkan apa yang sangat ia butuhkan. Ia
berusaha sebaik-baiknya untuk siap, fleksibel, dan terbuka.
Masuk ke dalam ruangan seseorang yang sakit atau
mendekati kematiannya tak ubahnya pergi melakukan dokusan.
Kosongkan pikiranmu, buka hatimu, dan masuklah dengan mata
yang segar. Ketika di dalam ruangan: duduk, bicara seperlunya,
dan dengarkanlah. Beri sentuhan ketika dirasa tepat.

Tunjukkan Kehadiran yang Tenang


Ketika kita merawat seseorang yang sakit, kita meminjamkan
mereka tubuh kita. Kita menggunakan tenaga dari punggung
dan lengan kita untuk memindahkan mereka dari tempat tidur
menuju toilet. Dengan cara yang sama, kita meminjamkan mereka
kekuatan pikiran kita. Kita dapat membantu untuk membuat
lingkungan yang tenang dan menerima mereka. Kita dapat menjadi
pengingat stabilitas dan konsentrasi. Kita dapat mengembangkan
hati kita hingga mampu menginspirasi orang yang menghadapi
kematiannya untuk mengembangkan hati mereka. Satu saja
orang yang tenang di dalam ruangan dapat meringankan seluruh
pengalaman ini untuk semua orang.

Anda Cukup
Kita selalu mengacaukan diri kita sendiri–menentukan apa

44
Cara Menjadi Teman Sepanjang Hayat

yang seharusnya kita rasakan, berusaha keras untuk menjadi


seseorang yang spesial, berharap bahwa kita melakukan semuanya
dengan benar. Sering kali pada praktik spiritual dan pengasuhan,
kita membuat sasaran tempat kita seharusnya berada, dan
membuat tujuan itu sebagai alasan untuk tidak berada di posisi
kita yang sekarang.
Saya dipandu oleh Carl Rogers, seorang psikolog humanistik
yang terkenal:
“Sebelum tiap sesi dimulai, saya mengambil beberapa saat
untuk mengingat rasa kemanusiaan yang saya miliki. Tidak ada
pengalaman saya yang tidak dapat saya bagikan dengan orang
ini, tidak ada rasa takut yang tidak dapat saya mengerti, tidak ada
penderitaan yang tidak dapat saya pedulikan, karena saya pun
seorang manusia. Tidak masalah seberapa dalam lukanya, ia tidak
perlu malu di depan saya. Saya pun rentan. Oleh sebab itu, saya
cukup. Apa pun ceritanya, ia tidak perlu lagi sendirian. Hal inilah
yang dapat memulai pemulihan dirinya.”

Tidak Ada Nasihat


Beberapa dari kita kadang terlalu cepat memberikan resep
dokter versi kita sendiri, yakni nasihat yang tidak diminta. Meski niat
kita memang tulus, kita bisa menjadi tidak sensitif terkait bagaimana
kita dapat memengaruhi orang lain. Keterikatan terhadap peran
untuk menolong sangat kuat dirasakan oleh sebagian besar dari
kita. Jika kita tidak berhati-hati, hal ini akan memenjarakan kita
dan orang yang ingin kita bantu. Inilah faktanya: jika saya ingin
menjadi seorang penolong, maka seharusnya ada orang lain yang
tidak berdaya.
Perkataan yang bijak adalah praktik berkesadaran. Kata-kata
dapat menyembuhkan atau melukai orang lain. Sebelum berkata,
berhentilah sejenak. Diam memiliki manfaat untuk memperlambat
segala sesuatu. Kemudian tanyakan kepada diri Anda, apakah hal

45
Nutrisi Hati 3

yang ingin Anda sampaikan sudah tepat? Apakah hal tersebut


membantu? Apakah waktunya tepat? Yang paling penting, apakah
hal tersebut diinginkan? Jika orang lain tidak ingin mendengarnya,
Anda tidak perlu mengatakannya. Meski demikian, ada kalanya
kita perlu mengatakan sesuatu terlepas dari apakah orang lain
menyukainya atau tidak. Dalam situasi seperti ini, akan lebih baik
jika Anda mengikuti panduan lain yang ada dalam artikel ini.

Menghadapi Penderitaan
Bagian penting dari proses penyembuhan adalah melepas.
Namun, tidak akan ada proses melepas sebelum proses menerima.
Sebagaimana ditulis James Baldwin, “Tidak semua yang dapat
dihadapi dapat diubah, tetapi tidak ada hal yang dapat diubah
jika tidak dihadapi.”
Penderitaan semakin diperparah dengan sikap menghindar.
Usaha kita untuk melindungi diri kita sendiri membuat kita hidup
di sebuah sudut yang sempit dan sesak. Kita hanya menerima
sudut pandang yang terbatas sehubungan dengan situasi dan
memandang diri kita secara terbatas pula. Kita berpegang erat
pada hal yang kita kenal untuk menekankan kendali kita, berpikir
bahwa kita dapat menolak apa yang kita takutkan akan menjadi
tak dapat ditoleransi. Ketika kita mundur dan berharap untuk
menyingkirkan pengalaman yang sulit, kita sebenarnya justru
‘membungkusnya.’ Singkatnya, hal yang kita tolak, yang kita
lawan, sebenarnya masih ada.
Penderitaan hanya dapat disingkirkan dengan kebijaksanaan
yang dilatih melalui proses menanyakan sesuatu, bukan
dengan menjemurnya di bawah sinar matahari atau berusaha
menguburnya di ruang bawah tanah yang gelap. Cinta kasih
terwujud melalui penerimaan tanpa rasa takut.

46
Cara Menjadi Teman Sepanjang Hayat

Cinta Kasih dapat Menyembuhkan


Cinta kasih yang tak terbatas dapat terlihat ketika batas
antara dunia ini dan dunia yang tidak terlihat sangatlah tipis. Pada
saat kelahiran dan kematian, cinta kasih dapat menghilangkan
perbedaan, membuat kita mampu bergerak lebih dari yang kita
pikirkan.
Ketika seseorang sakit, dan badan mereka digerogoti
penyakit, ketika mereka tidak dapat berfungsi sesuai peran
masing-masing, ketika identitas mereka berubah setiap harinya,
banyak orang yang merasa tidak dapat dicintai. Ketika seseorang
percaya mereka tidak dicintai, Anda tidak dapat meyakinkan
mereka untuk mencintai diri mereka sendiri. Akan tetapi, Anda
dapat menunjukkan bahwa mereka dicintai.
Ketika seseorang sedang sakit atau menderita, cintailah
mereka. Cukup cintai mereka. Cintai mereka hingga mereka ingat
untuk mencintai diri mereka sendiri lagi.

47
Nutrisi Hati 3

48
7

Kegembiraan yang Sesaat


Oleh Ray Buckner
Kontributor: Elvina, Frengki C

49
Nutrisi Hati 3

“Di balik tragedi, Buddhisme menawarkan


jalan yang radikal,” tulis seorang praktisi
Buddhis, Ray Buckner.

50
B
eberapa bulan yang lalu, saya pergi di malam hari
untuk menari di distrik Castro, San Francisco. Para pria
gay tampak menari di antara wanita aneh yang menari
di antara keanehan gender. Menari dalam sebuah lingkaran,
kami menyanyikan lagu dari Adele, Beyonce, dan Lady Gaga–
musik yang dipenuhi dengan lirik yang mendorong kami untuk
mencintai diri sendiri, merangkul hati kami yang hancur, dan hidup
sepenuhnya dalam kegembiraan. Ketika saya menari, kecemasan
saya hilang, dan saya merasa bahwa saya berada di rumah.
Chögyam Trungpa Rinpoche pernah mendeskripsikan klub
malam sebagai ruang bawah tanah yang remang-remang dan
dipenuhi oleh orang-orang yang menghindari ketakutan melalui
bir murah dan menari seperti kera yang sedang mabuk. Akan
tetapi, hal ini berbeda dengan di Castro. Klub ini dipenuhi dengan
orang-orang yang menemukan diri mereka dalam musik, melihat
kegembiraan yang tercermin pada orang lain, dan merasakan
kehangatan yang penuh cinta kasih.
Sejak malam itu, saya telah memikirkan kegembiraan
tersebut. Saat menari di klub malam tersebut, hati saya merasa
sangat puas dan bersemangat. Bagi saya, kegembiraan itu
sederhana, murni, dan ringan–namun hal tersebut hanya sesaat.
Ketika perasaan itu hilang, ketidakhadirannya berpengaruh.
Terkadang kegembiraan meninggalkan kita untuk alasan
yang alami dan jelas, seperti saat kita mengucapkan sampai
jumpa kepada orang yang kita sayangi setelah mengunjungi
sebuah rumah. Di lain waktu, kegembiraan meninggalkan kita
untuk alasan yang sama sekali tidak adil.

Saya berpikir tentang 49 orang yang dibunuh di klub malam


Pulse pada Juni 2016–sekelompok orang Latin queer yang pada
malam itu pergi untuk menari, bernyanyi, dan menyayangi satu
sama lain. Atau 59 orang yang dibunuh ketika sedang menikmati

51
Nutrisi Hati 3

konser musik country di Las Vegas pada bulan Oktober lalu.


Saya berpikir tentang 17 orang yang sebagian besar merupakan
pelajar, yang dibunuh oleh seorang pria bersenjata di sebuah
sekolah menengah di bagian selatan Florida–sebuah tempat yang
dimaksudkan untuk menumbuhkan minat, memperluas wawasan,
serta membina persahabatan dan komunitas.
Masyarakat kita secara aktif menjauhkan diri kita dari
kegembiraan melalui berbagai cara. Kegembiraan dijauhkan dari
kita melalui rasisme, penahanan, senjata, dan kapitalisme yang
ada dalam keseharian kita. Kegembiraan tersebut diambil melalui
transantagonisme, homofobia, seksisme, maskulinitas beracun,
dan perlakuan kejam lainnya. Sesaat kegembiraan ada di sana,
dan sesaat berikutnya kegembiraan tersebut hilang–bahkan pada
tempat yang kita sangat yakin akan dapat menemukan kegembiraan
di sana. Terkait dengan perjuangan orang-orang queer, penyair
Andrea Gibson menulis sebuah syair yang merefleksikan peristiwa
penembakan di Orlando:
Satu-satunya tempat yang mereka pikir aman,
dan satu-satunya tempat yang mereka pikir mereka tidak
perlu bersembunyi,
dan satu-satunya tempat di mana mereka diinginkan, terkait
siapa yang mereka cintai dan bagaimana mereka mencintai,
hingga seseorang berjalan di antara tubuh mereka dan
bertanya siapa yang masih hidup,
dan hampir tidak ada seorang pun yang mengangkat tangan
mereka.

Kita tidak seharusnya menjalani hidup dengan bertanya-


tanya apakah kita masih akan bangun pada esok hari. Kita tidak
seharusnya berdoa agar hidup kita tidak berakhir secara tidak adil
sebelum kita merasakan kegembiraan dan cinta yang kita inginkan.
Sebagian besar dari kita terbebani oleh kesedihan, penindasan, dan

52
Kegembiraan yang Sesaat

kebencian terhadap kehidupan kita yang kejam dan tidak adil.


Saya berharap bahwa masyarakat kita suatu hari nanti akan
berubah menjadi sebuah komunitas yang lebih tercerahkan dan
terbebaskan. Pada saat yang sama, saya tidak hanya berharap.
Saya yakin bahwa kita dapat menciptakan dunia yang kita
inginkan melalui jalan Dharma yang radikal.
Dalam jalan Buddhis, penderitaan kolektif kita dapat
menawarkan kegembiraan. Rasa sakit kita dapat tunduk terhadap
welas asih, trauma kita tunduk terhadap kebaikan yang mendasar,
dan penolakan kita tunduk terhadap keindahan. Saat kehidupan
sehari-hari mendorong sebuah perasaan berpisah, Dharma
menawarkan pertalian hubungan. Hal ini menunjukkan bahwa
pengalaman kita yang terkait dengan kesedihan, kepedihan, dan
ketidakberdayaan bukanlah hambatan, namun justru merupakan
kunci menuju pembebasan.
Masyarakat mungkin mengatakan kepada kita bahwa tidak
pantas untuk membahas tentang kontrol senjata setelah adanya
pembantaian, tetapi Dharma menunjukkan bahwa penghindaran
bukanlah jalannya. Cara untuk mengubah penderitaan ini adalah
mengatasinya dengan jujur, melakukan protes, dan bertindak.
Ketika kita melakukan ini, Dharma mendorong kita untuk bijak
dalam tindakan kita, ucapan kita, dan penghidupan kita.

Malam itu di Castro saya merasa gembira, sekalipun musik


yang menyanyikan lagu cinta telah hilang dan menghancurkan
hati. Dharma telah mengajarkan kepada saya bahwa sangatlah
mungkin untuk menemukan kegembiraan di tengah penderitaan,
dan kebebasan di tengah kekangan. Semua itu menuntun kita
pada kegembiraan.

53
Nutrisi Hati 3

54
8

Latihan untuk Masa Tragedi


Oleh Sam Littlefair
Kontributor: Viriya Paramita, Fannia Veronica

55
Nutrisi Hati 3

“Pema Chodron dan Bernie Glassman


menjabarkan langkah-langkah untuk
mengarungi hidup ini pada masa sulit atau
ketika diri kita ditimpa tragedi.

56
S
aat terjadi suatu tragedi, kita akan merasa seakan-akan
tanah pijakan kaki kita runtuh, namun pandangan Buddhis
melihat hal ini sebagai peluang untuk merasakan secara
langsung kebijaksanaan dan welas asih, suatu hal yang sangat
dibutuhkan pada saat krisis.
Biksuni Pema Chodron dan guru Zen Bernie Glassman
menawarkan 3 tahap yang bisa kita latih untuk mengatasi tragedi
dan berbagai macam cobaan. Walaupun praktik yang dilakukan
berasal dari 2 tradisi yang berbeda, keduanya memiliki persamaan
yang sangat gamblang.
“Orang-orang akan menyangka bahwa apa yang terjadi
berikutnya bisa mereka prediksi. Mereka salah, dan mereka akan
mendapatkan suatu pelajaran justru dari sesuatu yang tidak
mereka kenal,” kata Bernie kepada Lion’s Roar. “Saya pikir praktik
Tanah Pemakaman juga sangat mirip,” tambahnya, tanda bahwa
dia juga menyetujui praktik Buddhisme Tibet.
Seperti yang Biksuni Pema jelaskan, Tanah Pemakaman
di sini adalah suatu gagasan dalam masyarakat Tibet mengenai
kuburan: berhubung tanah di sana sering membeku, jasad yang
diletakkan pada Tanah Pemakaman dapat menjadi santapan
bagi burung-burung pemakan bangkai. Buddhisme Tibet
menggunakan gambaran Tanah Pemakaman ini sebagai kiasan
atas kerasnya realitas kehidupan manusia. “Hidup manusia bau,
berdarah, dan penuh dengan ketidakpastian,” ujar Biksuni Pema.
“Namun pada saat yang sama, hal tersebut adalah suatu kearifan
yang sangat terang. Gagasan ini adalah basis yang sangat ampuh
untuk mencapai pencerahan,” tambahnya.
Dalam nada yang sama, Biksuni Pema dan Bernie
menjelaskan bagaimana cara memeditasikan satu hal yang tidak
kita kenal, mengarahkan fokus meditasi pada penderitaan, dan
membawa meditasi tersebut pada dunia nyata.

57
Nutrisi Hati 3

“Zaman ini semakin sulit,” jelas Biksuni Pema. “Pencerahan


bukan lagi suatu hal mewah atau hal yang ideal; pencerahan
menjadi hal yang penting.” Bernie sendiri berkata bahwa kita dapat
menggunakan meditasi untuk “turut berperan dalam perbaikan
bumi, yang membutuhkan partisipasi seluruh umat manusia.”
Biksuni Pema merujuk pada ajaran “3 Metode Menghadapi
Kekacauan,” sedangkan Bernie merujuk pada “3 Ajaran
Para Pendamai Zen.” Coba Anda lihat sendiri bagaimana
perbandingannya, bagaimana mereka sebenarnya sangat
membantu dalam menghadapi suatu cobaan.

Langkah 1: Lepaskan Konsep


Pema Chodron: “tak perlu berontak”
Saat kita duduk bermeditasi, kita melihat langsung apa
pun yang muncul dalam batin, kita “memikirkannya” dan
kemudian kembali pada kesederhanaan dari mengamati napas.
Secara berulang-ulang, kita kembali pada kesadaran murni
yang bebas dari konsep. Praktik meditasi adalah bagaimana kita
berhenti bertengkar dengan diri sendiri, bagaimana kita berhenti
memberontak pada keadaan, emosi, maupun suasana hati kita.
Instruksi dasar ini merupakan alat yang kita gunakan dalam praktik
dan keseharian hidup kita. Apa pun yang muncul, lihatlah dengan
sikap yang tidak menghakimi.
Instruksi ini berlaku untuk mengatasi ketidaknyamanan yang
muncul menyamar. Apa pun atau siapa pun yang muncul, latih
kembali cara ini dan lihatlah fenomena tanpa melabelinya, tanpa
melemparkan batu padanya, tanpa mengalihkan mata Anda.
Biarkan semua cerita itu pergi. Inti batin yang terdalam adalah
tanpa bias. Segala sesuatu muncul dan lenyap dan seterusnya
tanpa henti. Ini adalah hal yang terjadi sebagaimana adanya.
Seorang yogini tibet, Machig Labdron, adalah salah satu

58
Latihan untuk Masa Tragedi

orang yang dengan berani melatih pandangan ini. Dia mengatakan


bahwa dalam tradisi yang dia ikuti, mereka tidak mengusir setan.
Mereka memperlakukan setan dengan welas asih. Nasihat yang
diberikan oleh gurunya dan diturunkan ke murid-muridnya
adalah: “Dekatilah yang menurut Anda mengerikan, bantulah
yang menurut Anda tidak dapat dibantu, dan pergilah ke tempat-
tempat yang membuat Anda takut.” Semua ini bermula saat kita
duduk dan bermeditasi, kemudian melatih pikiran kita agar tidak
memberontak.

Bernie Glassman: “tak perlu tahu”


Cara pertama adalah menembus hal yang kita tidak
ketahui, melupakan semua metode yang kita tahu tanpa
perlu membuangnya; Anda cukup tahu bahwa mereka ada di
suatu tempat. Tetapi pertama-tama, lepaskan semua gagasan
menyangkut tata cara menghadapi situasi yang akan Anda masuki.
Masukilah situasi dengan pola pikir bahwa Anda tidak tahu cara
menghadapinya.
Saya telah menerapkan praktik yang membawa orang-
orang ke dalam situasi seperti Auschwitz atau hidup di jalanan,
yang sebegitu parahnya sehingga Anda kehilangan kendali atas
kemelekatan pada gagasan tentang ego. Anda dimasukkan ke
dalam situasi di mana Anda tidak tahu lagi apa yang terjadi; sistem
Anda kelebihan muatan.
Saya pribadi tertarik pada aspek-aspek diri saya yang tidak
saya pahami, yang saya takuti, yang masih menjadi misteri. Saya
tertarik untuk memasuki ranah itu.

Langkah 2: Bawa Kesadaran Masuk


Pema Chodron: “gunakan racun sebagai obat”
Metode kedua adalah menggunakan racun sebagai obat,

59
Nutrisi Hati 3

menggunakan situasi sulit untuk membangkitkan kepedulian


kita yang tulus terhadap orang lain yang, sama seperti kita,
juga mengalami rasa sakit yang sama. Kita dapat menggunakan
keseharian hidup kita untuk mengubah cara pikir kita tentang
penderitaan. Daripada mendorongnya menjauh, kita bisa
menghirupnya dengan harapan bahwa setiap orang bisa berhenti
menyakiti satu sama lain, bahwa orang-orang di mana pun bisa
merasakan ketenangan di dalam hati mereka.
Ketika sesuatu yang sulit muncul — segala jenis konflik,
keputusasaan, segala sesuatu yang terasa tidak menyenangkan,
memalukan, atau menyakitkan — maka alih-alih berusaha
menyingkirkannya, kita bisa menghirupnya. Kita melakukan ini
dengan harapan agar kita semua dapat bebas dari penderitaan. Lalu,
kita mengembuskan napas dan mengirimkan kelegaan, kenyamanan
dan kesegaran. Kita melakukan ini dengan harapan agar kita semua
dapat tenang dan memahami esensi terdalam dari batin kita.

Bernie Glassman: “menjadi saksi kebahagiaan dan


penderitaan dunia”
Langkah kedua adalah menyaksikan dan duduk dalam situasi
tersebut; dan terus menyaksikan.

Langkah 3: Hormati Apa pun yang Muncul


Pema Chodron: “melihat apa pun yang muncul sebagai
kebijaksanaan baru yang mencerahkan”
Metode ketiga dalam mengatasi kekacauan adalah
memandang fenomena apa pun yang muncul sebagai manifestasi
dari energi yang dapat membantu kita mencapai pencerahan. Kita
bisa menganggap diri kita sudah sadar; juga kita menganggap
bahwa dunia ini telah menjadi suci.

60
Latihan untuk Masa Tragedi

Kita mengakui bahwa penderitaan itu eksis, bahwa kegelapan


juga eksis. Kekacauan di sini dan di sana merupakan satu bentuk
energi, permainan dari kebijaksanaan. Situasi kita sekarang bisa
menjadi surga atau neraka, tergantung dari persepsi kita sendiri.

Bernie Glassman: “menyembuhkan diri kita dan dunia”


Yang ketiga adalah menyembuhkan diri sendiri dan pihak
lain melalui bahan-bahan yang telah kita kumpulkan setelah
menyaksikannya sendiri. Dengan merasakan apa yang terjadi dan
membiarkan bahan situasi itu muncul, Anda bisa membuatnya
menjadi santapan yang menyembuhkan.

61
Nutrisi Hati 3

62
9

Apakah Milikku Lebih Besar


daripada Milikmu?
Oleh Charles R. Johnson
Kontributor: Serly Octavia, Vanessa Virginia

63
Nutrisi Hati 3

Charles Johnson menjelajahi kapasitas kita


yang tiada habisnya untuk membandingkan
diri kita sendiri dengan orang lain,
dan penawar Buddha untuk mencoba
mengukurnya.

64
S
etiap hari saya mengintai dan mendengarkan para
cendekiawan agama-agama Timur di forum akademik
Buddha-L, mencatat ketika mereka saling menjelaskan
beberapa materi tertutup mengenai tata bahasa Pali atau
menyinggung Sutra yang saya rasa harus saya pelajari. Suatu
hari moderator forum, cendekiawan Richard Hayes, memberikan
sebuah ujian mengenai makna dan implikasi dari kata Sanskerta
maana, yang menurut saya sangat mendalam.
“Menurut beberapa tradisi Abhidharma,” tulis Hayes, “salah
satu rintangan terakhir yang dihadapi seseorang dalam jalan
menuju kebebasan adalah maana, yang biasanya diterjemahkan
sebagai kesombongan. Dalam literatur Abhidharma, maana
digambarkan sebagai kecenderungan untuk berpikir dengan
salah satu dari 3 cara: 1) Berpikir bahwa diri sendiri lebih baik
daripada orang lain; 2) Berpikir bahwa diri sendiri lebih rendah
daripada orang lain; dan 3) Berpikir bahwa diri sendiri setara
dengan orang lain. Kata Sanskerta itu berasal dari akar kata yang
berarti mengukur. Jadi, maana artinya tindakan mengukur atau
membandingkan. Ini adalah semacam pemikiran yang kita lakukan
ketika kita bertanya-tanya, baik pada diri sendiri maupun dengan
lantang, “Apakah milikku lebih besar daripada milikmu? Apakah
milikku sebagus milikmu? Saya rasa Abhidharma benar dalam
menunjukkan bahwa kita semua yang bukan sibuk mengukur diri
kita sendiri berdasarkan standar yang ditetapkan orang lain.”
Hayes menambahkan, “Setelah mengetahui bahwa kita
semua cenderung mengamati sekeliling untuk melihat seberapa
baik diri kita dibandingkan orang lain (karena kita, bagaimanapun
juga, adalah makhluk sosial, dan cara belajar kita yang terbaik
adalah dengan meniru) dan apakah kita masih tampak baik-baik
saja di mata orang-orang yang melihat, bahkan di mata orang-
orang yang pura-pura kita abaikan, saya pikir seseorang dapat
memupuk kebiasaan untuk memfokuskan diri begitu besar pada

65
Nutrisi Hati 3

kekurangan sehingga orang tersebut gagal melihat apa yang baik


dalam berbagai hal.”
Setiap dimensi kehidupan kita—pribadi dan profesional,
bahkan daftar macam-macam hal yang “disukai” dan “tidak
disukai”—sudah jenuh dengan maana. Dari tahun-tahun awal
kita menerima penilaian yang mengukur kemajuan akademik kita
sampai promosi yang kita perjuangkan dalam pekerjaan kita, maana
adalah kegiatan yang kita lakukan setiap menit setiap harinya.
Jika kita tidak melakukan pengukuran ini dalam dunia
realitas konvensional, kita tidak akan dapat berfungsi secara sosial
atau mempraktikkan “daya upaya benar” ketika kedisiplinan kita
melemah. Namun, maana dapat merusak orang lain dan diri kita
sendiri secara rohaniah (Saya teringat sebuah wawancara. Tatkala
Dalai Lama ditanya, “Bagaimana sebaiknya kita menghadapi
kebencian terhadap diri sendiri?” beliau mendapati pertanyaan
itu begitu membingungkan—hampir kontradiktif bagi seorang
Buddhis yang tahu bahwa “aku” adalah ilusi—sehingga beliau
meminta sang pewawancara untuk menjelaskan apa gerangan
arti dari “kebencian terhadap diri sendiri”); dan itu bertentangan
dengan ajaran bahwa kita “Tidak boleh membicarakan kesalahan
dan kekurangan orang lain” dan “Tidak boleh meninggikan diri
dan menyalahkan orang lain.”
Untungnya, dalam Mahasatipatthana Sutta (“Khotbah Agung
tentang Pembentukan Kesadaran”) Sang Buddha menawarkan
obat penawar untuk maana, yang menurut saya sempurna:
“merenungkan batin sebagai batin… objek batin sebagai objek
batin.” Batin, yang menjadi fenomena eksotis, memunculkan
pikiran dan perasaan yang sehat dan tidak sehat, baik dan tidak
baik setiap saat. Kita harus duduk dengan sabar bersama pikiran
yang luar biasa berwarna-warni ini (dan diri kita sendiri). Segala
macam pikiran dan kenangan muncul: “Itu menyakitkan,” atau
“Itu bagus”; “Aku hebat,” atau “Aku seorang pecundang”; atau

66
Apakah Milikku Lebih Besar daripada Milikmu?

seperti yang kita baca dalam Dhammapada, “Dia menyiksaku;


dia memukulku; dia mengalahkanku; dia merampokku.” Kita
tidak menilai pemikiran dan perasaan ini, atau diri kita sendiri
karena memilikinya. Kita tidak merangkul mereka atau lari dari
mereka. Kita membiarkannya begitu saja, mengamati betapa—
seperti semua hal yang tidak kekal—mereka bersifat fana, lekas
berlalu, bagaikan gelembung di sungai, muncul ke atas lalu
memudar. Perasaan marah pada seseorang mungkin muncul, tapi
kita tahu bahwa kita bukanlah sosok kemarahan ini. Jika kita tidak
menggenggamnya atau melekat padanya, energinya akan hilang.
Dan ketika kita mengamati setiap objek batin, kita tentu saja bebas
untuk mengejar hal-hal yang sehat, baik, dan memungkinkan kita
untuk meringankan penderitaan orang lain, membiarkan pikiran-
pikiran itu berubah menjadi tindakan.
Hasil dari latihan ini adalah terbukanya hati seseorang
kepada orang lain, dan kepada diri sendiri. Ini juga mengarah pada
“kesederhanaan epistemologis,” yang merupakan skeptisisme
yang sehat tentang apa yang kita pikir kita ketahui. Sebagai
contoh, musim semi lalu saya dan istri saya merayakan ulang tahun
pernikahan kami yang ke-40. Saya sudah mengenalnya sejak kami
berumur 20 tahun. Saya telah melihat perubahannya selama lebih
dari 4 dekade. Saya mengenalnya sebagai seorang teman, ibu,
orang kepercayaan, pencari spiritual, mantan guru, dan pekerja
sosial. Saya tahu riwayat medis dan hasil tes DNA-nya. Saya tahu
kelahirannya sebagai manusia adalah berkah yang tidak diketahui
baik oleh dewa-dewa maupun oleh hantu-hantu kelaparan.
Tapi, saya tidak akan pernah tahu semua pikiran, perasaan,
dan pengalamannya, bahkan setelah menghabiskan seumur
hidup bersamanya. Apakah kita pernah benar-benar mengenal
orang lain dengan cukup baik untuk menilai bahwa mereka
lebih baik, setara, atau lebih rendah dari diri kita ketika masing-
masing dari kita, secara ontologis, adalah sebuah permainan

67
Nutrisi Hati 3

pola tanpa henti—secara fisik, emosional, perseptual, dan dalam


hal kesadaran? Saya rasa tidak. Sampai tingkat tertentu, “orang
lain” tetap menjadi misteri luar biasa yang melampaui konsep,
perasaan, dan persepsi kita tentang dirinya. Oleh sebab itu, istri
saya selalu merupakan hal baru dan mengejutkan bagi saya. Kita
bisa mengatakan hal yang sama tentang diri kita sendiri. Dan dalam
menghadapi misteri seperti itu, ketika kita merenungkan diri kita
sendiri dan orang lain, pendekatan Buddhis melakukannya tanpa
ego sambil mendengarkan bagaimana “orang lain” menampilkan
dirinya, secara fenomenologis, kepada kita dari waktu ke waktu.
Sebutan lain untuk ini, tindakan mendengar tanpa pamrih, adalah
cinta.”
Saya percaya bahwa inilah yang dimaksud dalam pernyataan
Buddha Shakyamuni (mungkin dianggap apokrif, tapi tentunya
dalam semangat Dharma): “Engkau, dirimu sendiri, layaknya
semua makhluk di seluruh alam semesta, pantas mendapatkan
cinta dan kasih sayangmu.”

68
10

Hush Puppy
Oleh Mary Rose O’Reilley
Kontributor: Shierlen Octavia, Harvin

69
Nutrisi Hati 3

Melatih pikirannya, melatih anjingnya—


Mary Rose O’Reilley tentang kesenangan
dan kesulitan dalam belajar untuk duduk
tanpa menggonggong.

70
D
i depan bantal meditasi saya adalah sebuah altar di mana
saya menyimpan genta Tibet, sebuah gambar Kwan Im,
simbol dari Bunda Maria, dan sebuah hotdog plastik
merah yang berdecit saat Anda meremasnya.
Ketika saya menceritakan pada orang-orang bahwa saya
sedang melatih anjing saya untuk bermeditasi, mereka terkekeh,
baik umat Buddhis maupun pelatih anjing. Namun meditasi, di
antara semua hal-hal lainnya, hanya soal berdiam diri untuk waktu
yang lama. Kita datang, diam, dan menghilangkan prasangka. Baik
manusia maupun anjing butuh untuk mempelajari kemampuan-
kemampuan ini. Dua puluh lima tahun yang lalu, saya mengadopsi
seekor border collie1 yang kebutuhannya memakan waktu doa pagi
saya. Saya mulai melakukan tugas ganda. Saya akan bermeditasi
dengan dirinya di samping saya. Ketika ia belajar untuk tidak
menggigit lilin yang menyala, hal-ihwal menjadi lebih baik.
Orang-orang bermeditasi untuk berbagai alasan, di antaranya:
untuk memasuki tingkat kesucian, untuk melatih batin dalam stabilitas
dan kedamaian, dan untuk mengatasi pola emosi yang mendalam.
Banyak guru Dharma yang berbicara tentang “memurnikan
alam bawah sadar” dengan cara-cara yang membawa cahaya
penyembuhan pada hal-hal yang tersembunyi di dalam diri kita.
Apakah hal ini berguna untuk anjing? Beberapa orang
akan berkata bahwa anjing tidak memiliki sifat spiritual, tetapi
saya terlalu Fransiskan2 untuk memercayai hal tersebut. Saat saya
memimpin hewan-hewan ke dalam ruang meditasi, saya pergi
bersama mereka bukan hanya sebagai guru, tetapi juga sebagai
anggota sangha yang eksentrik. Latihan kami dalam stabilitas
dan ketenangan batin berevolusi menjadi semacam pencerahan
timbal balik. Ketika saya tenang, mengikuti arus napas, anjing-

1 Sejenis anjing berukuran sedang, umumnya berwarna hitam dan putih,


berasal dari daerah perbatasan antara Inggris dan Skotlandia.
2 Sebuah orde dalam Gereja Katolik.

71
Nutrisi Hati 3

anjing mengikuti; dan ketika mereka damai, saya membiarkan


kedamaian tersebut menenangkan saya.
Saya membawa anak anjing saya saat ini, Ani, kepada Kwan
Im. Saya telah mencapai batas kesabaran saya dalam mencoba
melatih si bawel yang satu ini. Ada 2 praktisi yang sedang berjuang
di sini: Ani dan teman manusianya yang dungu.
Pada awalnya, saya memiliki harapan yang sangat besar
untuk anak anjing ini, dan walau harapan bukanlah sesuatu
yang salah, tetap tidak bijak untuk langsung terikat pada sesuatu,
terutama ketika kita ingin mencapai sebuah tujuan yang idealistis.
Setelah hampir 40 tahun berpraktik kontemplatif, saya masih
berjuang dengan hal-hal mendasar: tidak berekspektasi dan hidup
tenang dengan para anjing yang diberikan oleh kehidupan. Dalam
kasus saya, anjing-anjing tersebut penuh dengan tantangan.
Selama 30 tahun terakhir, saya telah membuat rumah untuk Toby,
anjing yang suka melarikan diri (dan kelakuan tersebut tidak bisa
diperbaiki); Shep, yang begitu obsesif mencuri makanan sehingga
saya harus mengikat tali bungee di sekitar kulkas; dan belakangan
ini, Star, yang menggembalakan cucu-cucu saya.
Kali ini, saya memutuskan untuk tidak jatuh cinta pada
sepasang mata memelas yang saya temui pertama kali di
tempat penampungan. Saya mencari anjing yang lembut, ramah
terhadap anak-anak. Saya melihat ras dan garis keturunan dan
memutuskan, dengan desahan dan setumpuk uang tunai, untuk
memilih seekor coton de tulear seharga 9 pound yang saya bawa
pulang dari seorang peternak yang bertanggung jawab. Coton
adalah jenis anjing kecil dengan kepribadian ceria seperti badut
yang terbenam dalam awan rambut-rambut putih. Rekan saya,
Robin, dan saya adalah sukarelawan rumah perawatan dan kami
menginginkan seekor anjing kecil sebagai asisten. Saya bisa
membayangkan seekor anjing kecil dan putih yang merapatkan
diri di dekat orang-orang sakit.

72
Hush Puppy

Di rumah si peternak, seekor anak anjing kecil berusia 5


bulan berlari naik dan memilih saya—tapi mungkin bukan sebagai
rekan terapi. Beberapa minggu kemudian, ketika saya harus
menulis nama jenis anjing tersebut di kelas sosialisasi anjing kecil,
saya secara berhati-hati menulis “perempuan cerewet (hellcat).”
“Hmm,” ujar si pelatih. “Itu hal yang baru buat saya.”
Ani agresif dan menyalak gila-gilaan sedari awal. Dia dengan
segera diasingkan dari kumpulan anak anjing lain, kemudian
dari penitipan anak anjing—para pengasuhnya cukup berbaik
hati untuk memberi label “pemalu” dibandingkan “musang
pembunuh.” Dia membentak-bentak anjing lain dan menjerit-jerit
dan berteriak di jalan. Dia juga membuat dirinya dicoret dari toko
lokal besar hewan peliharaan. Mempertimbangkan jumlah uang
yang pernah saya habiskan di sana, ini ibarat dilempar keluar
dari Macy’s karena merengek-rengek tentang barang dagangan
mereka. Kemudian dia menggigit saya, meninggalkan tanda
lingkaran gigi kecil yang meradang dan luka membiru di lengan
saya. Itu bukan masalah besar. Lengan saya menghalangi dirinya
menyerang jendela mobil ketika seekor anjing gembala Jerman
melompat ke wajahnya.
Seiring satu per satu pelatih anjing terbaik di kota menyerah
terhadap kami, saya mati-matian mencoba mengembangkan
sebuah rencana untuk menyelamatkan bakat Ani. Sudah jelas,
melatih dirinya adalah pekerjaan untuk Kwan Im.
Tiga bulan kami bersama, Ani telah belajar arti dari “pergi
ke suatu tempat,” tetapi saya tidak menyuruhnya duduk di
atas alas meditasi di samping bantal saya. Ketika dia mengikuti
saya ke ruang meditasi, saya menaruh hadiah di atas lantai di
depan dirinya. Ini prinsip yang juga digunakan para ibu Yahudi
ketika mereka menawarkan anaknya sesendok penuh madu
bersama dengan Kitab Taurat. Saya duduk di atas bantal saya
dan membunyikan genta. Saat dia datang mendekati saya, saya

73
Nutrisi Hati 3

menaruh hadiah di atas lantai. Dalam kurun waktu dua hari—


tanpa saya sangka—ia mencari ruang meditasinya, menjatuhkan
diri dan terkulai dengan mata yang lembut.
Anjing saya yang temperamental butuh sebuah relaksasi
untuk membuatnya tetap berada di bawah ambang batas panik;
dia dengan cepat merasa nyaman di ruang meditasi, tetapi
latihannya berkembang dengan lamban. Terkadang dia berbaring
diam di atas tikar empuk, terkadang dia mengunyahnya,
terkadang dia mengencinginya. Akan tetapi, dia tetap datang.
“Anjing kecil, otak kecil, kandung kemih kecil,” ucap dokter
hewan saat dia menggerakkan tangannya di atas otot Ani yang
lentur. Saya baru saja mengungkapkan keengganan anak anjing
saya untuk dilatih.
“Dengar, Anda hanya perlu memiliki ekspektasi yang
berbeda untuk anjing-anjing kecil ini. Mereka tidak bisa disamakan
dengan border collie-mu.”
Tentang gonggongan Ani, si dokter hewan memberikan
diagnosis: ia “sangat reaktif.” Selain itu, ia pendek. Ani menyapa
anjing-anjing yang lebih besar dengan jeritan intens, yang
membuat mereka kabur ketakutan. Dengan kata lain, perilaku
tersebut sukses dalam kasusnya.
Kini saat ia berusia satu tahun, setidaknya ia tidak lagi
agresif, dan ia dengan senang hati masuk ke “Pint-Sized Play3”
untuk bermain-main dengan anjing kecil tanpa diikat tali. Tidak
ada lagi bentakan pada orang maupun anjing, dan 95% dari

semua kasus, ia pipis di luar. Apa lagi yang tersisa? Kebanyakan


jeritan soprano saat bertemu dengan anjing lainnya yang diikat
tali, dengan pengendara sepeda, dan tentu saja terhadap apa pun
yang tidak diinginkannya. Anjing terapis harus lulus tes Canine
Good Citizen (Warga Anjing Baik), dan mereka tidak boleh pipis
3 Kompetisi internasional untuk drama pendek. Berdurasi hingga 10 menit.

74
Hush Puppy

di atas lantai sebanyak 5% dari semua kasus.


Saya pergi ke lokakarya untuk “anjing-anjing aversif dan
reaktif.” Si pemandu mendorong kami untuk memperkenalkan
hewan-hewan kami dengan memuji mereka sambil menyatakan
tujuan kami datang ke kelas. “Ani,” ujar saya, “periang dan
pengasih. Dan lucu. Saya pikir dia akan bekerja dengan baik
sebagai anjing terapis, asalkan dia bisa berhenti menyalak pada
setiap benda yang bergerak.” Si pemandu adalah seorang spesialis
di Tellington Touch, sebuah pusat pijat anjing yang bertujuan
untuk menenangkan sistem syaraf hewan. Dua jam dipijat, anjing
akan mendengkur ke kiri dan kanan. Para manusia juga sangat
tenang. Menggosokkan jari yang membuat pola lingkaran pada
hewan peliharaan Anda ketika bermeditasi sangatlah manjur.
Si pemandu juga adalah seorang “komunikator hewan,”
atau apa yang disebut sebagai “cenayang hewan peliharaan.” Di
akhir lokakarya, dia “membaca” setiap anjing. “Tolong tanya Ani
apakah dia ingin menjadi seekor anjing terapis,” kata saya. Saya
sadar bahwa saya harus melepaskan ide-ide besar saya.
Guru kami seketika menyahut, “Gambaran yang saya
dapatkan dari Ani adalah rasa mual dan ketakutan. Terhadap
ekspresi untuk keluar ke dunia luar.”
“Jadi, dia agorafobia4?”
“Kira-kira seperti itu.”
Emily Dickinson5 mungilku.

Selama saya bersama Ani di atas bantal dan matras, saya


menyadari bagaimana kami saling mencerminkan perasaan
masing-masing dan betapa lambannya kami berdua untuk bisa
pergi “menuju dunia luar.” Saya memiliki kapasitas tak terbatas
4 Ketakutan atas tempat dan situasi yang dapat menyebabkan kepanikan,
tidak berdaya, atau malu
5 Seorang penyair tersohor asal Amerika Serikat.

75
Nutrisi Hati 3

untuk mengacau dan bersikap eksentrik. Saya selalu menyerap


terlalu banyak informasi dan harus berlatih secara metodis dalam
beberapa hal yang mendasar. Emily Dickinson adalah penyair
favorit saya.
Ketika saya masih seorang murid di Plum Village, Thich
Nhat Hanh mengajarkan kami meditasi penyembuh ini: Pertama,
pusatkan dirimu dalam napas: Napas masuk, saya tahu bahwa saya
sedang menarik napas. Kemudian biarkan perasaan Anda menuju
ke ruang kesadaran: Saya tahu apa yang saya sedang rasakan…
Geram, mungkin, dengan diva kecil berambut ini! Kemudian, ketika
menarik napas, saya melihat sumber mendalam dari perasaan saya.
Akhirnya, duduk tenanglah dengan perasaan Anda.
Seorang wanita baik dan metodis kehilangan kesabaran pada
suatu malam dan berteriak di muka saya sebab di tengah latihan
rumit, saya dan anak anjing saya yang kebingungan, untuk kedua
kalinya, pergi ke kiri ketika ia berkata “kanan.” Saat Ani sedang
terlarut, saya tidak tahu; saya menemukan diri saya di tempat
bermain dengan angin kencang, meringkuk di hadapan guru
tua saya, Suster Mary Paperweight, kembali bersikap canggung,
hampir menangis ketakutan. Menarik napas, saya melihat sumber
mendalam dari perasaan saya.
Setelahnya, saat saya bermeditasi dengan Ani, saya bertemu
dengan iblis rasa malu dan perfeksionisme saya. Kami tertawa
bersama. Kegembiraaan Ani menawarkan perjalanan yang aman
bagi pengunjung dari sisi gelap kami.
Jendela-jendela pencerahan yang begitu kecil memberi saya
kepercayaan diri dalam melatih anjing sebagai praktisi spiritual.
Hal ini berjalan lambat. Saya tidak yakin apa yang ditangkap Ani;
saya sedang melatih disiplin untuk memimpin dengan hati (yaitu
menerima anjing yang saya miliki) ketimbang menggunakan otak
(yaitu rencana, penilaian, kelulusan, dan kegagalan). Saya sedang

76
Hush Puppy

melatih fokus, kesabaran, dan penerimaan terhadap akibat. Salah


satu dari doa cinta kasih harian saya adalah: Semoga semua
makhluk menemukan jalan yang tepat bagi masing-masing dari
mereka. Saya harus membebaskan Ani untuk membuatnya
menemukan jalan ini.
Dan Kwan Im tertawa dalam tawanya yang tak dapat
dilukiskan, jatuh cinta dengan para pelawak yang kebingungan di
planet ini. Salah satunya adalah saya.

Tips dari Ani untuk Para Meditator Pemula


Bekerjalah di bawah ambang batasmu. Perasaan-perasaan
negatif tidak muncul di bawah ambang batas tersebut, dan Anda
harus bekerja dengan rasa takut pada tahap ini. Waktu untuk Anda
pergi menuju tempat tidur Anda adalah sebelum Anda meledak
dalam gonggongan gila.
Kenakan jaket anti peluru Anda. “Teman” saya membungkus
saya dalam sejenis kain lampin untuk memberi saya rasa aman.
Beberapa tradisi spiritual berbicara tentang “jubah perlindungan.”
Atur niat Anda setiap hari untuk tidak terbelalak oleh kerucut lalu
lintas berwarna oranye atau bichon6 itu.
Cium bunganya, cium kotorannya. Periksa seberapa tinggi
seekor collie dapat pipis. Memanggil “teman” Anda untuk berjalan
penuh kesadaran adalah sebuah hadiah untuknya. Kembangkan
instingnya untuk diarahkan.

6 Ras anjing kecil berbulu putih halus. Berasal dari Pulau Malta, Spanyol

77
Nutrisi Hati 3

78
11

Berlari Menuju Meditasi


Oleh Sakyong Mipham Rinpoche
Kontributor: Arie Chandra dan Hema Mitta Kalyani

79
Nutrisi Hati 3

Meditasi dan berlari merupakan dua


kegiatan yang saling tunjang-menunjang
menurut Sakyong Mipham. Berolahraga
dapat mendukung latihan meditasi, dan
sebaliknya, meditasi juga dapat mendukung
kegiatan olahraga yang dilakukan.

80
S
aya mulai berlari hanya untuk memenuhi kebutuhan akan
latihan fisik. Namun, tanpa disadari, saya menemukan diri
saya tengah menerapkan berbagai prinsip yang telah saya
pelajari dalam kehidupan bermeditasi selama ini pada kegiatan
tersebut.
Bagi saya, hubungan antara meditasi dan berlari adalah
hubungan yang alami, di mana yang satu merupakan kegiatan
melatih batin, dan satu lagi merupakan kegiatan melatih jasmani.
Pada zaman dahulu, dipercaya bahwa seseorang akan lebih
bahagia saat dia memiliki pikiran yang fleksibel dan tubuh yang
kuat. Namun, pada zaman modern ini, kita dihadapkan pada
kondisi-kondisi yang menantang keseimbangan antara keadaan
mental dan fisik ini.
Untuk dapat mengatasi hal tersebut, kita perlu
memperhatikan kesejahteraan diri kita. Karena batin dan
jasmani memiliki hubungan yang sangat erat, mengatasi stres
yang ada pada jasmani melalui olahraga secara tidak langsung
juga memberikan dampak kepada batin kita, di mana batin kita
tidak perlu berhadapan dengan ketidaknyamanan yang dialami
oleh jasmani. Jika jasmani dalam keadaan rileks dan fleksibel, ini
juga akan mengurangi hal yang harus dipikirkan oleh batin kita.
Oleh karena itu, latihan fisik dapat membantu membentuk batin
menjadi lebih tenang. Sebaliknya juga, dengan melatih batin, kita
dapat menjadi lebih fokus dalam melakukan latihan fisik.
Oleh karena itu, untuk mendapatkan kehidupan yang
seimbang, kita perlu aktif berkegiatan dan juga beristirahat. Ketika
kita sedang beraktivitas — baik berlari, berbicara, dan bekerja
— pikiran terlibat dalam sebuah proses sistem saraf simpatik.
Jika kita tidak menyeimbangkannya dengan proses sistem saraf
parasimpatik, di mana kita beristirahat dan menenangkan diri,
kita dapat menjadi lebih gelisah, tegang, dan lebih emosional.

81
Nutrisi Hati 3

Terpapar stimulasi berlebihan dalam waktu panjang — yang


disebabkan oleh aktivitas yang terlalu berlebihan — akan
mulai memberikan dampak pada organ dan aliran darah kita.
Secara mental, kita mungkin saja akan menjadi jenuh dan letih
dengan berbagai kegiatan tersebut. Yang paling penting dari
itu, kita tidak dapat memiliki pemikiran yang lebih mendalam
dan kontemplatif. Menjaga tubuh kita pada posisi yang sama
dan menenangkan batin kita dengan tetap fokus seperti yang
dilakukan saat meditasi sangatlah bermanfaat. Namun, karena
kita tidak terbiasa berada dalam keadaan kontemplatif tersebut,
kita umumnya akan merasa tidak nyaman. Hal tersebut karena
kita memiliki kesulitan dalam mengubah kebiasaan yang telah
tertanam di dalam diri kita.
Berolahraga dapat mendukung meditasi, dan meditasi
dapat mendukung olahraga yang kita lakukan. Berlari adalah
salah satu bentuk dasar dari latihan fisik yang paling sederhana,
karena berlari pada dasarnya hanyalah pengembangan dari
kegiatan dasar manusia untuk berpindah tempat, yaitu berjalan.
Saat kita berlari, kita melatih jantung kita, membuang udara
yang terjebak di dalam paru-paru kita, memperbaiki sistem saraf
kita, dan meningkatkan kapasitas aerobik kita. Dengan berlari,
kita juga dapat mengembangkan sikap positif dalam diri kita.
Selain itu, berlari juga dapat menciptakan tenaga dan stamina,
serta membantu kita mengatasi rasa sakit. Hal tersebut dapat
membantu kita untuk menjadi lebih rileks. Bagi kebanyakan dari
kita, berlari juga dapat memberikan perasaan bebas. Demikian
pula, meditasi merupakan salah satu bentuk dasar untuk melatih
batin yang bertujuan memberikan kesempatan bagi batin untuk
memperkuat, menghidupkan kembali, dan juga membersihkan
kejenuhan yang telah dirasakan sebelumnya. Melalui meditasi,
kita dapat menghubungkan setiap kebaikan diri kita yang telah
lama kita lupakan. Kita dapat merasakan suatu perasaan yang

82
Berlari Menuju Meditasi

sangat kuat akan kebaikan-kebaikan tersebut. Perasaan tersebut


adalah kepercayaan diri dan keberanian di dalam diri kita yang
terdalam.
Seperti berlari, dalam meditasi kita juga meninggalkan
kekhawatiran yang kira rasakan sehari-harinya—baik lamunan,
perasaan stres, dan perencanaan yang telah dibuat untuk masa
depan. Kita menjadi lebih fokus pada kondisi saat ini. Dengan
melakukan hal tersebut, pikiran kita dapat membangun kekuatan.
Sistem saraf kita mulai rileks. Kita juga mengembangkan
penghargaan dan kesadaran. Kecerdasan dan ingatan kita menjadi
lebih tajam. Kita dapat melihat dunia dari berbagai perspektif. Kita
tidak lagi terjebak dalam emosi yang naik-turun. Cinta kasih, welas
asih, dan kualitas positif lainnya menjadi lebih mudah dimunculkan
dalam diri kita. Seperti berlari, ketika kita selesai bermeditasi, kita
merasa lebih segar, dan untuk alasan yang sama dengan berlari,
meditasi adalah sebuah kegiatan yang alami dan menyehatkan.
Mengembangkan hubungan dengan napas merupakan kunci
untuk bermeditasi—dan juga berlari. Jika kita mengembangkan
hubungan dengan pernapasan kita, kita akan mengurangi masalah
dalam sistem pernapasan kita. Secara intuitif, pelari mengetahui
hal ini—bahwa sangatlah penting bagi kita untuk mengembangkan
sebuah hubungan dengan aspek mendasar terpenting dalam
kehidupan kita. Dalam meditasi, dengan meletakkan perhatian kita
pada pernapasan, kita dapat menjaga pikiran kita dari lamunan,
kekhawatiran, berpikir terlalu keras, dan berfantasi. Meditasi
memberikan batin kita suatu kegiatan yang sehat untuk dilakukan.
Dalam berlari dan bermeditasi, salah satu tantangan
terbesar adalah kemalasan. Salah satu jenis kemalasan adalah
kemalasan dasar, di mana kita tidak dapat berpindah dari depan
televisi maupun sofa. Dalam kasus ini, sedikit olahraga dapat
mengirim suatu pesan bahwa sudah saatnya kita melaju ke depan.
Bahkan, memakai pakaian olahraga dan mulai melakukan sedikit

83
Nutrisi Hati 3

peregangan dapat membantu kita untuk keluar dari kemalasan


tersebut. Dengan cara yang sama, duduk diam dan mengikuti
napas kita untuk waktu yang bahkan sangat singkat (misalnya
5 menit) dapat memberikan kita kekuatan untuk keluar dari
kemalasan yang dialami oleh batin kita.
Walaupun proses meditasi sendiri berbeda dengan berlari,
cara-cara yang digunakan adalah sama: kita perlu bertekad
dan mengerahkan diri kita untuk melakukan hal tersebut. Jelas
bahwa kita pasti akan menghadapi tantangan-tantangan dalam
perjalanan kita bermeditasi. Namun, disiplin diri, perspektif, dan
ketekunan dapat menghasilkan suatu dampak positif yang besar
bagi diri kita.
Orang-orang terkadang berkata bahwa, “Berlari adalah
meditasi saya.” Walaupun saya mengetahui apa yang mereka
maksud, pada kenyataannya berlari adalah berlari dan meditasi
adalah meditasi. Itulah mengapa mereka memiliki nama yang
berbeda. Hal tersebut akan menjadi tidak akurat ketika kita
mengatakan bahwa, “Meditasi adalah olahraga saya.” Saya
mengenal beberapa ahli meditasi yang telah berhasil membawa
batin meditatif–kekuatan dan relaksasi yang dihasilkan dari
meditasi—ke tubuh mereka melalui berbagai saluran, sistem saraf,
dan otot. Mereka menjadi kuat, berseri, dan tabah. Dalam tradisi
Tibet, terdapat jenis meditasi yang disebut meditasi panas, di mana
para yogi dapat memakai pikiran mereka untuk mengendalikan
suhu tubuh dan bermeditasi dalam kondisi di bawah titik beku
berbulan-bulan, dengan hanya menggunakan selendang yang
terbuat dari katun. Namun, sepertinya mereka tidak dapat berlari
maraton.
Demikian juga dengan berlari. Dengan berlari, kecil
kemungkinan kita akan meraih pencerahan, walaupun beberapa
orang telah mencobanya. Hal ini bukanlah tentang memilih
hal mana yang lebih baik—melatih batin atau melatih jasmani.

84
Berlari Menuju Meditasi

Sebaliknya, kedua aktivitas tersebut saling tunjang-menunjang


satu sama lain. Kita perlu melatih jasmani dan batin kita. Sifat
alami dari jasmani adalah bentuk dan materi. Sifat alami dari
batin adalah kesadaran. Karena jasmani dan batin memiliki sifat
dasar yang berbeda, hal yang dapat menunjang keduanya juga
memiliki sifat dasar yang berbeda. Jasmani mendapatkan manfaat
dari pergerakan yang kita lakukan, sedangkan batin mendapatkan
manfaat dari keheningan. Ketika kita memberikan batin dan
jasmani kita apa yang bermanfaat bagi mereka, kita akan berada
pada keadaan harmoni yang alami dan seimbang. Dengan
pendekatan yang terpadu ini, kita dapat menjadi lebih bahagia,
sehat, dan bijaksana.
Seperti kebanyakan orang yang berlari, saya juga berlari
untuk kesehatan dan juga untuk kesenangan pribadi. Ada makna
yang lebih dalam sehubungan dengan niat saya. Saya percaya
bahwa dengan niat yang murni, kita dapat membawa hampir
seluruh aktivitas kita menuju jalan spiritual. Niat saya untuk berlari
adalah agar dapat bermanfaat bagi banyak orang. Oleh karena itu,
berlari adalah keberlanjutan dari perjalanan spiritual saya. Dengan
batin yang kuat, berlari yang diniatkan untuk kesejahteraan
orang lain dapat menjadi niat yang terwujud. Jika kita mengubah
meditasi kita menjadi pengejaran yang berfokus pada diri sendiri
dan egois, maka hal tersebutlah yang akan terjadi. Dalam kedua
aktivitas tersebut, niat kitalah yang menentukan apakah hasil yang
akan dicapai biasa-biasa saja atau luar biasa.
Idealnya, kegiatan sehari-hari kita meliputi aktivitas fisik
dan juga meditasi. Latihan batin dapat membantu kita agar
tidak mudah terganggu saat melakukan aktivitas fisik. Pada saat
yang sama, hal tersebut juga membantu kita mengembangkan
kemampuan untuk menjadi lembut dan tegas pada diri sendiri.
Untuk orang yang melakukan meditasi–atau siapa pun yang
mencari pengetahuan–berolahraga dapat membantu tubuh kita

85
Nutrisi Hati 3

agar tidak menjadi penghalang dalam aktivitas tersebut. Ketika kita


tidak mengalami rasa sakit ataupun ketidaknyamanan, kegiatan
intelektual kita menjadi lebih mudah. Pada akhirnya, baik batin
maupun jasmani adalah sesuatu yang harus kita hargai. Jasmani
adalah kuda yang sakti, dan batin adalah permata yang sakti.

86
12

Api Ini Sejuk dan Menyegarkan


Oleh Cristina Moon
Kontributor: Elvan Adiyan Wijaya, Silvi Wilanda

87
Nutrisi Hati 3

Kesamaan apakah yang dimiliki oleh


guru Zen abad ke-16 dan anjing kartun
kontemporer? Keduanya sama-sama tetap
tenang ketika dunia terbakar, kata Cristina
Moon. Dan inilah mengapa kita berlatih
sebagai Buddhis.

88
P
ada 3 April 1582, tuan tanah feodal Oda Nobunaga
memenjarakan guru Zen Kwaisen dan para biksunya dalam
sebuah menara di Biara Yerin-ji di Jepang. Kemudian, dia
membakarnya. Catatan sejarah mengatakan bahwa tidak ada satu
biksu pun yang menjerit selama mereka terbakar hingga mati di
dalamnya.
Sebelum Kwaisen meninggal bersama para biksunya, beliau
memberikan sebuah ceramah Dharma terakhir. Beliau memulai
dengan menanyakan para biksu tersebut bagaimana mereka akan
menggunakan “momen paling penting ini” untuk memutar Roda
Dharma. Setelah setiap biksu merespons, Kwaisen menyimpulkan:
“Ketika batin ditenangkan, bahkan api pun terasa sejuk dan
menyegarkan.”
Bahkan bagi Buddhis yang paling disiplin, bisa menjadi sulit
untuk membayangkan gambaran seperti itu. Alih-alih, ketika kita
memikirkan duduk di sebuah gedung yang terbakar, kita mungkin
mengingat seekor anjing kartun yang sekarang familiar. Anda tahu
kartun yang mana–dia memakai sebuah topi bowler dan memiliki
senyum yang sangat manis, sebuah cangkir kopi di sampingnya
di atas meja, rumahnya dilalap api. Di samping matanya yang
berkaca-kaca, sebuah balon teks bertuliskan, “Semua baik-baik
saja.”
Bagi banyak orang, anjing kartun ini adalah sebuah simbol
bagi distopia politik kita saat ini. Dia adalah teman atau anggota
keluarga kita yang berpandangan hidupnya tidak penting dan
membosankan, tidak menaruh perhatian sama sekali ketika Rusia
meretas demokrasi Amerika, ketika anak-anak meninggal dalam
penembakan di sekolah, dan ketika negara-negara bergerak
sedikit demi sedikit menuju perang nuklir.
Anjing tersebut juga dapat merupakan cerminan dari aktivis
yang lelah, mencoba bertahan pada sedikit gambaran kewarasan

89
Nutrisi Hati 3

saat karpetnya ditarik dari bawah kita lagi dan lagi.

Tetapi bagaimana jika anjing tersebut juga adalah Kwaisen?

Dapatkah kita bayangkan bahwa anjing tersebut tidak


berpura-pura bahwa segalanya baik-baik saja karena dia tak
melihat apinya? Mungkin dia memahami seutuhnya. Mungkin
dia melihat apa yang tidak bisa diubahnya–sebuah rumah yang
terbakar–dan apa yang dapat diubahnya–keadaan internalnya.
Alih-alih bereaksi terhadap panas dan kehancuran di sekelilingnya,
dia menggunakan momen yang sangat penting ini untuk memutar
Roda Dharma dengan cara paling bersih dan tegas yang dia bisa.
Bagi saya, seorang praktisi Buddhis selama 1 dekade yang
baru saja pindah ke dojo bela diri Zen, saya sedang mencoba
untuk belajar menjadi baik-baik saja bahkan ketika ada pedang
yang secara harfiah diacungkan ke tenggorokan saya. Sebelum
saya tiba di dojo tersebut, saya merasa bahwa kemampuan saya
untuk menjadi orang yang saya inginkan bergantung pada sebuah
gabungan yang optimal antara kondisi eksternal, seperti tidur,
makanan, stres, olahraga, lingkungan, dan orang-orang. Saya
menghabiskan banyak energi mengatur kondisi-kondisi eksternal
tersebut dan mencari kambing hitam ketika segalanya tidak
berjalan lancar.
Saat ini, waktu saya terfokus pada apa yang perlu berubah
di dalam diri saya. Tempat yang paling mudah untuk memulainya,
seperti yang saya telah pelajari, adalah bagaimana saya mendiami
dan menggunakan tubuh saya. Mengetahui bahwa tubuh saya akan
mengalami kematian, saya mengembangkan sebuah kesadaran
momen saat ini yang diwarnai dengan urgensi kematian. Dalam
keadaan itu, tidak ada waktu yang dapat dibuang atau energi
untuk disisakan. Menyia-nyiakan sebuah embusan napas–baik
dalam upacara teh atau kendo–akan membuat kesempatan untuk
merealisasikan diri sejati saya menguap dalam momen itu juga.

90
Api Ini Sejuk dan Menyegarkan

Saya belajar untuk melepas dan tidak membuang-


buang energi dalam kemelekatan saya terhadap dukkha–yang
sering diterjemahkan sebagai “penderitaan,” tetapi dapat juga
ditafsirkan sebagai “ketidakpuasan” atau “ini bukanlah keadaan
yang seharusnya.” Seiring semakin banyaknya kemelekatan yang
ditanggalkan, termasuk kemelekatan untuk menaruh perhatian
kepada apa yang salah, akan menjadi lebih mudah untuk
berjuang semaksimal mungkin dalam apa pun yang penting untuk
dilakukan saat ini.
Ketika terasa bahwa dunia nyata kita sedang terbakar, kita
dapat memilih untuk membakar energi kita yang sangat berharga,
atau mempraktikkan Buddhisme sebagai latihan spiritual yang
mendalam untuk menerima apa yang tidak dapat kita ubah
sehingga kita dapat fokus dengan sekuat tenaga terhadap apa
yang dapat kita ubah–dan melakukannya.
Kwaisen yang ada dalam sejarah tersebut berbicara dengan
puitis. Anjing kartun kita berbicara dengan polos, lebih sejalan
dengan bahasa di zaman kita. Saya ingin mengambil kata-kata
terus terang anjing tersebut secara harfiah. Alih-alih melihat seekor
anjing yang diliputi delusi, saya melihat seekor anjing yang telah
meninggalkan pengeluaran energi apa pun yang sia-sia. Dia duduk
di sebuah rumah yang terbakar, mungkin sedang menjemput ajal.
Dan, semuanya baik-baik saja.

91
Nutrisi Hati 3

92
13

Apakah Tidak Ada Adalah Ada?


Oleh Thich Nhat Hanh
Kontributor: Shierlen Octavia, Vanessa Virginia

93
Nutrisi Hati 3

Thich Nhat Hanh menjawab aneka


pertanyaan dari anak-anak terkait
Buddhisme.

94
A
nak-anak memiliki sebuah tempat istimewa dalam tradisi
Buddhis guru Thich Nhat Hanh di Plum Village. Terdapat
praktik-praktik istimewa, ikrar-ikrar, dan program-program
yang dirancang terutama untuk anak-anak dan remaja, dan Thich
Nhat Hanh sering mempopulerkan bagian pertama dari ceramah
Dharma beliau dengan mereka dalam pikirannya. Beliau secara
teratur mengambil pertanyaan dari anak-anak, dan pada umumnya
orang dewasa dapat mengidentifikasi apa yang mereka tanyakan.
Anak-anak mungkin lebih kecil dan lebih muda dan mereka
mungkin memiliki cara-cara unik terkait penggunaan kata-kata,
namun pertanyaan-pertanyaan mereka memperlihatkan bahwa
mereka, seperti halnya orang dewasa, tengah bergumul dengan
kondisinya sebagai manusia. Berikut ini adalah pertanyaan nyata
dari anak-anak dan jawaban penuh wawasan dari Thich Nhat
Hanh dalam sebuah buku ilustrasi baru, Is Nothing Something?
“Saya selalu berusaha memberi jawaban yang menawarkan
hal terbaik dari diri saya,” ujar Thich Nhat Hanh.
“Saya jauh lebih tua dari anak-anak yang menanyakan
pertanyaan-pertanyaan tersebut, tetapi ketika kami duduk dan
bernapas bersama, kami tampak sama”–Andrea Miller.

Apa itu perhatian penuh?


Perhatian penuh adalah energi. Energi ini membantu kita
menikmati apa yang sedang terjadi saat ini. Energi yang penuh
perhatian dapat memberi kita banyak kebahagiaan. Ia membantu
kita untuk lebih sedikit menderita dan belajar dari penderitaan kita.
Cara yang baik untuk mendapatkan energi yang penuh perhatian
adalah dengan menutup mata dan bernapas dengan mudah.
Cukup perhatikan napas Anda. Jika Anda dapat menikmati napas
yang masuk dan keluar, Anda sedang menciptakan energi yang
penuh perhatian.

95
Nutrisi Hati 3

Apa yang harus kita lakukan jika seseorang merasa buruk


dan kita ingin menghibur orang itu dan membuatnya
merasa lebih baik?
Salah satu hal paling sederhana dan penuh kasih yang bisa
Anda lakukan untuk orang lain yang merasa buruk adalah sekadar
menemaninya dan bernapas bersamanya. Anda dapat berkata, “Aku
ada di sini untukmu.” Anda menawarkan keberadaan Anda, yang
merupakan hadiah terbaik yang dapat Anda berikan pada orang lain.

Apa yang harus dilakukan ketika kita merasa takut?


Umumnya, ketika kita merasa takut, kita akan lari dari hal
apa pun yang membuat kita merasa takut. Saat saya merasa takut,
saya bernapas dalam-dalam dan menenangkan diri saya. Saya
mencoba untuk berhenti berpikir dan hanya benapas. Hal ini
selalu menolong saya. Setiap kali perut saya merasa sakit, saya
akan mengisi botol air panas dan menaruhnya di atas perut saya.
Setelah 5 menit, saya merasa jauh lebih baik. Pernapasan penuh
perhatian saya layaknya botol air panas untuk batin saya. Setiap
kali saya menerapkan pernapasan yang penuh kesadaran atas
ketakutan saya, saya merasa lega.

Apakah tidak ada adalah ada?


Ya. Tidak ada adalah ada. Anda memiliki pikiran mengenai
ketiadaan dalam kepala Anda. Anda memiliki pikiran mengenai
sesuatu dalam kepala Anda. Keduanya dapat menciptakan baik
penderitaan maupun kebahagiaan.

Mengapa terkadang saya merasa kesepian dan tidak ada


seorang pun mencintai saya?
Terkadang, orang-orang di sekeliling Anda terganggu dan
mungkin lupa mengekspresikan rasa cinta mereka. Namun jika
Anda merasa tidak ada seorang pun mencintai Anda, Anda

96
Apakah Tidak Ada Adalah Ada?

dapat selalu melihat alam. Apakah Anda melihat pohon di luar


sana? Pohon itu mencintai Anda. Ia menawarkan keindahan
dan kesegarannya kepada Anda dan memberikan Anda oksigen
agar Anda dapat bernapas. Bumi mencintai Anda, menawarkan
Anda air segar dan buah yang lezat untuk Anda makan. Dunia
mengekspresikan cinta dalam banyak cara, tidak hanya melalui
kata-kata belaka.

Bagaimana saya bisa mencintai seseorang yang menyukai


hal-hal yang berbeda dari saya?
Mencintai adalah menemukan. Jika Anda terus mencintai
orang lain, Anda akan terus menemukan hal-hal luar biasa tentang
orang tersebut. Anda dapat menikmati perbedaan-perbedaan
karena akan menjadi membosankan apabila semua orang sama.
Bahkan jika orang lain memiliki kualitas yang terlihat tidak dapat
dicintai, Anda dapat berlatih mencintai orang tersebut, sebagaimana
adanya, dan tidak melulu seperti apa yang Anda inginkan.

Bagaimana saya bisa tetap tenang ketika saya melihat


banyak hal buruk di dunia?
Setiap saat saya melihat kekerasan atau kekejian; hal tersebut
masih membuat saya marah. Kita semua terkadang marah. Akan
tetapi, kita dapat belajar untuk menjaga amarah kita. Jika kita
melihat lebih dekat, kita dapat menyadari bahwa orang-orang
yang kejam memiliki banyak penderitaan di dalam dirinya. Saat
kita melihat hal ini, kita bisa berwelas asih dan membantu situasi
dengan menciptakan kedamaian, bahkan jika apa yang terjadi di
sekeliling kita tidak begitu damai. Kita dapat menggunakan napas
dan perhatian penuh kita untuk mengubah energi kemarahan
menjadi energi welas asih. Ketika kita memiliki energi welas asih,
kita dapat melakukan banyak hal untuk membantu orang lain
lebih sedikit menderita.

97
Nutrisi Hati 3

98
14

Kota-kota Sebelah Dalam


Oleh Dzigar Kongtrul Rinpoche
Kontributor: Ferren Alwie, Andrey Sapati Wirya

99
Nutrisi Hati 3

Dengan tetangga yang ribut dan tunawisma


yang tinggal di sudut jalan, kehidupan di
perkotaan menawarkan banyak kesempatan
untuk melatih kebajikan. Dzigar Kongtrul
Rinpoche menjelaskan kepada kita
bagaimana kehidupan di perkotaan dapat
membuka hati kita.

100
P
raktisi spiritual sering kali menginginkan untuk hidup
sendiri di pegunungan yang berada di antara satwa-satwa
liar, meski demikian sebuah kota dapat menjadi lingkungan
yang sepadan atau bahkan lebih mendukung untuk berlatih.
Tidak seperti hutan belantara, kota tidak memiliki banyak pohon;
meskipun terdapat beberapa pohon di taman-taman, namun kota
memiliki sangat banyak orang dan–jika Anda berpikir mengenai
hal tersebut– orang-orang juga bagian dari alam! Karena perkotaan
dipenuhi oleh banyak orang, tentu terdapat banyak kesempatan
untuk melatih kebajikan, welas asih, sukacita dalam kebahagiaan
orang lain, dan perhatian yang sama bagi semua orang.
Di perkotaan, meskipun kita tinggal di apartemen, kita tidak
dapat menghindari fakta bahwa terdapat banyak orang di sekitar
kita. Terdapat wanita tua di sebelah tempat tinggal kita, gelandangan
yang terkadang tidur di serambi, dan seorang pemain drum di
lantai atas tempat tinggal kita. Apabila kita mencoba untuk selalu
mengasingkan diri, kita tidak akan pernah bisa melatih praktik cinta
kasih. Jika, di sisi lain, kita menumbuhkan rasa keterkaitan–sebagai
bagian dari kota kita dengan cara yang serupa seperti kita menjadi
bagian dari keluarga kita–maka kita akan dapat mengembangkan
cinta kasih dan kebaikan untuk semua orang di kota kita serta
memiliki banyak kesempatan untuk berlatih.
Dengan tinggal di perkotaan, kita berhubungan dengan
banyak orang setiap harinya. Terkadang, sekadar tersenyum
pada seseorang atau membukakan pintu untuk orang lain dapat
menjadi bagian dari praktik cinta kasih. Di dalam bus, kita dapat
memberikan tempat duduk kita pada orang yang lebih tua. Jika
kita naik taksi atau mengambil cucian kita, selalu terdapat berbagai
cara untuk mengembangkan keramahtamahan. Terdapat banyak
tunawisma yang tinggal di jalan-jalan. Terkadang mereka duduk
dengan memegang gelas atau topi, meminta uang pada orang-
orang di jalan. Terkadang mereka memegang papan bertuliskan

101
Nutrisi Hati 3

“Saya lapar, bisakah Anda membantu saya?” Terkadang mereka


sangat ramah dan terkadang mereka terlihat depresi atau dingin.
Mereka sering memiliki kantong plastik yang penuh dengan barang
milik. Tampaknya sangat berarti bagi mereka ketika seseorang
meluangkan waktu bahkan untuk menyadari bahwa mereka ada
dan hadir di sana.
Ketika kita sudah berkeluarga, saat kita memperoleh
gaji bulanan kita, kita tidak pernah berpikir, “Saya hanya akan
memfoya-foyakan uang ini!” Kita selalu memikirkan keluarga
kita–uang sewa, keperluan harian, dan pendidikan anak-anak kita.
Mengetahui bahwa keluarga kita bergantung pada kita, sangatlah
berharga untuk melihat bagaimana dukungan kita bermanfaat
bagi kehidupan mereka. Kita tidak pernah merasa bahwa anggota
keluarga kita berutang sesuatu dan kita tidak pernah bertanya
mengapa kita memberikan dukungan kita kepada mereka. Rasa
tanggung jawab menyokong kita, sehingga kita selalu termotivasi
untuk melanjutkan hal ini.
Sekarang, saya tidak menyarankan untuk membuka diri
kita dan mengundang semua orang untuk terlibat di dalamnya.
Mungkin tindakan ini tidak begitu realistis. Manusia itu rumit; dan
tidak selalu mudah untuk membantu mereka. Tetapi, terdapat cara-
cara sederhana yang dapat kita lakukan untuk mengembangkan
keramahtamahan yang bisa diekspresikan melalui hal-hal kecil
yang membawa banyak makna bagi kehidupan kita dan orang
lain. Melalui partisipasi dengan cara ini, kita turut membantu
untuk membentuk kota kita, negara kita, dunia kita. Jika kita
menjadikan semua orang di kota kita sebagai keluarga, apa pun
yang kita lakukan untuk mereka akan memberikan kepuasan.
Ibu dan ayah menemukan begitu banyak kesenangan dalam
melakukan berbagai macam hal untuk anak mereka. Mereka
tidak benar-benar memisahkan diri dengan anak-anaknya. Ketika
anaknya merasakan kebahagiaan, hal tersebut juga merupakan

102
Kota-kota Sebelah Dalam

kebahagiaan bagi mereka–kebahagiaan sejati. Hal ini serupa


dengan keluarga-kota kita. Dalam sebuah keluarga, mungkin tidak
semua orang memiliki kebutuhan yang sama. Selalu terdapat
anggota keluarga yang memerlukan lebih banyak bantuan, selalu
terdapat anggota keluarga yang sakit atau mengalami situasi
yang sulit, dan kemudian selalu terdapat orang yang meluangkan
waktu untuk menopang diri mereka sendiri atau lebih beruntung
dengan apa yang ingin mereka lakukan. Kita mencoba untuk
melakukan apa yang kita bisa untuk mendukung semua orang
dan memberikan perhatian yang sama bagi semua orang.
Tentu, ketika kita mendekati tunawisma di jalan, kita tidak
pernah tahu apa yang bisa kita harapkan. Beberapa di antara
mereka mungkin menghargai ketika kita mencoba menawarkan
sesuatu kepada mereka, dan bahkan mereka mungkin ingin
memberikan sesuatu kepada kita sebagai imbalannya–sebuah
apel atau petunjuk arah–karena ini dapat memberi mereka rasa
integritas dan kesempatan untuk berbuat baik pula. Tetapi, karena
tunawisma tinggal di pinggiran, mereka sering kali tidak dapat
mengekspresikan diri mereka dengan cara yang nyaman bagi kita.
Beberapa di antara mereka terlihat marah dan tidak ingin didekati.
Beberapa lainnya meringkuk di sudut jalan dengan ditutupi
selimut. Orang lainnya mungkin mengangkat jari mereka kepada
kita dan mengusir kita. Itu merupakan cara mereka untuk bertahan
hidup, sehingga kita harus menghargainya. Apa pun tindakan
mereka, kita selalu bisa mengembangkan kebaikan kita kepada
mereka dengan mendoakan yang terbaik untuk mereka setulus
hati, berharap mereka tetap hangat, dan bisa menemukan cukup
makanan. Metode manjur untuk memperluas kepedulian kepada
semua orang ini bekerja untuk menyingkirkan ketidakpedulian
dan keberpihakan kita sendiri.
Biasanya, prinsip yang kita pegang membimbing kita ke
arah yang positif, tetapi beberapa prinsip dapat saja membatasi

103
Nutrisi Hati 3

kita. Misalnya, kita dapat merasa bahwa orang-orang seharusnya


pergi dan mencari pekerjaan ketimbang mengemis. Kita dapat
saja khawatir bahwa ketika kita memberi uang kepada pengemis,
mereka malah membeli alkohol atau obat-obatan terlarang. Kita
mungkin merasa bahwa menawarkan uang kepada mereka yang
membutuhkan merupakan tindakan yang merendahkan, atau
kita mungkin merasa bahwa tindakan tersebut adalah solusi yang
remeh dan dangkal yang mengarah pada masalah sosial yang
jauh lebih dalam–salah satu yang perlu ditangani dengan cara
yang lebih besar. Terkadang, kita mungkin merasa kewalahan
dengan penderitaan di sekeliling kita, sehingga kita menyimpulkan
bahwa sia-sia saja mencoba melakukan apa pun. Atau, kita
mungkin merasa sangat kesusahan untuk mengambil dompet kita
dan mencari recehan–bahwa tindakan itu dapat menarik terlalu
banyak perhatian.
Tetapi, ketika seseorang sungguh meminta bantuan kita,
bagaimana mungkin kita mengabaikan permohonan mereka ketika
sebenarnya kita bisa membantu mereka? Pencandu obat-obatan
tetap harus makan. Jika kita merasa khawatir ketika menawarkan
mereka uang, kita bisa menawarkan mereka makanan ataupun
selimut. Mereka memiliki tubuh dan bisa merasakan panasnya
matahari serta basahnya hujan di kulit mereka. Kita seharusnya
menghargai setiap kesempatan dengan menanggapinya, karena
ini jauh lebih baik ketimbang hanya berjalan dan memikirkan diri
kita sendiri sepanjang hari.
Yang terpenting adalah hati kita menanggapi ketika
terdapat kesempatan–bahwa kita tergerak untuk memperhatikan
orang lain daripada tertahan oleh pikiran kita sendiri. Jika kita
tidak bisa menyadari kesempatan-kesempatan untuk membantu
orang-orang yang membutuhkan, maka itu adalah kerugian kita
sendiri. Hal kecil untuk melakukan kebaikan akan mengubah
kita; mereka menunjukkan kita bagian terbaik dari batin kita dan

104
Kota-kota Sebelah Dalam

menghubungkan kita kepada orang lain dengan berbagai cara


terbaik.

Apa arti sesungguhnya dari mengubah dunia? Ketika kita


melihat sekitar, selalu ada sesuatu yang dapat kita lakukan.

105
Nutrisi Hati 3

106
15

Mengapa Saya Tidak Mencoba


Bunuh Diri
Oleh Brad Warner
Kontributor: Shierlen Octavia

107
Nutrisi Hati 3

Guru Zen, Brad Warner, di masa ia


mempertimbangkan bunuh diri—dan
kematian berbeda yang ia pilih.

108
S
aya tidak benar-benar mengenal Tyler, tetapi banyak dari
teman saya yang mengenalnya. Dan mereka merasa sangat
sedih ketika ia melakukan bunuh diri tahun lalu.
Hal ini membuat orang-orang bertanya pada saya—bukan
kali pertama—mengenai bagaimana pandangan Buddhis soal
bunuh diri. Saya memberikan jawaban yang sama dengan yang
saya beri ketika saya ditanya mengenai pandangan Buddhis
terhadap aborsi: Saya tidak terlalu tahu. Hal tersebut menjelaskan
banyak hal tentang Buddhisme. Bayangkan ada seseorang
yang sudah belajar dan berpraktik Katolik selama hampir tiga
puluh tahun tanpa mengetahui posisi gereja terhadap bunuh diri
maupun aborsi. Hal tersebut tidak mungkin terjadi, sebab isu-isu
tadi adalah masalah hangat untuk orang-orang Katolik. Saya tidak
memiliki jawaban yang siap untuk menjawab pertanyaan tersebut,
dan ini membuktikan bahwa hal-hal ini bukanlah isu-isu hangat
bagi para Buddhis dalam tradisi Zen.
Cara membunuh diri yang sangat terkenal dengan
membakar diri telah dilakukan oleh beberapa umat Buddhis di
Vietnam, Tibet, dan di daerah lainnya yang membawa orang-
orang pada kesimpulan bahwa Buddhisme melihat bunuh diri
sebagai tindakan yang mulia. Hal ini tidaklah benar. Bunuh diri
pada umumnya tidak disetujui oleh umat Buddhis dan dipandang
sebagai sesuatu yang harus dihindari sebab cenderung mengarah
kepada kelahiran kembali yang kurang menguntungkan. Ini
tidak berarti bahwa seseorang akan jatuh ke neraka selamanya
karena telah membunuh dirinya (seperti dalam tradisi Katolik),
tetapi bahwa ia menimbulkan kondisi yang dapat membuat
kelahiran mendatang seseorang menjadi lebih sulit dibandingkan
dengan kehidupan saat ini yang dipilih untuk diakhiri sebelum
waktunya. Ini terjadi karena bunuh diri menimbulkan rasa sakit
dan penderitaan yang amat dalam kepada mereka yang mengenal
dan menyayangi si pelaku.

109
Nutrisi Hati 3

Saya pribadi memandang skeptis perihal kelahiran kembali.


Bahkan ketika kita mengalami kelahiran kembali setelah mati,
bagaimana seseorang bisa mengatakan kehidupan berikut seperti
apa yang akan dialami seseorang, dengan hanya mengetahui fakta
bahwa orang tersebut membunuh dirinya sendiri? Ada banyak hal
yang terjadi dalam kehidupan seseorang selain dari bagaimana
hidupnya berakhir. Bagi mereka yang percaya dengan kelahiran
kembali, keseluruhan dari kehidupan orang tersebut menentukan
bagaimana ia akan terlahir kembali, bukan hanya hal terakhir
yang dilakukan dirinya dalam hidup.
Ketika harus berhadapan dengan bunuh diri yang dilakukan
seseorang, spekulasi-spekulasi samar mengenai kelahiran kembali
tidak terlalu membantu. Hal itu adalah sebuah cara untuk
menghindari pertanyaan yang sebenarnya: Apa yang kita lakukan
ketika dihadapkan dengan kenyataan bahwa seseorang yang kita
pedulikan telah membunuh dirinya sendiri? Tidak ada seorang
pun yang mengetahui hal yang tepat untuk dilakukan atau
dikatakan ketika hal semacam ini terjadi. Hal yang lebih penting
adalah menjadi suportif. Bagi saya, mendiskusikan kehidupan
seperti apa yang akan dijalani oleh orang tersebut di masa depan
tidaklah suportif.
Saya hampir saja membunuh diri saya pada suatu hari yang
cerah di musim semi tahun 1992. Hidup saya sangat sial. Saya
tinggal di sebuah rumah punk rock tua di Akron, Ohio. Kekasih
saya mencampakkan saya. Saya tidak punya uang, tidak punya
keterampilan, tidak punya prospek hidup. Saya telah merilis lima
rekaman dalam sebuah label indie yang memiliki reputasi baik
tetapi tidak berhasil dalam hal penjualan. Impian-impian saya
untuk hidup sebagai seorang penulis lagu dan musisi sangat jelas
tidak akan pernah menjadi kenyataan. Saya merasa bahwa hal-
hal yang harus saya nantikan adalah mencari-cari keberadaan diri
saya yang amat kecil di Barat Tengah yang berlumpur.

110
Mengapa Saya Tidak Mencoba Bunuh Diri

Saya meletakkan seikat tali di bagasi mobil saya dan pergi


menuju Taman Gorge Metro, yang terletak tak jauh dari tempat
saya tinggal. Rencana saya adalah membawa tali tersebut sejauh
mungkin dari orang-orang, mencari sebatang pohon yang kokoh,
dan melaksanakan aksi bunuh diri saya.
Akan tetapi, ketika saya beranjak dari mobil, saya melihat
beberapa anak tengah bermain di lapangan dekat tempat parkir.
Saya menyadari bahwa saya tidak akan pernah menemukan
tempat yang cukup jauh dari sini di mana tidak ada kesempatan
bagi seorang anak kecil untuk pergi mendaki, atau pasangan muda
yang mencari tempat bercumbu, atau seorang lelaki tua dengan
keranjang piknik dan sebuah foto mendiang istrinya, dan mungkin
menemukan saya. Kemudian saya memikirkan ibu saya dan betapa
sedihnya ia jika saya bunuh diri. Dan saya berpikir tentang Iggy,
seorang kawan yang membunuh dirinya sendiri sekitar sepuluh
tahun sebelumnya, dan bagaimana saya masih belum dapat
melupakannya. Saya meletakkan tali tersebut ke bagasi dan pulang.
Hari itu mengubah saya selamanya. Saya memutuskan
untuk hidup. Namun saya juga memutuskan untuk tidak lagi terikat
pada apa pun yang terjadi sebelum hari itu. Saya memutuskan
bahwa saya telah membunuh diri saya secara konseptual. Kini,
saya bisa melakukan apa pun—benar-benar apa pun.
Hal-hal terhebat yang telah terjadi dalam hidup saya telah
terjadi semenjak hari itu. Segalanya menjadi sangat luar biasa
sejak saat itu hingga terkadang saya bertanya-tanya apakah saya
adalah karakter utama dalam beberapa film eksistensialis yang
aneh dan bahwa akan ada akhir yang mengejutkan di mana
penonton akan menyadari bahwa saya benar-benar bunuh diri
pada hari itu.
Jika Anda sedang berpikir untuk bunuh diri, saran saya:
silakan bunuh diri. Namun jangan lakukan hal tersebut dengan

111
Nutrisi Hati 3

tali atau senapan atau pisau atau beberapa pil. Jangan bunuh diri
dengan menghancurkan tubuhmu. Lakukanlah dengan memutus
kehidupanmu sebelumnya dan pergilah menuju arah yang sama
sekali baru. Saya tahu bahwa hal ini tidaklah mudah. Saya tahu
bahwa hal ini bahkan mungkin terlihat mustahil. Akan tetapi, jika
Anda bertanya pada saya sebelumnya mengenai hari di musim
semi tahun 1992 itu, saya akan memberitahu Anda bahwa sama
sekali tidak mungkin bagi saya untuk melakukan hal-hal yang
telah saya lakukan sejak hari itu. Butuh banyak sekali usaha yang
sangat keras sebelum segalanya mulai berubah, walau sedikit.
Namun ketika hal-hal berubah, mereka benar-benar berubah.
Mungkin itu bukan tempat Anda berada saat ini. Mungkin
Anda hanya sedang terjebak di sana untuk mencoba mencari
tahu bagaimana menanggapi berita mengenai orang tercinta yang
memutuskan untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Mungkin Anda
hanya menginginkan penjelasan. Mungkin Anda hanya ingin
segala sesuatu sama seperti sebelumnya. Mungkin Anda berharap
Anda melakukan sesuatu yang berbeda, mengatakan sesuatu yang
berbeda, berada di suatu tempat di mana Anda bisa mencegahnya.
Anda tidak sendirian. Semua orang yang mengenal orang
yang membunuh dirinya sendiri memiliki pertanyaan-pertanyaan
yang sama dan mempertanyakan diri mereka sendiri dengan cara
yang sama. Namun ketahuilah bahwa hal-hal tersebut hanyalah
gagasan. Hal-hal itu tidak benar-benar berarti banyak. Otak
manusia suka mengorganisasi segala sesuatu. Ia mencoba yang
terbaik untuk memahami apa pun yang dihadapinya. Namun
beberapa hal memang tidak masuk akal. Kita tidak menyukainya.
Akan tetapi, inilah kenyataannya.
Sangat sulit untuk melepas pikiran-pikiran seperti ini.
Namun hanya inilah satu-satunya cara untuk menghadapinya.
Pikiran-pikiran tidak mengarah kepada apa pun. Pikiran-pikiran
tidak membantu. Melepas lebih mudah dikatakan ketimbang

112
Mengapa Saya Tidak Mencoba Bunuh Diri

dilakukan. Jika Anda menemukan bahwa diri Anda tidak mampu


melepas bahkan ketika Anda menginginkannya, lepaskan saja
sikap melepas itu. Terimalah kenyataan bahwa Anda tidak bisa
melepasnya apa adanya dan lakukanlah sesuatu yang lain.
Apa pun yang Anda lakukan mungkin baik-baik saja. Lihatlah
film, berjalan-jalanlah, lihatlah bebek-bebek, pergilah bekerja.
Putuskanlah untuk hidup, dan Anda dapat melakukan apa saja
benar-benar apa saja.

113
Nutrisi Hati 3

114
16

Kasus Tumimbal Lahir


Oleh Guy Armstrong
Kontributor: Viriya Paramita, Fannia Veronica

115
Nutrisi Hati 3

Guy Armstrong mengulas sebuah penelitian


terbaru dari Biksu Analayo berjudul
“Tumimbal Lahir pada Buddhisme Awal”
(Rebirth in Early Buddhism), Jurnal Summer
2018 Buddhadharma: The Practictioner’s
Quarterly.

116
A
pa yang terjadi saat kita mati? Pertanyaan ini selalu
ditanyakan oleh kita sebagai manusia selama kita
masih bisa membayangkan masa depan. Banyak opini
bermunculan. Materialis percaya bahwa tidak terjadi apa-apa
setelah kita mati; semuanya berakhir begitu saja. Eternalis percaya
bahwa kita akan memiliki eksistensi berikutnya—antara menderita
atau bahagia selamanya. Agnostik berpendapat bahwa kita
tidak bisa mengetahui hal itu sehingga tidak perlu dipusingkan.
Buddhis percaya bahwa kita akan mengalami tumimbal lahir dan
keadaan kelahiran kita dipengaruhi oleh perbuatan masa lampau.
Semua pendapat ini dipertahankan oleh mereka, walaupun
saat ditanyakan lebih lanjut, mereka akan mengakui bahwa, ya,
sebenarnya kita tidak benar-benar tahu.
Tumimbal Lahir pada Buddhisme Awal, sebuah buku
karya Biksu Analayo, penulis salah satu karya terkemuka
berjudul Satipatthana: The Direct Path to Realization, melakukan
pendekatan atas pertanyaan ini dari berbagai sudut pandang,
dengan memeriksa prinsip-prinsip tumimbal lahir dari ajaran
awal Sang Buddha, debat historis, pengalaman-pengalaman mati
suri, dan riset modern. Walaupun Biksu Analayo adalah praktisi
dan akademisi tradisi Buddhisme awal, tidak ada polemik di sini.
Beliau menyatakan bahwa walaupun beliau bersimpati pada
gagasan tumimbal lahir secara personal, beliau merasa bahwa hal
tersebut bukanlah isu yang krusial.
Tujuan Biksu Analayo bukan untuk persuasi, namun untuk
mengerti “sesuatu hal sebagaimana adanya.” Hal tersebut
terbukti dari tulisannya yang seimbang dan bergaya akademisi
serta setiap pernyataannya yang selalu didukung oleh fakta. Meski
begitu, Biksu Analayo tidak menghindar dari kontroversi dengan
mempertimbangkan baik-baik setiap sudut pandang. Karya ini
memiliki pendekatan yang menyegarkan untuk suatu topik yang
selalu dipenuhi oleh polarisasi pendapat atau argumen.

117
Nutrisi Hati 3

Tumimbal Lahir dalam Ajaran Buddha


Pada negara-negara Buddhis seperti Sri Lanka, Burma, dan
Thailand, gagasan tumimbal lahir hampir selalu diterima. Namun
di Barat, praktisi memiliki kecenderungan mempertanyakan
suatu tradisi dan ajaran-ajaran fundamental dengan sikap skeptis.
Bahkan, sekarang ini banyak guru Buddhis yang menyatakan
bahwa Buddha tidak mengajarkan tumimbal lahir, dengan
argumen bahwa rujukan yang melekat pada konsep tersebut baru
ditambahkan di kemudian hari, jadi bukan dari sumber utamanya.
Yang lain juga mengklaim bahwa Buddha mengajarkan tumimbal
lahir hanya untuk menyesuaikan diri dengan keyakinan kultural
yang meresap di zaman itu.
Biksu Analayo memulai investigasinya dengan memeriksa
ide-ide ini pada ajaran Buddha yang tertulis dalam Kitab
Nikaya Pali dan Agamas dari Tiongkok, sumber informasi
beliau yang utama tentang Buddhisme awal. Dengan demikian,
ia berpendapat bahwa ajaran-ajaran tentang tumimbal lahir
diintegrasikan sepenuhnya ke dalam ajaran-ajaran awal Sang
Buddha sehingga dapat dipastikan tidak mungkin hanya
merupakan penambahan hasil interpolasi. Artinya, Sang Buddha
berbicara soal ingatannya tentang kehidupan lampau bukan
sebagai teori spekulatif, tetapi sebagai kebenaran yang beliau
sadari pada saat pencerahan dan sebagai suatu fenomena yang
dapat diamati serta tersedia bagi siapa saja yang berlatih dalam
disiplin meditatif yang diperlukan.
Biksu Analayo memulai dengan menganalisis peran
dari konsep tumimbal lahir pada sebab-musabab yang saling
bergantungan (Pratityasamutpada), yang mendeskripsikan
secara rinci asal mula penderitaan. Beliau berfokus terutama
pada hubungan antara kesadaran dan nama-rupa. Di sini,
“kesadaran” merujuk pada kemampuan batin untuk memiliki

118
Kasus Tumimbal Lahir

suatu pengalaman, sedangkan ”nama” merujuk pada kapasitas


mental untuk menamakan suatu sensasi pengalaman, dan “rupa”
merujuk pada tubuh fisik. Pada satu khotbah, Buddha bertanya
pada Ananda, “Jika kesadaran tidak masuk pada janin ibu,
apakah akan ada nama dan rupa?” Ananda menjawab, “Tidak.”
Dengan kata lain, Buddha mengajarkan bahwa kesadaran berasal
dari kehidupan sebelumnya, yang kemudian bertemu dengan
embrio yang baru terbentuk untuk memungkinkan eksisnya rupa
dan proses kognitif (nama) dari makhluk yang baru.
Dalam pandangan materialis, doktrin mengenai tumimbal
lahir menyiratkan dualisme batin-tubuh yang dianggap tidak
dapat diterima. Namun, Biksu Analayo menunjukkan bahwa
pemahaman Buddha tentang hubungan batin dan tubuh lebih
bernuansa daripada pandangan kesatuan ataupun dualisme yang
kaku. Sang Buddha berbicara tentang ketergantungan timbal-balik
antara kesadaran dan nama-rupa, membandingkannya seperti
dua alang-alang yang saling bersandar satu sama lain. Kesadaran,
aspek mendasar dari batin, mungkin terpisah dari tubuh, tetapi
proses kognitif (nama) sangat erat kaitannya dengan tubuh
(rupa). Lukisan Tibet tentang Roda Kehidupan menggambarkan
hubungan ini sebagai dua orang yang berbagi satu perahu.
Dalam memeriksa hubungan antara kesadaran dan nama-
rupa ini, Biksu Analayo pada dasarnya membantah pandangan
materialis, yang secara luas dipegang di Barat, yang menegaskan
bahwa batin hanyalah produk sampingan dari fungsi tubuh
yang berakhir sepenuhnya saat kematian. Kepercayaan ini juga
merupakan hal yang ada pada zaman Sang Buddha, dan akhirnya
masuk dalam daftar pandangan salah dalam Sutra Brahmajala;
hal ini disebut “nihilisme.” Kenyataan bahwa Sang Buddha
mengemukakan soal nihilisme menyiratkan bahwa tumimbal lahir
sebenarnya tidak diterima secara universal di zaman India kuno.

119
Nutrisi Hati 3

Jadi, Biksu Analayo juga mematahkan pernyataan bahwa


konsep tumimbal lahir ini dibuat hanya untuk menyesuaikan diri
dengan keyakinan budaya yang eksis di zaman Sang Buddha,
juga menunjukkan bahwa konsep tumimbal lahir memiliki peran
sentral dalam ajaran Sang Buddha karena hal ini merupakan
formula standar bagi pandangan benar, faktor pertama dari jalan
tengah berunsur delapan.
Sang Buddha menyatakan bahwa beliau hanya mengajarkan
hal yang penting untuk pencerahan, yang disimbolkan sebagai
“hanya segenggam daun” dari pengetahuan Buddha yang seperti
“seluruh hutan.” Artinya, jika ada anggapan bahwa konsep tumimbal
lahir tidak esensial, maka untuk apa Sang Buddha menunjukkan
segenggam daun yang dianggap penting itu? Biksu Analayo
menunjukkan tumimbal lahir sebagai suatu konsep sentral dalam
deskripsi Buddha tentang samsara, siklus kelahiran dan kematian
tanpa akhir, dengan segala penderitaan di dalamnya. Hal inilah
yang menjadi motivasi bagi para praktisi untuk mendedikasikan diri
mereka sepenuhnya demi mencapai pencerahan.

Anak yang Mengingat Kehidupan Lampaunya


Bagian yang sangat menarik dari buku ini membabarkan cerita
rinci tentang anak-anak kecil yang menceritakan kembali apa yang
mereka deskripsikan sebagai “memori dari kehidupan sebelumnya,”
padahal anak-anak tersebut seharusnya tidak tahu sama sekali
tentang hal-ihwal yang mereka ketahui. Peneliti, termasuk Dr. Ian
Stevenson dari Universitas Virginia, telah mengoleksi ribuan kasus
dan, jika memungkinkan, menyelidikinya untuk menilai akurasinya.
Seorang anak berusia 3 tahun di Lebanon mengingat telah
dibunuh pada saat pertempuran di kehidupan sebelumnya. Dia
secara akurat melaporkan berapa banyak uang yang dia miliki di
kantongnya pada saat kematiannya dan mengidentifikasi berbagai
barang pribadi ketika dibawa ke rumah mendiang. Seorang bocah

120
Kasus Tumimbal Lahir

berumur 2 tahun di Turki mengklaim dia mati kedinginan setelah


kecelakaan pesawat di kehidupan sebelumnya. Keluarga mendiang
percaya bahwa pria itu telah meninggal seketika dalam kecelakaan
itu, tetapi ketika berkonsultasi, seorang pejabat Turkish Airlines
mengonfirmasi bahwa pria itu benar-benar mati karena kedinginan.
Seorang gadis 2 tahun di Thailand ingat dia pernah tinggal di sebuah
biara di kehidupan sebelumnya. Ketika dibawa ke sana, dia tahu
jalannya, mengenali beberapa penghuninya, dan bahkan merinci
apa yang telah berubah tentang bangunan-bangunan itu sejak dia
terakhir kali tinggal di sana. Dalam banyak kasus seperti itu, lokasi
tanda lahir pada tubuh anak dikatakan berkorelasi dengan cedera
yang diderita pada saat kematian di kehidupan sebelumnya.
Biksu Analayo menyimpulkan, “Jika dikatakan bahwa ini
bisa saja suatu rekayasa, buktinya sudah terlalu banyak, sehingga
asumsi ini sangat mudah ditepis.” Beliau juga menambahkan,
“Kumpulan bukti yang dikumpulkan... menawarkan dukungan
yang cukup besar untuk asumsi bahwa setidaknya beberapa dari
kasus-kasus ini mencerminkan kenangan dari masa lalu yang
benar-benar asli.” Pendukung gagasan tumimbal lahir bahkan
mungkin berpendapat bahwa cerita-cerita ini mewakili lebih
banyak bukti daripada bukti-bukti dari pihak materialis.

Dhammaruwan
Bagian paling menarik dari cerita anak-anak di buku ini
adalah Dhammaruwan, seorang anak Sri Lanka yang lahir pada
tahun 1968. Pada usia 2 tahun, ia dengan spontan mulai duduk
bermeditasi dan bernyanyi dalam waktu lama. Akhirnya seseorang
menyadari bahwa dia sedang melantunkan ceramah Buddhis
dalam bahasa Pali, tetapi dalam melodi tradisional (kirtan) alih-
alih ritme monoton yang lebih banyak digunakan pada saat ini.
Anak itu menjelaskan bahwa dia telah mempelajari nyanyian itu
dalam kehidupan sebelumnya di India ketika dia hidup sebagai

121
Nutrisi Hati 3

biksu yang mendapat tugas menghafal bagian-bagian dari Kanon


Pali. Dia mengatakan dia belajar di bawah bimbingan biksu
terkenal, Buddhaghosa, pada abad ke-5 dan pindah bersamanya
ke Sri Lanka, di mana para tetua melakukan tugas menyusun dan
menerjemahkan banyak komentar, termasuk Visuddhimagga.
Nyanyian Dhammaruwan direkam dan diedarkan,
membuatnya terkenal di Sri Lanka, walaupun hal ini membuatnya
tidak nyaman karena sifatnya yang pemalu. Saat dewasa, ia telah
kehilangan ingatan dari nyanyian itu, tetapi ia masih mampu
mengingat kesan yang timbul saat bertemu Buddhaghosa, yang
ia gambarkan sebagai seorang sarjana tetapi bukan seorang
meditator. Abad ke-5 mungkin terlalu jauh untuk kepentingan
memverifikasi ingatan Dhammaruwan ini, sehingga Analayo
bersusah-payah menganalisis lantunan ceramah Buddhisnya
untuk menentukan apakah anak ini bisa mempelajarinya dengan
sengaja ketika mendengar nyanyian tersebut dalam kehidupan ini.
Buku ini mencakup perbandingan lengkap dari lantunan si anak
dengan 4 edisi yang berbeda dari teks-teks Pali (dari Sri Lanka,
Burma, Thailand, dan London), lantas menetapkan bahwa versi
Dhammaruwan tidak ditemukan dalam sumber modern. Oleh karena
itu, Analayo menyimpulkan bahwa anak itu mustahil memiliki cara
untuk mempelajari lantunan versinya dalam kehidupannya saat ini.
Dhammaruwan sekarang hidup sebagai seorang biarawan
di Sri Lanka dengan nama Samadhikusala. Dia ditahbiskan
oleh Bhante Gunaratana, yang menulis kata pengantar yang
indah di buku mengenai murid tahbisnya tersebut. Dua rekaman
lantunannya tersedia di situs web Wisdom Publications di www.
wisdompubs.org/rebirth-early-buddhism.
Buddhisme telah berpijak di Barat di tengah-tengah asumsi
budaya yang terpengaruh oleh sains dan tradisi Kristen, sehingga

122
Kasus Tumimbal Lahir

konsep tumimbal lahir tidak dapat langsung diterima oleh banyak


praktisi. Meski demikian, tumimbal lahir merupakan salah satu
bagian tak terpisahkan dari ajaran Buddha. Jadi, bagi Anda yang
ingin mempertimbangkan konsep ini dengan pikiran terbuka dan
penyelidikan yang ekstensif, yang merupakan ciri khas pendekatan
ilmiah, buku karya Biksu Analayo sangat cocok sebagai rujukan.

123
Nutrisi Hati 3

124
17

Merenungkan 4 Dasar Perhatian


Penuh
Oleh Bhante Henepola Gunaratana
Kontributor: Andrey Sapati Wirya, Ferren Alwie

125
Nutrisi Hati 3

Dalam kutipan yang diambil dari buku Four


Foundations of Mindfulness in Plain English
karangan Bhante Gunaratana, guru besar
Therawada ini menjelaskan mengapa untuk
setiap tahap dalam ajaran Buddhis semua
praktisi harus memeditasikan empat dasar
perhatian penuh.

126
L
atihan perhatian penuh sudah lama mengakar dalam tradisi
Buddhis. Lebih dari 2600 tahun yang lalu, Sang Buddha
menasihati para biksu senior dan petapa yang bertanggung
jawab meneruskan ajaran-Nya kepada orang lain untuk melatih
murid-murid dalam 4 dasar perhatian penuh.
“Empat dasar yang mana?” Tanya mereka kepada Sang
Buddha.
“Kemarilah, kawan,” jawab Sang Buddha. “Merenungkan
dengan khidmat tubuh dalam tubuh, dengan giat, mengerti dengan
jelas, menjadi satu, dengan pikiran yang terkonsentrasi pada satu titik,
agar dapat mengetahui tubuh sebagaimana mestinya. Merenungkan
dengan khidmat perasaan dalam perasaan, agar dapat mengetahui
perasaan sebagaimana mestinya. Merenungkan dengan khidmat
pikiran dalam pikiran, agar dapat mengetahui pikiran sebagaimana
mestinya. Merenungkan dengan khidmat Dharma dalam Dharma,
agar dapat mengetahui Dharma sebagaimana mestinya.”
Latihan untuk merenungkan (atau yang kita kenal sebagai
meditasi) 4 dasar perhatian penuh–tubuh, perasaan, pikiran, dan
Dharma (atau fenomena)–sangat dianjurkan untuk dilakukan pada
setiap tahap dalam ajaran spiritual. Seperti yang Buddha jelaskan
setelahnya, setiap orang, baik yang sedang berlatih, yang baru saja
tertarik dalam ajaran Buddhis, petapa dan biarawati, dan bahkan
Arhat dan meditator terlatih yang telah mencapai tujuan untuk
terbebas dari penderitaan, “akan dimantapkan dan dibangun dalam
pengembangan dari keempat dasar perhatian penuh tersebut.”
Dalam Sutra ini, Sang Buddha menyampaikan ajaran
terutama kepada komunitas biksu, petapa dan biarawati yang
telah mendedikasikan hidupnya untuk melakukan latihan spiritual.
Berdasarkan hal ini, Anda mungkin berpikir, “Apakah orang yang
memiliki keluarga dan pekerjaan, juga orang-orang dengan budaya
Barat yang sibuk, dapat merasakan keuntungan dari praktik

127
Nutrisi Hati 3

perhatian penuh?” Jika perkataan Sang Buddha hanya ditujukan


untuk komunitas monastik, Beliau tentu akan memberikan
ceramah ini di biara saja. Tetapi, Beliau memberikan ceramah ini
di sebuah perkampungan yang berisi penjaga toko, petani, dan
penduduk lainnya. Karena perhatian penuh dapat membantu
setiap orang dari seluruh jalan hidup untuk membebaskan diri dari
penderitaan, kita dapat mengasumsikan bahwa kata “biksu” dapat
ditujukan untuk siapa pun yang sungguh tertarik dalam meditasi.
Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa kita semua adalah biksu.
Marilah kita lihat sejenak setiap dasar dari perhatian penuh
sebagai pratinjau dari berbagai hal yang akan datang.

Perhatian Penuh pada Tubuh


Dengan mengajak kita melatih perhatian penuh pada tubuh,
Sang Buddha mengingatkan kita untuk melihat “tubuh di dalam
tubuh.” Dengan perkataan tersebut, Beliau menunjukkan bahwa kita
harus mengetahui bahwa tubuh ini bukanlah kesatuan yang tunggal,
melainkan kumpulan dari beberapa bagian. Kuku, gigi, kulit, tulang,
jantung, paru-paru, dan bagian lainnya sesungguhnya merupakan
“tubuh” kecil yang terletak dalam wujud yang lebih besar, yang kita
sebut sebagai “tubuh.” Secara tradisional, tubuh manusia dapat
dibagi menjadi 32 bagian, dan kita melatih diri kita untuk selalu
memiliki perhatian penuh pada setiap bagian tersebut. Mencoba untuk
memiliki perhatian penuh pada seluruh bagian tubuh secara langsung
sesungguhnya ibarat mencoba untuk menggenggam setumpuk jeruk.
Apabila kita mencoba untuk menggenggam tumpukan itu secara
langsung, mungkin saja kita tidak akan menggenggam apa-apa!
Lebih dari itu, mengingat bahwa tubuh ini terdiri dari
banyak bagian dapat membantu kita untuk melihat “tubuh sebagai
tubuh”–tidak sebagai tubuhku, atau sebagai diriku, tetapi hanya
sebagai bentuk fisik layaknya bentuk fisik lainnya. Seperti semua

128
Merenungkan 4 Dasar Perhatian Penuh

wujud, tubuh dapat menjadi suatu makhluk, bertahan untuk


beberapa waktu, dan kemudian musnah. Karena kita mengalami
luka, sakit, dan mati, tubuh kita tidak layak untuk menjadi sumber
kebahagiaan abadi. Karena tubuh bukanlah “aku,” tubuh disebut
“tanpa inti.” Ketika perhatian penuh membantu kita untuk
mengenali bahwa tubuh ini tidak permanen, tidak memuaskan,
dan tidak mempunyai inti, maka dalam perkataan Sang Buddha,
kita “mengetahui tubuh sebagaimana mestinya.”

Perhatian Penuh pada Perasaan


Demikian pula, dengan mengajak kita untuk melatih perhatian
penuh pada perasaan, Sang Buddha memberitahu kita untuk
merenungkan “perasaan dalam perasaan.” Perkataan tersebut
mengingatkan kita bahwa layaknya tubuh, perasaan dapat dibagi-
bagi. Secara tradisional, terdapat 3 jenis perasaan –perasaan
nyaman, perasaan tidak nyaman, dan perasaan netral. Setiap jenis
merupakan suatu rasa dalam kesadaran mental yang kita sebut
sebagai “perasaan.” Pada setiap momen, kita hanya dapat menyadari
satu jenis perasaan saja. Ketika perasaan nyaman muncul, tidak akan
ada perasaan tidak nyaman atau netral yang muncul. Hal ini juga
berlaku untuk perasaan tidak nyaman atau netral.
Kita mengartikan perasaan menggunakan metode ini untuk
membantu kita mengembangkan suatu kesadaran yang tidak
menghakimi hal-hal yang kita alami–melihat suatu perasaan
sebagai salah satu dari berbagai jenis perasaan, daripada sebagai
perasaanku atau sebagai bagian dari diriku. Saat kita melihat setiap
emosi atau sensasi yang muncul, bertahan dan lewat, kita mengamati
bahwa setiap perasaan tidaklah permanen. Karena suatu perasaan
nyaman tidak akan bertahan, dan perasaan tidak nyaman terkadang
menyakitkan, kita mengerti bahwa perasaan tidaklah memuaskan.
Dengan melihat perasaan sebagai emosi atau sensasi daripada
sebagai perasaan kita, kita dapat mengetahui bahwa perasaan

129
Nutrisi Hati 3

tidak mempunyai inti. Dengan menyadari kenyataan tersebut, kita


“mengetahui perasaan sebagaimana mestinya”.

Perhatian Penuh pada Pikiran


Proses yang sama dapat diaplikasikan pada perhatian penuh
pada pikiran. Walaupun kita berbicara tentang “pikiran” bagaikan
sesuatu yang tunggal, sebenarnya pikiran atau kesadaran adalah
kelanjutan dari beberapa contoh “pikiran dalam pikiran.” Seperti
yang diajarkan latihan perhatian penuh pada kita, kesadaran
muncul dari waktu ke waktu melalui berbagai informasi yang
diterima oleh indra kita–apa yang kita lihat, dengar, cium,
rasakan, dan sentuh–dan dari berbagai kondisi mental, seperti
memori, khayalan, dan lamunan. Ketika kita melihat pikiran, kita
tidak melihat pada kesadaran belaka. Pada dasarnya, pikiran
tidaklah ada; hanya keadaan tertentu dari pikiran yang muncul,
dan hal ini bergantung pada kondisi internal ataupun eksternal.
Dengan memberi perhatian pada setiap pikiran yang muncul,
bertahan dan lewat, kita belajar untuk menghentikan laju kereta
dari suatu pikiran tidak memuaskan yang mengarah ke hal lain,
yang lain, dan yang lainnya. Kita sedikit menambah keteguhan
dan memahami bahwa kita bukanlah pikiran kita. Pada akhirnya,
kita dapat “mengetahui pikiran sebagaimana mestinya.”

Perhatian Penuh pada Dharma


Dengan memberitahu kita untuk melatih perhatian
penuh dalam Dharma, atau fenomena, Sang Buddha tidak
hanya mengatakan bahwa kita harus memiliki perhatian penuh
terhadap ajaran-Nya, walaupun itu merupakan arti dari kata
“Dharma.” Beliau juga mengingatkan kita bahwa Dharma yang
kita renungkan ada di dalam diri kita. Sejarah dunia dipenuhi
oleh para pencari kebenaran. Sang Buddha adalah salah satu

130
Merenungkan 4 Dasar Perhatian Penuh

di antaranya. Hampir semua orang mencari kebenaran di luar


dirinya masing-masing. Sebelum Beliau mencapai pencerahan,
Sang Buddha juga mencari kebenaran di luar diri-Nya sendiri.
Beliau juga mencari pembuatnya, penyebab keberadaannya,
yang Beliau sebut dengan “pendiri rumah ini.” Tetapi Beliau tidak
pernah menemukan apa yang Beliau cari. Alih-alih menemukan
hal-hal tersebut, Beliau malah menemukan bahwa Beliau juga
tunduk pada kelahiran, pertumbuhan, pembusukan, kematian,
kesakitan, kesedihan, ratapan, dan kekotoran. Ketika Beliau
melihat di luar diri-Nya, Beliau juga melihat bahwa semua orang
menderita masalah yang sama. Kesadaran ini membantu Beliau
untuk melihat bahwa tak seorang pun selain diri-Nya yang dapat
membebaskan-Nya dari penderitaan. Oleh karena itu, Beliau
mulai mencari ke dalam diri-Nya. Pencarian ke dalam ini dikenal
juga sebagai “datang dan lihatlah.” Ketika Beliau mulai mencari
jawaban tersebut di dalam diri-Nya, barulah Beliau akhirnya
menemukannya. Kemudian Beliau berkata:
Dalam banyak kelahiran Aku berkelana di samsara,
Mencari tetapi tidak menemukan pendiri rumah ini.
Adalah kesedihan untuk terlahir lagi dan lagi.
Oh! Wahai sang pendiri rumah.
Engkau tidak perlu membangun rumah lagi.
Semua kusenmu sudah rusak.
Bubunganmu sudah berserakan.
Batin telah mencapai yang tak terkondisi.

131
Nutrisi Hati 3

132
18

Sebelum Anda Menjalani Retret


Panjang
Oleh Andrew Holecek
Kontributor: Andrey Sapati Wirya, Frengki C

133
Nutrisi Hati 3

Andrew Holecek memberikan beberapa


anjuran praktis untuk siapa pun yang ingin
melakukan retret jangka panjang.

134
J
ika Anda berpikir untuk melakukan retret panjang, ada
beberapa hal yang harus ditanamkan dalam pikiran Anda.
Pertama-tama, apakah motivasi Anda? Apakah Anda
melakukannya supaya dapat menjadi lebih baik lagi dalam melayani
orang lain? Atau apakah Anda melakukan ini untuk menambah
pengalaman dalam rangkuman spiritual Anda? Beberapa retret
3 tahun akan memberikan gelar “panjang” untuk orang yang
berhasil menjalaninya. Retret seharusnya mengecilkan ego Anda,
bukan membesarkannya. Anda akan mengalami kemajuan pesat
dalam retret panjang, atau boleh jadi kemunduran. Ini bukanlah
hal yang bisa dilakukan semua orang. Periksalah secara mendalam
alasan Anda melakukan ini.

Pergilah Retret Dengan Pikiran Seorang Pemula dan


Jangan Mengharapkan Apa pun
Ekspektasi adalah awal dari kekecewaan. Apa pun yang
Anda pikir akan terjadi mungkin saja tidak terjadi. Bersiaplah
untuk menghadapi apa pun yang terjadi, dan ingatlah bahwa
meditasi adalah membiasakan diri dalam keterbukaan. Apabila
tidak ada apa pun yang terjadi, tidak apa-apa. Jika semuanya
terjadi, hal tersebut juga tidak apa-apa. Anda mungkin tidak
mendapatkan apa yang Anda inginkan dari retret, tapi Anda
cenderung mendapatkan apa yang Anda butuhkan.
Dalam tingkatan yang lebih dalam, Anda tidak sepenuhnya
melakukan retret panjang, jadi turunkan ambisi Anda dan biarkan
retret yang melakukannya. Serahkan diri Anda pada hikmah dari
meditasi, dan biarkan diri Anda diproses–bahkan terlarut–oleh
metode mereka. Ini bukanlah kekalahan yang fatal, melainkan
penaklukan yang mulia.

Bersiaplah
Meditasi adalah yang terakhir dari 3 sarana untuk mencapai

135
Nutrisi Hati 3

kebijaksanaan–mendengar, merenung, dan bermeditasi–ketiga


tahap di mana kita menelan, mencerna, dan memelihara ajaran.
Apabila Anda tidak belajar dan merenung sebelum melakukan
retret, Anda mungkin akan mengalami salah cerna spiritual
dalam pelaksanaannya. Ketika Anda mengunyah ajaran sebelum
mencoba untuk menelannya, mereka akan menjadi bagian dari
Anda dan Anda akan bersatu dengan mereka dalam cara yang
sesuai. Lakukanlah tugas Anda. Pahami apa yang Anda lakukan
dan alasannya. Dalam setiap meditasi, tanyakan ke diri Anda: apa
maksud dari melakukan latihan ini?
Sementara itu, untuk jalurnya sendiri, ketika Anda bergabung
dalam retret panjang, Anda akan mulai mempertanyakannya.
Untuk dapat sadar, karma harus dibersihkan, dan retret dapat
mempercepat karma. Pikiran yang tertekan akan lebih tenang
dalam retret dan semua jenis masalah yang bermunculan akan
dibakar oleh api dari kesadaran yang menajam. Bersiaplah untuk
menghadapi apa yang Anda pendam (atau tolak) dalam tubuh, di
mana penolakan bisa lepas bebas dan bermunculan ke permukaan.
Dan ingatlah: segelap-gelapnya hal itu, di bawahnya ada cahaya
terang berkilauan, yaitu kebajikan dasar Anda. Sebagaimana yang
Trungpa Rinpoche katakan, “Meditasi bukanlah obat penenang.
Ia adalah obat pencahar.” Apabila Anda beruntung, kotoran akan
dibersihkan dari diri Anda.

Kerja Keras
Adalah hal yang mudah untuk merasa puas dalam retret
panjang. Sadari betapa berharganya terbasahi dalam Dharma,
dan ingatlah bahwa retret dan kehidupan akan berakhir dengan
cepat. Berlatihlah seakan rambut Anda sedang terbakar. Anda
akan keluar dari apa yang Anda masuki.

136
Sebelum Anda Menjalani Retreat Panjang

Tetapi Jangan Terlalu Keras


Ingatlah bahwa jalannya dapat disimpulkan dalam 1 kata:
relaksasi. Kita menyalurkan semua usaha ini untuk belajar dan
berlatih ketika apa yang kita benar-benar butuhkan adalah
bersikap tenang dan mengingat. Seperti yang Milarepa katakan,
“cepat lambat.” Rayakan disiplinnya dan nikmati diri Anda. Anda
sangat beruntung–jangan pernah menyerah.
Dan akhirnya, ingatlah bahwa meditasi bukan tujuannya.
Kebajikan dan welas asih adalah tujuannya. Apabila Anda tidak
menjadi lebih baik, Anda melakukan sesuatu yang salah. Dalam
suatu tingkatan, seluruh perjalanan ini adalah tentang mempelajari
cara membuka hati dan cinta Anda.

137
Nutrisi Hati 3

138
19

Tubuh yang Seimbang dan Jalan


Tengah
Oleh Will Johnson
Kontributor: Elvina, Frengki C

139
Nutrisi Hati 3

Ketika tekanan dan ketidakseimbangan


diartikan sebagai perwujudan dari
kemampuan penalaran, Will Johnson
berpendapat bahwa tubuh yang benar-benar
seimbang dapat menghasilkan perasaan
relaksasi dan kemudahan yang secara alami
membangun batin.

140
B
uddhisme belum terlalu mempermasalahkan dan
membahas soal tubuh. Mayoritas mazhab Buddhis terus
berfokus kepada batin sebagai area dari pencapaian
tertinggi dan memberikan status yang jauh lebih rendah pada
tubuh sebagai sebuah jalan yang layak untuk dieksplorasi.
Masalah yang terkait dengan sikap ini adalah pengalaman
pada tubuh memberikan beban bagi batin. Jika hal tersebut
hilang, maka batin dapat dengan mudah hanyut ke dalam alam
yang jernih, setinggi mungkin, sebuah bayangan dari kesadaran
yang dimaksudkan dari latihan dan praktik meditasi. Batin pada
akhirnya ingin memiliki landasan atas kehadiran tubuh, bukan
melarikan diri darinya. Jika Anda ingin memiliki batin yang
seimbang, Anda perlu menciptakan tubuh yang seimbang untuk
mendukung hal tersebut.

Keselarasan, Relaksasi, dan Ketahanan


Jika tubuh tidak seimbang, tubuh harus menciptakan
tegangan yang konstan untuk mengimbangi tarikan gravitasi
ke bawah. Tegangan ini dimanifestasikan sebagai kemampuan
pada tingkat batin. Keseimbangan yang terdapat pada tubuh,
sebaliknya, menghasilkan kemudahan dan relaksasi yang secara
alami dan spontan mendukung batin yang terbangun. Dalam
kata-kata Sasaki Roshi, “Buddha adalah pusat dari gravitasi.”
Untuk menemukan pusat gravitasi di dalam diri, kita harus
menyeimbangkan medan energi tubuh dengan medan gravitasi
bumi.

Keseimbangan ini muncul melalui perwujudan kesadaran


atas tiga prinsip dasar: keselarasan, relaksasi, dan ketahanan.
Keselarasan: Umumnya, kita menganggap gravitasi sebagai
sebuah kekuatan yang diperlukan untuk menahan diri agar
mampu berdiri tegak. Namun, sebenarnya gravitasi berfungsi

141
Nutrisi Hati 3

sebagai sumber dukungan untuk struktur yang benar-benar selaras


di sekitar sumbu vertikal utama.
Relaksasi: Tubuh manusia yang selaras akan mulai mampu
menjadi tenang. Tubuh tak perlu menegangkan otot-ototnya untuk
mengimbangi tarikan gravitasi ke bawah, karena strukturnya yang
sejajar telah memberikan semua dukungan yang dibutuhkannya.
Melalui relaksasi atas ketegangannya, tubuh dapat benar-benar
mengurangi beban dan batinnya, menyerah pada tarikan gravitasi,
dan tidak roboh.
Ketahanan: Untuk menjaga posisi yang tegak namun tetap
tenang tersebut, tubuh yang seimbang kemudian mulai membuat
gerakan dan penyesuaian yang spontan, sedikit demi sedikit,
dengan sangat ulet. Jika tubuh menolak dorongan alami untuk
bergerak dan mempertahankan dirinya dengan kaku, hal tersebut
akan menciptakan ketegangan dan menghilangkan ketenangan.
Dari ketiga prinsip ini, ketahanan dapat menjadi yang
paling menantang bagi para praktisi Buddhis yang sudah diajari
untuk duduk diam agar batin dapat menjadi tenang. Akan tetapi,
keheningan merujuk kepada ketenangan, bukan kekakuan, dan
karenanya penyair Zen, Ikkyu, mengingatkan kita: “Adalah keliru
untuk bersikeras menjadi seorang Buddha.” Jika Anda menahan
diri Anda dengan kaku, batin Anda akan menjadi sangat aktif dan
gelisah. Jika Anda membiarkan gerakan halus yang kuat melewati
tubuh Anda, batin secara alami menjadi lebih tenang, dan
Anda akan tetap tenang dan waspada. Keseluruhan tujuan dari
memainkan keseimbangan adalah mengangkat tirai ketegangan
otot yang biasanya menutupi sensasi tubuh. Dalam kata-kata
Sang Buddha, “Segala sesuatu yang muncul di dalam batin mulai
mengalir dengan sensasi yang ada di dalam tubuh.” Apabila kita
tetap tidak sadar akan sensasi-sensasi ini karena ketidakseimbangan
dan ketegangan otot yang konstan, kita akan tetap tidak sadar
akan kedalaman maksimum dari batin dan akhirnya kehilangan

142
Tuibuh yang Seimbang dan Jalan Tengah

akses kita ke kondisi batin bajik yang dibicarakan Sang Buddha.


Tetapi saat tubuh hadir dengan bersemangat, batin secara alami
akan menjadi jernih dan mendalam. Berusaha mewujudkan batin
yang jernih tanpa memperhatikan pengalaman tubuh Anda dapat
diibaratkan sebagai mencoba mengemudikan mobil tanpa terlebih
dahulu memutar kuncinya.
Meskipun prinsip-prinsip keselarasan, relaksasi, dan
ketahanan dapat membimbing Anda ketika Anda menjelajahi
hubungan tubuh Anda dengan gravitasi, keseimbangan tidak dapat
diperoleh dari luar, tetapi harus dirasakan dari dalam. Penemuan
perasaan ini adalah latihan. Keseimbangan tidak pernah muncul
sebagai keadaan akhir yang statis atau tercapainya suatu tujuan.
Keseimbangan adalah sesuatu yang harus dimainkan dengan
konstan, digerakkan, dan dilatih secara terus-menerus.

Latihan dalam Keseimbangan


Berdirilah untuk sesaat tanpa alas kaki, dengan kedua
kaki sepenuhnya menapak di atas lantai. Bayangkan segmen
utama tubuh Anda–kaki Anda, kaki bagian bawah dan atas,
panggul, perut, dada, leher dan kepala–sebagai balok bangunan
yang ditumpuk oleh seorang anak, satu di atas yang lain. Jika
balok-balok ini ditumpuk dengan hati-hati, satu lagi di atas yang
lain, maka tumpukan akan tetap berdiri. Tetapi jika tidak, maka
tumpukan itu mungkin akan jatuh ke tanah. Dengan upaya
yang seminimal mungkin, rasakan segmen utama tubuh Anda
menumpuk, satu di atas yang berikutnya, sama seperti balok
bangunan yang dibangun oleh anak tersebut.
Keselarasan memiliki perasaan yang berbeda terkait dengan
kemudahan dan upaya seminimal mungkin dari keselarasan. Oleh
sebab itu, berhati-hatilah untuk tidak membawa ketegangan ke
dalam tubuh Anda ketika Anda berusaha membuat segmen tubuh
Anda menjadi lebih vertikal antara satu dengan yang lainnya.

143
Nutrisi Hati 3

Selanjutnya, dengan kaki Anda yang berpijak kuat pada lantai,


mulailah mengayunkan tubuh secara perlahan sebagai satu unit–
ke kanan dan ke kiri, ke depan dan ke belakang.
Pada awalnya, buat gerakan Anda cukup ekstrem, hingga
pada titik di mana Anda terguling. Rasakan bagaimana rasanya
keluar dari keselarasan, dan kemudian bandingkan dengan
perasaan saat tubuh mendapatkan kembali vertikalitasnya.
Ketika tubuh berubah arah menjauh dari keselarasan, Anda bisa
merasakan ketegangan dan menahannya; ketika tubuh bergerak
kembali ke struktur yang lebih sejajar, ketegangan dan daya
untuk menahannya menjadi berkurang. Terus terayun-ayun dan
bergoyang secara acak, secara bertahap membuat gerakan Anda
lebih kecil dan lebih kecil. Pada akhirnya, Anda akan kembali
pada posisi di mana tubuh tidak bergoyang sama sekali.
Meskipun tempat ini mungkin terasa asing bagi Anda,
tempat ini juga memiliki perasaan yang dirasa benar. Tubuh hanya
berdiri, didukung oleh gravitasi. Inilah tempat keselarasan Anda.
Sekarang mulailah rileks. Relaksasi tidak lebih atau kurang dari
menyerahkan beban tubuh kepada gravitasi. Karena tubuh Anda
sejajar, Anda dapat melakukan hal ini tanpa terguling. Dimulai dari
kepala Anda, rasakan ketegangan pada tubuh Anda benar-benar
menghilang. Selama ketegangan terus turun ke balok bangunan
yang ada di bawahnya, Anda akan tetap berdiri dengan mudah.
Dapatkah Anda menjatuhkan batin Anda juga? Para guru spiritual
meminta kita membuang batin–dapatkah Anda merasakan
kemungkinan untuk benar-benar menerapkan instruksi tersebut?
Sangat mungkin bahwa tempat keseimbangan baru ini akan
terasa goyah dan tidak aman. Baguslah! Keseimbangan sejati tidak
pernah stabil dan tenang. Tubuh yang seimbang secara konstan
bergerak dengan kuat. Rasakan betapa alamiahnya membiarkan
gerakan halus dan spontan ini terjadi. Terus menyerah dan

144
Tuibuh yang Seimbang dan Jalan Tengah

lepaskan. Bermainlah dengan keselarasan Anda. Tenangkan


ketegangan Anda. Jalanilah gerakan apa pun yang dibutuhkan
agar Anda tetap tegak dan rileks.
Terus pantau perasaan dan sensasi di dalam tubuh. Mereka
adalah panduan yang membantu Anda menjaga keseimbangan
Anda dengan upaya minimum. Sensasi dan pola perasaan ini akan
terus berubah. Anda tidak dapat mempertahankan salah satu dari
mereka; Anda hanya harus terus membiarkannya, dari waktu ke
waktu. Apa yang sedang batin Anda lakukan? Lihat bagaimana
tubuh Anda dengan segera kehilangan keseimbangannya ketika
Anda tenggelam dalam batin. Lepaskan ketegangan sekali lagi,
biarkan tubuh bergerak seperti bendera dalam angin sepoi-sepoi,
dan saksikan batin menghilang dengan mudah.

Napas
Mari kita perhatikan salah satu objek kontemplasi dari
Buddhisme, yakni proses dari masuk dan keluarnya napas.
Pada sebagian besar mazhab, napas diperkenalkan sebagai
sebuah objek yang akan diamati dan dipusatkan oleh batin. Kita
menghitungnya. Kita memperhatikan napas masuk dan keluar
melalui lubang hidung. Kita mengamati bagaimana hal tersebut
menyebabkan perut kita naik dan turun. Sementara semua ini
sangat membantu dalam memusatkan batin, Sang Buddha tidak
pernah menginginkan kita hanya untuk mengamati napas, seolah-
olah kita sedang menonton sebuah parade dari jarak yang aman.
Beliau ingin kita menyelam tepat ke dalamnya, untuk menyatukan
kesadaran kita tentang diri dengan napas yang akan kita tarik,
dan dengan cara ini, mengalami betapa napas, tubuh, serta wujud
tidaklah terpisahkan. Ketika Anda menarik napas, lakukan dengan
seluruh tubuh Anda. Demikian saran Sang Buddha dalam Sutra
Satipatthana. Kemudian, ketika Anda harus bernapas keluar,
pastikan seluruh tubuh juga berpartisipasi dalam tindakan itu.

145
Nutrisi Hati 3

Untuk bernapas dengan seluruh tubuh Anda, Anda


perlu merasakan semuanya, setiap sel kecil dan sensasi, penuh
semangat dan benar-benar terasa hidup. Anda tidak bisa begitu
saja mundur ke observatorium batin Anda yang dingin, menonton
dengan pasif saat napas bergerak masuk dan keluar, dan berharap
untuk merasakan kesatuan yang mendasar dari napas dan tubuh.
Biarkan seluruh tubuh Anda menjadi organ respirasi. Tindakan
napas tidak harus terbatas hanya pada mulut, kerongkongan,
paru-paru, tulang rusuk dan diafragma. Proses napas ini dapat
dirasakan bergerak melalui seluruh tubuh, seperti sebuah alunan
yang bergerak melalui air, menyebabkan gerakan halus pada setiap
sendi. Pergerakan napas yang demikian akan memijat seluruh
tubuh dan merangsang lebih banyak sensasi lagi untuk muncul.
Akan tetapi, pola napas yang tidak terbatas hanya akan
benar-benar ada ketika tubuh seimbang. Penahanan dan
ketegangan yang diperlukan untuk menjaga tubuh yang tidak
seimbang akan berfungsi sebagai penghambat bagi gerakan
napas yang bebas, dan pernapasan akan tetap dangkal
dengan sensasi yang tidak begitu jelas. Arahkan tubuh agar
seimbang, karena napas bisa menjadi peristiwa luar biasa yang
mengempaskan jaring laba-laba dalam batin berkabut dengan
sensasi yang membosankan.
Serahkan pada tarikan napas Anda yang berikutnya, biarkan
napas Anda bernapas, dan secara bersamaan santaikan tubuh
Anda semaksimum mungkin. Rasakan semua energinya, semua
sensasinya, dari kepala hingga ke kaki, tanpa meninggalkan apa
pun. Masuklah jauh ke dalam suatu tempat di mana Anda dapat
merasakan seluruh tubuh sebagai bidang sensasi yang rileks dan
terpadu secara bersamaan. Temukan tempat ini dan kemudian,
dengan kekuatan penuh, bernapaslah masuk dan keluar, masuk
dan keluar, berulang-ulang.

146
Tuibuh yang Seimbang dan Jalan Tengah

Jangan paksakan napas, tetapi jangan manjakan diri dan


menahannya juga. Menyerahlah pada kekuatan bawaannya.
Akan tiba saatnya di mana ia akan membuka dengan sendirinya,
secara organik dan alami, terkadang dengan lembut, terkadang
dengan eksplosif. Apabila Anda dapat menyerah pada napas
dengan cara ini, hal tersebut akan membawa Anda pada sebuah
perjalanan yang lebih dalam dan lebih dalam lagi, ke bagian-
bagian tubuh Anda yang belum dipetakan, di mana sensasi-
sensasi yang direndam dan tak teraba hanya menunggu untuk
dibangunkan dari tidurnya. Seiring berjalannya waktu, ketika
napas berhasil melelehkan dan menyembuhkan batasan untuk
ekspresi bebasnya, napas akan membersihkan Anda dari kepala
hingga ujung kaki.

Tubuh Ini
Ingat deklarasi guru Zen Hakuin, “Tubuh ini adalah
Buddha.” Ketika kesadaran dan kehadiran tubuh yang dirasakan
bersatu sebagai fenomena tunggal yang menyatu, kebangkitan
terjadi secara alami. Pertimbangkan instruksi berikut dari salah
satu teks paling terkenal dalam Buddhisme Wajrayana, Nyanyian
Mahamudra gubahan Tilopa:
Jangan lakukan apa pun dengan tubuh, namun santailah.
Biarkan batin beristirahat dalam keadaan alaminya yang
tanpa bentuk.
Jadilah seperti sebuah bambu berongga.
Satu-satunya hal yang perlu Anda lakukan dengan tubuh
Anda adalah bersantai. Tetapi sekali lagi, hal ini hanya bisa terjadi
jika Anda bermain dengan keseimbangan. Tanpa menyelaraskan
tubuh, Anda tidak dapat menjadi rileks sepenuhnya, dan tanpa
menyerah pada gerakan spontan yang secara alami ingin terjadi
melalui tubuh, relaksasi tidak akan dapat berlanjut.

147
Nutrisi Hati 3

Tujuan utama dari keseimbangan adalah memungkinkan


arus daya kehidupan dirasakan sebagai aliran sensasi tanpa henti,
berlalu dengan bebas dan terus-menerus melalui seluruh saluran
tubuh, seperti angin yang melewati pusat kosong dari sepotong
bambu berongga. U Ba Khin, guru meditasi Burma abad ke-20 dan
pendukung salah satu dari sedikit pendekatan yang berorientasi
pada tubuh dalam praktik Buddhis, menyebut ini sebagai kekuatan
tubuh nibbana dhatu, secara harfiah bermakna kekuatan yang
membangkitkan batin yang tercerahkan. Setelah kekuatan ini
diaktifkan, ia akan berfungsi seperti api yang membakar puing-
puing lama dan menyapu bersih untuk mempersiapkan tanah
bagi pertumbuhan yang baru. Ketika nibbana dhatu beroperasi,
ia menggelora melalui tubuh dan batin serta membakar residu
dan pertumbuhan yang membuat batin yang tercerahkan menjadi
tersembunyi dan tertahan. Karena setiap penyumbatan aliran
energi bebas di dalam tubuh akan menghambat jalannya kekuatan
ini, Anda hanya dapat mengalami dan mengambil manfaat dari
tindakan pembersihannya jika tubuh Anda menjadi seperti bambu
berongga.
Jika Anda memainkan keseimbangannya, baik dengan
melakukan latihan duduk formal ataupun bergerak dalam
kehidupan Anda, maka kondisi batin yang Anda rindukan dan
harapkan akan muncul secara bertahap sebagai konsekuensi
yang alami. Tetapi janganlah pernah berpikir bahwa akan ada
akhir yang sempurna untuk diseimbangkan, bahwa Anda akan
sampai pada suatu keadaan yang seimbang. Kondisi seperti itu
tidaklah ada, dan hanya akan menjadi sebuah ketergantungan
yang besar jika sampai terjadi. Napas demi napas, sensasi demi
sensasi; semuanya bergerak dan bergeser. Keseimbangan terus
menyesuaikan dirinya. Tetaplah terbuka pada pergerakan ini,
gerakan keseimbangan yang terus berlangsung ini

148
20

Selamat Malam, Bodhisatwa


Oleh Blanche Hartman
Kontributor: Juan Dali, Hema Mitta Kalyani

149
Nutrisi Hati 3

Beliau adalah kekuatan dalam Buddhisme


Amerika — sebagai seorang praktisi
perintis, seorang guru Dharma, dan kepala
biara wanita pertama dari San Fransisco
Zen Center. Dalam kutipan dari bukunya,
Seeds from a Boundless Life, almarhumah
Zenkei Blanche Hartman merefleksikan
“The Great Matter” yang mendorong dan
mendukungnya.

150
Hanya Hidup Saja Sudah Cukup
Pada tahun 1989, saya mengalami serangan jantung. Ketika
saya meninggalkan rumah sakit, saya melangkah menuju sinar
matahari, dan saya tiba-tiba menyadari hal ini. “Wow! Aku hidup.
Aku bisa saja mati. Wow, sisa hidupku hanya sebuah hadiah.”
Dan kemudian saya berpikir, “Oh, itu selalu begitu, sejak awal...
Sekadar diberikan kepadaku. Wow!” Dan pada saat bangun, saya
menemukan betapa luar biasanya itu; perasaan berharga itu adalah
bersyukur karena masih bisa hidup. Sekarang juga, di sini, sepanjang
waktu. Saya tidak perlu memiliki sesuatu yang lebih istimewa
daripada mengetahui bahwa hanya hidup saja sudah cukup.
Penyair besar Emily Dickinson berkata, “Hidup itu sangat
menakjubkan hingga tak ada waktu untuk hal lain.” Dan David
Steindl-Rast berkata, “Kejutan terbesarnya tak lain adalah kita
sendiri.” Dan dari Omraam Mikhäel Aïvanhov, “Pada hari aku
memperoleh kebiasaan secara sadar mengucapkan kata terima
kasih, aku merasa telah memperoleh tongkat sihir yang mampu
mengubah segalanya.” Jadi, menjalani hidup penuh rasa syukur
ini telah benar-benar mengubah hidup saya. Saya dulu cukup
berpendirian dan cukup siap mengkritik siapa pun yang tidak
setuju dengan saya. Sekarang saya menyadari bahwa hidup saya
bergantung pada semua kehidupan di sekitar saya. Kita semua
saling mendukung. Tak satu pun dari kita bisa mengurus diri
sendiri di dunia ini sendirian. Kita benar-benar terjalin dan saling
bergantung satu sama lain.
Hidup kita saling bergantung satu sama lain. Dan ketika
Anda mulai menyadari itu, Anda tidak bisa tidak bersyukur.

Tanggung Jawab Akan Karunia Kehidupan


Bersamaan dengan karunia hidup ini, ada beberapa tanggung
jawab untuk mendukung kehidupan, berpartisipasi dalam merawat
karunia hidup yang luar biasa di bumi ini yang telah diberikan

151
Nutrisi Hati 3

kepada kita. Dan ini adalah poin yang sangat penting sekarang
dalam sejarah kita, terutama ketika kita menemukan bahwa cara
hidup kita membahayakan kelangsungan hidup. Kita melihat
bahwa kita harus membuat beberapa perubahan dalam cara kita
menggunakan bahan bakar fosil, karena kita berada dalam bahaya
meracuni diri kita sendiri dan mengubah iklim bumi ini sampai
membuatnya tidak lagi bisa dihuni, setidaknya oleh makhluk seperti
kita. Ada tanggung jawab karena telah menerima karunia hidup ini,
dan itu adalah untuk mengurusnya dengan cara apa pun yang kita
bisa. Saya mendengar kutipan ini beberapa waktu lalu: “Tugas kita
bukanlah tugas untuk memperbaiki seluruh dunia sekaligus tetapi
untuk memperluas bagian dunia yang ada dalam jangkauan kita.”
Jadi, kita mencari tahu di mana kita dapat memberikan kontribusi
apa pun yang kita bisa untuk perawatan bumi dan makhluk lain.

Selamat Malam, Bodhisatwa


Ikrar Bodhisatwa Dalai Lama adalah “Setiap hari, pikirkan
ketika Anda bangun: Hari ini saya beruntung telah bangun. Saya
hidup. Saya memiliki kehidupan manusia yang berharga. Saya
tidak akan menyia-nyiakannya. Saya akan menggunakan energi
saya untuk mengembangkan diri, untuk memperluas hati saya
kepada orang lain, untuk mencapai pencerahan demi semua
makhluk. Saya akan memiliki pemikiran yang baik terhadap orang
lain. Saya tidak akan marah atau berpikir buruk tentang orang
lain. Saya akan bermanfaat bagi orang lain sebanyak yang saya
bisa.” Ini adalah ikrar penting kita sebagai Bodhisatwa. Dan tentu
saja, kita semua adalah Bodhisatwa. Suzuki Roshi selalu memulai
ceramahnya dengan menyapa “Selamat malam, Bodhisatwa.”
Untuk itulah kita ada di sini, untuk menjadi makhluk yang sadar.
Dan makhluk yang sadar menyadari hubungan mendalam yang
kita miliki dengan segalanya, dengan semua makhluk hidup. Kita
semua adalah satu kehidupan, dan kita harus menjaga kehidupan

152
Selamat Malam, Bodhisatwa

itu agar terus berlanjut dari generasi ke generasi.

Ini Semua tentang Cinta dan Sukacita


Saya mendapat telepon bahwa seorang teman baik saya,
yang menerima ajaran dari saya beberapa tahun silam ketika saya
tinggal di Green Gulch, sedang sekarat. Saya berencana dengan
suaminya untuk pergi dan melihatnya dan memberinya sila
lagi. Salah satu hal yang telah sangat membantu saya di sekitar
masalah kelahiran dan kematian ini adalah menemui kematian
dengan keingintahuan yang besar. Apa itu? Kita tidak tahu. Kita
tidak bisa tahu sebelumnya. Bisakah kita berada di sana untuk
itu dan mencari tahu apa misteri kelahiran dan kematian yang
hebat ini? Ketika saya pergi mengunjungi teman saya Jenny, saya
berkata kepadanya, “Ya, Jenny, sepertinya Anda akan mencari
tahu tentang misteri besar sebelum Pete dan saya melakukannya.”
Dia berada di ranjang rumah sakit di kamarnya, tapi dia melompat
dan memeluk leherku dan berkata, “Blanche! Ini semua tentang
cinta dan sukacita!” Saat itu kurang dari seminggu sebelum dia
meninggal. Jadi saya berterima kasih, Jenny, untuk ajaran itu. Ini
semua tentang cinta dan sukacita. Bisakah kita membiarkan itu
sebagai kemungkinan di hati kita ketika kita mempelajari misteri
besar ini? Saya tahu bahwa saya menemukan diri saya sendiri
seiring semakin tuanya saya, membayangkan apakah saya dapat
mengatakan hal seperti itu di ranjang saya sendiri, tetapi itulah
yang saya bicarakan ketika saya mendekati ranjang kematian
saya. Cinta dan sukacita benar-benar ada di sini dan tersedia
bagi kita jika kita mau terbuka kepada mereka. Dan saya berpikir
bahwa membiasakan diri dengan ajaran Buddha, dan terutama
ajaran tentang cinta kasih, akan membantu.
Saya menerima surel dari suami Jenny ketika dia meninggal.
Ketika mereka mengucapkan selamat malam, dia berkata, “Saya
akan menemui misteri.” Itu adalah kata-kata terakhirnya baginya.

153
Nutrisi Hati 3

Jadi, saya menawarkan kepada Anda baris ini, “Saya ingin


dipenuhi rasa ingin tahu,” karena itu menjadi penopang yang
besar bagi saya selama bertahun-tahun.

Bagaimana Hidup Jika Anda Akan Mati


Saya datang berlatih karena saya mengetahui bahwa saya
akan pergi untuk mati — saya, secara pribadi. Saya belum pernah
memikirkannya sebelumnya, tetapi kemudian sahabat saya, yang
seumuran dengan saya dan memiliki anak-anak seusia anak-anak
saya, mengalami sakit kepala pada suatu malam ketika kami
bersama. Itu adalah sakit kepala yang buruk sehingga dia pergi ke
dokter keesokan paginya. Dia didiagnosis dengan tumor otak yang
tidak bisa dioperasi, mengalami koma, dan meninggal. Whoosh!
Mungkin sebulan dari sakit kepala yang pertama.
Apa yang terjadi pada Pat bisa terjadi kepada saya kapan
saja. Ya Tuhan! Aku akan mati! Tetapi pikiran berikutnya adalah,
“Bagaimana Anda hidup jika Anda tahu Anda akan mati?”
Pertanyaan ini telah menjadi hadiah bagi saya. Maka saya mulai
mencari siapa yang dapat memberitahu saya bagaimana cara
hidup jika saya tahu saya akan mati. Dan saya tahu saya akan
mati. Jadi saya hanya akan berbagi dengan Anda 5 Perenungan
Harian ini dari Sutra Upajjhatthana:
• Saya mempunyai hakikat untuk menjadi tua. Tidak ada cara
untuk melarikan diri dari menjadi tua.
• Saya mempunyai hakikat untuk memiliki kesehatan yang
buruk. Tidak ada cara untuk melarikan diri dari penyakit.
• Saya mempunyai hakikat untuk mati. Tidak ada cara untuk
melarikan diri dari kematian.
• Semua yang saya sayangi, semua yang saya miliki, dan semua
yang saya cintai mempunyai hakikat untuk berubah. Tidak ada
cara untuk melarikan diri dari kehilangan mereka.

154
Selamat Malam, Bodhisatwa

• Tindakan saya adalah milik saya seutuhnya. Saya tidak bisa


lepas dari konsekuensi tindakan saya. Tindakan saya adalah
dasar di mana saya berdiri.
Lima Perenungan Harian ini sepertinya, bagi saya, adalah
beberapa petunjuk ihwal bagaimana cara hidup jika Anda tahu
Anda akan mati. Perhatikan bagaimana Anda hidup. Perhatikan
tindakan Anda. Apakah tindakan Anda baik? Apakah tindakan
Anda jujur? Apakah tindakan Anda didukung oleh keinginan
untuk membantu semua makhluk, untuk memberi manfaat kepada
semua makhluk? Apakah tindakan Anda egois atau dermawan?
Bagaimana Anda menjalani hidup ini?

Istirahat yang Damai


Setiap pagi saya mengucapkan sebuah Sutra kepada
Bodhisatwa welas asih untuk kesejahteraan orang-orang yang sakit
atau yang baru saja meninggal. Namun, saya menemukan bahwa
ketika saya melafalkan hanya untuk Lou, almarhum suami saya,
saya terpikir tentang perlintasan yang tenang dan istirahat yang
damai, atau banyak kelahiran kembali untuk melanjutkan hidup
kita, ikrar Bodhisatwa kita. Saya tidak yakin akan hal-hal seperti
itu. Tetapi kematiannya membuat saya lebih memperhatikan kata-
kata itu.
Ketika saya melafalkannya, itulah yang muncul kepada
saya: pertanyaan-pertanyaan tentang ketenangan, istirahat
yang damai, dan kelahiran kembali. Dia cukup tulus dalam ikrar
Bodhisatwa untuk berlatih demi kebaikan semua makhluk, jadi
saya membayangkan bahwa dia mungkin mengalami ketenangan,
istirahat yang damai, dan kelahiran kembali.
Lou dan saya pernah berkendara bersama seorang guru
Tibet yang sedang memberikan lokakarya tentang mimpi. Lou
sangat sadar akan mimpi-mimpinya dan merasa ada arti besar

155
Nutrisi Hati 3

di dalamnya. Dan dalam perjalanan mengemudi pulang-pergi ke


lokakarya, di suatu tempat dalam percakapan Lou mengatakan
sesuatu tentang dirinya, dan Tarab Tulku Rinpoche berkata, “Oh,
baiklah, itu karena Anda adalah seorang biksu dalam kehidupan
sebelumnya.” Saat itu, Lou sangat fokus untuk menjadi seorang
biksu — bukan seorang guru, bukan cendekiawan, bukan
pendeta — hanya seorang biksu. Mungkin dia ingin terus memiliki
banyak kehidupan sebagai biksu sampai ikrar Bodhisatwa untuk
mengakhiri penderitaan semua makhluk tidak lagi diperlukan.
Bagaimanapun, saya sangat menghargai komentar Shohaku
Okumura tentang kematian dalam bukunya, Realizing Genjokoan:
“Kayu bakar menjadi abu. Abu tidak bisa menjadi kayu bakar
lagi. Namun, kita tidak boleh melihat abu seperti sebelumnya dan
kayu bakar seperti sebelumnya. Kita harus tahu bahwa kayu bakar
berdiam dalam posisi Dharma kayu bakar dan memiliki kondisi
sebelum dan sesudahnya sendiri. Meskipun sebelum dan sesudah
ada, masa lalu dan masa depan terputus. Abu tetap dalam posisi
abu dengan sebelum dan sesudahnya. Karena kayu bakar tidak
pernah menjadi kayu bakar lagi setelah terbakar menjadi abu,
tidak ada jalan kembali ke kehidupan setelah seseorang mati.
Namun, dalam Buddhadharma, kita menyebutnya “tidak timbul”
dan “tidak binasa.” Hidup adalah sebuah posisi pada waktu. Mati
juga merupakan posisi pada waktu. Ini seperti musim dingin dan
musim semi. Kita tidak berpikir bahwa musim dingin menjadi
musim semi. Dan kita tidak mengatakan bahwa musim semi
menjadi musim panas.“

Masalah Besar Hidup dan Mati


Sepanjang ajaran Dogen Zenji, pertanyaan tentang kelahiran
dan kematian, atau hidup dan mati, disebut “masalah besar.” Di
han [papan kayu yang dipukul dengan palu] yang memanggil
kami ke zendo, kami memiliki kutipan yang sering dinyanyikan

156
Selamat Malam, Bodhisatwa

setiap malam di sebuah biara di Jepang: “Kelahiran dan kematian


adalah masalah besar. Semua itu tidak kekal, cepat berlalu.
Bangun! Bangun, masing-masing! Jangan sia-siakan hidup ini.”
Ada perasaan mendesak untuk memahami hidup dan mati,
dan itulah yang dikatakan Dogen Zenji. Kata-kata perpisahan
yang umum kepada seseorang yang akan pergi adalah dengan
mengatakan, “Odaiji ni” —harap perhatikan masalah besar. Ini
sangat sentral dalam ajaran Buddha.
“Hidup dan mati” adalah terjemahan dari ekspresi Jepang,
Shoji. Sebagai kata kerja, kata Jepang sho berarti “hidup” atau
“dilahirkan.” Dan karakter kedua, ji, adalah “meninggal” atau
“mati.” Dengan demikian, ungkapan itu dapat diterjemahkan
sebagai “kelahiran dan kematian” atau “hidup dan mati.” Shoji
adalah proses kehidupan di mana kita dilahirkan, hidup, dan
mati. Ini setara dengan kata Sanskerta: samsara.
Latihan adalah masalah hidup dan mati. Hidup ini adalah
latihan kita. Latihan ini adalah hidup kita — karena semuanya
tentang kelahiran dan kematian. Dan kita semua dilahirkan, dan
kita semua akan mati.

157
Nutrisi Hati 3

158
21

Laut, Perkenalkan Boy


Oleh Koun Franz
Kontributor: Elvina, Fannia Veronica

159
Nutrisi Hati 3

Dalam dunia Zen, kita memiliki 4 ikrar dasar:


Makhluk tidak terhitung jumlahnya; aku
berikrar untuk membebaskan mereka semua.
Khayalan tak ada habisnya; aku berikrar untuk
mengakhiri mereka. Realitas tidak terbatas;
aku berikrar untuk memahaminya. Jalan
pencerahan tidak tertandingi; aku berikrar
untuk mewujudkannya.

160
K
etika kami pindah dari Jepang ke Nova Scotia, kami
menemukan diri kami di Hawaii, tempat yang terasa tidak
nyata bagi aku, dunia yang sepenuhnya tidak memiliki
kategori untuk anak-anak kami. Sebuah pemberhentian ajaib
dalam realitas di mana semua orang berbicara dengan bahasa
Inggris, namun Anda juga bisa mendengar bahasa Jepang–
sebuah dunia di mana anak-anak kami, untuk pertama kalinya,
tidak memiliki bahasa rahasia.
Tetapi perjumpaan yang akan kami ingat dari dua hari itu
bukanlah sesuatu yang dapat diukur dengan kata-kata. Setelah
satu bulan memasuki kehidupan baru kami, aku akan terbebani
untuk memberikan banyak detail tentang apa yang terjadi saat itu di
Honolulu. Tetapi, aku tidak akan lupa ketika Boy bertemu dengan laut.
Aku pikir laut juga tidak akan melupakannya.
Boy berdiri di pantai, dengan mata terbuka lebar, membeku
seperti hewan yang baru saja ditemukan. Terdapat sedikit sela
waktu pada saat itu. Kemudian dia menyerang. Dia berlari ke air
ketika ombak datang dan menampar wajahnya, menjatuhkannya.
Aku berlari mengejarnya, tiba pada waktu yang tepat untuk melihat
dia berdiri, terbatuk-batuk, lengannya membentang di depannya,
dan berteriak, “Ayo ombak! AKU AKAN MELAWANMU!” Dan
kemudian, dia menambahkan, “Dan aku akan MENANG!”
Kami berdiri di tengah ombak, Boy menantang air dan jatuh
ke dalamnya, dan aku hanya berusaha untuk menjaga agar dia
tetap hidup. Kami melakukan ini selama berjam-jam, hingga hari
gelap dan kami memandang ke seberang cakrawala dan melihat
bahwa di seluruh Pantai Waikiki, kami adalah satu-satunya yang
masih di sana. Boy tidak lelah sama sekali. Dia tidak menyerah.
Dia pasti merasakan perasaan paling bahagia yang belum pernah
dia rasakan sebelumnya. Pada akhirnya, aku harus menjemputnya
dan membawanya kembali ke hotel; dia menangis karena harus
berpisah dari lawan tercintanya ini.

161
Nutrisi Hati 3

Sebagaimana seorang anak berusia 4 tahun, aku berpikir


bahwa Boy, selama beberapa jam di laut itu, mengetahui siapa
dirinya. Dan dia adalah seseorang yang mampu berdiri di hadapan
rintangan besar dalam skala Samudera Pasifik, dan tidak dapat
diremehkan. Dia melihat penantang yang layak. Sebuah pertarungan
yang adil.
Bukan artinya dia tidak tahu bahwa hal itu berbahaya.
Dia mengetahuinya, dan sering kali aku merasa tidak perlu
lagi mengatakan padanya untuk tidak pergi ke air yang terlalu
dalam. Dan dia tahu bahwa lautan sedang menghajarnya; dia
tahu bahwa hal itu akan terus berlanjut. Akan tetapi, terlepas
dari semua bukti yang ada, ketika berhadapan dengan luasnya
lautan, dia memilih untuk tetap bertarung dengannya. Dia
menantangnya.
Ini merupakan inti ikrar. Dalam segala kemuliaan,
ketidakmampuan, dan kemustahilannya, inilah makna dari
mengambil ikrar.

Dalam dunia Zen, kita memiliki 4 ikrar dasar:


Makhluk tidak terhitung jumlahnya; aku berikrar untuk
membebaskan mereka semua. Khayalan tak ada habisnya; aku
berikrar untuk mengakhiri mereka. Realitas tidak terbatas; aku
berikrar untuk memahaminya. Jalan pencerahan tidak tertandingi;
aku berikrar untuk mewujudkannya.
Banyak dari kita mengatakan hal ini setiap hari, namun
apa yang kita maksud ketika kita melakukannya? Aku tidak
bisa menghitung seberapa sering aku mendengar orang-orang–
pemula dan guru–menunjukkan bahwa tentu saja kita mengambil
ikrar ini, dan tentu saja hal itu sangatlah berarti, akan tetapi kita
juga mengerti bahwa memenuhi ikrar itu merupakan hal yang
mustahil. Kita mengetahui bahwa kita tak dapat membebaskan
semua makhluk. Kita tidak bodoh.

162
Laut, Perkenalkan Boy

Tetapi hal tersebut merupakan kesalahan. Ikrar seperti itu


bukanlah ikrar–itu adalah pertunjukan. Sebuah kebohongan.
Agar ia menjadi ikrar, kita harus berjanji dengan seluruh tubuh
dan batin kita untuk melakukannya. Itu saja. Jangan tekankan,
“... meskipun aku tahu aku benar-benar tidak bisa.” Dan jangan
lakukan akrobat filosofis untuk mendefinisikan ulang istilah
“bebas” dan “mewujudkan” dan “tidak ada habisnya” sehingga
sekarang mereka seakan dapat dicapai dan diukur. Kita dapat
menyia-nyiakan hidup kita dengan cara itu, mengatakan pada diri
kita sebuah kisah tentang apa yang kita lakukan daripada benar-
benar melakukannya.
Kita berikrar, pada saat anak-anak kita lahir, untuk
melindungi mereka dari bahaya. Dan kita gagal. Kita gagal,
berkali-kali hingga kita merasa hancur oleh ketidakmampuan
kita. Akan tetapi kegagalan itu merupakan topik yang berbeda
dari ikrar yang kita bahas, karena pada saat ini, anak-anak kita
masih memerlukan perlindungan. Mereka membutuhkan ikrar itu.
Dan mereka membutuhkannya lagi pada saat ini, dan dalam hal
ini. Kita tidak memiliki kemewahan untuk berhenti mengevaluasi
apakah hal itu mungkin atau tidak, karena kita tidak memiliki
kemewahan untuk memutuskan apa yang tidak dapat dilakukan.
Tidak ada kompromi yang harus dibuat. Tidak ada jalan untuk
keluar dari janji ini.
Aku sering kali salah mengerti poin ini. Aku terjebak dalam
kisahku sendiri tentang bagaimana aku telah gagal menjadi sosok
suami yang aku inginkan, sosok teman yang aku inginkan, sosok
imam yang aku inginkan. Aku telah mencari berbagai alasan,
berkubang dalam segala kerumitan yang ada, menjauhkan
diri dari ikrar dan putus asa karena ketidakmampuanku sendiri
untuk memenuhi impianku. Tetapi menjadi seorang suami tidak
membuatku berhenti memikirkan hal tersebut. Tidak juga menjadi
seorang teman, atau seorang imam, atau seorang anak, atau

163
Nutrisi Hati 3

seorang ayah. Aku hanya bisa terus menyelam. Itu merupakan hal
terbaik yang dapat kulakukan.
Semua inilah yang membasuhku saat aku berdiri dengan
ombak yang mengempas tanpa henti, tertawa dan memandang
Boy dengan matanya yang liar dan perutnya yang buncit,
dengan baju renang Finding Nemo, dengan penuh semangat,
terus berteriak sekuat tenaga dalam kegelapan untuk menantang
kekuatan alam. Aku melihatnya terjatuh berulang kali–dia selalu
terjatuh. Dia tidak bisa menang. Siapa pun dapat melihat hal
tersebut. Namun, dia juga tidak dapat kalah. Dia berteriak tanpa
menatapku, “Aku menang, Papa!” Dan aku ingin merangkulnya
dan menatap matanya sembari berkata, “Simpan semangat itu.
Jika kamu tidak menyimpan hal lainnya, cukup simpan itu.”

164
165
Nutrisi Hati 3

166
Daftar Pustaka
Armstrong, G. (2018). The case for rebirth guy armstrong.
Lion’s Roar. Diakses pada 1 Juni 2018 dari https://www.
lionsroar.com/the-case-for-rebirth/

Arnold, G. S. (2018). Make your love skilful. Lion’s Roar. Diakses


pada 1 Juni 2018 dari https://www.lionsroar.com/make-your-
love-skillful/

Bhante Henepola Gunaratana (2018). Contemplating the four


foundations of mindfulness. Lion’s Roar. Diakses pada 1 Juni
2018 dari https://www.lionsroar.com/living-with-awareness-
an-excerpt-from-the-four-foundations-of-mindfulness-in-
plain-english/

Buckner, R. (2018). How the three jewels healed my heart after


abuse. Lion’s Roar. Diakses pada 1 Juni 2018 dari https://
www.lionsroar.com/how-the-three-jewels-healed-my-heart-
after-abuse/

Buckner. R. (2018). The fleeting feeling of joy. Lion’s Roar. Diakses


pada 1 Juni 2018 dari https://www.lionsroar.com/the-fleeting-
feeling-of-joy/

Dzigar Kongtrul Rinpoche (2018). Inner cities. Lion’s Roar. Diakses


pada 1 November 2018 dari https://www.lionsroar.com/inner-
cities/

Franz, K. (2018). Ocean, meet boy. Lion’s Roar. Diakses pada 1


Agustus 2018 dari https://www.lionsroar.com/ocean-meet-
boy/

Hartman, B. (2018). Good evening, bodhisattvas. Lion’s Roar.


Diakses pada 1 Juni 2018 dari https://www.lionsroar.com/

167
Nutrisi Hati 3

good-evening-bodhisattvas/

Holecek, A. (2018). Before you go on a long retreat. Lion’s Roar.


Diakses pada 1 Juli 2018 dari https://www.lionsroar.com/
before-you-go-on-retreat/

Johnson, C. R. (2018). Is mine bigger than yours?. Lion’s Roar.


Diakses pada 1 Juni 2018 dari https://www.lionsroar.com/a-
surfers-guide-to-buddhism/

Johnson, W. (2018). The balanced body and the middle way.


Lion’s Roar. Diakses pada 1 Juni 2018 dari https://www.
lionsroar.com/the-balanced-body-and-the-middle-way/

Littlefair, S. (2018). Two practices for times of tragedy. Lion’s Roar.


Diakses pada 1 Juni 2018 dari https://www.lionsroar.com/
two-practices-for-times-of-tragedy/

Moon, C. (2018). These flames are cool and refreshing. Lion’s


Roar. Diakses pada 1 Juni 2018 dari https://www.lionsroar.
com/these-flames-are-cool-and-refreshing/

O’Reilley, M. R. (2011). Hush puppy. Lion’s Roar. Diakses pada


1 Juni 2018 dari https://www.lionsroar.com/hush-puppy-
march-2011/

Ostaseski, F. (2018). How to be a friend until the end. Lion’s Roar.


Diakses pada 1 Juni 2018 dari https://www.lionsroar.com/a-
friend-until-the-end/

Pema Khandro Rinpoche (2017). Open your heart further. Lion’s


Roar. Diakses pada 1 Oktober 2018 dari https://www.lionsroar.
com/open-your-heart-further/

Sakyong Mipham Rinpoche (2016). Running into meditation.


Lion’s Roar. Diakses pada 1 Juni 2018 dari https://www.

168
lionsroar.com/running-into-meditation-may-2012/

Tarrat, J. (2018). It would be a pity to waste a good crisis. Lion’s


Roar. Diakses pada 1 Juni 2018 dari https://www.lionsroar.
com/it-would-be-a-pity-to-waste-a-good-crisis/

Thich Nhat Hanh (2014). Is nothing something?. Dicetak dengan


izin dari Parallax Press, Berkeley, California, www.parallax.
org

169
Nutrisi Hati 3

170
Bagaimana Menghormati Buku Dharma
Buddhadharma adalah sumber sejati bagi kebahagiaan
semua makhluk. Buku ini menunjukkan kepada kita bagaimana
mempraktikkan ajaran dan memadukan mereka ke dalam hidup
kita, sehingga kita menemukan kebahagiaan yang kita idamkan.
Oleh karena itu, apapun benda yang berisi ajaran Dharma, nama
dari guru kita atau wujud-wujud suci adalah jauh lebih berharga
daripada benda materi apapun dan harus diperlakukan dengan
hormat. Agar terhindar dari karma tak bertemu dengan Dharma lagi
di kehidupan yang akan datang, mohon jangan letakkan buku-buku
(atau benda-benda suci lainnya) di atas lantai atau di bawah benda
lain, melangkahi atau duduk di atasnya, atau menggunakannya
untuk tujuan duniawi seperti untuk menopang meja yang goyah.
Mereka seharusnya disimpan di tempat yang bersih, tinggi dan
terhindar dari tulisan-tulisan duniawi, serta dibungkus dengan kain
ketika sedang dibawa keluar. Ini hanyalah beberapa pertimbangan.
Jika kita terpaksa membersihkan materi-materi Dharma,
maka mereka tidak seharusnya dibuang begitu saja ke tong
sampah, namun sebaiknya dibakar dengan perlakuan khusus.
Singkatnya, jangan membakar materi-materi tersebut bersamaan
dengan sampah-sampah lain, namun sebaiknya terpisah
sendiri, dan ketika mereka terbakar, lafalkanlah mantra OM AH
HUM. Ketika asapnya membubung naik, bayangkan bahwa ia
memenuhi seluruh angkasa, membawa intisari Dharma kepada
seluruh makhluk di 6 alam samsara, memurnikan batin mereka,
mengurangi penderitaan mereka, serta membawa seluruh
kebahagiaan bagi mereka, termasuk juga pencerahan. Beberapa
orang mungkin merasa bahwa praktik ini sedikit kurang biasa,
namun tata cara ini dijelaskan menurut tradisi. Terima kasih.

171
Nutrisi Hati 3

172
Dedikasi

Semoga kebajikan terhimpun dengan mempersiapkan,


membaca, merenungkan dan membagikan buku ini kepada pihak
lain, semoga semua Guru Dharma berumur panjang dan sehat
selalu, semoga Dharma menyebar ke seluruh cakupan angkasa
yang tak terbatas, dan semoga semua makhluk segera mencapai
Kebuddhaan.
Di alam, negara, wilayah atau tempat mana pun buku
ini berada, semoga tiada peperangan, kekeringan, kelaparan,
penyakit, luka cedera, ketidakharmonisan atau ketidakbahagiaan,
semoga hanya terdapat kemakmuran besar, semoga segala sesuatu
yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan mudah, dan semoga
semuanya dibimbing hanya oleh Guru Dharma yang terampil,
menikmati kebahagiaan dalam Dharma, memiliki cinta kasih dan
welas asih terhadap semua makhluk, semata memberi manfaat
pada sesama, serta tak pernah menyakiti satu sama lain.

173
Nutrisi Hati 3

174
Tentang Penerbit
TERIMA KASIH TELAH MEMBACA BUKU TERBITAN PENERBIT
SARASWATI. APAKAH KAMI BOLEH MEMINTA BANTUAN
ANDA?

Penerbit Saraswati adalah sebuah organisasi non-profit.


Misi kami adalah untuk berbagi kebijaksanaan dari ajaran
Buddha seluas mungkin. Melalui buku-buku yang kami terbitkan,
terselip upaya untuk menginspirasi, menghibur, mendukung, dan
mencerahkan pembaca di seluruh Indonesia.

Kami memiliki sebuah mimpi, membuat seluruh buku


terbitan Penerbit Saraswati tersebar seluas-luasnya sehingga dapat
menginspirasi banyak orang, baik pemula yang penasaran, hingga
praktisi yang telah berkomitmen. Apakah Anda setuju dengan
mimpi kami ini? Karena tentu saja kami tidak dapat mewujudkan
mimpi ini tanpa bantuan Anda.

Buku Dharma ini dapat Anda UNDANG kehadirannya di


hidup Anda tanpa biaya berkat kebajikan berdana para dermawan.
Mari turut bermudita dan mendoakan para dermawan yang telah
memungkinkan ini terjadi.

Apabila Anda berminat pula untuk terlibat dalam kebajikan


seperti ini, silakan bergabung sebagai Dharma Patron Lamrimnesia
dan berdana ke:

BCA 0079 388 388 a.n. Yayasan Pelestarian dan


Pengembangan Lamrim Nusantara

MANDIRI 119 009 388 388 0 a.n. Yayasan Pelestarian dan


Pengembangan Lamrim Nusantara

175
Nutrisi Hati 3

Kemudian mohon konfirmasikan dana Anda dengan


menghubungi Call Center Lamrimnesia.

Dengan menjadi Dharma Patron, Anda secara langsung


terlibat dalam (1) penerbitan dan penyaluran buku Dharma,
(2) penyelenggaraan kegiatan Dharma, (3) pendanaan biaya
operasional dan mobilisasi Dharma Patriot dalam rangka
mendukung aktivitas (1) dan (2) di atas.

Untuk mengetahui lebih lanjut serta memesan buku terbitan


Penerbit Saraswati, silakan hubungi kontak di bawah ini:

Care: +6285 2112 2014 1

Info: +6285 2112 2014 2

Fb: Lamrimnesia & LamrimnesiaStore

Ig: @Lamrimnesia & @Lamrimnesiastore

Tiktok: @Lamrimnesia_

E-mail: info@lamrimnesia.org

Website: www.lamrimnesia.org; www.store.lamrimnesia.


com

176
177

Anda mungkin juga menyukai