Jadi subha karma berarti sebuah tingkah laku yang terpuji dan baik. Perilaku manusia salama hidupnya berada
pada jalur yang berbeda , sehingga dengan kesadaran dia harus dapat menggunakan kemampuan yang ada
pada dirinya yaitu kemampuan berpikir, berkata dan berbuat. Namun kemampuan itu sendiri hendaknya
diarahkan pada subha karma. Karena bila subha karma yang menjadi gerak pikiran, perkataan, perbuatan.,
maka kemampuan yang ada pada diri manusia akan menjelma menjadi perilaku yang baik dan benar.
Sebaliknya asubha karma yang menjadi sasaran gerak pikir, perkataan, dan perbuatan, maka kemampuan itu
akan menjadi perilaku yang salah.
Berdasarkan hal itu, maka salah satu aspek kehidupan manusia sebagai pancaran dari kemampuan atau daya
pikir adalah membeda-bedakan dan memilih yang baik bukan yang buruk.
(sarasamusccaya 2)
” dari demikian banyaknya mahluk yang hidup, yang di lahirkan sebagai manusia itu saja yang dapat melakukan perbuatan
baik buruk itu; adapun untuk peleburan perbuatan buruk ke dalam perbuatan yang baik juga manfaat menjadi manusia.”
Untuk memberikan batasan tentang manakah yang di sebut tingkah laku baik atau buruk, benar atau
salah,tidaklah mudah untuk menentukan secara tegas mengenai klasifikasi dari pada baik dan buruk itu adalah
sulit.
Adapun menurut ajaran agama hindu yang menurut perbuatan baik yaitu:
1. Trikaya parisudha adalah tiga gerak perilaku manusia yang di sucikan yaitu berfikir, berkata, dan berbuat.
Jadi berikir bersi akan menimbulkan perkataan yang jujur dan berbuata yang benar.
2. Catur paramita adalah empat bentuk budi luhur, yang terdiri dari:
1. Maitri artinya lemah lembut, yang merupakan baguan dari budi luhur yang berusaha untuk kebahagian
mahpenderituntuk kebahagiaan mahluknya.
2. Karuna adalah belas kasihan artinya bagian dari budi luhur yang menghendaki terhapusnya penderitaan
dari segala mahluk.
Jadi catur paramita adalah tuntutan susila yang membawa manusia ke arah kemuliaan.
5. Dyana paramita artinya niat mempersatukan piikiran untuk mencari jawaban atas kebenaran.
4. Dasa yama brata adalah sepuluh macam pengendalan diri , yang terdiri dari Arimbawa artinya tidak
mementingkan diri sendiri, Ksama artinya suka mengampuni dan tahan uji dalam kehidupan, Satya artinya
setiap kepada ucapan sehingga menyenangkan setiap orang, Ahimsa artinya tidak membunuh atau menyakiti
orang lain, Dama artinya menasehati diri sendiri, Arjawa artinya jujur dan mempertahanan kebenaran, Prati
artinya cinta kasih terhadap semua mahluk, Prasada artinya berfikir dan suci tampa pamrih, Madurya artinya
ramah tamah, lemah lembut, dan sopan santun, dan Mardhawa artinya rendah hati, Tidak sombong dan berpikir
tulus.
Subha karma adalah perbuatan yang baik menyebabkan manusia itu selalu ada di jalan dharma.
Jika pada saat kehidupan sekarang ini kita selalu berbuat baik, namun perjalanan hidup kita selalu dalam
keadaan yang susah, mungkin kita sebagai umat manusia selalu berfikir dan bertanya, TUHAN apakah salah ku?
Padahal aku hidup di dunia ini selalu berusaha untuk berbuat baik dan berada di jalan darma Namun mengapa
hiduku ini selalu sial???
Jawabannya hanya ada pada karma kita yang terdahulu, mungkin saja pada kehidupan kita yang terdahulu kita
mempunyai sifat Asuba karma yang mencerminkan sifat kejahatan.
Hal-hal seperti itu akan berimbas pada kehidupan kita di jaman sekarang atau akan datang yang menyebabkan
kita menjadi menderita akibat dari karma kita terdahulu.
Janganlah berpikir bahwa kesialan yang kita alami pada kehidupan sekarang ini
adalah sebuah takdir ,,, Itu adalah sebuah pemikiran yang agak menyimpang karna kita sebagai umat HINDU
yang mengenal dan mengerti dengan konsep karmapala.
Nasib seseorang di tentukan oleh perbuatannya sendiri, jika perbuatan kita baik maka maka hasil kebaikan yang
akan kita peroleh, begitu juga sebaiknya jika kita berbuat jahat, maka saat menjelma akan mendapatkan hasil
yang buruk sesuai dangan karma yang di perbuat.
TUHAN tidak pernah ikut campur dalam menentukan jalan hidup manusia , karena TUHAN itu maha adil.
Jika TUHAN ikut campur dalam menentukan nasib umatnya ,,, TUHAN bisa di katakan tidak adil karena pada
kenyataanya kehidupan manusia di dunia ini baik secara materi maupun nonmateri sangat berbeda-beda. Jika
TUHAN itu adil, kenapa tidak di sama ratakan jalan hidup umat nya agar tidak ada sikap dengki dan iri hati di
antara mereka?
TUHAN hanya memberikan kita penilaian terhadap mahluk ciptaanNYA, jika manusia berbuat baik maka karma
baik yang akan di catat oleh TUHAN.
Sebagai contoh:
Pada saat manusia haus akan kekuasaan, mereka menebangi pohon yang ada di hutan, menjual kayunya dan
menggunakan lahannya itu sebagai tempat bercocok tanam, hal itu dilakukan manusia secara terus menerus
yang menyebabkan hutan-hutan yang ada di pegunungan menjadi gundul, akibatnya terjadi anjir bandang yang
menyebabkan korban jiwa.
Tidak mungkin akan terjadi longsor dan banjir jika manusia tidak menebangi pohon yang ada di pegunungan.
Itu adalah hukum sebab akibat yang biasa di sebut denga hukum alam( hukum Rta)
Tanpa hukum karma TUHAN adalah diktator yang kejam dan sewenang-wenang. Tanpa hukum karma agama
hanya lah sekedar sebagai alat penghibur.
Seperti halnya obat penenang yang menghilangkan rasa sakit namun tidak menyembuhkan penyakinya.
Hukum karma menjamin berlakunya keadilan dalam kehidupan manusia. Tanpa keadialan semacam itu hidup di
dunia ini tidak ada gunanya.
Jadi hukum karma bukanlah hukum balas dendam, hukum karma hanyalah menetapkan hubungan sebab
akibat, perbuatana dan hasil.
Ibarat kita menanam sebuah pohon,pahit atau manis buah yang kita petik tergantung dari pohon yang
kita tanam.