Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH KELOMPOK 4

MENGENAI:
TRI KAYA PARISUDHA
DISUSUN OLEH:
I PUTU RADIT PRATAMA(KETUA KELOMPOK)

BAYU WASISTA

I DEWA PUTU ADITYA

RASYA ADITYA

I PUTU JURNAL

WISNU ARIYANA
BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang
Pada jaman sekarang ini sudah banyak yang berkembang namun masih
ada saja ajaran yang belum manusia ketahui.Ajaran yang ada dan tercipta
untuk menjalankan hidup lebih baik.
Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Tri Kaya Parisudha?
2.Apa saja bagian-bagian Tri Kaya Parisudha?
3. Apa manfaat dan makna pelaksanaan Tri Kaya Parisudha?
Tujuan Untuk menambah wawasan terhadap tri kaya parisudha.

BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Tri Kaya Parisudha


Tri Kaya Parisudha adalah bagian dari etika susila agama Hindu. Kata
Timbulnya Tri Kaya Parisudha berasal dari semboyan dharma yang berbunyi:
"paropakaran punya kamu, pepaya, para piadanam" Tri Kaya Parisudha berarti
tiga gerakan atau tindakan yang harus disucikan.
Kalam kehidupan ini kita kenal 4 jaman, dan sekarang berada pada jaman yang
ke - 4 dimana lebih banyak keuntungan (75% kejahatan dan 25% kebaikan).
Di zaman seperti ini sangat sulit untuk menemukan orang yang berbudi pelerti
luhur, oleh sebab itu kita harus selalu menanamkan agama - ajaran tentang
kesejahteraan anak kita, adik kita, atau semua orang sedini mungkin. Kita tahu
itu Tri Kaya Parisudha adalh tiga tindakan yang baik, maka dari ajaran Tri Kaya
Parisudha ini dapat menjadi pedoman untuk kita menghubungkan makna pada
akhirnya berujung pada tingkat kehidupan yang tinggi sebagai " Moksa"
Dengan adanya pikiran yang baik akantimbul perkataan yang baik sehingga
mewujudkan perilaku yang baik. Tri Kaya Parisuda sebagai bagian dari ajaran
etika dalam agama Hindu akan memberikan tuntunan dan jalan menuju
kedamaian. Serta keharmonisan Kehidupan di dunia dan akhirat. Kaya, Wak
dan Mana dalam kehidupan sehari-hari sering disebut dengan Tri Kaya, yang
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat diselesaikan. Kaya, Wak dan Mana
harus ditentukan pada hal - hal menuju kebaikan hanya manusia yang dapat
mengubah prilaku yagn tidak baik kearah yang baik. Tidaklah berlebihan jika
diminta sebagai menjelma menjadi manusia dengan kelebihan Sabda, bayu,
idep merupakan pahala Keberuntungan dan sekaligus merupakan suatu
keutamaan bagi manusia untuk melakukan yang baik (subha karma)
Jika kita melakukan yang jahat maka hasil yang diterima juga buruk,
sebaliknya jika kita melakukan yang baik maka hasilnya juga baik seperti
semboyan yang mengatakn:
Ala ulah ala tinemu : tindakan buruk hasil juga buruk
Ayu pikardi ayu pinanggih : tindakan baik hailnya juga baik.

1.2 Makna Bagian - bagian Tri Kaya Parisudha


Tri Kaya Parisudha terdiri dari tiga bagian yaitu
Kayika Parisudha, yaitu tindakan atau laksana yang baik
Wacika Parisudha, yaitu perkataan yng baik
Manacika Parisudha, yaitu pikiran yang baik, pemikiran dari pikiran yang baik
akan menimbulkan kesucian diri.
Bagian Tri Kaya Parisudha:
A. KAYIKA PARISUDHA
Kayika parisudha adalah perbuatan atau laksana yang baik merupakan
pengamalan dari pikiran dan perkataan yang baik. Perbuatan yang baik dapat
dilakukan dari keberadaan mengendalikan pada tingkah laku, mendukung
terhadap HIMSA KARMAyaitu tindakan terlukai, menyiksa, atau membunuh
mahluk yang tidak berdosa. Himsa Karma hanya berlaku untuk keperluan
yadnya. Pedoman tata susila menuntun kita kearah menyatukan dan tidak
memecah belah. Yang dituntut adalah perasaan manusia kearah keselarasan
antara sesamka manusia dan mahluk hidup lainnya. Sifat - sifat manusia
menyelaraskan untuk melakukan baik adalah bantuan mengaktifkan dharma,
untuk mencapai kebahagiaan dunia akhirat.
Setiap orang dengan anggota badannya akan berprilaku dan bertindak. Dalam
melakukan tindakan, jika dilakukan sesuai dengan agama maka sudah tentu
tindakan yang dilakukan adalah baik dan benar. Oleh karena itu, tindakan yang
baik dan benar disebut Tri Kaya Parisudha. Setiap orang yang masih hidup
masih hidup, selamanya akan melakukan dan melakukan suatu perbuatan.
Dengan melakukan berarti telah melakukan karma, dari tindakan karma inilah
akan menentukan kehidupan seseorang. Berkarma di masa kehidupan
sekarang ini berarti siap untukl Kehidupan yang akan datang. Oleh sebab itu,
orang - orang yang sadar akan hal ini, akan berjuang dalam kehidupan ini.
Penyebab setiap orang mengharapkan kehidupan yang lebih menyenangkan di
masa - masa yang akan datang.

Sebagai contoh pelaksanaan Tri Kaya Parisudha dalam kehidupan sehari-hari


yaitu:
- Tidak bisa menuyiksa atau membunuh mahluk yang lain dikeluarkan: hewan
mati demi mati dipakai dalam permainan.
- Tidak melakukan pemotongan terhadap benda, termasuk benda - benda yang
tidak habis untuk di curi. Seperti: udara, udara dan lain-lain yang dipaksa
untuk memenuhi keinginannya.
- Tidak melakukan pemerkosaan / berzinah tekanan atau paksaan terhadap
orang yang lebih lemah dan menuruti hawa nafsu, misalnya berjudi, minum -
minuman keras, narkotika, dan lain sebagainya.

B. WACIKA PARISUDHA
Perkataan yang baik, manis di dengarkan oleh setiap orang. perkataan itu
tercipta dari hati yang tulus, lemah lembut penyamapaiannya dan
menyenangkan hati pendengarnya. Untuk dapat mengatakan yang baik
dipikirkan sebelumnya. Terlanjurnya berkata - kata akan sulit ditarik kembali.
Kata - kata merupakan saran komunikasi yang paling cepat diterima di
pergaulan, perhubungan, pendidikan, penyuluhan, penerangan dan lain
sebagainya. Pustaka Manusmrta IV. 256 yang menyetujui perkumpulan yang
disetujui berikut:
“Warcyartha niyatah sarve wang mule wagwinih
Srtah, tam ta yah stenayedwacam sah sarwate
Yakrnnatah ”.
Maksudnya:
Segala sesuatu dikuasai oleh perkataan, perkataanlah
Akar dan asal sesuatu yang tidak jujur dalam
Kata - kata, sungguh tidak jujur dalam segalanya.
Mengeluarkan kata - kata pantai disadari sebab ada empat hal yang akan
diperoleh seperti dinyatakan dalam pustaka Nitisastra dalam bentuk kekawin
pada Sargah V sebagai berikut:
Wasita nimittanta menemu laksmi
Wasita nimittanta pati kepangguh
Wasita nimittanta menemu duhka
Wasita nimittanta menemu mitra
Berarti:
Oleh karena perkataan akan medapat Kebahagian
Oleh karena perkataan akan medapat kesusahan
Oleh perkataan kamu akan medapat sahabat
Perkataan yang baik untuk akawe suka wong len yaitu: Mengusahakan
kesenangan untuk orang lain, karena orang lainlah yang akan mendengar dan
merasakannya
Perkatan sangat perlu dipertimbangkan dan dikeluarkan sebelum dikeluarkan
karena perkuatan merupakan alat yang penting bagi kita, guna berikan semua
isi hati dan maksud seseorang. Dari kata - kata kita dapat pula diperoleh suatu
pengetahuan, mendapatkan suatu hiduran, serta nasehat - nasehat yang
sangat berguna baik bagi kita maupun orang lain. Dengan kata - kata, orang
dapat membuat susah orang lain.
Sebagai contoh pelaksanaan Wacika Parisudha dalam kehidupan sehari-hari,
ada empat hala yang diperlukan yaitu:
Tidak mengatakan - kata buruk yang dapat menghilangkan perasaan /
perasaan misalnya: mencaci maki, menghina, mencela, mengejek, dan lain-lain
Tidak berkata kasar kepada mahluk lain, misalnya ditolak, menghina,
menghardik
Tidak memfitnah misalnya tidak dilakukan atau membuat laporan palsu untuk
mengadu teman meminta bercekcok.
Tidak ingkar saat berjanjian atau mengucapkan, misalnya menepati saat
sesuai dengan janji yang telah diucapkan, tidak berbicara bohong.

C. MANACIKA PARISUDHA
Manacika makna perilaku yang berkaitan dengan pikiran. Manacika Parisudha
adalah berpikir yang benar dan suci. Diantara Tri Kaya Parisudha ini,
pikiranlah yang menentukan dan pegangan peran. Apa saja yang ada dalam
pikiran akan tercetus dalam kata - kata, dan terwujud pula dalam tindakan.
Pikiran adalah sumber segala sesuatu yang dilakukan oleh seseorang.
Seseorang yang buruk merupakan pencerminan dari pikiran. Bila baik dan suci
pikiran seseorang, maka sudah tentu aksi dan segala penampilan akan bersih
dan baik. Jika diperhatikan benar - benar tentang segala tindakan manusia di
dunia ini, semuanya berpangkal pada pikiran. Dalam Pustaka kekawin
Ramayana Sarah 1,4 disambut:
“Ragadi musuh mapara, ri hati ya tong wanya
Tan madoh ring wake “…….
Berarti:
Hawa nafsu dan lain-lain adalah musuh yang dekat.
Di hati hati tidak jauh dari diri sendiri.

Kehidupan manusia dihadapkan dengan berbagai maslah dalam kesempatan


pergi. Maslah - masalah yang dapat diperbaiki, jika hati atau pikiran dapat
dikendalikan terhadap hawa nafsu - hawa nafsu yang mempengaruhinya.
Pikiranlah yang merupakan tindakan pangkalnya. Dari pikiran yang terkendali
baik, akan menimbulkan perilaku yang baik dan dari pemikiran yang buruk
akan menimbulkan perilaku yang tidak baik.
Ajaran Manacika Parisudha menuntun manusia untuk berpikir yang baik,
mencoba menolong dirinya dengan mengendalikan pikirannya sebelum akan
berkata - kata dan mentransformasikannya. Mereka yang kuat mengendalikan
pikirannya sehingga tidak mengumbar hawa nafsunya akan lebih mudah
mencapai cita-citanya. Mereka tidak banyak digoda atau diperbudak oleh hawa
nafsunya. Sebaliknya sebaliknya mereka yang sulit dikendalikan akan
kesulitan mencapai cita-cita - citanya alasan itu diperbudak, pikirannya
terbelenggu hingga lupa apa yang dilakukan. Dalam hubungan ini ada
benarnya persetujuan orang - orang tua kita yang ering berpesan
“Pikirkan baik - baik dulu sebelum akan dilakukan
Jangan sampai keburu nafsu, sebab apa yang telah lewat
Sulit akan dikejar “.
Contoh lain dapat kita ambil dari cerita Arjuna Wiwaha, dimana Arjuna berhasil
melaksanakan tapanya, karena pikirannya terkendali kuat, melawan berbagai
macam godaan nafsu. Rasa marah atau Krodha yang sering dapat dirasakan
oleh setiap orang. Berpangkal pada pikiran dan hal itu sulit dikendalikan agar
kita tidak kehilangan rasa keseimbangan dalam dirimu. Jika kita tidak kuat
mengendalikan pikiran kemudian muncul yang dapat menimbulkan sakit,
bingung, marah, stres, gila, tidak ingin makan dan minum, tidurlah yang
menyebabkan pikirannya terganggu.
Sebagai contoh pelaksanaan Manacika Parisudha dalam kehidupan sehari-
hari, ada tiga hal yang disetujui yaitu:
Tidak mengingini sesuatu yang tidak kekal.
Misalnya: - tidak ingin hal - hal yang terlarang
- tidak meras iri juga dengki pada kepunyaan (milik orang lain).
2. Tidak berpikir buruk terhadap mahluk lain
Misalnya: - Tidak memiliki niat marah terhadap sesama manusia.
- Tidak memiliki niat marah terhadap mahluk - mahluk lain
3. Tidak mengingkari Karma Phala
Contoh: - Percaya dan yakin akan ada hukum karma (hasil perbuatan) itu.

1.3 Manfaat dan makna pelaksanaan tri kaya parisudha dalam kehidupan
sehari-hari.

Bila Tri Kaya Parisudha ini dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari,
maka manfaat dan maknanya akan dapat diterima dengan baik maupun pribadi
maupun grup secara keseluruhan.

Manfaat - Manfaat yang diperoleh adalah dari:


1.Kayika Parisudha.
- Setiap orang tidak berani menyiksa, manyakiti, dan membunuh mahluk lain-
lain.
- Setiap orang tidak berani memperebutkan pertarungan yang disetujui dari
orang lain.
- Setiap orang tidak berani melepaskan orang lain untuk berjudi, minum -
minuman keras, mengatur ganja, narkotik dan lain-lain

2.Wacika Parisudha
- Setiap orang selalu berkata-kata yang baik (tidak menyinggung perasaan)
- Setiap orang takut berkata - kata kasar, tidak menghina, membantah, dan
menghardik
- Setiap orang tidak berani memfitnah, melakukan laporan palsu untuk
mengadukan teman
- Setiap orang selalu satia wacana, yaitu menepati janji dan tidak berani
dijemput.

3.Manacika Parisudha
- Siapa pun akan selalu berpikir untuk menerima sesuatu halal.
- Selalu berpikir baik terhadap mahluk lain yang didasari oleh semua mahluk
adalah ciptaan Tuhan.
- Mempercayai dan meyakini keberadaan hukum karma adalah semua yang
pasti diterima hasil.
PENUTUP
SEKIAN DARI MAKALAH KELOMPOK KAMI, KAMI TUTUP DENGAN
SALAM PARAMASANTI

OM SANTHI SANTHI SANTHI OM

Anda mungkin juga menyukai