Anda di halaman 1dari 15

Lucid dream itu mudah, tetapi akan lebih mudah lagi setelah

membaca buku ini. Kita akan menjadi penjelajah mimpi. Motivasi


ini saya dapatkan setelah membaca keseluruhan buku ini, apalagi
bagi saya yang masih pemula dan jarang melatih kemampuan
ber-lucid dream. Meski terasa singkat, buku ini memuat berbagai
hal tentang lucid dream sehingga membuat saya tergelitik untuk
mencoba dan mendalami lucid dream lebih jauh. Terlebih lagi,
penulis mengupasnya dengan bahasa yang mudah dimengerti.
______

(Khilya M.V, pelajar dan praktisi lucid dream)

Kalau kalian ingin mengetahui dasar-dasar lucid dream,


semuanya ada di dalam buku ini yang dijelaskan dengan detail
dan jelas. A must have book for lucid dream beginners!
______

(Reynaldi Francois, penulis lucid-dreaming-101.blogspot.com)

Saya baru tahu istilah lucid dream setelah membaca buku


ini. Namun kenyataannya, lucid dream sudah saya lakukan
bertahun-tahun sejak kecil (tepatnya sejak kelas 6 SD) secara
refleks alias tanpa teori dan teknik khusus. Buku ini membantu
saya memahami apa yang selama ini terjadi pada saya. Mungkin,
buku ini juga dapat membantu Anda memahami atau bahkan
menyembuhkan Anda. Untuk orang yang jarang atau mungkin
belum pernah mengalaminya, saya sangat menyarankan
Anda membaca buku ini. Juga untuk Anda yang pernah atau
sering mengalaminya, buku ini oke banget untuk mengasah
kemampuan kita ke tingkat yang lebih tinggi. Buku ini sangat
cocok untuk orang yang bergelut dan tertarik dalam bidang
psikologi karena isinya menarik, meskipun butuh konsentrasi
penuh ketika membacanya. Saya sarankan untuk membaca

buku ini samapi akhir baru ikuti petunjuk yang ada. Jangan
lupa, siapkan stabilo untuk menandai hal penting di dalamnya.
Selamat membaca dan ber-lucid dream!
______

(Dian Ayuningtyas, ibu rumah tangga dan pemerhati anak)

Setiap orang mungkin pernah mengalami dan merasakan


lucid dream, tetapi tidak semua tahu dan menyadarinya. Buku
ini menjelaskan dengan detail apa itu lucid dream dan apa
manfaat. Siapa menyangka, mimpi ternyata bisa bermakna dan
bermanfaat dari hanya sekadar mimpi.
______

(Hapsari Hanggarini, ibu rumah tangga dan penulis beberapa

novel)

Buku ini menarik karena dapat mengajarkan kita bagaimana


cara mengeksplor kemampuan otak lebih jauh. Wajib dicoba
oleh orang-orang yang ingin mengembangkan kemampuan
otaknya.
______

(Silvia Sani, mahasiswi FMIPA Biologi UI)

Dini Savila

Lucid Dream
Seni Meningkatkan Potensi Diri

Lucid Dream: Seni Meningkatkan Potensi Diri


Penulis
Penyunting
Perancang Sampul
Perancang Isi

: Dini Savila
: Aprina Tri Retnaningrum
: Amir Hendarsah
: Amir Hendarsah

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Cetakan I, 2014
Penerbit: Kana Media
Gedung Galangpress Center
Jln. Mawar Tengah No. 72 Baciro Yogyakarta 55225
Tel. (0274) 554985, Faks. (0274) 556086
Email: kana.media@galangpress.com
Website: www.galangpress.com
Perpustakaan Nasional RI: Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Savila, Dini
Lucid Dream: Seni Meningkatkan Potensi Diri
Yogyakarta, Kana Media
Cet. I, 2014; 140 x 210 mm; 136 hlm
ISBN 978-602-267-021-6
I. Pengembangan Diri
II. Judul

III. Retnaningrum, Aprina Tri

Dicetak oleh:
Percetakan Galangpress
Gedung Galangpress Center
Jln. Mawar Tengah No. 72 Baciro Yogyakarta 55225
Tel. (0274) 554985, 554986 Faks. (0274)556086
Email: produksi.galang@galangpress.com

PRAKATA

Lucid dream, sebuah istilah yang masih asing bagi sebagian


besar orang di Indonesia. Dilihat dari asal katanya, tentu saja hal
ini berkaitan dengan mimpi. Tapi, maksudnya mimpi apa, ya?
tanya teman saya tentang istilah lucid dream.
Saya mafhum dan merasa wajar jika hal ini baru diketahui
oleh sebagian orang. Lucid dream memang bukan hal yang
secara terang-terangan berkaitan dengan dunia psikologi, alias
masih ada dalam ranah mimpi itu sendiri. Teman yang saya
beri pertanyaan tersebut adalah seorang mahasiswi psikologi
tingkat dua yang mengaku tidak pernah mendengar istilah itu.
Istilah lucid dream saya temukan secara tidak sengajakira-kira
setahun lalusaat saya sedang asyik menjelajahi dunia maya
dan menemukan post menarik. Post tersebut lalu saya publish
di catatan sebuah jejaring sosial. Karena mendapat tanggapan
yang cukup menarik, malam itu saya tertarik untuk mencoba
lucid dream.
Seiring dengan isi jurnal mimpi yang kian malam kian
tebaldipenuhi oleh tulisan-tulisan pribadi tentang mimpi,
saya lalu mencari banyak hal tentang lucid dream. Ada beberapa
website asli Indonesia yang menjadi acuan dalam mempelajari
lucid dream. Namun, kebanyakan sumber tersebut saya dapatkan

dari ebook versi luar negeri. Berbekal modifikasi dari beberapa


teknik yang dirasa ampuh, saya mencoba menggeluti dan
menajamkan ilmu itu setiap akan pergi tidur. Hasilnya, terkadang
berhasil, terkadang tidak. Itulah yang saya alami pada bulanbulan pertama saat mencoba lucid dream. Saat itu, jurnal mimpi
tersebut masih banyak yang bolongtidak terisi penuh.
Satu hal yang menarik perhatian saya, banyak sumber
yang tersedia dalam bahasa Inggris, namun hingga kini belum
ada buku panduan yang membahasnya. Awalnya, pertanyaan
ini hanya selintas menghampiri pikiran. Namun malam harinya,
ternyata saya tidak ber-lucid. Saya bermimpi menggunakan
sebuah buku dan mengajak orang-orang untuk saling berbagi
mimpi-nya dengan ber-lucid dream. Ada pula teman lain
yang sedang berdiskusi dan meminta saya menjadi co-dreamer
mereka, alias ber-partner mimpi.
Pagi harinya, saya terbangun dan terbengong. Benarkah
hal itu dapat terjadi? Entah buku apa atau karangan siapa yang
saya pegang saat itu. Namun, hal ini saya jadikan pengingat
penting bahwa harus ada yang memulai untuk mengumpulkan,
menyaring, mengekstrak informasi, serta membagikannya
kepada teman-teman serta seluruh masyarakat Indonesia
mengenai ilmu lucid dream.
Saya percaya bahwa ada perkembangan untuk sesuatu
yang lebih baik dan inilah yang saya harapkan terjadi pada ilmu
lucid dream. Perkembangan akan membawa kita menuju evolusi
pribadi ke arah positif.

Terima kasih kepada seluruh praktisi dan mentor yang


secara tidak langsung menjadi guru besar pribadi saya hingga
kini. Tanpa mereka, saya tidak akan dapat berkenalan atau
bahkan menyelami lebih jauh tentang ilmu ini. Terima kasih pula
kepada pihak penerbit yang bersedia memfasilitasi terbitnya
buku ini sampai ke tangan pembaca.
Akhir kata, selamat membaca dan selamat menemukan
keajaiban yang hadir dalam mimpi Anda malam ini.

DAFTAR ISI

Prakata _ 5
Pendahuluan: Sekilas tentang Lucid Dream _ 13
A.
B.
C.
D.
E.

Apa Itu Lucid Dream? _ 13


Sejarah Lucid Dream _ 14
Perbedaan Lucid Dream dengan OBE _ 17
Seberapa Amankah Lucid Dream Dilakukan? _ 19
Siapa Saja yang Bisa Melakukan Lucid Dream? _ 22

Bab 1. Memulai Lucid Dream: Sudah Siap? _ 25


Beberapa Fakta Seputar Mimpi dan Lucid Dream _ 26
Persiapan Awal _ 36
Teknik Memasuki Lucid Dream _ 40
Kebiasaan untuk Memasuki Fase Lucid Dream _ 51
Kontrol Awal Lucid Dream _ 54
Tipe Arahan Lucid Dream _ 55
Menjaga Diri Tetap Berada pada Kondisi Lucid Dream _
59
H. Keluar dari Mimpi atau Lucid Dream _ 60
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.

Bab 2. Jurnal Mimpi: Membuat Jurnal Mimpi Versi Diri


Sendiri _ 63
A. Apa Itu Jurnal Mimpi? _ 63
B. Kegunaan Jurnal Mimpi _ 64
C. Menyiapkan Jurnal Mimpi _ 69
9

D.
E.
F.
G.
H.

Cara Mengisi Jurnal Mimpi _ 69


Contoh Sederhana Analisis Mimpi _ 72
Lupa pada Isi Mimpi _ 74
Mendata Dream Sign Versi Diri Sendiri _ 75
Penggunaan Jurnal Mimpi untuk Memasuki Lucid Dream
_ 77
I. Membuat Mimpi Versi Diri Sendiri (MADMaking a
Dream) _ 80
J. Penggunaan Jurnal Mimpi untuk Pengontrolan Lucid
Dream Tingkat Lanjut _ 82

Bab 3. Lucid Dream untuk Tujuan Khusus: Gunakan Sesuai Keinginan _ 87


A. Mengatur Tingkatan Lucid Dream _ 87
B. Menggunakan Lucid Dream untuk Melatih Kepekaan
Mental (Precognition Dream)_ 93
C. Menggunakan Lucid Dream untuk Menghitung Posibilitas _ 95
D. Lucid Dream untuk Memasuki Alam Astral (Bagian Awal)
_ 98

Bab 4. Lucid Dream: Kaitannya dengan Kehidupan Kita



_ 101
A. Lucid Dream untuk Kesehatan _ 102
B. Lucid Dream untuk Pengambilan Keputusan dalam Bisnis _ 104
C. Lucid Dream untuk Olahragawan, Pemusik, dan Entertainer _ 106
D. Lucid Dream untuk Para Rohaniwan _ 109
E. Lucid Dream untuk Mengasah Indra Keenam _ 111

10

Bab 5. Penutup _ 115


A. FAQ Seputar Lucid Dream _ 115
B. Testimoni Mengenai Lucid Dream _117
C. Daftar Istilah _ 118

Daftar Pustaka _ 122


Lampiran _ 123
A. Sekilas Mengenai Gelombang Otak Manunia _ 123
B. Brainwave Entrainment _ 127
C. Penggunaan Brainwave Entrainment untuk Masuk pada
Fase Lucid Dream _ 133
D. Varian Penggunaan Brainwave Entrainment _ 134

Profil Penulis _ 136

11

PENDAHULUAN:
Sekilas tentang Lucid Dream

A.

Apa itu Lucid Dream?

Pernahkah kita menyadari bahwa kita sedang bermimpi saat


tengah berada di alam mimpi? Jika ya, artinya kita pernah
mengalami fenomena yang disebut lucid dream.
Lucid dream atau keadaan sadar saat mimpi berasal dari
kata Latin lux yang berarti cahaya; dan dream yang artinya
mimpi. Lucid dream bisa diartikan sebagai mimpi yang jelas atau
mimpi yang terang. Kejelasan yang dimaksud adalah tingkat
kesadaran yang kita rasakan saat mengalami mimpi. Seseorang
yang merasakan sedang bermimpi pada saat tidur memiliki
tingkat kesadaran yang berbeda. Ada yang hanya sadar, namun
tidak dapat mengendalikan mimpinya secara penuh. Ada pula
yang tersadar penuh hingga dapat mengendalikan seluruh alam
mimpinya.
Tingkat kesadaran tersebut dipengaruhi oleh aktivitas
otak saat berada dalam fase mimpi. Tingkatan tersebut ada
bermacam-macam, mulai dari yang separuh sadar (hanya
menyadari bahwa sedang bermimpi, namun belum bisa
menggunakan logika), kesadaran penuh (dapat mengubah serta
mengendalikan mimpi), hingga kesadaran tinggi (merasa lebih
hidup daripada saat berada di dunia realitas atau merasakan
13

indra yang lebih tajam daripada seharusnya). Saat memiliki


tingkat kesadaran penuh, kita dapat mengatur mimpi yang
sedang kita alami sebebas-bebasnya. Inilah yang menjadi daya
tarik utama fenomena lucid dream.
Banyak hal yang dapat dieksplorasi dan dijelajahi
dengan lucid dream seperti melakukan hal-hal yang kita sukai,
mengeksplorasi dunia mimpi dengan latar petualangan,
memunculkan ide atau kreativitas terpendam, menguji suatu
prototipe, melatih fisik melalui pikiran, hingga mencoba
menggubah musik dan berkomunikasi dengan alam bawah
sadar untuk pemecahan masalah pribadi. Dalam hal ini, kita
yang memilih, mengatur, melihat, menerima, dan merasakan
mimpi yang akan kita ciptakan sendiri. Tentu saja ada hal-hal
yang tidak dapat dilakukan jika ego bawah sadar tidak berkenan
melakukannya seperti hal-hal yang berkenaan dengan Tuhan
atau sesuatu yang tidak dapat dijangkau oleh pikiran manusia.
Namun terlepas dari hal tersebut, telah banyak orang yang
sukses mencicipi pengalaman luar biasa lewat lucid dream
seperti mencoba time travelling atau menjelajah luar angkasa
lewat pikiran mereka di alam mimpi.
B.

Sejarah Lucid Dream

Beribu abad lalu, manusia menyadari kemampuannya untuk


sadar ketika berada di alam mimpi, lalu menggunakan mimpinya
untuk keperluan khusus. Sejak 3000 SM, masyarakat Mesir Kuno
percaya bahwa saat seseorang tertidur maka tubuh halus-nya
akan keluar dari raga dan pergi ke alam mimpi. Hal ini didukung
14

oleh anggapan masyarakat Yunani Kuno yang percaya bahwa


mimpi merupakan bagian simbolis yang sangat penting dan
tidak terpisahkan dari hidup. Saat itu memang ditemukan banyak
ukiran dan pahatan yang dibuat khusus untuk menceritakan
mimpi para raja dan tabib tinggi Mesir.
Lima ratus tahun kemudian, filsuf Aristoteles menyumbang
hipotesisnya mengenai mimpi dengan menyatakan bahwa kita
akan terbangun bila tubuh sudah selesai melakukan fungsi
pengolahan makanan dengan baik. Pada awal abad ke-5,
ditemukan sebuah dokumen berupa surat dari seseorang
bernama St. Augustine berisi pernyataan bahwa dirinya tersadar
ketika sedang bermimpi. Menyusul pada abad ke-8, para
Buddhis asal Tibet meluncurkan buku berjudul Tibetan Book of
The Dead yang berisi tentang seluk-beluk Dream Yogaseni
mengendalikan mimpi dengan meditasi khusus dan pemusatan
energi pada cakra tertentu.
Ren Descartes mengemukakan pendapatnya mengenai
mimpi yang sangat jelas (vivid dream) dan hubungannya dengan
persepsi sadar seseorang pada awal abad ke-16. Berdasarkan
studi mengenai vivid dream, Marquis dHervey de Saint-Denys
pada awal abad ke-19 menerbitkan buku yang merupakan jurnal
pribadinya selama 20 tahun serta pengalamannya mengenai
lucid dream dan seluk-beluk mimpi. Setelah Marquis menerbitkan
jurnal pribadinya, seorang psikolog mimpi asal Belanda, Frederick
Van Eeden, mengungkapkan istilah lucid dream untuk pertama
kalinya dan memublikasikan jurnal mimpinya yang berjudul A
Study of Dream.
15

Anda mungkin juga menyukai