Anda di halaman 1dari 8

KEBOHONGAN

ADIL

Anggota : 1. 2. 3. 4. 5. Jeffri Sindrian A. Septian Ade H. Faiz Yuzki A. Agus Muntolifi Fajar Luthfi A. 0810630065 0810633082 0810630051 0810630026 0810630052

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas brawijaya Malang 2012

KEBOHONGAN 1. Definisi Kebohongan Kebohongan adalah jenis penipuan dalam bentuk pernyataan yang tidak benar, terutama dengan maksud untuk menipu orang lain, seringkali dengan niat lebih lanjut untuk menjaga rahasia atau reputasi, perasaan melindungi seseorang atau untuk menghindari hukuman atau tolakan untuk satu tindakan. Berbohong adalah menyatakan sesuatu yang tahu tidak benar dengan maksud bahwa seseorang akan membawanya untuk kebenaran. Berbohong biasanya digunakan untuk merujuk kepada penipuan dalam komunikasi lisan atau tertulis. Bentuk lain dari penipuan, seperti penyamaran atau pemalsuan, biasanya tidak dianggap sebagai kebohongan meskipun maksud yang mendasarinya mungkin sama.

2. Ciri-ciri orang berbohong 1. Penelitian membuktikan berbohong bisa menyebabakan jaringan di hidung membesar. Jadi saat berbohong seseorang akan memeganh hidungnya tanpa sadar 2. Saat berbohong, seseorang akan menghindar menatap mata langsung orang yang dibohonginya. Orang yang suka bohongpun biasanya akan suka mengucek-ucek matanya. 3. Orang yang suka berbohong juga suka menyentuh telinga. Menurut penelitian berbohong bisa menyebabkan rasa sedikit gatal di leher. Orang yang berbohong pun akan menggrauk lehernya. Jenis-jenisKebohongan . 1) Bohong mengenai perasaan a. Bohong mengenai afeksi : b. Bohong mengenai emosi c. Bohong mengenai pendapat d. Bohong mengenai evaluasi terhadap orang, objek atau kejadian tertentu e. Bohong menyatakan sesuatu lebih positif atau lebih negatif Bohong mengenai pencapaian atau pengetahuan. a. Bohong mengenai prestasi b. Bohong mengena ipemenuhan sesuatu c. Bohong mengenai kegagalan d. Bohong mengenai kekurangan e. Bohong mengenai pengetahuan atau kurangnya pengetahuan Bohong mengenai tindakan, rencana dan tempat berada: a. Bohong mengenai apa yang telah dilakukan

2)

3)

4)

b. Bohong mengenai apa yang sedang dilakukan c. Bohong mengenai apa yang akan dilakukan d. Bohong mengenai tempat dimana dulu berada e. Bohong mengenai tempat dimana saat ini sedang berada f. Bohong mengenai tempat dimana akan berada Bohong mengenai penjelasan atau alasan a. Bohong mengenai fakta objek b. Bohong mengenai fakta kejadian c. Bohong mengenai fakta orang d. Bohong mengenai fakta kepemilikan

3.

Faktor- faktor Penyebab Kebohongan 1. Faktor kepribadian, yakni adanya pribadi-pribadi tertentu yang cenderung untuk selalu berbohong 2. Faktor konteks sosial, yakni adanya konteks sosial tertentu yang membuat orang melakukan kebohongan. 3. Faktor kemanfaatan bagi pembohong, yakni adanya kemanfaatan yang dicapai bagi pelaku kebohongan. 4. Faktor kemanfaatan bagi orang lain, yakni adanya kemanfaatan bagi orang lain.

4.

Alasanberbohong Ada beragam alasan orang untuk berbohong. 1. Untuk membangun kesan positif. Alasan ini dilakukan untuk melindungi diri dari keadaan yang memalukan dari dirinya, agar tidak mendapatkan celaan. 2. Untuk mendapatkan keuntungan pribadi Alasan ini dilakukan supaya keuntungan hadir bagi diri pelakunya.

3. Untuk menghindari hukuman Di balik suatu kesalahan yang dilakukan selalu ada hukuman, dan orang cenderung akan menghindarinya. Baik itu hokum positif maupun norma sosial. 4. Untuk kebaikan orang lain Implikasinya kebohongan dilakukan supaya orang lain mendapatkan keuntungan dari kebohongan yang dilakukan.

5. Kebohongan dilakukan untuk kepentingan hubungan social hal ini dilakukan dengan asumsi bahwa kebanyakan orang merasa dihargai ketika orang lain memberikan pernyataan yang sifatnya positif.

Cara Mendeteksi Kebohongan a. Ucapanya Tidak konsisten Bila setiap kali anda bertanya pertanyaan yang sama di menjawab tidak konsisten. Itu menandakan ada sesuatu yang di sembunyikan . Misal nya ketika Anda bertanya sedang ada di mana, detik itu dia menjawab sedang rapat di kantor Namun. Sore hairnya Anda bertanya lagi dengan kalimat yang berbeda, dia memberi jawaban yang lain pula. Coba Anda desak lagi dengan mengatakan, Tadi pagi kayaknya kamu bilang lagi rapat di kantor deh, kok sekarang kamu bilang bertemu dengan klien sih. Biasanya dia akan ngeles alias mencoba menghindar, atau mencari topik pembicaraan yang baru. b. Jawaban Terlalu Detail Bila Anda hanya memberu pertanyaan sederhana , namun dia menjawab secara detail, itu juga menunjukkan dia sedang berbohong. Misalnya, Anda bertanya Kok baru datang darimana saja? Lalu ia menjawab. Dari bengkel betulin mobil mesinya nggak bisa di stater, eh tadi di bengkel ketemu teman lama, teman SMP, yaudah kebetulan pemilik bengkelyaitu temannya. Enggak enakkan ninggal begitu saja.jadilah kitangobrol lagi. Jadinya telat deh sampe kesini. Menurut Newberry (seorang agen federal berpengalaman) dia sudah mempersiapkan jawaban secara rinci agar tidak ketahuan oleh anda.

c. Gagap atau Speechles Cara lain yang bisa anda lakukan untuk menangkap kebohongan adalah dengan melontarkan pertanyaan yang tak terduga atau d luar konteks. Misalnya kalau anda dan dia sedang seru-seruan ngobrol tentang film, coba selipkan pertanyaan lain. Kalu dia terlihat gagap, speechless, atau bahkan tidak mampu menjawab, itu juga tanda dia sedang berbohong. Sekitar 40% orang yang berbohong tidak akan bisa menjawab pertanyaan tak terduga dan di luar konteks. d. Cari Tahu Kebenaran Anda juga sebaiknya jangan buru-buru berprasangka buruk dulu dengan kebohonganya. Pasalnya bisa saja meski dia terindikasi berbohong, pasti adalah yang dilontarkan dengan benar. Lebih penting mengetahui kebenaran daripada sebuah kebohongan. Karena itu lebih baik anda ketahui kebenaranya dan cari penyebab mengapa dia melakukan kebohongan. Mengetahui penyebab kebohongan pria lebih penting ketimbang anda mempermasalahkan kebohongan yang dilakukan.

Pengaruh Berbohong bagi Kesehatan Manusia

Kajian penelitian aspek berbohong dari tinjauan kesehatan kekinian telah dapat diungkap bahwa perilaku bohong menjadi penyebab timbulnya penyakit jantung koroner, stroke dan gagal jantung pada pelakunya.Sehat adalah suatu kondisi tubuh, baik fisik maupun mental yang berfungsis ecara normal. Berbohong yang merupakan perilaku ternyata memiliki pengaruh terhadap kondisi fisik dan non fisik tubuh kita. Ketika seseorang berbohong, maka yang timbul adalah emosi negatif yang berkembang menjadi stres yang dipendam, dan tanpa sadar psikosomatis terpicu. Psikomatis adalah gangguan psikis yang tampil dalam bentuk gejala-gejala fisik. Bentuk gangguan psikomatis misalanya, naiknya tekanan darah, naiknya kadar asam lambung, sesak nafas, insomnia, alergi kulit hingga nafsu makan yang hilang. Awalnya bukan pada gejala fisik, namun dengan adanya pikiran negative atau masalah emosi, maka berdampaklah pada fisik tubuh. Tubuh seseorang yang berbohong tersebut banyak mengeluarkan hormon yang besarannya seakan sama dengan seseorang yang sedang menghadapi pilihan yang sangat sulit untuk diputuskan saat itu juga, misalnya lari kencang. Berbohong akan selalu menyertai pelakunya. Perasaan bersalah dan gelisah akan menyebabkan hormone stress keluar sangat beragam, dan pada umumnya adalah kortisol dan norepinefrin. Hormon ini menyebabkan degup jantung dan tarikan nafas meningkat, system pencernaan melemah, saraf dan otot menjadi sensitif.

Efeknya mungkin tidak serius, tapi seiring waktu, berbohong dapat menyebabkan kondisi, seperti penyakit jantung koroner, stroke, kanker, diabetes, dan gagal jantung. Tekanan darah meningkat dalam hati ketika anda berbohong. Inilah yang dapat mengancam hidup anda dalam jangka waktu lama," kata Dr Smith, seperti dikutip dari Betty confidential. Sebagai informasi, kaitan antara tekanan darah dan berbohong seperti ditunjukkan alat pendeteksi kebohongan. Polygram atau lie detector bias akurat menguji kebohongan karena alat ini mengukur tekanan darah seseorang. Kortisol sendiri meningkatkan kadar gula darah dan menekan system kekebalan tubuh, sedangkan norepinefrin memicu timbulnya respon yang membuat detak jantung semakin cepat dan tekanan darah meningkat cepat. Berbohong sesekali saja memang tidak langsung membuat pelakunya terkena stroke, namun jika menjadi kebiasaan seiring dengan komplikasi tekanan darah tinggi, juga dapat beresiko terkena penyakit yang sama dengan seseorang yang mengalami stress kronis, seperti kanker, diabetes, jantung koroner, stroke dan gagal jantung kongestif. Menurut hasil penelitian pada November 2010 oleh Departemen Psikologi Universitas Ghent di Belgia dan telah dipublikasikan jurnal Consciousness and Cognition, telah diungkapkan bahwa sering berkata jujur membuat seseorang sulit berbohong, dan sering berbohong membuat seseorang lebih mudah berbohong. Mereka yang berbohong setiap hari atau telah menyimpan rahasia besar selama bertahun-tahun dimungkinkan akan lebih beresiko mengalami gangguan kesehatan dibandingkan yang jarang atau tidak pernah berbohong.

Anda mungkin juga menyukai