PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Arti dan makna kebohongan
Kebenaran adalah soal kesesuaian antara apa yang diklaim sebagai diketahui
dengan kenyataan yang sebenarnya. Benar dan salah adalah soal sesuai tidaknya
apa yang dikatakan dengan kenyataan sebagaimana adanya. Secara umum orang
merasa bahwa tujuan pengetahuan adalah untuk mencapai kebenaran. Problematik
mengenai kebenaran merupakan masalah yang mengacu pada tumbuh dan
berkembangnya ilmu filsafat.
Berdusta dan Saksi Dusta. Berdusta berarti mengatakan yang tidak benar untuk
menyesatkan. Dusta adalah pelanggaran paling serius terhadap kebenaran.
Berdusta berarti berbicara atau berbuat melawan kebenaran untuk menyesatkan
orang yang mempunyai hak untuk mengetahui kebenaran.
Asal Bapak Senang (ABS). Asal Bapak Senang (ABS) adalah kata-kata dan sikap
manis yang dilakukan hanya sekadar untuk menyenangkan atasan, meskipun jauh
dari kebenarannya. Kata-kata dan sikap itu hanyalah formalitas belaka.
Fitnah dan Umpatan. Fitnah dan umpatan ini sangat jahat, sebab yang difitnah
tidak hadir dan tidak selalu mengetahuinya sehingga sering kali tidak dapat
membela diri. Fitnah dapat berkembang tanpa saringan.
2. Malu
Beberapa orang tidak ingin membiarkan orang lain tahu rahasia terdalam mereka,
yang dapat membuat orang lain menghakimi mereka. Sikap ini kemudian
memunculkan keinginan untuk berbohong agar dapat menutupi kekurangan atau
rahasia yang disembunyikan.
Mengatakan kebenaran itu sangat rumit dan sulit, dan bisa mempengaruhi hidup
seseorang secara negatif. Alhasil, berbohong menjadi cara termudah untuk
mengatasi masalah tersebut.
Seseorang yang berbohong di dalam dirinya akan muncul perasaan takut jika suatu
waktu kebohongannya akan diketahui orang lain. Perasaan menjadi tidak tenang,
karena hanya memikirkan hal tersebut. Ketidakjujuran juga akan membuat
seseorang menjadi tidak fokus yang bisa berdampak pada saat tidur,saat melakukan
aktivitas, sering salah dalam berbicara dan sebagainya.
seseorang yang sering berbohong akan susah untuk berhenti dari kebiasaan buruk
tersebut. Satu kebohongan akan memunculkan puluhan kebohongan lainnya.
Sebab, saat berbohong seseorang akan menutupi kebohongannya dengan
kebohongan yang lain agar tetap dipercaya orang lain. Biasanya orang yang sering
berbohong akan mengeluarkan banyak alasan, sanggahan atau pendapat saat orang
lain mulai mempertanyakan tentang kebenaran hal yang diucapkan.
4.Sulit Dipercaya
========================
"Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus
dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu
engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum."
Perkataan yang keluar dari mulut kita seringkali tidak kita perhatikan. Kita sibuk
menjaga perilaku kita, tidak korupsi, tidak curang dalam bekerja atau berdagang,
tidak menyakiti orang lain secara fisik, tetapi lupa bahwa ucapan-ucapan yang
keluar dari mulut kita pun tidak terlepas dari pertanggungjawaban kita nanti.
Yesus sudah mengingatkan kita akan hal ini. "Tetapi Aku berkata kepadamu:
Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada
hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan
menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum." (Matius 12:36-37). Itu artinya,
segala kata yang keluar dari mulut kita, baik yang kita sadari maupun tidak
haruslah kita pertanggungjawabkan kelak pada hari penghakiman. Ini jelas
merupakan sesuatu yang serius yang harus kita sikapi dengan baik sejak dini.
Dari ribuan kata yang kita keluarkan perhari, apakah kita sudah mewaspadai
bahwa semua itu tidak berisi hal-hal yang bisa mengancam keselamatan kita?
Tidak saja untuk hari penghakiman kelak, tetapi dalam kehidupan kita sehari-hari
pun kita bisa dijauhkan dari resiko mendapat masalah karena ucapan-ucapan yang
keluar dari mulut kita. Pepatah mengatakan "mulutmu adalah harimaumu", itu
sungguh benar. Jika tidak hati-hati, kita bisa binasa diterkam oleh apa yang keluar
dari mulut kita. Sekali lagi, memang tidak mudah. Namun kita bisa mulai belajar
untuk mengendalikan omongan kita dan mengawasi segala sesuatu yang kita
ucapkan hari ini juga. Ingatlah bahwa kelak semua harus kita
pertanggungjawabkan. Oleh karena itu, isilah hati kita dengan firman Tuhan dan
pikiran-pikiran kita dengan segala sesuatu yang positif. Hiduplah terus bersama
tuntunan Roh Kudus yang akan memampukan kita untuk menjaga mulut kita.
• alam sebagai fakta dengan segala hukumnya adalah absolut, tetapi ilmu
pengetahuan alam yang ditemukan manusia bersifat relatif. Sebagai contoh, bahwa
Al-Qur; an menjelaskan bahwa planet itu ada sebelas (ihda ‘asyrata kaukaban),
tetapi para ahli astronomi menyebutkan hanya sembilan. Demikian puluhan tahun
pendapat itu mendominasi. Kemudian ditemukan lagi satu planet sehingga
berjumlah 10, kini terakhir ditemukan satu planet lagi sehingga menjadi sebelas.
Jadi jumlah planet sebagai fakta adalah absolut namun pengetahuan manusia
tentang planet bersifat relatif.
• Untunglah turun wahyu. Fungsi wahyu adalah untuk membantu manusia agar
jangan terlalu
• Untunglah turun wahyu. Fungsi wahyu adalah untuk membantu manusia agar
jangan terlalu lama atau jangan terlalu sulit menemukan kebenaran, terutama
dalam persoalan-persolan metafisika atau tentang hakikat sesuatu. Dan sangat
mungkin kalau hanya mengandalkan kekuatan nalar semata, terlalu banyak hal
yang tak dapat ditemukannya padahal ilmu sangat penting dimiliki untuk bekal di
dunia ini, misalnya apa arti hidup, apa itu mati, bagaimana setelah mati, apa itu
syetan dan bagaimana sikap manusia terhadap syetan. Wahyu memberikan
informasi seputar masalah -masalah di atas yang tidak mungkin dapat ditemukan
melalui penelitian empirik.
• Manusia dengan rasio yang berfikir berlandaskan kausality, tidak dinilai serba
mampu untuk
• Manusia dengan rasio yang berfikir berlandaskan kausality, tidak dinilai serba
mampu untuk mencapai segenap ilmu, karena rasio memiliki daya deteksi yang
terbatas. Oleh karena itu, apabila rasio dijadikan sebagai ukuran segenap
kebenaran agaknya terlalu riskan
• Sedangkan Rational science ialah kebenaran yang bersumber kepada rasio (akal).
Benar tidaknya
• Sedangkan Rational science ialah kebenaran yang bersumber kepada rasio (akal).
Benar tidaknya sesuatu diukur oleh signifikansi hubungan antara sebab dan akibat.
Apabila terjadi hubungan sebab dan akibat yang jelas, maka itu dikatakan logis,
rasional dan dianggap benar. Tetapi jika hubungan antara sebab dan akibat itu tidak
nampak jelas maka dinilai tidak rasional dan salah.
• Di luar Empirical science dan Rational science adalah belief (kepercayaan)
semata-mata dan
Kebenaran adalah soal kesesuaian antara apa yang diklaim sebagai diketahui
dengan kenyataan yang sebenarnya. Benar dan salah adalah soal sesuai tidaknya
apa yang dikatakan dengan kenyataan sebagaimana adanya.contoh bentuk
kebohongan adalah bersaksi dusta,rekayasa atau manipulasi,fitnah.orang bisa
melakukan kebohongan karena kebiaasaan,perasaan malu,atau Karena dirinya
tidak mau menyakiti hati orang lain.Setelah kebohongan dilakukan pasti muncul
rasa tidak tenang di dalam diri manusia dan jika sampai kebohongan tersebut
diketahui oleh orang lain maka akan muncul rasa tidak percaya akan dirinya. Ayat
bacaan: Matius 12:36-37 telah memaparkan tentang perihal kebenaran yang
bunyinya sebagai berikut:
"Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus
dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu
engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum."
Perkataan yang keluar dari mulut kita seringkali tidak kita perhatikan. Kita sibuk
menjaga perilaku kita, tidak korupsi, tidak curang dalam bekerja atau berdagang,
tidak menyakiti orang lain secara fisik, tetapi lupa bahwa ucapan-ucapan yang
keluar dari mulut kita pun tidak terlepas dari pertanggungjawaban kita nanti.